SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
MAKALAH KEBIDANAN
TENTANG
SOLUSIO PLASENTA

Disusun oleh:
Tiodora Tiarlin Marince BR. R.GG
201207124

AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yg berjudul
“Solusio Plasenta” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai wujud
menindaklanjutin tugas mata kuliah Psikologi Kebidanan, dan untuk menjelaskan
secara singkat mengenai pengertian, jenis-jenis, penyebab, dan dampak dari
permasalahan ibu hamil itu sendiri.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya mahasiswi kebidanan.

Bandar Lampung, 23 Desember 2013

Tiodora Tiarlin Marince Br. R.gg
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dan bahkan lebih tinggi
dibanding beberapa negara tetangga. Tentu saja kenyataan ini sangat mengusik
semua masyarakat yang peduli terhadap masih banyaknya kematian ibu. Salah
satu penyebab AKI adalah perdarahan. Tingginya AKI di dunia pada tahun 2000
disebabkan kehamilan, persalinan, dan nifas mencapai 529.000 yang tersebar di
Asia 47,8% (253.000), Afrika 47,4% (251.000), Amerika Latin dan Caribbean 4%
(22.000), dan kurang dari 1% (2.500) di negara maju. AKI di Indonesia tertinggi
dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand hanya 44 per
100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura
6 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003). Berdasarkan SDKI (2007) Indonesia
telah berhasil menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1992)
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (1997), selanjutnya turun menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2008). Meskipun telah terjadi
penurunan dalam beberapa tahun tarakhir akan tetapi penurunan tersebut masih
sangat lambat (Wilopo, 2010). AKI di Indonesia bervariasi, provinsi dengan AKI
terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Di Provinsi Nusa Tenggara Barat ditemukan
angka kematian ibu sebesar 99 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008,
tahun 2009 menjadi 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2010 sebesar 114
per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI di Provinsi Nusa Tenggara Barat
tidak terlepas dari tingginya AKI pada beberapa Kabupaten/Kota khususnya di
Pulau Lombok, dalam tiga tahun terakhir AKI cenderung menunjukkan
peningkatan yaitu: tahun 2008 sebanyak 88 per 100.000 kelahiran hidup,
meningkat menjadi 120 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan
meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 123 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2010).
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang
berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda (kehamilan <20 minggu) disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan
antepartum. Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 20 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 20 minggu, biasanya
lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 20 minggu. Oleh
sebab itu memerlukan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang
berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan
yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umumnya kelainan servik, biasanya
tidak terlalu berbahaya. Pada perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu
dipikir bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, seperti Solusio plasenta.
Solusio Plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum janin lahir.
Berdasarkan berberapa literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio
Plasenta meningkat dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah
satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap
kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor-faktor lain yang
ikut memegang peranan penting, yaitu kekurangan gizi, anemia, paritas tinggi,
dan usia lanjut pada ibu hamil.
Pada negara yang sedang berkembang, penyebab kematian yang disebabkan
oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya (Direct
Obstetric Death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu
kematian maternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan
kesehatan, dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan
paritas. Solusio plasenta atau disebut abruption placenta/ablasia placenta adalah
separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (Korpus Uteri)
dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam
plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat
nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam
masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.

B.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perdarahan antepartum?
2. Apa definisi solusio plasenta?
3. Apa klasifikasi solusio plasenta?
4. .Apa etiologi perdarahan antepartum pada solusio plasenta?
5. .Apa saja komplikasi dan penanganan pada solusio plasenta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perdarhan antepartum.
2. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta
3. Untuk mengetahui klasifikasi solusio plasenta
4. Untuk mengetahui etiologi perdarahan antepartum pada solusio plasenta
5. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada trimester tiga
terjadi sesudah usia kehamilan 28 minggu. Perdarahan pada masa ini biasanya
lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan pada kehamilan sebelum
28 minggu. Angka kejadian perdarahan antepartumsekitar 3% dari seluruh
persalinan. Kasus yang sering terjadi adalah placenta previa, solutio placenta.
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester tiga (3), dalam hal ini
perdarahan antepartum, masih merupakan penyebab kematian ibu yang utama.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi bidan mengenali tanda dan komplikasi yang
terjadi pada penderita agar dapat memberikan asuhan kebidanan holistik secara
baik dan benar, sehingga AKI yang disebabkan perdarahan terutama perdarahan
karena solusio plasenta dapat menurun.

