SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 23
SISTEM VISUAL
KELOMPOK 4 :
Leonart Maruli
Ridwan Panji Laksono
Putri Septiani
SISTEM VISUAL
Sistem visual adalah system/cara mata kita agar bagaimana kita
dapat melihat. Setiap makhluk mempunyai tipekal penglihatan yang
berbeda tergantung dari adaptasi/kemampuan tiap-tiap makhluk
tersebut menangkap cahaya / gelombang energi elektro magnetik yang
masuk ke dalam matanya.

BAGIAN – BAGIAN DARI MATA
SISTEM KERJA MATA
1. PUPIL DAN LENSA MATA
•

Cahaya masuk kedalam mata melalui pupil , besar-kecilnya ukuran
pupil saat menangkap perubahan suatu cahaya ditentukan oleh dua
level yaitu dari sensitivitas (kemampuan untuk mendeteksi
keberadaan suatu objek dalam keadaan cahaya yang minim/remangremang) dan ketajaman (kemampuan untuk melihat suatu objek
secara detail).

•

Ketika pupil mengerut atau mengecil, maka bayangan benda yang
jatuh pada retina akan lebih tajam namun ketika pada saat
pencahayan berkurang maka pupil akan membuka lebih lebar untuk
membiarkan cahaya lebih banyak masuk tetapi akan mengurangi
ketajaman dan kedalam fokus benda tersebut.

•

Pada beberapa penelitian yang dilakukan, pembesaran pada pupil
(detak jantung akan melemah) hal itu menunjukkan konsentrasi
seseorang. Hal ini bisa anda praktekan dengan mengalikan angka 17
dengan 36 diluar kepala sambil berkaca dan lihatlah yang terjadi
pada pupil anda
Pupil & Lensa mata
•

Dibelakang pupil ada lensa mata yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya yang akan ditangkap oleh retina, dan bagian
yang mengontrol lensa mata ini disebut dengan otot-otot siliari
(ciliary muscles)

•

Otot-otot siliari ini berfungsi untuk mengontrol lensa mata. Ketika
kita melihat sebuah objek yang dekat maka otot-otot ciliary akan
berkontraksi dan lensa mata akan berbentuk silindris.

•

proses konfigurasi dari lensa mata untuk membawa sebuah objek
menjadi fokus di retina mata disebut dengan akomodasi
(accomodation). Sedangkan istilah Binocular disparity adalah
perbedaan dalam posisi dari sebuah objek yang ditangkap dalam dua
retina.
2. Retina & Transalasi Cahaya menjadi Sinyal
Sinyal Neuron
•

Retina mempunyai lapisan-lapisan yaitu dua receptor (Rod & Cone),
horizontal cells, bipolar cells, amacrine cells dan retinal ganglion
cells.

•

Reseptor Rod & Cone merupakan sel-sel yang yang dispesialisasikan
untuk menerima sinyal-sinyal mekanik, kimiawi atau radian
(pemancar panas) yang ada disekeliling kita.

•

Sel-sel Amacrine dan Sel-sel Horizontal dispesialisasikan untuk
komunikasi lateral (komunikasi lateral adalah komunikasi yang
melewati channel-channel utama sensori input).

•

Bipolar Cells adalah sel-sel yang berada di bagian tengah retina.

•

Retinal ganglion cells merupakan lapisan neuron di dalam retina yang
memiliki serabut-serabut saraf yang bertolak pada bola mata.
•

Sistem kerja struktur ini pada saat cahaya datang yakni sebagai
berikut : cahaya diterima cone reseptor dan rod reseptor setelah melewati
4 lapisan terdahulu yaitu Retinal ganglion cells, Amacrine Cells, Bipolar
Cells dan Horizontal Cells. Kemudian saat reseptor telah teraktifasi, pesan
neural ditranslasikan balik melewati lapisan-lapisan retinal kepada sel-sel
ganglion retinal, yang akson-aksonnya berproyeksi disekujur bagian dalam
retina sebelum berkumpul dalam bentuk bundel dan keluar meninggalkan
bola mata.
Susunan terbalik ini menciptakan dua masalah visual yaitu:
• Yang pertama cahaya datang terdistorsi oleh jaringan retinal yang harus
dilaluinya sebelum mencapai reseptor.
•

Masalah yang kedua adalah agar bundel akson-akson sel ganglion retinal
meninggalkan mata harus ada sebuah celah di lapisan reseptor, celah itu
dinamakan blind spot. Blind Spot terletak di depan sel-sel retinal
ganglion.

