1. RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH
( R P S )
Dosen : Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
LAVANTER J. SIMAMORA
TILHANG NAIBAHO
LISBETH SIAGIAN
MUTIHA HUTAJULU
SEMESTER 3
KELAS B ANGKATAN XXI/TP
P R O G R A M P A S C A S A R J A N A
UNIVERSITAS NEGERI ME DAN
2 0 1 3
2. Page 1 of 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk
SMP harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah
wajib membuat RPS.
RPS wajib dibuat oleh semua SMP, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun internasional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan
dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5
tahun) maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah
menggunakan format RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan
atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya.
Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi
lebih tinggi dari pada sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian
sebaliknya, bagi sekolah yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP.
Namun demikian harapannya adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu
mencapai SNP yang ditentukan oleh pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu
sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya.
Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas,
laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu
tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-
aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai SNP,
3. Page 2 of 14
sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua itu
sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana proses pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) yang baik dalam tata
kelola dan taat hukum ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan
rencana pengembangan sekolah (RPS) yang baik dalam tata kelola dan taat hukum.
4. Page 3 of 14
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang
tersedia. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam
rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk
SMP harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah
wajib membuat RPS.
RPS wajib dibuat oleh semua SMP, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun internasional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan
dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5
tahun) maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah
menggunakan format RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan
atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya.
Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi
lebih tinggi dari pada sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian
sebaliknya, bagi sekolah yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP.
Namun demikian harapannya adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu
mencapai SNP yang ditentukan oleh pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu
sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya.
Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas,
5. Page 4 of 14
laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu
tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-
aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai SNP,
sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua itu
sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.
RPS sangat penting manfaatnya bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
penyusunan rencana pendidikan di daerahnya. Semua RPS di Kabupaten/Kota dapat
dijadikan dasar bagi penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten/Kota
(RPPK). Dengan cara ini, RPPK akan lebih relevan dengan kebutuhan setiap sekolah di
daerahnya. Demikian manfaat bagi Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi. Dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP) harus didasarkan atas semua RPPK
yang ada di daerahnya. Demikian juga pada tingkat nasional, RPPP dapat digunakan sebagai
informasi bagi penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN). Secara
visual, keterkaitan antara RPS, RPPK, RPPP, dan RPPN dapat dilihat pada Gambar 1.
6. Page 5 of 14
Gambar 1. Keterkaitan Antara Jenjang Perencanaan Pendidikan
Adapun tujuan adanya pedoman penyusuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ini
antara lain adalah:
1. Untuk memberikan pedoman bagi semua jenis kelompok sekolah, yaitu sekolah
rintisan, potensial, dan nasional dalam membuat Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS).
2. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam
membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten/Kota (RPPK).
3. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Propinsi dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP).
4. Untuk memberikan pedoman bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN).
Rencana Pengembangan
Pendidikan Nasional
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Propinsi
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Propinsi
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Propinsi
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Propinsi
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Propinsi
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Kab./Kota
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Kab./Kota
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Kab./Kota
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Kab./Kota
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Kab./Kota
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Sekolah
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Sekolah
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Sekolah
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Sekolah
Rencana
Pengembangan
Pendidikan
Sekolah
7. Page 6 of 14
5. Untuk memberikan pedoman bagi semua sekolah dalam mencapai SNP, sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
6. Untuk memberikan pedoman bagi semua stakeholder di daerah/pusat dalam
partisipasinya kepada sekolah untuk mencapai SNP.
7. RPS digunakan sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak terkait dalam melakukan
monitoring, evaluasi, pembinaan dan pembimbingan kepada sekolah.
B. Landasan Hukum Rencana Pengembangan Sekolah
Rencana Pengembangan Sekolah dibuat berdasarkan peraturan-perundangan yang
berlaku yaitu: Undang-Undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009.
C. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
1. Tujuan Perencanaan Pendidikan dan Perencanaan Sekolah
a. Tujuan perencanaan pendidikan
- Mendukung koordinasi antarpelaku pendidikan.
- Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antara sekolah
dengan dinas pendidikan, dinas pendidikan propinsi, dan pusat
- Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
- Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
b. Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) disusun dengan tujuan untuk:
- menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
- mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
- menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku
sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
antarwaktu.
8. Page 7 of 14
- menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
- mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan menjamin
tercapainya penggunaan sumber-daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.
- sebagai dasar ketika melaksanakan monitoring dan evaluasi pada akhir
program
2. Sistem Perencanaan Sekolah dan Rentang Waktu RPS
Sistem Perencanaan Sekolah adalah satu kesatuan tata cara perencanaan sekolah
untuk menghasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara sekolah dan
masyarakat (diwakili oleh komite sekolah). Perbedaan antara satu dengan lainnya adalah:
1. RPS Jangka Panjang adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 20 (dua
puluh) tahun.
2. RPS Jangka Menengah (Rencana Strategis) adalah dokumen perencanaan sekolah
untuk periode 5 (lima) tahun.
3. RPS Tahunan adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 1 (satu) tahun.
D. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Dalam penyusunan RPS harus menerapkan prinsip-prinsip: memperbaiki prestasi
belajar siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan),
sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), menyeluruh, tanggap terhadap
perubahan, demand driven (berdasarkan kebutuhan), partisipasi, keterwakilan, transparansi,
data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada hasil review
dan evaluasi.
1. Penyusunan dan Pelaksanaan RPS
Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi anatara
perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan sekolah yang baik
akan memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dalam implementasinya.
