4. Pengolahan lahan
Dalam tahap ini kita menentukan lokasi lahan yang
akan kita tanami. Membersihkan lahan-lahan
tersebut dari gulma yang tumbuh di sekitar lahan.
Mencangkul atau membajak lahan agar tanah
menjadi gembur dan mudah untuk ditanami.
5. Pengaturan jarak tanam
Pada tahap ini kita menentukan jarak populasi
penanaman. Hal ini bertujuan agar nantinya ketika
tanaman tumbuh tidak saling berkompetisi dalam
mendapatkan asupan nutrisi serta memudahkan
dalam perhitungan populasi dan pemberian pupuk.
6. Pemilihan bibit unggul
Hal ini mempunyai tujuan agar tanaman yang
tumbuh mempunyai kualitas yang baik. Bibit dapat
berasal dari biji – bijian, stek, pols maupun
rhizoma.
7. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada saat setelah
penanaman. Penyiraman rutin dilakukan pada pagi
hari dan sore hari. Cara penyiraman dapat melalui
permukaan (surface), dibawah permukaan tanah
(subsurface), dan trickle irigation.
8. Pemupukan
Pemupukan juga dilakukan sesaat setelah
penanaman. Cara pemupukan dapat dengan
memupuk lubang di sekitar tanaman, memupuk
daerah parit, atau bisa juga dengan menyebar di
area penanaman.
9. Selanjutnya pemupukan dilakukan setiap 2
– 3 minggu sekali. Waktu pemupukan
yang baik ialah pada pagi atau sore hari
sebelum dilakukan penyiraman.
10. Penyiangan
Penyiangan dilakukan agar tanaman terhindar dari
gangguan gulma maupun hama. Dengan cara
mencabuti tanaman – tanaman yang tidak di inginkan
untuk tumbuh agar tidak menganggu asupan nutrisi
tanaman utama.
11. Defoliasi
Defoliasi atau biasa di kenal dengan pemotongan
ialah pemotongan tanaman ketika tanaman tersebut
sudah siap panen. Sebaiknya defoliasi dilakukan
sebelum tanaman berbunga agar kualitas hijauan
pakan baik.