SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR AKHLAK Melalui Model Teams
                Games Tournament (TGT) Kelas VIII E
                 SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik

                                   Syafa’atus Saniyah
                            SMP Negeri 2 Wringin Anom, Gresik

        Abstrak :Pendidikan Agama Islam adalah upaya membimbing dan
        mengarahkan Peserta Didik untuk menjadi manusia yang mampu memelihara
        hubungan baik kepada allah SWT, sesama manusia, dirinya sendiri dan
        lingkungannya. Pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa kepada
        tuhan yang maha Esa serta berakhlak mulia termasuk dalam tujuan
        pendidikan agama islam. Untuk membentuk akhlak yang diinginkan dalam
        pembelajaran pendidikan agama islam maka salah satu tawaran peneliti
        dalam pembelajaran akhlak itu menggunakan Model Teams Games
        Tournament (TGT). Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang
        dianggap peneliti dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga
        menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah model Teams Games
        Tournament (TGT). Karena pada model ini siswa menempati posisi sangat
        dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap
        kelompok diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang
        sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat
        ditunjuk     untuk      mempresentasikan         jawabannya,       mereka     dapat
        menyumbangkan skor bagi kelompoknya. Penelitian dilakukan terhadap
        peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik pada semester
        1. Penelitiaan ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan,
        tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk
        mengevaluasi adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil
        penelitian mengalami peningkatan pemahaman belajar akhlak tentang
        menghindari perilaku tercela.
        Kata kunci: Pemahaman Belajar, akhlak, Teams Games Tournament.