•

Masalah pertama diminimalisir oleh fovea. Fovea adalah lekukan atau
cekungan sebesar 0.33 mm yang berada di tengah retina, dan area tersebut
dikhususkan untuk penglihatan akuitas tinggi (untuk melihat gambar
dengan detail halus).

•

Titik buta (blind spot) merupakan masalah yang kedua yang tercipta oleh
struktur terbalik retina, membutuhkan solusi yang lebih kreatif, yang lebih
diilustrasikan dalam demonstrasi berikut ini yaitu completion
(komplesi/perlengkapan).
Reseptor Cone & Rod
•

Khusus untuk bagian ini, spesies yang hanya aktif di malam hari cenderung
memiliki retina berbentuk batang (rod receptor) saja, untuk spesies yang
aktif pada siang hari saja kecenderungan memiliki retina berbentuk
kerucut saja (cone receptor), sedangkan untuk manusia memiliki keduanya.

•

Ada dua reseptor utama yang terdapat pada retina, ada reseptor yang
berbentuk cone atau kerucut dan reseptor berbentuk batang yang disebut
rod. Masing-masing reseptor cones dan rods memediasi jenis-jenis
penglihatan yang berbeda. Photopic vision (penglihatan-fotopik adalah
penglihatan yang didominasi oleh reseptor cones) dalam iluminasi
(keadaan pencahayaan) yang baik dan memberikan persepsi berwarna
dengan akuitas tinggi (sangat detail) tentang dunia.
•

Dalam pencahayaan yang redup, tidak ada cukup cahaya untuk
membangkitkan reseptor bentuk-kerucut (cones) secara reliabel dan
scotopic vision (penglihatan yang dimediasi oleh reseptor untuk batang
(rod)-lah yang mendominasi. Akan tetapi sensitivitas penglihatan skotopik
tidak tercapai secara sempurna: Penglihatan skotopik kehilangan detail
gambar maupun warna dari penglihatan fotopik, jadi objek yang dilihat
menjadi kabur atau tidak jelas.
Gerakan Mata
•

Mata merupakan salah satu organ yang sistem kerjanya paling aktif
dibandingkan dengan organ-organ yang lain.

•

Integrasi temporal adalah sistem kerja mata dalam memindai medan
visual secara terus-menerus dan persepsi visual kita merupakan hasil
akumulasi dari informasi-informasi visual termutakhir atau terbaru,
contohnya adalah ketika kita mencoba mengedipkan mata kita berkali-kali
dan persepsi visual kita tidak lenyap.

Transduksi Visual : Konversi Cahaya menjadi Sinyal-Sinyal Neural
•

Transduksi adalah konversi sebuah bentuk energi kedalam bentuk lain.
Sedangkan, Transduksi visual adalah konversi cahaya menjadi sinyalsinyal neural oleh reseptor-reseptor visual.

•

Konversi cahaya menjadi sinyal-sinyal neural pada mata terjadi terutama
pada bagian reseptor rod.
Dari Retina ke Korteks Visual Primer
•

Jalur utama dari retina menuju ke otak adalah jalur retina-geniculatestriate, yang mengonduksi sinyal dari masing-masing retina ke korteks
visual primer.

•

Yang menjadi korteks visual primer adalah striate, dan melalui lateral
geniculate nuclei latamus. Visual korteks primer ini berada pada
bagian lobus oksipital, seperti yang sudah diketahui pada bagian
anatomi sistem syaraf bahwa bagian otak ini dikhususkan untuk
proses visual.

•

Lateral geniculate nucleus (nuklei genikulat lateral) merupakan
pembawa informasi visual utama dari retina ke otak.
Organisasi Retinotopik
Sistem retina-genikulat-striat bersifat retinotopic, definisi dari Retinotopic
sendiri adalah pemetaan sebuah input visual dari retina ke neuron-neuron,
khususnya neuron yang mengalirkan berkas-berkas cahaya visual.

Saluran M dan P
•

Terdapat 2 saluran komunikasi paralel yang mengalir melalui masingmasing nukleus genikulat lateral yaitu : Parvocellular Layer &
Magnocellular Layer (seringkali disebut sebagai lapisan P & M).

•

Neuron-neuron Parvocellular Layer terutama responsif terhadap detaildetail halus dan terhadap objek yang stasioner atau bergerak lambat.
Reseptor cone memberikan mayoritas input ke lapisan-lapisan P.

•

Neuron-neuron magnoseluler layer terutama responsif terhadap
gerakan. dan reseptor rod memberikan mayoritas input ke lapisan-lapisan
M.
Melihat Batas & Ilusi Visual
•

Dalam pengertian tertentu Visual Edge itu tidak ada, visual edge hanya
merupakan tempat dua daerah yang berbeda dari sebuah gambar visual
bertemu satu sama lainnya.

•

Dalam sistem visual, artian melihat batas ini lebih ditekankan kepada
persepsi seseorang dalam melihat tingkat kecerahan (gelap-terang).

Sebuah contoh ilusi visual yang dikenal dengan sebutan grid illusion dan
juga rotating snake illusion yang kami anggap mewakili sub ilusi visual ini :
Melihat Warna
•

Warna adalah salah satu kualitas paling kasat mata dari pengalaman visual
manusia. Thomas Young dan Wilhelm von Helmholtz mengajukan
komponen teori atau trikomatik teori yang menyatakan bahwa ada tiga
macam reseptor (cone/kerucut) warna yang berbeda yaitu merah, hijau
dan biru, masing-masing dengan sensitivitas spektral yang berbeda dan
sebuah stimulus diduga dikode oleh rasio antara aktivitas ketiga macam
reseptor ini.

•

Teori penglihatan warna lainnya adalah opponent-process theory (teori
proses-oponen) diusulkan oleh Edward Hering pada 1878. Ia mengatakan
bahwa ada dua golongan sel yang berbeda dalam sistem visual untuk
mengode warna dan sebuah golongan kelas lain untuk mengode brightness
(tingkat kecerahan).
Melihat Warna
•

Teori Retineks menyatakan bahwa warna sebuah objek ditentukan oleh
reflectance (pantulan) – berapa besar proporsi cahaya dengan panjanggelombang yang berbeda yang dipantulkan oleh sebuah permukaan.

•

Korteks Prestiate adalah berkas jaringan dalam lobus oksipital yang
mengelilingi korteks visual primer (dalam gambar di bawah terletak di
bagian berwarna merah). Korteks ini yang berfungsi membawa informasi
visual dengan menggunakan arus ventral dan dorsal.

•

Korteks Inferotemporal adalah korteks lobus temporal inferior berada
pada posisi warna yang hijau pada gambar sedangkan Korteks Parietal
Posterior berada pada bagian kuning pada gambar.
Kedua korteks ini mempunyai fungsinya sebagai salah satu path atau
jalur yang dilalui oleh arus dorsal dan arus ventral yang akan dijelaskan di
bawah :
Kerusakan pada Korteks Visual Primer :
Skotoma dan Hemianopsic
•

Kerusakan pada sebuah korteks visual primer menghasilkan Skotoma yaitu
daerah kebutaan di daerah yang berhubungan dengan medan visual
kontralateral pada kedua belah mata, walaupun dikategorikan pada tingkat
kebutaan namun sebenarnya problem utamanya lebih kepada tingkat
ketidakmampuan mata menangkap objek visual dengan ketajaman yang
sempurna. Penyebab utama dari penglihatan skotoma ini biasanya terjadi
karena kerusakan di otak ataupun sum-sum tulang belakang.
Contoh gambar penglihatan seseorang yang menderita skotoma :
Sedangkan, Hemianopsic adalah sejenis penyakit skotoma namun,
efeknya terhadap penglihatan lebih besar, seseorang yang menderita
hemianopsic kehilangan sampai separuh medan visualnya bisa terjadi pada
salah satu mata atau keduanya. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh
gangguan tumor otak atapun penyakit stroke. Contoh gangguan hemianopsic
ada di bawah ini :
Arus Dorsal dan Arus Ventral
•

Informasi memasuki korteks visual primer melalui nuklei genikulat lateral.