B. Definisi Solusio Plasenta
1) Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta
dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu
dan sebelum janin lahir.
2) Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta sebagai
separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri
sebelum janin lahir .
3) Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi
normalnya sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila
terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500
gram.

C. Klasifikasi
1) Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat
pelepasan plasenta
a)

Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.

b) Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
c)

Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang
terlepas.

2) Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan
a)

Solusio plasenta dengan perdarahan keluar

b) Solusio

plasenta

dengan

perdarahan

tersembunyi,

yang

membentuk hematoma retroplacenter
c)

solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong
amnion

3) Cunningham dan

Gasong

masing-masing

dalam

bukunya

mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya,
yaitu:
a)

Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar
fibrinogen plasma >150 mg%

b) Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre
renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3
bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
c)

Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan,
janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau
keseluruhan.

D. Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi
predisposisi:
a)

Faktor kardio-reno-vaskuler

b)

Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan
eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat
hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari
wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik,
sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.

c)

Faktor trauma

d)

Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.

e)

Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
f)

Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

g)

Faktor paritas ibu

h)

Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa
penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang
baik keadaan endometrium

i)

Faktor usia ibu

j)

Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.

k)

Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan
solusio plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang
mengandung leiomioma

l)

Faktor pengunaan kokain

m) Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan
peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas
terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya
plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif
n)

Faktor kebiasaan merokok

o)

Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio
plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus
per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi
tipis,

diameter

lebih

luas

dan

mikrosirkulasinya
p)

Riwayat solusio plasenta sebelumnya

beberapa

abnormalitas

pada
q)

Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat
solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini
pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta

r)

Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus
pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh
adanya kehamilan, dan lain-lain

E. Komplikasi
1) Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir
tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera.
Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas dari
perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk
menghentikan perdarahan pada kala III.

Pada solusio

plasenta

berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terlihat
2) Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita
solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia
karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal
yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan
yang baik.
3) Kelainan pembekuan darah
Kelainan

pembekuan

darah

biasanya

disebabkan

oleh

hipofibrinogenemia.
4) Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim
dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum.
Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna
uterus

berubah

Uterus couvelaire.

menjadi

biru atau

ungu

yang

biasa

disebut
BAB III
PENUTUP

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Menurut berbagai
literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio plasenta meningkat
dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab
perdarahan antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal
dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor-faktor lain yang ikut memegang
peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada
ibu hamil. Pada negara yang sedang berkembang penyebab kematian yang
disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penangannya (direct
obstetric death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu
kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan kesehatan,
dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta/ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam
masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta
terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari
ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa
kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak dkk. 1995. Keperawatan maternitas. Jakarta. Penerbit buku kedokteran
EGC
Cunningham, F Gary at all. 2001. William obstetric 21th edition. United States of
America : the mcGraw hill companies
JNPKKR-MNH. Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta
Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifey. Massachussets : Jones and bartlett
Publishers
Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP
Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri
Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1998; 279

More Related Content

What's hot

Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Warnet Raha
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
Mayah M4y
 
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuaKelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
tita_nurlita
 
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana NovitasariHamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
Triana Novitasari
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
Su Tarsih
 

What's hot (20)

5 perdarahan antepartum
5 perdarahan antepartum5 perdarahan antepartum
5 perdarahan antepartum
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Hap &amp; kala iv
Hap &amp; kala ivHap &amp; kala iv
Hap &amp; kala iv
 
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartum
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
 
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuaKelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
 
Mola hydatidosa
Mola hydatidosaMola hydatidosa
Mola hydatidosa
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
Antepartum hemorrhage
Antepartum hemorrhageAntepartum hemorrhage
Antepartum hemorrhage
 
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana NovitasariHamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
 
Gestation
GestationGestation
Gestation
 
PPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAPPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINA
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Perdarahan hamil tua
Perdarahan hamil tuaPerdarahan hamil tua
Perdarahan hamil tua
 
