Dokumen tersebut membahas manajemen risiko pada pekerja cucian motor. Ia mengidentifikasi 7 tingkat risiko utama dari pekerjaan tersebut, termasuk risiko virus dan bakteri, serta risiko stres akibat waktu kerja yang panjang. Dokumen tersebut memberikan saran untuk meminimalisir risiko dengan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, komunikasi yang baik, serta penggunaan SOP dan APD.
2. LATAR BELAKANG
Masyarakat memerlukan hal yang serba
instan. Hal itu disebabkan akan kegiatan
yang cukup padat. Juga memerlukan jasa
karena masyarakat sendiri kurang
mempunyai waktu.
3. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana manajemen risiko pada
pekerjaan cucian motor.
2. Tujuan Khusus
– Mengetahui persiapan dalam manajemen risiko pada
pekerja cucian motor.
– Mengetahui identifikasi dalam manajemen risiko pada
pekerja cucian motor.
– Mengetahui analisa risiko dalam manajemen risiko
pada pekerja cucian motor.
– Mengetahui evaluasi risiko dalam manajemen risiko
pada pekerja cucian motor.
– Mengetahui pengendalian risiko dalam manajemem
risiko pada pekerja cucian motor.
4. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Pekerja
– Referensi bagi pekerja cucian motor tentang
potensi bahaya kecelakaan kerja yang bisa didapat
dari rutinitas bekerja sehari – hari.
– Mengetahui cara pengendalian risiko guna
mengurangi bahaya kecelakaan kerja pada pekerja
cucian motor.
2. Bagi penulis
– Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko
khususnya bagi pekerja cucian motor.
– Referensi aplikasi yang penulis miliki agar sesuai
dengan SOP.
6. JENIS - JENIS HAZARD
• Hazard fisik
(suhu, tekanan, getaran, cahaya, radi
asi, dan suara)
• Hazard Kimia (debu, uap)
• Hazard biologi
• Hazard fisikologi atau Ergonomi
• Hazard Psikososial
7.
8. PROSES MENCUCI MOTOR
• Semprot motor dengan selang untuk meluruhkan
kotoran.
• Masukkan sponge ke dalam ember satu (berisi air
dan shampoo).
• Bersihkan motor bagian per bagian dengan
mengusapkan sponge mulai dari atas ke bawah.
• Sebelum pindah ke bagian lain, bersihkan sponge ke
ember dua (berisi air bersih) dulu baru masukkan
lagi ke ember satu.
• Setelah semua bagian dibersihkan, semprot motor
dengan selang sampai tidak ada sisa sabun dan lap
dengan kanebo sampai kering.
9. MANAJEMEN RISIKO
• Ruang Lingkup Management Risiko
Manajemen risiko dilakukan di Tempat Cucian Motor, Jl. Rajawali Sakti I
Panam Pekanbaru.
• Personil yang Terlibat
Personil yang dinilai risikonya:
– Pekerja Cucian Motor sejumlah 6 (enam) orang.
– Pelanggan.
• Standar Penentuan Kriteria Risiko
Penentuan Risiko diambil berdasarkan persentasi angka kejadian
ataupun angka prediksi kejadian frekuensi tertinggi yang sering terjadi
serta tingkat keparahan kejadian melalui analisa manajemen risiko.
10. MANAJEMEN RISIKO
• Dokumen yang terkait
Hasil wawancara dengan pekerja cucian
motor.
Dokumentasi foto.
Literature / referensi serta hasil penelitian
11. MANAJEMEN RISIKO
• Identifikasi Bahaya
Secara umum kegiatan cucian motor sudah
menggunakan SOP secara cukup optimal,
hanya saja ada beberapa tidak sesuai SOP
dan tanpa APD sebagaimana kebanyakan
para pekerja cucian motor saat ini.
12. SIMPULAN
Setelah diadakan penelitian :
• 7 (tujuh) tingkat risiko dari kegiatan cucian motor.
• Analisa semi kualitatif, skor tertinggi 16 dari
maksimum 26 yang disebabkan oleh hazard faktor
biologi (virus, bakteri, jamur) dengan tafsiran
probabilitasnya sangat mungkin terjadi dan
pengaruhnya serius.
• Skor minimal adalah 2 (dua) dari faktor psikososial
khususnya dari sisi manajemen waktu, yaitu paparan
pekerjaan cucian motor yang sepanjang hari
sementara waktu istirahat yang relatif kurang.
13. SARAN
• Hendaknya para pekerja lebih memperhatikan
persiapan peralatan dan bahan yang
diperlukan sebelum memulai pekerjaan.
• Hendaknya tidak ada kurang baiknya
komunikasi antara pekerja dan pelanggan.
• Para pekerja sebaiknya meminimalisir
kemungkinan risiko yang terjadi.
• Pekerja hendaknya mengunakan Standar
Operasional Pelayanan (SOP) dan APD secara
optimal.