PENDAHULUAN
   Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2004: 4). Dalam Undang-
undang No.23 Tahun 2003 Pasal 3, dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2004: 7). Oleh karena itu, peningkatan mutu
pendidikan dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan
berbagai sarana dan prasarana pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi
pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (Anonim,
2005: 15).
   Pendidikan sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Rendahnya kualitas pendidikan
yang dihadapi bangsa terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan
bahwa selama ini pembelajaran disekolah berorientasi pada target penguasaan materi terbukti
dengan keberhasilan siswa dalam kompetensi mengingat jangka pendek pada materi pelajaran.
Begitupula pada cara pengajaran guru, guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar
dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak
positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu
indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar-
mengajar. Dari prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi
pelajaran. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam sekarang terasa sangat kaku dalam
sistem pembelajarannya, dikarenakan dalam pembelajaran seorang guru agama kurang
menerapkan tujuan dalam kegiatan pembelajaran disekolah dan mereka hanya menerangkan
dengan sistem ceramah yang membuat peserta didik merasa malas dalam mengikuti pelajaran
agama islam.
    Keberhasilan mengajar menurut Purwanto dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar dirinya
seperti lingkungan alam, sosial, keadaan bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas serta
administrasi dan faktor yang ada pada dirinya sendiri, seperti kondisi fisik, panca indera, bakat,
minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif, motivasi yang dimaksud adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu(Purwanto, 1988;112), motivasi
juga menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan tersebut,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai(Abu Ahmadi, 1997;109).
Pendapat di atas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi intensitas kegiatan belajar seseorang yang pada gilirannya akan mempengaruhi
tingkat pemahaman belajar yang dicapai oleh orang tersebut. Motivasi merupakan faktor yang
penting dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa agar tujuan belajar yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik.
   Pada waktu penelitian di kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, praktikan dan
melakukan pengajaran akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. terdapat persoalan yang berkaitan dengan keaktifan
pemahaman dalam materi tersebut dan mereka merasa kesulitan dalam melafalkan dalil-dalil
ytang berkaitan dengan materi tersebut, hal ini disebabkan karena banyaknya siswa, yang kurang
mampu dalam memahami materi pendidikan agama islam, sehingga siswa tidak terlalu
memperhatikan penjelasan dari seorang guru akibatnya pada materi akhlak yaitu menghindari
perilaku tercela dengan materi ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. tingkat
pemahaman belajar siswa tidak sesuai dengan SKBM yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah.
   Sehubungan dengan latar belakang yang sudah disebutkan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model teams games tournaments dapat
meningkatkan pemahaman bagi peserta didik? Dan apakah dengan diterapkannya model teams
games tournaments dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik bagi peserta didik?
   Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik
pada standar kompetensi akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
   Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana motivasi dan hasil belajar peserta
didik meningkat setalah diterapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe teams games
tournaments.
   Manfaat dari penelitian ini adalah membiasakan peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2
Wringin Anom Gresik untuk tidak berperilaku tercela, membiasakan peserta didik kelas VIII E
SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik untuk berperilaku terpuji pada orang lain, memberikan
variasi baru model pemeblajaran PAI dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik, menginovasikan teori-teori baru yang bisa diterapkan dalam pembelajaran
sekaligus menerapkannya dengan tujuan memperbaiki pembelajaran agama islam dan
meningkatkan profesionalitas guru agama yang lain.
KERANGKA KONSEPTUAL
Pemahaman
   Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterimanya(Sadiman, 1946; 109). Sedangkan Menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti
dengan benar(Chaniago, 2002; 427–428). Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman
(comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga
(estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan
contoh,   menuliskan    kembali,   dan   memperkirakan(Arikunto,      2009;   118–137).Dengan
pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
di antara fakta – fakta atau konsep. Pembelajaran yang telah dilaksanakan lebih mengaktifkan
siswa untuk telibat selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa
lebih akrab sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik.
   Terkait dengan pandangan di atas, saat ini, guru dituntut untuk melakukan inovasi terbaru.
Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu
mempelajari metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari konsep B yang
mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa
memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari
matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang
lalu(Mujiyanto, 2007; 3).
   Faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model pembelajaran).
Benyamin Bloom mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu
kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran
adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkait dengan model pembelajaran
yang digunakan.(Syarifuddin, 2007; 3). Kognitif menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah
kepada kemampuan – kemampuan intelektual, kemampuan berpikir maupun kecerdasan yang
akan dicapai. Domain kognitif oleh Benyamin Bloom di bagi menjadi atas 6 kategori yang
cenderung hierarkis.(Uno, 2009; 138) Keenam kategori itu adalah 1). Ingatan, 2). Pemahaman,
3). Aplikasi, 4) Analisis, 5). Sintesis dan 6). Evaluasi. Keenam kategori itu hingga kini masih
digunakan sebagai rujukan utama dalam pembuatan rancangan pembelajaran matematika
termasuk pembuatan alat ukur berupa tes(Nasution, 1995; 49)
Kooperatif Learning


METODOLOGI PENELITIAN
   Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dikelas dengan penerapan suatu
pendekatan pembelajaran. Penelitian ini akan berakhir apabila ketuntasan siswa secara klasikal
mencapai 80% atau lebih. Jadi peneliti dalam melaksanakan penelitian tidak tergantung pada
jumlah siklus yang harus dilalui. Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIII E SMP Negeri 2
Wringin Anom Gresik, Objek penelitian tindakan kelas ini, 35 peserta didik terdri dari (putra 20
dan putri 15) kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, penelitian dilaksanakan selama
tiga bulan, november-desember 2011 dengan standar kompetensi akhlak tentang menghinhadi
perilaku tercela. Sedangkan teknik atau alat yang digunakan untuk memantau dan evaluasi
adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes.
Desain Penelitian
   Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini
menggunkan model dari Kemmis dan Taggart ( Hamim dkk. 2009; 69), yaitu Setiap siklus atau
putaran harus meliputi empat komponen yaitu(1) planning (rencana), (2) action (tindakan), (3)
observation (pengamatan), dan (4) reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada
siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral
dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar : Alur Penelitian Tindakan Kelas
   Penjelasan alur di atas adalah (1) perencanaa awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran; (2) kegiatan dan pengamatan, meliputi
tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran team game tournament;
(3) refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
yang   dilakukan   berdasarkan   lembar   pengamatan    yang    diisi   oleh   pengamat;   (4)
rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran,
yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing
putaran.
Teknik dan alat pengumpulan data
   Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode observasi dan tes. Metode
observasi ini digunakan pada saat proses belajar mengajar belangsung. Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara langsung
terhadap indikator yang tempak pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas VIII E SMP Negeri
2 Wringin Anom Gresik, Sedangkan metode tes digunakan setelah siswa menerima materi
pembelajaran. Sedangkan tes dalam hal ini berfungsi sebagai alat mengukur (evaluasi), dengan
cara yang sudah ditentukan (Arikunto, 2001;53).
Teknik pengumpulan data
a. Metode Observasi
   Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan model
   pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengetahui 35 aktivitas siswa dalam pembelajaran
   tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa
   yang telah dipersiapkan.
b. Dokumentasi
   Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, foto
   kegiatan pembelajaran, dan rekaman. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang
   diperoleh dari observasi.
c. Angket
   Angket dibagikan kepada semua siswa dikelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik
   setiap siklus berakhir. Data dari angket ini untuk memperkuat data yang telah diperoleh
   berdasarkan lembar observasi.
d. Catatan Lapangan
   Sumber informasi yang penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang dibuat
   oleh peneliti. Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas,
   hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan kegiatan penelitian
   semuanya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini. Fungsi catatan lapangan adalah
   untuk melakukan cross check dengan data-data yang telah didapatkan.
Teknik analisis data
    Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus tindakan. Hal ini
bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya:
1. Analisis Data Hasil Observasi
   Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
   a. Berdasar pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor keseluruhan untuk
       kelas IX C sesuai masing-masing observer
   b. Skor keseluruhan untuk setiap observer dikomulatifkan kemudian dicari rataratanya.
   c. Skor rata-rata tersebut dipersentase dan dikualifikasi dengan menggunakan kriteria
       sebagai berikut:
            Tabel 9. Kualifikasi Persentase Skor Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa
                          Rentang Skor                        Kualifikasi
                          80,01% - 100%                   Sangat Tinggi
                          60,01% - 80%                        Tinggi
                          40,01 % - 60%                       Sedang
                          21,01% – 40%                       Rendah
                             0 – 20%                      Sangat Rendah


2. Analisis Data Hasil Angket
   Data hasil angket aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
   a. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor tiap-tiap butir
       pernyataan untuk masing-masing siswa.
   b. Skor masing-masing siswa dikomulatifkan dan dicari rata-ratanya.
   c. Hasil rata-rata dipersentase dan dikualifikasikan untuk membuat kesimpulan.
Kriteria keberhasilan tindakan
   Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data dari
siklus I dan siklus II dibandingkan. Analisis data tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe
team game rournament (TGT) dapat dilakukan dengan membandingkan skor ketercapaian siklus
I dan siklus II. Setelah diperoleh data serta sajiannya, dilakukan penilaian keberhasilan tindakan.
Penilaian keberhasilan tindakan ditentukan sesuai dengan data yang terkumpul. Dalam penelitian
ini, menentukan keberhasilan tindakan digunakan metode sebagai berikut:
1. Data penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) dalam
   pembelajaran secara deskriptif. Pengukuran ini berpedoman pada daftar cek (√) pada setiap
aspek yang muncul selama proses pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi
   kegiatan guru dalam pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu hasil pengamatan siklus I
   dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus II. Sehingga bisa 35 siswa diketahui
   apakah terjadi peningkatan kegiatan pembelajaran antara siklus I dan siklus II. Penilaian
   terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) disesuaikan
   dengan kriteria keberhasilan tindakan, seperti yang terlihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
                            Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Tindakan
                        No    Rentangan Skor Huruf           Klasifikasi
                        1             80-100                Baik sekali
                        2              66-79                    Baik
                        3              56-65                cukup baik
                        4              40-55               Kurang baik
                        5              30-39                   gagal


2. Data hasil belajar
   Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah kognitif dan afektif.
   Setiap ranah mempunyai pedoman penilaian berbeda. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar
   siswa pada ranah kognitif berpedoman pada hasil tes yang berupa tes tulis dalam bentuk
   obyektif pilihan ganda, untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah afektif
   berpedoman pada hasil lembar observasi kegiatan siswa.
HASIL PENELITIAN
Siklus 1


