Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil
Ikatan kimia merupakan interaksi antara atom-atom yang menentukan sifat suatu zat. Terdapat beberapa jenis ikatan kimia seperti ikatan ionik, kovalen, koordinasi, logam, dan antarmolekul. Masing-masing memiliki ciri khas seperti sifat, proses pembentukan, dan energi ikatan.
Semelhante a Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil
Semelhante a Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil (20)
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil
1. Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi
tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu:
A. Ikatan antar atom:
1. Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu
senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion.
Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari
logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur
yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda
keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda
keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik
tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari
perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation
terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan
dalam aturan Lewis. Selanjutnya elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion hingga
mencapai jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan ionik yang
mempersatukan ion anion dan kation.
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
2. Ikatan kovalen = homopolar
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama
oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non
logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua
atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan
oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom
memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan
diri dengan konfigurasi atom dari He (2ē valensi) untuk mencapai tingkat kestabilannya. Selain
2. itu, elektron-elektron yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron
bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan elektron
yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1
pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan
elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan
rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal. Selain itu terdapat
juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi, delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa
kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap
elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atom-
atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada
senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda
keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
Gambar Ikatan Kovalen pada metana
3. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron
bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu
atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
1. Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini
berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga
menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
4. Ikatan Logam
3. Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak
hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang
ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak
bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat
bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan
logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam
semata.
B. Ikatan antar molekul
1. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai
keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan
ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih
lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki
pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron
bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan
hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin
besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa
tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen
lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
2. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar
molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol
seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai
diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam
fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol
ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi
dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.
4. Perbedaan Antara Ikatan Kovalen dan Ikatan Ion
Perbedaan antara Ikatan Kovalen dan Ikatan Ion
Ikatan kimia ada bermacam-macam, diantaranya ada ikatan kovalen,ikatan ion, ikatan koordinasi
dan lain sebagainya. Namun pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang perbedaan
antara ikatan kovalen dan ikatan ion.
Pada dasarnya ikatan kovalen dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu: teori ikatan valensi
dan yang kedua adalah teori orbital molekul. Pada teori yang pertama yaitu tentang tentang teori
ikatan valensi,dijelaskan interaksi electron valensi atom-atom yang saling berdekatan. Pada teori
ini jarak antara inti atom adalah yang mempunyai energi terendah. Sedangkan pada teori yang
kedua yakni tentang teori orbital molekul, menjelaskan tentang orbital sekitar inti – inti atom
yang bergabung. pada teori ini, orbital adalah gelombang electron pada molekul.
Sedangakan pada senyawa yang berikatan ion mempunyai sifat yang berbeda dengan senyawa
yang berikatan ion karena pada ikatan ion, didalam kisinya terdapat kation
dan anion. Adanya ion-ion tersebut (kation dan anion), menyebabkan terjadinya tarik menarik
yang kuat antara anion dan kation. Namun, selain terdapat gaya tarik menari, juga terdapat gaya
tolak-menolak di antara kation-kation dan anion-anion yang sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.
Berikut adalah perbedaan antara ikatan kovalen dan ikatan Ion.
Pada Ikatan Kovalen
1.Bentuk Senyawa yang dapat terjadi:
a.Padatan
(contoh: I2 dan gula)
b.Cair
(contoh: HCl, H2SO4, Br2)
c.Gas
(contoh: CO2, O2, H¬2, Cl¬2)
2.Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar maupun pelarut non polar.
a. Kovalen Non Polar larut dengan pelarut non polar)
(contoh: I2 larut dengan baik pada CCl4)
b. Kovalen polar larut dengan pelarut polar.
(contoh: gula larut dalam air)
3.Bentuk Kristal
Padatan kovalen dua dimensi
4.Daya Hantar Listrik
a. Untuk kovalen Polar, dapat menghantarkan listrik
(contoh: HCl dapat menghantarkan listrik)
b. Untuk kovalen non polar, tidak dapat menghantarkan listrik walaupun berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan gula tidak dapat menghantarkan listrik)
5. 5.Isomer
Punya
6.Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih rendah (kecuali intan karena kristalnya terikat dengan kuat sehingga energi yang
diperlukan untuk memutuskan energipun lebih besar).
7.Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur non logam dengan unsur non logam dengan penggunaan elektron
bersama-sama.
8. Proses Terjadinya IKatan
Penggunaan bersama pasangan elektron
9.Perbedaan Elektronegativitas
Kecil.
10.Daya Tarik
Melibatkan elektron-elektron yang dikongsi dan dua atau lebih inti atom yang bermuatan positif
secara bersama menarik elektro-elektron bermuatan negatif yang dikongsi.
