Dokumen ini membahas tentang konsep open source dan sejarah gerakan open source. Konsep open source mendefinisikan empat kebebasan yang harus dimiliki perangkat lunak bebas, yaitu kebebasan menjalankan, mengakses source code, mendistribusikan, dan mengembangkan perangkat lunak. Gerakan open source dimulai oleh Richard Stallman yang mendirikan Proyek GNU untuk menciptakan sistem operasi yang sepenuhnya bebas."
3. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
PENGENALAN KONSEP OPEN SOURCE1
T. Budiman, S.Si
1 PENDAHULUAN
Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal sudah menjadi kebutuhan dan
tuntutan dalam dunia modern ini. Salah satu trend dan solusi yang sedang
didorong pelaksanaannya di Indonesia adalah pemanfaatan perangkat lunak open
source melalui program IGOS (Indonesia, Go Open Source). Paparan ini
dimaksudkan untuk memberikan pengantar untuk memperkenalkan apa
sesungguhnya yang di maksud dengan istilah open source.
2 KONSEP OPEN SOURCE
2.1 Struktur Produk Teknologi Informasi
Sebelum dapat memahami konsep open source perlu dipahami terlebih dahulu
unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah produk teknologi informasi. Unsur-unsur
tersebut pada umumnya adalah:
1.Perangkat keras. Perangkat keras adalah bagian produk teknologi informasi
yang berwujud fisik, yang pada umumnya terdiri dari komponen-komponen
1 Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported License.
PT Bina Persada Konsultan 3/23
4. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
elektronik sebagai 'alat pikir'-nya dan komponen-komponen antar mukanya
(seperti misalnya keyboard, monitor, dll.).
2.Perangkat jaringan / komunikasi. Perangkat ini berfungsi untuk melakukan
komunikasi data dengan perangkat-perangkat lain. Media komunikasi dapat
berupa jaringan fisik berupa kabel maupun berupa jaringan nirkabel
(wireless) yang memanfaatkan berbagai jenis gelombang elektromagnetik.
3.Perangkat lunak. Perangkat lunak adalah sekumpulan instruksi yang disusun
menurut kaidah-kaidah tertentu (ini yang disebut dengan source code)
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa mesin yang dimengerti oleh
perangkat keras (disebut program), sehingga perangkat keras tersebut dapat
melakukan sesuatu yang kita inginkan. Sebagai contoh, jika kita ingin
melakukan pekerjaan pengetikkan suatu naskah menggunakan komputer,
maka kita memerlukan software yang berfungsi sebagai pengolah kata.
Tanpa adanya perangkat lunak tersebut, kita tidak bisa memanfaatkan
komputer untuk membantu pekerjaan kita, yaitu mengetik suatu naskah.
Perangkat lunak tidak memiliki wujud fisik, hanya berupa kumpulan data
yang tersimpan di dalam harddisk atau media penyimpan lain (CD, DVD,
flashdisk), oleh itu perangkat lunak tidak mungkin mengalami penurunan
kualitas seiring berjalannya waktu.
4.Dokumentasi. Dokumentasi mengenai sebuah produk teknologi informasi
PT Bina Persada Konsultan 4/23
5. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
berupa dokumentasi petunjuk dan prosedur penggunaan, tutorial, atau
referensi yang digunakan oleh pengguna teknologi.
Unsur paling utama adalah perangkat lunak karena di dalam perangkat lunaklah
terdapat pengetahuan untuk 'berfungsi' sebagaimana yang diharapkan dan
memberikan nilai pakai bagi penggunanya.
Pemrogram yang membuat perangkat lunak menuliskan instruksi-instruksinya
dalam sebuah bahasa yang dipahami baik oleh manusia maupun oleh komputer
(disebut bahasa pemrograman) ke dalam source code. Source code ini yang
kemudian diubah ke dalam bentuk kode mesin (program) yang hanya dapat
2
dipahami oleh komputer . Untuk mengoperasikan perangkat lunak source code
aslinya tidak diperlukan, hanya program hasil akhirnya ini yang diperlukan,
sehingga umumnya source code aslinya tidak disertakan sebagai bagian dari
produk yang diterima oleh pengguna.