•

Arus Dorsal mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestriat dorsal
lalu ke korteks parietal posterior

•

Arus ventral mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestiat
ventral lalu ke korteks inferotemporal.

•

Kebanyakan neuron-neuron dari korteks visual dalam arus dorsal
membawa informasi stimuli spasial, seperti stimuli yang mengindikasikan
lokasi dari suatu objek dan arah gerakannya. Sebaliknya neuron-neuron
dalam arus ventral lebih merespons karakteristiknya dari suatu objek
misalnya yang berhubungan dengan arah dan bentuk.
Kaitan utama dari arus dorsal terhadap suatu perilaku adalah mengarahkan
interaksi behavioral dengan berbagai objek, sedangkan arus ventral adalah
untuk memediasi persepsi yang disadari terhadap berbagai objek, hal inilah
yang disebut “teori kontrol perilaku vs persepsi yang disadari”
Presentasi sistem visual

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraSumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraNovitaSari398
 
Laporan akhir bisnis makanan ringan
Laporan akhir bisnis makanan ringanLaporan akhir bisnis makanan ringan
Laporan akhir bisnis makanan ringanSapto Pandugo
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriContoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriSigit Dwi Juliarto
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITISstatistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITISyuniar putri
 
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hariDinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hariWidiastutiwiwi
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)hazhiyah
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensimaudya09
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskritLatihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskritSiti Yuliati
 
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 aDistribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 adilaniya
 
Pancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasiPancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasiFathur Rohman
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikwiwik1354
 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distributionangita wahyu suprapti
 

Mais procurados (20)

Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraSumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
 
Laporan akhir bisnis makanan ringan
Laporan akhir bisnis makanan ringanLaporan akhir bisnis makanan ringan
Laporan akhir bisnis makanan ringan
 
Anuitas
AnuitasAnuitas
Anuitas
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diriContoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
Contoh Power Point Untuk Perkenalan/Biodata diri
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITISstatistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
 
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hariDinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dinamika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskritLatihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
 
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 aDistribusi peluang, kelompok 1, r2 a
Distribusi peluang, kelompok 1, r2 a
 
Pancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasiPancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasi
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrik
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distribution
 

Semelhante a Presentasi sistem visual

Peglihatan dan pendengaran (biofisika)
Peglihatan dan pendengaran (biofisika)Peglihatan dan pendengaran (biofisika)
Peglihatan dan pendengaran (biofisika)Koko Ekayana
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Sistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusiaSistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusiaShaznie Hasran
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRAPPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRANafiah RR
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxShinegaWahyu
 
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptxKEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptxDesiRiska3
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxAthar Shaikh
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indraWarnet Raha
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxicuntaribiya
 
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxBennyHamonangan
 

Semelhante a Presentasi sistem visual (20)

Peglihatan dan pendengaran (biofisika)
Peglihatan dan pendengaran (biofisika)Peglihatan dan pendengaran (biofisika)
Peglihatan dan pendengaran (biofisika)
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Sistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusiaSistem penglihatan manusia
Sistem penglihatan manusia
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRAPPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
PPT BIOLOGI SISTEM SARAF & INDRA
 
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptxKELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
KELOMPOK 8_PPT BIOOPTIKA PADA MANUSIA_OFF B.pptx
 
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptxKEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
KEL 3 BIOPSIKOLOGI (Sistem Visual).pptx
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptx
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
sistem saraf manusia
sistem saraf manusiasistem saraf manusia
sistem saraf manusia
 
Biologi bab 8
Biologi bab 8Biologi bab 8
Biologi bab 8
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
PPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptx
PPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptxPPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptx
PPT CAHAYA DAN ALAT OPTIK.pptx
 
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
 

Último

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Último (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Presentasi sistem visual

