2. Data Kecelakaan 2005 - 2008
Unit / Dept
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
LVP ME EN WH QC Eng SVP GA QA
Unit / Dept
Jumlah
Kejadian
2005 2006 2007 2008(mei )
3. Data Kecelakaan 2005 - 2008
Karyawan Tetap - Kontrak - Harian
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Pekerja Tetap Pekerja Kontrak Pekerja Harian
Unit / Dept
Jumlah
Kejadian
2005 2006 2007 2008(mei )
4. Data Kecelakaan 2005 - 2008
Luar - Dalam Pabrik
0
2
4
6
8
10
12
14
Di luar Pabrik DalamPabrik
Unit / Dept
Jumlah
Kejadian
2005 2006 2007 2008(mei )
5. Data Kecelakaan 2005 - 2008
Bagian Tubuh
0
1
2
3
4
5
6
7
Jari Tangan Tangan Hidung Kepala Kaki Pinggang
Bagian Tubuh
Jumlah
2005 2006 2007 2008(mei )
13. Penyebab Langsung :
• Tindakan Membahayakan (Un Safe Action) :
– Korban memperbaiki baut body / rangka mesin sambil
duduk jigang di atas bordes, dan korban tidak sadar
bahwa kaki kiri masuk di area gerakan mesin robot.
• Kondisi Membayakan (Un Safe Condition) :
– Cover Pengaman Mesin Robot tidak ada (di pindah
ke depan, krn yang depan pecah).
14. Penyebab Dasar :
• Faktor Personil :
– Lemahnya pengetahuan korban (lack of knowledge).
– Lemahnya ketrampilan korban (lack of skill).
• Faktor Pekerjaan :
– Tidak memadainya kepemimpinan atau supervisi
– Tidak memadainya per-alatan kerja dan proses
pemeliharaan atau perawatan.
15. OHSAS 18001
Mencegah & Mengurangi Kecelakaan
OH&S Policy
Planning
• Planning for Hazards Identification,
Risk Assessment & Risk Control
• Legal & Other Requirements
• Objectives
• OH&S Management Programme(s)
Continual Improvement
Management Review
Checking and Corrective Action
• Performance Measurement & Monitoring
• Accidents, Incidents, Non Conformances and
Corrective and Preventive Action
• Records & Records Management
• Audit
Implementation and Operation
• Structure & Responsibility
• Training, Awareness & Competence
• Consultation and Communication
• Documentation
• Document & Data Control
• Operational Control
• Emergency Preparedness & Response
16. MANAJEMEN RESIKO
“Merupakan proses pada saat
sekarang yang menentukan dampak
dari kegiatan organisasi di masa
lalu, sekarang dan yang berpotensi
terjadi di masa mendatang”.
17. ISTILAH & TUJUAN
• ‘Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan’.
( Istilah Lingkungan )
• ‘Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR)’.
( Istilah Sistem Manajemen K3 )
• Tujuan akhir dari proses tersebut yaitu, “ingin mengetahui
besar kecilnya dampak atau resiko yang diakibatkan oleh
kegiatan, produk atau jasa setiap organisasi baik kegiatan
rutin maupun non rutin yang selanjutnya harus dikendalikan
seminimal mungkin”.
18. Hukum Heinrich
Pengertian dari angka tersebut
Perhatian “Dari dibalik setiap
kecelakaan serius (meninggal or
cidera serius), terdiri atas 29
kecelakaan dengan cidera ringan
dan 300 “nyaris cidera" dari setiap
kejadian.
* Heinrich's law: A theory put forward by the
American engineer H.W. Heinrich, extracted
from analysis of statistics on labor accidents
Meninggal, Cidera serius
1
Cidera ringan
29
Nyaris cidera
300
1:29:300
19. “Memprediksi bahaya”
Sumber
bahaya
Kecelakaan
Nyaris cidera
Sesuai identifikasi
- Menjaga keselamatan
Batas
menghindar
Memprediksi bahaya artinya
membaca “Apa yang akan
terjadi berikutnya" dari
kondisi sekarang."
