SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
UPAYA MENINGKATKAN PEMBIASAAN BERBICARA SOPAN
 SANTUN DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA
  PELAJARAN PKN KELAS V SDN 01 JOSENAN MADIUN



                  PROPOSAL



                     Oleh:

               ERMA YULITA SARI

                    09141072




 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

          FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

               IKIP PGRI MADIUN

                     2012
KATA PENGANTAR

        Segala puji bagi Allah seru sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah- Nya , sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul “ Upaya Meningkatkan Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode
Role Playing Pada Mata Pelajaran PKN kelasV SDN 01 Josenan Madiun ”.

        Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan guru
serta peneliti lain pada umumnya untuk menggunakan dan mengembangkan metode
role playing pada pembelajaran berlangsung.

        Proposal ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada semua
pihak yang telah membantu khususnya kepada Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen
Penelitian Tindakan Kelas serta rekan – rekan       mahasiswa yang telah banyak
membantu dan memberikan dorongan dalam penyusunan proposal ini.

        Proposal yang sangat sederhana ini sudah barang tentu masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini.

        Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah –NYA
serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga proposal ini ada
gunannya dan manfaatnya bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.

                                                  Madiun, 21 Desember 2012




                                                         Penulis




                                      18
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................

               A. Latar Belakang........................................................................
               B. Batasan Masalah.....................................................................
               C. Rumusan Masalah......................................................................
               D. Tujuan Penelitian.......................................................................
               E.     Hipotesis Penelitian....................................................................
               F.     Manfaat Penelitian.........................................................................
               G. Asumsi Penelitian..........................................................................
               H. Ruang Lingkup................................................................................
               I.     Definisi Penelitian......................................................................

BAB II : Kajian Teori...............................................................................................

               A. Konsep Keterampilan Berbicara....................................................
               B. Konsep Metode Role Playing..............................................................
               C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role
                      Playing..........................................................................................

BAB III : Metode Penelitian ..................................................................................

               A. Rancangan Penelitian....................................................................
               B. Populasi dan Sampel..........................................................................
               C. Variabel Penelitian........................................................................




                                                                      iii
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................
               E. Instrumen Penelitian....................................................................
               F. Teknik Analisis Data........................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................




                                                           18
BAB I

                                 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
     Mengajar adalah seni dan ilmu pengetahuan. Jika suatu seni maka pengajaran
memerlukan inspirasi, intuisi, bakat dan kreativitas, sehingga sangat sedikit yang
betul-betul dapat diajarkan. Jika pengajaran adalah suatu ilmu pengetahuan, maka
mengajar memerlukan pengetahuan dan keterampilan, dan ini sesungguhnya dapat
dipelajari. Salah satunya adalah perkembangan bahasa verbal atau bahasa yang
diucapkan tidak hanya memerlukan belajar kata-kata, tetapi juga belajar tata bahasa
dan aturan-aturan dalam berbicara.
     Tidak terlepas dari peran seorang pendidik sebagai konselor diharapkan harus
sensitif dalam mengobservasi tingkah laku siswa. Seorang pendidik harus mencoba
merespons secara konstruktif ketika emosi siswa mulai berbicara tidak sopan dan
menyebut perbuatannnya supaya menarik perhatian kelas, sehingga merupakan bagian
dari kenakalan anak-anak pada tingkat SD, terutama di SDN 01 Josenan Madiun.
Seorang pendidik harus bisa mengenal kebutuhan sosial dan emosi anak-anak pada
tingkat perkembangan yang berbeda, mengidentifikasi perbedaan individu dalam
kelas, dan menyadari beberapa materi yang tidak tepat untuk siswa tertentu.
     Satu prinsip yang penting adalah bahwa sebagian besar anak-anak di SDN 01
Josenan Madiun masih dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pelajaran
ilmu pengetahuan sebaiknya meliputi meraba, membentuk, memanipulasi, mengalami
dan merasakan. Peranan ilmu sosial sebaiknya meliputi karya wisata, mengundang
ahli, bermain peran, dan berdiskusi. Seni bahasa dan aktivitas membaca, berbicara
sebaiknya meliputi mencipta, membayangkan, menulis.




                                             iii
Bersamaan dengan keterampilan dasar, hal yang paling penting pada siswa-
siswa SD yang sedang belajar adalah konsep diri. Konsep diri seseorang dibentuk
terutama pada usia dini, pengeruh sekolah pada konsep diri anak dapat menjadi dalam
(Sri Esti,2006;87) dapat dilihat bahwa anak-anak SDN 01 Josenan Madiun dalam
menggunakan segi bahasa berbicara yang kurang sopan santun terhadap guru, teman
sebaya, bahkan orang lain disekitarnya namun tidak terlepas dari sikap perilaku guru
yang tak pantas dilihat anak-anak.
     Anak-anak SDN 01 Josenan Madiun melakukan kegiatan dengan cara yang
berbeda, sesuai dengan kemampuan mereka dan tidak menjadi soal apa yang seorang
pendidik lakukan.seorang pendidik dapat membantu perkembangan sosial anak
didiknya dengan menunjukkan keterbukaan, kekonsistenan, kesopanan, kebijaksanaan,
dan tingkah laku lain yang tepat. Demikian juga dalam bertutur kata atau berbicara
sopan santun, seorang pendidik sebaiknya menjelaskan mengapa perlu berbicara sopan
santun dan menerapkannya kepada teman sebaya, guru, atau orang tua serta orng lain
disekitarnya sehingga berguna untuk kehidupan yang akan datang.
     Maka dengan adanya permasalahan tersebut diatas peneliti mengambil judul
“Pengaruh Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Motode Role Playing Pada
Mata Pelajaran PKN Kelas V SDN 01 Josenan Madiun Tahun 2012/2013”
B. Batasan Masalah
     Berdasarkan latar belakang yang ditemukan ditas maka penulis dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
  1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara rendah terbukti dengan
     siswa berbicara tidak sopan saat diberi tugas oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
     guru hanya monoton memberikan tugas dan ancaman melalui pemberian tugas.
  2. Terdapat emosi yang tidak terkendali. Terbukti dari sikap siswa saat
     pembelajaran berlangsung, sebabnya karena siswa kurang menguasai dan
     memaknai keterampilan berbicara sopan santun yang seharusnya menjadi
     pembiasaan untuk mereka.




