Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
1. MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN
KEPADA MASYARAKAT
oleh:
Menteri Kesehatan RI
Disampaikan pada Acara Pertemuan Pusat dan Daerah
Penguatan Kelembagaan TKPK Daerah Tahun 2011
Jakarta, 15 November 2011
2. MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SISTEMATIKA
1. TANTANGAN PELAYANAN KESEHATAN
2. KEBIJAKAN MENDEKATKAN PELAYANAN
KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
3. UPAYA TEROBOSAN
5. IPKM
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
349 230 Kab tak bermasalah
Kab
40 Kab BKB Miskin
12 Kab BKB Non-Miskin P
57 Kab BK Miskin
IPKM D
B
91 11 Kota BKB Miskin
Kota 4 Kota BKB Non-Miskin K
6 Kota BK Miskin
70 Kota tak bermasalah
7. VISI, MISI DAN NILAI
MENTERI KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN 2010 - 2014
REPUBLIK INDONESIA
MISI
1. Pemberdayaan masyarakat
VISI
MASYARAKAT SEHAT
2. Upaya kesehatan yang paripurna YANG MANDIRI
DAN
BERKEADILAN
3. Ketersediaan dan
pemerataan SDM kesehatan
1. Pro Rakyat
2. Inklusif
4. Tata kelola kepemerintahan yang baik 3. Responsif
4. Efisien Efektif
5. Bersih
8. REFORMASI PEMBANGUNAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KESEHATAN MASYARAKAT
1. Revitalisasi PHC dan pemenuhan BOK
2. Penyediaan, keterjangkauan obat di seluruh
faskes
3. Penyediaan, distribusi SDM Kes yg
bermutu, adil dan merata
4. Pengembangan jaminan kesehatan menuju
Universal Coverage
5. PDBK dan peningkatan yankes di DTPK
6. Reformasi birokrasi
7. Pengembangan World class health care
10. PENANGANAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA (PDBK)
DBK • IPKM rendah (24 indikator)
PDBK • Pendampingan Pusat ke Daerah
Tahap I : 8 Provinsi, 65 Kabupaten
Tahap II : 10 Provinsi, 130 Kabupaten
11. PEMENUHAN SDM KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1. JANGKA PANJANG (2005-2025)
Pemenuhan seluruh Kebutuhan SDM Kesehatan
2. JANGKA MENENGAH (2010-2014)
Pemenuhan SDM Kesehatan DTPK
3. JANGKA PENDEK (2012)
Pemenuhan Dokter Spesialis di DTPK
12. UPAYA PEMENUHAN SDM KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
JANGKA MENENGAH DI DTPK
NO URAIAN 2011 2012 2013 2014
Penempatan Nakes
1. 1.245 1.375 1.500 1.700
di DTPK
Penempatan
2. Residen Senior di 850 1.000 1.100 1.200
DTPK
13. BANTUAN PUSAT KEPADA DAERAH DALAM
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BENTUK TENAGA KESEHATAN PTT
LOKASI DAERAH
TENAGA
NO JUMLAH SANGAT
KESEHATAN BIASA TERPENCIL
TERPENCIL
1. Dokter Spesialis 55 10 43 2
2. Dokter Umum 4.032 341 1.187 2.504
3. Dokter Gigi 1.023 65 285 673
4. Bidan 34.506 18.572 15.243 691
JUMLAH: 39.616 18.998 16.758 3.870
Keadaan : s/d Desember 2010
Catatan: (Keadaan PTT Aktif Sampai 7 November 2011)
Sumber Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010
14. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
MENTERI KESEHATAN
SPESIALIS BERBASIS KOMPETENSI
REPUBLIK INDONESIA
(PPDS-BK) 2008-2011
TAHUN JUMLAH
2008 803
2009 1.076
2010 1.048
2011 1.040
Total
Sumber : PUSTANSERDIK BADAN PPSDM KESEHATAN
3.967
Sumber: Pustanserdik, September 2011
15. DOKTER DENGAN KEWENANGAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TAMBAHAN
• Ada kesulitan dalam menempatkan
dokter spesialis di DTPK
• Dilaksanakan Program Dokter dengan
Kewenangan Tambahan untuk DTPK
16. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2011
REPUBLIK INDONESIA
PULAU PUSKESMAS ALOKASI TOTAL
SUMATERA 2.271 75.000.000 170.325.000.000
JAWA – BALI 3.617 75.000.000 271.275.000.000
KALIMANTAN 836 100.000.000 83.600.000.000
SULAWESI 1.126 100.000.000 112.600.000.000
