SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KEYNOTE SPEECH
            MENTERI PERTANIAN RI

      SIMPOSIUM DAN SEMINAR BERSAMA
      PERAGI-PERHORTI-PERIPI DAN HIGI
    “MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN DAN
        ENERGI YANG BERKELANJUTAN”
              BOGOR, 1 MEI 2012

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati :
■Saudara Rektor Institut Pertanian Bogor,
■Para Pembantu Rektor dan Dekan lingkup
Institut Pertanian Bogor,
■Ketua Himpunan Profesi PERAGI, PERHORTI,
PERIPI dan HIGI,
■Pembicara dari KADIN, Himpunan Profesi, PTPN
III dan Kementerian BUMN,
■Hadirin sekalian yang berbahagia.


      Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji
dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

1
kepada kita semua, sehingga pada hari ini dapat
mengikuti      Simposium          dan     Seminar        yang
diselenggarakan secara bersama oleh Himpunan
Profesi PERAGI, PERHORTI, PERIPI dan HIGI.
dengan Tema “ Mewujudkan Kedaulatan Pangan
dan Energy Berkelanjutan”.
       Saya    memandang          pemilihan    topik    dalam
Simposium dan Seminar ini sangatlah tepat, karena
ini adalah masalah riil yang kita hadapi bersama saat
ini,   terutama      terkait    dengan    gonjang      ganjing
persoalan bahan bakar minyak, yang mengait erat
dengan masalah pangan dan energi. Selain itu terkait
dengan pangan, saat ini bertepatan dengan pidato
Presiden pertama kita, Soekarno saat peletakan batu
pertama     pembangunan           kampus       pertanian     di
Baranang Siang ini 60 tahun yang lalu, dimana isi
pidato beliau masih sangat relevan dengan masalah
ketahanan pangan dan kedaulatan pangan di negara
tercinta saat ini.
       Pada       kesempatan       ini    izinkanlah       saya
menyampaikan           terima     kasih       pada     panitia
2
penyelenggara, yang telah memberikan kesempatan
kepada saya menyampaikan keynote speech, yang
pagi ini kami beri judul : “Kebijakan Kementerian
Pertanian dalam Penyediaan Lahan dan Teknologi
untuk     Mendukung      Terwujudnya     Kedaulatan
Pangan”.


