SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
SISTEM BILANGAN &
KODE
TRI NURPRATIWI
41812120164
SISTEM BILANGAN DASAR SEPULUH
(DESIMAL)
Bilangan ialah suatu jumlah dan suku-suku angka.
Dimana tiap suku angka adalah merupakan hasil
perkalian antara angka dengan hasil perpangkatan
dan bilangan dasar, dimana pangkat ini sesuai dengan
letak suku angka tersebut.
Contoh: Bilangan 127 dalam sistem bilangan dasar
sepuluh dapat diuraikan sbb.
(127) 10 = 1 x 102 + 2 x 101 + 7 x 100
Sistem bilangan yang menggunakan kombinasi angka-
angka dan not sampai dengan sembilan.
Contoh: 123, dibaca sebagai seratus dua puluh tiga
SISTEM BILANGAN DASAR DUA
(SISTEM BINAIR)
Mempunyai bilangan dasar (base) = 2, karena
hanya mengenal 2 notasi yaitu 0 dan 1.
Digunakan untuk perhitungan didalam
komputer, karena komponen-komponen dasar
komputer hanya dua keadaan saja yaitu hidup
dan mati.
Contoh :
(1011)2 = 1 x 23 + 0 + 22 + 1 x 21 + 1 x 20 = (11)10
SISTEM BILANGAN DASAR ENAM
BELAS (SISTEM HEKSADESIMAL)
Mempunyai bilangan dasar (base) = 16.
Kombinasi dari system bilangan heksadesimal
ini dibentuk dari bilangan 0 sampai 9 dan
abjad A sampai F.
Contoh :
(AF01)16 = A x 163 + F x 162 + 0 x 161 + 1 x 160
SISTEM BILANGAN DASAR DELAPAN
(SISTEM OKTADESIMAL)
Mempunyai bilangan dasar (base) = 8.
Kombinasi dari system bilangan oktadesimal
ini dibentuk dari bilangan 0 sampai 7.
Contoh :
(701)8 = 7 x 82 + 0 x 81 + 1 x 80 = (449)10
MACAM-MACAM KONVERSI
Konversi dari system desimal
ke system binair
Bilangan Bulat
(235)10 = (…………….)2
Hasilnya: (11101011)2
Bilangan Pecahan
(0,625)10 = (………..)2
Hasilnya ( 0.101)2
Konversi dari system binair
ke system desimal
Bilangan Bulat
Contoh :
(10111)2 = (……………) 10
1 0 1 1 1
x x x x x
24 23 22 21 20
16 + 0 + 4 + 2 +
1 = (23)10
Bilangan Pecahan
Contoh :
( 0 111) 2 = ( ……………) 10
0 1 1 1
x x x x
2-1 2-2 2-3 2-4
0 + ¼ + 1/8 + 1/16
= (0.4375)10
Konversi binair ke
bilangan heksadesimal
Bilangan Bulat
( 1110110111011)2 =
(………….) 16
0001 1101 1011 1011
1 D B B
 (1DBB)16
Bilangan Pecahan
(1110110111011)2 =
(………….)16
1110 1101 1101 1000
E D D 8
 (.EDD8)16
Desimal Heksadesimal Binair
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
0000
0001
0010
0011
0100
0101
0110
0111
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111
Konversi bilangan
heksadesimal ke bilangan
binair
Contoh :
(ABC097)16 = (………….) 2
A B C 0 9 7
1010 1011 1100 0000 1001 0111
Hasilnya  (101010111100000010010111)2
Konversi
bilangan
oktadesimal
ke bilangan
binair
Contoh :
(732)8 = (………)2
7 3 2
111 011 010
(111011010)2
Konversi
bilangan
desimal ke
bilangan
oktadesimal
Contoh :
( 235) 10 = ( ……………)8
Hasilnya  ( 352) 8
Konversi bilangan
heksadesimal ke bilangan
oktadesimalContoh:
(AF821) 16 = ( …………..) 8
Langkah 1: Konversi dari bilangan heksadesimal ke bilangan binair
A F 8 2 1
1010 1111 1000 0010 0001
Hasil : 10101111100000100001
Langkah 2: Konversi dari bilangan binair ke bilangan oktadesimal
010 101 111 100 000 100 001
2 5 7 4 0 4 1
Hasilnya : 2574041
Penjumlahan
Bilangan
Penjumlahan Bilangan
Desimal
a. (125)10 + (200)10 =
125
200
----- +
325  (325)10
b. (780)10 + (236)10 =
780
236
-----+
1016  (1016)10
Penjumlahan Bilangan Binair
a. (1000)2 + (111)2 =
1000
111
------ +
1111  (1111)2
b. ( 1 1 0 1 ) 2 + ( 1 0 0 1 ) 2 =………. 2
1 1 0 1
1 0 0 1
---------- +
1 0 1 1 0  hasilnya
Penjumlahan Bilangan
Oktadesimal
a. ( 235)8 + (122)8 =
235
122
------ +
357  (357)8
b. ( 7 4 2 ) 8 + ( 2 1 0 ) 8 =..…8
7 4 2
2 1 0
---------- +
1 1 5 2  hasilnya
Penjumlahan Bilangan
Heksadesimal
a. (345)16 + (269)16 =
345
269
----- +
5AE  (5AE)16
c. (8DBE)16 + (CF01)16 =
8DBE
CF01
-------- +
15CBF  ( 15CBF)16
Pengurangan Bilangan
Pengurangan Bilangan
Desimal
a. (937)10 – (824)10 =
937
824
---- -
113  (113)10
b. (785)10 – (398)10 =
785
398
---- -
384  (384)10
Pengurangan Bilangan
Binair
a. (1110)2 + (110)2 =
1110
110
------ -
1000  (1000)2
b. (11001)2 – (111)2 =
11001
111
------- -
10010  (10010)2
Pengurangan bilangan
Oktadesimal
a. ( 765 ) 8 – (342)8 =
765
342
----- -
423  (423)8
b. (432)8 – (276)8 =
432
276
----- -
134  (134)8
Pengurangan bilangan
Heksadesimal
a. (9AB801)16 – ( 889601)16 =
9AB801
8 89601
---------- -
122200  (122200)16
b.(D237)16 – ( 1918)16 =
D237
1918
------ -
C91F  (C91F)16
Kode yang mewakili
data