Daftar Pustaka

Arif Sukadi Sadiman. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I; Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa, 1946) h.109

Amran YS Chaniago. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Cet. V; Bandung: Pustaka Setia,
2002).h. 427 – 428

Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). (Cet.IX; Jakarta: Bumi
Aksara,2009) h. 118 – 137
Mujiyanto. Penggunaan Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah.
(diakses dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007) h. 3

Syarifuddin.       Pembelajaran      Matematika      Sekolah.   (diakses     dari    internet:
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html,2007) h. 3

Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran. (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009)       h. 138

Nasution. Asas – asas Kurikulum. (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h. 49

More Related Content

What's hot

Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamShinta Ari Herdiana
 
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajarBab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajarAsyikin4996
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas TinggiHeru Supanji
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbabdul roup
 
Tugasan hbml (repaired)
Tugasan hbml (repaired)Tugasan hbml (repaired)
Tugasan hbml (repaired)Cyn Deb
 
Pengurusan Murid (Kumpulan 1)
Pengurusan Murid (Kumpulan 1)Pengurusan Murid (Kumpulan 1)
Pengurusan Murid (Kumpulan 1)FernyelizaStephen
 
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainProposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainSoga Biliyan Jaya
 
Bab3 pengurusan dan pembelajaran
Bab3 pengurusan dan pembelajaranBab3 pengurusan dan pembelajaran
Bab3 pengurusan dan pembelajaranzuraidanasri
 
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswaPeran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswaSuyandi Sinaga
 
Laporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moralLaporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moralPuvaneswari Punis
 

What's hot (19)

Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
 
Bahan prasekolah(1)
Bahan prasekolah(1)Bahan prasekolah(1)
Bahan prasekolah(1)
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
 
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajarBab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
 
Artikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelasArtikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelas
 
Eem 522 kaedah startegi mengajar moral
Eem 522 kaedah startegi mengajar moralEem 522 kaedah startegi mengajar moral
Eem 522 kaedah startegi mengajar moral
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
38 332-1-pb (1)
38 332-1-pb (1)38 332-1-pb (1)
38 332-1-pb (1)
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
 
Gru proposal (2)
Gru  proposal (2)Gru  proposal (2)
Gru proposal (2)
 
Tugasan hbml (repaired)
Tugasan hbml (repaired)Tugasan hbml (repaired)
Tugasan hbml (repaired)
 
Pengurusan Murid (Kumpulan 1)
Pengurusan Murid (Kumpulan 1)Pengurusan Murid (Kumpulan 1)
Pengurusan Murid (Kumpulan 1)
 
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainProposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
 
Bab3 pengurusan dan pembelajaran
Bab3 pengurusan dan pembelajaranBab3 pengurusan dan pembelajaran
Bab3 pengurusan dan pembelajaran
 
Makalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaranMakalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaran
 
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswaPeran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
Peran guru sebagai model dan teladan dalam pembentukan kepribadian siswa
 
Laporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moralLaporan kajian tindakan pen. moral
Laporan kajian tindakan pen. moral
 
Cara Belajar Siswa Aktif
Cara Belajar Siswa AktifCara Belajar Siswa Aktif
Cara Belajar Siswa Aktif
 

Similar to Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament

Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdRianto MSi
 
Luthfi haliyatun nisa'
Luthfi haliyatun nisa'Luthfi haliyatun nisa'
Luthfi haliyatun nisa'LuthfiNisa
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Teams games tournament 1
Teams games tournament 1Teams games tournament 1
Teams games tournament 1sintaroyani
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalneviyarni
 
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahHesal Sutika
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi iiWarsito Sito
 
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxPPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxasforone8
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpelpurwa83
 
Desain Pembelajaran-pekerti.docx
Desain Pembelajaran-pekerti.docxDesain Pembelajaran-pekerti.docx
Desain Pembelajaran-pekerti.docxYusuf Zaini
 

Similar to Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament (20)

Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
 
Luthfi
LuthfiLuthfi
Luthfi
 
Luthfi haliyatun nisa'
Luthfi haliyatun nisa'Luthfi haliyatun nisa'
Luthfi haliyatun nisa'
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Teams games tournament 1
Teams games tournament 1Teams games tournament 1
Teams games tournament 1
 
Bab i ok
Bab i okBab i ok
Bab i ok
 
Paikem 1
Paikem 1Paikem 1
Paikem 1
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
 
PTK (BAB I)
PTK (BAB I)PTK (BAB I)
PTK (BAB I)
 
TT1 Karil.docx
TT1 Karil.docxTT1 Karil.docx
TT1 Karil.docx
 
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
mini proposal.docx
mini proposal.docxmini proposal.docx
mini proposal.docx
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiah
 
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungoLatihan worshop ptk 1 lanjutan   gusrizal sma3 bungo
Latihan worshop ptk 1 lanjutan gusrizal sma3 bungo
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi ii
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptxPPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
PPT SKRIPSI Pendidikan Agama slam ALFIAN.pptx
 
234799245.docx
234799245.docx234799245.docx
234799245.docx
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpel
 
Desain Pembelajaran-pekerti.docx
Desain Pembelajaran-pekerti.docxDesain Pembelajaran-pekerti.docx
Desain Pembelajaran-pekerti.docx
 

Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament

  • 1. UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR AKHLAK Melalui Model Teams Games Tournament (TGT) Kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik Syafa’atus Saniyah SMP Negeri 2 Wringin Anom, Gresik Abstrak :Pendidikan Agama Islam adalah upaya membimbing dan mengarahkan Peserta Didik untuk menjadi manusia yang mampu memelihara hubungan baik kepada allah SWT, sesama manusia, dirinya sendiri dan lingkungannya. Pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa serta berakhlak mulia termasuk dalam tujuan pendidikan agama islam. Untuk membentuk akhlak yang diinginkan dalam pembelajaran pendidikan agama islam maka salah satu tawaran peneliti dalam pembelajaran akhlak itu menggunakan Model Teams Games Tournament (TGT). Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap peneliti dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah model Teams Games Tournament (TGT). Karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat ditunjuk untuk mempresentasikan jawabannya, mereka dapat menyumbangkan skor bagi kelompoknya. Penelitian dilakukan terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik pada semester 1. Penelitiaan ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengevaluasi adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian mengalami peningkatan pemahaman belajar akhlak tentang menghindari perilaku tercela. Kata kunci: Pemahaman Belajar, akhlak, Teams Games Tournament. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2004: 4). Dalam Undang- undang No.23 Tahun 2003 Pasal 3, dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
  • 2. demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2004: 7). Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan berbagai sarana dan prasarana pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (Anonim, 2005: 15). Pendidikan sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Rendahnya kualitas pendidikan yang dihadapi bangsa terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa selama ini pembelajaran disekolah berorientasi pada target penguasaan materi terbukti dengan keberhasilan siswa dalam kompetensi mengingat jangka pendek pada materi pelajaran. Begitupula pada cara pengajaran guru, guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar- mengajar. Dari prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam sekarang terasa sangat kaku dalam sistem pembelajarannya, dikarenakan dalam pembelajaran seorang guru agama kurang menerapkan tujuan dalam kegiatan pembelajaran disekolah dan mereka hanya menerangkan dengan sistem ceramah yang membuat peserta didik merasa malas dalam mengikuti pelajaran agama islam. Keberhasilan mengajar menurut Purwanto dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar dirinya seperti lingkungan alam, sosial, keadaan bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi dan faktor yang ada pada dirinya sendiri, seperti kondisi fisik, panca indera, bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif, motivasi yang dimaksud adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu(Purwanto, 1988;112), motivasi juga menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai(Abu Ahmadi, 1997;109).
  • 3. Pendapat di atas, dapat dipahami bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi intensitas kegiatan belajar seseorang yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat pemahaman belajar yang dicapai oleh orang tersebut. Motivasi merupakan faktor yang penting dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa agar tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Pada waktu penelitian di kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, praktikan dan melakukan pengajaran akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. terdapat persoalan yang berkaitan dengan keaktifan pemahaman dalam materi tersebut dan mereka merasa kesulitan dalam melafalkan dalil-dalil ytang berkaitan dengan materi tersebut, hal ini disebabkan karena banyaknya siswa, yang kurang mampu dalam memahami materi pendidikan agama islam, sehingga siswa tidak terlalu memperhatikan penjelasan dari seorang guru akibatnya pada materi akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. tingkat pemahaman belajar siswa tidak sesuai dengan SKBM yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah. Sehubungan dengan latar belakang yang sudah disebutkan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model teams games tournaments dapat meningkatkan pemahaman bagi peserta didik? Dan apakah dengan diterapkannya model teams games tournaments dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik bagi peserta didik? Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik pada standar kompetensi akhlak yaitu menghindari perilaku tercela dengan materi ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana motivasi dan hasil belajar peserta didik meningkat setalah diterapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe teams games tournaments. Manfaat dari penelitian ini adalah membiasakan peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik untuk tidak berperilaku tercela, membiasakan peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik untuk berperilaku terpuji pada orang lain, memberikan variasi baru model pemeblajaran PAI dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik, menginovasikan teori-teori baru yang bisa diterapkan dalam pembelajaran sekaligus menerapkannya dengan tujuan memperbaiki pembelajaran agama islam dan meningkatkan profesionalitas guru agama yang lain.
  • 4. KERANGKA KONSEPTUAL Pemahaman Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya(Sadiman, 1946; 109). Sedangkan Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar(Chaniago, 2002; 427–428). Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan(Arikunto, 2009; 118–137).Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep. Pembelajaran yang telah dilaksanakan lebih mengaktifkan siswa untuk telibat selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa lebih akrab sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik. Terkait dengan pandangan di atas, saat ini, guru dituntut untuk melakukan inovasi terbaru. Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu mempelajari metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu(Mujiyanto, 2007; 3). Faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan model pembelajaran). Benyamin Bloom mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkait dengan model pembelajaran yang digunakan.(Syarifuddin, 2007; 3). Kognitif menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah kepada kemampuan – kemampuan intelektual, kemampuan berpikir maupun kecerdasan yang akan dicapai. Domain kognitif oleh Benyamin Bloom di bagi menjadi atas 6 kategori yang cenderung hierarkis.(Uno, 2009; 138) Keenam kategori itu adalah 1). Ingatan, 2). Pemahaman, 3). Aplikasi, 4) Analisis, 5). Sintesis dan 6). Evaluasi. Keenam kategori itu hingga kini masih