9. Page 8 of 14
Analisis Lingkungan
Strategis
Situasi Pendidikan
saat ini
Situasi Pendidikan
yang diharapkan
Rencana Strategis
(5 tahun)
Rencana Operasional
(1 tahun)
Pelaksanaan
Program
Monitoring &
Evaluasi
Gambar 2.
Penyusunan dan Pelaksanaan Perencanaan Sekolah
Kesenjangan
Sedangkan perencanaan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang baik
pula terhadap impelemntasinya. Oleh karena itu dalam setiap membuat RPS, sekolah
harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti kondisi lingkungan
strategis, kondisi sekolah saat ini, dan harapan masa datang.
Alur berfikir dan keterkaitan antara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sekolah dapat
dilihat pada gambar 2.
Desain
RPS
Implementasi
RPS
Evaluasi
RPS
Cakupan Isi RPS
Kualitas RPS
Kepatuhan Implementasi
dengan Desain RPS
Kesesuaian Hasil
dengan Desain RPS
10. Page 9 of 14
2. Langkah-langkah Penyusunan RPS: Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana
Operasional (Renop)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa RPS berisi dua rencana pengembangan
pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Sekolah
dalam jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana Operasional (Renop) Sekolah
dalam jangka pendek (satu tahunan). Renstra menggambarkan suatu perencanaan
pengembangan sekolah yang menggambarkan tentang program-program sekolah yang
akan dilaksanakan dan dicapai selama kurun waktu lima tahun. Program-program
tersebut lebih bersifat garis besar, baik menyangkut fisik maupun non fisik, yang
semuanya mengacu kepada SNP. Sedangkan Renop merupakan bagian tak
terpisahkan dari Renstra, dan lebih merupakan penjabaran operasional dari Renstra.
Program-program dalam Renop lebih detail yang akan dilaksankan dan dicapai dalam
satu tahun.
Dengan demikian Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang,
sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan dilaksanakan.
Baik dalam Renstra maupun Renop semua sumber dana dan alokasi biaya sudah dapat
diprediksi sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstra maupun Renop harus
memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat serta sesuai dengan RPPP dan RPPN.
a. Langkah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:
Secara lebih rinci dalam pentahapan proses penyusunan RPS adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
2. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan 5 tahun kedepan
4. Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang
diharapkan 5 tahun kedepan
5. Merumuskan visi
6. Merumuskan misi sekolah
7. Merumuskan tujuan sekolah selama lima (5) tahun ke depan
8. Merumuskan program-program strategis untuk mencapai tujuan jangka menengah
(5 tahun)
9. Menentukan strategi pelaksanaan
10. Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapainya)
11. Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
12. Membuat rencana pemantauan dan evaluasi
11. Page 10 of 14
b. Langkah-langkah Penyusunan Renop dalam RPS:
Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh menyimpang dari Renstra.
Sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait dan ada benang merahnya. Renstra
dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan dengan sekolah. Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
4. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1)
tahun kedepan
5. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
6. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai
setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
7. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing
urusan sekolah melalui analisis SWOT)
8. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah
ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.
9. Menyusun rencana program sekolah
10. Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
11. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
12. Menyusun rencana pelaksanaan program
13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
14. Membuat jadwal pelaksanaan program
15. Menentukan penanggungjawab program/kegiatan
Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun
Renop sekolah adalah:
1. Menggunakan strategi analisis swot
2. Analisis swot dilakukan setiap tahun
3. Renop merupakan pemjabaran dari renstra
4. Program yang direncanakan lebih operasional
12. Page 11 of 14
5. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu
tahunan
6. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT
7. Penulisan Renop juga mengacu pada buku MBS-2
Secara skematis dalam menyusun Renop sekolah dapat dilihat pada gambar berikut :
situasi
operasional
lingkungan
sekolah
Analisis
SWOT setiap
fungsi dan
faktor-faktornya
Rencana, program dan
anggaran untuk
masing-masing
sasaran
Kesenjangan atau
gap antara kondisi
sekolah sekarang
dengan idealnya satu
thn kedepan
Kondisi yang ideal
diharapkan satu
thn ke depan
Kondisi sekolah
saat ini (saat
sekarang)
Identifikasi fungsi-
fungsi untuk
mencapai sasaran
Sasaran 1
Sasaran 2
Sasaran 3
………..
………..
Alternatif langkah-langkah
pemecahan persoalan
situasi
operasional
lingkungan
sekolah
Merencanakan supervisi
dan monev
Menentukan jadwal
kegiatan
Menentukan
penanggungjawab
Gambar
Langkah-langkah Penyusunan Rencana Operasional (Renop) Sekolah Satu Tahunan
Dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
13. Page 12 of 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah RPS ini dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa dikembangkan
lebih jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Pedoman penyusunan ini dipergunakan
oleh semua sekolah dalam rangka menyelenggarakan pendidikan, baik sekolah dalam
kelompok rintisan, potensial maupun nasional, juga dapat dipergunakan oleh sekolah, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan Propinsi dalam upaya pencapaian pendidikan yang efisien,
efektif, relevan, dan merata.
Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS tiap sekolah adalah semua aspek yang
mengarah kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana diamanatkan dalam
UUSPN maupun PP Nomor 19 Tahun 2005. Diharapkan ke depan semua sekolah tidak ada
lagi yang masuk kelompok rintisan dan potensial, tetapi menjadi sekolah berstandar nasional.
Bahkan diharapkan semua sekolah menjadi sekolah yang memenuhi SNP.
B. Saran
Kiranya makalah ini bisa dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan RPS di sekolah kita
masing – masing.
14. Page 13 of 14
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), Depdiknas, 2010