SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
Puisi 
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di 
mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. 
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan 
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. 
Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat 
dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti 
mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi 
tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber 
segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa 
orang lain ke dalam keadaan hatinya. 
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut 
merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang 
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut 
mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan 
untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam 
menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru 
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin 
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. 
Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya 
bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. 
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas 
tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan 
kasar. 
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka 
enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Puisi Lama 
Puisi lama merupakan pancaran dari kebuayaan 
masyarakat pada zaman tersebut. Puisi lama 
cenderung statis, monoton, dan anonim merupakan 
representasi atau cerminan dari karakter kebuayaan 
masyarakat zaman dahulu. Bentuk puisi lama antara 
satu dengan yang lainnya selalu mirip an tidak 
mengalami peruahan dalam kurun waktu yang lama. 
Kondisi itu sangat berbeda dengan puisi baru yang 
sangat dinamis, bahkan cenderung reolusioner. 
Berasarkan contoh pantun dan syair yang telah 
diberikan, kita dapat melihat kemiripannya. Jumlah 
suku kata, kata dalam baris, an jumlah untaian baris 
dalam bait pantun dan syair relatif sama. Hal yang 
membedakannya yaitu pola rima dan penempatan isi.
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. 
Aturan- aturan itu antara lain : 
•Jumlah kata dalam 1 baris 
•Jumlah baris dalam 1 bait 
•Persajakan (rima) 
•Banyak suku kata tiap baris 
•Irama 
Ciri puisi lama: 
• Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama 
pengarangnya. 
• Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi 
merupakan sastra lisan. 
• Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah 
baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis-Jenis Puisi 
1. Puisi lama 
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : 
Jumlah kata dalam 1 baris 
Jumlah baris dalam 1 bait 
Persajakan (rima) 
Banyak suku kata tiap baris 
Irama 
 Ciri puisi lama: 
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. 
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. 
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. 
Jenis-jenis puisi lama 
1.Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. 
Contoh: 
Assalammu’alaikum putri satulung besar 
Yang beralun berilir simayang 
Mari kecil, kemari 
Aku menyanggul rambutmu 
Aku membawa sadap gading 
Akan membasuh mukamu
2. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi 
pendek. 
Contoh: 
Dahulu parang sekarang besi (a) 
Dahulu sayang sekarang benci (a) 
3. Seloka adalah pantun berkait. 
Contoh: 
Lurus jalan ke Payakumbuh 
Kayu jati bertimbal jalan 
Di mana hati tak kan rusuh 
Ibu mati bapak berjalan 
4. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 
baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. 
Contoh: 
Kurang pikir kurang siasat (a) 
Tentu dirimu akan tersesat (a) 
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b) 
Bagai rumah tiada bertiang (b) 
Jika suami tiada berhati lurus (c) 
Istri pun kelak menjadi kurus (c) 
5. Syair adalah puisi yang bersumber dari 
Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a- 
a-a, berisi nasihat atau cerita. 
Contoh: 
Pada zaman dahulu kala (a) 
Tersebutlah sebuah cerita (a) 
Sebuah negeri yang aman sentosa (a) 
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) 
6. Talibun adalah pantun genap yang tiap 
bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. 
Contoh: 
Kalau anak pergi ke pekan 
Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan 
panjang beli dahulu 
Kalau anak pergi berjalan 
Ibu cari sanak pun cari isi 
Induk semang cari dahulu
Pantun 
7. Pantun 
. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris 
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai 
isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, 
agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa 
Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal 
sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam 
bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas 
empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 
bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). 
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun 
yang tertulis. 
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah 
dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris 
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian 
kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua 
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki 
bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua 
baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Dalam pantun, isi 2 baris 
pertama samar dan 
terkadang tidak punya 
kaitan makna 2 baris 
berikutnya. 2 baris pertama 
paa pantun yang isinya 
samar disebut sampiran. 
Sementara itu, dalam syair, 
seluruh baris menyatakan 
isi secara jelas dan 
maknanya 
berkesinambungan.
Peran pantun 
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan 
sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan 
menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang 
berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga 
melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata 
bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. 
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan 
yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan 
pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya 
dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang 
dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. 
Namun, secara umum peran sosial pantun adalah 
sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur pantun 
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi 
sampiran terutama menyiapkan rima dan irama 
untuk mempermudah pendengar memahami isi 
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun 
merupakan sastra lisan. 
Meskipun pada umumnya sampiran tak 
berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk 
sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh 
dalam pantun di bawah ini: 
Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu 
belum lagi teduh Hati dendam bertambah 
dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh 
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari 
aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. 
Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 
4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak 
selalu berlaku.
Macam – macam pantun : 
Pantun Nasehat 
Pantun Adat 
Pantun Teka – Teki 
Pantun Jenaka 
Pantun Muda Mudi 
Pantun Agama 
Pantun Dagang
Contoh: 
a. Pantun Nasihat 
Contoh: Berakit-rakit ke hulu 
Berenang-renang ke tepian 
Bersakit-sakit dahulu 
Bersenang-senang kemudian 
Kalau ada jarum patah 
Jangan dimasukkan ke dalam peti 
Kalau ada kataku yang salah 
Jangan dimasukkan ke dalam hati 
b. Pantun Teka-teki 
Contoh: Kalau puan, puan 
cerana 
Ambil gelas di dalam peti 
Kalau tuan bijaksana 
Binatang apa tanduk di kaki 
c. Pantun Jenaka 
Contoh: Elok rupanya pohon 
belimbing 
Tumbuh di dekat limau tungga 
Elok berbini orang sumbing 
Biar marah ketawa juga
d. Pantun Adat 
Contoh: Lapun Melapun ke 
Inderagiri 
Singgah sebentar ke belipuh 
Ampun hamba tegak berdiri 
Ujudnya duduk dengan bersimpuh 
e. Pantun Agama 
Contoh: Asam hadis asam gelugur 
Ketiga asam riang-riang 
Menangis di pintu kubur 
Teringat badan tidak sembahyang 
f. Pantun Dagang 
Dari malakake negri pahang 
sindah di kendal beli kuini 
Saya ini dagang menumpang 
mengharap belas oranng disini 
g. Pantun Muda-mudi 
Dari mana hendak ke mana 
Dari Jepang ke Bandar Cina 
Kalau boleh kami bertanya 
Bunga yang kembang siapa punya
Puisi baru 
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, 
suku kata, maupun rima. 
Ciri-ciri Puisi Baru: 
Bentuknya rapi, simetris; 
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); 
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; 
Sebagian besar puisi empat seuntai; 
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) 
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata. 
Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas : 
1. Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, 
masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian 
skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama 
digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko 
Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”. 
2. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah 
lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, 
atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi 
berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap 
sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
Contoh: 
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu 
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri 
Menggeliat derita pada lekuk dan liku 
bawah sayatan khianat dan dusta. 
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu 
menitikkan darah dari tangan dan kaki 
dari mahkota duri dan membulan paku 
Yang dikarati oleh dosa manusia. 
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka 
dunia kehilangan sumber kasih 
Besarlah mereka yang dalam nestapa 
mengenal-Mu tersalib di datam hati. 
(Saini S.K) 
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang 
berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi 
(metrumnya ketat), bernada anggun, 
membahas sesuatu yang mulia, bersifat 
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu 
atau peristiwa umum. 
Contoh: 
Generasi Sekarang 
Di atas puncak gunung fantasi 
Berdiri aku, dan dari sana 
Mandang ke bawah, ke tempat 
berjuang 
Generasi sekarang di panjang masa 
Menciptakan kemegahan baru 
Pantun keindahan Indonesia 
Yang jadi kenang-kenangan 
Pada zaman dalam dunia 
(Asmara Hadi) 
Epigram adalah puisi yang berisi 
tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal 
dari Bahasa Yunani epigramma yang 
berarti unsur pengajaran; didaktik; 
nasihat membawa ke arah kebenaran 
untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada 
teladan.
Contoh: 
Senja di Pelabuhan Kecil 
Ini kali tidak ada yang mencari cinta 
di antara gudang, rumah tua, pada cerita 
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut 
menghembus diri dalam mempercaya mau 
berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga 
kelepak elang menyinggung muram, desir hari 
lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. 
Tidak bergerak 
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. 
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan 
menyisir semenanjung, masih pengap harap 
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan 
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa 
terdekap (Chairil Anwar) 
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. 
Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti 
sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu 
fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke 
atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim 
etc) 
Contoh: 
Hari ini tak ada tempat berdiri 
Sikap lamban berarti mati 
Siapa yang bergerak, merekalah yang di 
depan 
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti 
tergilas. 
(Iqbal) 
Romansa adalah puisi yang berisi luapan 
perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa 
Perancis Romantique yang berarti keindahan 
perasaan; persoalan kasih sayang, rindu 
dendam, serta kasih mesra 
Elegi adalah puisi yang berisi ratap 
tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang 
mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah 
karena sedih atau rindu, terutama karena 
kematian/kepergian seseorang.
Sanusi Pane 
Kuatrain 
(A.M. Daeng Myala) 
Kuint 
WS Rendra 
Distikon 
Or. Mandank 
Terzina
Contoh: 
Indonesia Tumpah Darahku 
Duduk di pantai tanah yang permai 
Tempat gelombang pecah berderai 
Berbuih putih di pasir terderai 
Tampaklah pulau di lautan hijau 
Gunung gemunung bagus rupanya 
Ditimpah air mulia tampaknya 
Tumpah darahku Indonesia namanya 
(Mohammad Yamin) 
Oktaf / Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri 
atas delapan baris (double kutrain atau puisi 
delapan seuntai). 
Hanya Kepada 
Tuan Satu-satu perasaan 
Hanya dapat saya katakan 
Kepada tuan 
Yang pernah merasakan 
Satu-satu kegelisahan 
Yang saya serahkan 
Hanya dapat saya kisahkan 
Kepada tuan 
Yang pernah diresah gelisahkan 
Satu-satu kenyataan 
Yang bisa dirasakan 
Hanya dapat saya nyatakan 
Kepada tuan 
Yang enggan menerima kenyataan 
(Or. Mandank) 
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri 
atas enam baris (puisi enam seuntai). 
Contoh: 
Merindu Bagia 
Jika hari’lah tengah malam 
Angin berhenti dari bernapas 
Sukma jiwaku rasa tenggelam 
Dalam laut tidak terwatas 
Menangis hati diiris sedih (Ipih) 
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri 
atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Sanusi Pane 
Soneta 
Bahasa Italia 
Belanda 
Muhammad Yamin 
Roestam Effendi 
Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada 
syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih 
mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun 
rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah 
barisnya (empat belas baris). 
Contoh: 
Gembala 
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) 
Melihat anak berelagu dendang ( b ) 
Seorang saja di tengah padang ( b ) 
Tiada berbaju buka kepala ( a ) 
Beginilah nasib anak gembala ( a ) 
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) 
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) 
Pulang ke rumah di senja kala ( a ) 
Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) 
Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) 
Melagukan alam nan molek permai ( a ) 
Wahai gembala di segara hijau ( c ) 
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) 
Maulah aku menurutkan dikau ( c ) 
(Muhammad Yamin)
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJAS
buwarnisutopo
 
Puisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baruPuisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baru
moncos123
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)
Andi Karman
 

Mais procurados (20)

Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Puisi baru
Puisi baruPuisi baru
Puisi baru
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJAS
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Puisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baruPuisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baru
 
Puisi lama-2
Puisi lama-2Puisi lama-2
Puisi lama-2
 
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantunKaidah kebahasaan dalam teks pantun
Kaidah kebahasaan dalam teks pantun
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)
 
Ppt perbedaan teks pantun dengan teks sejenis
Ppt perbedaan teks pantun dengan teks sejenisPpt perbedaan teks pantun dengan teks sejenis
Ppt perbedaan teks pantun dengan teks sejenis
 
PPT PANTUN
PPT PANTUNPPT PANTUN
PPT PANTUN
 
[141401073] TUGAS PBK
[141401073] TUGAS PBK[141401073] TUGAS PBK
[141401073] TUGAS PBK
 
Analisis bentuk sajak
Analisis bentuk sajakAnalisis bentuk sajak
Analisis bentuk sajak
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Pantun Powerpoint
Pantun PowerpointPantun Powerpoint
Pantun Powerpoint
 
Puisi dan Majas
Puisi dan MajasPuisi dan Majas
Puisi dan Majas
 
Pantun
PantunPantun
Pantun
 
Sajak
Sajak Sajak
Sajak
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Puisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa IndonesiaPuisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa Indonesia
 
Teori puisi
Teori puisiTeori puisi
Teori puisi
 

Semelhante a Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru

E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)
Andi Karman
 
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfpowerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
LathivDelta1
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
PKBMARRIZKY
 

Semelhante a Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru (20)

Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Apa itu pantun
Apa itu pantunApa itu pantun
Apa itu pantun
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)
 
pantun Kelompok 5
pantun Kelompok  5   pantun Kelompok  5
pantun Kelompok 5
 
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnyaPANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
PANTUN pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis Pantun beserta contohnya
 
Materi Puisi.pptx
Materi Puisi.pptxMateri Puisi.pptx
Materi Puisi.pptx
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
 
menilai pantun
menilai pantunmenilai pantun
menilai pantun
 
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang UtaraKelas V SD 1 Singkawang Utara
Kelas V SD 1 Singkawang Utara
 
PPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdfPPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdf
 
Gurindam dan Puisi Kontemporer
Gurindam dan Puisi KontemporerGurindam dan Puisi Kontemporer
Gurindam dan Puisi Kontemporer
 
gurindam dan puisi kontemporer
gurindam dan puisi kontemporergurindam dan puisi kontemporer
gurindam dan puisi kontemporer
 
Memahami dan menganalisis teks pantun
Memahami dan menganalisis teks pantunMemahami dan menganalisis teks pantun
Memahami dan menganalisis teks pantun
 
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdfpowerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
powerpoint02-131125043846-phpapp02.pdf
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
 
puisi rakyat
puisi rakyatpuisi rakyat
puisi rakyat
 
membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru
membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi barumembandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru
membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru
 
perbandingan karakteristik puisi lama dengan puisi baru
perbandingan karakteristik puisi lama dengan puisi baruperbandingan karakteristik puisi lama dengan puisi baru
perbandingan karakteristik puisi lama dengan puisi baru
 
Bin7 bab5
Bin7 bab5Bin7 bab5
Bin7 bab5
 

Último

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Último (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru

  • 1.
  • 2. Puisi Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya. Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
  • 3. Puisi Lama Puisi lama merupakan pancaran dari kebuayaan masyarakat pada zaman tersebut. Puisi lama cenderung statis, monoton, dan anonim merupakan representasi atau cerminan dari karakter kebuayaan masyarakat zaman dahulu. Bentuk puisi lama antara satu dengan yang lainnya selalu mirip an tidak mengalami peruahan dalam kurun waktu yang lama. Kondisi itu sangat berbeda dengan puisi baru yang sangat dinamis, bahkan cenderung reolusioner. Berasarkan contoh pantun dan syair yang telah diberikan, kita dapat melihat kemiripannya. Jumlah suku kata, kata dalam baris, an jumlah untaian baris dalam bait pantun dan syair relatif sama. Hal yang membedakannya yaitu pola rima dan penempatan isi.
  • 4. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : •Jumlah kata dalam 1 baris •Jumlah baris dalam 1 bait •Persajakan (rima) •Banyak suku kata tiap baris •Irama Ciri puisi lama: • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
  • 5. Jenis-Jenis Puisi 1. Puisi lama Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : Jumlah kata dalam 1 baris Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata tiap baris Irama  Ciri puisi lama: Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis-jenis puisi lama 1.Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contoh: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu
  • 6. 2. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. Contoh: Dahulu parang sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a) 3. Seloka adalah pantun berkait. Contoh: Lurus jalan ke Payakumbuh Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh Ibu mati bapak berjalan 4. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Contoh: Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b) Bagai rumah tiada bertiang (b) Jika suami tiada berhati lurus (c) Istri pun kelak menjadi kurus (c) 5. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a- a-a, berisi nasihat atau cerita. Contoh: Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) 6. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Contoh: Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu
  • 7. Pantun 7. Pantun . Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
  • 8. Dalam pantun, isi 2 baris pertama samar dan terkadang tidak punya kaitan makna 2 baris berikutnya. 2 baris pertama paa pantun yang isinya samar disebut sampiran. Sementara itu, dalam syair, seluruh baris menyatakan isi secara jelas dan maknanya berkesinambungan.
  • 9. Peran pantun Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. Namun, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
  • 10. Struktur pantun Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini: Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
  • 11. Macam – macam pantun : Pantun Nasehat Pantun Adat Pantun Teka – Teki Pantun Jenaka Pantun Muda Mudi Pantun Agama Pantun Dagang
  • 12. Contoh: a. Pantun Nasihat Contoh: Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukkan ke dalam hati b. Pantun Teka-teki Contoh: Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijaksana Binatang apa tanduk di kaki c. Pantun Jenaka Contoh: Elok rupanya pohon belimbing Tumbuh di dekat limau tungga Elok berbini orang sumbing Biar marah ketawa juga
  • 13. d. Pantun Adat Contoh: Lapun Melapun ke Inderagiri Singgah sebentar ke belipuh Ampun hamba tegak berdiri Ujudnya duduk dengan bersimpuh e. Pantun Agama Contoh: Asam hadis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang f. Pantun Dagang Dari malakake negri pahang sindah di kendal beli kuini Saya ini dagang menumpang mengharap belas oranng disini g. Pantun Muda-mudi Dari mana hendak ke mana Dari Jepang ke Bandar Cina Kalau boleh kami bertanya Bunga yang kembang siapa punya
  • 14. Puisi baru Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri Puisi Baru: Bentuknya rapi, simetris; Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; Sebagian besar puisi empat seuntai; Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata. Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas : 1. Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”. 2. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
  • 15. Contoh: Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. (Saini S.K) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. Contoh: Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantun keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
  • 16. Contoh: Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc) Contoh: Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
  • 17. Sanusi Pane Kuatrain (A.M. Daeng Myala) Kuint WS Rendra Distikon Or. Mandank Terzina
  • 18. Contoh: Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Mohammad Yamin) Oktaf / Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh: Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernapas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
  • 19. Sanusi Pane Soneta Bahasa Italia Belanda Muhammad Yamin Roestam Effendi Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris). Contoh: Gembala Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin)