Bimbingan dan konseling sekolah membahas tentang pengertian, tujuan, dan prinsip-prinsipnya. Bimbingan memberikan bantuan kepada siswa untuk menjadi mandiri, sedangkan konseling adalah proses membantu menyelesaikan masalah siswa. Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal diri dan lingkungan serta merencanakan masa depan. Prinsip-prinsipnya mencakup memberikan layanan unt
1. GUIDANCE
AND
COUNSELING
Disusun Oleh :
Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si
(Penanggung Jawab Keilmuan)
Drs. H. Suismanto, M. Ag.
2. KOMPETENSI
Mahasiswa memahami bimbingan dan
konseling di sekolah/Madrasah (BKS/M)
sebagai bagian dari profesi keguruan
dan
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan
dasar melaksanakan konseling individu
3. INDIKATOR
1. Mampu menjelaskan BKS/M
2. Mampu menjelaskan dan
mempraktekkan dasar-dasar konseling
3. Mengalami perubahan
sikap/perilaku/nilai-nilai tentang bks
dan kemampuan problem solving
4. MATERI POKOK (I)
1. Pengantar: Pengertian Bimbingan dan
konseling, Relevansi dan Peran BK dalam
Pendidikan
2. Fungsi dan Tujuan BKS/M
3. Prinsip dan Asas BKS/M
4. Pola Umum BKS (Pola 17)
5. Pengelolaan BKS/M
6. Permasalahan dalam BKS/M
5. MATERI POKOK (II)
1. Hubungan dan Proses Konseling
2. Kualifikasi Konselor
3. Karakteristik Konseli/Klien
4. Pemahaman dan Penyikapan
Terhadap Kasus (Studi Kasus)
5. Teknik konseling
6. Teori/Pendekatan Konseling:
Psikoanalisa, Behavioral, Client-
Centered, REBT dan Islam
6. REFERENSI
Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bab I – V, VIII
Gladding, Samuel T. 2000. Counseling: A Comprehensive Profession.
Upper Saddle River New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.
Bab I – VI
Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. 2004.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Bab II, IV, VI, VII
Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. Bab IV – VII
Sofyan S. Wilis. 2004. Konseling Individual. Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabeta. Bab II, IV, V, VIII
….
8. TIME LINE (I)
NO PERTEMUAN MATERI
1. Ke – 1 Pengantar
2. Ke – 2 Fungsi , Tujuan, Prinsip dan
Asas BK
3. Ke – 3 Pola Umum BKS/M (Pola 17)
4. Ke – 4 Pola Umum BKS/M &
Pengelolaan BKS/M
5. Ke – 5 Pengelolaan BKS/M
6. Ke – 6 Permasalahan BKS/M
7. Ke – 7 UTS
9. TIME LINE (II)
NO PERTEMUAN MATERI
8. Ke – 8 Hubungan dan Proses
Konseling
9. Ke – 9 Kualitas Konselor
10. Ke –10 Karakteristik Klien
11. Ke -- 11 Studi Kasus Siswa
11. Ke – 12 Teknik – Teknik Konseling
12. Ke – 13 Pendekatan Psikoanalisa,
Behavioral & Client Centered
13. Ke – 14 Pendekatan Client-Centered,
REBT, Islam
10. PETA KONSEP BK
BK
WAWASAN BK DI SEKOLAH DASAR- DASAR KONSELING
Fungsi dan Tujuan Hubungan dan Proses Konseling
Prinsip dan Asas Kualitas Konselor
Pola Umum BK Karakteristik Klien
Pengelolaan BK Teknik- Teknik Konseling
Permasalahan BK Teori / Pendekatan Konseling
12. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
Pada awalnya dikenal dengan istilah bimbingan
dan penyuluhan yang merupakan terjemahan
dari guidance and counseling
Oleh Tatang Mahmud th 1953
Selanjutnya istilah penyuluhan banyak dipakai di
bidang lain yang cenderung diartikan sebagai
pemberian informasi atau
penerangan, ceramah, pemutaran film
Prof. Dr. H. Tohari Musnamar : Wawanwuruk.
Sehingga kembali ke istilah asli: bimb &
konseling
13. BIMBINGAN
Terjemahan dari “guidance” dari kk “to
guide” :
menunjukkan, membimbing, menuntun
atau membantu secara umum
bimbingan adalah suatu bantuan atau
tuntunan
suatu proses yang berkesinambungan
dan sistematis untuk membantu individu
mengembangkan kemampuan dan
potensi dirinya sehingga mencapai
perkembangan yang optimal dan mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan secara layak
14. Pengertian Bimbingan
Proses pemberian bantuan kepada
seseorang atau sekelompok orang
secara terus-menerus dan sistematis
oleh guru pembimbing (konselor) agar
individu atau sekelompok individu
menjadi pribadi yang mandiri.
Kemandirian mencakup pada lima fungsi
pokok yang hendaknya dijalankan oleh
pribadi yang mandiri.
15. Lanjutan
Kelima fungsi pokok itu ialah :
(1) mengenal diri sendiri dan
lingkungannya sebagaimana adanya,
(2) menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis,
(3) mengambil keputusan,
(4) mengarahkan diri sendiri,
(5) mewujudkan diri sendiri
16. Pengertian Bimbingan
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasihat
G = Gagasan
A = Asuhan
N = Norma
17. Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu agar individu
itu mandiri, dengan mempergunakan
berbagai bahan, interaksi, nasehat dan
gagasan, dalam suasana asuhan, dan
berdasarkan norma-norma yang berlaku
18. KONSELING
Dari kata “to counsel”: memberi saran
atau nasihat
Selalu dirangkaikan dengan istilah
bimbingan bimb dan kons merupakan
kegiatan integral; konseling sebagai
salah satu teknik bimbingan
Adalah hubungan membantu yang
spesifik antara konselor dan klien/konseli
dalam rangka pemecahan masalah klien
sehingga tercapai perubahan perilaku
menjadi lebih baik
19. Pengertian Konseling
K = kontak
O = orang
N = meNangani
S = maSalah
E = expert (ahli)
L = laras
I = integrasi
N = norma
G= Guna
20. M. Shaleh dan arya S tempat orang
menyelesaikan masalah untuk mencapai
perubahan perilaku yang lebih baik
21. Konseling adalah kontak antara dua
orang (konselor dan klien) untuk
menangani masalah klien, dalam
suasana keahlian yang laras dan
terintegrasi, berdasarkan norma-norma
yang berlaku, untuk tujuan-tujuan bagi
klien
22. Pengertian Penyuluhan
P = pertemuan
E = empat mata
N = klien
Y = penyuluh
U = usaha
L = laras (selaras, serasi dan seimbang)
U = unik
H = human (manusiawi)
A = ahli
N = norma
23. Penyuluhan adalah pertemuan empat
mata antara klien dan penyuluh yang
sedang menempuh usaha, dengan cara
yang laras, unik dan manusiawi, yang
bersifat keahlian, berdasarkan norma-
norma yang berlaku
24. PSIKOTERAPI
Berhubungan dengan masalah –
masalah berat: konflik, pengalaman-
pengalaman traumatis masa lalu
Bertujuan untuk rekonstruksi kepribadian
Jangka panjang
Inpatient dan outpatient setting
Sifat hubungan: superior dan demokratis
25. RELEVANSI BK (I)
A. FAKTOR PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
– Demokratisasi pendidikan menyebabkan sekolah
menjadi heterogen sehingga memungkinkan
timbulnya kesulitan penyesuaian diri well
adjusted >< mal adjusted
– Perubahan sistem pendidikan dalam berbagai
komponennya menuntut kemampuan
penyesuaian diri yang tinggi
– Perluasan program pendidikan secara vertikal:
terbuka kesempatan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, horisontal: banyak
jurusan dan internal:meningkatnya kesukaran
hidup
27. RELEVANSI BK (III)
C. FAKTOR PSIKOLOGIS SISWA
Siswa adalah individu yang masih dalam
tahap perkembangan menuju kedewasaan
adanya individual differences yang tidak
semua bisa diakomodir dalam proses
pembelajaran di kelas
28. MENGAPA MHS KI PERLU
MEMPELAJARI BK ?
