Dokumen tersebut merangkum kegiatan on the job learning (OJL) yang dilakukan oleh Drs. Sunar Wibawa di SMA Negeri 111 Jakarta. Program OJL meliputi penyusunan rencana tindak kepemimpinan, observasi terhadap guru junior, penyusunan perangkat pembelajaran, pelaksanaan tugas mandiri, dan peningkatan kompetensi berdasarkan hasil AKPK. Dokumen ini juga merangkum hasil kajian peserta OJL ter
1. KEGIATAN ON THE JOB
LEARNING(OJL)
TAHUN 2012
NAMA PESERTA DIKLAT : Drs.SUNAR WIBAWA
UNIT KERJA : SMA NEGERI 40 JAKARTA
SEKOLAH MAGANG : SMA NEGERI 111 JAKARTA
2. PROGRAM OJL
Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan,
Pelaksanaan Observasi Terhadap Guru Junior,
Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus,
RPP, dan Bahan Ajar),
Pelaksanaan Tugas Mandiri (kajian-kajian)
Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi
Berdasarkan AKPK
Penyusunan portofolio serta materi
presentasi
3. Rencana Tindak Kepemimpinan
Judul:
Meningkatkan Kompetensi Tenaga
Administrasi Sekolah (TAS)
Dalam Mengelola Administrasi Kurikulum
melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai
Manajer
4. Latar Belakang
Sesuai Permendiknas no.24 tahun 2008
standar tenaga administrasi sekolah
Hasil AKPK peserta diklat:
NO Dimensi kompetensi Perolehan
1 Kepribadian 100
2 Manajerial 64
3 Kewirausahaan 80
4 Supervisi 100
5 Sosial 87
5. Tujuan
Untuk mengetahui sejauhmana tingkat kompetensi
tenaga administrasi sekolah(TAS) dalam mengelola
adminstrasi kurikulum
Meningkatkan kompetensi tenaga administrasi
sekolah(TAS) didalam menjalankan Tupoksinya
terutama mengelola administrasi kurikulum
6. SKEMA TINDAKAN
TUJUAN
MENINGKATKAN
KOMPETENSI
TAS
RTK RTK
1 2
TINDAKAN MONEV TINDAKAN MONEV
1 1 2 2
7. Langkah-langkah
Siklus 1
Menyusun instrumen identifikasi kompetensi
tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam
mengelola administrasi kurikulum
Tenaga administrasi mengisi instrumen
Menganalisis hasil isian instrumen
Memberi arahan ,bimbingan,dan contoh
Monitoring dan evaluasi 1
8. Langkah-langkah
Siklus 2
Pemetaan kompetensi hasil monitoring
siklus 1
Tindakan Pembimbingan oleh Peserta OJL
Monitoring dan evaluasi 2
HASIL K EGIATAN
Kompetensi Siklus 1 Siklus 2 Selisih
awal
(sikl 1-2)
44,44 % 57,78 % 80,00 % 22,22 %
(kurang) (cukup) (bagus)
9. Observasi Terhadap Guru Junior (
dilaksanakan siklus 1 dan siklus 2)
Program supervisi
Pra supervisi:
Pertemuan dengan guru (Dra.Roswita)Identifikasi permasalahan
pembelajaran
Sosialisasi jadwal kegiatan
Langkah-langkah supervisi
Pelaksanaan:
Menyiapkan instrumen
Observasi kelas ( X-4)
Menganalisis hasil
Tindak lanjut:
Menyampaikan hasil
Catatan perbaikan pada item yang lemah
Rancangan tindak lanjut
11. Mengkaji RKS dan RKAS
RKS kedua sekolah sudah sesuai dengan
ketentuan yang sudah ada yaitu
Permendiknas,Pergub 82/2008,Pergub 17 /2012
Sumber pembiayaan RKAS dari APBN, APBD
Format Anggaran mengikuti ketentuan dalam
BOP
Untuk RKAS SMAN 40 belum mengalokasikan
kegiatan untuk anak inklusi,solusinya diberikan
masukan agar anak-anak yang berkebutuhan
khusus /inklusi diberikan kegiatan sesuai
haknya,dan hal ini diterima oleh kepala sekolah
akan ditindaklanjuti
12. Mengkaji pengelolaan
Kurikulum
Dokumen kurikulum kedua sekolah sesuai dengan standar
isi(Permendiknas nomor 6 tahun 2006)
KTSP disusun oleh Tim
KTSP kedua sekolah telah diverifikasi oleh Dinas Pendidikan
Terdapat perbedaaan jumlah jam didalam struktur kurikulum
antara kedua sekolah SMAN 111 43 jam perminggu ada
penambahan di semua tingkatan kelas sedangkan SMAN 40 39
jam,penambahan hanya di kelas XII saja.