MALUKU 256 200.000.000 51.200.000.000
NUSA TENGGARA 458 250.000.000 114.500.000.000
PAPUA 403 250.000.000 100.750.000.000
Tambahan anggaran manajemen di 27 kab/kota 305.000.000
TOTAL 8.967 904.555.000.000
17. UPAYA TEROBOSAN UNTUK MENDEKATKAN
PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2010 s/d 2011
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NO SARANA KESEHATAN s/d 2011
1. Darat Rumah Sakit Bergerak 13
Puskesmas Keliling Kendaraan 6.737
R-4
Ambulance 3.908
Kendaraan R-2 46.942
2. Perairan Puskesmas Terapung 908
3. Udara Flying Health Care 2
19. CAKUPAN PENDUDUK YANG MEMPUNYAI JAMINAN
KESEHATAN TAHUN 2011
MENTERI KESEHATAN (per Oktober 2011)
REPUBLIK INDONESIA
2,856,539
5,183,479 (1,21%)
(2,20%) 15,351,532
(6,50%)
Jamkesmas
17,364,265
Jamkesda
(7,36%)
76,400,000
Askes
(32,36%)
Jamsostek
Perusahaan
31,866,539 Swasta,dll
(13,50%)
Catatan:
Total Penduduk (SP 2010) : 236.078.027
Yang telah memiliki Jamkes : 149.022.354 (63,13%)
Yang belum mempunyai Jamkes : 87.055.673 (36,87%)
21. JUMLAH PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
RUJUKAN UNTUK PROGRAM JAMKESMAS
REPUBLIK INDONESIA
(S/D OKTOBER 2011)
RS Pusat : 30
RSUD : 554
RS TNI/POLRI : 79
RS Swasta : 374
Balai Kesehatan : 41
TOTAL : 1.078
22. ROADMAP KETERSEDIAAN JARINGAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
14000
12000
11500
10000
9500 Jumlah RS-
8591 8634 8677 8720 8764
8000 PPK
7500 Jamkesmas
6000 Klinik
Bersama, D
4000
3500 okter
3500 Praktek, dll
2000 1600 1700 1800 Puskesmas
1200 1350
0
2010 2011 2012 2013 2014
23. AKSES PELAYANAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS III RS
Rasio Ideal
1:1000 Keadaan Saat
Kekurangan
(Menurut Ini
WHO)
Kebutuhan
Tempat Tidur 237.641 128.343 109.298
Total
24. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
• Tujuan:
AKI, AKB dan KB pasca persalinan
• Jenis pelayanan:
Antenatal Care (ANC), persalinan dan
Post-natal Care (PNC)
• Sasaran
seluruh ibu hamil yang belum ter-cover
jaminan kesehatan.
26. TARGET KLASTER IV BIDANG KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
100 PPI (2011) 400 PPI (2012)
• 28 Provinsi • 33 Provinsi
• 487 Desa • 1.426 Desa
• 25.655 Rumah Tangga • 112.037 Rumah
Sasaran (RTS) Nelayan Tanggan Sasaran (RTS)
• Sangat miskin: 8.186 Nelayan
RTS • Sangat miskin: 33.887
• Miskin: 10.425 RTS RTS
• Hampir Miskin: 7.044 • Miskin: 44.475 RTS
RTS • Hampir Miskin: 33.687
RTS
27. PERAN DAERAH dan TKPK DAERAH
DALAM MENYONGSONG PELAKSANAAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA UU BPJS
• Meningkatkan jumlah tempat tidur RS, utamanya kelas III
• Memenuhi kebutuhan nakes di Puskesmas dan RS
• Mempersiapkan transformasi Jamkesda menuju pada paket
manfaat yang sama bagi semua orang
• Meningkatkan pembiayaan kesehatan
• Peningkatan peran Provinsi dalam perencanaan dan
monitoring pelaksanaan jaminan kesehatan
• Meningkatkan peran sektor non kesehatan dalam bangkes
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,Salam Sejahtera dan Selamat Pagi.Yang terhormat, Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia,Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Para Kepala Daerah, dan Hadirin yang berbahagia.Marilah kitapanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehinggakitadapathadirpadaAcara Pertemuan Pusat dan Daerah Penguatan Kelembangaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2011 ini. Pada kesempatan yang baik ini dalam menyongsong diberlakukannya Undang-undang tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, saya akan menyampaikan paparan berjudul Mendekatkan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat.