Sebagai calon guru tugas guru tidak hanya
sebagai pengajar tapi juga pendidik yang harus
memberikan teladan dan bimbingan kepada siswa
Untuk melaksanakan hal tersebut agar hasilnya
optimal perlu kerja sama dengan pihak lain yang
kompeten BK adalah salah satunya
Dalam struk org BKS guru mata pelajaran
merupakan salah satu personel dalam
pengelolaan BK
Guru KI harus bisa jadi guru favorit yaitu bisa jadi
3 T: Teladan, Teman, Tempat Curhat
kemampuan konseling akan sangat membantu
29. PERAN /KEDUDUKAN BK
Pendidikan meliputi 3 bidang kegiatan:
Bidang administrasi & supervisi
Bidang instruksional / akademik
Pembinaan pribadi
BK mensupport bidang pembinaan
pribadi
30. TUJUAN BK
Dalam rangka menemukan pribadi
Mengenal lingkungan
Merencanakan masa depan
31. FUNGSI BK
1. Fungsi Pemahaman
diri sendiri, lingkungan mikro dan makro
2. Fungsi Pencegahan
Terhindar dari masalah/penyimpangan
perilaku
3. Fungsi Pengentasan
membantu problem solving siswa
4. Fungsi Pemeliharaan dan
Pengembangan
menjaga kondisi yang positif dan
mengembangkan potensi diri
32. SENSE OF DIRECTION SADAR
ARAH
UNDERSTANDING PEMAHAMAN
DIRI/LINGKUNGAN
COURAGE TABAH
CHARITY MURAH HATI/PEMAAAF
ESTEEM PRIDE/
SELF CONFIDENCE
SELF ACCEPTANCE
35. PRINSIP-PRINSIP
Penting untuk menghindari malpraktek BK
Terdiri dari prinsip umum dan khusus
Prinsip-prinsip umum:
1. Ingat tingkah laku didasari oleh
kepribadian yang kompleks dan unik
2. Kenali perbedaan individu
3. Fokus pada individu
4. Rujuk pada yang kompeten jika tak
mampu
5. Mulailah dengan need assesment
36. Prinsip-Prinsip Umum
(lanjutan)
6. Fleksibel sesuai kebutuhan
7. Sejalan dengan program pendidikan di
sekolah ybs
8. Dipimpin oleh ahli, mampu kerjasama
dan resourceful
9. Evaluasi rutin
38. • Sasaran layanan:
1. BK for all
2. Berurusan dengan keunikan dan
kedinamisan individu
3. Perhatian terhadap tahap dan aspek
perkembangan individu
4. Fokus utama pada perbedaan individu
39. • Permasalahan individu
1. Berurusan dengan pengaruh imbal
balik antara kondisi psikologis dan
lingkungan
2. Fokus pada faktor penyebab
masalah, yaitu sosial, ekonomi dan
budaya
40. • Program layanan
1. Integratif
2. Fleksibel
3. Berkelanjutan
4. Evaluasi rutin dan terarah
41. • Pelaksanaan layanan
1. Mengarah pada kemandirian individu
2. Pengambilan keputusan yang
independen
3. Penanganan secara profesional
4. Kerjasama penting
5. Pengembangan berdasar evaluasi
42. Asas – Asas BK
1. Rahasia: just 4 me
2. Suka rela: bagi siswa mau datang sendiri, bagi
petugas sebagai panggilan jiwa
3. Terbuka: dalam mengemukakan masalah
4. Here & now: apa yang harus dilakukan
sekarang agar masalah teratasi / dapat dicegah
5. Mandiri: siswa mampu mengarahkan diri
sendiri, tidak tergantung pada orang lain
43. Asas – Asas BK (lanjutan)
6. Kegiatan: ada upaya-upaya yang harus
dilakukan siswa secara nyata
7. Dinamis: ada perubahan yang lebih baik
8. Terpadu: pada diri siswa dan pada isi dan
proses layanan yang diberikan
9. Normatif: sesuai dengan norma-norma yang
berlaku
10. Keahlian: layanan secara
teratur, sistematik, dengan teknik dan alat
yang layak serta oleh petugas yang
mendapat diklat yang memadai.
44. Asas – Asas BK (lanjutan)
11. Alih tangan: petugas BK bukan
dukun!!!
12. Tut wuri handayani: iklim yang harus
tercipta di lingkungan sekolah, tidak
hanya dirasakan ketika punya masalah
/ menghadap pembimbing
---
45. POLA UMUM BK
Dikenal dengan nama Pola 17
Mencakup bidang bimbingan, jenis
layanan dan kegiatan pendukung
48. Orientasi Permasalahan
Kelompok Permasalahan (Roos L. Mooney) 330
masalah 11 kel. mas.
