Sistem biaya taksiran digunakan untuk mencatat biaya produksi yang dialokasikan ke produk. Dokumen menjelaskan prosedur akuntansi dan contoh pencatatan transaksi biaya taksiran, termasuk jurnal entri untuk mencatat biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, dan harga pokok taksiran produk antar departemen dan yang dijual. Selisih antara biaya sesungguhnya dengan taksiran dibagikan ke akun-
2. Prosedur akuntansi dalam sistem biaya taksiran
jika produk diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi
1. Menentukan Biaya taksiran persatuan produk
2. Membentuk Rekening Barang dalam Proses dan dapat
dipecah lagi sesuai dengan unsur harga pokok produk.
3. RBDP didebit dengan biaya produksi sesungguhnya selama
periode tertentu dan dikredit dgn harga pokok taksiran
produk jadi dan harga pokok taksiran produk dlm proses
akhir periode (unit ekuivalensi x biaya taksiran/produk)
4. Saldo RBDP tiap departemen produksi merupakan selisih
biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran. Jumlah selisih
ditransfer ke dalam rekening selisih.
3. Biaya Taksiran /Unit Produk
HAL-371
Contoh soal
PT. Eliona Sari
memproduksi
satu macam
produk melalui
dua departemen
produksi,
departemen A
dan B. Biaya
taksiran tiap
kilogram produk
tersebut
disajikan dalam
tabel di samping
Unsur Harga
Pokok
Dep. A
Biaya Bahan Baku 5 Rp 300,00
kg@Rp60
Biaya Tenaga Kerja
• 3,5 jam @ Rp 27
• 3,0 jam @ Rp 50
BOP
• 3,5 jam@ Rp 80
• 50% dari biaya
tenaga kerja
Jumlah biaya
taksiran/kg produk
Dep. B
Jumlah tiap
unsur Biaya
produksi
-
Rp 300,00
Rp 94,50
-
Rp 150,00 Rp 244,50
Rp 280,00
-
Rp 75,00 Rp 355,00
Rp 674,50
Rp 225,00
4. Data biaya selama kuartal pertama tahun 19X7 adalah
sebagai berikut:
A. Biaya tenaga kerja sesungguhnya Dep. A sebesar 287.330 dgn jam
tenaga kerja sesungguhnya sebanyak 31.415 jam, sedangkan
biaya tenaga kerja sesungguhnya Dep. B sebesar Rp 455.000
B. BOP dibebankan kpd produk atas dasar tarif yg ditentukan sbb:
Dep. A:
Rp 27/jam tenaga kerja
Dep. B:
50% biaya tenaga kerja
BOP yang sesungguhnya terjadi dalam kuartal pertama sebesar
Rp 845.000 (Departemen A) dan Rp 22.000 (Departemen B).
C. Pencatatan biaya bahan baku memakai metode mutasi
persediaan. Biaya bahan baku sesungguhnya sebesar Rp925.000
D. Jumlah produk yang terjual sebanyak 2.700 kg dengan harga Rp
1.000/kg.
5. Data produksi selama kuartal pertama tahun 19x7
disajikan dalam Gambar di bawah ini
Data Produksi
Dep. A
Dep. B
Persediaan produk dlm proses pd awal periode,
dgn tingkat penyelesaian: Biaya bahan baku 100%,
biaya konversi 60%, baik utk Dep. A maupun Dep. B
100 kg
200 kg
Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses
3.100 kg
-
Jumlah produk yang diterima dari Dep. A
-
3.000
Produksi selesai yang ditransfer ke Dep. B
3.000
-
Produksi selesai yang ditransfer ke gudang
-
3.100
Persediaan produk dlm proses pd akhir periode dgn 200
tingkat penyelesaian: Biaya bahan baku 100%, biaya
konversi 40%, baik utk Dep. A maupun Dept. B
100
6. Atas dasar data tersebut di atas jurnal-jurnal yang
perlu dibuat utk mencatat kegiatan PT. El Sari
selama kuartal pertama tahun 19X7 adalah sbb:
1. Jurnal pencatatan Biaya Bahan Baku yg dipakai:
Barang Dalam Proses-BBB Dep. A
Rp.925.000
Persediaan Bahan Baku
Rp.925.000
2. Jurnal pencatatan Biaya Tenaga Kerja di Dep. A:
Barang Dalam Proses-BTK Dep. A
Rp.287.330
Gaji dan Upah
Rp.287.330
3. Jurnal pencatatan pembebanan BOP kepada produk di Dep. A,
atas dasar tarif yg ditentukan di muka:
Barang Dalam Proses-BOP Dep.A
Rp.848.205*
BOP yg dibebankan
Rp.848.205
*31.415 x Rp.27= Rp. 848.205
7. 4.
Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk selesai yg ditransfer dr Dep.
A ke Dep. B.
Transfer Departemen A
Rp.2.023.500
Barang Dalam Proses-BBB
Rp.900.000
Barang Dalam Proses-BTK
Rp.283.500
Barang Dalam Proses-BOP
Rp. 840.000
Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yg ditransfer dr Dep. A ke Dep.
B adalah sbb:
Biaya bahan baku3.000xRp.300,00
Rp. 900.000
Biaya Tenaga Kerja
3.000xRp. 94,50
Rp. 283.500
BOP
3.000XRp.280,00
Rp. 840.000
Jumlah
Rp.2.023.500
5. Jurnal pencatatan Biaya Tenaga Kerja di Dep. B:
Barang Dalam Proses-BTK
Rp. 455.000
Gaji dan Upah
Rp. 455.000
8. 6.
Jurnal pencatatan BOP yg dibebankan kepada produk Dep.B atas dasar
tarif yg ditentukan di muka.
Barang Dalam Proses-BTK Dep. B
Rp.227.500*
BOP yang Dibebankan
Rp.227.500
*50% x Rp.455.000= Rp.277.500
7. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai yang ditransfer dari Dep. B
ke Gudang.
Persediaan Produk Jadi
Rp.2.788.450
Transfer Dep. A
Rp.2.090.950
Barang Dalam Proses-BTK Dep.B
RP. 465.000
Barang Dalam Proses-BOP Dep.B
Rp. 232.000
Prhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer Dep. B ke
Gudang adalah sbb:
Harga pokok taksiran yg berasal dari Dep. A (dikreditkan dlm rekening
Transfer Dep.A) 3.100 kgx Rp674,50
Rp.2.090.950
Biaya yg ditambahkan dlm Departemen B
Biaya Tenaga Kerja
3.100 kg x Rp. 150
Rp. 465.000
BOP
3.100 kg x Rp. 75
Rp. 232.500
Jumlah
Rp.2.788.450
9. 8.
Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk yang terjual.
Harga Pokok Penjualan
Rp.2.428.650*)
Persediaan Produk Jadi
Rp.2.428.650
*)2.700 x Rp.899, 50 = Rp. 2.428.650
9. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran persediaan produk yg masih dlm
proses pd akhir periode di Dep. A dan B
Persediaan Produk Dlm Proses-Dep.A
Rp.89.960
Barang Dlm Proses-BBB Dep. A
Rp.60.000
Barang Dlm Proses-BTK Dep. A
Rp. 7.560
Barang Dlm Proses-BOP Dep. A
Rp.22.400
Persediaan Produk Dalam Proses-Dep.B
Rp.76.450
Transfer Dep. B
Rp.67.450
Barang Dlm Proses-BTK Dep. B
Rp. 6.000
Barang Dlm Proses-BOP Dep. B
Rp. 3.000
Perhitungan harga pokok taksiran produk yg masih dalam proses pada akhir
periode di Dep. A dan B disajikan dalam
KLIK DI SINI!!!
10. 10. Jurnal pencatatan BOP yg sesungguhnya terjadi di Dep. A dan B
BOP Sesungguhnya
Rp.1.070.000*
Berbagai macam rekening yg dikredit
Rp.1.070.000
*Dep. A
Rp. 845.000
Dep. B
225.000
Jumlah
Rp.1.070.000
11. Jurnal penutupan rekening BOP yg Dibebankan ke rekening BOP Sesungguhnya.
BOP yg Dibebankan
Rp.1.075.705*
BOP Sesungguhnya
Rp.1.075.705
*Dep.A
Rp. 848.000
Dep. B
277.000
Jumlah
Rp.1.075.705
12. Jurnal Pencatatan selisih antara Biaya taksiran yg trdapat dLm rekening Barang
daLam Proses.
Barang Dalam Proses-BBB Dep. A
Rp. 5.000
Selisih
Rp. 2.545
Barang Dlm Proses-BTK Dep.A
Rp. 1.940
Barang Dlm Proses-BOP Dep.A
Rp. 2.605
Barang Dlm Proses-BTK Dep. B
Rp. 2.000
Barang Dlm Proses-BOP Dep.B
Rp. 1.000
11. Perhitungan selisih tsb dilakukan dgn menghitung saldo rekening barang
dalam proses masing-masing departemen dgn cara mengurangi jumlah
pendebitan dgn jumlah pengkreditan masing-masing rekening tsb. Dalam
contoh ini, hrs dihitung terlebih dahulu harga pokok taksiran persediaan
produk pada awal periode masih dalam proses .
Jika jurnal-jurnal tersebut di atas dan harga pokok persediaan produk dalam
Proses awal dibukukan dlm rekening buku besar, maka saldo rekenig
Barang Dalam proses dapat dihitung dan jumlah tersebut merupakan
selisih.
Selisih di Dep. A
Selisih BBB
Rp. 5.000 L
Selisih BTK
1.940 R
Selisih BOP
2.605 R
Selisih di Dep. B
Selisih BTK
Rp. 2.000 R
selisih BOP
1.000 R
12. UNSUR HARGA POKOK
Biaya Bahan Baku
100 x 100% x Rp300
200 x 100% x Rp300
DEPARTEMEN A
TRANSFER DEP. A
DEPARTEMEN B
Rp. 30.000
-
Rp. 60.000
Biaya Tenaga Kerja
100 x 60% x Rp94, 50
200 x 100% x Rp94,50
200 x 60% x Rp 150
5.670
-
18.900
-
18.000
Biaya Overhead Pabrik
100 x 60% x Rp280
200 x 100%x Rp280
200 x 60% x Rp75
16.800
-
56.000
-
9.000
Rp.52.470
Rp.134.900
Rp.27.000
Jumlah
13.
-
Jurnal pencatatan selisih antara BOP Sesungguhnya dengan BOP yg
dibebankan.
BOP Sesungguhnya
Rp.5.075
Selisih
Rp.5.075
13. Perlakuan terhadap selisih antara biaya
sesungguhnya dgn biaya taksiran dalam suatu
periode akuntansi
a. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau
Rekening Laba.
b. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam
periode yang bersangkutan, yaitu dibagikan ke rekening
Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan.
c. Dibagikan secara adil ke Rekening-rekening Persediaan
Barang Dlm Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga
Pokok Penjualan.
d. Membiarkan selisih-selisih tsb tetap dlm Rekening
Selisih, sehingga ini berfungsi sebagai defered account.
Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan selisih-selisih
yang terjadi di antara periode akuntansi akan saling
menutup (mengkompensasi)
14. Contoh perlakuan selisih ke dalam rekeningrekening. Barang Dalam Proses, Persediaan Produk
Jadi, dan Harga Pokok Penjualan
Dasar pembagian selisih dapat berupa:
1. Perbandingan kuantitas persediaan produk dalam proses, persediaan
produk jadi dan produk yang terjual. Kuantitas ini dinyatakan dlm unit
ekuivalensi.
2. Perbandingan harga pokok persediaan produk dalam proses, harga
pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang terjual.
Berikut ini diberikan contoh perlakuan terhadap selisih dengan memakai
dua macam dasar pembagian:
1. Pembagian selisih atas dasar kuantitas persediaan produk dalam proses,
persediaan produk jadi dan kuantitas produk yang terjual.
2. Pembagian selisih atas dasar harga pokok persediaan produk dalam
proses, persediaan produk jadi dan harga pokok terjual.
15. Pembagian Selisih atas dasar Perbandingan
Kuantitas Persediaan Produk Dalam Proses,
Persediaan Produk Jadi, dan Produk yang Terjual