SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
MEMBINA KESADARAN
  BERKONSTITUSI




         KELOMPOK II
         Disusun Oleh:
        Ita Hadirupiyani
          Tri Wulandari

 Universitas Islam Nusantara
     Fakultas Pertanian
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di
sekolah memiliki visi mewujudkan suatu mata pelajaran
yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa dan
pemberdayaan warga negara.
Adapun misi mata pelajaran ini adalah membentuk warga
negara yang
baik,warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewaj
ibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Tahun 2006 pada semua jenjang persekolahan adalah mengem
bangkan kompetensi:
1) Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan
2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan berti
ndak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara,serta anti korupsi
3) berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama
Dengan bangsa-bangsa lainnya,
4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain
Dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langs
un dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Berkaitan dengan hal di atas, dapat dikatakan bahwa Pen
didikan,Kewarganegaraan merupakan wahana paling stra
tegis untuk     menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
siswa sebagai warga negara. Artinya melalui program
Pendidikan Kewarganegaraan, siswa memiliki
pengetahuan, sikap dan perilaku yang berlandaskan
kepada nilai, norma dan moral yang tercermin dalam
konstitusi negara.
Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut diperlukan
model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang
efektif, yaitu model pembelajaran yang mampu menumb
uhkan kesadaran
dalam diri setiap siswa bahwa ia mempunyai hak dan kew
setiap negara merdeka mempunyai konstitusi se
bagai operasionalisasi ideologi negaranya.
Secara etimologi , istilah konstitusi sangat
beragam dalam
setiap kosakata bahasa setiap negara. Istilah ko
nstitusi dalam bahasa Inggris adalah
constitution dan constituer
dalam bahasa Perancis. Kedua kata
tersebut berasal dari bahasa Latin yaitu
constitutio yang berart dasar susunan badan.
Dalam bahasa Belanda istilah konstitusi disebut
dengan grondwet yang terdiri atas kata grond
berarti dasar dan kata wet
berarti undang-undang. Dengan demikian istilah
konstitusi sama dengan undang-undang
dasar. Kemudian, dalam bahasa Jerman istilah
konstitusi disebut verfassung
Kita tentunya menghendaki agar UUD 1945
merupakan konstitusi yang benar-benar
dilaksanakan dalam praktik kehidupan berbangsa
dan bernegara demi tercapainya cita-cita bersama.
Kontitusi mengikat segenap lembaga negara dan
seluruh warga negara. Oleh karena itu, yang
menjadi pelaksana konstitusi adalah semua
lembaga negara dan segenap warga negara
sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing
sebagaimana diatur dalam UUD 1945.
Agar setiap lembaga dan segenap warga negara
dapat melaksanakan kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan UUD 1945, diperlukan
adanya budaya sadar berkonstitusi. Untuk
menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi
diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan
norma-norma dasar yang menjadi materi muatan
Jika masyarakat telah memahami norma-norma dasar dalam
konstitusi dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, maka pasti mengetahui dan dapat
mempertahankan hak-hak konstitusionalnya yang dijamin
dalam UUD 1945. Selain itu, masyarakat dapat berpartisipasi
secara penuh terhadap pelaksanaan UUD 1945 baik melalui
pelaksanaan hak dan kewajibannya sebagai warga negara,
berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan, serta dapat pula melakukan kontrol terhadap
penyelenggaraan negara dan jalannya pemerintahan. Kondisi
tersebut dengan sendirinya akan mencegah terjadinya
penyimpangan ataupun penyalahgunaan konstitusi.
Salah satu bentuk nyata pentingnya budaya sadar
berkonstitusi bagi pelaksanaan konstitusi adalah terkait
dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi menguji undang-
undang terhadap Undang-Undang Dasar. Pengujian tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah suatu ketentuan dalam
suatu undang-undang, bertentangan atau tidak dengan UUD
Dalam pengajuan permohonan inilah diperlukan
adanya budaya sadar berkonstitusi berupa
kesadaran akan hak konstitusionalnya
sebagai warga negara baik sebagai perorangan
maupun kelompok bahwa hak-hak konstitusional
telah dilanggar oleh suatu ketentuan undang-
undang. Di sisi lain, juga diperlukan adanya
kesadaran untuk mendapatkan perlindungan
atas hak konstitusional yang dilanggar dengan
cara mengajukan permohonan pengujian
konstitusional atas ketentuan undang-undang
yang merugikannya. Jika tidak ada budaya sadar
berkonstitusi, masyarakat tidak akan
mengetahui apakah haknya terlanggar atau tidak
dan tidak melakukan upaya konstitusional untuk
mendapatkan perlindungan. Akibatnya, UUD
1945 akan banyak dilanggar oleh ketentuan
undang-undang sehingga pada akhirnya
Di sisi lain, dalam budaya berkonstitusi juga
terkandung maksud ketaatan kepada aturan hukum
sebagai aturan main (rule of the game) dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Segenap
komponen bangsa harus bertindak sesuai dengan
aturan yang ditetapkan, serta apabila timbul
permasalahan atau sengketa, harus diselesaikan
melalui mekanisme hukum. Budaya mematuhi
aturan hukum merupakan salah satu ciri utama
masyarakat beradab. Hal ini sangat diperlukan
terutama dalam konteks politik, misalnya dalam
pelaksanaan Pemilu, baik Pemilu legislatif, Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, maupun Pemilukada.
Tanpa adanya kesadaran berkonstitusi, yaitu
kedasaran mematuhi rambu-rambu permainan dan
mekanisme penyelesaian sengketa, momentum
politik yang sejatinya adalah untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis dapat tergelincir ke
dalam konflik yang justru merugikan masyarakat
Oleh karena itulah harus ada upaya secara
terus-menerus untuk membangun budaya
sadar berkonstitusi.

     Budaya sadar berkonstitusi tercipta
tidak hanya sekedar mengetahui norma
dasar dalam konstitusi. Lebih dari itu, juga
dibutuhkan pengalaman nyata untuk
melihat dan menerapkan konstitusi dalam
praktik kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi
adalah suatu proses panjang dan
berkelanjutan.
SEKIAN & TERIMAKASIH ATAS
     PERHATIANNYA 




           ^-^

 Wassalamu’alaikum wr.wb

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Ppt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theoryPpt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theorydara72
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabTotok Priyo Husodo
 
Eksresi paru-paru
Eksresi paru-paruEksresi paru-paru
Eksresi paru-paruarihamdar
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraEdo Kusmayuda
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutupPancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutupaliefsella
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaAhmad Thoriq
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Crush syndroma
Crush syndromaCrush syndroma
Crush syndromagustians
 
Slide mata Kuliah Pancasila
Slide mata Kuliah PancasilaSlide mata Kuliah Pancasila
Slide mata Kuliah PancasilaSigit Budhiarto
 

Mais procurados (20)

Mazhab Dalam Ilmu Hukum
Mazhab Dalam Ilmu Hukum Mazhab Dalam Ilmu Hukum
Mazhab Dalam Ilmu Hukum
 
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan GadarEtika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
 
negara hukum dan ham
negara hukum dan hamnegara hukum dan ham
negara hukum dan ham
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Ppt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theoryPpt klp 2, roy's theory
Ppt klp 2, roy's theory
 
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
PPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULERPPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULER
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Geopolitik ppt
Geopolitik pptGeopolitik ppt
Geopolitik ppt
 
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
 
Eksresi paru-paru
Eksresi paru-paruEksresi paru-paru
Eksresi paru-paru
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutupPancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesia
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
 
Crush syndroma
Crush syndromaCrush syndroma
Crush syndroma
 
Slide mata Kuliah Pancasila
Slide mata Kuliah PancasilaSlide mata Kuliah Pancasila
Slide mata Kuliah Pancasila
 

Destaque

Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusitri wulandari
 
PPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusi
PPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusiPPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusi
PPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusiJajang Sulaeman
 
Rpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
Rpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusiRpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
Rpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusiavandiliakireina
 
Bab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusi
Bab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusiBab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusi
Bab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusiCatharina School
 
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraPPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraYasmine Rusnandha
 
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...-Nining Syafitri
 
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...
A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...
A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...SlideShare
 

Destaque (9)

Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
 
PPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusi
PPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusiPPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusi
PPKn 8 Membina kesadaran berkonstitusi
 
Rpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
Rpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusiRpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
Rpp ppl 2 kelas 7 bab 2 tentang menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
 
Bab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusi
Bab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusiBab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusi
Bab 2 menumbuhkan kesadaran berkontitusi
 
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraPPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
 
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
Proses dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar serta Persepektif Pembelaj...
 
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku PPKN Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...
A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...
A Guide to SlideShare Analytics - Excerpts from Hubspot's Step by Step Guide ...
 

Semelhante a presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"

Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanGunadarma University
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaRezy Marsellina
 
Sikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negaraSikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negaraLuthfiyanti Nazhar
 
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxRANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxHengkyFernando7
 
TUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdf
TUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdfTUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdf
TUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdfHendroGunawan8
 
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem HukumMakalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem HukumRiyanto Kasnuri
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1eli priyatna laidan
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraSeptian Muna Barakati
 
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesiaPeranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesiaNurfa de ImoeLa
 
Bangsa, Negara, dan Warga Negara
Bangsa, Negara, dan Warga NegaraBangsa, Negara, dan Warga Negara
Bangsa, Negara, dan Warga NegaraTissaMaharaniPutri
 
06. pendidikan kewarganegaraan (c)
06. pendidikan kewarganegaraan (c)06. pendidikan kewarganegaraan (c)
06. pendidikan kewarganegaraan (c)eli priyatna laidan
 
Tugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIETugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIEvannystefanie
 

Semelhante a presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi" (20)

Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
 
Kel 1234.docx
Kel 1234.docxKel 1234.docx
Kel 1234.docx
 
Bab 1 pkn
Bab 1 pknBab 1 pkn
Bab 1 pkn
 
Sikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negaraSikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negara
 
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxRANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
 
TUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdf
TUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdfTUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdf
TUGAS1_PKn_HENDRO GUNAWAN_NIM 200401072103_ KELAS IT 301_KELOMPOK 3.pdf
 
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem HukumMakalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
Makalah : Pancasila Sebagai Sistem Hukum
 
Softskill ppt
Softskill pptSoftskill ppt
Softskill ppt
 
Softskill2
Softskill2Softskill2
Softskill2
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesiaPeranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
Peranan lembaga peradilan dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman di indonesia
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 
Tugas kewarganegaraan
Tugas kewarganegaraanTugas kewarganegaraan
Tugas kewarganegaraan
 
Bangsa, Negara, dan Warga Negara
Bangsa, Negara, dan Warga NegaraBangsa, Negara, dan Warga Negara
Bangsa, Negara, dan Warga Negara
 
06. pendidikan kewarganegaraan (c)
06. pendidikan kewarganegaraan (c)06. pendidikan kewarganegaraan (c)
06. pendidikan kewarganegaraan (c)
 
Tugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIETugas softskill STEFANIE
Tugas softskill STEFANIE
 

Mais de tri wulandari

Koperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan UsahaKoperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan Usahatri wulandari
 
Badanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam KewirausahaanBadanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam Kewirausahaantri wulandari
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASItri wulandari
 
Bab ii manajemen strategis strategi
Bab ii manajemen strategis   strategiBab ii manajemen strategis   strategi
Bab ii manajemen strategis strategitri wulandari
 
Bab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategisBab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategistri wulandari
 
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAEtri wulandari
 
Mikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomiMikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomitri wulandari
 
Pendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasarPendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasartri wulandari
 

Mais de tri wulandari (14)

Sukses
SuksesSukses
Sukses
 
Koperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan UsahaKoperasi Sebagai Badan Usaha
Koperasi Sebagai Badan Usaha
 
Jati Diri Koperasi
Jati Diri KoperasiJati Diri Koperasi
Jati Diri Koperasi
 
Badanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam KewirausahaanBadanusaha Dalam Kewirausahaan
Badanusaha Dalam Kewirausahaan
 
Proses Koperasi
Proses KoperasiProses Koperasi
Proses Koperasi
 
MANAJEMEN KOPERASI
MANAJEMEN KOPERASIMANAJEMEN KOPERASI
MANAJEMEN KOPERASI
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASIPENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
 
KONSEP KOPERASI
KONSEP KOPERASIKONSEP KOPERASI
KONSEP KOPERASI
 
Bab ii manajemen strategis strategi
Bab ii manajemen strategis   strategiBab ii manajemen strategis   strategi
Bab ii manajemen strategis strategi
 
Bab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategisBab i manajemen strategis
Bab i manajemen strategis
 
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN  5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
5 CONTOH DIKOTIL PADA SAYUR-SAYURAN DAN 5 CONTOH MONOKOTIL UNTUK SUKU PALMAE
 
Artis favorit
Artis favoritArtis favorit
Artis favorit
 
Mikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomiMikro masalah pokok ekonomi
Mikro masalah pokok ekonomi
 
Pendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasarPendahuluan fisika dasar
Pendahuluan fisika dasar
 

presentasi pkn"Membina Kesadaran Berkonstitusi"

  • 1. MEMBINA KESADARAN BERKONSTITUSI KELOMPOK II Disusun Oleh: Ita Hadirupiyani Tri Wulandari Universitas Islam Nusantara Fakultas Pertanian
  • 2. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di sekolah memiliki visi mewujudkan suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa dan pemberdayaan warga negara. Adapun misi mata pelajaran ini adalah membentuk warga negara yang baik,warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewaj ibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 pada semua jenjang persekolahan adalah mengem bangkan kompetensi: 1) Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan 2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan berti ndak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,serta anti korupsi 3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
  • 3. Dengan bangsa-bangsa lainnya, 4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain Dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langs un dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berkaitan dengan hal di atas, dapat dikatakan bahwa Pen didikan,Kewarganegaraan merupakan wahana paling stra tegis untuk menumbuhkan kesadaran berkonstitusi siswa sebagai warga negara. Artinya melalui program Pendidikan Kewarganegaraan, siswa memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang berlandaskan kepada nilai, norma dan moral yang tercermin dalam konstitusi negara. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut diperlukan model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang efektif, yaitu model pembelajaran yang mampu menumb uhkan kesadaran dalam diri setiap siswa bahwa ia mempunyai hak dan kew
  • 4. setiap negara merdeka mempunyai konstitusi se bagai operasionalisasi ideologi negaranya. Secara etimologi , istilah konstitusi sangat beragam dalam setiap kosakata bahasa setiap negara. Istilah ko nstitusi dalam bahasa Inggris adalah constitution dan constituer dalam bahasa Perancis. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Latin yaitu constitutio yang berart dasar susunan badan. Dalam bahasa Belanda istilah konstitusi disebut dengan grondwet yang terdiri atas kata grond berarti dasar dan kata wet berarti undang-undang. Dengan demikian istilah konstitusi sama dengan undang-undang dasar. Kemudian, dalam bahasa Jerman istilah konstitusi disebut verfassung
  • 5. Kita tentunya menghendaki agar UUD 1945 merupakan konstitusi yang benar-benar dilaksanakan dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara demi tercapainya cita-cita bersama. Kontitusi mengikat segenap lembaga negara dan seluruh warga negara. Oleh karena itu, yang menjadi pelaksana konstitusi adalah semua lembaga negara dan segenap warga negara sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diatur dalam UUD 1945. Agar setiap lembaga dan segenap warga negara dapat melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan UUD 1945, diperlukan adanya budaya sadar berkonstitusi. Untuk menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan norma-norma dasar yang menjadi materi muatan
  • 6. Jika masyarakat telah memahami norma-norma dasar dalam konstitusi dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pasti mengetahui dan dapat mempertahankan hak-hak konstitusionalnya yang dijamin dalam UUD 1945. Selain itu, masyarakat dapat berpartisipasi secara penuh terhadap pelaksanaan UUD 1945 baik melalui pelaksanaan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan, serta dapat pula melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan negara dan jalannya pemerintahan. Kondisi tersebut dengan sendirinya akan mencegah terjadinya penyimpangan ataupun penyalahgunaan konstitusi. Salah satu bentuk nyata pentingnya budaya sadar berkonstitusi bagi pelaksanaan konstitusi adalah terkait dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi menguji undang- undang terhadap Undang-Undang Dasar. Pengujian tersebut dilakukan untuk menentukan apakah suatu ketentuan dalam suatu undang-undang, bertentangan atau tidak dengan UUD
  • 7. Dalam pengajuan permohonan inilah diperlukan adanya budaya sadar berkonstitusi berupa kesadaran akan hak konstitusionalnya sebagai warga negara baik sebagai perorangan maupun kelompok bahwa hak-hak konstitusional telah dilanggar oleh suatu ketentuan undang- undang. Di sisi lain, juga diperlukan adanya kesadaran untuk mendapatkan perlindungan atas hak konstitusional yang dilanggar dengan cara mengajukan permohonan pengujian konstitusional atas ketentuan undang-undang yang merugikannya. Jika tidak ada budaya sadar berkonstitusi, masyarakat tidak akan mengetahui apakah haknya terlanggar atau tidak dan tidak melakukan upaya konstitusional untuk mendapatkan perlindungan. Akibatnya, UUD 1945 akan banyak dilanggar oleh ketentuan undang-undang sehingga pada akhirnya
  • 8. Di sisi lain, dalam budaya berkonstitusi juga terkandung maksud ketaatan kepada aturan hukum sebagai aturan main (rule of the game) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Segenap komponen bangsa harus bertindak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, serta apabila timbul permasalahan atau sengketa, harus diselesaikan melalui mekanisme hukum. Budaya mematuhi aturan hukum merupakan salah satu ciri utama masyarakat beradab. Hal ini sangat diperlukan terutama dalam konteks politik, misalnya dalam pelaksanaan Pemilu, baik Pemilu legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, maupun Pemilukada. Tanpa adanya kesadaran berkonstitusi, yaitu kedasaran mematuhi rambu-rambu permainan dan mekanisme penyelesaian sengketa, momentum politik yang sejatinya adalah untuk membentuk pemerintahan yang demokratis dapat tergelincir ke dalam konflik yang justru merugikan masyarakat
  • 9. Oleh karena itulah harus ada upaya secara terus-menerus untuk membangun budaya sadar berkonstitusi. Budaya sadar berkonstitusi tercipta tidak hanya sekedar mengetahui norma dasar dalam konstitusi. Lebih dari itu, juga dibutuhkan pengalaman nyata untuk melihat dan menerapkan konstitusi dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi adalah suatu proses panjang dan berkelanjutan.
  • 10. SEKIAN & TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA  ^-^ Wassalamu’alaikum wr.wb