Perkembangan jasmani dan kesehatan PJK
Keuangan, keadaan lingk & pekerjaan KLP
Kegiatan Sosial dan rekreasi KSR
Hub muda-mudi, pacaran & perkawinan HPP
Hubungan sosial kejiwaan HSK
Hubungan pribadi kejiwaan HPK
Moral dan agama MDA
Keadaan rumah dan keluarga KRK
Masa depan pendidikan dan pekerjaan MPP
Penyesuaian thd tugas-tugas sekolah PTS
Kurikulum sekolah dan prosed pengajrn KPP
49. Bidang Bimbingan Sosial
Kemampuan berkomunikasi efektif
Interaksi sosial secara etis
Hubungan sehat dengan teman sebaya
Kemampuan memenuhi tuntutan luar
secara dinamis dan bertanggunggjawab
Orientasi hidup berkeluarga
50. Peer group (teman sebaya)
Play group (teman bermain)
Sahabat karib (qorib)
Klik
51. Angket kelompok belajar
Azhar afandi shaleh alasan
M.Shaleh anang alasan sering
ketemu
Anang masrurah alasan rajin ehem
Masrurah ani alasan sak kos
Ani atien alasan rasa cantik
53. Bimbingan belajar
Belajar yang efektif
Hambatan-hambatan dalam belajar
faktor yang mempengaruhi belajar
Internal fsik, psikologis
Eksternal motivasi eksternal
54. Bidang Bimbingan Karir
Dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan
Kecenderungan dan perencanaan karir
Informasi seluk beluk pekerjaan
Sikap positif dan obyektif terhadap
pilihan karir
55. Khodijah BK untuk guru/tu
Konperensi Kasus (Case conference)
Motivasi intrinsik (lebih bagus
56. Alasan pilihan
Jurusan/pertimbangan apa
yang dipakai
IQ
Minat
Pelajaran disukai
Prestasi
Ikut-ikutan
Tuntutan ortu
57. JENIS – JENIS LAYANAN
Layanan orientasi
Layanan informasi
Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan belajar
Layanan konseling individu
Layanan konseling kelompok
Layanan bimbingan kelompok
58. Layanan Orientasi
Memahami lingkungan baru
Untuk siswa baru dan ortu/wali siswa
Hasil: siswa mudah menyesuaikan
diri, ortu /wali paham sikon sekolah
Fungsi pemahaman dan pencegahan
Materi: sekolah dan
fasilitasnya, peraturan sekolah, hak dan
kewajiban siswa, organisasi
siswa, akademik, BK
59. Layanan Penempatan dan
Penyaluran
Memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat
Kelas, kelompok belajar, jurusan/prodi,
dan lain-lain
Fungsi pencegahan dan pemeliharaan
Materi: penempatan kelas, jurusan/prodi,
ekskul, kelompok sebaya serta
kelompok-kelompok dan program
khusus lainnya.
60. Layanan Konseling Individu
Tatap muka untuk problem solving
Fungsi: pengentasan
Materi: seluruh masalah siswa dari ke
empat bidang bimbingan
61. Layanan Konseling Kelompok
Problem solving melalui dinamika
kelompok
Fungsi pengentasan
Tujuan: melatih bicara di depan orang
banyak, toleransi, pengembangan bakat
dan minat, problem solving kelompok.
Materi: masalah masing-masing anggota
kelompok
62. Layanan Informasi
Siswa dan significant others menerima
dan memahami informasi
Bekal hidup siswa
Fungsi pemahaman dan pencegahan
Materi: akademik, upaya-upaya
pengembangan pribadi, karir dan
jabatan, etika
63. Layanan Belajar
Pengembangan motivasi, sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, efektif dan
efisien
Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan
Materi: identifikasi siswa yang
bermasalah dalam belajar, ketrampilan
belajar, program remedial dan
pengayaan
64. Layanan Bimbingan Kelompok
Sejumlah siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu sebagai bahan
acuan
Membahas topik-topik penting sehingga
dapat meningkatkan kemampuan
interaksi sosial
Fungsi pemahaman dan pengembangan
66. Aplikasi Instrumentasi BK
Bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang siswa dan lingkungannya
Menggunakan teknik test dan non-test
Teknik tes:inteligensi, bakat, prestasi,
kepribadian
Teknik non-test: angket, observasi,
wawancara, sosiometri, dokumentasi.
67. Himpunan Data
Kegiatan untuk menghimpun seluruh
data dan keterangan yang relevan untuk
pengembangan siswa
Diselenggarakan secara
sistematis, komprehensif, terpadu dan
terjaga keamanannya
Berguna untuk lebih memahami siswa
ketika memberikan bimbingan dan
layanan
68. Konferensi Kasus
Membahas masalah siswa dalam forum
diskusi dengan pihak-pihak yang terkait
Diselenggarakan secara terbatas dan
tertutup
Untuk menjaring data dan memperoleh
alternatif pemecahan masalah
Berguna untuk menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak dalam
menangani masalah siswa
69. Kunjungan Rumah
Untuk memperoleh data dan membahas
masalah siswa melalui kunjungan rumah
Butuh kerjasama dengan ortu
Data tentang kondisi rumah tangga ortu
siswa, fasilitas belajar yang
dimiliki, pendapat ortu dan anggota
keluarga lain tentang siswa, dan lain-lain
70. Alih Tangan Kasus
Pelimpahan penanganan masalah siswa
kepada pihak lain
Pola: dari petugas BK kepada ahli
lain, guru mata pelajaran, wali kelas
kepada petugas BK, dari petugas BK ke
guru mata pelajaran
72. PENGERTIAN BK BELUM
DIKENAL LUAS
BUKTI-BUKTI:
Profesi konselor sekolah belum diakui
karena pendidikan dan pengalaman
variatif
SK pengangkatan sebagai guru bidang
studi
Sikap Guru dan Kepsek: tidak supportif
dan apresiatif
73. MISPERSEPSI TENTANG BK
(Rochman Natawijaya, dlm Sofyan
Willis th 2004):
Bimbingan identik dengan pendidikan < > BK
adalah alat mencapai tujuan pendidikan
BK hanya untuk siswa yang maladjustment < >
BK for all!!
