Dokumen tersebut membahas tentang pengertian ideologi secara umum dan khusus, serta menjelaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi Indonesia memenuhi kriteria ideologi yang baik yaitu bersifat terbuka, fleksibel, dan memenuhi tiga dimensi yakni dimensi realitas, idealisme, dan fleksibilitas. Dokumen juga menegaskan bahwa meskipun bersifat terbuka, inti dan nilai dasar Pancasila sebagai ideolog
2. Ideologi berasal dari kata Yunani
Idien = melihat atau Idea = raut muka, perawakan,
gagasan, buah pikiran
Logia = ajaran
Ideologi = ajaran atau ilmu yang mempelajari tentang
gagasan atau buah pikiran (science des idea)
Dalam ensiklopedi populer IDEOLOGI merupakan
cabang filsafat yang mendasari ilmu-ilmu
pedadogi, etika dan politik
3. Ideologi dalam Arti Praktis
Kesatuan gagasan-gagasan yang disusun secara sistematis dan
dianggap menyeluruh tentang Manusia dan kehidupannya baik
yan individual maupun yang sosial
Penerapan Ideologi
Penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut
“Politik”, karena itu Ideologi sering dimanfaatkan untuk tujuan
tertentu misalnya untuk merebut kekuasaan.
Ideologi dalam kehidupan kenegaraan dapat diartikan sebagai
suatu konsensus mayoritas warga negara tentang nilai-nilai
dasar yang ingin diwujudkan dengan mendirikan negara
(Grondslag atau Weltanschauung yang merupakan buah pikiran-
pikiran terdalam, hasrat terdalam untuk di dirikan suatu
Negara.
4. Padmo Wahjono
Idelogi sebagai kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide dasar
Ideologi merupakan suatu kelanjutan atau konsekwensi daripada
pandangan hidup, falsafah hidup Bangsa, falsafah hidup bangsa, dan
akan merupakan seperangkat negara yang dicita-citakan akan direlisir
dalam kehidupan berkelompok
Ideologi mengandung kegunaan untuk memberikan stabilitas arah
dalam hidup berkelompok dan sekaligus memberikan Dinamika gerak
menuju tujuan masyarakat atau bangsa.
Mubyarto
Ideologi adalah jumlah Doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol
sekelompok masyarakat atau satu bangsa yang menjadi pegangan atau
pedoman Karya(Perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau
bangsa.
5. M. Sastraprateja
Ideologi ialah seperangkat gagasan atau pemikiran yang
berorientasi pada tindakan yang diorganisir suatu sistem yang
teratur.
Fungsi penting Ideologi adalah untuk membentuk Identitas
kelompok atau bangsa dan fungsi mempersatukannya
Ideologi mempunyai kecenderungan untuk memisahkan in
group (kita) dan out group (mereka)
Bila dibandingkan dengan agama fungsi, yang berfungsi
mempersatukan orang dari berbagai pandangan sebaliknya
Ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama, maka
idelogi berfungsi untuk mengatasi berbagai konflik atau
ketegangan sosial menjadi solidarity making mengangakat
berbagai perbedaan menjadi tata nilai yang lebih tinggi.
6. Soerjanto Poespowardojo (pakar sosiologi Budaya)
Ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara
keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat
untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Franz Magnis Suseno (Pakar Filsafat)
Dalam arti luas kurang tepat Istilah ideologi digunakan untuk
segala kelompok cita-cita, nilai dasar dan keyakinan-keyakinan
yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dalam
arti ini bahwa negara dan kesetiakawanan akan disebut
Ideologi.
Menggunakan Ideologi sebagai sesuatu yang positif, yaitu
sebagai sesuatu yang positif, yaitu sebagai nilai-nilai dan cita-
cita yang luhur.
7. Dalam arti sempit dan sebenarnya
Ideologi adalah gagasan atau teori menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-
nilai yang mau menentukan bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
Ideologi dalam arti ini disebut ideologi tertutup karena kemutlakannya tidak
mengizinkan orang mengambil jarak terhadapnya.
Secara singkat, dengan ideologi tertutup dimaksud gagasan-gagasan tertentu
dimutlakkan.
Ideologis selalu berkonotasi Negatif dan tidak pernah dipakai dalam arti
Ideologi terbuka
Ideologis adalah setiap usaha untuk memutlakan gagasan tertentu
Ideologis membawa konotasi, bahwa gagasan-gagasan yang dimutlakan itu
sebenarnya menyelubungi dan dengan demikian melindungi kepentingan-
kepentingan tertentu.
8. Alfian (Pakar Ilmu Politik) mengemukakan bahwa kekuatan
suatu ideologi itu tergantung pada kualitas 3 dimensi yang ada
pada Ideologi itu sendiri.
Dimensi realita
Bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung didalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam dan atau hidup dalam masyarakat atau bangsanya, tertama karena
nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya
(menjadi jiwa bangsa)
Dimensi Idealisme
Yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang
memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam
praktik kehidupan bersama sehari-hari dengan berbagai Dimensinya,
Dimensi fleksibilitas/Dimensi pengembangan
Yaitu Ideologi tersebut mempunyai keluwesan yang memungkinkan dan
merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan
ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati
diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Pancasila memmenuhi ketiga
Dimensi tersebut.
9. Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam
kehidupan politiknya bangsa Indonesia, yang sebagai tata nilai yang
dipergunakan sebagai acuan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Semua gagasan-gagasan yang timbul dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang ditata secara Sistematis
menjadi satu kesatuan yang utuh
Sebagai Ideologi Pancasila berlaku sebagai Pedoman dan acuan dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang, dan karena itu sifatnya harus terbuka,
luwes dan fleksibel, dan tidak bersifat tertutup maupun kaku, yang akan
menyebabkan ketinggalan jaman.
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai Ideologi terbuka hal ini dibuktikan
dari adanya sifat-sifat yang melekat pada pancasila itu sendiri maupun
kekuatan yang terkandung didalamnya yaitu memenuhi persyaratan kualitas 3
dimensi (realita, idealisme dan fleksibelitas/pengembangan.
Pengertian Pancasila sebagai Ideologi terbuka bukanlah berarti bahwa nilai
dasarnya dapat diubah atau diganti dengan nilai dasar lain, karena bila
dipahamkan secara demikian mrp suatu pemahanan yang keliru, hal ini sama
dengan meniadakan pancasila.