1. PEMBAKUAN HCl
I. WAKTU PRAKTIKUM
Hari / tanggal : Jumat, 26Juli 2013
Tempat : Laboraturium Kimia Analitik, Jurusan Analis Kesehatan
II. JUDUL
Pembakuan HCL
III. TUJUAN
1. Praktikan dapat memahami dan melakukanstandarisasi larutan baku sekunder
HCL dengan larutan baku primer Na2CO3 ( Natrium Karbonat)secara tepat dan
benar.
2. Menggunakan hasil pembakuan untuk analisis kuantitatif.
IV. DASAR TEORI
Reaksi asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan asam dengan
larutan basa, hasil reaksi ini dapat bersifat netral disebut juga reaksi penetralan asam
basa tergantung pada larutan yang direaksikan. Larutan yang direaksikan ini salah
satunya disebut larutan baku. Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya
diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan
lain. Larutan baku ada dua yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder.
Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan
dengan jalan menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat. Larutan
baku primer harus dibuat dengan:
a. Penimbangan dengan teliti menggunakan neraca analitik
b. Dilarutkan dalam labu ukur
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat larutan standar primer
harus memenuhi tiga persyaratan berikut:
a. Benar-benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor
b. Stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat
higroskopis.
c. Memiliki berat ekivalen besar, sehingga meminimalkan kesalahan
akibat penimbangan.
2. Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai larutan baku primer adalah
Na2CO3 ( Natrium Karbonat). Natrium Karbonat adalah zat padat , halus, putih, larut
baik dalam air.
Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan
dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer. Pada percobaan kali ini larutan yang
digunakan sebagai larutan baku sekunderadalah HCl. HCl merupakan larutan yang
tidak berwarna dan mempunyai sifat korosif. HCl juga mudah menguap atau berasap
apabila besinggungan langsung dengan udara, tanpa dididihkan.
Syarat-syarat larutan baku sekunder:
a. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer.
b. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan.
c. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.
Analisis Volumetri → Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat
dibandingkan dengan menimbang berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri.
Akurasinya sama dengan metode gravimetri, analisi volumetric juga dikenal sebagai
titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang
konsentrasinya diketahui dan dialirkan dalam buret dalam bentuk larutan.
Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung, maka syaratnya
adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak
ada reaksi samping, selain itu jika reagen penitrasi yang diberikan berlebih, maka
harus dapat diketahui dengan suhu indicator.
Indikator asam basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman kelarutan adalah
senyawa organik dengan struktur rumit yang berubah warnanya bila pH larutan
berubah. Indikator dapat pula digunakan untuk menetapkan pH dari suatu larutan.
Indikator merupakan asam lemah atau basa lemah yang memiliki warna cukup tajam,
hanya dengan beberapa tetes larutan encer-encernya, indikator dapat digunakan untuk
menetapkan titik ekivalen dalam titrasi asam basa ataupun untuk menentukan tingkat
keasaman larutan. Pada percobaan kali ini indikator yang akan digunakan adalah
indikator metil orange.
Indikator Methyl Orange (MO )→ Metil Orange (Methyl Orange) MO
adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan biasanya dipakai sebagai
indikator dalam titrasi asam basa. Indikator metal orange (MO) ini berubah warna
3. dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4,4 jadi
warna transisinya adalah orange.
V. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Labu ukur
2. Labu erlenmeyer
3. Buret
4. Statif
5. Pengaduk
6. Corong
7. Botol timbang
8. Gelas kimia
9. Pipet volume
10.Pipet tetes
11.Botol semprot
12.Kertas saring
13.Tissue
14.Neraca analitik
Bahan yang digunakan :
1. Larutan HCl0,1 N
2. Larutan baku primer Na2CO3 (Natrium Karbonat) 0,1 N
3. Indikator Metil Orange
VI. CARA KERJA
A. MenimbangNatrium Karbonat menggunakan nereca analitik
1. Melakukan perhitungan massaNatrium Karbonat yang akan ditimbang.
2. Menyiapkan alat dan bahan.
3. Menghubungkan nereca dengan daya listrik untuk proses warming-up
selama 5-10 menit.
4. Menghidupkan nereca dengan menekan tombol ON.
5. Memastikan nereca dalam keadaan datar.
6. Memastikan nereca dalam keadaan 0,0000 g, jika belum maka menekan
tombol zero untuk mengenolkan.
7. Meletakkan botol timbang di dalam nereca, membuka tutup botol timbang
dan tutup botol timbang juga diletakkan di samping botol timbang di atas
nereca.
8. Menutup neraca analitik.
9. Mencatat berat setelah skala menunjukkan stabil.
4. 10. Melakukan perhitungan secara tepat.
11. Meletakkan Natrium Karbonat secara kontinyu dengan menggunakan
sendok penyu.
12. Menghentikan penambahan pada kurang lebih 10 % berat yang ditimbang.
13. Menutup botol timbang lalu menutup neraca.
14. Mencatat berat setelah nereca menunjukkan stabil.
B. Membuat larutan Asam oksalat 0,1 N sebanyak 100 mL
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membilas semua alat gelas dengan aquades minimal sebanyak tiga kali.
3. Meletakkan corong pada labu ukur dan memasang sepotong tisue diantara
labu ukur dan corong supaya terdapat udara diantara labu ukur dan corong.
4. Menambahkan aquades pada botol timbang yang telah terisi zat padat
Natrium Karbonat kira-kira ¼ sampai 1/3 dari volume botol timbang.
5. Mengaduk Natrium Karbonat menggunakan pengaduk hingga larut.
6. Memasukkan larutan ke dalam labu ukur ditempatkan pada batang
pengaduk supaya tidak tercecer.
7. Mengulangi langkah 4,5 dan 6 sampai seluruh Natrium Karbonat larut dan
tidak tertinggal dalam botol timbang.
8. Membilas botol timbang dan pengaduk diatas labu ukur yang terpasang
corong.
9. Membilas corong yang terpasang pada labu ukur.
10. Menambahkan aquades sampai ½ volume labu ukur, digoyangkan.
11. Menambahkan aquades sampai ¾ volume labu ukur, digoyangkan.
12. Menambahkan aquades sampai di bawah tanda tera.
13. Mengeringkan dinding labu ukur diatas tanda tera.
14. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit menggunakan pipet tetes
sampai batas tanda tera.
15. Menutup labu ukur kemudian menghomogenkan.
C. Titrasi HCl dengan indikator Metil Oranye (MO)
1. Memipet larutan Natrium Karbonat yang ada di dalam labu ukur
menggunakan pipet volume 25ml dan masukkan ke dalam labu
erlenmeyer.
5. 2. Menambahkan aquades sebanyak 25 ml
3. Ditambahkan indicator MO sebanyak 1-3 tetes
4. Dihomogenkan
5. Menitrasi larutan tersebut
6. Mencatat volume larutan HClsebagai volume awal titrasi.
7. Menghentikan titrasi apabila warna larutan dalam labu erlenmeyer berubah
menjadi oranye tipis.
8. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
9. Mencatat volume larutan HClsebagai volume akhir titrasi pada setiap titasi
yang dilakukan.
VII. HASIL PRAKTIKUM
A. Menimbang
1. Natrium KarbonatMenggunakan neraca analitik
Benda yang ditimbang Berat
Botol timbang g
Natrium Karbonat g
Berat total g
2. Membuat larutan
a. Natrium Karbonat0,1 N sebanyak 100 mL
Terbentuk larutan Natrium Karbonat0,1 N sebanyak 100 mL dari hasil
pelarutan antara zat padat Natrium Karbonatsebanyak gram dengan
aquades.
3. Titrasi
a. Terbentuk larutan dari 25ml Natrium Karbonat+25ml aquades + 3 tetes
MO dan ml HCl.
b. Terbentuk larutan dari 25ml Natrium Karbonat+ 25ml aquades + 3 tetes
MO dan ml HCl.
c. Terbentuk larutan dari 25ml Natrium Karbonat+ 25ml aquades + 3 tetes
MO dan ml HCl.
6. VIII. PEMBAHASAN
A. Natrium Karbonat yang harus di timbang.
Diket : Nlarutan = 0,1 N
Vpelarut = 100mL
BE Na2CO3 =53
Jawab : N = M
N = x
0,1 = x
= 0,53 gr
B. Massa Natrium Karbonat hasil penimbangan
Untuk membuat larutan Natrium Karbonat 0,1 N sebanyak 100mL diperlukan
0,53 gram Natrium Karbonat.
Massa botol kosong = gram
Massa yang akan ditimbang = 0,53 gram
Rentang massa = gramsampaigram
Massa botol + bahan = gram
Massa bahan = (massa botol + bahan) – massa botol kosong
= gram – gram
= gram
C. HCl dengan Natrium Karbonat + aquades + MO
Titrasi
Ke-
Volume
Na2CO3
+aquades+
MO
Volume KMnO4
Volume
Awal
Volume
Akhir
Volume
Titrasi
1 50 mL mL mL mL
2 50 mL mL mL mL
3 50 mL mL mL mL
D. Normalitas Natrium Karbonat.
1. Normalitas Natrium Karbonat.
Diket : W Na2CO3 = gr
7. V pelarut = 100mL
BE Na2CO3 = 53
Jawab : N = M
N = x
N = x
= N
2. Normalitas HCl
a. Titrasi I
Mek HCl = Mek Na2CO3
VHCl x N = V Na2CO3 x N Na2CO3
x N = 25 x .
N = N
b. Titrasi II
Mek HCl = Mek Na2CO3
VHCl x N = V Na2CO3 x N Na2CO3
x N = 25 x .
N = N
c. Titrasi III
Mek HCl = Mek Na2CO3
VHCl x N = V Na2CO3 x N Na2CO3
x N = 25 x .
N = N
3. Rata – rata Normalitas HCl
= = = N
4. Rata – rata selisih
= = = N
8. 5. BTR (Bagian Tiap Ribuan )
x 1000 = x 1000 = %
Pada percobaan ini, yang bertindak sebagai larutan baku sekunder adalah
asam klorida (HCl) karena berat molekulnya lebih kecil dan derajat kemurnian
lebih rendah daripada larutan baku primer, larutannya relatif stabil dalam
penyimpanan, Sedangkan yang bertindak sebagai larutan baku primer adalah
natrium karbonat (Na2CO3), karena berat molekulnya lebih besar, mudah
diperoleh, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni, tidak
bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
Pada pembuatan larutan asam klorida (HCl) 0,1N dan standarisasi larutan HCl
dengan natrium karbonat (Na2CO3). Hal yang pertama yang dilakukan
menimbang 0,53 gr natrium karbonat (Na2CO3) dan melarutkannya ke dalam
labu ukur dengan penambahan 25mL aquades, kemudian menambahkan 3
tetes indikator metil orange (MO). penambahan indikator metil orange (MO)
berfungsi sebagai larutan penunjuk. Larutan asam klorida (HCl) yang dibuat,
dimasukkan ke dalam buret asam 50 mL, kemudian larutan natrium karbonat
(Na2CO3) yang dilarutkan dan ditambahkan indikator metil orange (MO)
dititrasi dengan asam klorida (HCl) hingga warna larutan berubah menjadi
orange tipis. Setelah orange tipis maka hentikan titrasi kemudian baca
Volume akhirnya .
IX. KESIMPULAN
1. Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan baku ada
dua yaitu larutan baku primerdan larutan baku sekunder.
2. Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah indikator MO (Metil Orange)
3. Perubahan yang terjadi pada proses penitrasian adalah berubah menjadi warna
orange tipis dari warna asal mula kuning.
9. 4. Rata – rata selisih Normalitas asam klorida (HCl) setelah standarisasi dengan
natrium karbonat (Na2CO3) yaitu N.
X. REFERENSI
http://wahyunijaris.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-larutan.html
http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/07/standarisasi-larutan.html
Yogyakarta, 26 Juli 2013
Pembimbing Praktikan
Yassinta Eka R.
P07134112084