BK berarti bimbingan vokasional < > BK
membantu semua aspek kepribadian siswa
74. BK adalah usaha memberi nasehat < >
memberi kesempatan mencapai
pemahaman diri
BK menghendaki kepatuhan perilaku < >
penyesuaian diri yang baik
BK adalah tugas para ahli < > tidak
semua tugas bimbingan adalah tugas
para ahli
75. AKIBAT MISPERSEPSI
Mengecilkan peran BKS shg kurang
berminat melaksanakan program dan
menambah pengetahuan
Jika pendidikan sudah terlaksana
dengan baik tidak perlu diadakan BKS
Semua guru bisa menjadi konselor
sekolah meski tanpa pendidikan khusus
76. Sofyan Willis (2004):
Mengutamakan siswa
bermasalah, mengabaikan siswa tak
bermasalah
BK laksana kantor polisi
BK adalah keranjang sampah
Kurang bisa dikomunikasikan dengan
baik kepada rekan sejawat dan kepsek
Kurang profesional
77. Tempat penampungan guru-guru yang
kekurangan jam mengajar
BK dapat dilakukan siapa saja karena
hanya sekedar memberi
nasehat, peringatan atau ancaman
80. Karakteristik Hubungan dalam
Konseling
Bermakna
Afektif
Integrasi Pribadi
Persetujuan Bersama
Kebutuhan
Struktur
Kerjasama
Konselor mudah di dekati, klien merasa
aman
Perubahan
82. Mengembangkan Hubungan
Konseling
Adalah upaya konselor untuk
meningkatkan keterlibatan dan
keterbukaan klien
Dengan menciptakan rapport: hubungan
yang ditandai dengan
keharmonisan, kesesuaian, kecocokan
dan saling tarik menarik
Caranya: empati, terbuka, menerima
tanpa syarat, menghormati dan
menghargai, mampu membaca
komunikasi nonverbal klien, ikhlas, rela
dan jujur
84. Proses Konseling: 3 Tahap
Tahap Awal
Tahap pertengahan (Tahap Kerja)
Tahap Akhir (Tahap Tindakan)
85. Tahap Awal
Membangun hub yang melibatkan klien
Memperjelas dan mendefinisikan
masalah
Membuat penaksiran dan penjajakan
Negosiasi kontrak
86. Tahap Pertengahan (Kerja)
Penjelajahan masalah klien
Memberikan bantuan
Tujuan:
• Eksplorasi masalah, isu dan kepedulian klien
lebih jauh
• Menjaga agar hub konseling selalu terpelihara
• Menjaga agar proses konseling berjalan sesuai
kontrak
87. Tahap Akhir (Tindakan)
Ditandai beberapa hal:
Kecemasan klien menurun
Perubahan perilaku dan sikap menjadi lebih positif
Adanya rencana hidup yang jelas
Tujuan:
Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang
memadai
Terjadinya transfer of learning pada diri klien
Melaksanakan perubahan perilaku
Mengakhiri hub konseling
89. Pengertian Kasus
Kesatuan kondisi yang di dalamnya terkandung
satu atau sejumlah masalah yang dialami oleh
seorang individu (atau
kelompok,keluarga,lembaga).
Masalah tsb dapat berkenan dengan berbagai
aspek perkembangan dan kehidupan individu
dalam kaitannya dengan dimensi
kemanusiaannya.
90. CIRI-CIRI KASUS
Tidak disukai adanya
Ingin dihilangkan keberadaannya
Dapat menimbulkan kerugian
dan/atau kesulitan
BAGAIMANA PANDANGAN ANDA
TERHADAP KETIGA CIRI TERSEBUT?
92. KASUS
Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki
menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering
melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi
belajarnya rendah
Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau
akan menghadapi mata pelajaran matematika.
Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut
termasuk salah seorang siswa yang
dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di
rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat
belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
93. Ia banyak membantu kegiatan keluarga
sehingga seringkali terlambat masuk
sekolah.
Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut
adalah anak keenam dari sebelas
bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah
berada di PT, dan salah seorang adiknya
juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama.
Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat
terhadap bidang studi IPS. Dalam
menyelesaikan salah satu tugas rumahnya
pernah terjadi bentrok dengan salah seorang
gurunya.
94. PEMAHAMAN KASUS
Pemahaman yang mendalam
untuk mengetahui seluk beluk
kasus
Suatu kasus seperti gunung es
yang terapung di lautan
Rincian permasalahan
Sebab-sebab
Kemungkinan akibat
95. PENANGANAN KASUS
Pengenalan awal tentang kasus
Pengembangan ide-ide tentang
rincian masalah yang terkandung
dalam kasus
Penjelajahan lebih lanjut tentang
segala seluk beluk kasus
Mengusahakan upaya-upaya kasus
untuk mengatasi atau memecahkan
sumber pokok permasalahan
96. Penanganan kasus dapat dipandang sebagai
upaya khusus untuk secara langsung
menangani sumber pokok permasalahan
Tujuan utama teratasinya atau
terpecahkannya permasalahan
Pertanyaan pokok “Upaya apakah yang perlu
dilakukan agar kasus tersebut dapat
diatasi?”
Penanganan kasus menghendaki strategi
dan teknik-teknik yang sifatnya khas sesuai
dengan pokok permasalahan yang akan
ditangani.
97. CARA MENGENALI PERMASALAHAN
Deskripsi awal kasus
Ide-ide tentang rincian
permasalahan,kemungkinan sebab dan
kemungkinan akibat
Upaya dan hasil penjelajahan lebih lanjut
terhadap setiap permasalahan yg terkandung
pada kasus tersebut
Upaya penanganan secara khusus thd
permasalahan pokok yg menjadi sumber
permasalahan pada umumnya
98. KASUS
Seorang siswa SMA kelas III-IPS. Laki-laki
menunjukkan gejala jarang masuk sekolah, sering
melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi
belajarnya rendah
Siswa tersebut sering membolos,terutama kalau
akan menghadapi mata pelajaran matematika.
Pada akhir tahun yang lalu siswa tersebut
termasuk salah seorang siswa yang
dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di
rumah siswa tersebut tidak mempunyai tempat
belajar sendiri; dia belajar ditempat tidur.
99. Ia banyak membantu kegiatan keluarga
sehingga seringkali terlambat masuk
sekolah.
Data lain menunjukkan bahwa siswa tersebut
adalah anak keenam dari sebelas
bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah
berada di PT, dan salah seorang adiknya
juga di kelas III-IPA di sekolah yang sama.
Siswa tersebut sebenarnya kurang berminat
terhadap bidang studi IPS. Dalam
menyelesaikan salah satu tugas rumahnya
pernah terjadi bentrok dengan salah seorang
gurunya.