Maka diperlukan untuk
menghadapi berbagai
kondisi bahaya saat
bekerja.
Tinggi
Rendah
Sensitivity
to danger
20. TANGGUNG JAWAB
Management Representatives bertanggung jawab
untuk :
- Menyusun Program Manajemen K3 berdasarkan
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko.
- Mengkomunikasikan Program Manejemen K3 yg
telah ditetapkan kepada seluruh karyawan.
Pimpinan Departemen bertanggung jawab untuk :
- Mengidentifikasi bahaya dan risiko sesuai dengan
kegiatan operational didepartemen masing-masing.
- Menyusun Target dan program peningkatan kinerja
K3 departemen dan memantau pencapaian setiap
bulan.
- Mengkomunikasikan Identifikasi, Terget dan
Pencapaian program peningkatan kerja K3 kepada
seluruh karyawan di departemennya.
21. TAHAPAN I.B.P.R
1. Mengidentifikasi seluruh proses / area yang ada dalam
organisasi.
2. Mengidentifikasi sebanyak mungkin ‘Potensi Bahaya’ (aspek
bahaya) pada setiap proses / area yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Identifikasi potensi bahaya dilakukan pada saat
proses berjalan normal, abnormal, emergency maupun dalam
keadaan maintenance.
3. Mengidentifikasi sebanyak mungkin ‘Tingkat Resiko Bahaya’
(dampak bahaya) yang berkaitan dengan setiap aspek yang
diidentifikasi.
4. Mengevaluasi besar kecilnya tingkat resiko bahaya untuk
menentukan prioritas pengendalian terhadap resiko yang mungkin
terjadi.
22. IDENTIFIKASI BAHAYA
Tiga pertanyaan dasar untuk
identifikasi bahaya :
Apakah ada suatu sumber celaka
/ bahaya ?
Siapa / Apa yang dapat celaka ?
Bagaimana dapat terjadi ?
23. CARA MELAKUKAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada
dalam segala kegiatan.
2. Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek K-3
pada setiap proses/area yg telah diidentifikasi
sebelumnya.
3. Identifikasi K-3 dilakukan pada suatu proses
kerja baik pada kondisi N O R M A L ,
A B N O R M A L , E M E R G E N C Y dan
M A I N T E N A N C E
24. KATAGORI BESARNYA
BAHAYA
Untuk membantu proses identifikasi
bahaya dapat dikatagorikan, sbb :
Mechanical
Electrical
Radiation
Chemical
Fire and explosion
25. TINGKAT RESIKO BAHAYA
(Dampak Bahaya)
“Perubahan apapun pada lingkungan / manusia baik yang
merugikan atau bermanfaat seluruhnya atau sebagian
hasil dari kegiatan, produk, jasa dari organisasi. Dampak
yang merugikan dapat berupa : Kerugian, Cidera / Cacat,
Kehancuran, Pencemaran Lingkungan”.
26. DAFTAR POTENSI BAHAYA
Terpleset / Jatuh
Jatuh dari ketinggian
Kejatuhan benda asing
Ruang untuk kepala
yang kurang
Bahaya dari Mesin
Bahaya dari Kendaraan
Kebakaran & Ledakan
Zat yang terhirup
Zat yg mencederai Mata
Zat yg melukai kulit
Bahaya listrik
Radiasi
Getaran
Bising
Pencahayaan
Lingkungan terlalu
Panas
Kegiatan Kontraktor
Huru hara
27. Unsur kegiatan, produksi, jasa sebuah organisasi
yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Contoh Aspek K3 :
Ceceran Oli
Limbah Padat
Debu
Bau
Thiner
Bising
Getaran, dll
Contoh Dampak K3 :
Terpeleset
Kontaminasi tanah
Pencemaran Air
Pencemaran Udara
Kebakaran
Penurunan pendengaran
Tersengat listrik
Ledakan, dll
28. Pengendalian K3 terhadap kegiatan yang telah
diidentifikasi :
I. No Control, belum ada sistem pengendalian K3.
II. Engineering Control, Pengendalian dilakukan
melalui control dari bagian Engineering.