                                      18
3. Model pembelajaran kurang menarik minat siswa, ini disebabkan guru kurang
      kreatif dalam melaksanakan pembelajaran berbicara tidak sopan karena mersa
      jenuh dan kurang termotivasi.
C. Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan diatas, selanjutnya
ditemukan rumusan penelitian sebagai berikut:
   1. Bagaimana deskripsi pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran
      PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?
   2. Bagaimana deskripsi metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V
      SDN 01 Josenan Madiun?
   3. Adakah upaya dalam pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran
      PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?
   4. Apakah ada pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role
      playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?
D. Tujuan Penelitian
      Tujuan dari penelitian ini adalah :
   1. Mendeskripsikan pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role
      playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
   2. Mendeskripsikan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01
      Josenan Madiun.
   3. Mengupayakan pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran PKN
      kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
   4. Mendeskripsikan pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode
      role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
E. Hipotesis Penelitian
      Hipotesis ialah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian
sampai terbukti melaui data yang terkumpul. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
   1. Adanya upaya pembiasaan metode bermain peran terhadap keterampilan
      berbicara sopan santun pada pelajaran PKN V SDN 01 Josenan Madiun.




                                            iii
F. Manfaat Penelitian
      Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang antara lain sebagai
berikut :
   1. Manfaat bagi sekolah
      Penelitian yang dilakukan akan bisa lebih memudahkan dalam membina
      interaksi dengan para siswa dilingkungan sekolah dimana siswa berada.
   2. Bagi peneliti
      Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan model role playing
      dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan keterampilan berbicara
      secara sopan santun.
   3. Bagi peneliti lain
      Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian masalah
      yang sama.
G. Asumsi Penelitian
      Berdasarkan pemikiran yang matang, maka diasumsikan bahwa:
   1. Seorang pendidik harus dapat mengelola proses belajar mengajar yang efektif
      dan tepat memilih metode-metode pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.
   2. Seorang pendidik harus bisa membentuk watak dan kepribadian siswa yang baik
      sehingga berguna untuk dirinya sendiri, orang lain dan bangsa Indonesia.
H. Ruang Lingkup
      Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi : (1) Lokasi dan subjek penelitian,
dan (2) variabel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Josenan Madiun
tahun 2012/2013 dengan subjek siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu
Metode role playing (variabel bebas), berbicara sopan santun (variabel terikat).




                                        18
I. Definisi Operasional
      Ada beberapa definisi operasional yang perlu disajikan dalam penelitian ini, agar
tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud
peneliti:
   1. Metode role playing (bermain peran) adalah mengekplorasikan perasaan-
      perasaan, sikap-sikap, nilai-niai dan strategi pemecahan masalah dengan cara
      memperagakan secara bersama-sama sehingga tercipta interaksi yang baik.
   2. Berbicara sopan santun adalah berbicara / berkomunikasi secara baik dengan
      menggunakan kata-kata yang sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan,
      dan kejelasan struktur yang jelas.




                                              iii
BAB II
                                  KAJIAN PUSTAKA

A.Konsep Keterampilan Berbicara

  1. Proses Berbicara
             Keterampilan berbicara tentu didapat melaui proses sehingga seseorang
    akan mampu menguasai keterampilan berbicara tersebut dengan fasih dan baik.
    Dalam proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan
    keterampilan berbicaranya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya,
    mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum
    sempurna.
             Ellis dan Numan dalam (Y.Slamet.2008:122) mengemukakan adanya
    tiga cara untuk mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan
    kemampuan berbicara: (1) menirukan pembicaraan orang lain ; (2)
    mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai ; dan (3)
    mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri
    yang belum benar dan ujaran orang lain yang sudah benar.
             Interaksi lisan ditandai oleh rutinitas informasi. Ciri lain adalah
    diperlakukannya     seorang   pembicara   mengasosiasikan   makna,   mengatur
    interaksi;siapa harus mengatakan apa, kepada siapa, kapan, dan tentang.
    Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari
    pembicara dalam membentuk kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya,
    memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan
    sebuah makna.
             Salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara adalah
    yang datang dari teman berbicara. Seringkali banyak dijumpai dalam setiap
    kegiatan berbicara teman berbicara menafsirkan makna pembbicaraan agar
    komunikasi dapat berlangsung terus sampai tujuan pembicaraan tercapai.




                                      18
Apabila teman berbicara tidak dapat menangkap makna pembicaraan , maka
  komunikasi terputus atau dengan kata lain tujuan komunikasi tedak tercapai.
  Dengan contoh anak-anak diarahkan untuk bertindak sopan santun dalam
  melakukan percakapan.
            Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbicara sopan santun adalah
  berbicara / berkomunikasi secara baik dengan menggunakan kata-kata yang
  sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan, dan kejelasan struktur yang
  jelas.
2. Strategi Pembelajaran keterampilan berbicara
            Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan
  mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,
  kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini ,
  kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang
  memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,
  tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh
  kepercayaan    diri   untuk    berbicara    secara   wajar     ,   jujur,   benar    dan
  bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu,
  rendah diri, ketegangan , berat lidah , dan lain-lain.
            Syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbicara
  ialah    penguasaan   materi    tentang    keterampilan      berbicara,     serta   dapat
  mengajarkannya kepada siswa. Cara pembelajaran berbicara sopan santun
  merupakan hal penting bagi seorang pendidik. Seorang pendidik yang
  mengajarkan berbicara sopan santun hendaknya jangan tenggelam dalam cara
  yang monoton, dan tanpa bervariasi.
            Pemilihan strategi atau gabungan metode dan teknik pembelajaran
  terutama pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun didasarkan
  pada tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan
  belajar.Salah satunya penggunaan metode role playing (bermain peran) dimana
  dalam kegiatan ini siswa berlaku, bertindak , dan berbahasa seperti peran orang