100. PELIBATAN PIHAK DAN SUMBER SERTA
UNSUR DALAM PENANGAN KASUS
Harus seijin orang yg mengalami masalah
Bersifat sukarela dan tidak menimbulkan
kerugian bagi pihak,sumber dan unsur lain
yg dilibatkan
Bermanfaat secara efektif dan efisien
Dapat disinkronisasi, dipantau dan dikontrol
Sesuai dengan asas-asas BK
Peranan masing-masing pihak dijelaskan
secara rinci bagi pihak,sumber,unsur
maupun orang yang mengalami masalah
101. PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
Penyikapan secara menyeluruh yang mencakup
segenap aspek permasalahan yang ada di
dalam kasus dan segenap langkah ataupun
pentahapan pada sepanjang proses
penanganan kasus secara menyeluruh
mulai ------------------------------------ akhir
102. KETERKAITAN KONSELOR SECARA
MENYELURUH
Penanganan kasus dalam arti umum
Pengenalan awal terhadap kasus
Pengembangan ide-ide tentang rincian
masalah,kemungkinan sebab dan akibat
Penjelajahan kasus
Penanganan kasus dalam arti khusus
Penyikapan terhadap kasus
103. UNSUR-UNSUR PENYIPAKAN
Kognisi
Wawasan - kasus dan berbagai
Keyakinan permasalahan
Pemahaman - pemahaman dan
penanganan
Penghayatan kasus
Pertimbangan dan pemikiran konselor tentang
keberadaan manusia
Hakikat dimensi kemanusiaan dan
pengembangan
Pengaruh lingkungan
Penerapan pelayanan BK
104. Afeksi
Suasana perasaan
Emosi dan kecenderungan bersikap berkenaan
dengan keberadaan manusia dengan kasus
tersebut
Perlakuan
Tindakan terhadap kasus yang ditangani
Sejak diserahkannya kasus sampai berakhirnya
keterlibatan penanganan
105. UNSUR KOGNISI YANG MENDASARI
PENYIKAPAN
Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia
ditakdirkan sebagai mahluk yg paling indah dan
berderajat paling tinggi
Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan
dan derajat paling tinggi itu terwujud dalam
bentuk kesenangan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat dalam arti yg seluas-
luasnya
106. Pemahaman dan penghayatan bahwa
keempat dimensi kemanusiaan perlu
dikembangkan secara serempak dan optimal
menuju perwujudan manusia seutuhnya
Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam
perjalanan hidupnya seseorang dapat
mengalami berbagai permasalahan yang
mengganggu perkembangan keempat
dimensi kemanusiaan
Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor
lingkungan, disamping faktor dalam dimensi
kemanusiaan, sangat besar pengaruhnya thd
pengembangan dimens-dimensi itu
sendiri, dan thd timbulnya permasalahan
pada diri seseorang
107. Pemahaman dan penghayatan bahwa
pelayanan BK, bersama pelayanan
pendidikan pada umumnya mampu
memberikan bantuan kepada orang yg
sedang mengalami perkembangan dan
mengalami masalah demi teratasi masalah
mereka
Pemahaman dan penghayatan bahwa
seseorang yg sedang mengalami masalah
tidak seharusnya dianggap terlibat masalah
kriminal atau perdata,atau sedang menderita
penyakit jasmani atau rohani, atau orang
tidak normal
108. Pemahaman dan penghayatan bahwa
permasalahan seseorang yg sebenarnya
besar kemungkinan tidak tepat sama dengan
yang tampak pada pendeskripsian awal. Oleh
karena itu diperlukan upaya pendalaman
lebih lanjut.
Pemahaman dan penghayatan bahwa
diperlukan strategi dan teknik-teknik khusus
untuk memecahkan masalah
Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam
menangani permasalahan perlu dilibatkan
berbagai pihak, sumber dan unsur untuk
secara efektif dan efisien mengatasi masalah
109. POLA TINGKAH LAKU AFEKTIF
Memberikan penghargaan dan penghormatan
yg setinggi-tingginya thd kehidupan
manusia, baik sebagai individu maupun
kelompok
Berupaya sesuai dengan
keahlian, mengembangkan keempat dimensi
kemanusiaan secara selaras,serasi dan
seimbang menuju perwujudan manusia
seutuhnya
110. Merasa prihatin dan menaruh simpati kepada
orang yang mengalami masalah
Berusaha seoptimal mungkin menerapkan
keahlian yg dimiliki untuk membantu yang
bermasalah
Bersikap positif thd orang-orang yang
mengalami masalah
Bertindak hati-hati,teliti,tekun dan
bertanggungjawab dalam menangani
permasalahan seseorang
111. Dengan penuh kesabaran mengembangkan
wawasan,ide-ide, strategi dan teknik serta
menerapkan secara tepat thd permasalahan yg
dihadapi seseorang
Tidak menahan permasalahan seseorang untuk
ditangani sendiri saja,melainkan melibatkan
pihak,sumber dan unsur lain
Tidak menutup kemungkinanmengalihkan
penanganan masalah kepada pihak lain,jika
ternyata pihak lain lebih ahli
112. PERLAKUKAN TERHADAP KASUS DAN
UPAYA PENANGANAN
Menerima kasus yg dipercayakan kepadanya
dengan penuh rasa tanggungjawab
Mengembangkan wawasan tentang kasus itu
secara lebih rinci,tentang kemungkinan
sebab timbulnya setiap permasalahan, dan
kemungkinan akibat-akibat yang akan timbul
bila tidak tertangani
113. Mengembangkan strategi dan menerapkan
teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi
sumber-sumber pokok permasalahan
Melibatkan berbagai pihak,sumber dan unsur
apabila diyakini hal tersebut akan membantu
pemecahan masalah
Mengkaji kemajuan upaya pemecahan masalah:
sampai seberapa jauh upaya tersebut telah
membuahkan hasil
114. TUGAS
1.Bagaimana pandangan anda terhadap ketiga
ciri kasus berikut ini:
a. tidak disukai adanya;
b. ingin dihilangkan keberadaannya;
c. dapat menimbulkan kerugian dan/atau
kesulitan
Diskusikan dan kemukakan beberpa contoh
masalah dan terapkanlah ciri-ciri tsb thd
masalah yang menjadi contoh Anda itu
115. 2. Carilah sebuah kasus yang Anda ketahui
pernah terjadi.
a. Deskripsikanlah kasus itu secara singkat
b. Tunjukkanlah masalah-masalah yang
terkandung dalam kasus itu dan kaitkan
dengan keempat dimensi kemanusiaan
c. Konsep atau ide apakah yang Anda mun-
culkan berkenaan dengan:
(1) rincian setiap masalah
(2) kemungkinan sebab-sebab
(3) kemungkinan akibat yang akan timbul
apabila masalah itu tidak teratasi
116. 3. Apa yang akan terjadi apabila konselor
menganggap bahwa kasus yang dihadapkan
kepadanya merupakan:
a. kasus yang ringan?
b. kasus yang berat ?
4. Konselor dituntut untuk bersikap positip
terhadap kasus. Apa yang akan terjadi jika
konselor bersikap negatif terhadap kasus?
Jelaskan dengan disertai contoh.
119. Untuk Kondisi Indonesia
Beriman dan bertaqwa
Menyenangi manusia
Komunikator yang terampil; pendengar yang baik
Memiliki ilmu dan wawasan tentang manusia, sosial –
budaya
Fleksibel, tenang dan sabar
Menguasai ketrampilan teknik, memiliki intuisi
Memahami etika profesi
Respek, jujur, asli, menghargai, tidak menilai
Empati, memahami, menerima, hangat, bersahabat
Fasilitator, motivator
Emosi stabil, pikiran jernih, cepat dan mampu
Objektif, rasional, logis konkrit
Konsisten, tanggung jawab
120. TEKNIK – TEKNIK
KONSELING
Istilah lain: ketrampilan konseling, strategi
konseling
Pengertian:cara yang digunakan oleh seorang
konselor dalam hub konseling untuk membantu
klien agar berkembang potensinya dan mampu
mengatasi masalah yang dihadapi
121. Seorang Konselor
Menguasai teknik konseling adalah
mutlak sebab merupakan kunci
mencapai tujuan konseling
Yang efektif: mampu merespon dengan
teknik yang benar, sesuai keadaan klien
saat itu
Respon yang baik: dapat
menyentuh, merangsang, dan
mendorong klien sehingga menjadi lebih
terbuka, merasa bebas untuk curhat
Respon konselor mencakup perilaku
verbal dan non verbal
122. 1. Perilaku Attending
Disebut juga perilaku menghampiri klien
Mencakup kontak mata, bhs tubuh dan
bhs lisan
Attending yang baik mencakup tiga hal
tersebut
Memudahkan klien terlibat pembicaraan
dan terbuka
Contoh: menganggukkan
kepala, tersenyum, wajah tenang dan
ceria, jarak agak dekat, mendengarkan
123. 2. Empati
Adalah merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berpikir bersama klien dan BUKAN untuk atau tentang
klien
Dilakukan bersamaan dengan attending
Ada dua macam: primer dan tingkat tinggi
Empati primer hanya memahami
perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien.
