SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
Baixar para ler offline
GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA
     DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI
      RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

                       Linda Permatasari1 Aat Sriati1 Metty Widiastuti2
      1
          Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat
                          2
                            Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat



ABSTRAK
       Sampai saat ini penanganan skizofrenia belum memuaskan dan salah satu
penyebabnya adalah keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku penderita di
rumah. Dukungan sosial yang diberikan keluarga terhadap penderita skizofrenia
menjadi hal penting dalam proses penyembuhan penderita. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam
perawatan penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
merupakan hasil pengembangan dari teori Smet (1994:136), kepada 96 orang dari
keluarga penderita skizofrenia. Dari pengumpulan data tersebut didapatkan hasil
bahwa sebagian responden 48.96% memberikan dukungan sosial dalam perawatan
penderita skizofrenia dan sebagian responden 51.04% tidak memberikan dukungan
sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. Dukungan emosional menjadi
persentasi tertinggi keluarga tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan
penderita skizofrenia.

Kata Kunci        : Dukungan Sosial, Keluarga, Skizofrenia, Rumah Sakit Jiwa Provinsi
                  Jawa Barat


ABSTRACT
        Until recently the treatment of schizophrenia has not been satisfying, the
causing factor is due to nescience from family to treat patient at home. Social support
from family to schizophrenia patient became important matter in the healing process.
This research purpose is to study the social support given from family in the
treatment process of schizophrenia patient in Ambulatory Installation of Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Jawa Barat. Data collection conduted using questionnaire, which is the
developed result of Smet theory (1994:136), to 96 persons from schizophrenia
patient’s family. Research results showed half amount of the respondents 48.96%
provide social support in the treatment of patients with schizophrenia and half
amount of the respondents 51.04% did not provide social support in the treatment of



                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         1
patients with schizophrenia. Emotional support give the highest percentage of family
not to give social support in the treatment of patients with schizophrenia.

Keywords          : Social Support, Family, Schizophrenia, Rumah Sakit Jiwa Provinsi
                  Jawa Barat


PENDAHULUAN

         Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah

gangguan jiwa skizofrenia. Tampak bahwa gejala-gejala skizofrenia menimbulkan

hendaya berat dalam kemampuan individu berfikir dan memecahkan masalah,

kehidupan afek dan menganggu relasi sosial. Kesemuanya itu mengakibatkan pasien

skizofrenia mengalami penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan dalam menjalani

hidupnya, sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasinya dengan

orang lain, (Arif, 2006).

         Studi epidemiologi menyebutkan bahwa perkiraan angka prevalensi

skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 – 1 persen dan biasanya timbul pada usia sekitar

18 – 45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11 – 12 tahun sudah menderita

skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan

sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia, (Sosrosumihardjo, 2000, dalam Arif, 2006).

         Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati, penderita

gangguan jiwa di Jawa Barat tahun 2011 masih tertinggi secara nasional. Jawa Barat

menduduki peringkat pertama dengan angka mencapai 20% atau lebih besar dari

angka rata-rata nasional 11,6% atau sekitar 19 juta orang mengalami gangguan jiwa,

(http://www.seputar-indonesia.com, 2011). Pada dasarnya penderita gangguan jiwa



                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         2
kronis tidak mampu melakukan fungsi dasar secara mandiri misalnya kebersihan diri,

penampilan dan sosialisasi, (Keliat, 1992). Peran perawat dibutuhkan untuk

memberikan pendidikan, informasi dan dukungan kepada penderita serta keluarga

mengenai apa yang dibutuhkannya dalam pemenuhan perawatan diri sehingga

penderita mampu melaksanakan perawatan mandiri. Perawat dapat menggunakan

hubungan mereka dengan penderita untuk memberikan dukungan sosial yang

ditujukan untuk membantu penderita menanggulangi masalah dan secara tidak

langsung mendorong penderita untuk mencari sumber dukungan sosial lain, (Charles,

1997).

         Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang

diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa

ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya, (Cohen & Syme,

1996:241, dalam Setiadi, 2008). Individu yang mendapat dukungan sosial terbukti

lebih sehat daripada individu yang tidak mendapat dukungan sosial, (Buchanan,

1995). Knisely dan Northouse (1994) dalam Videbeck (2008) juga mengungkapkan

dengan meminta serta menerima dukungan sosial ketika penderita membutuhkan

merupakan langkah vital dalam proses penyembuhan. Dukungan sosial yang dimiliki

oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang

dihadapi.

         Keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor kunci dalam

penyembuhan penderita gangguan jiwa. Walaupun anggota keluarga tidak selalu

merupakan sumber positif dalam kesehatan jiwa, mereka paling sering menjadi

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         3
bagian penting dalam penyembuhan, (Kumfo, 1995, dalam Videbeck, 2008).

Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan penderita di

rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan di

rumah yang kemudian mengakibatkan penderita harus dirawat kembali (kambuh).

Peran serta keluarga sejak awal asuhan di rumah sakit akan meningkatkan

kemampuan keluarga merawat penderita di rumah sehingga kemungkinan kambuh

dapat dicegah, (Keliat, 1992).

         Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab

terjadinya kekambuhan penderita skizofrenia adalah kurangnya peran serta dukungan

sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang

menderita penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena keluarga yang

tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah. Keluarga jarang mengikuti

proses keperawatan penderita karena jarang mengunjungi penderita di rumah sakit

dan tim kesehatan di rumah sakit juga jarang melibatkan keluarga, (Keliat, 1992).

Disinilah dukungan sosial sangat dibutuhkan dalam memberikan perawatan pada

penderita skizofrenia, karena dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga

dan akan menambah semangat hidupnya.

         Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Jawa Barat, penderita gangguan jiwa skizofrenia semakin meningkat

setiap tahunnya, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada tahun

2010 berjumlah 12033 orang dan bertambah pada tahun 2011 menjadi 13967 orang.