Pendarahan pada hamil tua
Pendarahan pada hamil tuaPendarahan pada hamil tua
Pendarahan pada hamil tua
 
HEMORAJ ANTEPARTUM
HEMORAJ ANTEPARTUMHEMORAJ ANTEPARTUM
HEMORAJ ANTEPARTUM
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
 

Similar to Solusio plasenta

Referat placenta previa
Referat placenta previaReferat placenta previa
Referat placenta previa
rayakurniawan
 
Askep pos sc atas indikasi kpsw
Askep pos sc atas indikasi kpswAskep pos sc atas indikasi kpsw
Askep pos sc atas indikasi kpsw
nurulrachma0
 

Similar to Solusio plasenta (20)

PLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docxPLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docx
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Kpd
KpdKpd
Kpd
 
Referat placenta previa
Referat placenta previaReferat placenta previa
Referat placenta previa
 
Kespro KIA : Komplikasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Kespro KIA : Komplikasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, NifasKespro KIA : Komplikasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Kespro KIA : Komplikasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
 
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptxREFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
PPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptx
PPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptxPPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptx
PPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptx
 
Kdp2
Kdp2Kdp2
Kdp2
 
Kdp2
Kdp2Kdp2
Kdp2
 
Kdp2
Kdp2Kdp2
Kdp2
 
Kdp2
Kdp2Kdp2
Kdp2
 
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accretaAnalisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
 
Askep pos sc atas indikasi kpsw
Askep pos sc atas indikasi kpswAskep pos sc atas indikasi kpsw
Askep pos sc atas indikasi kpsw
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
 
Makalah widia
Makalah widiaMakalah widia
Makalah widia
 
Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)
 

Recently uploaded

IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
klinikrizkymedika173
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
viagrajogja
 
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
SalwaAplikasi
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Jual obat penggugur 08561234742 Cara menggugurkan kandungan 08561234742
 
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
Jual obat penggugur 08561234742 Cara menggugurkan kandungan 08561234742
 

Recently uploaded (14)

jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
 
ppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptx
ppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptxppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptx
ppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptx
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
 
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
 
Pertussis (Whooping Cough) Health Education
Pertussis  (Whooping Cough) Health EducationPertussis  (Whooping Cough) Health Education
Pertussis (Whooping Cough) Health Education
 
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxKonsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
 
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxPPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
 
pdt diet seimbang ppt dari kemenkes gizi
pdt diet seimbang ppt dari kemenkes gizipdt diet seimbang ppt dari kemenkes gizi
pdt diet seimbang ppt dari kemenkes gizi
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptxPPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
 

Solusio plasenta

  • 1. MAKALAH KEBIDANAN TENTANG SOLUSIO PLASENTA Disusun oleh: Tiodora Tiarlin Marince BR. R.GG 201207124 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “Solusio Plasenta” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai wujud menindaklanjutin tugas mata kuliah Psikologi Kebidanan, dan untuk menjelaskan secara singkat mengenai pengertian, jenis-jenis, penyebab, dan dampak dari permasalahan ibu hamil itu sendiri. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswi kebidanan. Bandar Lampung, 23 Desember 2013 Tiodora Tiarlin Marince Br. R.gg
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dan bahkan lebih tinggi dibanding beberapa negara tetangga. Tentu saja kenyataan ini sangat mengusik semua masyarakat yang peduli terhadap masih banyaknya kematian ibu. Salah satu penyebab AKI adalah perdarahan. Tingginya AKI di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan, persalinan, dan nifas mencapai 529.000 yang tersebar di Asia 47,8% (253.000), Afrika 47,4% (251.000), Amerika Latin dan Caribbean 4% (22.000), dan kurang dari 1% (2.500) di negara maju. AKI di Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand hanya 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003). Berdasarkan SDKI (2007) Indonesia telah berhasil menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1992) menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (1997), selanjutnya turun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2008). Meskipun telah terjadi penurunan dalam beberapa tahun tarakhir akan tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat (Wilopo, 2010). AKI di Indonesia bervariasi, provinsi dengan AKI terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Di Provinsi Nusa Tenggara Barat ditemukan angka kematian ibu sebesar 99 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, tahun 2009 menjadi 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2010 sebesar 114
  • 4. per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI di Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak terlepas dari tingginya AKI pada beberapa Kabupaten/Kota khususnya di Pulau Lombok, dalam tiga tahun terakhir AKI cenderung menunjukkan peningkatan yaitu: tahun 2008 sebanyak 88 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat menjadi 120 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 123 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2010). Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda (kehamilan <20 minggu) disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 20 minggu, biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 20 minggu. Oleh sebab itu memerlukan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umumnya kelainan servik, biasanya tidak terlalu berbahaya. Pada perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikir bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, seperti Solusio plasenta. Solusio Plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum janin lahir. Berdasarkan berberapa literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio Plasenta meningkat dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah
  • 5. satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor-faktor lain yang ikut memegang peranan penting, yaitu kekurangan gizi, anemia, paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. Pada negara yang sedang berkembang, penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya (Direct Obstetric Death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematian maternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas. Solusio plasenta atau disebut abruption placenta/ablasia placenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (Korpus Uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian perdarahan antepartum? 2. Apa definisi solusio plasenta? 3. Apa klasifikasi solusio plasenta? 4. .Apa etiologi perdarahan antepartum pada solusio plasenta? 5. .Apa saja komplikasi dan penanganan pada solusio plasenta?
  • 6. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui perdarhan antepartum. 2. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta 3. Untuk mengetahui klasifikasi solusio plasenta 4. Untuk mengetahui etiologi perdarahan antepartum pada solusio plasenta 5. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. Perdarahan Antepartum Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada trimester tiga terjadi sesudah usia kehamilan 28 minggu. Perdarahan pada masa ini biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan pada kehamilan sebelum 28 minggu. Angka kejadian perdarahan antepartumsekitar 3% dari seluruh persalinan. Kasus yang sering terjadi adalah placenta previa, solutio placenta. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester tiga (3), dalam hal ini perdarahan antepartum, masih merupakan penyebab kematian ibu yang utama. Oleh sebab itu, sangat penting bagi bidan mengenali tanda dan komplikasi yang terjadi pada penderita agar dapat memberikan asuhan kebidanan holistik secara baik dan benar, sehingga AKI yang disebabkan perdarahan terutama perdarahan karena solusio plasenta dapat menurun. B. Definisi Solusio Plasenta 1) Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir. 2) Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta sebagai separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri sebelum janin lahir .
  • 8. 3) Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. C. Klasifikasi 1) Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan plasenta a) Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya. b) Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian. c) Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas. 2) Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan a) Solusio plasenta dengan perdarahan keluar b) Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentuk hematoma retroplacenter c) solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion 3) Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:
  • 9. a) Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg% b) Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%. c) Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan. D. Etiologi Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi: a) Faktor kardio-reno-vaskuler b) Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. c) Faktor trauma d) Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli. e) Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
  • 10. f) Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain. g) Faktor paritas ibu h) Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium i) Faktor usia ibu j) Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun. k) Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomioma l) Faktor pengunaan kokain m) Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif n) Faktor kebiasaan merokok o) Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan mikrosirkulasinya p) Riwayat solusio plasenta sebelumnya beberapa abnormalitas pada
  • 11. q) Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta r) Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan lain-lain E. Komplikasi 1) Syok perdarahan Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III. Pada solusio plasenta berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang terlihat 2) Gagal ginjal Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik.
  • 12. 3) Kelainan pembekuan darah Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia. 4) Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire) Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah Uterus couvelaire. menjadi biru atau ungu yang biasa disebut
  • 13. BAB III PENUTUP Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Menurut berbagai literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio plasenta meningkat dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor-faktor lain yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. Pada negara yang sedang berkembang penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penangannya (direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas Solusio plasenta atau disebut abruption placenta/ablasia placenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Bobak dkk. 1995. Keperawatan maternitas. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC Cunningham, F Gary at all. 2001. William obstetric 21th edition. United States of America : the mcGraw hill companies JNPKKR-MNH. Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifey. Massachussets : Jones and bartlett Publishers Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 279