III. Procedures/WI, Pengendalian dilakukan
melalui prosedur atau instruksi kerja.
IV. Skill Training, Pengendalian dilakukan dengan
memberi pelatihan keterampilan terhadap
personil yang bersangkutan.
V. Special rules / permit, sebelum melaksanakan
pekerjaan harus mendapat ijin dari bagian / dept
yang bersangkutan.
VI. PPE (Personal Protection Equipment) / APD,
Pengendalian dilakukan dgn menggunakan APD.
29. ORANG
MESIN
MATERIAL
METODE
SUMBER
BAHAYA /
KECELAKAAN
KEBIASAAN
TIDAK AMAN
REKAYASA MESIN YG
POTENSI BAHAYA
REWARD &
PUNISHMENT
INSPEKSI REGULER
SISTEM PENGAMAN
AUTO SENSOR
SISTEM ‘LO-TO’
(Lock-out ; Tag-out)
SUPPORT TIM
MAINTENANCE
PERAN ATASAN
(BRIEFING & KONTROL)
KETRAMPILAN
K-3 TANGGUNG
JAWAB TIAP KARYW
Langkah Identifikasi Bahaya & Resiko
CAIRAN - GAS
PADAT - SERBUK
MSDS -
PENANGANAN
KHUSUS
30. FORMULIR
LAPORAN
SUMBER
BAHAYA
-
- Pada Tanki B3 di Ruang Boiler belum ada tanggul
pencegah bila terjadi kebocoran tangki / meluapnya
chemical
- Terdapat chemical boiler berbentuk powder saat
penimbangan dapat tertiup angin mengenai operator
-
- Pembuatan tanggul pengaman yang aman
- penimbangan chemical powder diruang tertutup
dan operator menggunakan maskerenai operator
31. • Identifikasi Potensi Bahaya (aspek bahaya) dapat
menggunakan alat sebagai berikut :
a. Pendekatan data / dokumen masa lalu.
b. Penggunaan check list.
c. Penggunaan hasil audit.
d. Pendekatan sistem proses kerja
( input -> proses -> output).
• Penilaan Tingkat Resiko (dampak bahaya) adalah
penentuan besar kecilnya dampak dengan menganalisa
berbagai dokumen dan informasi yang tersedia baik
berupa data primer / sekunder.
Dalam proses ini ada 2 variabel yang dianalisa, yaitu :
‘Tingkat Kemungkinan’ dan ‘Tingkat Konsekwensi’.
32. DEFINISI
BAHAYA :Adalah Sumber atau Keadaan yg berpo -
tensi terhadap terjadinya kerugian dlm bentuk cedera;
atau penyakit.
RISIKO : Kombinasi antara kemungkinan suatu keja-
dian dlm setiap peristiwa dgn keparahan akibat yg
dinyatakan dalam kerugian.
IDENTIFIKASI BAHAYA : adalah proses
mengembelikan adanya suatu bahaya dan menetapkan
karateristiknya.
PENILAIAN RESIKO :Adalah keseluruhan proses
dalam mengestimasi besarnya suatu risiko .
LIKELIHOOD ( Lh ) : Adalah KEMUNGKINAN
terjadi suatu bahaya dari suatu aktivitas.
SEVERITY ( Sv ) : adalah TINGKAT BAHAYA /
KEPARAHAN yang ditimbulkan dari suatu aktivitas .
33. TINGKAT RESIKO = KEMUNGKINAN VS KONSEKWENSI
• KEMUNGKINAN (Tingkat Keseringan), adalah variable
yang merefleksikan seberapa sering suatu dampak terjadi
dan berapa besar peluang terjadinya.
• KONSEKWENSI (Tingkat Keparahan) mempresentasikan
besarnya dampak kerugian yang dialami akibat terjadinya
resiko, aspek legal menjadi point tertinggi dalam penilaian
aspek keparahan.