Saudara-saudara yang saya hormati
        Mengacu pada berbagai tulisan dan pemikiran,
maka ada 8 (delapan) pra-syarat agar pembangunan
ketahanan pangan kita ke depan dapat terus
menopang ketersediaan pangan bagi masyarakat,
yang bertumpu pada kekuatan dan keunggulan
sumberdaya lokal sebagaimana dimanatkan pada
konsep kedaulatan pangan. Hal itu antara lain terkait
dengan (1) Penguasaan lahan harus memadai,
sehingga memungkinkan petani mengembangkan
beragam kegiatan usaha; (2) Tersedianya secara
memadai infrastruktur dasar pertanian seperti irigasi,
jalan dan listrik; (3) Dukungan teknologi pertanian
yang terbarukan; (4) Dukungan ketersedian sarana
3
produksi seperti modal, benih, pupuk dan pestisida
serta peralatan penunjang lainnya; (5) Jaminan pasar
dalam bentuk jaminan harga atau bentuk lainnya; (6)
Perlindungan terhadap resiko usaha yang dihadapi
petani; (7) peluang bagi pengembangan usaha dalam
memperbesar nilai tambah; dan (8) Pendampingan
dalam adaptasi dan mitigasi akibat perubahan iklim.
      Kami di Kementerian beranjak dari ke delapan
hal di atas dan untuk menjawab ke delapan pra-
syarat tersebut, telah mencanangkan apa yang kami
sebut sebagai TUJUH GEMA REVITALISASI, yaitu :
(1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan
dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan
Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5)
Revitalisasi   Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi
Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi
dan Industri Hilir. Revitalisasi lahan termasuk hal
yang kami anggap penting, karena dalam upaya kita
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, apalagi
melalui prinsip ketahanan pangan, maka ketersediaan
lahan menjadi penentu utama.
4
Hadirin Sekalian yang Saya Hormati,
           Beranjak dari prasyarat di atas kami di
Kementerian Pertanian telah menyusun road map
pembangunan ketahanan pangan, yang didasari oleh
kerangka   pikir,    penciptaan    ketahanan    pangan
nasional dilandasi oleh kedaulatan dan kemandirian
pangan, dengan memperhatikan aspek keamanan
pangan dalam membentuk individu masayarakat yang
sehat, aktif dan produktif. Ada 3 (tiga) aspek dari
ketahanan pangan yang mendapat perhatian utama,
yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan konsumsi,
dan ini didukung oleh pengembangan berbagai
kebijakan dan lingkungan strategis, terkait dengan
sumberdaya, kebijakan ekonomi dan pasar.
              Ketersediaan berkaitan erat dengan
kemampuan produksi dalam negeri, cadangan dan
impor. Sementara itu keterjangkauan melihat aspek
distribusi, perdagangan, pengendalian harga dan
bantuan    pangan.     Sementara     aspek     konsumsi
memberikan titik perhatian pada masalah kualitas dan
kuantitas, penganekaragaman serta kandungan gizi.
5
Dalam tataran kebijakan, upaya pencapaian
ketahanan       pangan,   didukung    melalui     jaminan
ketersediaan pangan serta pemetaan wilayah atau
rumah tangga yang rawan pangan. Pengelolaan
cadangan juga mendapat perhatian penuh disamping
terus memacu percepatan diversifikasi pangan pada
level rumah tangga. Terkait dengan hal yang terakhir
ini,   kita    mengapresiasi   berbagai   inisiatif   lokal,
termasuk penetapan hari tanpa beras seperti yang
dilakukan pemerintah daerah Kota Depok.
        Selain itu kita juga mendorong rumah tangga
untuk         mengoptimalkan     pemanfaatan          lahan
pekaranganya, melalui apa yang kita sebut dengan
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Upaya ini
telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia di
Desa Kayen, Pacitan, pada tanggal 13 Januari 2012
yang lalu. Upaya ini telah berkembang secara cepat
di seluruh Indonesia, dan terbukti membantu keluarga
dalam peningkatan diversifikasi konsumsi pangannya,
dan menghemat pengeluaran keluarga. Salah satu


6
kunci dari program ini terkait dengan pengembangan
kebun bibit desa (KBD).


Hadirin Sekalian yang Saya Hormati
        Upaya   kita    dalam      memenuhi           kebutuhan
pangan masyarakat ke depan dihadapkan pada
banyak     tantangan,      terutama         terkait     dengan
ketersediaan lahan dan infrstruktur serta penerapan
teknologi di tingkat petani.           Terkait dengan lahan,
persoalan utama kita adalah pesatnya laju alih fungsi
lahan    pertanian     subur     pada      penggunaan      non
pertanian. Setiap tahun sekitar 100.000 hektar lahan
pertanian beralih fungsi menjadi lahan non-pertanian.
Sementara pencetakan sawah baru hanya sekitar
20-40 ribu hektar per tahun. Penyebabnya adalah
kebutuhan lahan untuk membangun kawasan industri,
pusat     perdagangan          serta      permukiman       dan
perumahan penduduk.
        Meningkatnya kebutuhan lahan untuk kegiatan
non-pertanian memang tidak dapat ditahan, mau tidak
mau harus dipenuhi. Namun, semestinya pemilihan
7
lahan dapat dilakukan dengan tepat. Sebab, tidak
semua lahan dapat dijadikan lahan pertanian terlebih
lagi lahan sawah. Karena itulah kita memutuskan
perlunya pengendalian alih fungsi lahan pertanian.
         Upaya   pengendalian    ini    menjadi    penting,
karena semakin terbatasnya ketersediaan lahan
pertanian beririgasi dan ke depan pengembangan
lebih diarahkan pada lahan-lahan sub optimal. Lahan
yang sesuai bagi kegiatan pertanian umumnya masih
berupa rumput, semak, belukar, dan hutan, yang
berada di areal penggunaan lain (APL) atau di luar
kawasan hutan dan HGU. Beberapa kawasan hutan
produksi konversi (HPK) dapat dilepas menjadi Areal
Penggunaan Lain.
         Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan
Litbang Pertanian, saat ini ada beberapa kawasan
potensial dan prioritas bagi pengembangan pangan
yaitu di Kalimantan dan Sulawesi. Wilayah lain yang
tersedia lahan dalam luasan yang memadai adalah
Papua, namun terkendala persoalan              kepemilikan
lahan.      Sementara    untuk         Pulau      Sumatera
8
dikategorikan sebagai wilayah potensial tetapi masuk
prioritas alternatif.


Hadirin Sekalian yang Saya Hormati
       Terkait dengan upaya pengendalian alih fungsi
lahan Data BPN (Badan Pertanahan Nasional)
menunjukan bahwa saat ini ada 585 dokumen hukum
tentang lahan. Beberapa diantara peraturan itu
bertentangan satu sama lainnya, sehingga sulit untuk
diterapkan. Pengaturan tentang pelarangan dan
pengendalian alih fungsi lahan pertanian, utamanya
sawah, telah dikeluarkan beberapa peraturan sejak
akhir tahun 80-an. Diantaranya :
1.Pelarangan   pembangunan kawasan industri dengan
Alih Fungsi Lahan Pertanian (Keppres No.53/1989).
2.Pelarangan    pemberian izin perubahan fungsi tanah
basah dan pengairan beririgasi bagi kawasan industri
(Keppres No.33/1990).
3.Pencegahan      pengunaan tanah sawah beririgasi
teknis untuk penggunaan non pertanian melalui


9
penyusunan         RTRW    (SE   MNA/KBPN      401-1851/
1994),
4.Izin   lokasi tdk boleh mengalihfungsikan sawah
irigasi teknis (SE MNA/KBPN 401-2261/1994).


     Terakhir kita telah menghasilkan UU No. 41/2009
tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan,
sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Undang-undang ini
menggunakan pendekatan kawasan dan lebih bersifat
upaya pencegahan terjadinya alih fungsi lahan,
melalui pendekatan insentif dan non insentif. Sebagai
turunan     dari   undang-undang    ini    telah    disusun
beberapa       peraturan     pemerintah,     diantaranya,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2011 tentang penetapan dan alih fungsi lahan
pertanian      pangan       berkelanjutan.         Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 tentang Insentif perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan.


10
Semua peraturan perundangan ini memerlukan
sosialisasi    yang        lebih    intensif,      sehingga
implementasinya       di     lapangan     dapat      segera
diwujudkan. Saya berharap dan mengajak para
anggota himpunan profesi, dapat menjadi salah satu
mitra    Kementerian       Pertanian    untuk     sosialisasi
peraturan perundangan ini, sehingga semakin banyak
orang yang memahami keberadaan undang-undang
dan peraturan tersebut.


Hadirin Sekalian peserta Simposium dan seminar
        Berkaitan dengan upaya kita dalam memenuhi
ketersediaan    sarana      dan    prasaran     pendukung
kegiatan pertanian, perlu saya sampaikan bahwa
kewenangan Kementan terbatas dalam hal ini. Kita
banyak tergantung pada kementerian atau lembaga
lainnya. Katakanlah kita sangat tergantung pada
Kementerian Pekerjaan Umum untuk urusan irigasi
dan jalan pedesaan. Kementerian Perindustrian bila
itu mengait dengan masalah pengolahan hasil dan
pengembangan industri pertanian, serta Kementerian
11
Perdagangan, bila itu terkait dengan isu manajemen
stok dan perdagangan hasil pertanian. Untuk itu
koordinasi pada level Menteri Koordinator terus kita
dukung, sehingga semuanya dapat bekerja dan saling
bersinergi.