                                             iii
yang dibawakannya. Dari segi bahasa, siswa harus mengenal dan menggunakan
ragam-ragam bahasa serta etika berbicara yang baik dan benar.
        Menurut Iskandarwassid (2011;242) program pengajaran keterampilan
berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu
mencapai tujuan yang dicita-citakan. Tujuan keterampilan berbicara meliputi
kemudahan berbicara , kejelasan , bertanggung jawab, dan membentuk
pendengaran yang kritis dan membentuk kebiasaan.
 a. Kemudahan berbicara
        Peserta didik harus mendapat ksempatan yang besar untuk berlatih
    berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar,
    lancar, dan yang lebih besar jumlahnya. Pada peserta didik perlu
    mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.
 b. Kejelasan
        Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun
    diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan
    baik. Dengan latihan yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas,
    kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.
 c. Bertanggung jawab
        Latihan    berbicara   yang    bagus      menekankan   pembicara   untuk
    bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan
    sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan
    pemmbicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi
    pembicaraan serta momentumnya.
 d. Membentuk pendengaran yang kritis
        Dalam latihan berbicara sopan santun peserta didik perlu belajar untuk
    dapat meevaluasi kata-kata , niat, dan tujuan pembicara yang secara emplisit
    mengajukan pertanyaan :
    -siapakah yang berkata
    -mengapa ia berkata demikian
    -apa tujuannnya




                                  18
-apa kewenagannya ia berkata begitu?
      e. Membentuk kebiasaan
             Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi
         dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu. Faktor ini
         demikian penting dalam membentuk kebiasaan berbicara dalam perilaku
         seseorang.
             Didalam membentuk kebiasaan berbicara sopan santu ini harus
     dibentuk sejak dini, faktor yang mendukung karena siswa berbicara tidak sopan
     ini adalah faktor dari keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan masyarakat.

B. Konsep Metode Role Playing

  1. Pengertian
             Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur
     maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian
     yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011;19). Sehingga metode pembelajaran
     dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara
     yang teratur untuk melakukan pembelajaran.
             Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bawha metode pengajaran
     atau pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan merupakan bagian dari
     pembelajaran untuk menemukan,menguji, dan menyusun data untuk mencapai
     tujuan pembelajaran.
             Salah satunya adalah metode pembelajaran konvensional dalam metode
     bermain peran (role playing). Metode ini adalah metode pembelajaran sebagai
     bagian simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi
     peristiwa-peristiwa aktual yang muncul pada masa mendatang (Wina
     Sanjaya,2008;161) sedangkan metode sosiodrama dan role playing (bermain
     peran) dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering
     disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku
     dalam hubungannya dengan masalah sosial menurut (Aswan Zain,2010;88),
     berbeda lagi menurut pendapat Nana Sudjana (1989;63) bahwa bermain peran




                                            iii
(role playing) adalah permainan peranan untuk mengkreasi kembali peristiwa-
  peristiwa yang telah terjadi atau akan terjadi.
           Maka dapat didefisinikan bahwa metode bermain peran (role playing)
  adalah mengeksplorasikan perasaan–perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan
  strategi pemecahan masalah dengan cara memperagakan secara bersama-sama
  sehingga tercipta interaksi yang baik. Sedangkan definisi dari peran itu sendiri
  adalah suatu rangkaian perasaan, ucapan, dan tindakan, sebagai suatu pola yang
  hubungan unit yang ditujukan oleh individu terhadap individu lain. Bermain
  peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran
  yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai-nilai yang
  mendasari terutama dalam berbicara sopan santun kepada orang lain.
2. Tujuan metode role playing
           Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeran dapat melatih sikap
  empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnyadengan
  keterampilan berbicara yang meliputi intonasi, pelafalan yang jelas dan tertur.
  Hakikatnya pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional
  pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang sangat nyata dihadapi.
  Melalui bermain peran dalam pembelajaran,diharapkan para peserta didik dapat :
  1. Mengeksplorasi perasaan-perasaannya
  2. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, persepsinya
  3. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang
     dihadapi
  4. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui beberapa cara
     (Hamid Darmadi,2010;105).
           Ada pendapat lain dari (Aswan,2010;88)menyebutkan bahwa tujuan
  penggunaan metode sosiodrama / bermain peran antara lain adalah:
  a. Agar siswa dapat menghayati perasaan dan menghargai perasaan orang lain.
  b. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
     secara spontan.
  c. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.




                                     18
d. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.

C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role Playing

            Sebagaimana metode role playing pada mata pelajaran PKN SDN 01
    Josenan Madiun kelas V bertujuan untuk membiasakan berbicara sopan santun
    kepada siapa saja yang diajak berbicara, selain itu untuk menumbuhkan watak
    dan karakter siswa yang baik.
    1. Pelaksanaan pembelajaran
               Ada tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan metode role
       playing sebagai model pembelajaran adalah :
       a. Kualitas pemeran
       b. Analisis dalam diskusi
       c. Pandangan siswa terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan
         situasi kehidupan nyata.
    2. Tahap pembelajaran
               Menurut Shafel dalam Hamid Darmadi (2010;157) mengemukakan
       sembilan tahap bermain peran (role playing) yang dijadikan pedoman dalam
       pembelajaran yaitu:
       a. Menghangatkan suasana memotivasi siswa
       b. Memilih partisipasi peran
       c. Menyusun tahap- tahap peran
       d. Menyiapkan pengamat
       e. Tahap pemeran
       f. Diskusi dan evaluasi
       g. Pemeranan ulang
       h. Diskusi dan evaluasi tahan dua
       i. Membagi pengalaman dan mengambil keputusan




                                           iii
BAB III
                              METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian
                Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
     dengan rancangan penelitian menggunakan metode eksperimen.
                Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
                Pra-test               Perlakuan                 Post-test

                  O1                         X1                      O2




     Keterangan :
     O1 = pre test (tes awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan)
     O2 = post test (tes akhir sesudah diberikan perlakuan)
     X1= perlakuan (pembelajaran PKN dengan metode investigasi kelompok)
                Strategi pembelajaran ini diterapkan pada satu kelas sebagai kelas
     eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Perlakuan pada kelas
     eksperimen dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sebelum dilakukan perlakuan,
     siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol mengerjakan soal tentang materi
     gaya dapat mengubah bentuk benda yang sudah diuji cobakan dan dianalisis.
B. Populasi dan Sampel
  1. Populasi
                Pengertian populasi menurut sugiono (2009:117) populasi adalah
     wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai kualitas
     dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
     kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah
     semua siswa kelas V SDN 01 Josenan kabupaten Madiun.




                                        18
2. Sampel
                 Sugiyono (2009:118) mengemukakan bahwa, sampel adalah bagian
     dari jumlah dan karakteristik yang yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih
     lanjut Suharsimi Arikunto (2002 ; 134) mengemukakan bahwa apabila subyek
     penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua ehingga
     penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, apabila subyeknya besar
     atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
     Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Oleh
     karena sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah 20 sehingga kurang dari
     100, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian
     populasi.
C. Variabel Penelitian
              Menurut Sugiono (2009:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah
    segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
    dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
    kesimpulannya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
    kegiatan tertentu. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen dan
    satu variabel dependen, yaitu metode role playing (x) dengan prestasi belajar
    siswa pada pelajaran PKN (y).
D. Teknik Pengumpulan Data
              Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,berbagai
    sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data data dapat
    dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan
    metode eksperimen, disekolah dengan tenaga pendidikan dengan kependidikan
    dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan
    lain-lain, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
    (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan
    gabungan keempatnya, Sugiono (2009:308-309).




                                           iii
Dalam    penelitian   ini,    peneliti   menggunakan   teknik   observasi
    (pengamatan) dan dokumentasi, untuk mengetahui pengaruh metode pbl terhadap
    prestasi belajar berhitung siswa SD kelas V pada mata pelajaran PKN.
E. Instrumen Penelitian
                 Berdasarkan teknik pengumpulan data yaitu observasi (pengamatan)
    dan dokumentasi,        yang menurut           sugiono   (2009:310) bahwa    observasi
    (pengamatan) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan dokumentasi
    merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
    gambar, atau karya-karya dari seseorang. Maka instrumen dalam penelitian ini
    adalah hasil dari pengamatan penggunaan metode role playing dan dokumentasi
    dari nilai-nilai setelah dan sebelum menggunakan metode role playing.
F. Teknik Analisis Data
  1. Uji normalitas data
                 Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data populasi
     berdistribusi normal tau tidak. Uji normalitas ini ditempuh memakai rumus Chi-
     kuadrat

             .

             Keterangan :
                 X2      = Chi Kuadrat
                 fo      = Frekuensi yang diobservasi
                 fh      = Frekuensi yang diharapkan


                                                                (Sugiyono, 2010: 107)
  2. Uji linearitas
                 Uji asumsi dasar kedua adalah uji linearitas. Maksudnya apakah garis
     regresi antar variabel membentuk garis linear atau tidak.




             Keterangan :




                                              18
= Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok
                     = Rata-rata jumlah kuadrat eror
                                       (Sambas Ali & Abdurrahman, 2009: 90)




3. Uji homogenitas
            Uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari
   sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas data pada penelitian ini
   menggunakan uji Bartlett dengan rumus :


                                                          (
                                                   (Budiyono, 2004: 176)


4. Uji hipotesis penelitian
            Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan jalur korelasi
   seperti yang dikemukakan oleh Ibadullah Malawi (2011:35) korelasi adalah
   teknik analisis statistik yang menguji ada atau tidak adanya hubungan antara dua
   variabel atau lebih.
5. Uji t
            Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
   bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari
   uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.
     Perhitungan uji t menggunakan rumus : t hitung =     bi-(βi)
                                                              Se(bi)


                                                          wahid (2004 ; 87)




                                            iii
Dimana ;
  bi= koefisien regresi variabel
  Se= standar error/ kesalahan standar koefisien regresi variable (bi )
  βi= koefisien beta/parameter ke I yang dihipotesakan
            Setelah dilakukan analisis dan diketahui hasil perhitungannya, maka
  langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitungd dengan ttabel.
  Kemudian untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak
  digunakan criteria pengujian sebagai berikut:
   a.       Apabila thitung,< - ttabel atau thitung > ttabel maka Ha diterimadan Ho ditolak,
            yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Bimbingan dan
            Fasilitas Belajar secara parsial terhadap prestasi belajar PKN siswa kelas
            V SDN 01 Josenan Madiun.
    b.      Apabila thitung, < ttabel atau thitung           > - ttabel maka Ho diterima dan
            Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
            antara media kartu angka terhadap prestasi belajar berhitung siswa pada
            mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
6. Uji F
            Uji F digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara
  keseluruhan,     yaitu    yaitu    untuk    mengetahui                pengaruh   variabel   bebas
  (X1,X2,…Xn) yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan
  yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau untuk mengetahui apakah
  model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
                                                              2
                                                             R /k
    Penghitungan uji F : Fhitung =      Fh               2
                                               1     R        / n   k    1

                                                                        (Sugiyono, 2003:223)
    Keterangan:
         R2= koefisien determinasi
         k= jumlah variabel bebas
         n= jumlah sampel




                                         18
Dari hasil analisis dan perhitungannya, maka      langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau menggunakan kriteria
pengujian sebagai berikut:
 a)      Nilai Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha yang
         artinya variabel metode PBL tidak mempengaruhi prestasi belajar
         pada pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun.
 b)      Nilai Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha yang artinya
         variabel metode role playing tidak mempengaruhi prestasi belajar pada
         pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun.