  • 1. SISTEM VISUAL KELOMPOK 4 : Leonart Maruli Ridwan Panji Laksono Putri Septiani
  • 2. SISTEM VISUAL Sistem visual adalah system/cara mata kita agar bagaimana kita dapat melihat. Setiap makhluk mempunyai tipekal penglihatan yang berbeda tergantung dari adaptasi/kemampuan tiap-tiap makhluk tersebut menangkap cahaya / gelombang energi elektro magnetik yang masuk ke dalam matanya. BAGIAN – BAGIAN DARI MATA
  • 3. SISTEM KERJA MATA 1. PUPIL DAN LENSA MATA • Cahaya masuk kedalam mata melalui pupil , besar-kecilnya ukuran pupil saat menangkap perubahan suatu cahaya ditentukan oleh dua level yaitu dari sensitivitas (kemampuan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek dalam keadaan cahaya yang minim/remangremang) dan ketajaman (kemampuan untuk melihat suatu objek secara detail). • Ketika pupil mengerut atau mengecil, maka bayangan benda yang jatuh pada retina akan lebih tajam namun ketika pada saat pencahayan berkurang maka pupil akan membuka lebih lebar untuk membiarkan cahaya lebih banyak masuk tetapi akan mengurangi ketajaman dan kedalam fokus benda tersebut. • Pada beberapa penelitian yang dilakukan, pembesaran pada pupil (detak jantung akan melemah) hal itu menunjukkan konsentrasi seseorang. Hal ini bisa anda praktekan dengan mengalikan angka 17 dengan 36 diluar kepala sambil berkaca dan lihatlah yang terjadi pada pupil anda
  • 4. Pupil & Lensa mata • Dibelakang pupil ada lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang akan ditangkap oleh retina, dan bagian yang mengontrol lensa mata ini disebut dengan otot-otot siliari (ciliary muscles) • Otot-otot siliari ini berfungsi untuk mengontrol lensa mata. Ketika kita melihat sebuah objek yang dekat maka otot-otot ciliary akan berkontraksi dan lensa mata akan berbentuk silindris. • proses konfigurasi dari lensa mata untuk membawa sebuah objek menjadi fokus di retina mata disebut dengan akomodasi (accomodation). Sedangkan istilah Binocular disparity adalah perbedaan dalam posisi dari sebuah objek yang ditangkap dalam dua retina.
  • 5. 2. Retina & Transalasi Cahaya menjadi Sinyal Sinyal Neuron • Retina mempunyai lapisan-lapisan yaitu dua receptor (Rod & Cone), horizontal cells, bipolar cells, amacrine cells dan retinal ganglion cells. • Reseptor Rod & Cone merupakan sel-sel yang yang dispesialisasikan untuk menerima sinyal-sinyal mekanik, kimiawi atau radian (pemancar panas) yang ada disekeliling kita. • Sel-sel Amacrine dan Sel-sel Horizontal dispesialisasikan untuk komunikasi lateral (komunikasi lateral adalah komunikasi yang melewati channel-channel utama sensori input). • Bipolar Cells adalah sel-sel yang berada di bagian tengah retina. • Retinal ganglion cells merupakan lapisan neuron di dalam retina yang memiliki serabut-serabut saraf yang bertolak pada bola mata.
  • 6. • Sistem kerja struktur ini pada saat cahaya datang yakni sebagai berikut : cahaya diterima cone reseptor dan rod reseptor setelah melewati 4 lapisan terdahulu yaitu Retinal ganglion cells, Amacrine Cells, Bipolar Cells dan Horizontal Cells. Kemudian saat reseptor telah teraktifasi, pesan neural ditranslasikan balik melewati lapisan-lapisan retinal kepada sel-sel ganglion retinal, yang akson-aksonnya berproyeksi disekujur bagian dalam retina sebelum berkumpul dalam bentuk bundel dan keluar meninggalkan bola mata.
  • 7. Susunan terbalik ini menciptakan dua masalah visual yaitu: • Yang pertama cahaya datang terdistorsi oleh jaringan retinal yang harus dilaluinya sebelum mencapai reseptor. • Masalah yang kedua adalah agar bundel akson-akson sel ganglion retinal meninggalkan mata harus ada sebuah celah di lapisan reseptor, celah itu dinamakan blind spot. Blind Spot terletak di depan sel-sel retinal ganglion. • Masalah pertama diminimalisir oleh fovea. Fovea adalah lekukan atau cekungan sebesar 0.33 mm yang berada di tengah retina, dan area tersebut dikhususkan untuk penglihatan akuitas tinggi (untuk melihat gambar dengan detail halus). • Titik buta (blind spot) merupakan masalah yang kedua yang tercipta oleh struktur terbalik retina, membutuhkan solusi yang lebih kreatif, yang lebih diilustrasikan dalam demonstrasi berikut ini yaitu completion (komplesi/perlengkapan).
  • 8. Reseptor Cone & Rod • Khusus untuk bagian ini, spesies yang hanya aktif di malam hari cenderung memiliki retina berbentuk batang (rod receptor) saja, untuk spesies yang aktif pada siang hari saja kecenderungan memiliki retina berbentuk kerucut saja (cone receptor), sedangkan untuk manusia memiliki keduanya. • Ada dua reseptor utama yang terdapat pada retina, ada reseptor yang berbentuk cone atau kerucut dan reseptor berbentuk batang yang disebut rod. Masing-masing reseptor cones dan rods memediasi jenis-jenis penglihatan yang berbeda. Photopic vision (penglihatan-fotopik adalah penglihatan yang didominasi oleh reseptor cones) dalam iluminasi (keadaan pencahayaan) yang baik dan memberikan persepsi berwarna dengan akuitas tinggi (sangat detail) tentang dunia.
  • 9. • Dalam pencahayaan yang redup, tidak ada cukup cahaya untuk membangkitkan reseptor bentuk-kerucut (cones) secara reliabel dan scotopic vision (penglihatan yang dimediasi oleh reseptor untuk batang (rod)-lah yang mendominasi. Akan tetapi sensitivitas penglihatan skotopik tidak tercapai secara sempurna: Penglihatan skotopik kehilangan detail gambar maupun warna dari penglihatan fotopik, jadi objek yang dilihat menjadi kabur atau tidak jelas.
  • 10. Gerakan Mata • Mata merupakan salah satu organ yang sistem kerjanya paling aktif dibandingkan dengan organ-organ yang lain. • Integrasi temporal adalah sistem kerja mata dalam memindai medan visual secara terus-menerus dan persepsi visual kita merupakan hasil akumulasi dari informasi-informasi visual termutakhir atau terbaru, contohnya adalah ketika kita mencoba mengedipkan mata kita berkali-kali dan persepsi visual kita tidak lenyap. Transduksi Visual : Konversi Cahaya menjadi Sinyal-Sinyal Neural • Transduksi adalah konversi sebuah bentuk energi kedalam bentuk lain. Sedangkan, Transduksi visual adalah konversi cahaya menjadi sinyalsinyal neural oleh reseptor-reseptor visual. • Konversi cahaya menjadi sinyal-sinyal neural pada mata terjadi terutama pada bagian reseptor rod.
  • 11. Dari Retina ke Korteks Visual Primer • Jalur utama dari retina menuju ke otak adalah jalur retina-geniculatestriate, yang mengonduksi sinyal dari masing-masing retina ke korteks visual primer. • Yang menjadi korteks visual primer adalah striate, dan melalui lateral geniculate nuclei latamus. Visual korteks primer ini berada pada bagian lobus oksipital, seperti yang sudah diketahui pada bagian anatomi sistem syaraf bahwa bagian otak ini dikhususkan untuk proses visual. • Lateral geniculate nucleus (nuklei genikulat lateral) merupakan pembawa informasi visual utama dari retina ke otak.
  • 12.
  • 13. Organisasi Retinotopik Sistem retina-genikulat-striat bersifat retinotopic, definisi dari Retinotopic sendiri adalah pemetaan sebuah input visual dari retina ke neuron-neuron, khususnya neuron yang mengalirkan berkas-berkas cahaya visual. Saluran M dan P • Terdapat 2 saluran komunikasi paralel yang mengalir melalui masingmasing nukleus genikulat lateral yaitu : Parvocellular Layer & Magnocellular Layer (seringkali disebut sebagai lapisan P & M). • Neuron-neuron Parvocellular Layer terutama responsif terhadap detaildetail halus dan terhadap objek yang stasioner atau bergerak lambat. Reseptor cone memberikan mayoritas input ke lapisan-lapisan P. • Neuron-neuron magnoseluler layer terutama responsif terhadap gerakan. dan reseptor rod memberikan mayoritas input ke lapisan-lapisan M.