      Sementara itu mengait dengan isu penerapan
teknologi di tingkat petani, ini masih jadi persoalan
utama kita. Untuk melihat peran inovasi teknologi
dalam kegiatan ekonomi suatu negara salah satu
indikator     yang     digunakan    adalah    Total    Factor
Productivity (TFP).       Selama tahun 1971-2001 TFP
Indonesia hanya 0,002 persen jauh dibandingkan
negara ASEAN lainnya seperti Thailand (1,8%),
Singapura (1,5%) dan Malaysia (0,9%). Hal ini
menunjukkan            bahwa     pertumbuhan          ekonomi
Indonesia      lebih    banyak     ditopang   oleh     modal
dibandingkan intervensi inovasi teknologi. Hal ini
dipertegas oleh nilai ekspor Indonesia tahun 1996
sampai 2009 yang didominasi oleh produk-produk
yang kandungan teknologinya rendah. Sementara
12
impor Indonesia didominasi oleh produk industri,
tambang, dan produk industri makanan dengan
kandungan teknologi yang tinggi.
       Ke depan kita mengarahkan kegiatan penelitian
dan    pengembangan          untuk    dapat   menghasilkan
inovasi yang mengait dengan :
1.Inovasi   teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alsintan;
2.Inovasi   teknologi pemanfaatan lahan, mitigasi dan
adaptasi dampak perubahan iklim;
3.Pengembangan       rekayasa model kelembagaan dan
rumusan kebijakan pembangunan;
4.Diseminasi    inovasi teknologi untuk meningkatkan
daya saing di pasar lokal/internasional;


     Pada     perspektif     sistem    diseminasi   inovasi
pertanian, Kementerian Pertanian menciptakan dan
menyediakan        inovasi     (generating     subsystem),
menyampaikan inovasi (delivery subsystem) dan
menjaring umpan balik untuk perbaikan inovasi
(receiving subsystem). Penyampaian hasil inovasi
teknologi Pertanian tersebut tentu berbeda strategi
13
dan cara pelaksanaannya untuk masing-masing
kelompok sasaran. Saat ini Kementan menggunakan
pendekatan Spektrum Diseminasi Multi Channel.
Spektrum diseminasi adalah jangkauan perluasan
diseminasi dengan memanfaatkan berbagai jalur
komunikasi         dan          pemangku        kepentingan
(stakeholders) yang terkait. Multi Channel disini
terkait   dengan      seperangkat     jalur    dan    pelaku
komunikasi    yang        dapat     dimanfaatkan       untuk
mendistribusikan informasi inovasi teknologi


Hadirin yang saya hormati,
     Berdasarkan gambaran di atas terlihat bahwa
masih banyak hal yang perlu dibenahi, terutama yang
terkait dengan penataan kebijakan dan koordinasi
lintas lembaga, terutama dalam memaksimalkan
dukungan stakeholder terhadap semua program yang
telah dicanangkan Kementerian Pertanian.
     Pada kesempatan yang baik ini kami mengajak
saudara    sekalian      para    anggota      dan   pengurus
Himpunan     Profesi,     untuk     bersama-sama       kami
14
membangun pertanian ke depan sesuai dengan
peran dan tanggung jawab kita masing-masing.
      Demikian yang bisa saya sampaikan pada
kesempatan ini, mudahan-mudahan berguna bagi
upaya kita bersama di dalam membangun sektor
pertanian yang tangguh di masa mendatang. Dengan
mengucapkan       Bismillahir’rahmanirrahim,       saya
membuka     Simposium     dan    Seminar       Bersama
PERAGI-PERHORTI-PERIPI          dan     HIGI.      Saya
berharap   sehingga   apa     yang    dihasilkan    dari
Simposium dan seminar ini mampu memberikan
manfaat untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia, khususnya masyarakat pertanian.


Billahit taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

                         Menteri Pertanian RI,


                              SUSWONO



15

More Related Content

What's hot

Panduan pengisian indeks inovasi daerah bappeda
Panduan pengisian indeks inovasi daerah bappedaPanduan pengisian indeks inovasi daerah bappeda
Panduan pengisian indeks inovasi daerah bappeda
AkB
 
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdfKEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
TaufikAditya4
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
Sidik Abdullah
 

What's hot (20)

Program bk 1617
Program bk 1617Program bk 1617
Program bk 1617
 
Surat keterangan bekerja
Surat keterangan bekerjaSurat keterangan bekerja
Surat keterangan bekerja
 