Bertujuan agar klien mau terlibat pembicaraan dan
terbuka
Contoh: “saya dapat memahami keputusanmu”
Empati tingkat tinggi: paham secara lebih mendalam dan
menyentuh klien sehingga klien mau mengungkapkan hal
terdalam dari dirinya
Contoh: “saya dapat memahami keputusanmu. Memang
ada saat dimana kita harus mengambil sebuah
keputusan”
124. 3. Refleksi
Adalah memantulkan kembali
perasaan, pikiran dan pengalaman klien
sbg hasil pengamatan terhadap perilaku
verbal dan nonverbalnya.
Klien: “saya sudah berkali-kali
menasehati dia, tapi tetap tak mau
berubah. Mulai dari cara yang halus
sampai yang kasar semuanya sudah
saya lakukan.”
Konselor: “tampaknya kamu jengkel
ya…”
Klien: “saya tidak tahu lagi harus ditaruh
dimana muka saya ini….”
125. 4. Eksplorasi
Ketrampilan menggali
perasaan, pengalaman dan pikiran klien.
“oya tadi kamu bilang kamu merasa
tertekan. Perasaan tertekan yang
bagaimana yang kamu maksudkan?”
“sepertinya kamu pernah mengalami hal
yang berat. Bisakah kau jelaskan lebih
jauh tentang itu?
“saya bisa memahami mengapa kau
berbuat begitu. Mungkin ada alasan lain
yang membuat kau melakukan hal itu?
128. Teori
Topografi kepribadian: alam
sadar, prasadar dan bawah sadar
Struktur Kepribadian: id, ego, super ego
Tahap perkembangan: fase
oral, anal, falik,- laten - ,genital
Dinamika kepribadian: instink ingin
dipenuhi, muncul kecemasan, reaksi
pertahanan diri
129. Hakekat manusia
Mahluk biologis instinktif, perilaku
didorong oleh bawah sadar
Masa kanak-kanak penting bagi
pembentukan kepribadian dewasa
130. Perilaku Bermasalah
Penggunaan mekanisme pertahanan
ego yang berlebih-lebihan
Ketidakseimbangan id, ego dan super
ego: id tidak bisa dikendalikan atau
superego selalu mengekang
Residu pengalaman masa kanak-kanak
131. Tujuan Konseling
Memperkuat ego: mampu memenuhi
keinginan id tanpa konflik dengan super
ego
Menyadari dan bisa menerima isi bawah
sadar
136. Teori Kepribadian
Teori Kondisioning Klasik:
terbentuknya perilaku karena
pembiasaan, yaitu adanya asosiasi antara
stimulus alami dan bersyarat setelah
pemasangan yang berulang-ulang
Teori Kondisioning Operan
perilaku terbentuk karena konsekuensi yang
menyertai
jika menyenangkan diulang dan dipertahankan
reinforcement
jika tidak menyenangkan akan melemah atau
hilang punishment
Teori Belajar Observasional: belajar dengan
137. Hakekat Manusia
Manusia berpotensi untuk segala jenis
perilaku
Perilaku terbentuk karena proses belajar
dari lingkungan
Manusia mampu belajar perilaku yang
baru
138. Perilaku Bermasalah
Hasil dari proses belajar yang salah
Perilaku negatif /tidak tepat yang sering
mendapat penguatan sehingga
dipertahankan menjadi sebuah
kebiasaan
Perilaku yang salah penyesuaian / tidak
memberikan kepuasan bagi individu
139. Tujuan Konseling
Menurunkan/menghilangkan perilaku
negatif/ yang tidak diharapkan
Meningkatkan perilaku yang
positif/sesuai harapan
Belajar ketrampilan berperilaku yang
baru
140. Tahap Konseling
Mendefinisikan problem: kapan, dimana,
bagaimana dan terkait dengan siapa
problem itu muncul?
Mempelajari sejarah bagaimana klien
mengatasi problem di masa lalu dan
kemungkinan masalah saat ini bersifat
organis
Menentukan tujuan khusus
Menentukan metode yang terbaik untuk
berubah
141. Teknik Spesifik
Desensitisasi sistematik: menghilangkan
kecemasan secara bertahap
Terapi implosif: membayangkan stimulus
yang menimbulkan kecemasan
Latihan perilaku asertif
Teknik aversif: time-
out, overcorrection, covert sensitization
Modeling
Kontrak perilaku: kesepakatan
mengubah perilaku tertentu
142. Peran Konselor
Aktif selama konseling
Sebagai guru, instruktur, pemberi
penguat, fasilitator
144. Dasar Teori
Kepribadian terdiri dari self, medan fenomenal dan
organisme
Self adalah persepsi dan nilai-nilai individu tentang diri
dan hal lain yang berhub dengan dirinya; terdiri dari real
self dan ideal self
Medan fenomenal: keseluruhan pengalaman yang
diterima seseorang baik yang disadari maupun yang
tidak disadari; hanya bisa dipahami dengan
menggunakan internal frame of reference org tersebut
Organisme: keseluruhan totalitas individu baik secara
fisik maupun mental
Kepribadian akan berkembang baik jika mendapat
unconditional positive regard
Kepribadian yang sehat: fully functioning person
145. Hakekat Manusia
Punya kecenderungan
mengaktualisasikan diri,
Bermartabat, berharga dan menjunjung
tinggi nilai-nilai
Baik dan bisa dipercaya
Perilaku terbentuk sesuai medan
fenomenalnya realitas subyektif
146. Perilaku Bermasalah
Orang yang tidak memperoleh
unconditional positive regard
Inkongruensi pengalaman dengan self
147. Tujuan Konseling
Eksplorasi diri,
keterbukaan terhadap diri sendiri dan
orang lain,
realistik dan mampu mengarahkan diri
sendiri,
lebih bisa menerima diri sendiri dan
orang lain, dan lingkungan;
berfokus pada keadaan yang sekarang
dan di sini
148. Tahap Konseling
Dari segi konselor
Membangun hubungan terapeutik
Tahap lanjut sesuai efektivitas hub dan
kebutuhan klien
Dari segi klien
Klien datang dalam kondisi inkongruen, cemas
atau maladaptif
Mengharap bantuan konselor
Bersikap kaku, mengemukakan masalah
secara permukaan
Membuka diri, rileks, lebih bisa bersikap
matang dan mampu aktualisasi diri
149. Teknik Spesifik
Penerimaan,
mengklarifikasi pernyataan klien,
refleksi/menyatakan kembali perasaan yang
diungkap klien,
empati,
penghargaan positif,
kongruensi,
membuka diri,
mendengarkan baik secara aktif maupun pasif,
memberi pernyataan/pertanyaan yang terbuka,
membuat ringkasan
152. Fase-Fase Kehidupan
Manusia
1. Alam Ruh, alam sebelum jasad manusia
diciptakan
2. Alam Rahim, tempat menyempurnakan jasad
manusia dan penentuan kadar nasibnya di dunia
3. Alam Dunia, alam tempat ujian bagi
manusia, siapakah di antara mereka yang paling
baik amalnya
4. Alam Kubur, alam tempat menyimpan amal
manusia. Di alam ini Allah menyediakan dua
keadaan,yakni nikmat atau azab kubur
5. Alam akhirat, alam tempat pembalasan amal-amal
manusia. Di alam ini Allah menentukan keputusan
dua tempat untuk manusia, apakah ia akan
153. Tujuan Penciptaan Manusia
1. Sebagai khalifah Allah di bumi ( Q.S. Al Baqoroh :
30)
2. Sebagai Hamba Allah, yang hanya beribadah
kepada-Nya.( Q.S. Adzariyat :56)
Keduanya merupakan Amanah yang dibebankan
kepada manusia yang harus dilaksanakan sesuai
tuntunan Allah
Jika dilaksananakan, niscaya manfaat/hikmah akan
kembali kepada manusia.