                                       iii
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1984.Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Bima Aksara
Arikunto, S.2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka
       Cipta
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta
Baharuddin H.B. dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
       Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia.
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar
       Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hamid Darmadi.2010.Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan
       Implementasi).Bandung:Alfabeta
Iskandarwassid.2011.Strategi Pembelajaran Bahasa.Bandung:Remaja Rosdakarya
Nana    Sudjana.1989.Cara      Belajar    Siswa   Aktif   (dalam   proses   belajar
       mengajar).Bandung:Sinar Baru
Nurkancana, Wayan dan P.P.N.Sumartana.1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya:Usaha
       Nasional
Noehi Nasution dan Adi Suryanto. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas
       terbuka
Oemar Hamalik. 2007. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
       Remaja Rosda Karya
Sri Esti Wuryani.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia
Sugiyono.2003.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta
Suyono.2011.Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar).Bandung:Remaja
       Rosdakarya.
Wina Sanjaya.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
       Jakarta:Prenada Media
Y.Slamet.2008.Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disekolah
       dasar.Surakarta:LPP UNS dan UNS Press.




                                         18

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
Zelda Gates
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Operator Warnet Vast Raha
 
Pembelajaran Metode role playing
Pembelajaran Metode role playingPembelajaran Metode role playing
Pembelajaran Metode role playing
Obito Krunch
 
Jurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambarJurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambar
rusnaini
 
Presentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santiPresentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santi
nyundud
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Marliena An
 

Mais procurados (20)

proposal
proposalproposal
proposal
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Proposal ptk jadi
Proposal ptk jadiProposal ptk jadi
Proposal ptk jadi
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014
 
Contoh ptk paud
Contoh ptk paudContoh ptk paud
Contoh ptk paud
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Artikel PTK
Artikel PTKArtikel PTK
Artikel PTK
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Pembelajaran Metode role playing
Pembelajaran Metode role playingPembelajaran Metode role playing
Pembelajaran Metode role playing
 
Jurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambarJurnal metode role playing dan media gambar
Jurnal metode role playing dan media gambar
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Presentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santiPresentasi ptk nurul faida santi
Presentasi ptk nurul faida santi
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Proposal nonny
Proposal nonnyProposal nonny
Proposal nonny
 

Destaque (15)

proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 
Perubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
Perubahan Komunitas Lokal Dalam GlobalisasiPerubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
Perubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
 
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A(16) RPP IPA peredaran darah 5A
(16) RPP IPA peredaran darah 5A
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadist
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 

Semelhante a Proposal ptk 1 erma (20)

Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
 
Ptk propos
Ptk proposPtk propos
Ptk propos
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk desti
 
Laporan tugas 3
Laporan tugas 3Laporan tugas 3
Laporan tugas 3
 
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdfLAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
 
Pkn 1 untuk kelas 1 - suliasih
Pkn 1 untuk kelas 1  - suliasihPkn 1 untuk kelas 1  - suliasih
Pkn 1 untuk kelas 1 - suliasih
 
Buku PKN Kelas 7
Buku PKN Kelas 7Buku PKN Kelas 7
Buku PKN Kelas 7
 
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pKelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
 
Laporan Penerapan Metode Pembelajaran di TK
Laporan Penerapan Metode Pembelajaran di TKLaporan Penerapan Metode Pembelajaran di TK
Laporan Penerapan Metode Pembelajaran di TK
 
PKN SMP Kelas 7
PKN SMP Kelas 7PKN SMP Kelas 7
PKN SMP Kelas 7
 
Laporan tugas 3
Laporan tugas 3Laporan tugas 3
Laporan tugas 3
 
Laporan ptk lisa
Laporan ptk lisaLaporan ptk lisa
Laporan ptk lisa
 
Bahasa Indonesia SMP Kelas 9
Bahasa Indonesia SMP Kelas 9Bahasa Indonesia SMP Kelas 9
Bahasa Indonesia SMP Kelas 9
 
10. pemrog dasarsmk x-smt1 (buku siswa-guru)
10. pemrog dasarsmk x-smt1 (buku siswa-guru)10. pemrog dasarsmk x-smt1 (buku siswa-guru)
10. pemrog dasarsmk x-smt1 (buku siswa-guru)
 

Proposal ptk 1 erma

  • 1. UPAYA MENINGKATKAN PEMBIASAAN BERBICARA SOPAN SANTUN DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V SDN 01 JOSENAN MADIUN PROPOSAL Oleh: ERMA YULITA SARI 09141072 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah seru sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah- Nya , sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “ Upaya Meningkatkan Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role Playing Pada Mata Pelajaran PKN kelasV SDN 01 Josenan Madiun ”. Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan guru serta peneliti lain pada umumnya untuk menggunakan dan mengembangkan metode role playing pada pembelajaran berlangsung. Proposal ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen Penelitian Tindakan Kelas serta rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan dalam penyusunan proposal ini. Proposal yang sangat sederhana ini sudah barang tentu masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah –NYA serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga proposal ini ada gunannya dan manfaatnya bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin. Madiun, 21 Desember 2012 Penulis 18
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul................................................................................................. Kata Pengantar................................................................................................ Daftar Isi......................................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... A. Latar Belakang........................................................................ B. Batasan Masalah..................................................................... C. Rumusan Masalah...................................................................... D. Tujuan Penelitian....................................................................... E. Hipotesis Penelitian.................................................................... F. Manfaat Penelitian......................................................................... G. Asumsi Penelitian.......................................................................... H. Ruang Lingkup................................................................................ I. Definisi Penelitian...................................................................... BAB II : Kajian Teori............................................................................................... A. Konsep Keterampilan Berbicara.................................................... B. Konsep Metode Role Playing.............................................................. C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role Playing.......................................................................................... BAB III : Metode Penelitian .................................................................................. A. Rancangan Penelitian.................................................................... B. Populasi dan Sampel.......................................................................... C. Variabel Penelitian........................................................................ iii
  • 4. D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ E. Instrumen Penelitian.................................................................... F. Teknik Analisis Data........................................................................ Daftar Pustaka..................................................................................................... 18
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengajar adalah seni dan ilmu pengetahuan. Jika suatu seni maka pengajaran memerlukan inspirasi, intuisi, bakat dan kreativitas, sehingga sangat sedikit yang betul-betul dapat diajarkan. Jika pengajaran adalah suatu ilmu pengetahuan, maka mengajar memerlukan pengetahuan dan keterampilan, dan ini sesungguhnya dapat dipelajari. Salah satunya adalah perkembangan bahasa verbal atau bahasa yang diucapkan tidak hanya memerlukan belajar kata-kata, tetapi juga belajar tata bahasa dan aturan-aturan dalam berbicara. Tidak terlepas dari peran seorang pendidik sebagai konselor diharapkan harus sensitif dalam mengobservasi tingkah laku siswa. Seorang pendidik harus mencoba merespons secara konstruktif ketika emosi siswa mulai berbicara tidak sopan dan menyebut perbuatannnya supaya menarik perhatian kelas, sehingga merupakan bagian dari kenakalan anak-anak pada tingkat SD, terutama di SDN 01 Josenan Madiun. Seorang pendidik harus bisa mengenal kebutuhan sosial dan emosi anak-anak pada tingkat perkembangan yang berbeda, mengidentifikasi perbedaan individu dalam kelas, dan menyadari beberapa materi yang tidak tepat untuk siswa tertentu. Satu prinsip yang penting adalah bahwa sebagian besar anak-anak di SDN 01 Josenan Madiun masih dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pelajaran ilmu pengetahuan sebaiknya meliputi meraba, membentuk, memanipulasi, mengalami dan merasakan. Peranan ilmu sosial sebaiknya meliputi karya wisata, mengundang ahli, bermain peran, dan berdiskusi. Seni bahasa dan aktivitas membaca, berbicara sebaiknya meliputi mencipta, membayangkan, menulis. iii
  • 6. Bersamaan dengan keterampilan dasar, hal yang paling penting pada siswa- siswa SD yang sedang belajar adalah konsep diri. Konsep diri seseorang dibentuk terutama pada usia dini, pengeruh sekolah pada konsep diri anak dapat menjadi dalam (Sri Esti,2006;87) dapat dilihat bahwa anak-anak SDN 01 Josenan Madiun dalam menggunakan segi bahasa berbicara yang kurang sopan santun terhadap guru, teman sebaya, bahkan orang lain disekitarnya namun tidak terlepas dari sikap perilaku guru yang tak pantas dilihat anak-anak. Anak-anak SDN 01 Josenan Madiun melakukan kegiatan dengan cara yang berbeda, sesuai dengan kemampuan mereka dan tidak menjadi soal apa yang seorang pendidik lakukan.seorang pendidik dapat membantu perkembangan sosial anak didiknya dengan menunjukkan keterbukaan, kekonsistenan, kesopanan, kebijaksanaan, dan tingkah laku lain yang tepat. Demikian juga dalam bertutur kata atau berbicara sopan santun, seorang pendidik sebaiknya menjelaskan mengapa perlu berbicara sopan santun dan menerapkannya kepada teman sebaya, guru, atau orang tua serta orng lain disekitarnya sehingga berguna untuk kehidupan yang akan datang. Maka dengan adanya permasalahan tersebut diatas peneliti mengambil judul “Pengaruh Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Motode Role Playing Pada Mata Pelajaran PKN Kelas V SDN 01 Josenan Madiun Tahun 2012/2013” B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ditemukan ditas maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara rendah terbukti dengan siswa berbicara tidak sopan saat diberi tugas oleh guru. Hal ini disebabkan oleh guru hanya monoton memberikan tugas dan ancaman melalui pemberian tugas. 2. Terdapat emosi yang tidak terkendali. Terbukti dari sikap siswa saat pembelajaran berlangsung, sebabnya karena siswa kurang menguasai dan memaknai keterampilan berbicara sopan santun yang seharusnya menjadi pembiasaan untuk mereka. 18
  • 7. 3. Model pembelajaran kurang menarik minat siswa, ini disebabkan guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran berbicara tidak sopan karena mersa jenuh dan kurang termotivasi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan diatas, selanjutnya ditemukan rumusan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun? 2. Bagaimana deskripsi metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun? 3. Adakah upaya dalam pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun? 4. Apakah ada pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun. 2. Mendeskripsikan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun. 3. Mengupayakan pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun. 4. Mendeskripsikan pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis ialah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melaui data yang terkumpul. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Adanya upaya pembiasaan metode bermain peran terhadap keterampilan berbicara sopan santun pada pelajaran PKN V SDN 01 Josenan Madiun. iii
