Laporan ini memberikan ringkasan perkembangan pelaksanaan kegiatan MP3EI di kawasan Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara pada Kuartal III tahun 2012. Laporan menyimpulkan bahwa terdapat 2 KPI yaitu KPI Kupang dan KPI Sumbawa Barat yang pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai lebih dari 50 persen dan merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen. Sementara itu, KPI lain masih bel
1. Sekretariat
Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
(KP3EI)
Laporan Serial Pemantauan
Kuartal III Tahun 2012
Pemantauan Perkembangan
Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di
Kawasan Perhatian Investasi
Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara
Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Sekretariat KP3EI
Oktober 2012
1
2. Bab
Pendahuluan 1
Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara merupakan bagian dari pilar ekonomi bangsa yang
mengangkat tema pembangunan ―Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan
Nasional‖. Fokus kegiatan ekonomi utama Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara adalah
pariwisata, perikanan dan peternakan. Selain kegiatan ekonomi utama yang menjadi fokus
Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara, berkaitan dengan penyediaan SDM dan Iptek pada
koridor ini juga dikembangkan kegiatan pertanian pangan, besi baja, peralatan transportasi,
perkayuan, telematika, pertambangan, batubara, migas, perkayuan, peralatan transportasi
dan jenis kegiatan lainnya.
Melalui keunggulan komparatif dan pengembangan prioritas pada sejumlah kegiatan
ekonomi utama dan pengembangan konektivitas di koridor ini, diharapkan mampu
mengatasi permasalahan yang dihadapi di koridor ekonomi ini. Dengan mengembangkan
sektor utama yang menjadi potensi dari koridor ekonomi ini, diharapkan percepatan dan
perluasan perekonomian di koridor ini semakin kuat, sehingga posisi Koridor Ekonomi Bali -
Nusa Tenggara mampu memberikan efek positif bagi berkembangnya koridor ekonomi lain.
Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi
utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi
(lihat Tabel 1).
Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012
ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun
2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai
September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan
ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan
pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap
pelaksanaan kegiatan.
2
3. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut KPI 2
Pada Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara, beberapa kegiatan ekonomi utama
teridentifikasi telah dikembangkan di 23 KPI. Dalam setiap KPI tersebut dikembangkan satu
atau lebih kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi yang
dilakukan dalam KPI tersebut adalah pariwisata, perikanan, peternakan, pertanian pangan,
besi baja, peralatan transportasi, perkayuan, telematika, pertambangan, batubara, migas,
perkayuan, peralatan transportasi dan jenis kegiatan lainnya. Selain itu, dalam KPI-KPI
tersebut dilaksanakan pula beberapa kegiatan pendukung meliputi proyek-proyek
infrastruktur seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, kereta api, jalan, energi, air,
telekomunikasi, dan logistik.
Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Adapun kegiatan ekonomi strategis di tiap
kawasan yang dapat diinformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja KPI
yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.
Terdapat 2 KPI yaitu KPI Kupang dan KPI Sumbawa Barat yang perkembangan
pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai lebih dari
atas 50 persen dan telah merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen juga.
Dengan perkembangan kinerja demikian, maka KPI tersebut dapat diharapkan
memberikan kontribusi yang cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
Kemudian yang menarik adalah terdapat 1 KPI Non-Prioritas yaitu: KPI Benoa yang
perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya mencapai 50
persen dan realisasi investasinya kurang dari 50 persen. Untuk KPI lain masih
belum menampakan perkembangan kegiatannya. Untuk lebih jelas perhatikan tabel
1.
3
4. Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun
2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara.
4
5. Sementara itu, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat
secara rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka
laporan ini menyimpulkan bahwa secara kinerja KPI sejauh ini belum menunjukan
perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama Kuartal III Tahun
2012. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada
tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah.
Grafik 1.
Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding
dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut
Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara.
KPI Sumbawa Barat
KPI Kupang
KPI Benoa
KPI Denpasar
KPI Sumbawa
KPI Jembrana
KPI Nusa Penida
KPI Timor Tengah Selatan, Flores…
KPI Aegela
KPI Bima
KPI Dompu
KPI Flores
KPI Ngada
KPI Sikka
KPI Lombok Barat
KPI Ende
KPI Sumba Timur
KPI Sokoria
KPI Komodo
KPI Lombok Tengah
KPI Bangli
KPI Buleleng
KPI Badung
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
5
6. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut Kegiatan-Kegiatan 3
3.1. KPI Badung
Sektor pariwisata dan perikanan merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Badung. Dari
kedua kegiatan ekonomi utama tersebut, indikasi investasi mencapai Rp. 4.003 miliar.
Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata dan perikanan di KPI Badung,
diperlukan pengembangan bandara dan energi. Nilai investasi untuk pengembangan
infrastruktur pendukungnya mencapai Rp 2.161 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Badung yang
berfokus pada sektor pariwisata dan perikanan meliputi dua proyek utama, yaitu (1)
Pengembangan Sarana Pariwisata-MICE/Bali International Park, pembangunan convention
hall, exhibition hall, hotel, resort plenary hall, hotel world culture dan (2) Pengembangan
sarana perikanan tangkap (Mesin tempel, jukung, jaring, pancing). Adapun perkembangan
status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa Proyek
Pengembangan Sarana Pariwisata-MICE/Bali International Park, pembangunan convention
hall, exhibition hall, hotel, resort plenary hall, hotel world culture yang mempunyai kontribusi
dalam investasi di KPI Badung, yaitu sebesar 99 persen dari total nilai investasi di KPI
Badung atau senilai Rp 4.000 milliar. Proyek ini secara resmi masih berstatus terdaftar.
lebih lanjut, sampai saat ini masih belum memperoleh izin prinsip dari Bupati Badung.
kemudian, proses pembangunan belum dapat dilaksanakan karena menunggu keluarnya
izin prinsip untuk memperoleh izin mendirikan bangunan dan izin lainnya. Saat ini proses
yang dilakukan hanya sebatas melakukan pemerataan tanah dan membersihkan kawasan.
Sementara untuk proyek pengembangan sarana perikanan tangkap sampai saat ini masih
belum tervalidasi.
3.2. KPI Buleleng
Sektor pariwisata dan perikanan adalah kegiatan ekonomi utama pada KPI Buleleng. Nilai
investasi dari kegiatan ekonomi utama tersebut mencapai Rp. 10.505 miliar. Adapun untuk
mendukung perkembangan sektor pariwisata dan perikanan di KPI Buleleng, diperlukan
pengembangan infrastruktur energi, bandara dan utilitas air. Nilai investasi untuk
pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp 14.821 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Buleleng yang
berfokus pada sektor pariwisata dan perikanan meliputi dua proyek utama, dan adapun
perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 2 di
bawah ini.
6
7. Grafik 2
Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Buleleng, Menurut Proyek,
Kuartal III Tahun 2012.
Jasa Akomodasi (hotel dan
cottage), lapangan golf serta jasa rekreasi
Pengembangan pusat pembibitan udang di
Kab. Buleleng
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa pada KPI tersebut,
pengembangan kegiatan ekonomi utama yang fokus sektor pariwisata dan perikanan
meliputi: Jasa Akomodasi (hotel dan cottage), lapangan golf serta jasa rekreasi, dan
pengembangan pusat pembibitan udang di Kab. Buleleng, Bali. Selanjutnya, seluruh proyek
yang diperkirakan mempunyai kontribusi dalam investasi di KPI Buleleng saat ini secara
resmi masih berstatus terdaftar.
3.3. KPI Lombok Tengah
Sektor pariwisata merupakan satu-satunya sektor unggulan untuk kegiatan ekonomi utama
di KPI Lombok Tengah. Nilai investasidari kegiatan ekonomi utama tersebut mencapai Rp.