Sebagaimana ada tujuan di balik wujud manusia
yang dilengkapi Allah dengan organ-organ tubuh
seperti pendengaran, penglihatan, jantung, paru-
paru, darah , hati, pikiran dan perasaan yang mana
manfaatnya adalah untuk manusia sendiri.
154. Potensi-Potensi Manusia
(Fitrah)
Yang dimaksud Potensi /fitroh di sini
adalah fitrah sebagai unsur-unsur dan
sistem yang dianugerahkan Allah
kepada setiap manusia, yang meliputi :
-Potensi Jasmani
-Potensi Rohani
-Potensi Nafs, dan
-Potensi Iman
155. Fitrah Jasmani
-sbg wadah fitrah rohani
-Mencakup: sistem jaringan tubuh, alat-alat
indra, dan alat kelamin
Fitrah Rohani
-Sebagai esensi pribadi manusia
-Berada di alam materi & immateri
-Memiliki daya mengembangkan proses biologis
-Lebih abadi drpd fitrah jasmani
-Suci dan memperjuangkan dimensi-dimensi
spiritual
-Mampu bereksistensi dan dapat menjadi tingkah
laku aktual bila telah menyatu dengan fitrah jasmani
156. Fitrah Nafs
-Sbg paduan integral antara fitrah jasmani
(biologis) dng fitrah rohani (psikologis)
-Ia memiliki tiga komponen pokok yaitu :
kalbu, akal dan nafsu, yg saling berinteraksi
dan terwujud dlm bentuk kepribadian
-Terdapat tiga macam nafs, yaitu, amarah,
lawwamah, dan muthmainnah
Fitrah Iman
Esensi: mengakui keesaan Allah & tunduk
kepada- Nya
Fungsi: memberi bentuk dan arah bagi fitrah
jasmani,rohani dan nafs
157. Perkembangan Hidup Manusia
1. Pra Lahir
2. Kehidupan di Dunia
a. Fase Bayi (0-2 th)
b. Fase Kanak-kanak (2-7 th)
c. Fase Tamyiz (7-10 th)
d. Fase Amrad (10-15 th)
e. Fase Taklif (15-40 th)
f. Fase Futuh (40-60 th)
g. Fase Lansia (60 – lebih th)
3. Kehidupan Hari Akhir
158. Q.S Al Haj: 5
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah
menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes
mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal
daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan
dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai
bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini
kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di
atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
159. Q.S. Al Mu’min : 67
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah
Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan
hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi)
sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya
kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan
supaya kamu memahami(nya).
160. Perkembangan Pra Lahir
1. Penciptaan ruh. (Q.s Al A‟raf :172,Al
Hadid:8, Al Insan:1)
Kehidupan manusia dimulai dari
penciptaan ruh. Ruh diciptakan segera
setelah penciptaan Adam (ruh bersifat
suci/berpotensi positif/ percaya kepada
Allah, dan abadi).
2. Penciptaan jasad (Q.s. Al Imran:6,Az
Zumar:6,Ar Ra‟d:8,Al Qiamah:37,Al
Mursalat:21
Pertemuan antara sel sperma dan sel telur
berproses melalui nuthfah, ‘alaqah, dan
mudghah. Jasad bersifat suci dan
berubah/dapat dipengaruhi oleh lingkungan
161. Rosulullah Saw. Bersabda: sesungguhnya setiap kamu
dikumpulkan kejadiannya; dalam rahim ibunya selama 40
hari 40 malam berupa “darah”(alaqah),dalam waktu yang
sama (40 hari 40 malam) kemudian menjadi “daging”
(mudhhah),dalam waktu yang sama pula (40 hari 40
malam) kemudian diutus Malaikat kepadanya untuk
memberitahukan empat perkara, kemudian ditetapkan (1)
rizkinya (2) ajalnya, (3) amalnya, (4) celaka atau
bahagianya. Kemudian ditiupkan kepadanya roh.
Sesungguhnya salah seorang diantara kamu ada yang
melakukan pekerjaan ahli surga hingga tidak ada jarak di
antara dia dan surga itu kecuali sehasta saja, maka lebih
dahululah takdir Allah atasnya, kemudian dia melakukan
pekerjaan ahli neraka, maka iapun masuk neraka. Dan
sungguh salah seorang di antara kalian melakukan
pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada jarak antara dia
dengan neraka kecuali sehasta saja, maka dahululah
ketentuan Allah atasnya, kemudian dia melakukan
pekerjaan ahli surga, maka iapun masuk surga (H.R
Bukhori)
162. 3. Pembentukan Jiwa Manusia (An Nahl:78, As
Sajdah:32)
Pada usia 120 hari, Malaikat atas perintah Allah SWT.
Meniupkan ruh-Nya (the Spirit of God) ke jasad manusia
Pertemuan ruh dan jasad menghasilkan jiwa (yang terdiri
atas akal, kalbu, dan nafsu).