Mengingat source code ini adalah bagian yang berisi pengetahuan dan inovasi
dari perancang aplikasi komputer, maka umumnya source code ini menjadi
komponen yang paling dirahasiakan dan berharga bagi produsen perangkat lunak.
3
Source code sama halnya seperti resep rahasia bagi seorang juru masak .
2 Sebenarnya karena kode mesin pun diciptakan manusia, maka manusia tentu dapat juga memahaminya.
Tetapi kode mesin tersebut tidak praktis untuk diurai kembali menjadi source code dan membutuhkan
usaha yang jauh lebih besar untuk melakukannya ketimbang upaya pembuatan aslinya.
3 Lebih istimewanya lagi source code mengandung informasi yang lengkap mengenai perangkat lunak
PT Bina Persada Konsultan 5/23
6. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
2.1 Definisi Free / Libre Software
Free Software Foundation yang didirikan oleh Richard M. Stallman mendefinisikan
empat buah kebebasan yang harus dimiliki oleh Free Software / Libre Software /
Perangkat Lunak Bebas. Definisi bebas ini dijabarkan ke dalam 4 jenis
kebebasan, yaitu:
•Kebebasan 0: Kebebasan menjalankan program untuk keperluan apapun.
•Kebebasan 1: Kebebasan untuk mengakses source code program sehingga
dapat mengetahui cara kerja program dan mengubahnya.
•Kebebasan 2: Kebebasan untuk mengedarkan program sehingga dapat
digunakan oleh sesama.
•Kebebasan 3: Kebebasan untuk meningkatkan kualitas program dan
mengedarkannya sehingga dapat dimanfaatkan oleh publik.
Perlu ditekankan di sini bahwa free di sini tidak berarti gratis, tetapi berarti bebas.
Kebebasan mengedarkan yang dimaksud termasuk kegiatan mengedarkan secara
komersial (menjual) dan mengedarkan secara gratis.
2.1 Definisi Open Source Software
Open Source Initiative mendefinisikan open source software dalam bentuk 10 butir
tersebut. Dalam berbagai bidang yang membutuhkan keterampilan khusus seperti memasak, bela diri,
atau pembuatan barang-barang kerajinan, keterampilan tersebut tidak dapat diekspresikan secara
lengkap dalam bentuk tulisan.
PT Bina Persada Konsultan 6/23
7. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
kriteria. Secara prinsip definisi ini sama dengan definisi Free Software diatas,
dengan menambahkan secara eksplisit bahwa hak-hak tersebut tidak boleh
menambahkan persyaratan yang mendiskriminasikan penggunaannya
berdasarkan apa pun.
Jadi secara ringkas, perangkat lunak open source adalah perangkat lunak yang
diedarkan dengan memberi hak bagi penerimanya untuk menggunakan,
mempelajari, memodifikasi, dan mengedarkan ulang perangkat lunak tersebut.
Secara lebih formal (walau dalam bahasa yang lebih sulit dipahami), definisi OSI
adalah perangkat lunak yang didistribusikan dengan lisensi yang memenuhi
4
kriteria :
1.Pendistribusian ulang secara bebas. Lisensi tidak boleh membatasi pihak
mana pun untuk menjual atau memberi secara gratis perangkat lunak
sebagai sebuah komponen dari distribusi perangkat lunak agregat yang
mengandung program-program dari berbagai sumber yang berbeda. Lisensi
tidak boleh mensyaratkan pembayaran royalti ataupun biaya lain untuk
penjualan semacam itu.
2.Source code. Program harus menyertakan source code, dan harus
mengizinkan distribusi dalam bentuk source selain dalam bentuk
terkompilasi. Dalam hal terdapat bentuk produk yang tidak menyertakan
4 Versi resmi terdapat di http://opensource.org/docs/osd
PT Bina Persada Konsultan 7/23
8. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
source code, maka haruslah terdapat cara yang terpublikasi untuk
memperoleh source code dengan harga yang tidak lebih dari biaya
reproduksi, atau lebih baik lagi dengan mengunduh dari internet tanpa biaya.