  • 5. digunakan sebagai rujukan utama dalam pembuatan rancangan pembelajaran matematika termasuk pembuatan alat ukur berupa tes(Nasution, 1995; 49) Kooperatif Learning METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dikelas dengan penerapan suatu pendekatan pembelajaran. Penelitian ini akan berakhir apabila ketuntasan siswa secara klasikal mencapai 80% atau lebih. Jadi peneliti dalam melaksanakan penelitian tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui. Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, Objek penelitian tindakan kelas ini, 35 peserta didik terdri dari (putra 20 dan putri 15) kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, november-desember 2011 dengan standar kompetensi akhlak tentang menghinhadi perilaku tercela. Sedangkan teknik atau alat yang digunakan untuk memantau dan evaluasi adalah angket, observasi, dokumentasi, dan tes. Desain Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunkan model dari Kemmis dan Taggart ( Hamim dkk. 2009; 69), yaitu Setiap siklus atau putaran harus meliputi empat komponen yaitu(1) planning (rencana), (2) action (tindakan), (3) observation (pengamatan), dan (4) reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
  • 6. Gambar : Alur Penelitian Tindakan Kelas Penjelasan alur di atas adalah (1) perencanaa awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran; (2) kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran team game tournament; (3) refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat; (4) rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran.
  • 7. Teknik dan alat pengumpulan data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode observasi dan tes. Metode observasi ini digunakan pada saat proses belajar mengajar belangsung. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap indikator yang tempak pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik, Sedangkan metode tes digunakan setelah siswa menerima materi pembelajaran. Sedangkan tes dalam hal ini berfungsi sebagai alat mengukur (evaluasi), dengan cara yang sudah ditentukan (Arikunto, 2001;53). Teknik pengumpulan data a. Metode Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengetahui 35 aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa yang telah dipersiapkan. b. Dokumentasi Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, foto kegiatan pembelajaran, dan rekaman. Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi. c. Angket Angket dibagikan kepada semua siswa dikelas VIII E SMP Negeri 2 Wringin Anom Gresik setiap siklus berakhir. Data dari angket ini untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi. d. Catatan Lapangan Sumber informasi yang penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti. Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan kegiatan penelitian semuanya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini. Fungsi catatan lapangan adalah untuk melakukan cross check dengan data-data yang telah didapatkan. Teknik analisis data Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus tindakan. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya:
  • 8. 1. Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Berdasar pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor keseluruhan untuk kelas IX C sesuai masing-masing observer b. Skor keseluruhan untuk setiap observer dikomulatifkan kemudian dicari rataratanya. c. Skor rata-rata tersebut dipersentase dan dikualifikasi dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 9. Kualifikasi Persentase Skor Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Rentang Skor Kualifikasi 80,01% - 100% Sangat Tinggi 60,01% - 80% Tinggi 40,01 % - 60% Sedang 21,01% – 40% Rendah 0 – 20% Sangat Rendah 2. Analisis Data Hasil Angket Data hasil angket aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor tiap-tiap butir pernyataan untuk masing-masing siswa. b. Skor masing-masing siswa dikomulatifkan dan dicari rata-ratanya. c. Hasil rata-rata dipersentase dan dikualifikasikan untuk membuat kesimpulan. Kriteria keberhasilan tindakan Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data dari siklus I dan siklus II dibandingkan. Analisis data tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) dapat dilakukan dengan membandingkan skor ketercapaian siklus I dan siklus II. Setelah diperoleh data serta sajiannya, dilakukan penilaian keberhasilan tindakan. Penilaian keberhasilan tindakan ditentukan sesuai dengan data yang terkumpul. Dalam penelitian ini, menentukan keberhasilan tindakan digunakan metode sebagai berikut: 1. Data penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) dalam pembelajaran secara deskriptif. Pengukuran ini berpedoman pada daftar cek (√) pada setiap
  • 9. aspek yang muncul selama proses pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran yang telah dibuat. Setelah itu hasil pengamatan siklus I dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus II. Sehingga bisa 35 siswa diketahui apakah terjadi peningkatan kegiatan pembelajaran antara siklus I dan siklus II. Penilaian terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe team game rournament (TGT) disesuaikan dengan kriteria keberhasilan tindakan, seperti yang terlihat pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Tindakan No Rentangan Skor Huruf Klasifikasi 1 80-100 Baik sekali 2 66-79 Baik 3 56-65 cukup baik 4 40-55 Kurang baik 5 30-39 gagal 2. Data hasil belajar Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah kognitif dan afektif. Setiap ranah mempunyai pedoman penilaian berbeda. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah kognitif berpedoman pada hasil tes yang berupa tes tulis dalam bentuk obyektif pilihan ganda, untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah afektif berpedoman pada hasil lembar observasi kegiatan siswa. HASIL PENELITIAN Siklus 1 Daftar Pustaka Arif Sukadi Sadiman. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I; Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1946) h.109 Amran YS Chaniago. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Cet. V; Bandung: Pustaka Setia, 2002).h. 427 – 428 Suharsimi Arikunto. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). (Cet.IX; Jakarta: Bumi Aksara,2009) h. 118 – 137
  • 10. Mujiyanto. Penggunaan Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah. (diakses dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007) h. 3 Syarifuddin. Pembelajaran Matematika Sekolah. (diakses dari internet: http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html,2007) h. 3 Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran. (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h. 138 Nasution. Asas – asas Kurikulum. (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h. 49