2. BERIMAN KEPADAALLAH
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman
adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, iman kepada Allah adalah membenarkan dengan
hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan
Nya, kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal
perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan
dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.Beriman kepada Allah sebagai Khaliq
merupakan rukun iman yang pertama.Pembuktian adanya Allah SWT dapat dilakukan
dengan 2 cara :
1.Dalil AQli ( menggunakan akal ), contoh melihat ciptaan-Nya
2.Dalil NaQli ( menyakini Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW )
3. BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Iman kepada Malaikat merupakan rukun iman yang kedua, sehingga
pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari rukun iman kepada
Allah sebagai rukun iman yang pertama. Iman kepada Malaikat itu
sendiri mengandung makna bahwa kita harus percaya dan yakin dengan
sepenuh hati bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi
tugas oleh Allah dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagaimana
perintah-Nya. Indikator dari orang beriman adalah memiliki keyakinan
yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat Malaikat
dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud kongkrit
dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang muslim dalam perbuatan
sehari-harinya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentu akan beriman pula
kepada para Malaikat. Hal ini merupakan konsekuensi logis karena
Malaikat merupakan salah satu ciptaan-Nya yang harus diyakini
eksistensinya dalam alam semesta ini.
Malaikat adalah ciptaan Allah yang berasal dari cahaya (nur) dan
senantiasa mengabdi kepada Allah serta tidak pernah berbuat maksiat
kepada-Nya. Malaikat ini merupakan makhluk Allah yang selalu
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka dengan penuh
ketaatan, bahkan malaikat juga bersujud kepada manusia, berbeda
dengan iblis yang menentang perintah bersujud kepada manusia
tersebut. Hal ini disebabkan karena iblis diciptakan Allah dari api
(naar).
4. Beriman kepada kitab – kitab Allah
Makna beriman kepada kitab-kitab Allah SWT yaitu kepercayaan yang
pasti bahwasanya Allah SWT memiliki kitab-kitab yang diturunkan
kepada para Rasulnya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya.
Kitab-kitab tersebut adalah adalah Kalamullah yang dengannya Allah
SWT berbicara secara sesungguhnya sesuai yang pantas untuk diri-Nya.
Dalam kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk
bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT mencakup tiga perkara :
Beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari Allah SWT.
Beriman kepada apa yang telah Allah SWT namakan dari kitab-kitab-
Nya, seperti Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW,Taurat yang diturunkan kepada Musa AS dan Injil yang diturunkan
kepada Isa AS.
Mempercayai berita-berita yang bena dari kitab-kitab tersebut
sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-beritaAl-Quran.
5. Pengertian Iman kepada Rasul
Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt. berarti meyakini bahwa rasul itu benar-
benar utusan dari Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan
yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Pengertian Iman kepada Rasul-
Rasul Allah Swt. Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. bahwa
Rasulullah saw. saat ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab, “Jumlah
para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 315" Sementara At-
Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. juga menjelaskan bahwa Rasulullah
saw. menjawab, “Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah
rasul 312.”Jumlah nabi yang mendapat gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh
as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw.
6. Pengertian Iman kepada Hari Akhir
Hari akhir atau hari kiamat adalah suatu peristiwa luar biasa
yang pasti akan terjadi dimana seluruh makhluk, termasuk manusia yang
pernah hidup di muka bumi akan dimatikan, kemudian hidup dan dibangkitkan
kembali untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan atas segala amal yang
pernah dilakukannya selama hidup di dunia. Ada dua macam kiamat, yaitu
sebagai berikut :
1. Kiamat Sugra ( kiamat kecil )
Yaitu kehancuran, kematian, atau berakhirnya kehidupan setiap makhluk yang bernyawa.
Firman Allah SWT dalam surat Ar-Rahman ayat 26-27 :
Artinya : “Semua yang ada di bumi akan binasa. Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
2. Kiamat Kubra ( kiamat besar )
Yaitu peristiwa besar atau hancur binasanya alam semesta beserta isinya ( makhluk )
sebagai awal dimulainya kehidupan akhirat. Kiamat pasti terjadi, tetapi tidak seorang
pun mengetahui waktu terjadinya kiamat, termasuk para nabi dan rasul-Nya karena
kiamat itu didatangkan secara tiba-tiba dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 187 :
Artinya : “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat,”Bilakah terjadinya?”
Katakanlah,”Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Tuhanku, tidak
seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat
berat ( bagi makhluk ) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang
kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba.
7. IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
.Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut bahasa Qadhar memiliki beberapa pengertian yaitu:
hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan,
penciptaan. Sedang menurut istilah Islam, yang dimaksud
dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali
sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang
berkenan dengan makhluk. Qadar menurut bahasa adalah:
kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar
adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap
semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai
dengan iradah-Nya. Firman Allah:
ْمََلو اًدََلو ْذِخَّتَي ْمََلو ِضْرَ َْاْلو ِتَاوَام َّالس ُكْلُم ُهَل يِذَّالِكْلُمْال يِف ٌكيِر َش ُهَل ْنَُكي
ًاريِدْقَت ُهَرَّدَقَف ٍء ْي َش َّلُك َقَلَخَو
Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya
dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-
rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).