Source code haruslah dalam bentuk yang memudahkan pemrogram untuk
mengubah program. Mengaburkan source code secara sengaja atau bentuk
antara seperti misalnya keluaran preprosesor atau translator tidaklah
diperbolehkan.
3.Hasil karya turunan. Lisensi harus memperbolehkan modifikasi dan hasil karya
turunan, dan memperbolehkan untuk diedarkan dalam persyaratan yang
sama dengan lisensi semula.
4.Integritas Source Code Asli. Lisensi diperbolehkan untuk membatasi
pengedaran source code dalam bentuk termodifikasi hanya jika lisensi
tersebut mengizinkan distribusi “berkas perbaikan” bersama dengan source
code dengan tujuan memodifikasi source code pada saat kompilasi program.
Lisensi harus secara eksplisit mengizinkan distribusi program yang
dihasilkan dari source code termodifikasi. Lisensi dapat mengharuskan
program hasil distribusi untuk menggunakan nama atau versi yang berbeda
dari perangkat lunak aslinya.
5.Tidak ada diskriminasi terhadap orang atau kelompok. Lisensi tidak boleh
melakukan diskriminasi terhadap orang atau kelompok.
6.Tidak ada diskriminasi bidang usaha. Lisensi tidak boleh membatasi pengguna
PT Bina Persada Konsultan 8/23
9. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
untuk menggunakannya dalam bidang-bidang tertentu. Sebagai contoh,
lisensi tidak boleh membatasi sebuah program untuk digunakan dalam
lingkungan usaha atau digunakan dalam riset genetika.
7.Distribusi Lisensi. Hak-hak yang terkait dengan program harus berlaku bagi
semua pihak yang menerima distribusi ulang tanpa membutuhkan lisensi
khusus dari pihak-pihak tersebut.
8.Lisensi tidak boleh bersifat spesifik pada sebuah produk. Hak-hak yang terkait
tidak boleh bergantung pada distribusi perangkat lunak tertentu sebagai
induknya. Bila program tersebut dikeluarkan dari distribusi aslinya dan
digunakan atau didistribusikan sesuai dengan lisensi program, maka semua
pihak yang menerima program harus memiliki hak yang sama sebagaimana
yang diberikan dalam distribusi perangkat lunak aslinya.
9.Lisensi tidak boleh membatasi perangkat lunak lain. Lisensi tidak boleh
membatasi perangkat lunak lain yang didistribusikan bersama dengan
perangkat lunak yang dilisensikan. Sebagai contoh, sebuah lisensi tidak
boleh membatasi program-program lain yang dipaketkan bersama harus
open source.
10.Lisensi harus netral terhadap teknologi. Lisensi tidak boleh membatasi
berdasarkan teknologi tertentu atau jenis antar muka.
PT Bina Persada Konsultan 9/23
10. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
1 LATAR BELAKANG GERAKAN OPEN SOURCE
1.1 Sebelum Adanya Perangkat Lunak
Kegiatan berbagi informasi sebenarnya adalah bagian yang vital dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selama ini. Penemuan teori-teori
baru dan inovasi dilakukan berdasarkan hasil pekerjaan orang-orang lain yang
sudah terlebih dahulu melakukan percobaan-percobaannya, sebagaimana
diungkapkan dalam kutipan Sir Isaac Newton yang terkenal: “Jika saya dapat
melihat lebih jauh itu hanya karena saya berdiri di pundak para raksasa.”
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami lompatan intensitas di
5
abad ke-15 tidak terlepas dari ditemukannya mesin cetak Gutenberg , yang
memungkinkan penyebaran informasi dengan cara yang lebih cepat, lebih murah,
dan dalam jumlah yang lebih banyak ke seluruh penjuru dunia.
Hal ini tentu masih terjadi sampai saat ini di dalam dunia akademik di mana
penemuan-penemuan dan hasil riset dipublikasikan di dalam makalah-makalah,
diterbitkan dalam jurnal-jurnal, dan didiskusikan di dalam seminar-seminar ilmiah.
Di sini lain, juga untuk semakin mendorong terjadinya inovasi teknologi, hukum-
hukum kekayaan intelektual diberlakukan untuk memberikan insentif ekonomi bagi
para inovator. Perlu diperhatikan di sini bahwa perangkat utama hukum kekayaan
intelektual ini pada mula-mulanya, yaitu hak paten, tidak didasarkan pada
5 Penemuan mesin cetak dinobatkan sebagai penemuan terpenting di milenia ke-2 oleh Time-Life
PT Bina Persada Konsultan 10/23
11. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
kerahasiaan sebuah penemuan, sehingga proses inovasinya sendiri tidak
terhambat oleh karenanya.
Dalam prakteknya, adanya hak atas kekayaan intelektual ini juga tidak
menghentikan adanya kerja sama antar perusahaan yang bergerak dalam bidang
yang sama dalam melakukan inovasi. Sebagai contoh dalam paruh pertama abad
ke-20 asosiasi industri kendaraan bermotor Amerika Serikat membuat
kesepakatan kerja sama di mana mereka dapat saling menggunakan inovasi yang
dipatenkan oleh anggota lainnya tanpa adanya pembayaran dalam bentuk
apapun.
1.2 Richard Stallman dan Proyek GNU
Untuk produk-produk yang memiliki wujud fisik, umumnya proses melakukan
pembajakan / peniruan tidak dapat dilakukan dengan mudah. Peniruan haruslah
dapat melakukan duplikasi produk dengan metode yang lebih ekonomis dan
dengan kualitas yang sama. Umumnya barang tiruan saat ini memiliki kualitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan aslinya.
Namun kemajuan teknologi digital saat ini telah melahirkan sejumlah produk-
produk yang bersifat non-fisik karena tersimpan secara digital dan mudah
dilakukan pengkopian dengan kualitas yang sama dengan aslinya. Yang termasuk
ke dalam produk-produk jenis ini misalnya adalah hasil karya musik, film, dan
perangkat lunak. Untuk melindungi jenis hasil karya semacam ini digunakanlah
PT Bina Persada Konsultan 11/23
12. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
hukum hak cipta.
Di saat-saat awal perkembangan teknologi komputer, perangkat lunak umumnya
masih diedarkan secara bebas di antara kalangan ilmuwan pengembang. Baru
ketika memasuki tahun 1970-an ketika penemuan mikro komputer menyebabkan
penggunaan komputer semakin meluas di dalam dunia usaha, perangkat lunak
mulai menjadi sebuah produk yang dianggap terpisah dari perangkat kerasnya
dan mulai diperdagangkan secara komersial.
Sekitar tahun 1980 Xerox Corporation menyumbangkan printer model terbarunya
untuk digunakan di MIT, dan salah satunya digunakan di Laboratorium
Kecerdasan Buatan. Printer model terbaru pada saat itu sanggup mencetak
dengan jauh lebih cepat dibanding dengan printer-printer sebelumnya.
Sayangnya, sama seperti printer-printer lain, kadang kala printer tersebut
mengalami kemacetan kertas. Sayangnya, karena pengguna printer umumnya
mengakses printer tersebut secara jaringan, mereka umumnya tidak mengetahui
adanya masalah pada printer sampai ketika mereka mengecek ke lokasi printer
tersebut.
Di dalam Laboratorium tersebut bekerjalah Richard M. Stallman, yang sebelumnya
sudah pernah mengatasi permasalahan tersebut di printer yang lama dengan
menambahkan program yang dapat memberitahukan pada pengguna apabila ada
masalah dengan printernya. Namun kali ini Stallman mendapati bahwa kali ini
PT Bina Persada Konsultan 12/23
13. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
permasalahan tersebut tidak dapat diatasinya dengan cara yang sama karena
Xerox tidak menyertakan source code dari perangkat lunak yang mengoperasikan
printernya.
Dalam sebuah kesempatan Stallman bahkan sempat mengunjungi pemrogram
perangkat lunak tersebut yang saat itu sudah keluar dari Xerox dan bekerja di
Universitas Carnegie-Mellon. Pemrogram tersebut menolak memberikan source
code printer tersebut pada Stallman karena terikat dengan kontrak Xerox. Bahwa
ada seorang akademisi yang menolak untuk membagi informasi dengan
6
akademisi lain adalah hal yang amat mengejutkan bagi Stallman . Walaupun
Stallman memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut, dia tidak dapat
melakukannya.
Dengan kisah tersebut sebagai pemicu pemikiran Stallman, tahun 1983 dia
memulai Proyek GNU yang bertujuan untuk membangun perangkat-perangkat
lunak yang bersifat bebas, mulai dari sistem operasi sampai aplikasi-aplikasi yang
digunakan sehari-hari.
Dalam perkembangannya sampai saat ini sudah ratusan proyek software besar
yang bernaung di dalam Proyek GNU, dan kombinasinya dengan kernel Linux
yang mulai dibuat oleh Linus Torvalds tahun 1991 menghasilkan kumpulan ribuan
perangkat lunak siap pakai yang umum terdapat pada distro-distro Linux.
6 Kisah lengkap di Sam Williams, Free as in Freedom: Richard Stallman's Crusade for Free Software, O'Reilly
2002
PT Bina Persada Konsultan 13/23
14. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
1.3 Open Source Initiative
Walaupun konsep Free Software yang dipopulerkan oleh Stallman menarik
banyak pengikut di kalangan pemrogram, sikap politik Stallman membuatnya
ditakuti di kalangan dunia usaha. Oleh karena itu sekitar tahun 1997-98
sekelompok tokoh yang a.l. Eric Raymond dan Bruce Perens merumuskan sebuah
istilah baru, yaitu 'open source' dan memulai aktivitas 'kampanye' yang membuat
konsep ini dapat lebih diterima di dalam dunia usaha. Mereka meresmikan sebuah
organisasi non-profit dengan nama Open Source Initiative yang bertujuan untuk
mempromosikan perangkat lunak open source.
Dengan kata lain, pada dasarnya baik istilah Free Software maupun Open Source
Software merujuk pada hal yang sama, namun berbeda dalam penekanannya.
Sebagai sebuah 'brand' istilah Open Source ternyata memang lebih populer di
berbagai kalangan.
2 ASPEK HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
2.1 Konsep Hak Cipta dan Lisensi Perangkat Lunak
Pemahaman mengenai konsep open source haruslah didasarkan pada
pemahaman pada konsep hak cipta itu sendiri. Menurut UU no 19 tahun 2002
tentang Hak Cipta, hak cipta adalah “hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin
PT Bina Persada Konsultan 14/23
15. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. ” Pengertian “mengumumkan” dalam konteks
ini diperjelas untuk meliputi “pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran” .
Dalam hal ini jelas bahwa hak cipta berkenaan dengan hak pemegangnya untuk
mengatur dan menetapkan persyaratan bagi pemindahtanganan sebuah hasil
karya. Hak tersebut adalah hak yang ekslusif, yang artinya hanya Pencipta (atau
orang yang diberi wewenang oleh Pencipta) saja yang boleh menetapkan syarat-
syarat pemindahtanganan tersebut (lisensi).
Sebagai contoh, bila kita membeli sebuah DVD Film maka hasil karya film tersebut
dapat kita peroleh, namun dengan izin hanya untuk ditonton secara pribadi / non-
komersial. Kita tidak diberi hak untuk memperbanyak dan menjual ulang ke orang
lain. Atau memutar film tersebut dalam bioskop milik kita (untuk itu diperlu izin
khusus dengan harga yang berbeda).
Seperti dapat kita lihat bahwa jenis persyaratan itu bisa lebih dari satu macam
bergantung dari keperluannya dan umumnya berbeda-beda pula harganya.
Untuk perangkat lunak, bila kita membeli Microsoft Windows 7 Edisi Home Basic
7
seharga US $125 (retail) maka kita diberi hak untuk menggunakannya di 1
7 Sumber: http://www.bhinneka.com 19 November 2009. Edisi Windows termahal adalah Microsoft Windows
Server Enterprise 2008 senilai $4062, tetapi ini tetap dibatasi hanya untuk diinstal di 1 buah server dengan
PT Bina Persada Konsultan 15/23
16. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
komputer saja. Bila kita memiliki 2 buah PC, maka kita memerlukan 2 buah lisensi
untuk itu.
Dengan pemahaman ini, dapat kita lihat bahwa konsep open source tidak
bertentangan dengan hukum hak cipta, malah sebaliknya konsep open source
bergantung pada hak cipta. Dalam sebuah paket aplikasi open source,
Penciptanya memberikan lebih banyak hak pada “pembeli”-nya, yaitu bukan
hanya sekedar menggunakan dalam 1 PC, tetapi boleh juga untuk beberapa PC,
bahkan boleh juga kita sebagai pembeli memperbanyak dan membagi-bagikannya
pada teman-teman kita.
Model lisensi yang memberikan lebih sedikit hak pada penggunanya disebut
model proprietary (sebagai lawan kata bagi open source). Dalam model open
source satu-satunya hak yang tetap dipegang secara eksklusif oleh sang
Penciptanya adalah penyebutan nama dirinya sebagai pemegang hak cipta.
Di dalam konteks hak cipta tidak ada model lisensi yang lebih baik dari yang lain.
Semua model itu adalah hak Penciptanya dalam menetapkannya. Baik open
source maupun proprietary memiliki konteks masing-masing di mana mereka
dapat lebih baik dibanding dengan yang lainnya.
Namun dari sisi kita sebagai pengguna, tentunya memiliki lebih banyak hak lebih
baik daripada memiliki sedikit hak, bukan? Tentunya bukan sekedar hak yang
client maksimum 25 PC.
PT Bina Persada Konsultan 16/23
17. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
menjadi bahan pertimbangan, tetapi juga nilai fungsionalitas dan biaya juga harus
menjadi faktor pertimbangan.
2.2 Masalah Penegakan Hukum Hak Cipta di Indonesia
Berdasarkan hasil studi International Data Corporation (IDC), tingkat pembajakan
di Indonesia mencapai 85% pada 2008. Dan masih berdasarkan hasil studi IDC,
pada tahun 2005 Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara pembajak
di dunia, walaupun di tahun 2009 turun menjadi peringkat ke 12 dari 110 negara,
tetap saja hal ini memberikan citra yang buruk bagi bangsa Indonesia di mata
dunia internasional.
Tingkat Pembajakan di Indonesia
100%
90% 87% 87%
84% 85%
80%
Prosentase
70%
60%
50%
2005 2006 2007 2008
Tahun
Tingginya tingkat pembajakan ini menjadikan Indonesia diusulkan oleh
International Intellectual Property Alliance (IIPA) kepada United State Trade of
Representative (USTR) masuk kembali dalam daftar negara prioritas untuk
diawasi (priority watch list).
Sebagai bagian dari masyarakat global, usulan ini memberikan pengaruh negatif
PT Bina Persada Konsultan 17/23
18. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
kepada pembangunan ekonomi bangsa secara keseluruhan karena negara-
negara yang termasuk dalam daftar ini akan kehilangan fasilitas generalized system
of preference (GSP), yaitu fasilitas khusus untuk negara berkembang berupa
8
pembebasan tarif dalam pelaksanaan ekspor .
Selain itu, pembajakan perangkat lunak di Indonesia menyebabkan pula industri-
industri lokal yang bergantung pada hak cipta menjadi sulit untuk berkembang.
Karena dengan adanya pembajakan perangkat lunak ini, maka pangsa pasar bagi
industri lokal di negeri sendiri akan menjadi semakin sempit. Menurut studi IDC
yang sama, industri perangkat lunak Indonesia merugi alias kehilangan potensi
pendapatan hingga 544 juta dolar AS sepanjang tahun 2008 akibat pembajakan.
Angka tersebut naik 32% dari tahun sebelumnya dan menunjukkan
kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sebagai perbandingan, Rusia dan Cina telah berhasil menekan angka
pembajakan (14 dan 10 poin) dalam 5 tahun terakhir ini dan sebagai akibatnya di
kedua negara tersebut tingkat kerugian potensi pendapatan tidak terlalu besar dari
tahun ke tahun (2% dan 0,1%). Selain itu kedua negara tersebut memperlihatkan
terjadinya pembukaan lapangan kerja baru di bidang TI yang disebabkan karena
9
menurunnya tingkat pembajakan .
8 M. Akbar Pahla KS, Stop Penggunaan Perangkat Lunak Bajakan!, 2009
9 Sixth Annual BSA-IDC Global Software Piracy Study 2008. Angka tingkat kerugian tersebut adalah angka
potensial yang diturunkan dari berbagai indikator lain. Amerika Serikat sebagai negara produsen TIK
PT Bina Persada Konsultan 18/23
19. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Berhubung saat ini Indonesia masih banyak bergantung pada produsen luar
negeri, maka penegakan hukum hak cipta tampaknya membutuhkan biaya devisa
yang cukup besar nilainya. Namun saat ini kita juga belum dapat melepas
ketergantungan tersebut karena industri perangkat lokal Indonesia belum cukup
mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dan industri lokal Indonesia tidak
dapat bertumbuh karena tingginya tingkat pelanggaran hak cipta. Bagaimana
solusi untuk keluar dari lingkaran setan ini?
3 MODEL USAHA PERANGKAT LUNAK OPEN SOURCE
3.1 Harga Lisensi Open Source
Sebagaimana telah dijelaskan, konsep open source adalah didasarkan pada
kebebasan, dan bukan pada harga. Perangkat lunak open source dapat saja dijual
dengan harga tertentu. Namun memang hal ini tidak dapat dilakukan dengan
praktis, khususnya untuk produk perangkat lunak yang bersifat retail.
Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan produsen (A) menghasilkan produk
open source yang dijual kepada pihak lain (B) dengan harga Rp. 1.000.000,-.
Namun begitu produk itu dijual, maka pihak lain (B) tersebut berhak pula untuk
memperbanyak dan menjualnya, misalnya dengan harga Rp. 900.000,-. Tentu
dalam hal ini calon pembeli lain (C) akan lebih memilih untuk membelinya dari B,
dan bukan dari A. Maka dalam hal ini A kemungkinan hanya berhasil menjual
terbesar di dunia mengalami kerugian terbesar sebesar US$ 9143.
PT Bina Persada Konsultan 19/23
20. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
produknya 1 kali. Bahkan boleh saja B tidak menjualnya, melainkan membagi-
baginya secara gratis di internet. Dalam hal ini nilai pasar produk tersebut
otomatis menjadi nol, dan tidak akan ada pembeli yang mau membelinya dari
perusahaan produsen semula (A) bila tidak ada nilai tambah yang sanggup
diberikan A selain dari lisensi perangkat lunaknya.
Fakta di atas menjelaskan mengapa lisensi produk open source umumnya dapat
diperoleh dengan gratis, dan dapat menjadi petunjuk bagi terbentuknya model
usaha berbasis open source.
3.2 Konsep Model Usaha Open Source
Saat ini hampir semua perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia memiliki
10
produk-produk yang dirilis secara open source . Sebagian perusahaan tersebut
tidak mengambil keuntungan langsung dari produk-produk open source yang
mereka hasilkan, namun ada juga perusahaan-perusahaan yang membangun
usahanya dengan produk open source sebagai intinya yang menggantungkan
keuntungan perusahaan pada produk tersebut sepenuhnya.
Seperti telah disebutkan umumnya perusahaan-perusahaan tersebut juga
menyediakan nilai tambah lain selain lisensi perangkat lunak, seperti misalnya
pelayanan pelatihan dan dukungan pengguna. Penggunaan lisensi ganda
10 Termasuk Microsoft, yang juga mengelola http://www.codeplex.com, salah satu portal perangkat lunak
open source yang terbesar.
PT Bina Persada Konsultan 20/23
21. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
menawarkan perangkat lunak dengan lisensi open source, tetapi dapat juga
memilih lisensi proprietary, terutama bila pembeli bermaksud memanfaatkan
aplikasi tersebut untuk menjadi bagian dari produk proprietary. Ada juga
perusahaan yang menyediakan perangkat lunak open source secara gratis,
namun menjual pula modul-modul tambahan atau edisi lain secara komersial.
Situasi keuangan lain memungkinkan adanya kerja sama dengan perusahaan lain.
Dapat juga perangkat lunak dikaitkan dengan penyewaan akun online dan akses
pada server atau layanan tertentu yang dilakukan secara online.
Pemerintahan, perusahaan atau organisasi lain dapat mengembangkan modifikasi
perangkat lunak dengan menggunakan jasa kontraktor, untuk kemudian
mempublikasinya secara open source.
3.3 Perkembangan Gerakan Open Source di Indonesia
Semenjak gerakan open source mulai digulirkan, sudah ada beberapa orang di
Indonesia yang mulai terlibat, apalagi setelah koneksi internet mulai tersedia.
Pada awalnya memang gerakan ini lebih banyak diadopsi dalam lingkungan
akademik, sebelum akhirnya menyebar ke segmen masyarakat yang lain juga,
termasuk pemerintah dan dan dunia usaha. Keterlibatan orang-orang Indonesia
cukup beragam, mulai dari sekedar menggunakan perangkat lunak open source,
terlibat dalam berkontribusi pada proyek open source luar negeri, memulai proyek
open source sendiri, dan terlibat aktif dalam membangun komunitas.
PT Bina Persada Konsultan 21/23
22. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Beberapa distro Linux sudah dihasilkan di Indonesia, di antaranya yang masih
aktif adalah IGOS Nusantara dan Nusantara yang berdasarkan Fedora dan
BlankOn yang berdasarkan Ubuntu. Distro Linux adalah kumpulan perangkat
lunak open source yang lengkap, mulai dari sistem operasi sampai aplikasi-
aplikasi yang biasa digunakan, bahkan aplikasi-aplikasi yang jarang digunakan.
Distro Indonesia umumnya mengadopsi distro lain dari luar negeri yang sudah
lebih mapan, namun komunitas Indonesia mempaketkan ulang dengan memberi
nuansa dan bahasa Indonesia.
Indonesia, Go Open Source! disingkat IGOS adalah sebuah semangat gerakan
untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan perangkat lunak open
source di Indonesia. IGOS dideklarasikan pada tahun 2004 oleh 5 kementerian
yaitu Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Departemen Komunikasi dan
Informatika, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Departemen Pendidikan Nasional.
Gerakan ini melibatkan seluruh stakeholder TI (akademisi, sektor bisnis, instansi
pemerintah dan masyarakat) yang dimulai dengan program untuk menggunakan
perangkat lunak sumber terbuka di lingkungan instansi pemerintah. Diharapkan
dengan langkah ini dapat diikuti oleh semua lapisan masyarakat untuk
menggunakan perangkat lunak legal.
Semangat gerakan ini memiliki sasaran sebagai berikut:
PT Bina Persada Konsultan 22/23
23. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
• Memberikan lebih banyak alternatif perangkat lunak yang dapat digunakan
oleh masyarakat secara legal dan terjangkau, sehingga jumlah pengguna
komputer meningkat.
• Peningkatan kemampuan riset dan pengembangan teknologi informasi
nasional bidang perangkat lunak.
• Menciptakan kompetisi pengembangan teknologi informasi untuk dapat
bersaing di percaturan global.
PT Bina Persada Konsultan 23/23