Skizofrenia menempati urutan tertinggi dalam sepuluh besar diagnosa Rumah Sakit

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         4
Jiwa Provinsi Jawa Barat tahun 2011 dengan kunjungan pasien di instalasi rawat

jalan berjumlah 11206 orang dimana jumlah pasien skizofrenia hebefrenik 5951

orang, skizofrenia residual berjumlah 3800 orang, skizofrenia paranoid berjumlah 942

orang, skizofrenia hebefrenik kronik berjumlah 424 orang, skizofrenia paranoid

kronik berjumlah 51 orang, skizofrenia ketatonik berjumlah 22 orang, skizofrenia tak

terinci 12 orang, skizofrenia berjumlah 2 orang, sisanya untuk skizofrenia YTT

berjumlah 1 orang dan skizofrenia residual kronik berjumlah 1 orang, (Rekam Medik

RSJ Prov. Jawa Barat, 2012).

         Dari hasil wawancara peneliti dengan keluarga yang memiliki anggota

keluarga penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Jawa Barat, didapatkan data enam dari delapan keluarga penderita skizofrenia tidak

memberikan dukungan sosial dalam perawatan pada penderita. Beberapa keluarga

mengatakan merasa terbebani dengan kondisi seperti ini dan merasa penderita tidak

memiliki harapan untuk sembuh. Hampir semua penderita yang diwawancarai oleh

peneliti mengatakan lebih dari satu kali menjalani rawat inap di rumah sakit. Dari

hasil wawancara juga ditemukan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit

penderita dan cara melakukan perawatan yang seharusnya pada penderita skizofrenia

di rumah. Beberapa penderita lebih senang berdiam diri di rumah, seperti tidur dan

melamun daripada melakukan aktifitas diluar rumah. Penderita juga tidak terbuka

dengan permasalahan yang dihadapinya.

         Dari beberapa uraian diatas yang dikemukakan oleh peneliti yaitu bahwa

penderita skizofrenia yang mendapatkan dukungan sosial yang diperoleh dari

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         5
keluarga mempunyai kesempatan berkembang kearah positif secara maksimal,

sehingga penderita skizofrenia akan bersikap positif, baik terhadap dirinya maupun

lingkungannya karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal.

Dengan dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita

skizofrenia yang seimbang diharapkan baginya agar dapat meningkatkan keinginan

untuk sembuh dan memperkecil kekambuhannya. Maka diambillah judul penelitian

“Gambaran Dukungan Sosial yang Diberikan Keluarga dalam Perawatan Penderita

Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang dukungan sosial yang

diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan khusus pada penelitian ini

untuk mengidentifikasi dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan

penilaian dan dukungan emosional yang diberikan keluarga dalam perawatan

penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.



METODE PENELITIAN

         Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah dukungan sosial yang

diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia dan sub variabel penelitian

ini adalah dimensi yang terdapat pada dukungan sosial yaitu : (1) dukungan

instrumental, (2) dukungan informasi, (3) dukungan penilaian, dan (4) dukungan

emosional. Dukungan sosial pada penelitian ini adalah bagaimana dukungan sosial

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         6
yang diberikan oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia

dalam merawat penderita. Keluarga memiliki hubungan darah atau ikatan perkawinan

dan tinggal serumah dengan penderita skizofrenia.

         Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dari penderita skizofrenia yang

mendampingi penderita berobat ke Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Jawa Barat yang berjumlah 934 orang dengan menggunakan teknik consecutive

sampling didapatkan jumlah sampel dalam kurun waktu satu bulan sebanyak 96

orang.

         Untuk menggali mengenai dukungan sosial yang diberikan keluarga pada

penderita skizofrenia digunakan kuesioner yang merupakan hasil pengembangan dari

teori    Smet     (1994:136)       mengenai       bentuk-bentuk        dukungan        sosial    dengan

menggunakan skala likert. Pada uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian,

jumlah pernyataan yang valid dan reliabel pada kuesioner adalah sebanyak 22

pernyataan terdiri dari 19 pernyataan posotif dan 3 pernyataan negatif dengan nilai R-

Alpha sebesar 0.860.

         Responden diminta untuk memberikan responnya pada 4 penilaian berskala

ordinal yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu, dengan

memberikan tanda √ (ceklis) pada kolom yang tersedia.

     Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan informed concent kepada

petugas yang berada di ruang amnanesa (perawat), kemudian peneliti melihat status

pasien. Pasien yang dipilih oleh peneliti adalah pasien yang menderita skizofrenia,

kemudian pasien beserta keluarganya dipanggil untuk memasuki ruang amnanesa,

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         7
keluarga yang sesuai dengan kriteria yang peneliti harapkan menjadi responden

dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

kepada responden. Peneliti menjelaskan cara-cara pengisian kuesioner dan apabila

responden sudah mengerti lalu peneliti menanyakan kesediaannya untuk mengisi

kuesioner (bersedia atau tidak responden tetap mengisi informed concent dilembar

kuesioner). Setelah itu, peneliti membagikan kuesioner yang akan diisi oleh

responden. Selama pengisian kuesioner, responden akan didampingi oleh peneliti,

sehingga ketika ada hal-hal yang membingungkan responden akan segera dapat

dijelaskan oleh peneliti.

         Data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui proses editing, membuat

lembaran kartu kode, processing, kemudian data ditabulasi untuk mendapatkan skor

dari jawaban responden berdasarkan item pernyataan yang menggunakan skala likert

dengan menggunakan gradasi scoring, selalu, sering, jarang, tidak pernah. Untuk

setiap pernyataan, responden akan diberi skor sesuai dengan nilai skala katagori

jawaban yang diberikannya. Skor dari setiap pernyataan kemudian diubah ke dalam

skala interval. Skor responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan

sehingga merupakan skor responden pada skala sikap, (Azwar, 2011). Salah satu skor

standar yang digunakan dalam skala model Likert adalah skor T, yaitu:




                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         8
Selanjutnya dilakukan penentuan skor dengan kriteria:

    1. Skor T ≥ 50, maka dukungan sosial dikatagorikan keluarga mendukung dalam

         perawatan penderita skizofrenia (favorable).

    2. Skor T < 50, maka dukungan sosial dikatagorikan keluarga tidak mendukung

         dalam perawatan penderita skizofrenia (unfavorable).