11. Jari-jari
Lebih panjang.
12.Partikel Terkecil
Molekul
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih besar.
Sedangkan pada Ikatan Ion adalah:
1.Bentuk Senyawa yang dapat terjadi
Padatan ionik
(contoh: NaCl, KCL, CaCl2, KSN, CaSO4.2H2O)
2.Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar.
(contoh: NaCl larut dalan H2O)
3.Bentuk Kristal
Padatan ionik tiga dimensi (ion-ion berikat kuat didalam kisi-kisinya)
4.Daya Hantar Listrik
6. Dapat menghantarkan listrik ketika berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan NaCl dapat menghantarkan listrik dengan baik)
5.Isomer
Tidak punya (namun punya isoelektron).
6.Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih tinggi (karena ion-ionnya terikat kuat pada kisi-kisinya sehingga untuk memutuskan ikatan
diperlukan energi yang lebih besar)
7.Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur logam dengan unsur non logam
8. Proses Terjadinya Ikatan
Adanya transfer elektron
9.Perbedaan Elektronegativitas
Besar
10.Daya Tarik
Inti atom yang bermuatan positif, secara dominan melebihi muatan positif inti atom lainnya,
sehingga secara efektif menyebabkan satu atom menstransfer elektronnya ke atom yang lainnya.
11.Jari-jari
Lebih pendek.
12.Partikel terkecil
Ion postif dan ion negatif.
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih kecil.
Dari data diatas dapat dilihat beberapa perbedaan antara ikatan kovalen dengan ikatan ion.
Namun masih banyak lagi perbedan antara senyawa yang berikatan dengan Kovalen dan
senyawa yang berikatan dengan Ion.
7. IKATAN KIMIA
Sifat-sifat zat sebagian ditentukan oleh ikatan kimia antara atom-atom pembentukya. Suatu
ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kaut antara atom-atom tertentu di dalam suatu zat.
Perubahan kimia atau reaksi kimia terjadi karena penggabungan atau pemisahan atom-atom
dengan cara tertentu sehingga terbentuk zat yang lebih stabil. Hasil reaksi kimia dapat
mempunyai bentuk molekul tertentu atau dapat pula menghasilkan kristal dengan bentuk tertentu
yang akan menentukan sifat-sifat zat hasil tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis
atom dapat bergabung dengan jenis atom lain membentuk senyawa. Dalam bab ini akan
dipelajari penggabungan atom-atom membentuk senyawa, serta jenis ikatan kimia yang terjadi.
Dikenal ada beberapa macam ikatan kimia yaitu:
1. Ikatan ion / ikatan elektrovalen / ikatan heteropolar
2. Ikatan kovalen / ikatan atom / ikatan homopolar
3. Ikatan kovalen koordinasi / ikatan semipolar
4. Ikatan logam
5. Ikatan Hidrogen
6. Ikatan (Gaya) Van Der Waals.
Bagaimana ikatan kimia dapat terjadi? Bagian atom mana yang berperan dalam membentuk
ikatan kimia? Bagaimana ciri-ciri dan sifat dari senyawa dengan ikatan kimia tertentu?
Pertanyaan itu semua dapat terjawab setelah anda mengikuti uraian dalam bab ini. Ikatan
hidrogen dan gaya Van Der Waals dibahas di kelas 11 semester 1.
10.1 SUSUNAN ELEKTRON STABIL
Unsur-unsur gas mulia merupakan unsur-unsur yang sukar bereaksi dengan unsur lain. Sifat ini
dapat dimiliki oleh unsur-unsur gas mulia karena konfigurasinya yang stabil. Konfigurasi
elektron gas mulia dapat anda lihat dalam tabel.
Kulit elektron
Nomor
Unsur Elektron valensi
atom
K L M N O
He 2 2e 2e
Ne 10 2e 8e 8e
Ar 18 2e 8e 8e 8e
Kr 36 2e 8e 18e 8e 8e
Xe 54 2e 8e 18e 18e 8e 8e
8. Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron
pada kulit terluar (oktet) sebagaimana yang dimiliki oleh atom-atom unsur gas mulia kecuali
helium (dua elektron atau duplet). Menurut Kossel dan Lewis (1916) keadaan seperti ini
merupakan keadaan paling stabil yang dimiliki atom-atom unsur gas mulia (oktet). Sehingga
atom dari unsur-unsur yang lain berusaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti
konfigurasi elektron atom unsur gas mulia terdekat. Adanya kecenderungan memiliki konfigurasi
elektron stabil inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya ikatan kimia.
Usaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil dapat dicapai dengan cara:
1. Melepaskan elektron valensinya (elektron valensi pada umumnya £ 3, kecuali B, H, Be, He)
sehingga terbentuk ion positif yang bermuatan sejimlah elektron yang dilepaskannya.
Na : 2e 8e 1e ® Na+ : 2e 8e + 1e
Mg : 2e 8e 2e ® Mg2+ : 2e 8e + 2e
Al : 2e 8e 3e ® Al3+ : 2e 8e + 3e
1. Menarik elektron dari luar (elektron valensi pada umumnya ³ 5) sehingga bermuatan negatif
sebesar elektron yang ditariknya.
F : 2e 7e + 1 e ® F- : 2e 8e
O : 2e 6e + 2 e ® O2- : 2e 8e
Cl : 2e 8e 7e + 1 e ® Cl- : 2e 8e 8e
Antara ion positif dan ion negatif yang terbentuk akan terjagi gaya tarik menarik (gaya
elektrostatik) sehingga terbentuklah ikatan ion
1. Penggunaan bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang berikatan sehingga
terbentuk pasangan elektron terikat sebanyak elektron yang saling dipinjamkan. Akibat
penggunaan bersama pasangan elektron ini terbentuklah ikatan kovalen.
Contoh : atom hidrogen yang mempunyai 1 elektron akan saling menyumbangkan
elektronnya untuk digunakan bersama dalam molekul H2, sehingga masing-masing atom
hidrogen memiliki 2 elektron
H* + o H ® H *o H
Kegiatan 1
Unsur Ne dengan nomor atom 10 dan unsur Ar dengan nomor atom 18 memiliki konfigurasi
elektron yang stabil. Unsur-unsur yang mempunyai nomor atom sekitar Ne atau Ar ingin
memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Lengkapi tabel di bawah ini.
9. Jumlah Banyaknya elektron yang Jumlah Susunan
Atom Ion
elektron diikat/dibebaskan elektron elektron
11Na 11 Membebaskan 1 elektron Na+ 10 2e 8e
9F 9 Menerima 1 elektron F 10 2e 8e
12Mg
13Al
8O
17Cl
20Ca
Kesimpulan apakah yang dapat anda peroleh dari kegiatan tersebut?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
10.2 Ikatan Ion
Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara ion positif (kation) dengan ion
negatif (anion) disebut sebagai ikatan ion. Jika atom-atom logam berdekatan atom-atom bukan
logam akan terjadi perpindahan elektron valensi dari atom logam kepada atom bukan logam.
Akibatnya atom logam membentuk kation sedangkan atom bukan logam membentuk anion.
Antara anion dan kation yang berlawanan muatan akan saling tarik menarik dan terbentuklah
ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Atom logam natrium yang mempunyai susunan elektron 2e 8e 1e sedangkan atom klor
mempunyai susunan elektron 2e 8e 7e. Agar kedua atom di atas mempunyai susunan elektron
stabil (oktet) maka logam natrium akan melepaskan sebuah elektron valensinya, sedangkan atom
klor cenderung untuk menerima elektron yang dilepaskan oleh natrium tersebut
Pelepasan dan penerimaan elektron tersebut dapat digambarkan sebagai:
Na : 2e 8e 1e ® Na+ : 2e 8e + 1e
Cl : 2e 8e 7e + 1e ® Cl- : 2e 8e 8e
Atara ion Na+ dengan ion Cl- akan tarik menarik membentuk Na+Cl- dan ditulis sebagai NaCl.
10. 11p
Atom natrium, Na ion natrium, Na+
2e 8e 1e 2e 8e
Atom klrin, Cl ion klorida, Cl-
2e 8e 7e 2e 8e 8e
+ -
Dengan cara yang sama terangakan pembentukan senyawa MgF2, Na2O, CaCl2, Na3N
Kekuatan ikatan ion
Kekuatan ikatan ion suatu senyawa dapat dipredeksikan dari perbedaan skala keelektro-negatifan
atom unsur pembentuknya. Makin besar beda skala kelektronegatifannya makin kuat ikatan
ionnya. Bagaimana kekuatan ikatan ion senyawa – senyawa dibawah ini?
LiCl BeCl2 BCl3 K3N K2O KF
NaCl MgCl2 AlCl3 K2S KCl
KCl CaCl2 K2Se KBr
RbCl SrCl2 KI
CsCl BaCl2
Bagaimana kekuatan ion dari :
1. LiCl ke CsCl : ……………………………………………………………………………
2. NaCl ke AlCl3 : ……………………………………………………………………………
3. K3N ke KF : ……………………………………………………………………………
4. KF ke KI : ……………………………………………………………………………
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua
atom yang berikatan. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (semi logam dan bukan logam). Pasangan elektron yang dipakai bersama
dapat berupa sumbangan masing-masing atom berikatan atau sumbangan salah satu atom yang
berikatan.
11. Dalam melukiskan ikatan kovalen, kita menggunakan apa yang disebut rumus LEWIS, yaitu
setiap elektron valensi (elektron pada kulit terluar) dilambangkan dengan tanda (titik, silang, kros
atau yang lain).
x . . ..
H* xCx :N. :O. : Cl :
x . .. .
Untuk memudahkan pemikiran rumus lewis perlu diperhatikan:
1. Pembentukan ikatan kimia merupakan upaya atom suatu unsur untuk mencapai susunan oktet
(8 elektron terluar) atau duplet (2 elektron terluar).
2. Pasangan elektron terikat digambarkan diantara 2 atom yang berikatan.
3. Sepasang elektron dapat digambarkan dengan satu garis
Contoh: H H
ç
H C H atau H- C–H
ç
H H
Untuk lebih memahami ikatan kovalen lengkapi tabel berikut:
Elektron Elektron Rumus
Unsur Unsur Rumus Lewis Rumus struktur
valensi valensi senyawa
N 5 H 1 NH3
P 5 Cl 7 PCl3
H 1 O 6 H2O
B 3 Cl 7 BCl3
N 5 N 5 N2
C 4 O 6 CO2
12. Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dipergunakan bersama ikatan kovalen dapat
dibedakan menjadi:
1. Ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu garis ikatan) melibatkan sepasang elektron
2. Ikatan kovalen rangkap (melibatkan lebih dari sepasang elektron, 2 pasang elektron disebut
ikatan rangkap dua, dan kalau 3 pasang elektron disebut ikatan rangkap 3).
Kepolaran Ikatan
Didalam molekul HCl ternyata pasangan elektron yang dipergunakan bersama lebih tertarik
kepada Cl, karena atom Cl lebih kuat menarik elektron dari pada atom H (Cl lebih elektronegatif
dari pada H). Akibatnya dalam molekul HCl terbetuk dwi kutub (bersifat polar). Ikatan kovalen
semacam ini disebut ikatan kovalen polar. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda
keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar.
Kegiatan:
Perhatikan senyawa hidrida dalam tabel:
CH4 NH3 H2O HF
2,5 3,0 3,5 4,0
SiH4 PH3 H2S HCl
1,8 2,1 2,5 3,0
GeH4 AsH3 H2Se HBr
1,8 2,0 2,4 2,8
SnH4 SbH3 H2Te HI
1,8 1,9 2,1 2,5
Jika skala keelektronegatifan = 2,1 dan skala kelektronegatifan yang lain sesuai dalam tabel,
bagaimana perubahan kopolaran ikatan dari :
1. kiri ke kanan : …………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
1. atas ke bawah : …………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
13. Dalam molekul H2, Cl2, O2 pasangan elektron yang dipergunakan bersama tertarik sama kuat
oleh atom-atom yang berikatan oleh karena itu tidak terjadi dwi kutub (dipol). Ikatan kovalen
yang demikian disebut ikatan kovalen non polar.
Dalam molekul dwi atom (terdiri dari dua atom) kepolaran ikatannya dapat ditentukan dengan
mudah yaitu:
Molekul-molekul unsur (terdiri dari atom-atom sejenis) memiliki ikatan kovalen non polar (H2,
Br2, Cl2, O2 dan sebagainya)
Molekul-molekul senyawa (terdiri dari atom-atom tidak sejenis) memiliki ikatan kovalen polar
(HI, HCl, HBr, IF dan sebagainya)
Untuk molekul-molekul yang mengandung atom lebih dari dua, ikatan kimianya tetap
merupakan ikatan kovalen polar, tetapi dapat bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris
dan atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
Contoh :
CH4, BF3, SiO2, CO2 ikatan antar atomnya adalah ikatan kovalen polar, tetapi molekul molekul
tersebut bersifat non polar.
H2O, NH3, PCl3 ikatan antar atomnya kovalen polar dan molekul bersifat polar.
Kegiatan :
Tujuan :
Mengetahui kepolaran senyawa
Alat dan bahan :
Biuret, standart (statif) lengkap dengan penjepit buaya, erlenmayer, beaker glass, penggaris
polietena, kain wool atau kain flannel, air (H2O), etanol (C2H5OH), aseton (CH3COOH), karbon
tetra klorida (CCl4).
Cara kerja:
- Pasanglah 4 buret pada statif dan isilah masing – masing buret dengan cairan yang
tersedia.
- Buatlah batang polietena bermuatan listrik dengan cara menggosok batang polietena
dengan kain flannel.
- Pengaruhi aliran cairan dari tiap – tiap buret dengan batang politen bermuatan
14. - Amati aliran cairan zat cair, apakah zat cair mengalami pembelokan?
Tabel Pengamatan
Aliran zat cair
Bahan
dibelokkan Tidak dibelokkan
Air
Etanol
Aseton
Karbon tetra klorida
Pertanyaan :
1. Kesimpulan apa yang anda dapatkan pada percobaan di atas?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
1. Mengapa ada zat cair yang dibelokkan dan ada yang tidak dibelokkan oleh batang politen
bermuatan? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
1. Dengan memperhatikan struktur Lewis senyawa – senyawa di atas, tentukan faktor – faktor
yang mempengaruhi kepolaran suatu molekul.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Ikatan Kovalen Koordinasi
Pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan kovalen berasal dari salah
satu atom yang berikatan (atom donor), sedangkan atom yang lain tidak menyumbangkan
15. elektron (atom akseptor). Ikatanm kovalen yang demikian disebut sebagai ikatan kovalen
koordinasi , semi polar atau ikatan datif
Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terbentuk apabila salah satu atom mempunyai pasangan
elektron bebas (PEB). Ketika berikatan, PEB berubah status menjadi PEI. Sebagai contoh
pembentukan ikatan antara amonia dengan ion hidrogen membentuk ion amonium. Atom N
dalam amonia mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat dipergunakan bersama dengan
ion hidrogen yang telah kehilangan elektronnya.
H
H +
H N + H+ ® H
N H
H
H ikatan koordinasi
Kegiatan
Tuliskan Rumus Lewis dalam molekul/ion di bawah ini dan tentukan ikatan kovalen
koordinasinya.
1. SO3 3. NH3BF3
2. CO 4. H3O+
Perbandinngan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen
Ikatan ion jauh lebih kuat daripada ikatan kovalen karena ikatan ion terjadi akibat gaya Coulomb
(gaya elektrostatis), sedangkan ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron ikatan. Berikut adalah perbandingan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen.
Senyawa ion Senyawa Kovalen
1. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang 1. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang
tinggi rendah
2. 2.
Cairan dan larutannya dapat menghantar Cairannya tidak dapat menghantar listrik
3. listrik (bersifat elektrolit) 3.
Pada suhu kamar ada yang berwujud
Semua senyawa elektrovalen pada suhu padat, cair maupun gas.
kamar berwujud padat
Ikatan Logam
16. Gaya tarik menarik seperti pada molekul-molekul polar dapat juga terjadi antara muatan positif
dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bergerak bebas. Interaksi
inilah yang dikenal sebagai ikatan logam.
Unsur-unsur logam menunjukkan sifat-sifat yang khas, seperti umumnya berupa zat padat pada
suhu kamar, dapat ditempa dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.
Sifat-sifat tersebut dapat dimaklumi setelah melihat bagaimana atom-atom logam dalam
membentuk ikatan logam. Atom-atom logam mempunyai elektron valensi yang kecil, sehingga
elektron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepaskan akibatnya elektron-elektron
valensi tersebut bukan hanya milik salah satu ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion
logam yang terjejal dalam kisi kristal logam. Dapat dikatakan bahwa elektron valensi dalam
logam terdelokalisasi, membaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif
logam yang telah melepaskan sebagian elektron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara
kedua muatan (elektron bermuatan negatif dengan ion logam yang bermuatan positif) yang
berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga pada
umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi.
Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh:
1. jari-jari atom, makin besar jari-jari atom menyebabkan ikatan logam semakin lemah
2. jumlah elektron valensi, makin banyak elektron valensinya ikatan logam semakin kuat
3. jenis elektron s, p atau d. logam-logam blok s ikatannya paling lemah dan logam-logam blok d
ikatan logamnya paling kuat (kelas 11).
Rangkuman
1. Cara suatu atom mencapai struktur elektron stabil seperti gas mulia, yaitu dengan mengikat
atau membebaskan elektron, dan menggunakan bersama pasangan elektron
2. Elektron yang berperan dalam ikatan kimia adalah elektron valensi
3. Ikatan ion adalah ikatan dengan gaya elektrostatif antara ion positif dan ion negatif.
4. Ikatan kovalen dapat terbentuk akibat penggunaan pasangan elektron, ikatan tunggal (sepasang
elektron), ikatan rangkap (dua pasang elektron atau lebih)
5. Berdasarkan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan ikatan kovalen dapat dibedakan
menjadi ikatan kovalen non polar dan ikatan kovalen polar.
6. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda skala keelektronegatifan atom-atom yang
berikatan semakin besar