3.000 milliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata di KPI Lombok
Tengah, diperlukan pengembangan infrastruktur infrastruktur pelabuhan, bandara, dan
energi. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur pendukungnya mencapai Rp
1.539 miliar.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Lombok Tengah
yang fokus pada sektor pariwisata hanya ada satu proyek utama, yaitu Pengembangan
Kawasan Wisata Mandalika – Lombok Tengah, NTB (pembangunan infrastruktur, sarana
publik, hotel, villa, residential area, lapangan golf, marina). Berdasarkan data yang ada,
sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 laporan ini menginformasikan bahwa Proyek
Pengembangan Kawasan Wisata Mandalika – Lombok Tengah, NTB (pembangunan
infrastruktur, sarana publik, hotel, villa, residential area, lapangan golf, marina) yang
berkontribusi seluruhnya dalam investasi di KPI Lombok Tengah 100 persen dari total nilai
investasi di KPI Lombok Tengah atau senilai Rp 3.000 milliar. Proyek ini secara resmi
masih berstatus terdaftar.
7
8. 3.4. KPI Sumbawa Barat
Sektor perikanan dan tambang (emas) merupakan sektor unggulan untuk kegiatan ekonomi
utama di KPI Sumbawa Barat. Dari kegiatan sektor perikanan dan tambang (emas)
diindikasikan memiliki nilai investasi mencapai Rp. 18.001 miliar. Adapun untuk mendukung
perkembangan sektor perikanan dan tambang (emas) di KPI Sumbawa Barat, sejau ini
belum terdapat indikasi diperlukan pengembangan infrastruktur pendukung. Sehingga untuk
perkiraan nilai investasi yang dimungkinkan dari kebutuhan dukungan infrastruktur belum
ada.
Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Sumbawa Barat ini
yang fokus pada sektor perikanan dan tambang (emas) hanya ada satu proyek
penambangan di Batu Hijau di Sumbawa Barat. Berdasarkan data yang ada, sampai
dengan Kuartal III Tahun 2012 laporan ini menginformasikan bahwa Proyek Kegiatan
penambangan di Batu Hijau di Sumbawa Barat yang berkontribusi seluruhnya dalam
investasi di KPI Sumbawa Barat, yaitu sebesar 100 persen dari total nilai investasi di KPI
Sumbawa Barat atau senilai Rp 18.000 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan
beroperasi.
8
9. Bab
Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
Menurut Kegiatan Pendukung 4
Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di
Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara. Berdasarkan informasi dari data yang diperoleh,
sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan
infrastruktur di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara terdapat 4 kebutuhan infrastruktur
bandara yang teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah Pembangunan
Bandara Bali Utara di Kabupaten Buleleng dengan nilai investasi sebesar Rp. 9.100
miliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 3 berikut ini.
Grafik 3
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Bandara terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan Bandara Bali Utara
Pengembangan Terminal
Penumpang Internasional Bandara
Ngurah Rai-Bali
Pembangunan dan Persiapan
Pengoperasian Bandara
International Lombok
Rehabilitasi Bandara El Tari
Kupang
0% 50% 100%
Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara,
kebutuhan akan infrastruktur pendukung khususnya pelabuhan dapat diidentifikasi hanya 1
kegiatan pendukung. Apabila melihat dari informasi yang diterima, Terminal peti kemas
Tenau, Kupang merupakan satu-satunya proyek pendukung untuk kebutuhan infrastruktur
pelabuhan. Proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp. 60 miliar. Untuk
perkembangan kondisi proyek akan mulai operasional tahun 2012 dan saat ini masuk
dalam Rencana Kerja Pemerintah 2013 (untuk Pengembangan Pelabuhan Tenau).
Selanjutnya adalah infrastruktur Kereta Api. Pada Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara,
kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk Kereta Api dapat diidentifikasi hanya 1
kegiatan pendukung. Berdasarkan informasi yang diterima, proyek Penyelenggaraan
perkeretapian di Bali untuk mendukung pariwisata akan memiliki nilai investasi sebesar Rp.
9
10. 12.100 miliar. Untuk perkembangan kondisi proyek saat ini pada tahap pelaksanaan Pre-
feasibility study.
Selanjutnya adalah infrastruktur jalan. Pada Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara,
kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 10 kegiatan
pendukung. Kemudian dari 10 kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang
paling besar adalah Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (178 km).
Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 51 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur jalan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 4 di bawah.
Grafik 4
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan Jalan Tol…
Pembangunan Jalan tol…
Pembangunan Jalan Tol…
Pembangunan Jalan Tol…
Penanganan Jalan dari…
Peningkatan jalan nasional…
Peningkatan Jalan dari…
Peningkatan Jalan Ende…
Peningkatan Jalan Bolok -…
Penanganan jalan Pelabuhan…
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi Bali
– Nusa Tenggara, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat diidentifikasi
21 kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung untuk infrastruktur energi dapat dikatakan
paling banyak diantara infrastruktur lain. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur
energi, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan PLTU Celukan
Bawang 380 MW. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 26 persen dari total
kebutuhan investasi untuk infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 5 di
bawah ini.
10
11. Grafik 5
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan PLTU Celukan…
Pembangunan PLTU Celukan…
Pembangunan transmisi listrik di…
Pembangunan transmisi listrik di…
Pembangunan PLTU Lombok…
Pembangunan PLTU Lombok…
Pembangunan trasmisi listrik di…
Pembangunan transmisi listrik di…
Pembangunan PLTP Sembalun…
Pembangunan PLTP Hu'u (FTP…
Pembangunan PLTU Sumbawa…
Pembangunan PLTU NTB Bima…
Pembangunan PLTU Sumbawa…
Pembangunan PLTU NTT-1…
Pembangunan PLTP Sembalun…
Pembangunan PLTP Bedugul…
Pembangunan PLTP Atadei…
Pembangunan PLTP Sokoria
Pembangunan Pembangkit…
Pembangunan PLTGB Larantuka
Pembangunan PLTU NTT-2
0% 10% 20% 30%
11
12. Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur sumberdaya air. Pada Koridor Ekonomi
Bali – Nusa Tenggara, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur air dapat
diidentifikasi 4 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur
sumberdaya air, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan IPA
Kabupaten Kupang 100 L/mnt. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 33 persen dari
total kebutuhan investasi untuk infrastruktur sumberdaya air. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan grafik 6 di bawah ini.
Grafik 6
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air terhadap Nilai Investasi, Menurut
Proyek, Kuartal III Tahun 2012.
Pembangunan IPA Kabupaten
Kupang 100 L/mnt
Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Petanu 300
Liter/Detik
Pembangunan IPA Ayung (500
Lt/det)
Pembangunan IPA Pened (300
Lt/det)
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
12
13. Bab
Penutup 5
Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara meliputi 23 KPI/Sentra Produksi yang tersebar di
seluruh pulau Bali dan Nusa Tenggara. Dari total KPI/Sentra Produksi ada 7 KPI/Sentra
Produksi yang menjadi prioritas perhatian dari Sekretariat KP3EI. Selain kegiatan ekonomi
utama yang terdapat di tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi kebutuhan akan
infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan kebutuhan
infrastruktur pendukung dapat dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu: energi, air,
bandara, jalan, kereta api, dan pelabuhan.
Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor
Ekonomi Bali - Nusa Tenggara dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, dari 3 KPI yang telah
merealisasikan investasi dan melaksanakan kegiatannya belum ada satupun
KPI yang menunjukan peningkatan status perkembangan dan pelaksanaan kinerja
kegiatan ekonomi utamanya.
Kedua, masih tercatat sekitar 20 KPI YANG TIDAK ADA PERKEMBANGANNYA
SAMA SEKALI, dari ke 20 KPI tersebut memerlukan perhatian khusus
diantaranya terkait dengan persoalan infrastruktur pendukung dan
regulasi.
--ooOOoo—
13