Saudara saudara,Paparansaya hari ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:Tantangan Pelayanan KesehatanKebijakan Mendekatkan Pelayanan Kesehatan Kepada MasyarakatUpaya Terobosan
Saudara-saudara,Padabagian pertama dari paparan sayaini, sayaakanmembahas tentang Tantangan Pelayanan Kesehatan.Pada tanggal 28 Oktober 2011 telah ditetapkan Undang-undang BPJS yang merupakan titik awal dilaksanakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jaminan kesehatan merupakan jaminan pertama yang akan dilaksanakan yaitu pada tanggal 1 Januari 2014. Adaberbagaitantangan yangkitahadapidalammemberikanpelayanan kesehatan kepadamasyarakat untuk menyongsong dilaksanakannya SJSN, diantaranyaadalah:Wilayah Indonesia yang luasdanberbentuk kepulauandenganlebihdari 17.000 pulau.Jumlah Penduduk yang besardengan penyebaran yang tidak merata danmempunyaibudaya bervariasi,Lokasi Indonesia yang rawan bencana,Sumberdayapendukungpembangunankesehatan yang masihharusterusditingkatkan.
Saudara-saudara,Dalammendekatkanpelayanankesehatankepadamasyarakat, makapelayanankesehatanharusterjangkausecaraadildanmeratasampaikepelosok-pelosoknegara - termasukkepulau-pulauterluardiperbatasannegara. Penyediaanpelayanankesehatansampaikepulau-pulauterluardiperbatasanmerupakanbagiandariupayamenjagakeutuhan Negara KesatuanRepublik Indonesia atau NKRI.Peta ini menunjukkan92 pulau-pulau terdepan dan terluar di perbatasan. Ada 34 pulau berpenghuni perbatasan di seluruh Indonesia. Pengaturan khusus perludisediakan agarselalu tersedia sumber daya manusia, saranapelayanan kesehatan, termasuk logistik kesehatan. Implikasi dari wilayah geografis tersebut adalah pentingnya tersediatransportasiudara,transportasi laut, di samping transportasi darat,secararutindanberkesinambungan.
Saudara-saudara,Berdasarkan hasil RisetKesehatanDasaratauRiskesdas 2007 telah dikembangkanIndeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia atauIPKMberdasarkan 24 indikatorkesehatan. Berdasarkan data yang adadiidentifikasikabupaten/ kota yang bermasalahkesehatan, karenaindikatorkesehatannyaburuk. Pada slide ini tampak bahwa dari 349 kabupaten di Indonesia ada 230 kabupaten yang tidak bermasalah kesehatan, sedangkan 40 kabupaten miskin bermasalah kesehatan berat, 12 kabupaten tidak miskin bermasalah kesehatan berat dan 57 kabupaten miskin bermasalah kesehatan (tidak berat). Sementara itu, dari 91 kota yang ada di Indonesia, 11 Kota miskin bermasalah kesehatan berat, 4 Kota tidak miskin bermasalah kesehatan berat dan 6 kota miskin bermasalah kesehatan (tidak berat). Dari IPKM, dapat diidentifikasi daerah bermasalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dalam upaya memperbaiki derajat kesehatannya. Daerah ini kemudian masuk dalam program Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan atauPDBKyang dilaksanakanKementerianKesehatan.
Saudara-saudara,Selanjutnya saya sampaikan bagian kedua dari paparan saya, yaitu tentangKebijakan Mendekatkan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat.
Saudara-saudara,Pada bagian ketiga daripaparan saya, sayaakanmembahas tentang Upaya Terobosandalammendekatkanpelayanankesehatankepadamasyarakat.
Saudara-saudara,SalahsatulangkahterobosanadalahPenanganan Daerah Bermasalah Kesehatan atauPDBK.PDBK adalah upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis evidence, dilakukan secara bertahap di DaerahBermasalahKesehatan bersama kementerian terkait, dalam jangka waktu tertentu, sampai mampu mandiri dalam menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang (urusan wajib) kesehatan seluas-luasnya.Terfokus – sesuai upaya kesehatan prioritas Kabinet Indonesia Bersatu – II; Terintegrasi - dalam perencanaan, penganggaran, dan penerapan; Berbasis evidence - sesuai hasil Riskesdas, Potensi Desa, Pendataan Sosial Ekonomi; Bertahap- dimulai dikabupaten/kota denganindikatorterburuk di bidang kesehatan; Dalam jangka waktu tertentu – tidak selamanya, sesuai tingkatan bermasalahnya; sesuai azas stewardship, concurrent; Mampu mandiri - dalam konteks kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM; Kewenangan seluas-luasnya – sesuai azas desentralisasiTahapan – I P-DBK diprioritaskan 10 (sepuluh) provinsi yang memiliki lebih dari 50 % kabupaten/kota dengan Kriteria DBK/DBK-B/DBK-K, dimana dua diantaranya ditangani secara khusus dalam koordinasi Bappenas; yaitu: Nanggroe Aceh Darussalaam, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi barat, Maluku, Irian Jaya Barat, Papua.Dua yang disebutterakhir inil penanganannya dalam koordinasi Bappenassedangkandidelapan provinsi lainnya dilakukan pendampingan olehKemenkes.
Saudara-saudara,LangkahterobosanberikutnyaadalahPemenuhanSumberSaya Manusia (SDM) Kesehatan, yangdirencanakanuntukJangkaPanjang, JangkaMenengahdanJangkaPendek, sbb :JANGKA PANJANG (2005-2025)Pemenuhun seluruh Kebutuhan SDM Kesehatan yang berkualitas dapat tercapai melalui pengembangan dan pemberdayaan SDM KesehatanJANGKA MENENGAH (2010-2014) Kebutuhan Sumber Daya Kesehatan (SDM) Kesehatan untuk Daerah Terpencil JANGKA PENDEK (2012) Pemenuhan Dokter Spesialis di DTPK.
Slide inimenunjukkanpelaksanaanupayapemenuhan SDMKesehatandi DTPK JangkaMenengah, yaituperiode 2010-2014. Untukmengatasi masalah pemenuhankebutuhanDokterSpesialisantara lain dilakukanpenempatanResiden Senior. Dalam slide inidisajikan data tentangjumlahtenaga yang ditempatkandi DTPK padatahun 2011 dan yang direncanakanakanditempatkanpada 2012, 2013, dan 2014. Untuk penempatan tenaga kesehatan di DTPK (sanitarian, gizi, keteknisian medis, keterapian fisik, perawat, perawat gigi, analis medis, kesehatan lingkungan), tahun 2011 sebanyak 1.245 orang; tahun 2012 sebanyak 1.375 orang; tahun 2013 sebanyak 1.500 orang; dan tahun 2014 sebanyak 1.700.Untuk penempatan residen senior di DTPK, tahun 2011 sebanyak 850 orang, tahun 2012 sebanyak 1.000 orang, tahun 2013 sebanyak 1.100 orang, dan tahun 2014 sebanyak 1.200.