         Setelah itu data dikelompokkan kedalam masing-masing kategori subvariabel

dari responden dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi relatif atau f (%),

(Steven, 2005) :




         Selanjutnya dari persentasi tersebut diinterpretasikan sebagai berikut :

         0%                 : Tidak seorangpun dari responden

         1% - 19%           : Sangat sedikit responden

         20% - 39%          : Sebagian kecil dari responden

         40% - 59%          : Sebagian responden

         60% - 79%          : Sebagian besar dari responden

         80% - 99%          : Hampir seluruh responden

         100%               : Seluruh responden

                                                                                    (Al Rasyid, 1994)




                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                         9
HASIL DAN PEMBAHASAN

         Hasil dari pengambilan data digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1.      Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial yang Diberikan Keluarga
              dalam Perawatan Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan
              Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
                       Kategori                           F                     %
                      Mendukung                           47                  48.96
                   Tidak Mendukung                        49                  51.04
                        Jumlah                            96                   100



         Berdasarkan Tabel 1. dapat disimpulkan bahwa 51.04% dinyatakan sebagian

responden tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia.

Dari hasil yang diperoleh, responden yang tidak mendukung lebih besar dibandingkan

responden yang mendukung, tetapi perbedaan jumlah responden yang tidak

mendukung dengan yang mendukung dalam perawatan penderita skizofrenia tidak

begitu signifikan dan terlihat cenderung seimbang. Dimana hasil penelitian

menunjukkan dukungan emosional (57.29%) menjadi persentasi tertinggi keluarga

tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia, kedua

pada dukungan informasi (53.13%), dan ketiga pada dukungan penilaian (51.04%).

         Dari interpretasi hasil yang sudah disebutkan bahwa dari 96 responden,

sebanyak 49 responden (51.04%) dikategorikan tidak memberikan dukungan sosial

dalam perawatan penderita skizofrenia. Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang

bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,

sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,


                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                       10
menghargai dan mencintainya (Cohen & Syme, 1996:241). Menurut Smet (1994:136)

dalam Setiadi (2008) setiap bentuk dukungan sosial yang diberikan keluarga

mempunyai 4 bentuk dukungan antara lain: dukungan instrumental, dukungan

informasi, dukungan penilaian dan dukungan emosional. Dimana keempat bentuk

dukungan ini memiliki peran penting dalam proses penyembuhan penderita

skizofrenia.

       Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi

bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti

berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi

kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan

sosial yang diberikan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam

kehidupan yang penuh dengan stres, (Setiadi, 2008). Knisely dan Northouse (1994)

dalam Videbeck (2008) juga mengungkapkan dengan meminta serta menerima

dukungan sosial ketika penderita membutuhkan merupakan langkah vital dalam

proses penyembuhan. Keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor

kunci dalam penyembuhan klien gangguan jiwa. Walaupun anggota keluarga tidak

selalu merupakan sumber positif dalam kesehatan jiwa, mereka paling sering menjadi

bagian penting dalam penyembuhan, (Kumfo, 1995, dalam Videbeck, 2008).

         Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang tidak memberikan

dukungan sosial lebih besar dibandingkan responden yang memberikan dukungan

sosial. Dukungan emosional menjadi persentasi pertama keluarga tidak memberikan

dukungan sosialnya dalam perawatan penderita skizofrenia. Hal ini bisa disebabkan

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                       11
karena faktor dari pemberi dukungan dan faktor dari penerima dukungan, seseorang

terkadang tidak memberikan dukungan sosial kepada orang lain ketika ia sendiri tidak

memiliki sumberdaya untuk menolong orang lain, atau tengah menghadapi stres,

harus menolong dirinya sendiri, atau kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga

tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan dukungan darinya, (Sarafino, 2004).

         Berdasarkan data yang diperoleh bahwa keluarga masih belum memahami

tentang dukungan emosional, dukungan informasi, serta dukungan penilaian. Hal ini

dikarenakan, keluarga masih belum memahami cara memperlakukan serta merawat

penderita skizofrenia. Keluarga jarang mengikuti proses keperawatan penderita

karena jarang mengunjungi penderita di rumah sakit dan tim kesehatan di rumah sakit

juga jarang melibatkan keluarga, (Keliat, 1992).

         Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini,

bukan hanya tanggung jawab pihak lembaga kesehatan semata, tetapi menjadi

tanggung jawab bersama. Keluarga dan masyarakat, agar tidak memberikan stigma

negatif dan mendiskrimisi seseorang yang memiliki masalah kejiwaan. Mereka juga

memiliki hak hidup layaknya orang normal. Oleh karena itu, diperlukan dukungan

sosial dari berbagai pihak agar mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita

skizofrenia.



SIMPULAN

         Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan bahwa

sebagian responden 48.96% memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                       12
skizofrenia dan sebagian responden 51.04% tidak memberikan dukungan sosial

dalam perawatan penderita skizofrenia. Sebagian responden 57.29% dikategorikan

tidak memberikan dukungan emosional dalam perawatan penderita skizofrenia,

sebagian responden 53.13% dikategorikan tidak memberikan dukungan informasi

dalam perawatan penderita skizofrenia, sebagian responden 51.04% dikategorikan

tidak memberikan dukungan penilaian dalam perawatan penderita skizofrenia,

sedangkan sebagian responden 51.04% dikategorikan memberikan dukungan

instrumental dalam perawatan penderita skizofrenia. Dukungan emosional menjadi

persentasi tertinggi keluarga tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan

penderita skizofrenia.



SARAN

 1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

     Disarankan kepada Instansi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat untuk

     mengadakan pelayanan kesehatan terhadap keluarga yang datang ke rawat jalan

     mendampingi penderita skizofrenia berobat, pelaksanaan dapat dilakukan dengan

     dengan memberikan penyuluhan kepada keluarga terkait pengaruh dukungan

     sosial terhadap kesehatan jiwa penderita skizofrenia serta melakukan pembinaan

     dan pemberdayaan kesehatan keluarga dan penderita skizofrenia.

 2. Bagi Perawat

     Pada penelitian ini, terlihat bahwa banyak keluarga yang belum memahami cara

     memperlakukan penderita skizofrenia di rumah, maka disarankan kepada perawat

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                       13
untuk memberikan pembinaan pada keluarga penderita skizofrenia dengan cara

     konseling dan pendidikan mengenai dukungan sosial yang diberikan keluarga

     baik secara dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penilaian dan

     dukungan emosional serta meningkatkan pemberdayaan kesehatan keluarga dan

     penderita skizofrenia.

 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

     Dalam penelitian ini menyinggung beberapa hal yang mempengaruhi dukungan

     sosial, maka disarankan untuk diadakan penelitian lanjutan untuk membahas

     faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial yang diberikan keluarga

     dalam perawatan penderita skizofrenia.



DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, H. 1994. Dasar - Dasar Statistika Terapan. Program Pasca Sarjana.
    Bandung : Universitas Padjadjaran.

Arif, I.S. 2006. Skizofrenia; Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung :
      Refika Aditama.

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
    Pelajar.

Buchanan, J. (1995). Social support and schizophrenia: A review of the literature.
     Archives of Psychiatric Nursing.Vol. IX, No. 2:68-76. Available at :
     http://www.sciencedirect.com.ezp01.library.qut.edu.au/science/article/pii/S088
     3941795800034 (diakses 18 November 2011).

Charles, A. 1997. Psikologi Sosial Untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Haryudi dan Ulfah. 2011. Gangguan Jiwa di Jabar Tertinggi. Available at :
     http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/434822/ (diakses 29
     Januari 2011).

                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                       14
Hawari, D. 2003. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia. Jakarta :
    Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Keliat, B.A. 1992. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
      Jakarta : EGC.
Sarafino, E.P. 2004. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions Third Edition.
      New York : John Willey and Sons.

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Steven, P. 2005. Pengantar Riset : Pendekatan Ilmiah Untuk Profesi Kesehatan.
     Jakarta : EGC.

Videbeck, S.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.




                                          Linda Permatasari, S.Kep
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang)
                                        Email : lindatasa@gmail.com
                                                                                                       15

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Operator Warnet Vast Raha
 
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaPendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaBagus Utomo
 
Peran mental health support group
Peran mental health support groupPeran mental health support group
Peran mental health support groupBagus Utomo
 
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - PsikoedukasiPresentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - PsikoedukasiBagus Utomo
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Ns. Lutfi
 
Gwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.idGwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.idsitarahayu1
 
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Bagus Utomo
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargayaenk_ekis
 
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Bagus Utomo
 
Leaflet gangguan jiwa2
Leaflet gangguan jiwa2Leaflet gangguan jiwa2
Leaflet gangguan jiwa2Dwi Yulien
 
Makna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgjMakna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgjBagus Utomo
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul Karimah
 
Stigma pada gangguan jiwa
Stigma pada gangguan jiwaStigma pada gangguan jiwa
Stigma pada gangguan jiwaBagus Utomo
 

Mais procurados (20)

Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
 
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaPendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwa
 
Peran mental health support group
Peran mental health support groupPeran mental health support group
Peran mental health support group
 
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - PsikoedukasiPresentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - Psikoedukasi
 
Ipi119514
Ipi119514Ipi119514
Ipi119514
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
 
gangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruhgangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruh
 
Gwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.idGwyther ethics and pc.en.id
Gwyther ethics and pc.en.id
 
Hasil Lapkas 2.docx
Hasil Lapkas 2.docxHasil Lapkas 2.docx
Hasil Lapkas 2.docx
 
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
Hak Pilih ODGJ dalam Pemilu
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
 
palliative
palliativepalliative
palliative
 
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19
 
Leaflet gangguan jiwa2
Leaflet gangguan jiwa2Leaflet gangguan jiwa2
Leaflet gangguan jiwa2
 
Makna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgjMakna pemulihan bagi odgj
Makna pemulihan bagi odgj
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
 
1
11
1
 
Care support
Care supportCare support
Care support
 
Family Focused Therapy
Family Focused TherapyFamily Focused Therapy
Family Focused Therapy
 
Stigma pada gangguan jiwa
Stigma pada gangguan jiwaStigma pada gangguan jiwa
Stigma pada gangguan jiwa
 

Destaque

Holocaust în România
Holocaust în RomâniaHolocaust în România
Holocaust în Româniaandraseva
 
2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...
2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...
2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...Bill Indursky
 
Leckevázlat közösen
Leckevázlat közösenLeckevázlat közösen
Leckevázlat közösenandraseva
 
Autoritatea hatalom
Autoritatea   hatalomAutoritatea   hatalom
Autoritatea hatalomandraseva
 
Mussolini Ádám csoportja
Mussolini   Ádám csoportjaMussolini   Ádám csoportja
Mussolini Ádám csoportjaandraseva
 
Ee java cmp_2011
Ee java cmp_2011Ee java cmp_2011
Ee java cmp_2011Bang Yadhi
 
Who am i kendrick lamar
Who am i kendrick lamarWho am i kendrick lamar
Who am i kendrick lamarJakeMediaAS
 
How to Create an Effective Inbound Marketing Campaign
How to Create an Effective Inbound Marketing CampaignHow to Create an Effective Inbound Marketing Campaign
How to Create an Effective Inbound Marketing Campaigntempocreative
 
Stephen Kim Home Page
Stephen Kim Home PageStephen Kim Home Page
Stephen Kim Home Pagestephenkim99
 
Who am I? Kendrick Lamar
Who am I? Kendrick LamarWho am I? Kendrick Lamar
Who am I? Kendrick LamarJakeMediaAS
 
Defining the Chinese Palate
Defining the Chinese PalateDefining the Chinese Palate
Defining the Chinese PalateAsian Palate
 
Edit decision list
Edit decision listEdit decision list
Edit decision listJakeMediaAS
 
Resilience family empowerment
Resilience family empowermentResilience family empowerment
Resilience family empowermentBang Yadhi
 
Stephen Kim Home Page
Stephen Kim Home PageStephen Kim Home Page
Stephen Kim Home Pagestephenkim99
 
How to Master LinkedIn for Your Business
How to Master LinkedIn for Your BusinessHow to Master LinkedIn for Your Business
How to Master LinkedIn for Your BusinessMarginMediaSlideshare
 

Destaque (20)

Holocaust în România
Holocaust în RomâniaHolocaust în România
Holocaust în România
 
Trader sukses
Trader suksesTrader sukses
Trader sukses
 
2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...
2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...
2012 Trend Forecast for the Home Furnishings & Antique Industry from V&M Foun...
 
Leckevázlat közösen
Leckevázlat közösenLeckevázlat közösen
Leckevázlat közösen
 
Autoritatea hatalom
Autoritatea   hatalomAutoritatea   hatalom
Autoritatea hatalom
 
Mussolini Ádám csoportja
Mussolini   Ádám csoportjaMussolini   Ádám csoportja
Mussolini Ádám csoportja
 
Ee java cmp_2011
Ee java cmp_2011Ee java cmp_2011
Ee java cmp_2011
 
Who am i kendrick lamar
Who am i kendrick lamarWho am i kendrick lamar
Who am i kendrick lamar
 
How to Create an Effective Inbound Marketing Campaign
How to Create an Effective Inbound Marketing CampaignHow to Create an Effective Inbound Marketing Campaign
How to Create an Effective Inbound Marketing Campaign
 
Stephen Kim Home Page
Stephen Kim Home PageStephen Kim Home Page
Stephen Kim Home Page
 
723 1413-1-sm
723 1413-1-sm723 1413-1-sm
723 1413-1-sm
 
Who am I? Kendrick Lamar
Who am I? Kendrick LamarWho am I? Kendrick Lamar
Who am I? Kendrick Lamar
 
Defining the Chinese Palate
Defining the Chinese PalateDefining the Chinese Palate
Defining the Chinese Palate
 
Edit decision list
Edit decision listEdit decision list
Edit decision list
 
Resilience family empowerment
Resilience family empowermentResilience family empowerment
Resilience family empowerment
 
Tars csop
Tars csopTars csop
Tars csop
 
Stephen Kim Home Page
Stephen Kim Home PageStephen Kim Home Page
Stephen Kim Home Page
 
Meatloaf
MeatloafMeatloaf
Meatloaf
 
How to Master LinkedIn for Your Business
How to Master LinkedIn for Your BusinessHow to Master LinkedIn for Your Business
How to Master LinkedIn for Your Business
 
Aguilasrenovada
AguilasrenovadaAguilasrenovada
Aguilasrenovada
 

Semelhante a Dukungan Keluarga Skizofrenia

Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdfVol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdfssuser1e99ef
 
671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf
671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf
671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdfssuser1e99ef
 
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...KANDA IZUL
 
504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...
504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...
504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...AgungAbadi1
 
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...Dinamika Penelitian
 
FAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdf
FAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdfFAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdf
FAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdfridzwanali
 
490-882-1-SM.pdf
490-882-1-SM.pdf490-882-1-SM.pdf
490-882-1-SM.pdfridzwanali
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaAnonymousHRX8QkyT
 
proposal kesehatan tentang kperawatan.pptx
proposal kesehatan tentang kperawatan.pptxproposal kesehatan tentang kperawatan.pptx
proposal kesehatan tentang kperawatan.pptxmahir336389
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxRiswandaYarYara
 
PP SKRIPSI (1).pptx
PP SKRIPSI (1).pptxPP SKRIPSI (1).pptx
PP SKRIPSI (1).pptxMUCHLISChLIS
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Febri Budianto
 
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnalPendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnalAmril Sunan Amril
 
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnalPendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnalAmril Sunan Amril
 
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.pptssuserc9e926
 

Semelhante a Dukungan Keluarga Skizofrenia (20)

Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdfVol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
Vol.-1-No.-1-2018-LKA-1.pdf
 
671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf
671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf
671-Article Text-2475-2-10-20201024.pdf
 
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
4fHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PA...
 
6. abstract
6. abstract6. abstract
6. abstract
 
504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...
504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...
504082838-Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Kesehatan-Mental-Skizofrenia (1)...
 
ARTIKEL ADAPTASI.pdf
ARTIKEL ADAPTASI.pdfARTIKEL ADAPTASI.pdf
ARTIKEL ADAPTASI.pdf
 
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RAWAT DIRI PADA P...
 
FAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdf
FAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdfFAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdf
FAKTORPENYEBABSKIZOFERNIA.pdf
 
490-882-1-SM.pdf
490-882-1-SM.pdf490-882-1-SM.pdf
490-882-1-SM.pdf
 
Kepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizopreniaKepatuhan minum obat schizoprenia
Kepatuhan minum obat schizoprenia
 
proposal kesehatan tentang kperawatan.pptx
proposal kesehatan tentang kperawatan.pptxproposal kesehatan tentang kperawatan.pptx
proposal kesehatan tentang kperawatan.pptx
 
Sari
SariSari
Sari
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
 
PP SKRIPSI (1).pptx
PP SKRIPSI (1).pptxPP SKRIPSI (1).pptx
PP SKRIPSI (1).pptx
 
Kw spm jiwa napza
Kw spm jiwa   napzaKw spm jiwa   napza
Kw spm jiwa napza
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
 
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnalPendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
 
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnalPendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap   jurnal
Pendidikan dan konseling bagi pasien rawat inap jurnal
 
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt
3.1Peran Perawat dalam Kesehatan Keperawatan Jiwa.ppt
 

Mais de Bang Yadhi

Contoh Curiculum Vitae
Contoh Curiculum VitaeContoh Curiculum Vitae
Contoh Curiculum VitaeBang Yadhi
 
Kemenag dalam angka
Kemenag dalam angkaKemenag dalam angka
Kemenag dalam angkaBang Yadhi
 
2011 world mental health day document
2011 world mental health day document2011 world mental health day document
2011 world mental health day documentBang Yadhi
 
Database buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alit
Database buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alitDatabase buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alit
Database buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alitBang Yadhi
 
2903 6311-1-sm
2903 6311-1-sm2903 6311-1-sm
2903 6311-1-smBang Yadhi
 
Management diri dan organisasi i
Management diri dan organisasi iManagement diri dan organisasi i
Management diri dan organisasi iBang Yadhi
 
Versi foto kopi
Versi foto kopiVersi foto kopi
Versi foto kopiBang Yadhi
 
Komunikasi efekti fdalamtim
Komunikasi efekti fdalamtimKomunikasi efekti fdalamtim
Komunikasi efekti fdalamtimBang Yadhi
 
Himpunan mahasiswa teknik sipil
Himpunan mahasiswa teknik sipilHimpunan mahasiswa teknik sipil
Himpunan mahasiswa teknik sipilBang Yadhi
 

Mais de Bang Yadhi (15)

Contoh Curiculum Vitae
Contoh Curiculum VitaeContoh Curiculum Vitae
Contoh Curiculum Vitae
 
Kemenag dalam angka
Kemenag dalam angkaKemenag dalam angka
Kemenag dalam angka
 
2011 world mental health day document
2011 world mental health day document2011 world mental health day document
2011 world mental health day document
 
Database buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alit
Database buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alitDatabase buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alit
Database buku real batch 1 feb 2013 saung baca rumah alit
 
2903 6311-1-sm
2903 6311-1-sm2903 6311-1-sm
2903 6311-1-sm
 
979 2563-1-pb
979 2563-1-pb979 2563-1-pb
979 2563-1-pb
 
Being happy
Being happyBeing happy
Being happy
 
Bahasa angsa
Bahasa angsaBahasa angsa
Bahasa angsa
 
Pencil
PencilPencil
Pencil
 
Visi dan misi
Visi dan misiVisi dan misi
Visi dan misi
 
Management diri dan organisasi i
Management diri dan organisasi iManagement diri dan organisasi i
Management diri dan organisasi i
 
Versi foto kopi
Versi foto kopiVersi foto kopi
Versi foto kopi
 
Komunikasi efekti fdalamtim
Komunikasi efekti fdalamtimKomunikasi efekti fdalamtim
Komunikasi efekti fdalamtim
 
Proaktif
ProaktifProaktif
Proaktif
 
Himpunan mahasiswa teknik sipil
Himpunan mahasiswa teknik sipilHimpunan mahasiswa teknik sipil
Himpunan mahasiswa teknik sipil
 

Dukungan Keluarga Skizofrenia

  • 1. GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT Linda Permatasari1 Aat Sriati1 Metty Widiastuti2 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat 2 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat ABSTRAK Sampai saat ini penanganan skizofrenia belum memuaskan dan salah satu penyebabnya adalah keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah. Dukungan sosial yang diberikan keluarga terhadap penderita skizofrenia menjadi hal penting dalam proses penyembuhan penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang merupakan hasil pengembangan dari teori Smet (1994:136), kepada 96 orang dari keluarga penderita skizofrenia. Dari pengumpulan data tersebut didapatkan hasil bahwa sebagian responden 48.96% memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia dan sebagian responden 51.04% tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. Dukungan emosional menjadi persentasi tertinggi keluarga tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Keluarga, Skizofrenia, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat ABSTRACT Until recently the treatment of schizophrenia has not been satisfying, the causing factor is due to nescience from family to treat patient at home. Social support from family to schizophrenia patient became important matter in the healing process. This research purpose is to study the social support given from family in the treatment process of schizophrenia patient in Ambulatory Installation of Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Data collection conduted using questionnaire, which is the developed result of Smet theory (1994:136), to 96 persons from schizophrenia patient’s family. Research results showed half amount of the respondents 48.96% provide social support in the treatment of patients with schizophrenia and half amount of the respondents 51.04% did not provide social support in the treatment of Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 1
  • 2. patients with schizophrenia. Emotional support give the highest percentage of family not to give social support in the treatment of patients with schizophrenia. Keywords : Social Support, Family, Schizophrenia, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat PENDAHULUAN Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah gangguan jiwa skizofrenia. Tampak bahwa gejala-gejala skizofrenia menimbulkan hendaya berat dalam kemampuan individu berfikir dan memecahkan masalah, kehidupan afek dan menganggu relasi sosial. Kesemuanya itu mengakibatkan pasien skizofrenia mengalami penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya, sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasinya dengan orang lain, (Arif, 2006). Studi epidemiologi menyebutkan bahwa perkiraan angka prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 – 1 persen dan biasanya timbul pada usia sekitar 18 – 45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11 – 12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia, (Sosrosumihardjo, 2000, dalam Arif, 2006). Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati, penderita gangguan jiwa di Jawa Barat tahun 2011 masih tertinggi secara nasional. Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan angka mencapai 20% atau lebih besar dari angka rata-rata nasional 11,6% atau sekitar 19 juta orang mengalami gangguan jiwa, (http://www.seputar-indonesia.com, 2011). Pada dasarnya penderita gangguan jiwa Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 2
  • 3. kronis tidak mampu melakukan fungsi dasar secara mandiri misalnya kebersihan diri, penampilan dan sosialisasi, (Keliat, 1992). Peran perawat dibutuhkan untuk memberikan pendidikan, informasi dan dukungan kepada penderita serta keluarga mengenai apa yang dibutuhkannya dalam pemenuhan perawatan diri sehingga penderita mampu melaksanakan perawatan mandiri. Perawat dapat menggunakan hubungan mereka dengan penderita untuk memberikan dukungan sosial yang ditujukan untuk membantu penderita menanggulangi masalah dan secara tidak langsung mendorong penderita untuk mencari sumber dukungan sosial lain, (Charles, 1997). Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya, (Cohen & Syme, 1996:241, dalam Setiadi, 2008). Individu yang mendapat dukungan sosial terbukti lebih sehat daripada individu yang tidak mendapat dukungan sosial, (Buchanan, 1995). Knisely dan Northouse (1994) dalam Videbeck (2008) juga mengungkapkan dengan meminta serta menerima dukungan sosial ketika penderita membutuhkan merupakan langkah vital dalam proses penyembuhan. Dukungan sosial yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor kunci dalam penyembuhan penderita gangguan jiwa. Walaupun anggota keluarga tidak selalu merupakan sumber positif dalam kesehatan jiwa, mereka paling sering menjadi Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 3
  • 4. bagian penting dalam penyembuhan, (Kumfo, 1995, dalam Videbeck, 2008). Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan penderita di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan penderita harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di rumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat penderita di rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat dicegah, (Keliat, 1992). Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan penderita skizofrenia adalah kurangnya peran serta dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah. Keluarga jarang mengikuti proses keperawatan penderita karena jarang mengunjungi penderita di rumah sakit dan tim kesehatan di rumah sakit juga jarang melibatkan keluarga, (Keliat, 1992). Disinilah dukungan sosial sangat dibutuhkan dalam memberikan perawatan pada penderita skizofrenia, karena dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah semangat hidupnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, penderita gangguan jiwa skizofrenia semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2010 berjumlah 12033 orang dan bertambah pada tahun 2011 menjadi 13967 orang. Skizofrenia menempati urutan tertinggi dalam sepuluh besar diagnosa Rumah Sakit Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 4
  • 5. Jiwa Provinsi Jawa Barat tahun 2011 dengan kunjungan pasien di instalasi rawat jalan berjumlah 11206 orang dimana jumlah pasien skizofrenia hebefrenik 5951 orang, skizofrenia residual berjumlah 3800 orang, skizofrenia paranoid berjumlah 942 orang, skizofrenia hebefrenik kronik berjumlah 424 orang, skizofrenia paranoid kronik berjumlah 51 orang, skizofrenia ketatonik berjumlah 22 orang, skizofrenia tak terinci 12 orang, skizofrenia berjumlah 2 orang, sisanya untuk skizofrenia YTT berjumlah 1 orang dan skizofrenia residual kronik berjumlah 1 orang, (Rekam Medik RSJ Prov. Jawa Barat, 2012). Dari hasil wawancara peneliti dengan keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, didapatkan data enam dari delapan keluarga penderita skizofrenia tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan pada penderita. Beberapa keluarga mengatakan merasa terbebani dengan kondisi seperti ini dan merasa penderita tidak memiliki harapan untuk sembuh. Hampir semua penderita yang diwawancarai oleh peneliti mengatakan lebih dari satu kali menjalani rawat inap di rumah sakit. Dari hasil wawancara juga ditemukan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit penderita dan cara melakukan perawatan yang seharusnya pada penderita skizofrenia di rumah. Beberapa penderita lebih senang berdiam diri di rumah, seperti tidur dan melamun daripada melakukan aktifitas diluar rumah. Penderita juga tidak terbuka dengan permasalahan yang dihadapinya. Dari beberapa uraian diatas yang dikemukakan oleh peneliti yaitu bahwa penderita skizofrenia yang mendapatkan dukungan sosial yang diperoleh dari Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 5
  • 6. keluarga mempunyai kesempatan berkembang kearah positif secara maksimal, sehingga penderita skizofrenia akan bersikap positif, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal. Dengan dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia yang seimbang diharapkan baginya agar dapat meningkatkan keinginan untuk sembuh dan memperkecil kekambuhannya. Maka diambillah judul penelitian “Gambaran Dukungan Sosial yang Diberikan Keluarga dalam Perawatan Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan khusus pada penelitian ini untuk mengidentifikasi dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan emosional yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia dan sub variabel penelitian ini adalah dimensi yang terdapat pada dukungan sosial yaitu : (1) dukungan instrumental, (2) dukungan informasi, (3) dukungan penilaian, dan (4) dukungan emosional. Dukungan sosial pada penelitian ini adalah bagaimana dukungan sosial Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 6
  • 7. yang diberikan oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia dalam merawat penderita. Keluarga memiliki hubungan darah atau ikatan perkawinan dan tinggal serumah dengan penderita skizofrenia. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dari penderita skizofrenia yang mendampingi penderita berobat ke Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 934 orang dengan menggunakan teknik consecutive sampling didapatkan jumlah sampel dalam kurun waktu satu bulan sebanyak 96 orang. Untuk menggali mengenai dukungan sosial yang diberikan keluarga pada penderita skizofrenia digunakan kuesioner yang merupakan hasil pengembangan dari teori Smet (1994:136) mengenai bentuk-bentuk dukungan sosial dengan menggunakan skala likert. Pada uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian, jumlah pernyataan yang valid dan reliabel pada kuesioner adalah sebanyak 22 pernyataan terdiri dari 19 pernyataan posotif dan 3 pernyataan negatif dengan nilai R- Alpha sebesar 0.860. Responden diminta untuk memberikan responnya pada 4 penilaian berskala ordinal yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu, dengan memberikan tanda √ (ceklis) pada kolom yang tersedia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan informed concent kepada petugas yang berada di ruang amnanesa (perawat), kemudian peneliti melihat status pasien. Pasien yang dipilih oleh peneliti adalah pasien yang menderita skizofrenia, kemudian pasien beserta keluarganya dipanggil untuk memasuki ruang amnanesa, Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 7
  • 8. keluarga yang sesuai dengan kriteria yang peneliti harapkan menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti menjelaskan cara-cara pengisian kuesioner dan apabila responden sudah mengerti lalu peneliti menanyakan kesediaannya untuk mengisi kuesioner (bersedia atau tidak responden tetap mengisi informed concent dilembar kuesioner). Setelah itu, peneliti membagikan kuesioner yang akan diisi oleh responden. Selama pengisian kuesioner, responden akan didampingi oleh peneliti, sehingga ketika ada hal-hal yang membingungkan responden akan segera dapat dijelaskan oleh peneliti. Data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui proses editing, membuat lembaran kartu kode, processing, kemudian data ditabulasi untuk mendapatkan skor dari jawaban responden berdasarkan item pernyataan yang menggunakan skala likert dengan menggunakan gradasi scoring, selalu, sering, jarang, tidak pernah. Untuk setiap pernyataan, responden akan diberi skor sesuai dengan nilai skala katagori jawaban yang diberikannya. Skor dari setiap pernyataan kemudian diubah ke dalam skala interval. Skor responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan sehingga merupakan skor responden pada skala sikap, (Azwar, 2011). Salah satu skor standar yang digunakan dalam skala model Likert adalah skor T, yaitu: Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 8
  • 9. Selanjutnya dilakukan penentuan skor dengan kriteria: 1. Skor T ≥ 50, maka dukungan sosial dikatagorikan keluarga mendukung dalam perawatan penderita skizofrenia (favorable). 2. Skor T < 50, maka dukungan sosial dikatagorikan keluarga tidak mendukung dalam perawatan penderita skizofrenia (unfavorable). Setelah itu data dikelompokkan kedalam masing-masing kategori subvariabel dari responden dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi relatif atau f (%), (Steven, 2005) : Selanjutnya dari persentasi tersebut diinterpretasikan sebagai berikut : 0% : Tidak seorangpun dari responden 1% - 19% : Sangat sedikit responden 20% - 39% : Sebagian kecil dari responden 40% - 59% : Sebagian responden 60% - 79% : Sebagian besar dari responden 80% - 99% : Hampir seluruh responden 100% : Seluruh responden (Al Rasyid, 1994) Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 9
  • 10. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pengambilan data digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial yang Diberikan Keluarga dalam Perawatan Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Kategori F % Mendukung 47 48.96 Tidak Mendukung 49 51.04 Jumlah 96 100 Berdasarkan Tabel 1. dapat disimpulkan bahwa 51.04% dinyatakan sebagian responden tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. Dari hasil yang diperoleh, responden yang tidak mendukung lebih besar dibandingkan responden yang mendukung, tetapi perbedaan jumlah responden yang tidak mendukung dengan yang mendukung dalam perawatan penderita skizofrenia tidak begitu signifikan dan terlihat cenderung seimbang. Dimana hasil penelitian menunjukkan dukungan emosional (57.29%) menjadi persentasi tertinggi keluarga tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia, kedua pada dukungan informasi (53.13%), dan ketiga pada dukungan penilaian (51.04%). Dari interpretasi hasil yang sudah disebutkan bahwa dari 96 responden, sebanyak 49 responden (51.04%) dikategorikan tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 10
  • 11. menghargai dan mencintainya (Cohen & Syme, 1996:241). Menurut Smet (1994:136) dalam Setiadi (2008) setiap bentuk dukungan sosial yang diberikan keluarga mempunyai 4 bentuk dukungan antara lain: dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan emosional. Dimana keempat bentuk dukungan ini memiliki peran penting dalam proses penyembuhan penderita skizofrenia. Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan sosial yang diberikan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stres, (Setiadi, 2008). Knisely dan Northouse (1994) dalam Videbeck (2008) juga mengungkapkan dengan meminta serta menerima dukungan sosial ketika penderita membutuhkan merupakan langkah vital dalam proses penyembuhan. Keluarga sebagai sumber dukungan sosial dapat menjadi faktor kunci dalam penyembuhan klien gangguan jiwa. Walaupun anggota keluarga tidak selalu merupakan sumber positif dalam kesehatan jiwa, mereka paling sering menjadi bagian penting dalam penyembuhan, (Kumfo, 1995, dalam Videbeck, 2008). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang tidak memberikan dukungan sosial lebih besar dibandingkan responden yang memberikan dukungan sosial. Dukungan emosional menjadi persentasi pertama keluarga tidak memberikan dukungan sosialnya dalam perawatan penderita skizofrenia. Hal ini bisa disebabkan Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 11
  • 12. karena faktor dari pemberi dukungan dan faktor dari penerima dukungan, seseorang terkadang tidak memberikan dukungan sosial kepada orang lain ketika ia sendiri tidak memiliki sumberdaya untuk menolong orang lain, atau tengah menghadapi stres, harus menolong dirinya sendiri, atau kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan dukungan darinya, (Sarafino, 2004). Berdasarkan data yang diperoleh bahwa keluarga masih belum memahami tentang dukungan emosional, dukungan informasi, serta dukungan penilaian. Hal ini dikarenakan, keluarga masih belum memahami cara memperlakukan serta merawat penderita skizofrenia. Keluarga jarang mengikuti proses keperawatan penderita karena jarang mengunjungi penderita di rumah sakit dan tim kesehatan di rumah sakit juga jarang melibatkan keluarga, (Keliat, 1992). Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini, bukan hanya tanggung jawab pihak lembaga kesehatan semata, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Keluarga dan masyarakat, agar tidak memberikan stigma negatif dan mendiskrimisi seseorang yang memiliki masalah kejiwaan. Mereka juga memiliki hak hidup layaknya orang normal. Oleh karena itu, diperlukan dukungan sosial dari berbagai pihak agar mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita skizofrenia. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan bahwa sebagian responden 48.96% memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 12
  • 13. skizofrenia dan sebagian responden 51.04% tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. Sebagian responden 57.29% dikategorikan tidak memberikan dukungan emosional dalam perawatan penderita skizofrenia, sebagian responden 53.13% dikategorikan tidak memberikan dukungan informasi dalam perawatan penderita skizofrenia, sebagian responden 51.04% dikategorikan tidak memberikan dukungan penilaian dalam perawatan penderita skizofrenia, sedangkan sebagian responden 51.04% dikategorikan memberikan dukungan instrumental dalam perawatan penderita skizofrenia. Dukungan emosional menjadi persentasi tertinggi keluarga tidak memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Disarankan kepada Instansi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat untuk mengadakan pelayanan kesehatan terhadap keluarga yang datang ke rawat jalan mendampingi penderita skizofrenia berobat, pelaksanaan dapat dilakukan dengan dengan memberikan penyuluhan kepada keluarga terkait pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan jiwa penderita skizofrenia serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan kesehatan keluarga dan penderita skizofrenia. 2. Bagi Perawat Pada penelitian ini, terlihat bahwa banyak keluarga yang belum memahami cara memperlakukan penderita skizofrenia di rumah, maka disarankan kepada perawat Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 13
  • 14. untuk memberikan pembinaan pada keluarga penderita skizofrenia dengan cara konseling dan pendidikan mengenai dukungan sosial yang diberikan keluarga baik secara dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan emosional serta meningkatkan pemberdayaan kesehatan keluarga dan penderita skizofrenia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian ini menyinggung beberapa hal yang mempengaruhi dukungan sosial, maka disarankan untuk diadakan penelitian lanjutan untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial yang diberikan keluarga dalam perawatan penderita skizofrenia. DAFTAR PUSTAKA Al Rasyid, H. 1994. Dasar - Dasar Statistika Terapan. Program Pasca Sarjana. Bandung : Universitas Padjadjaran. Arif, I.S. 2006. Skizofrenia; Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung : Refika Aditama. Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Buchanan, J. (1995). Social support and schizophrenia: A review of the literature. Archives of Psychiatric Nursing.Vol. IX, No. 2:68-76. Available at : http://www.sciencedirect.com.ezp01.library.qut.edu.au/science/article/pii/S088 3941795800034 (diakses 18 November 2011). Charles, A. 1997. Psikologi Sosial Untuk Perawat. Jakarta : EGC. Haryudi dan Ulfah. 2011. Gangguan Jiwa di Jabar Tertinggi. Available at : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/434822/ (diakses 29 Januari 2011). Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 14
  • 15. Hawari, D. 2003. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Keliat, B.A. 1992. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta : EGC. Sarafino, E.P. 2004. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions Third Edition. New York : John Willey and Sons. Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu. Steven, P. 2005. Pengantar Riset : Pendekatan Ilmiah Untuk Profesi Kesehatan. Jakarta : EGC. Videbeck, S.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Linda Permatasari, S.Kep Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor - Sumedang) Email : lindatasa@gmail.com 15