  • 8. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat bagi sekolah Penelitian yang dilakukan akan bisa lebih memudahkan dalam membina interaksi dengan para siswa dilingkungan sekolah dimana siswa berada. 2. Bagi peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan model role playing dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan keterampilan berbicara secara sopan santun. 3. Bagi peneliti lain Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian masalah yang sama. G. Asumsi Penelitian Berdasarkan pemikiran yang matang, maka diasumsikan bahwa: 1. Seorang pendidik harus dapat mengelola proses belajar mengajar yang efektif dan tepat memilih metode-metode pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. 2. Seorang pendidik harus bisa membentuk watak dan kepribadian siswa yang baik sehingga berguna untuk dirinya sendiri, orang lain dan bangsa Indonesia. H. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi : (1) Lokasi dan subjek penelitian, dan (2) variabel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Josenan Madiun tahun 2012/2013 dengan subjek siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu Metode role playing (variabel bebas), berbicara sopan santun (variabel terikat). 18
  • 9. I. Definisi Operasional Ada beberapa definisi operasional yang perlu disajikan dalam penelitian ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud peneliti: 1. Metode role playing (bermain peran) adalah mengekplorasikan perasaan- perasaan, sikap-sikap, nilai-niai dan strategi pemecahan masalah dengan cara memperagakan secara bersama-sama sehingga tercipta interaksi yang baik. 2. Berbicara sopan santun adalah berbicara / berkomunikasi secara baik dengan menggunakan kata-kata yang sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan, dan kejelasan struktur yang jelas. iii
  • 10. BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Keterampilan Berbicara 1. Proses Berbicara Keterampilan berbicara tentu didapat melaui proses sehingga seseorang akan mampu menguasai keterampilan berbicara tersebut dengan fasih dan baik. Dalam proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan keterampilan berbicaranya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya, mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Ellis dan Numan dalam (Y.Slamet.2008:122) mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan kemampuan berbicara: (1) menirukan pembicaraan orang lain ; (2) mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai ; dan (3) mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri yang belum benar dan ujaran orang lain yang sudah benar. Interaksi lisan ditandai oleh rutinitas informasi. Ciri lain adalah diperlakukannya seorang pembicara mengasosiasikan makna, mengatur interaksi;siapa harus mengatakan apa, kepada siapa, kapan, dan tentang. Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara adalah yang datang dari teman berbicara. Seringkali banyak dijumpai dalam setiap kegiatan berbicara teman berbicara menafsirkan makna pembbicaraan agar komunikasi dapat berlangsung terus sampai tujuan pembicaraan tercapai. 18
  • 11. Apabila teman berbicara tidak dapat menangkap makna pembicaraan , maka komunikasi terputus atau dengan kata lain tujuan komunikasi tedak tercapai. Dengan contoh anak-anak diarahkan untuk bertindak sopan santun dalam melakukan percakapan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbicara sopan santun adalah berbicara / berkomunikasi secara baik dengan menggunakan kata-kata yang sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan, dan kejelasan struktur yang jelas. 2. Strategi Pembelajaran keterampilan berbicara Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini , kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar , jujur, benar dan bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan , berat lidah , dan lain-lain. Syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbicara ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbicara, serta dapat mengajarkannya kepada siswa. Cara pembelajaran berbicara sopan santun merupakan hal penting bagi seorang pendidik. Seorang pendidik yang mengajarkan berbicara sopan santun hendaknya jangan tenggelam dalam cara yang monoton, dan tanpa bervariasi. Pemilihan strategi atau gabungan metode dan teknik pembelajaran terutama pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun didasarkan pada tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan belajar.Salah satunya penggunaan metode role playing (bermain peran) dimana dalam kegiatan ini siswa berlaku, bertindak , dan berbahasa seperti peran orang iii
  • 12. yang dibawakannya. Dari segi bahasa, siswa harus mengenal dan menggunakan ragam-ragam bahasa serta etika berbicara yang baik dan benar. Menurut Iskandarwassid (2011;242) program pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan. Tujuan keterampilan berbicara meliputi kemudahan berbicara , kejelasan , bertanggung jawab, dan membentuk pendengaran yang kritis dan membentuk kebiasaan. a. Kemudahan berbicara Peserta didik harus mendapat ksempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan yang lebih besar jumlahnya. Pada peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan. b. Kejelasan Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Dengan latihan yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas, kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai. c. Bertanggung jawab Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pemmbicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya. d. Membentuk pendengaran yang kritis Dalam latihan berbicara sopan santun peserta didik perlu belajar untuk dapat meevaluasi kata-kata , niat, dan tujuan pembicara yang secara emplisit mengajukan pertanyaan : -siapakah yang berkata -mengapa ia berkata demikian -apa tujuannnya 18
  • 13. -apa kewenagannya ia berkata begitu? e. Membentuk kebiasaan Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu. Faktor ini demikian penting dalam membentuk kebiasaan berbicara dalam perilaku seseorang. Didalam membentuk kebiasaan berbicara sopan santu ini harus dibentuk sejak dini, faktor yang mendukung karena siswa berbicara tidak sopan ini adalah faktor dari keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan masyarakat. B. Konsep Metode Role Playing 1. Pengertian Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011;19). Sehingga metode pembelajaran dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bawha metode pengajaran atau pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan merupakan bagian dari pembelajaran untuk menemukan,menguji, dan menyusun data untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran konvensional dalam metode bermain peran (role playing). Metode ini adalah metode pembelajaran sebagai bagian simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual yang muncul pada masa mendatang (Wina Sanjaya,2008;161) sedangkan metode sosiodrama dan role playing (bermain peran) dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial menurut (Aswan Zain,2010;88), berbeda lagi menurut pendapat Nana Sudjana (1989;63) bahwa bermain peran iii
  • 14. (role playing) adalah permainan peranan untuk mengkreasi kembali peristiwa- peristiwa yang telah terjadi atau akan terjadi. Maka dapat didefisinikan bahwa metode bermain peran (role playing) adalah mengeksplorasikan perasaan–perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan strategi pemecahan masalah dengan cara memperagakan secara bersama-sama sehingga tercipta interaksi yang baik. Sedangkan definisi dari peran itu sendiri adalah suatu rangkaian perasaan, ucapan, dan tindakan, sebagai suatu pola yang hubungan unit yang ditujukan oleh individu terhadap individu lain. Bermain peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai-nilai yang mendasari terutama dalam berbicara sopan santun kepada orang lain. 2. Tujuan metode role playing Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeran dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnyadengan keterampilan berbicara yang meliputi intonasi, pelafalan yang jelas dan tertur. Hakikatnya pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang sangat nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran,diharapkan para peserta didik dapat : 1. Mengeksplorasi perasaan-perasaannya 2. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, persepsinya 3. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi 4. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui beberapa cara (Hamid Darmadi,2010;105). Ada pendapat lain dari (Aswan,2010;88)menyebutkan bahwa tujuan penggunaan metode sosiodrama / bermain peran antara lain adalah: a. Agar siswa dapat menghayati perasaan dan menghargai perasaan orang lain. b. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. c. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab. 18
  • 15. d. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah. C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role Playing Sebagaimana metode role playing pada mata pelajaran PKN SDN 01 Josenan Madiun kelas V bertujuan untuk membiasakan berbicara sopan santun kepada siapa saja yang diajak berbicara, selain itu untuk menumbuhkan watak dan karakter siswa yang baik. 1. Pelaksanaan pembelajaran Ada tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan metode role playing sebagai model pembelajaran adalah : a. Kualitas pemeran b. Analisis dalam diskusi c. Pandangan siswa terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata. 2. Tahap pembelajaran Menurut Shafel dalam Hamid Darmadi (2010;157) mengemukakan sembilan tahap bermain peran (role playing) yang dijadikan pedoman dalam pembelajaran yaitu: a. Menghangatkan suasana memotivasi siswa b. Memilih partisipasi peran c. Menyusun tahap- tahap peran d. Menyiapkan pengamat e. Tahap pemeran f. Diskusi dan evaluasi g. Pemeranan ulang h. Diskusi dan evaluasi tahan dua i. Membagi pengalaman dan mengambil keputusan iii
  • 16. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: Pra-test Perlakuan Post-test O1 X1 O2 Keterangan : O1 = pre test (tes awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan) O2 = post test (tes akhir sesudah diberikan perlakuan) X1= perlakuan (pembelajaran PKN dengan metode investigasi kelompok) Strategi pembelajaran ini diterapkan pada satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Perlakuan pada kelas eksperimen dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sebelum dilakukan perlakuan, siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol mengerjakan soal tentang materi gaya dapat mengubah bentuk benda yang sudah diuji cobakan dan dianalisis. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pengertian populasi menurut sugiono (2009:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa kelas V SDN 01 Josenan kabupaten Madiun. 18
  • 17. 2. Sampel Sugiyono (2009:118) mengemukakan bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2002 ; 134) mengemukakan bahwa apabila subyek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua ehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, apabila subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Oleh karena sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah 20 sehingga kurang dari 100, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian populasi. C. Variabel Penelitian Menurut Sugiono (2009:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu metode role playing (x) dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKN (y). D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, disekolah dengan tenaga pendidikan dengan kependidikan dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya, Sugiono (2009:308-309). iii
  • 18. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi (pengamatan) dan dokumentasi, untuk mengetahui pengaruh metode pbl terhadap prestasi belajar berhitung siswa SD kelas V pada mata pelajaran PKN. E. Instrumen Penelitian Berdasarkan teknik pengumpulan data yaitu observasi (pengamatan) dan dokumentasi, yang menurut sugiono (2009:310) bahwa observasi (pengamatan) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Maka instrumen dalam penelitian ini adalah hasil dari pengamatan penggunaan metode role playing dan dokumentasi dari nilai-nilai setelah dan sebelum menggunakan metode role playing. F. Teknik Analisis Data 1. Uji normalitas data Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal tau tidak. Uji normalitas ini ditempuh memakai rumus Chi- kuadrat . Keterangan : X2 = Chi Kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2010: 107) 2. Uji linearitas Uji asumsi dasar kedua adalah uji linearitas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel membentuk garis linear atau tidak. Keterangan : 18
  • 19. = Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok = Rata-rata jumlah kuadrat eror (Sambas Ali & Abdurrahman, 2009: 90) 3. Uji homogenitas Uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas data pada penelitian ini menggunakan uji Bartlett dengan rumus : ( (Budiyono, 2004: 176) 4. Uji hipotesis penelitian Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan jalur korelasi seperti yang dikemukakan oleh Ibadullah Malawi (2011:35) korelasi adalah teknik analisis statistik yang menguji ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. 5. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Perhitungan uji t menggunakan rumus : t hitung = bi-(βi) Se(bi) wahid (2004 ; 87) iii
  • 20. Dimana ; bi= koefisien regresi variabel Se= standar error/ kesalahan standar koefisien regresi variable (bi ) βi= koefisien beta/parameter ke I yang dihipotesakan Setelah dilakukan analisis dan diketahui hasil perhitungannya, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitungd dengan ttabel. Kemudian untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak digunakan criteria pengujian sebagai berikut: a. Apabila thitung,< - ttabel atau thitung > ttabel maka Ha diterimadan Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Bimbingan dan Fasilitas Belajar secara parsial terhadap prestasi belajar PKN siswa kelas V SDN 01 Josenan Madiun. b. Apabila thitung, < ttabel atau thitung > - ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara media kartu angka terhadap prestasi belajar berhitung siswa pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun. 6. Uji F Uji F digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara keseluruhan, yaitu yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1,X2,…Xn) yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. 2 R /k Penghitungan uji F : Fhitung = Fh 2 1 R / n k 1 (Sugiyono, 2003:223) Keterangan: R2= koefisien determinasi k= jumlah variabel bebas n= jumlah sampel 18
  • 21. Dari hasil analisis dan perhitungannya, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut: a) Nilai Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha yang artinya variabel metode PBL tidak mempengaruhi prestasi belajar pada pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun. b) Nilai Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha yang artinya variabel metode role playing tidak mempengaruhi prestasi belajar pada pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun. iii
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.1984.Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Bima Aksara Arikunto, S.2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Baharuddin H.B. dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia. E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hamid Darmadi.2010.Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan Implementasi).Bandung:Alfabeta Iskandarwassid.2011.Strategi Pembelajaran Bahasa.Bandung:Remaja Rosdakarya Nana Sudjana.1989.Cara Belajar Siswa Aktif (dalam proses belajar mengajar).Bandung:Sinar Baru Nurkancana, Wayan dan P.P.N.Sumartana.1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya:Usaha Nasional Noehi Nasution dan Adi Suryanto. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas terbuka Oemar Hamalik. 2007. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sri Esti Wuryani.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia Sugiyono.2003.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta Suyono.2011.Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar).Bandung:Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Prenada Media Y.Slamet.2008.Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disekolah dasar.Surakarta:LPP UNS dan UNS Press. 18