PENILAIAN TINGKAT RESIKO
(DAMPAK BAHAYA)
34. KEMUNGKINAN TERJADI
Dengan Sistem
Perlindungan
yang Ada
AKIBAT YANG
DITIMBULKAN
Dengan Sistem
Perlindungan yang Ada
SERING
Sangat
mungkin terjadi
kecelakaan /
bahaya
( 4 )
KADANG -
KADANG
Kemungkinan
terjadi kecelakaan /
bahaya pada suatu
keadaan tertentu
( 3 )
J A R A N G
Kemungkinan
terjadi kecelakaan
/ bahaya kecil
atau merupakan
suatu kebetulan
( 2 )
NYARIS TIDAK
MUNGKIN
Kemungkinan terjadi
kecelakaan / bahaya
SANGAT KECIL ( pada
keadaan luar biasa ).
( 1 )
MAJOR ( 4 )
Meninggal dunia atau cacat
seumur hidup terhadap karyawan
atau masyarakat.
10 10 10 10
SERIUS ( 3 )
Cidera atau sakit pada karyawan
atau masyarakat yang
memerlukan perawatan rumah
sakit untuk jangka waktu yang
lama.
10 5 5 1
MINOR ( 2 )
Cidera atau sakit pada karyawan
atau masyarakat yang
memerlukan perawatan medis,
tetapi tetap masuk kerja .
5 3 3 1
INSIDENTAL ( 1 )
Cedera hanya memerlukan
pengobatan P3K
1 1 1 1
35. AKIBAT YANG DITIMBULKAN
1
4 MAJOR , Meninggal dunia atau cacat tetap pada karyawan atau masyarakat
3 SERIUS , Cedera atau sakit pada karyawan atau maysarakat yang memerlukan
perawatan dirumah sakit jangka waktu yang lama
2 MINOR , Cedera atau sakit pada karyawan atau maysarakat yang memerlukan
perawatan medis, tetapi tetap masuk kerja
INSIDENTAL , Cedera atau sakit hanya memerlukan pengobatan P3K
KEMUNGKINAN TERJADI / FREKUENSI
4 SERING , Sangat mungkin terjadi kecelakaan / bahaya
3 KADANG - KADANG , Kemungkinan terjadi kecelakaan/ bahaya pada suatu keadaan tertentu
2 JARANG , Kemungkinan terjadi kecelakaan / bahaya kecil atau merupakan suatu kebetulan
1 KONDISI KHUSUS , Kemungkinan terjadi kecelakaan/ bahaya sangat kecil ( pada keadaan luar biasa )
dalam tindakan perbaikan
NILAI RESIKO
10 Harus segera dilakukan perbaikan / penanganan
5 Perlu mendapatkan perhatian pihak Manajemen
3 Perlu perhatian & tambahan Prosedur / ijin kerja dan
telah berjalan dengan baik
pengendalian
1 Pengurangan Resiko tidak perlu diperlukan
pemantauan untuk memastikan tindakan
37. HAL YG DIPERTIMBANGKAN SAAT
EVALUASI TINGKAT RESIKO
1. Besar kecilnya resiko (dampak) yang bisa terjadi.
2. Kemungkinan terjadinya.
3. Lamanya dampak.
4. Peraturan / persyaratan lain yang terkait.
5. Tingkat kesulitan dalam memperbaiki dampak.
6. biaya yg timbul untuk memperbaiki dampak.
7. Kepedulian pihak terkait (masyarakat, LSM,
Pemerintah, dsb).
8. Peristiwa / kasus yang terjadi pada masa lalu.
9. Hasil Audit (internal maupun eksternal).
38. ELIMINASI.
SUBSTITUSI.
PEMISAHAN.
ADMINISTRASI.
PELATIHAN.
ALAT PELINDUNG DIRI.
Yaitu memodifikasi
proses, metode atau
materi untuk
mengurangi potensi
bahaya / kecelakaan
ELIMINASI.
SUBSTITUSI.
PEMISAHAN.
ADMINISTRASI.
PELATIHAN.
ALAT PELINDUNG DIRI.
Yaitu mengganti materi,
Zat atau Proses
dengan yang tidak
atau kurang
berdampak /
berbahaya
ELIMINASI.
SUBSTITUSI.
PEMISAHAN.
ADMINISTRASI.
PELATIHAN.
ALAT PELINDUNG DIRI.
Yaitu menyingkirkan
atau memisahkan
potensi bahaya yang
mungkin terjadi
dengan cara memberi
perlindungan,
menyimpan di suatu
tempat pada ruang
atau waktu terpisah
ELIMINASI.
SUBSTITUSI.
PEMISAHAN.
ADMINISTRASI.
PELATIHAN.
ALAT PELINDUNG DIRI.
Yaitu menyesuaikan
waktu dan kondisi dg
proses administrasi,
misal membuat SOP
atau Working
Instruction
ELIMINASI.
SUBSTITUSI.
PEMISAHAN.
ADMINISTRASI.
PELATIHAN.
ALAT PELINDUNG DIRI.
Yaitu memberi pelatihan
yang memadai untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan guna
mengurangi resiko
terkena dampak
bahaya
ELIMINASI.
SUBSTITUSI.
PEMISAHAN.
ADMINISTRASI.
PELATIHAN.
ALAT PELINDUNG DIRI.
Yaitu menyediakan APD
yang sesuai dan
memadai bagi semua
karyawan guna
menghindari
keparahan dari
dampak bahaya yang
mungkin terjadi
39. • Alat Pengukur/Pengenal Keadaan.
• Alat Pengaman.
• Rambu K-3.
• Cara Kerja Baku (SOP).
• Temuan Bahaya (Rekomendasi K-3).
• Ijin Perubahan Teknik.
• Ijin Keselamatan Kerja.
50. • Melepas alat pengaman.
• Mengoperasikan alat tanpa ijin.
• Tidak Memakai APD.
• Memakai alat yang rusak.
• Lalai mengingatkan.
• Mengangkat / meletakan tidak benar.
• Merawat peralatan sedang bekerja.
• dalam pengaruh obat.
• Bercanda / Gurau.
51. Ibu Jari Tangan Kanan Sdr. Budi Sutoyo
terjepit Attachment Mesin Label – LVP BS
Senin ; 20 Maret 2006 ; Jam 11:30 WIB
52. Jari Manis Tangan Kanan Sdr. Agus Setyawan
terjepit Mold Stopper Blow Molding A – LVP
Selasa ; 06 Juni 2006 ; Jam 02:30 WIB
53. Siku & betis kaki kiri Sdr. Eko Hardjomono
terkena air panas 98 oC Tanki Preparation – LVP
Rabu ; 09 Agustus 2006 ; Jam 10:45 WIB
54. Posisi korban saat mengambil komponen tidak lengkap di mesin
Jari Kelingking Korban di Punch Auto Assembling Machine
Jari kelingking tangan kiri Sdr. A Yudianto
tertumbuk oleh punch Mesin Ass. Auto Cap – LVP
Rabu ; 05 Juli 2006 ; Jam 09:20 WIB
55. Jari manis tangan kiri Sdr. Doni Brando
tertumbuk oleh Mesin Mixing – EN
Sabtu ; 09 Sept 2006 ; Jam 10:00 WIB
56. Bola Mata kiri Sdr. Wayan Suwardiana
terkena pecahan mata bor patah di F/S LVP BS
Kamis ; 14 Sep 2006 ; Jam 13:30 WIB
57. Jari telunjuk tangan kiri Sdr. Suryanto
tertumbuk oleh mandril Mesin Molding D – LVP
Sabtu ; 16 September 2006 ; Jam 08:15 WIB
62. 1. Pikirkan RESIKO BAHAYA-nya.
Tanyakan bila belum memahami.
2. Taati KETENTUAN KESELAMATAN.
3. INGATKAN rekan ; tamu bila
melakukan tindakan berbahaya.
4. TANGGAP & PEDULI, laporkan bila
menjumpai keadaan bahaya
63. • Saya Tidak Ingin Menzalimi Diri Sendiri
• Saya Tidak Ingin Menzalimi Orang Lain
• Saya Tidak Ingin Melanggar Aturan
Falsafah Keselamatan Pribadi
Terimakasih