  • 14. Melihat Batas & Ilusi Visual • Dalam pengertian tertentu Visual Edge itu tidak ada, visual edge hanya merupakan tempat dua daerah yang berbeda dari sebuah gambar visual bertemu satu sama lainnya. • Dalam sistem visual, artian melihat batas ini lebih ditekankan kepada persepsi seseorang dalam melihat tingkat kecerahan (gelap-terang). Sebuah contoh ilusi visual yang dikenal dengan sebutan grid illusion dan juga rotating snake illusion yang kami anggap mewakili sub ilusi visual ini :
  • 15.
  • 16. Melihat Warna • Warna adalah salah satu kualitas paling kasat mata dari pengalaman visual manusia. Thomas Young dan Wilhelm von Helmholtz mengajukan komponen teori atau trikomatik teori yang menyatakan bahwa ada tiga macam reseptor (cone/kerucut) warna yang berbeda yaitu merah, hijau dan biru, masing-masing dengan sensitivitas spektral yang berbeda dan sebuah stimulus diduga dikode oleh rasio antara aktivitas ketiga macam reseptor ini. • Teori penglihatan warna lainnya adalah opponent-process theory (teori proses-oponen) diusulkan oleh Edward Hering pada 1878. Ia mengatakan bahwa ada dua golongan sel yang berbeda dalam sistem visual untuk mengode warna dan sebuah golongan kelas lain untuk mengode brightness (tingkat kecerahan).
  • 17. Melihat Warna • Teori Retineks menyatakan bahwa warna sebuah objek ditentukan oleh reflectance (pantulan) – berapa besar proporsi cahaya dengan panjanggelombang yang berbeda yang dipantulkan oleh sebuah permukaan. • Korteks Prestiate adalah berkas jaringan dalam lobus oksipital yang mengelilingi korteks visual primer (dalam gambar di bawah terletak di bagian berwarna merah). Korteks ini yang berfungsi membawa informasi visual dengan menggunakan arus ventral dan dorsal. • Korteks Inferotemporal adalah korteks lobus temporal inferior berada pada posisi warna yang hijau pada gambar sedangkan Korteks Parietal Posterior berada pada bagian kuning pada gambar. Kedua korteks ini mempunyai fungsinya sebagai salah satu path atau jalur yang dilalui oleh arus dorsal dan arus ventral yang akan dijelaskan di bawah :
  • 18.
  • 19. Kerusakan pada Korteks Visual Primer : Skotoma dan Hemianopsic • Kerusakan pada sebuah korteks visual primer menghasilkan Skotoma yaitu daerah kebutaan di daerah yang berhubungan dengan medan visual kontralateral pada kedua belah mata, walaupun dikategorikan pada tingkat kebutaan namun sebenarnya problem utamanya lebih kepada tingkat ketidakmampuan mata menangkap objek visual dengan ketajaman yang sempurna. Penyebab utama dari penglihatan skotoma ini biasanya terjadi karena kerusakan di otak ataupun sum-sum tulang belakang. Contoh gambar penglihatan seseorang yang menderita skotoma :
  • 20. Sedangkan, Hemianopsic adalah sejenis penyakit skotoma namun, efeknya terhadap penglihatan lebih besar, seseorang yang menderita hemianopsic kehilangan sampai separuh medan visualnya bisa terjadi pada salah satu mata atau keduanya. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh gangguan tumor otak atapun penyakit stroke. Contoh gangguan hemianopsic ada di bawah ini :
  • 21. Arus Dorsal dan Arus Ventral • Informasi memasuki korteks visual primer melalui nuklei genikulat lateral. • Arus Dorsal mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestriat dorsal lalu ke korteks parietal posterior • Arus ventral mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestiat ventral lalu ke korteks inferotemporal. • Kebanyakan neuron-neuron dari korteks visual dalam arus dorsal membawa informasi stimuli spasial, seperti stimuli yang mengindikasikan lokasi dari suatu objek dan arah gerakannya. Sebaliknya neuron-neuron dalam arus ventral lebih merespons karakteristiknya dari suatu objek misalnya yang berhubungan dengan arah dan bentuk.
  • 22. Kaitan utama dari arus dorsal terhadap suatu perilaku adalah mengarahkan interaksi behavioral dengan berbagai objek, sedangkan arus ventral adalah untuk memediasi persepsi yang disadari terhadap berbagai objek, hal inilah yang disebut “teori kontrol perilaku vs persepsi yang disadari”