Akal mampu memperoleh pengetahuan indrawi (sudah)
dan pengetahuan nalar (belum).
Kalbu mampu memperoleh pengetahuan melalui cita
rasa (merasakan sesuatu, dst)
Nafsu mendorong manusia berbuat dan hindari
sst, namun pada kesempatan aktualisasinya blm tampak.
Jadi: jiwa telah terbentuk dan berfungsi.
163. Apa yang dilakukan orangtua
berpengaruh atas anak?
Awalnya: Hubungan seks yang sah dan tidak sah (menikah/
tidak menikah, meminta perlindungan Allah)
berpengaruh terhadap kualitas dasar anak
Fisik: makanan/zat lain yang dikonsumsi ortu (rokok, obat)
anak yang sehat/rentan
Psikis (afeksi/emosi dan kognisi): perasaan dan intensitas
pemikiran orangtua (bisa direkayasa dengan
berkomunikasi dengan anak, musik klasik) anak
yang lebih cerdas emosi dan intelektualnya
Spiritual: kedekatan kepada Allah (shalat, puasa) anak
yang cerdas spiritual/qalbu
165. Fungsi ruh/spiritual:
adzan sebagai penegasan kesaksian atas
keesaan Allah dan nama sebagai doa
Fungsi akal/kognitif:
stimulasi yang kaya (warna, suara) akan
berpengaruh terhadap kemampuan
kognitif anak
Fungsi kalbu/afeksi:
rasa nyaman akan menghasil-kan trust
terhadap orang tua (disusui ibu, tidur
bersama ibu)
166. FASE KANAK-KANAK (2-7 tahun)
Ciri utama fase ini adalah eksplorasi.
Fisik: Anak suka melihat segala sesuatu yang
baru (binatang, tumbuhan, mainan, dsb) dan
mencobanya.
Akal/Kognitif: Anak bertanya begitu banyak
hal, termasuk mengapa. Pada fase ini anak
sudah dapat belajar menulis dan membaca.
Kalbu/Afektif:Anak memasuki fase tempertantrums
(fase suka menarik perhatian dengan
marah/mengamuk).
Ruh/Spiritual: Apa yang dilihat dapat semata-
mata bersifat fisik, tapi dapat pula
dimaknai/ dipersepsi secara spiritual (o
orang lain). Mis, pada ikan berwarna-
warni terdapat kesadaran bahwa ia ciptaan
Allah hati berkerangka tauhid
167. FASE TAMYIZ (7-10 tahun)
Persiapan menjadi „abdullah (hamba Allah):
-Memiliki pengetahuan ttg. cara menjalin hubungan
dengan Allah
-Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan
Allah (shalat, puasa, dsb)
-Mampu membedakan yang baik dan yang buruk (pahala
dan dosa)
-Mampu membedakan tingkatan hukum
(wajib, sunnat, sunnat
muakkad, mubah, makruh, halal, haram)
-Pengenalan konsekuensi positif lebih didahulukan
daripada konsekuensi negatif.
-Anak belajar tentang tanggung jawab terhadap Alloh.
168. FASE AMRAD (10-15 tahun)
Persiapan menjadi khalifah fil ardh:
1. Memiliki kemampuan & kebutuhan untuk
mengenali diri sendiri Fase pencarian
identitas diri
2. Punya kemampuan mengontrol dan
mengarahkan diri
3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis
dalam bidang yang bermanfaat bagi orang
banyak (Nabi berdagang)
4. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab
terhadap semua makhluk
169. 5. Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan
dan memberi sumbangan kepada sesama
manusia (Nabi ikut berperang)
6. Mampu untuk berpikir abstrak, di samping
menerima pengetahuan yang empiris dan
rasional
7. Orang berada dalam fase latihan/persiapan
untuk menjadi dewasa yang mampu
melakukan peran sosial dan ekonomi.
8. Anak belajar tentang tanggung jawab
terhadap diri dan sesama makhluk.
170. FASE TAKLIF (15-40 tahun)
Saat untuk melakukan peran sebagai „ abdullah (hamba
Allah) dengan memperbanyak amal ibadah
Saat melakukan peran sebagai khalifah fil ardh dengan
melakukan amar ma‟ruf pada diri
sendiri, keluarga, masyarakat, belajar/bekerja
Catatan: Kesuksesan fase tamyiz dan amrad pengaruhi
keberhasilan fase taktif
Fisik: Kuat dan siap melakukan berbagai tindakan
Sosial: Mampu melakukan peran sebagai anggota
masyarakat
Kognitif: Memiliki kemampuan berpikir dalam berbagai
tingkatan (mengetahui, memahami, analisis, sintesis)
Emosi: Memiliki kemampuan mengenali dan mengontrol
emosi
Spiritual: Mampu melakukan tugas ibadah kepada Allah
171. FASE FUTUH (40 – 60 Tahun)
Keberhasilan menjalani fase taktif dapat dicek pada
usia 40 tahun
Keberhasilan dalam menjalankan tugas-tugas akan
berpengaruh pada kemampuan
kognitif, emosi, spiritual yang meningkat.
Spiritual:
orang lebih mudah untuk memahami segala
sesuatu sampai ke tingkat hakikatnya
Kognitif:
Memahami segala sesuatu lebih kontemplatif
Emosi/afektif:
Perasaan cintanya kepada sesama semakin kuat
172. Fase futuh adalah fase yang menunjukkan
cermin keberhasilan/kegagalan menjalani
fase taklif/dewasa.
Kegagalan menjalani fase ini dapat dicek
terutama pada aspek spiritual dan afektif.
Spiritual: Lebih melayani hawa nafsunya
sendiri (korupsi, fenomena perselingkuhan)
Emosi/afektif: Semakin mementingkan
diri/serakah
173. FASE LANSIA (60 – dst)
Fisik:
Mengalami penurunan, minimal untuk orang yang terus
menerus melatikukan latihan fisik sampai tua
Kognitif:
+: Kemampuan berpikir semakin matang bila digunakan
-: Mengalami penurunan ingatan bila tak digunakan
Emosi/Afektif:
+: Rasa sayang dan cinta sangat tulus
- : Muncul perilaku kekanak-kanakan (-)/
Sosial:
+: Rasa bermakna bagi banyak orang
- : Merasa kesepian (hilangnya kawan-kawan lama, lepas
dari dunia pekerjaan)
Spiritual:
+: Sangat dekat dengan Allah dan siap mati
- : Takut sakit saat mati dan siksa setelah kematian
174. Kehidupan dalam Kubur
Kehidupan di Surga-Neraka
Keduanya sangat dipengaruhi apa yang
dilakukan manusia semenjak fase taklif
hingga akhir kehidupannya.
Kesadaran akan adanya hari akhir (yang
berisi konsekuensi perbuatan selama
hidup di dunia) berpengaruh terhadap
kehisupan seseorang selama di dunia