Panduan pengisian indeks inovasi daerah bappeda
Panduan pengisian indeks inovasi daerah bappedaPanduan pengisian indeks inovasi daerah bappeda
Panduan pengisian indeks inovasi daerah bappeda
 
0. PPT Konversi SKP 2023 okkk.pptx
0. PPT Konversi SKP 2023 okkk.pptx0. PPT Konversi SKP 2023 okkk.pptx
0. PPT Konversi SKP 2023 okkk.pptx
 
Surat dana talangan
Surat dana talanganSurat dana talangan
Surat dana talangan
 
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pnsProses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
 
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdfKEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
 
Surat badan hukum muhammadiyah
Surat badan hukum muhammadiyahSurat badan hukum muhammadiyah
Surat badan hukum muhammadiyah
 
sk supervisi.docx
sk supervisi.docxsk supervisi.docx
sk supervisi.docx
 
STRATEGI PENGEMBANGAN BKK...ppt
STRATEGI PENGEMBANGAN BKK...pptSTRATEGI PENGEMBANGAN BKK...ppt
STRATEGI PENGEMBANGAN BKK...ppt
 
2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...
2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...
2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
 
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
 
Paparan materi asn corpu jawa tengah
Paparan materi asn corpu   jawa tengahPaparan materi asn corpu   jawa tengah
Paparan materi asn corpu jawa tengah
 
Dokumen pengadaan tanah timbunan
Dokumen pengadaan tanah timbunanDokumen pengadaan tanah timbunan
Dokumen pengadaan tanah timbunan
 
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisSk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
 
Compro sha-compress
Compro sha-compressCompro sha-compress
Compro sha-compress
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 

Similar to Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Enchink Qw
 
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
johan effendi
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma Wijaya
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summary
Ela Afellay
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
yulius45
 
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
AriesMIqbal
 

Similar to Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan (20)

Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
 
Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018
 
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan PetaniKonsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
 
ADOPSI INOVASI TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI PERTANIAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN...
ADOPSI INOVASI TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI PERTANIAN  MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN...ADOPSI INOVASI TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI PERTANIAN  MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN...
ADOPSI INOVASI TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI PERTANIAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN...
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
 
1 kajian
1 kajian1 kajian
1 kajian
 
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
 
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklim
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklimAdaptasi reformasi agraria perubahan iklim
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklim
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summary
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Issues on food & energy
Issues on food & energyIssues on food & energy
Issues on food & energy
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
 
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JKChalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
Chalid Muhammad : Arah Kebijakan Lingkungan Hidup Pemerintahan Jokowi-JK
 
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
 
Makalah keynote-speakers
Makalah keynote-speakersMakalah keynote-speakers
Makalah keynote-speakers
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 

Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan

  • 1. KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN RI SIMPOSIUM DAN SEMINAR BERSAMA PERAGI-PERHORTI-PERIPI DAN HIGI “MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN” BOGOR, 1 MEI 2012 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Yang Saya Hormati : ■Saudara Rektor Institut Pertanian Bogor, ■Para Pembantu Rektor dan Dekan lingkup Institut Pertanian Bogor, ■Ketua Himpunan Profesi PERAGI, PERHORTI, PERIPI dan HIGI, ■Pembicara dari KADIN, Himpunan Profesi, PTPN III dan Kementerian BUMN, ■Hadirin sekalian yang berbahagia. Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya 1
  • 2. kepada kita semua, sehingga pada hari ini dapat mengikuti Simposium dan Seminar yang diselenggarakan secara bersama oleh Himpunan Profesi PERAGI, PERHORTI, PERIPI dan HIGI. dengan Tema “ Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Energy Berkelanjutan”. Saya memandang pemilihan topik dalam Simposium dan Seminar ini sangatlah tepat, karena ini adalah masalah riil yang kita hadapi bersama saat ini, terutama terkait dengan gonjang ganjing persoalan bahan bakar minyak, yang mengait erat dengan masalah pangan dan energi. Selain itu terkait dengan pangan, saat ini bertepatan dengan pidato Presiden pertama kita, Soekarno saat peletakan batu pertama pembangunan kampus pertanian di Baranang Siang ini 60 tahun yang lalu, dimana isi pidato beliau masih sangat relevan dengan masalah ketahanan pangan dan kedaulatan pangan di negara tercinta saat ini. Pada kesempatan ini izinkanlah saya menyampaikan terima kasih pada panitia 2
  • 3. penyelenggara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya menyampaikan keynote speech, yang pagi ini kami beri judul : “Kebijakan Kementerian Pertanian dalam Penyediaan Lahan dan Teknologi untuk Mendukung Terwujudnya Kedaulatan Pangan”. Saudara-saudara yang saya hormati Mengacu pada berbagai tulisan dan pemikiran, maka ada 8 (delapan) pra-syarat agar pembangunan ketahanan pangan kita ke depan dapat terus menopang ketersediaan pangan bagi masyarakat, yang bertumpu pada kekuatan dan keunggulan sumberdaya lokal sebagaimana dimanatkan pada konsep kedaulatan pangan. Hal itu antara lain terkait dengan (1) Penguasaan lahan harus memadai, sehingga memungkinkan petani mengembangkan beragam kegiatan usaha; (2) Tersedianya secara memadai infrastruktur dasar pertanian seperti irigasi, jalan dan listrik; (3) Dukungan teknologi pertanian yang terbarukan; (4) Dukungan ketersedian sarana 3
  • 4. produksi seperti modal, benih, pupuk dan pestisida serta peralatan penunjang lainnya; (5) Jaminan pasar dalam bentuk jaminan harga atau bentuk lainnya; (6) Perlindungan terhadap resiko usaha yang dihadapi petani; (7) peluang bagi pengembangan usaha dalam memperbesar nilai tambah; dan (8) Pendampingan dalam adaptasi dan mitigasi akibat perubahan iklim. Kami di Kementerian beranjak dari ke delapan hal di atas dan untuk menjawab ke delapan pra- syarat tersebut, telah mencanangkan apa yang kami sebut sebagai TUJUH GEMA REVITALISASI, yaitu : (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. Revitalisasi lahan termasuk hal yang kami anggap penting, karena dalam upaya kita memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, apalagi melalui prinsip ketahanan pangan, maka ketersediaan lahan menjadi penentu utama. 4
  • 5. Hadirin Sekalian yang Saya Hormati, Beranjak dari prasyarat di atas kami di Kementerian Pertanian telah menyusun road map pembangunan ketahanan pangan, yang didasari oleh kerangka pikir, penciptaan ketahanan pangan nasional dilandasi oleh kedaulatan dan kemandirian pangan, dengan memperhatikan aspek keamanan pangan dalam membentuk individu masayarakat yang sehat, aktif dan produktif. Ada 3 (tiga) aspek dari ketahanan pangan yang mendapat perhatian utama, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan konsumsi, dan ini didukung oleh pengembangan berbagai kebijakan dan lingkungan strategis, terkait dengan sumberdaya, kebijakan ekonomi dan pasar. Ketersediaan berkaitan erat dengan kemampuan produksi dalam negeri, cadangan dan impor. Sementara itu keterjangkauan melihat aspek distribusi, perdagangan, pengendalian harga dan bantuan pangan. Sementara aspek konsumsi memberikan titik perhatian pada masalah kualitas dan kuantitas, penganekaragaman serta kandungan gizi. 5
  • 6. Dalam tataran kebijakan, upaya pencapaian ketahanan pangan, didukung melalui jaminan ketersediaan pangan serta pemetaan wilayah atau rumah tangga yang rawan pangan. Pengelolaan cadangan juga mendapat perhatian penuh disamping terus memacu percepatan diversifikasi pangan pada level rumah tangga. Terkait dengan hal yang terakhir ini, kita mengapresiasi berbagai inisiatif lokal, termasuk penetapan hari tanpa beras seperti yang dilakukan pemerintah daerah Kota Depok. Selain itu kita juga mendorong rumah tangga untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekaranganya, melalui apa yang kita sebut dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Upaya ini telah dicanangkan Presiden Republik Indonesia di Desa Kayen, Pacitan, pada tanggal 13 Januari 2012 yang lalu. Upaya ini telah berkembang secara cepat di seluruh Indonesia, dan terbukti membantu keluarga dalam peningkatan diversifikasi konsumsi pangannya, dan menghemat pengeluaran keluarga. Salah satu 6
  • 7. kunci dari program ini terkait dengan pengembangan kebun bibit desa (KBD). Hadirin Sekalian yang Saya Hormati Upaya kita dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat ke depan dihadapkan pada banyak tantangan, terutama terkait dengan ketersediaan lahan dan infrstruktur serta penerapan teknologi di tingkat petani. Terkait dengan lahan, persoalan utama kita adalah pesatnya laju alih fungsi lahan pertanian subur pada penggunaan non pertanian. Setiap tahun sekitar 100.000 hektar lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan non-pertanian. Sementara pencetakan sawah baru hanya sekitar 20-40 ribu hektar per tahun. Penyebabnya adalah kebutuhan lahan untuk membangun kawasan industri, pusat perdagangan serta permukiman dan perumahan penduduk. Meningkatnya kebutuhan lahan untuk kegiatan non-pertanian memang tidak dapat ditahan, mau tidak mau harus dipenuhi. Namun, semestinya pemilihan 7
  • 8. lahan dapat dilakukan dengan tepat. Sebab, tidak semua lahan dapat dijadikan lahan pertanian terlebih lagi lahan sawah. Karena itulah kita memutuskan perlunya pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Upaya pengendalian ini menjadi penting, karena semakin terbatasnya ketersediaan lahan pertanian beririgasi dan ke depan pengembangan lebih diarahkan pada lahan-lahan sub optimal. Lahan yang sesuai bagi kegiatan pertanian umumnya masih berupa rumput, semak, belukar, dan hutan, yang berada di areal penggunaan lain (APL) atau di luar kawasan hutan dan HGU. Beberapa kawasan hutan produksi konversi (HPK) dapat dilepas menjadi Areal Penggunaan Lain. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Litbang Pertanian, saat ini ada beberapa kawasan potensial dan prioritas bagi pengembangan pangan yaitu di Kalimantan dan Sulawesi. Wilayah lain yang tersedia lahan dalam luasan yang memadai adalah Papua, namun terkendala persoalan kepemilikan lahan. Sementara untuk Pulau Sumatera 8
  • 9. dikategorikan sebagai wilayah potensial tetapi masuk prioritas alternatif. Hadirin Sekalian yang Saya Hormati Terkait dengan upaya pengendalian alih fungsi lahan Data BPN (Badan Pertanahan Nasional) menunjukan bahwa saat ini ada 585 dokumen hukum tentang lahan. Beberapa diantara peraturan itu bertentangan satu sama lainnya, sehingga sulit untuk diterapkan. Pengaturan tentang pelarangan dan pengendalian alih fungsi lahan pertanian, utamanya sawah, telah dikeluarkan beberapa peraturan sejak akhir tahun 80-an. Diantaranya : 1.Pelarangan pembangunan kawasan industri dengan Alih Fungsi Lahan Pertanian (Keppres No.53/1989). 2.Pelarangan pemberian izin perubahan fungsi tanah basah dan pengairan beririgasi bagi kawasan industri (Keppres No.33/1990). 3.Pencegahan pengunaan tanah sawah beririgasi teknis untuk penggunaan non pertanian melalui 9
  • 10. penyusunan RTRW (SE MNA/KBPN 401-1851/ 1994), 4.Izin lokasi tdk boleh mengalihfungsikan sawah irigasi teknis (SE MNA/KBPN 401-2261/1994). Terakhir kita telah menghasilkan UU No. 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan, sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Undang-undang ini menggunakan pendekatan kawasan dan lebih bersifat upaya pencegahan terjadinya alih fungsi lahan, melalui pendekatan insentif dan non insentif. Sebagai turunan dari undang-undang ini telah disusun beberapa peraturan pemerintah, diantaranya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011 tentang penetapan dan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. 10