• Komputer 1 byte untuk 4 bit menggunakan
kode biner yang berbentuk kombinasi 4 bit yaitu
BCD (Binary Coded Decimal).
• Komputer yang menggunakan 1 byte untuk 6
bit, menggunakan kode biner dengan kombinasi
6 bit yaitu SBCDIC (Standard Binary Coded
Decimal Interchange Code).
• Komputer 1 byte untuk 8 bit menggunakan
kode biner dengan kombinasi 8 bit yaitu EBCDIC
(Extended Binary Coded Decimal Interchange
Code) atau ASCII (American Standard Code for
Information Interchange).
BCD (Binary
Coded
Decimal)
DESIMAL BCD 4 bit
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
BCD merupakan
kode biner yang
digunakan hanya
untuk mewakili
nilai digit decimal
saja, yaitu angka 0
sampai dengan 9.
BCD dipergunakan
pada komputer
generasi pertama.
SBCDIC (Standar Binary Coded
Decimal Interchange Code)
• SBCDIC banyak digunakan pada komputer generasi
kedua.
• SBCDIC menggunakan kombinasi 6-bit, sehingga lebih
banyak kombinasi yang dihasilkan yaitu sebanyak 64 (26
= 64) kombinasi kode adalah 10 kode untuk digit angka,
26 kode untuk huruf alphabetic dan sisanya karakter-
karaker khusus yang dipilih.
• Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone yaitu 2 bit
pertama (diberi nama A dan B) disebut alpha bit
position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4
dan bit 1) disebut numeric bit position.
A B 8 4 2
Alpha bit position
1
Numeric bit position
0 0 = numeric 0 - 9
1 1 = huruf A – I
1 0 = huruf J – R
0 1 = huruf S - Z
SBCDIC
Karakter
SBCDIC B
Karakter
B A 8 4 2 1 A B 8 4 2 1
0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 1
0 0 0 01 0
0 0 0 0 1 1
0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 1
0 0 0 1 1 0
0 0 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 1
1 1 0 0 0 1
1 1 0 0 1 0
1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 0 0
1 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
G
H
I
1 0 0 0 0 1
1 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1
1 0 0 1 0 0
1 0 0 1 0 1
1 0 0 1 1 0
1 0 0 1 1 1
1 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0
0 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 0
0 1 0 1 1 1
0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 0 1
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal
Interchange Code) atau ASCII (American
Standard Code for Information Interchange).
• EBCDIC banyak digunakan pada computer
generasi ketiga, seperti IBM S/360.
• EBCDIC terdiri dari kombinasi 8-bit yang
memungkinkan untuk mewakili karakter
sebanyak 256 (2 8 = 256) kombinasi karakter. Pada
EBCDIC high-order bits atau 4-bit pertama
disebut dengan zone bits dan low-order bits atau
4 bit kedua disebut dengan numeric bits.
1 2 3 4 5 6 7 8
Zone bits Numeric bits
High-order bits Low-order bits
1 2 5 6 7
Zone bits
8
Numeric bit
0 0 = A - I
1 1 = J - R
1 0 = S - Z
0 1 = numeric 0 - 9
43
0 0 = tidak ada karakter yang diwakili
1 1 = huruf capital (upper case) alphabetic dan numeric
1 0 = huruf kecil (lower case) alphabetik
0 1 = karakter khusus
Karakter yang diwakili oleh EBCDIC ditunjukkan oleh kombinasi digit biner 1
dan 0 pada zone bits dan numeric bits sebagai berikut:
ASCII 7-bit
ASCII singkatan dari American Standard Code
for Information Interchange,dikembangkan
oleh ANSI (American National Standards
Institute) untuk tujuan membuat kode biner
yang standar. Kode ASCII yang standar
menggunakan kombinasi 7-bit, dengan
kombinasi sebanyak 127 dari 128 (27 =
128).ASCII 7-bit banyak digunakan untuk
komputer-komputer generasi sekarang,
termasuk komputer mikro.
Kemungkinan kombinasi ASCII , yaitu
26 buah huruf capital (upper case) dari A s/d Z
26 buah huruf kecil (lower case) dari a s/d z
digit decimal dari 0 s/d 9
34 karakter kontrol yang tidak dapat dicetak
hanya digunakan untuk informasi status operasi
computer
32 karakter khusus (special characters)
ASCII 8-bit
ASCII 8-bit terdiri dari kombinasi 8-bit
mulai banyak digunakan, karena lebih
banyak memberikan kombinasi karakter.
Dengan ASCII 8-bit, karakter-karakter
graphic yang tidak dapat diwakili ASCII 7-
bit, seperti ♥ ♦ ♣ ♠ α β ►◄ karakter dan
sebagainya dapat diwakili. Komputer IBM
PC menggunakan ASCII 8-bit.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)formatik
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Mandarwarman Faisal
 
Operasi Aritmatika
Operasi AritmatikaOperasi Aritmatika
Operasi Aritmatikadian pw
 
2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaan2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaantinalisalokman
 
Operasi aritmatika
Operasi aritmatikaOperasi aritmatika
Operasi aritmatikaMohamad Dani
 
6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilanganteddyhadia
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3ahmad haidaroh
 
Information Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryInformation Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryS N M P Simamora
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeDavid Adi Nugroho
 
Sum of product dan product of sum
Sum of product dan product of sumSum of product dan product of sum
Sum of product dan product of sumArlis Ikhla Afrina
 
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Tenia Wahyuningrum
 
Kuliah 1 sistem digital
Kuliah 1 sistem digitalKuliah 1 sistem digital
Kuliah 1 sistem digitalsatriahelmy
 

Mais procurados (19)

Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
 
15. representasi data 3 jul2
15. representasi data 3   jul215. representasi data 3   jul2
15. representasi data 3 jul2
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
Operasi Aritmatika
Operasi AritmatikaOperasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaan2.1 sistem nombor perduaan
2.1 sistem nombor perduaan
 
Operasi aritmatika
Operasi aritmatikaOperasi aritmatika
Operasi aritmatika
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilangan
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
 
Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
Information Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryInformation Mathematics Theory
Information Mathematics Theory
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
 
Sum of product dan product of sum
Sum of product dan product of sumSum of product dan product of sum
Sum of product dan product of sum
 
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
Logika kombinasi dalam kemasan ic 2
 
Kuliah 1 sistem digital
Kuliah 1 sistem digitalKuliah 1 sistem digital
Kuliah 1 sistem digital
 

Destaque

Power point rtf summery
Power point rtf summeryPower point rtf summery
Power point rtf summeryDheeraj Kumar
 
Deepa Jatwani Updated (3)
Deepa Jatwani Updated (3)Deepa Jatwani Updated (3)
Deepa Jatwani Updated (3)deepa jatwani
 
Introduction to database
Introduction to databaseIntroduction to database
Introduction to databaseshukriyah
 
English inmersion
English inmersionEnglish inmersion
English inmersionilmasanchez
 
Latihan soal modul 7
Latihan soal modul 7Latihan soal modul 7
Latihan soal modul 7trinurpratiwi
 
Administrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin Gandhi
Administrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin GandhiAdministrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin Gandhi
Administrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin GandhiAniruddh NG
 

Destaque (8)

Power poin modul 4
Power poin modul 4Power poin modul 4
Power poin modul 4
 
Power point rtf summery
Power point rtf summeryPower point rtf summery
Power point rtf summery
 
Deepa Jatwani Updated (3)
Deepa Jatwani Updated (3)Deepa Jatwani Updated (3)
Deepa Jatwani Updated (3)
 
Power poin modul 5
Power poin modul 5Power poin modul 5
Power poin modul 5
 
Introduction to database
Introduction to databaseIntroduction to database
Introduction to database
 
English inmersion
English inmersionEnglish inmersion
English inmersion
 
Latihan soal modul 7
Latihan soal modul 7Latihan soal modul 7
Latihan soal modul 7
 
Administrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin Gandhi
Administrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin GandhiAdministrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin Gandhi
Administrative reform in India letter by Gandhi Seva Dham Bipin Gandhi
 

Semelhante a Power poin modul 6

Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataBuhori Muslim
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilanganFisma Ananda
 
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxfitri9611
 
Sistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeSistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeayusartika21
 
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementS N M P Simamora
 
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Ismanu Rahadi
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IAmien Nuryanto
 
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptxINFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptxnurainiazizah101
 
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptxPengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptxRiesky Ferdian
 
Bab 10 Sistem bilangan_ppt.ppt
Bab 10 Sistem bilangan_ppt.pptBab 10 Sistem bilangan_ppt.ppt
Bab 10 Sistem bilangan_ppt.pptSunaryoAryo7
 
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2RezaPahlawan26
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerFarichah Riha
 

Semelhante a Power poin modul 6 (20)

P5-6
P5-6P5-6
P5-6
 
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
 
AOK 02
AOK 02AOK 02
AOK 02
 
Bab vi sistembilangan
Bab vi sistembilanganBab vi sistembilangan
Bab vi sistembilangan
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
 
Latihan6
Latihan6Latihan6
Latihan6
 
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
 
Sistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeSistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kode
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
 
Materi undig
Materi undigMateri undig
Materi undig
 
Pert8.pdf
Pert8.pdfPert8.pdf
Pert8.pdf
 
bil
bilbil
bil
 
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital I
 
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptxINFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
 
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptxPengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
Pengantar Ilmu komputer sistem bilangan dan kode.pptx
 
Bab 10 Sistem bilangan_ppt.ppt
Bab 10 Sistem bilangan_ppt.pptBab 10 Sistem bilangan_ppt.ppt
Bab 10 Sistem bilangan_ppt.ppt
 
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
sistem bilangan dan kode (2).pptx pertemuan ke 2
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam Komputer
 

Power poin modul 6

  • 1. SISTEM BILANGAN & KODE TRI NURPRATIWI 41812120164
  • 2. SISTEM BILANGAN DASAR SEPULUH (DESIMAL) Bilangan ialah suatu jumlah dan suku-suku angka. Dimana tiap suku angka adalah merupakan hasil perkalian antara angka dengan hasil perpangkatan dan bilangan dasar, dimana pangkat ini sesuai dengan letak suku angka tersebut. Contoh: Bilangan 127 dalam sistem bilangan dasar sepuluh dapat diuraikan sbb. (127) 10 = 1 x 102 + 2 x 101 + 7 x 100 Sistem bilangan yang menggunakan kombinasi angka- angka dan not sampai dengan sembilan. Contoh: 123, dibaca sebagai seratus dua puluh tiga
  • 3. SISTEM BILANGAN DASAR DUA (SISTEM BINAIR) Mempunyai bilangan dasar (base) = 2, karena hanya mengenal 2 notasi yaitu 0 dan 1. Digunakan untuk perhitungan didalam komputer, karena komponen-komponen dasar komputer hanya dua keadaan saja yaitu hidup dan mati. Contoh : (1011)2 = 1 x 23 + 0 + 22 + 1 x 21 + 1 x 20 = (11)10
  • 4. SISTEM BILANGAN DASAR ENAM BELAS (SISTEM HEKSADESIMAL) Mempunyai bilangan dasar (base) = 16. Kombinasi dari system bilangan heksadesimal ini dibentuk dari bilangan 0 sampai 9 dan abjad A sampai F. Contoh : (AF01)16 = A x 163 + F x 162 + 0 x 161 + 1 x 160
  • 5. SISTEM BILANGAN DASAR DELAPAN (SISTEM OKTADESIMAL) Mempunyai bilangan dasar (base) = 8. Kombinasi dari system bilangan oktadesimal ini dibentuk dari bilangan 0 sampai 7. Contoh : (701)8 = 7 x 82 + 0 x 81 + 1 x 80 = (449)10
  • 6. MACAM-MACAM KONVERSI Konversi dari system desimal ke system binair Bilangan Bulat (235)10 = (…………….)2 Hasilnya: (11101011)2 Bilangan Pecahan (0,625)10 = (………..)2 Hasilnya ( 0.101)2
  • 7. Konversi dari system binair ke system desimal Bilangan Bulat Contoh : (10111)2 = (……………) 10 1 0 1 1 1 x x x x x 24 23 22 21 20 16 + 0 + 4 + 2 + 1 = (23)10 Bilangan Pecahan Contoh : ( 0 111) 2 = ( ……………) 10 0 1 1 1 x x x x 2-1 2-2 2-3 2-4 0 + ¼ + 1/8 + 1/16 = (0.4375)10
  • 8. Konversi binair ke bilangan heksadesimal Bilangan Bulat ( 1110110111011)2 = (………….) 16 0001 1101 1011 1011 1 D B B  (1DBB)16 Bilangan Pecahan (1110110111011)2 = (………….)16 1110 1101 1101 1000 E D D 8  (.EDD8)16
  • 10. Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan binair Contoh : (ABC097)16 = (………….) 2 A B C 0 9 7 1010 1011 1100 0000 1001 0111 Hasilnya  (101010111100000010010111)2
  • 11. Konversi bilangan oktadesimal ke bilangan binair Contoh : (732)8 = (………)2 7 3 2 111 011 010 (111011010)2 Konversi bilangan desimal ke bilangan oktadesimal Contoh : ( 235) 10 = ( ……………)8 Hasilnya  ( 352) 8
  • 12. Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan oktadesimalContoh: (AF821) 16 = ( …………..) 8 Langkah 1: Konversi dari bilangan heksadesimal ke bilangan binair A F 8 2 1 1010 1111 1000 0010 0001 Hasil : 10101111100000100001 Langkah 2: Konversi dari bilangan binair ke bilangan oktadesimal 010 101 111 100 000 100 001 2 5 7 4 0 4 1 Hasilnya : 2574041
  • 13. Penjumlahan Bilangan Penjumlahan Bilangan Desimal a. (125)10 + (200)10 = 125 200 ----- + 325  (325)10 b. (780)10 + (236)10 = 780 236 -----+ 1016  (1016)10 Penjumlahan Bilangan Binair a. (1000)2 + (111)2 = 1000 111 ------ + 1111  (1111)2 b. ( 1 1 0 1 ) 2 + ( 1 0 0 1 ) 2 =………. 2 1 1 0 1 1 0 0 1 ---------- + 1 0 1 1 0  hasilnya
  • 14. Penjumlahan Bilangan Oktadesimal a. ( 235)8 + (122)8 = 235 122 ------ + 357  (357)8 b. ( 7 4 2 ) 8 + ( 2 1 0 ) 8 =..…8 7 4 2 2 1 0 ---------- + 1 1 5 2  hasilnya Penjumlahan Bilangan Heksadesimal a. (345)16 + (269)16 = 345 269 ----- + 5AE  (5AE)16 c. (8DBE)16 + (CF01)16 = 8DBE CF01 -------- + 15CBF  ( 15CBF)16
  • 15. Pengurangan Bilangan Pengurangan Bilangan Desimal a. (937)10 – (824)10 = 937 824 ---- - 113  (113)10 b. (785)10 – (398)10 = 785 398 ---- - 384  (384)10 Pengurangan Bilangan Binair a. (1110)2 + (110)2 = 1110 110 ------ - 1000  (1000)2 b. (11001)2 – (111)2 = 11001 111 ------- - 10010  (10010)2
  • 16. Pengurangan bilangan Oktadesimal a. ( 765 ) 8 – (342)8 = 765 342 ----- - 423  (423)8 b. (432)8 – (276)8 = 432 276 ----- - 134  (134)8 Pengurangan bilangan Heksadesimal a. (9AB801)16 – ( 889601)16 = 9AB801 8 89601 ---------- - 122200  (122200)16 b.(D237)16 – ( 1918)16 = D237 1918 ------ - C91F  (C91F)16
  • 17. Kode yang mewakili data • Komputer 1 byte untuk 4 bit menggunakan kode biner yang berbentuk kombinasi 4 bit yaitu BCD (Binary Coded Decimal). • Komputer yang menggunakan 1 byte untuk 6 bit, menggunakan kode biner dengan kombinasi 6 bit yaitu SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange Code). • Komputer 1 byte untuk 8 bit menggunakan kode biner dengan kombinasi 8 bit yaitu EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange).
  • 18. BCD (Binary Coded Decimal) DESIMAL BCD 4 bit 0 0000 1 0001 2 0010 3 0011 4 0100 5 0101 6 0110 7 0111 8 1000 9 1001 BCD merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit decimal saja, yaitu angka 0 sampai dengan 9. BCD dipergunakan pada komputer generasi pertama.
  • 19. SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal Interchange Code) • SBCDIC banyak digunakan pada komputer generasi kedua. • SBCDIC menggunakan kombinasi 6-bit, sehingga lebih banyak kombinasi yang dihasilkan yaitu sebanyak 64 (26 = 64) kombinasi kode adalah 10 kode untuk digit angka, 26 kode untuk huruf alphabetic dan sisanya karakter- karaker khusus yang dipilih. • Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone yaitu 2 bit pertama (diberi nama A dan B) disebut alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4 dan bit 1) disebut numeric bit position.
  • 20. A B 8 4 2 Alpha bit position 1 Numeric bit position 0 0 = numeric 0 - 9 1 1 = huruf A – I 1 0 = huruf J – R 0 1 = huruf S - Z SBCDIC Karakter SBCDIC B Karakter B A 8 4 2 1 A B 8 4 2 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 01 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F G H I 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
  • 21. EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange). • EBCDIC banyak digunakan pada computer generasi ketiga, seperti IBM S/360. • EBCDIC terdiri dari kombinasi 8-bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 (2 8 = 256) kombinasi karakter. Pada EBCDIC high-order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits.
  • 22. 1 2 3 4 5 6 7 8 Zone bits Numeric bits High-order bits Low-order bits 1 2 5 6 7 Zone bits 8 Numeric bit 0 0 = A - I 1 1 = J - R 1 0 = S - Z 0 1 = numeric 0 - 9 43 0 0 = tidak ada karakter yang diwakili 1 1 = huruf capital (upper case) alphabetic dan numeric 1 0 = huruf kecil (lower case) alphabetik 0 1 = karakter khusus Karakter yang diwakili oleh EBCDIC ditunjukkan oleh kombinasi digit biner 1 dan 0 pada zone bits dan numeric bits sebagai berikut:
  • 23. ASCII 7-bit ASCII singkatan dari American Standard Code for Information Interchange,dikembangkan oleh ANSI (American National Standards Institute) untuk tujuan membuat kode biner yang standar. Kode ASCII yang standar menggunakan kombinasi 7-bit, dengan kombinasi sebanyak 127 dari 128 (27 = 128).ASCII 7-bit banyak digunakan untuk komputer-komputer generasi sekarang, termasuk komputer mikro.
  • 24. Kemungkinan kombinasi ASCII , yaitu 26 buah huruf capital (upper case) dari A s/d Z 26 buah huruf kecil (lower case) dari a s/d z digit decimal dari 0 s/d 9 34 karakter kontrol yang tidak dapat dicetak hanya digunakan untuk informasi status operasi computer 32 karakter khusus (special characters)
  • 25. ASCII 8-bit ASCII 8-bit terdiri dari kombinasi 8-bit mulai banyak digunakan, karena lebih banyak memberikan kombinasi karakter. Dengan ASCII 8-bit, karakter-karakter graphic yang tidak dapat diwakili ASCII 7- bit, seperti ♥ ♦ ♣ ♠ α β ►◄ karakter dan sebagainya dapat diwakili. Komputer IBM PC menggunakan ASCII 8-bit.