O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×

Materi Pembelajaran dan Soal HOTS.pptx

Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Próximos SlideShares
Model Pembelajaran Efektif
Model Pembelajaran Efektif
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 85 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Semelhante a Materi Pembelajaran dan Soal HOTS.pptx (20)

Mais recentes (20)

Anúncio

Materi Pembelajaran dan Soal HOTS.pptx

  1. 1. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh : Dr. Putu Aditya Antara S.Pd., M.Pd.
  2. 2. Tujuan Merancang pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills)
  3. 3. Skenario Pengantar Paparan Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS Desain Kegiatan Pembelajaran Berorientasi HOTS Simulasi Kegiatan Pembelajaran Berorientasi HOTS Penguatan
  4. 4. Pengertian Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987)
  5. 5. ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan. Keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari.
  6. 6. Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21 (Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard ) Framework 21st Century Skills IP-21CSS Aspek Creativity Thinking and innovation 4Cs • Berpikir secara kreatif • Bekerja kreatif dengan lainnya • Mengimplementasikan inovasi Critical Thinking and Problem Solving • Penalaran efektif • Menggunakan sistem berpikir • Membuat penilaian dan keputusan • Memecahkan masalah Communication and Collaboration • Berkomunikasi secara jelas • Berkolaborasi dengan orang lain Information, Media and Technology Skills ICTs • Mengakses dan mengevaluasi informasi • Menggunakan dan menata informasi • Menganalisis dan menghasilkan media • Mengaplikasikan teknologi secara efektif Life and Career Skills Character Building • Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu, jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian) • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di masyarakat Spiritual Values • Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu pengetahuan • Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari
  7. 7. Dimensi Pengetahuan Definisi Faktual pengetahuan tentang elemen-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi dan detail dan elemen yang lebih spesifik. Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan dalam hal keterampilan dan algoritmik, teknik dan metode, dan model dan struktur. Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Dimensi Pengetahuan
  8. 8. (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS) Langkah-langkah : 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan diberikan tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya 3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 5. Kesimpulan
  9. 9. TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota- anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan
  10. 10. (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978) Langkah-langkah : 1. Siswa dikelompokkan ke dalam kelompok 2 - 5 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan 4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi 8. Penutup
  11. 11. (PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH) Langkah-langkah : 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
  12. 12. Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa 7. Kesimpulan/penutup
  13. 13. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang 4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru 6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
  14. 14. (MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994) Langkah-langkah : 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban 2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya 7. Demikian seterusnya 8. Kesimpulan/penutup
  15. 15. (FRANK LYMAN, 1985) Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru 3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing 4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya 5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa 6. Guru memberi kesimpulan 7. Penutup
  16. 16. Langkah-langkah : 1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra 2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas 3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi 5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap 6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
  17. 17. Langkah-langkah : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10.Evaluasi 11.Penutup
  18. 18. (SHARAN, 1992) Langkah-langkah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 7. Evaluasi 8. Penutup
  19. 19. Langkah-langkah : 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya 3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya 4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru 5. Guru memberikan kesimpulan 6. Evaluasi 7. Penutup
  20. 20. Langkah-langkah : 1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya 2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya 3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain 4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka 5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
  21. 21. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit 6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian 7. Evaluasi 8. Penutup
  22. 22. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya 4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa 5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu 6. Penutup Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
  23. 23. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing- masing siswa 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x) 6. Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup
  24. 24. (PENGAJARAN LANGSUNG) (ROSENSHINA & STEVENS, 1986) Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan 3. Membimbing pelatihan 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah
  25. 25. KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS (STEVEN & SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas 4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama 6. Penutup
  26. 26. Proses Kognitif PROSES KOGNITIF DEFINISI C1 L O T S Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan C2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar C3 Menerapkan / Mengaplikasikan Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa C4 H O T S Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan C5 Menilai / Mengevaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar C6 Mengkreasi / Mencipta Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru
  27. 27. Mengingat (C1) Memahami (C2) Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Mencipta/ Membuat (C6) Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Membaca Menamai Menandai Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Mentabulasi Memberi kode Menulis Menyatakan Menelusuri Memperkirakan Menjelaskan Menceritakan Mengkatagorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menggali Mengubah Mempertahankan Mengartikan Menerangkan Menafsirkan Memprediksi Melaporkan Membedakan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengkalkulasi Memodifikasi Menghitung Membangun Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Memecahkan Melakukan Mensimulasikan Mentabulasi Memproses Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan Mengoperasikan Meramalkan Mengaudit Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Memecahkan Menegaskan Menganalisis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Menguji Mencerahkan Membagankan Menyimpulkan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mengaitkan Mentransfer Melatih Mengedit Menemukan Menyeleksi Mengoreksi Mendeteksi Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan Memadukan Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan Mengkritik Mengarahkan Memutuskan Memisahkan Menimbang Mengumpulkan Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengkatagorikan Membangun Mengkreasikan Mengoreksi Merencanakan Memadukan Mendikte Membentuk Meningkatkan Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi Membuat Menyiapkan Memproduksi Memperjelas Merangkum Merekonstruksi Mengarang Menyusun Mengkode Mengkombinasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan Menghubungkan Menciptakan Menampilkan
  28. 28. Ranah Afektif Proses Afektif Definisi A1 Penerimaan penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik A2 Menanggapi suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. A3 Penilaian memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. A4 Mengelola konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. A5 Karakterisasi keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
  29. 29. Menerima (A1) Merespon (A2) Menghargai (A3) Mengorganisaikan (A4) Karakterisasi Menurut Nilai (A5) Mengikuti Menganut Mematuhi Meminati Menyenangi Mengompromikan Menyambut Mendukung Melaporkan Memilih Memilah Menolak Menampilkan Menyetujui Mengatakan Mengasumsikan Meyakini Meyakinkan Memperjelas Menekankan Memprakarsai Menyumbang Mengimani Mengubah Menata Membangun Membentuk- pendapat Memadukan Mengelola Merembuk Menegosiasi Membiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Melayani Mempengaruhi Mengkualifikasi Membuktikan Memecahkan
  30. 30. Proses Psikomotor Proses Berpikir Makna P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu. P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir” P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten. P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).
  31. 31. Meniru (P1) Manipulasi (P2) Presisi (P3) Artikulasi (P4) Naturalisasi (P5) Menyalin Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Mengubah Kembali membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Melatih Memperbaiki Memanipulasi Mereparasi Menunjukkan Melengkapi Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memproduksi Mencampur Mengemas Menyajikan Membangun Mengatasi Menggabungkan koordinat Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi master Mensketsa Mendesain Menentukan Mengelola Menciptakan
  32. 32. PROSES SAINTIFIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN
  33. 33. Model-Model Pembelajaran 1. Model Penemuan/Penyingkapan a. Discovery Learning Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Sintak model Discovery Learning: 1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2)Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); 3)Pengumpulan data (Data Collection); 4)Pengolahan data (Data Processing); 5)Pembuktian (Verification), dan 6)Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
  34. 34. Model-Model Pembelajaran (2) b. Inquiry Learning Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat. Sintak/tahap model inkuiri meliputi: 1) Orientasi masalah; 2) Pengumpulan data dan verifikasi; 3) Pengumpulan data melalui eksperimen; 4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan 5) Analisis proses inkuiri.
  35. 35. Model-Model Pembelajaran (3) 2. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual Sintak model Problem Based Learning : 1) Orientasi peserta didik pada masalah 2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  36. 36. Model-Model Pembelajaran (4) 3. Project Based Learning Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Sintak PJBL: 1) Pertanyaan mendasar 2) Mendesain perencanaan produk 3) Menyusun jadwal pembuatan 4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek 5) Menguji hasil 6) Evaluasi penglaman belajar
  37. 37. 3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi pengathuan dan proses berpikir. DIMENSI PENGETAHUAN (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah) METAKOGNITI F PROSEDUR AL Mengelompokka n (mana bulat mana segiempat) Menganalisis - KONSEPTU AL Menjelaska n (benda bulat) FAKTUAL Menyebutkan (nama2 benda) C1 MENGINGAT C2 MEMAHAMI C3 MENGAPLIKASI KAN C4 MENGANALI SIS C5 MENGEVALU ASI C6 MENCIPTA DIMENSI PROSES BERPIKIR Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
  38. 38. 4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut. a.Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi target yang harus dicapai peserta didik. b.Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK c. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order Thinking Skill (HOTS) d.Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta didik.
  39. 39. KD TINGKAT KOMPETENSI KD PROSES BERIFIKIR (C1-C6) MATERI DAN SUB MATERI INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENS I KD Pengetahuan Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir: Proses Berpikir dan dimensi pengetahuan: <Gradasi dimensi proses berpikir> IPK Penunjang: IPK Kunci: IPK Pengayaan : KD Keterampilan Tingkat Proses Keterampilan: Langkah Proses Keterampilan: <Gradasi dimensi Keterampilan> IPK Penunjang: IPK Kunci: IPK Pengayaan: Format Perumusan IPK
  40. 40. 5.Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif, psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar pendidikan.
  41. 41. 6. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran: a. Pahami KD yang sudah dianalisis b. Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan c. Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi d. Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada: • IPK • Karakteristik peserta didik • Pendekatan saintifik • 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration) • PPK dan literasi e. Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun kelompok. • memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; • melakukan kegiatan tindak lanjut • menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. • Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD bersangkutan f. Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran g. Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengaju kepada IPK
  42. 42. Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan ke model asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Contextual Assessment?
  43. 43. Kecakapan Abad 21yang dibutuhkan Agenda Kualitas Karakter Bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah. Kompetensi Bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks. Literasi Dasar Bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Iman & taqwa Rasa ingin tahu Inisiatif Gigih Kemampuan beradaptasi Kepemimpinan Kesadaran sosial dan budaya 1. 2. 3. 4. Berpikir kritis/memecahkan masalah Kreativitas Komunikasi Kolaborasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Baca tulis Berhitung Literasi sains Literasi informasi teknologi dan komunikasi Literasi keuangan Literasi budaya dan kewarganegaraan 1 2 3
  44. 44. 45 Matematika Membaca Source: Rodrigo, World Bank, Extracted from OECD. Pisa 2012 Results in Focus: What Students Know and What They Can Do With What They Know. 75% siswa di bawah kompetensi minimum 56% siswa di bawah kompetensi minimum Hasil PISA 2012: mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar (membaca, matematika, sains) Anak-anak kita tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tidak dilatih kecakapan hidup abad 21, misalnya: untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing
  45. 45. Permasalahan sehari-hari: 1. Bank A menggunakan sistem anuitas untuk pencicilan hutang, sedangkan Bank B menggunakan sistem bunga menurun. Manakah yang lebih ringan bunganya? 2. Ada 2 desa yang berdekatan sedang dilanda konflik adat. Apa yang harus dilakukan, jika Anda menjadi salah satu kepala desa tersebut? 3. Bagaimana cara mengetahui umur suatu pohon yang tidak diketahui kapan ditanam, tanpa menebangnya terlebih dahulu? 4. Bagaimana cara memperlambat proses korosi pada badan kapal laut? 5. Bagaimana cara mengembangbiakkan mangga agar buahnya sejak kecil terasa manis? 6. Jika Anda menjadi kepala sekolah, trobosan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah Anda, jika dana komite tidak ada?
  46. 46. Kurikulum 2013 Tantangan Internal Tantangan Eksternal (Globalisasi) Lingkungan hidup Kemajuan Teknologi Industri Kreatif Kemajuan Pendidikan Internasional Konten Sistem evaluasi
  47. 47. Kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite) Soal-soal HOTS mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, 5) menelaah ide dan informasi secara kritis.
  48. 48. Table of Thinking Krulik & Rudnick Bloom Orisinil Bloom Revisi Presseisen “HOTS” recall Pengetahuan Mengingat basic Pemahaman Memahami Penerapan Menerapkan critical Analisis Menganalisi s Berpikir kritis; Berpikir kreatif; Pemecahan masalah; Pembuatan keputusan creative Sintesis Mengevalua si Evaluasi Mencipta
  49. 49. 1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek ingatan atau pengetahuan, Ciri-ciri berpikir tingkat tinggi, kemampuan: – menemukan – menganalisis – menciptakan metode baru – mereflksi – memprediksi – berargumen – mengambil keputusan yang tepat 2. Berbasis permasalahan kontekstual; 3. Stimulus menarik; 4. Tidak Rutin
  50. 50. ‘Difficulty’ is NOT the same as higher-order thinking. Mengetahui arti dari kata yang jarang digunakan mungkin sulit, tetapi ini bukanlah Higher-Order Thinking kecuali melibatkan proses bernalar (seperti mencari arti dari konteks/stimulus).
  51. 51. Sumber: Anderson&Krathwohl (2001) HOTS Mengkreasi • Mengkreasi ide/gagasan sendiri. • Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi, mengembangkan, menulis, memformulasikan. Mengevaluasi • Mengambil keputusan sendiri. • Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah, memutuskan, memilih, mendukung. Menganalisis • Menspesifikasi aspek-aspek/elemen. • Kata kerja: membandingkan, memeriksa, , mengkritisi, menguji. MOTS Mengaplikasi • Menggunakan informasi pada domain berbeda • Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, mengoperasikan. Memahami • Menjelaskan ide/konsep. • Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi, menerima, melaporkan. LOTS Mengetahui • Mengingat kembali. • Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang, menirukan.
  52. 52. NO. LEVEL KOGNITIF KARAKTERISTIK SOAL 1. Pengetahuan dan Pemahaman Mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. 2. Aplikasi  Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya;  Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah kontekstual (situasi lain). 3. Penalaran Menggunakan penalaran dan logika untuk:  Mengambil keputusan (evaluasi)  Memprediksi & Refleksi  Menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah
  53. 53. EVALUATION SYNTHESIS ANALYSIS APPLICATION COMPREHENSION 'higher order' KNOWLEDGE 'lower order' Hierarki Bloom Taxonomy 55
  54. 54. Higher Order Thinking Contextual Assessment PISA A B C 56
  55. 55.  Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif.  Ranah Kognitif:  Analisis: menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu;  Evaluasi: mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi;  Mengkreasi: membangun gagasan/ide-ide. 57
  56. 56.  Meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan:  transfer satu konsep ke konsep lainnya,  memproses dan menerapkan informasi,  mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,  menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,  menelaah ide dan informasi secara kritis. 58
  57. 57. 59
  58. 58.  Asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari;  Ruang lingkup stimulus/konteks: personal, sosial, dan global, seperti:  kesehatan  pendidikan  pekerjaan  sumbar daya alam  lingkungan hidup  bencana alam  pemanfaatan sains dan teknologi 60
  59. 59. Karakteristik asesmen kontekstual (REACT): 1. Relating: terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. 2. Experiencing: ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention). 3. Applying: menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. 4. Communication: menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah. 5. Transfering: menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru. 61
  60. 60. Ciri-ciri asesmen kontekstual:  Siswa mengkonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia.  Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata.  Tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar. 62
  61. 61. Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual Peserta didik cenderung memilih respons yang diberikan. Peserta didik mengekspresikan respons. Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis) Umumnya mengukur aspek ingatan (recalling). Mengukur performansi tugas (berpikir tingkat tinggi). Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran Pembuktian tidak langsung, cenderung teoretis. Pembuktian langsung melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan dengan konteks nyata. Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual 63
  62. 62. @ Dit. PSMA KISI-KISI SOAL Mata Pelajaran : ............................................................. No. Kompetensi Dasar Materi Kelas/ Semester Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal No. Soal ..............................., .................................... Mengetahui Koordinator MGMP ..................................... Kepala SMA ......................................... ................................................................ ................................................................ NIP. NIP.
  63. 63. @ Dit. PSMA KARTU SOAL NOMOR 1 (PILIHAN GANDA) Mata Pelajaran : ........................................ Kelas/Semester : ........................................ Kurikulum : ........................................ Kompetensi Dasar : Materi : Indikator Soal : Level Kognitif : Soal: Kunci/Pedoman Penskoran: Keterangan: Soal ini termasuk soal HOTS karena 1. ..................................... 2. ..................................... 3. .....................................
  64. 64. @ Dit. PSMA KARTU SOAL NOMOR 1 (URAIAN) Mata Pelajaran : ........................................ Kelas/Semester : ........................................ Kurikulum : ........................................ Kompetensi Dasar : Materi : Indikator Soal : Level Kognitif : Soal: PEDOMAN PENSKORAN No. Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor Total Skor Keterangan: Soal ini termasuk soal HOTS karena: 1. ..................................... 2. .....................................
  65. 65. KISI-KISI SOAL Mata Pelajaran : PPKn No. Kompetensi Dasar Materi Kelas/ Semester Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal No. Soal 1. Menganalisis berbagai kasus pelanggaran HAM secara argumentatif dan saling keterhubungan antara aspek ideal, instrumental, dan praksis sila-sila Pancasila. Hak asasi manusia dalam Pancasila XII/1 Disajikan kasus kontekstual, peserta didik mampu menganalisis berbagai informasi yang disajikan dalam kasus. Penalaran Uraian 1 @ Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan
  66. 66. Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang. KAKEK DAN PENCURI PEPAYA Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “Suamiku, jangan hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri. “Bukan itu yang aku sedihkan,” jawab sang kakek. “Aku berpikir, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi- sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetik pepaya.”
  67. 67. “Oleh karena itu istriku...,” lanjut sang kakek. “Saya akan meminjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita. Mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil pepaya yang satunya.” Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Sang Kakek tetap menunggu. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya. Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng dua buah pepaya besar di tangannya. Sang kakek belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, sang tamu dengan amat menyesal mengaku bahwa dialah yang telah mencuri pepayanya.
  68. 68. “Sebenarnya, di malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda.” Diambil dari http://www.kisahinspirasi.com/2012/09/kisah- kakek-dan-pencuri-pepaya.html
  69. 69. PERTANYAAN 1. Ani berpendapat bahwa sifat Kakek tersebut dermawan. Setujukah kamu dengan pendapat Ani tersebut? Jelaskan alasanmu! 2. Apakah pendapatmu jika pada cerita tersebut si pencuri tetap mengambil pepaya milik Kakek yang kedua? 3. Apakah yang membuat perasaan Kakek sedih setelah menyadari satu buah pepaya miliknya hilang?**) 4. Apakah yang dilakukan sang pencuri untuk menebus kesalahannya?**) **) bukan soal HOTS
  70. 70. 1. Menjabarkan KD Menjadi IPK dan Indikator Soal Esensi IPK:  Menentukan tujuan pembelajaran  Menentukan materi pelajaran (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif)  Menentukan langkah-langkah pembelajaran  Menentukan media dan sumber belajar  Menentukan bentuk instrumen penilaian
  71. 71. 2. Menyusun stimulus HOTS a. Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus. b. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan. c. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) memotivasi peserta didik untuk membaca. Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual. d. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), berfungsi.
  72. 72. 1. Pada awal percakapan, mengapa Gita merasa pesimis? A. Gita tidak bisa kuliah di kedokteran. B. Ia bukan anak yang cerdas seperti kakaknya. C. Gita merasa tidak pandai menghafal seperti kakaknya. D. Ia kesulitan dalam menyelesaikan studinya.
  73. 73. 2. Berdasarkan isi teks, apa yang membuat seseorang menjadi pesimis? A. Terbatasnya pergaulan dengan dunia luar. B. Tidak memiliki motivasi untuk mengembangkan diri. C. Melihat kemampuan orang lain melebihi dirinya. D. Tidak memiliki angan-angan yang tinggi.
  74. 74.  Bersifat divergen, memungkinkan munculnya beberapa alternatif respons atau jawaban  Tidak hanya mengukur kompetensi pengetahuan, tetapi juga keterampilan proses, dan sikap  Stem soal menggunakan stimulus berupa konteks kehidupan nyata atau fenomena yang dekat dengan kehidupan siswa  Tidak hanya mengukur pengetahuan tentang IPA, tetapi juga mengukur sikap dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata  Tidak cukup hanya berbentuk pilihan ganda
  75. 75. Tabel berikut mengklasifikasi instruksi-instruksi yang umum digunakan dalam soal/pertanyaan sesuai kategori Bloom taxonomy. Mengingat (Remember) Pemahaman (Understand) Aplikasi (Applicatio n) Analisa (Analysis) Evaluasi (Evaluate) Kreasi (Create) •Uraikan •Identifikasi •Urutkan •Sebutkan •Ingat kembali •Kenali •Catat •Hubungka n •Ulangi •Garis bawahi •Berikan contoh Uraikan • Tentukan •Jelaskan Ekspresikan •Jelaskan dengan kata-kata sendiri •Identifikasi •Temukan •Ulangi •Pilih •Sebutkan •Aplikasik an •Tunjukka n •Gunakan •Manfaatk an •Ilustrasik an •Operasik an •Terapkan •Analisa •Kategorika n •Bandingka n •Simpulkan •Bedakan •Temukan •Gambarka n •Artikan •Telaah •Prediksi •Menilai •Pilih •Kritik •Evaluasi •Telaah •Peringkat •Kaji ulang •Cermati •Kumpulk an •Rumuska n •Kelola •Modifikas •Buat •Bangun •Rancang •Kembang kan •Hasilkan •Susun •Rakit •Bentuk 77
  76. 76. Pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang inovasi Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan- pertanyaan inovatif: • Adakah Cara lain? (What’s another way?), • Bagaimana jika…? (What if …?), • Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan • Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?) (Krulik & Rudnick, 1999). Higher-Order Thinking Skills 78
  77. 77. 1. Pilih materi yang sesuai dengan indikator soal (disebut “stimulus”) 2. Periksa materi (stimulus) • Apakah bermanfaat? • Apakah merefleksikan kurikulum? • Apakah menarik? Relevan? Cocok? • Pertanyaan penting apa yang dapat diidentifikasi dari stimulus? 3. HOTS • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengkreasi 4. Soal pilihan ganda dapat muncul dari pertanyaan HOTS 5. Untuk mendapatkan soal PG yang baik: • ekstensif (menjangkau secara luas) • ketat (teliti, cermat dan rapi) • dipanelkan 79
  78. 78. a. Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus. b. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan. c. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) memotivasi peserta didik untuk membaca. Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual. d. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), berfungsi. Menyusun Stimulus Soal HOTS 80
  79. 79. 1. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal standar internasional. 2. Menyusun kisi-kisi soal. 3. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis agar sesuai dengan kaidah penulisan butir soal. 4. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban. 81
  80. 80. Rambu Penyusunan Soal HOT 1.Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur. 2.Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus “WAJIB”. 3.Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi bukan level tertinggi. 82
  81. 81. Tantangan  Bagaimana menularkan “HOT”-nya PISA pada classroom based assessment?  Soal-soal bentuk HOT akan semakin besar proporsinya diujikan pada penilaian skala nasional. 83
  82. 82. 1. Berbagai presentasi (ppt) HOTS, Puspendik, 2014 s.d 2016 2. Naskah Penyususnan Soal HOTS, Dit. PSMA, 2015 3. Presentasi HOTS, Dit. PSMA, 2015 4. Presentasi HOTS, Dr. Rachmawati, Puspendik, 2016 5. Presentasi Pengembangan Soal HOTS, Iwan Suyawan, Dit. PSMA, 2017 Sumber: 84
  83. 83. Terima Kasih

×