  • 11. Semua peraturan perundangan ini memerlukan sosialisasi yang lebih intensif, sehingga implementasinya di lapangan dapat segera diwujudkan. Saya berharap dan mengajak para anggota himpunan profesi, dapat menjadi salah satu mitra Kementerian Pertanian untuk sosialisasi peraturan perundangan ini, sehingga semakin banyak orang yang memahami keberadaan undang-undang dan peraturan tersebut. Hadirin Sekalian peserta Simposium dan seminar Berkaitan dengan upaya kita dalam memenuhi ketersediaan sarana dan prasaran pendukung kegiatan pertanian, perlu saya sampaikan bahwa kewenangan Kementan terbatas dalam hal ini. Kita banyak tergantung pada kementerian atau lembaga lainnya. Katakanlah kita sangat tergantung pada Kementerian Pekerjaan Umum untuk urusan irigasi dan jalan pedesaan. Kementerian Perindustrian bila itu mengait dengan masalah pengolahan hasil dan pengembangan industri pertanian, serta Kementerian 11
  • 12. Perdagangan, bila itu terkait dengan isu manajemen stok dan perdagangan hasil pertanian. Untuk itu koordinasi pada level Menteri Koordinator terus kita dukung, sehingga semuanya dapat bekerja dan saling bersinergi. Sementara itu mengait dengan isu penerapan teknologi di tingkat petani, ini masih jadi persoalan utama kita. Untuk melihat peran inovasi teknologi dalam kegiatan ekonomi suatu negara salah satu indikator yang digunakan adalah Total Factor Productivity (TFP). Selama tahun 1971-2001 TFP Indonesia hanya 0,002 persen jauh dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Thailand (1,8%), Singapura (1,5%) dan Malaysia (0,9%). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak ditopang oleh modal dibandingkan intervensi inovasi teknologi. Hal ini dipertegas oleh nilai ekspor Indonesia tahun 1996 sampai 2009 yang didominasi oleh produk-produk yang kandungan teknologinya rendah. Sementara 12
  • 13. impor Indonesia didominasi oleh produk industri, tambang, dan produk industri makanan dengan kandungan teknologi yang tinggi. Ke depan kita mengarahkan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk dapat menghasilkan inovasi yang mengait dengan : 1.Inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alsintan; 2.Inovasi teknologi pemanfaatan lahan, mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim; 3.Pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan; 4.Diseminasi inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal/internasional; Pada perspektif sistem diseminasi inovasi pertanian, Kementerian Pertanian menciptakan dan menyediakan inovasi (generating subsystem), menyampaikan inovasi (delivery subsystem) dan menjaring umpan balik untuk perbaikan inovasi (receiving subsystem). Penyampaian hasil inovasi teknologi Pertanian tersebut tentu berbeda strategi 13
  • 14. dan cara pelaksanaannya untuk masing-masing kelompok sasaran. Saat ini Kementan menggunakan pendekatan Spektrum Diseminasi Multi Channel. Spektrum diseminasi adalah jangkauan perluasan diseminasi dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait. Multi Channel disini terkait dengan seperangkat jalur dan pelaku komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan informasi inovasi teknologi Hadirin yang saya hormati, Berdasarkan gambaran di atas terlihat bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi, terutama yang terkait dengan penataan kebijakan dan koordinasi lintas lembaga, terutama dalam memaksimalkan dukungan stakeholder terhadap semua program yang telah dicanangkan Kementerian Pertanian. Pada kesempatan yang baik ini kami mengajak saudara sekalian para anggota dan pengurus Himpunan Profesi, untuk bersama-sama kami 14
  • 15. membangun pertanian ke depan sesuai dengan peran dan tanggung jawab kita masing-masing. Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, mudahan-mudahan berguna bagi upaya kita bersama di dalam membangun sektor pertanian yang tangguh di masa mendatang. Dengan mengucapkan Bismillahir’rahmanirrahim, saya membuka Simposium dan Seminar Bersama PERAGI-PERHORTI-PERIPI dan HIGI. Saya berharap sehingga apa yang dihasilkan dari Simposium dan seminar ini mampu memberikan manfaat untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat pertanian. Billahit taufiq wal hidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Menteri Pertanian RI, SUSWONO 15