Dalammemenuhikeperluanakantenagakesehatandiseluruh Indonesia dilaksanakan Program PegawaiTidakTetapatauPTTuntukDokterSpesialis, DokterUmum,DokterGigidanBidan. Slide inimenunjukkanjumlahPTT yang aktif sampai dengaan 7 November 2011 dan telahditempatkandidaerahBiasa, Terpencil, danSangatTerpencil.Sampai 7 November Tahun 2011, PTT aktif sebanyak 39.616 orang tenaga kesehatan, terdiri dari: Sebanyak 55 dokter spesialis dengan rincian: 10 dokter spesialis di daerah biasa, 43 dokter spesialis di daerah terpencil, dan 2 dokter spesialis di daerah sangat terpencil Sebanyak 4.032 dokter umum dengan rincian: 341 dokter di daerah biasa, 1.187 dokter di daerah terpencil, dan 2.504 dokter di daerah sangat terpencil Sebanyak 1.023 dokter gigi dengan rincian: 65 dokter gigi di daerah biasa, 285 dokter gigi di daerah terpencil, dan 673 dokter gigi di daerah sangat terpencil Sebanyak 34.506 bidan dengan rincian: 18.572 bidan di daerah biasa, 15.243 bidan di daerah terpencil dan 691 bidan di daerah sangat terpencil.Bidan PTT Aktif mulai diangkat menjadi tenaga PTT sejak Tahun 2007 sampai dengan 2011, sedangkan Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi PTT diangkat sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.
Langkah terobosan lain untuk mempercepat pemenuhan tenaga dokter spesialis adalah dengan melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PPDS-BK). Program ini dilaksanakan di berbagai rumah sakit di daerah di bawah bimbingan Fakultas Kedokteran. Pada tahun 2011, peserta program ini berjumlah 1.040 dokter. Pada akhir program ini tahun 2014, diharapkan telah memproduksi 7.000 dokter spesialis.
Saudara-saudara,Upaya mengatasi kekurangan dokter spesialis di DTPK dilakukan dengan mengembangkan Program Dokter dengan Kewenangan Tambahan. Untuk maksud tersebut, sebelum para dokter bertugas diberi pelatihan khusus dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak, Kebidanan, dan Anestesi. Pada saat ini telah dilatih sebanyak 40 dokter ditempatkan di NTT, Maluku, dan Papua.
Saudara-saudara, Untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan memberikan bantuan kepada Puskesmas di seluruh Indonesia agar dapat melakukan kegiatan operasional untuk menjangkau masyarakat. Pada tahun 2011, telah dialokasikan dana BOK sebesar Rp.904.250 Milyar, yang diperuntukkan pada:2.271 Puskesmas di Pulau Sumatera dengan besaran alokasi sebesar Rp. 75 juta/puskesmas/tahun;3.617 Puskesmas di Pulau Jawa-Bali dengan besaran alokasi sebesar Rp. 75 Juta/puskesmas/tahun;836 Puskesmas di Pulau Kalimantan dengan besaran alokasi sebesar Rp. 100 Juta/puskesmas/tahun;1.126 Puskesmas di Pulau Sulawesi dengan besaran alokasi sebesar Rp. 100 juta/puskesmas/tahun;256 Puskesmas di Pulau Maluku dengan besaran alokasi sebesar Rp. 200 juta/puskesmas/tahun;458 Puskesmas di NTT dan NTB dengan besaran alokasi sebesar Rp. 250 juta/puskesmas/tahun;403 Puskesmas di Papua dengan besaran alokasi sebesar Rp. 250 juta/puskesmas/tahun.Selain itu, untuk beberapa kabupaten/kota yang alokasi anggaran manajemennya di bawah 50 juta, diberikan tambahan dengan total anggaran sebesar Rp. 305 juta. Tahun 2011 : Rp 932 miliaruntuk 8.967PuskesmasTahun 2012 : Rp. 1,065Triliununtuk 9.236 Puskesmas
Saudara-saudara,Untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di DTPK dikembangkan sarana kesehatan seperti Rumah Sakit bergerak, Puskesmas terapung, dan Flying Health Care. Sampai dengan bulan November 2011: Untuk DTPK daratan telah disediakan 13 RS bergerak, 6.737 Puskesmas keliling kendaraan roda empat, 3.908 ambulance, 46,942 kendaraan roda dua.Untuk DTPK perairan telah disediakan 908 Puskesmas Terapung.Untuk DTPK yang harus dijangkau melalui udara disediakan 2 tim Flying Health Care.
Foto ini menunjukkan sebuah Puskesmas Terapung yang digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di DTPK perairan.
Saudara-saudara,Jumlah masyarakat Indonesia yang telah ter-cover dengan jaminan kesehatan dengan berbagai model sebanyak lebih 149 juta jiwa (63,13%) dari 236 juta jiwa penduduk, dengan demikian yang belum memiliki jaminan kesehatan sebanyak 87 juta jiwa (36,87%).Persentase terbesar yang memiliki jaminan kesehatan ditempati oleh Jamkesmas sebanyak 76,4 juta jiwa (32,36%), Jamkesda sebanyak 31,8 juta jiwa (13,50%), peserta Askes PNS, pensiunan, dan veteran sebanyak 17,36 juta jiwa (7,36%); selebihnya peserta JPK Jamsostek dan swasta lainnya.Pada tahun 2014 seluruh jaminan kesehatan sosial akan diselenggarakan oleh BPJS kesehatan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang BPJS.
Saudara-saudara,FotoinimenunjukkanruangtunggusuatuPuskesmas. DenganadanyaProgramJaminan Kesehatan Masyarakatatau Jamkesmas diharapkanmasyarakatmiskindantidakmampudapatmenjangkaupelayanankesehatan yang bermututanpahambatansosial-ekonomi.
Saudara-saudara,Jumlah pemberi pelayanan kesehatan rujukan untuk Program Jamkesmas sampai dengan Oktober 2011 berjumlah 1.078 dengan rincian sebagai berikut:RS Pusat : 30RSUD : 554RS TNI/POLRI : 79RS Swasta : 374BalaiKesehatan : 41
Saudara-saudara, Slide inimenunjukkanRoadmap Ketersediaan Jaringan Pemberi PelayananKesehatan. KetersediaanfasilitaskesehatanuntukpemberianpelayananbagipesertaJaminanKesehatanharusseiringdenganjumlahpesertaJaminanKesehatan. Pada tahun 2010 telah disusun Roadmap Ketersediaan Jaringan Pemberi Pelayanan Kesehatan dengan rencana sebagai berikut:UntukpelayanandiRumahSakit (RS), diperkirakanakanmemerlukanjumlah RS sebesar1800 buahpadatahun 2014. Saatini RS yang sudahbekerjasamadenganJaminanKesehatanMasyarakatsejumlah 1020 RS dan 33,35% diantaranyaadalah RS Swasta. UntukfasilitaskesehatandasarutamanyaPuskesmasjumlahnyaakantergantungpengembangan yang dilakukankabupaten/kota, diperkirakanpadatahun2014 akanmenjadi 8764 Puskesmas.Untukklinikbersama, dokterpraktekswastadllakandiatur agar dapatmenjadiprovider JaminanKesehatan, yang diperkirakanjumlahnyaakanmencapai11.500 padatahun 2014. Sampaidengantahuntahun2014 direncanakanjumlah RS yang memberikanpelayananmenjadii 1800 buah RS.Pada tahun 2011 jumlah Puskesmas telah melampaui kebutuhan dalam roadmap ini, yaitu: 9.236 Puskesmas. Namun untuk rumah sakit dan dokter belum memenuhi kebutuhkan dan distribusi roadmap tersebut.
Saudara-saudara,Untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan tempat tidur sesuai dengan rasio ideal yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia/WHO, yiatu 1 tempat tidur untuk 1.000 orang. Dengan demikian dibutuhkan 237.641 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan tempat tidur bagi seluruh penduduk Indonesia. Saat ini telah ada 128.343 tempat tidur, diantaranya dimanfaatkan untuk peserta Jamkesmas. Untuk itu, masih dibutuhkan 109.298 tempat tidur.Caranya:1. Setiap tahunnya rumah sakit pemerintah mengupayakan pemenuhan kebutuhan tempat tidur kelas III2. Selain itu peran serta Rumah Sakit Swasta masih sangat dibutuhkan (minimal 25% dari jumlah tempat tidur diperuntukkan bagi masyarakat miskin).3. Rumah Sakit Komunitas didirikan.
Dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta meningkatkan kepesertaan KB pasca persalinan, dilaksanakan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak awal tahun 2011. Sasaran Jampersal adalahsemua ibu hamil yang tidak mempunyai jaminan persalinan.Jenis pelayananyang diberikan adalah Antenatal Care (ANC) sebanyak 4 kali, pertolongan persalinan, dan Post-natal Care (PNC)sebanyak 3 kali.Upaya ini masih perlu perbaikan:Manajemen pendistribusian dananyaSistem rujukanUnit Cost , pada Tahun 2011 unit cost Persalinan normal + 4 ANC + 3 PNC sebesar Rp. 420.000,- dan untuk Tahun 2012 meningkat menjadi Rp 570.000 ,-.
Saudara-saudara, Upaya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga dilakukan melalui Program Saintifikasi Jamu. Jamusebagaipengobatantradisionaltelahditerimadandigunakanluasdimasyarakat. Sekitar 59,12% penduduk Indonesia pernahmengonsumsijamudan 95,6% diantaranyamerasakankhasiatnya.Jamu harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri.Agar jamu dapat digunakan dalam praktek kedokteran maka diperlukan kajian yang berbasis bukti. Inilah yang disebut Saintifikasi Jamu.Dalam rangka pelaksanaan Saintifikasi Jamu, diperlukan regulasi yang dapat menjamin penggunaan jamu di fasilitas kesehatan.Dewasa ini, SaintifikasiJamudifokuskanpada:penelitianpreventifempatramuan formulauntukgejalahiperglikemia, hipertensi, hiperkolesterolemiadanhiperurisemia.TelahdilakukanPengembanganklinik saintifikasi jamuyang dimulaidenganpelatihan 60 dokterPuskesmasdiKabupatenKarangAnyar, Sragen, Kendal, dan Semarang.KlinikJamuMedikjugadikembangkandi 12 RumahSakitPendidikan. Foto ini menunjukkan kegiatan di Puskesmas Jamu, yaitu: Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan memanfaatkan jamu.
Saudara-saudara, Upaya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga dilakukan bagi masyarakat nelayan di Klaster IV . Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan nelayan. Targetnya adalah nelayan miskin di 816 pelabuhan/pendaratan ikan (PPI), yang dibagi dalam empat tahun. Tahun 2011adalah 100 PPI dan tahun 2011 adalah 400 PPI.Tahun 2011 mencakup 28 provinsi, 487 desa, 25.655 Rumah Tangga Sasaran (RTS) Nelayan, 8.186 RTS sangat miskin, 10.425 RTS miskin, dan 7.044 RTS hampir miskin. Tahun 2012 mencakup seluruh provinsi, 1.426 desa, 112.037 RTS Nelayan, 33.887 RTS sangat miskin, 44.475 RTS miskin, dan 33. 687 RTS hampir miskin.
Saudara-saudara,Saya berharap agar upaya-upaya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari jajaran pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota. Selain itu, dalam rangka menyongsong pelaksanaan Undang-undang BPJS, saya berharap agar jajaran pemerintah daerah dan TKPK daerah dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:Meningkatkan jumlah tempat tidur RS, utamanya kelas III Memenuhi kebutuhan nakes di Puskesmas dan RSMempersiapkan transformasi Jamkesda menuju pada paket manfaat yang sama bagi semua orangMeningkatkan pembiayaan kesehatanPeningkatan peran Provinsi dalam perencanaan dan monitoring pelaksanaan jaminan kesehatanMeningkatkan peran sektor non kesehatan dalam pembangunan kesehatan
Saudara-saudara,Demikian paparan saya tentang Mendekatkan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat. Keberhasilan peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat sangat ditentukan oleh dukungan semua sektor di jajaran pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah serta dukungan seluruh lapisan masyarakat.Terima kasih.Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh