2. Salman Al Farisi 116080061
T. Dani Hadyansyah Pratama 116100031
Muhammad Fajri 116100035
Ahsani Taqwim 116100036
Furnawan 116100037
3. Metodologi Waterfall merupakan model
klasik yang sederhana dengan aliran
sistem yang linier.
Output dari setiap tahap merupakan input
bagi tahap berikutnya.
Model ini pertama kali diperkenalkan
oleh Winston Royce tahun 1970, sekarang
model ini lebih dikenal dengan Liner
Sequential Model.
4. Proses pengembangan dibagi kedalam
beberapa fase
Semua fase bergantung pada fase
sebelumnya.
Jika fase sebelumnya telah memenuhi
tujuan dan sesuai dengan rencana, maka
fase berikutnya segera dimulai.
5.
6. Fase-faseyang ada dalam metodologi
waterfall:
Definisi dan analisis kebutuhan
Perancangan perangkat lunak dan sistem
Implementasi dan testing unit
Integrasi dan testing system
Operasionalisasi dan pemeliharaan
7. Definisi dan analisis kebutuhan
Kebutuhan adalah kumpulan fungsi dan batasan
yg diharapkan end user dari sistem
Analisa dilakukan untuk memvalidasi kebutuhan
dan memikirkan posibilitas pengembangan web
sesuai kebutuhan.
Dokumen spesifikasi kebutuhan dibuat sebagai
petunjuk kerja pada fase-fase berikutnya.
8. Perancangan sistem dan perangkat lunak
Fase ini menggunakan dokumen spesifikasi
kebutuhan untuk menentukan hardware dan
kebutuhan sistem, berikut arsitektur sistem
keseluruhan.
Hasil dari fase ini adalah dokumen spesifikasi
perancangan sistem, akan menjadi input bagi
fase berikutnya.
9. Implementasi dan testing unit
Pekerjaan dibagi-bagi kedalam beberapa
unit/modul.
Setiap unit dikembangkan kemudian dilakukan
proses testing
Testing unit dilakukan untuk memverifikasi
apakah setiap unit sudah memenuhi spesifikasi
kebutuhan/belum.
10. Integrasi dan testing sistem
Seluruh unit diintegrasikan dan dilakukan
pengecekan apakah sudah sesuai spesifikasi.
Jika hasil testing sesuai dengan harapan, sistem
kemudian diberikan kepada customer.
11. Operasionalisasi dan pemeliharaan
Disebut fase “never ending”
Umumnya, masalah sistem yang tidak muncul
pada pengembangan sistem, baru muncul ketika
sistem diimplementasikan.
Masalah tidak muncul bersamaan, biasanya
masalah akan datang satu-persatu dan menuntut
untuk segera diselesaikan.
12. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan
baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya
secara bertahap. Sehingga tidak terfokus
pada tahapan tertentu.
Document pengembangan sistem sangat
terorganisir, karena setiap fase harus
terselesaikan dengan lengkap sebelum
melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap
fase atau tahapan akan mempunyai dokumen
tertentu.
13. Diperlukan majemen yang baik, karena
proses pengembangan tidak dapat dilakukan
secara berulang sebelum terjadinya suatu
produk.
Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar
jika tidak diketahui sejak awal
pengembangan.
Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan
secara eksplisit sehingga tidak dapat
mengakomodasi ketidakpastian pada saat
awal pengembangan.
14. Tidak mungkin seluruh kebutuhan dapat
didefiniskan dalam satu waktu. Hal ini
mempengaruhi proses pengembangan sistem dan
keberhasilannya.
Masalah dalam suatu fase tidak pernah benar-
benar selesai pada fase
tersebut, faktanya, masalah justru sering muncul
setelah fase tersebut berakhir .
15. Pengaplikasiannya mudah
kelebihan dari model ini adalah ketika semua
kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara
utuh, eksplisit, dan benar di awal
project, maka SE dapat berjalan dengan baik
dan tanpa masalah.