Sistem pembelajaran di SMAN 40 menggunakan sistem moving
class
Di kedua sekolah pengelolaan kurikulum terkendala masih
terdapat guru-guru yang belum mampu membuat silabus dan
RPP secara mandiri solusinya MGMP sekolah dan wilayah
diberdayakan dan dibiayai
13. Mengkaji pengelolaan Tendik
Terdapat program pendayagunaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan/pembagian tugas)
Terdapat sistem promosi,penempatan dan pengembangan
Kualifikasi pendidik memenuhi standar pendidik(Permendiknas nomor
16 tahun 2007) dan semua sesuai dengan latar belakang pendidikan
Sebagian besar sudar tersertifikasi
Kualifikasi Tenaga Kependidikan sesuai dengan Permendiknas nomor
24 tahun 2008 sudah sesuai,
Untuk tenaga Laborat dan Perpustakaan , dan teknisi sumber belajar
kedua sekolah kondisinya sama belum memenuhi standar PTK, solusinya:
usul ke dinas untuk kegiatan diklat bagi petugas laborat dan perpustakaan
atau mengadakan pengangkatan pegawai baru.Sementara
menggunakan tenaga yang ada.
Di SMAN 111 terdapat petugas sanggar 05 yang pengelolaannnya
dibawah koordinasi kepala TAS
14. Mengkaji Pengelolaan Sarpras
Kedua sekolah negeri ini dari keberadaan sarana dan
prasarananya secara umum relatif standar sesuai
Permendiknas nomoor 24 tahun 2007
Beberapa perabot khususnya lemari dan kursi meja
terkesan berlebih, hal ini menimbulkan persoalan
karena tidak ada tempat menyimpan barang begitu
banyak dan ini mengganggu estetika.Solusinya
dilakukan penghapusan barang,lapor ke suku dinas
pendidikan di SMAN 40 sudin menyalurkan perabot
berlebih ke sekolah-sekolah swasta.
Di kedua sekolah belum memilki ruang ketrampilan
dan kesenian secara khusus solusinya bergantian
dengan ruang tertentu
15. Pengelolaan Peserta Didik
Peserta didik sudah dikelola sesuai dengan
Permendiknas nomor 39 tahun 2008
Kedua sekolah perlu mempertajam
pendidikan karakter
khusus di SMAN 40 layanan konsultasi
akademik dan konseling kurang ,solusinya
dialokasikan waktu layanan dijadwalkan
secara khusus setelah kegiatan belajar selesai
16. Mengkaji Pengelolaan Keuangan
Kedua sekolah memilki pedoman pengelolaan
keuangan dari Permendiknas, sampai Peraturan
Gubernur yang terbaru nomor 109 tahun
2012,serta Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
nomor 2042 tahun2012 tentang pemanfaatan
BOP dengan 22 kode rekening.
Sumber-sumber pembiayaan masih terbatas
pada APBD dan APBN untuk pengembangan
diusulkan penggalian dana dari alumni, orang tua,
kantin sekolah
Pengelolaan dilakukan sesuia prinsip transparan
dan akuntabel
17. Mengkaji Pengelolaan TAS
Kualifikasi tenaga administrasi memenuhi standar
Komponen tenaga administrasi sekolah sudah dibagi tugas
sesuai porsinya.
Di SMAN 111 istilah/nama yang dipergunakan belum sesuai
Permendiknas nomor 24 tahun 2008,solusi akan dilakukan
penyesuaian
Masalah status kepegawaian kedua sekolah masih
didominasi tenaga honorer solusi : usulan untuk diangkat
sebagai pegawai negeri
Masalah kompetensi tenaga adminstrasi perlu
diperhatikan, untuk dilakukan peningkatan komppetensi
solusi: dilakukan pencerahan,bimbingan teknis
Masalah rangkap jabatan/pekerjaan solusi, secara bertahap
dilakukan pemisahan agar lebih fokus
18. Mengkaji Pemanfaatan TIK
dalam Pembelajaran
Belum semua guru di kedua sekolah memanfaatkan
TIK dalam pembelajaran, di SMAN 40 dari 45 guru
yang menggunakan TIK 35 orang. di SMAN 111 dari
41 guru 30 orang yang memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Kendala mereka umumnya masalah
fasilitas LCD, komputer, jaringan internet.Solusi agar
fasilitas TIK diprioritaskan, penggunaan peralatan TIK
bergantian
Di SMAN 40 belum ada tim teknis ,solusi jangka
pendek memberdayakan tenaga administrasi yang
memiliki kemampuan.jangka panjang mengangkat
tenaga teknis dengancara mengusulkan ke dinas
19. Kajian monitoring dan
evaluasi
Perencanaan program kurang mendetil solusi
dipertajam
Kedua sekolah melakukan monitoring dan
evaluasi secara periodik tiap semester dan
akhir tahun pelajaran
Tindak lanjut monitoring disampaikan
kepada seluruh PTK
21. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi sekolah
ikut menentukan keberhasilan sekolah didalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Peranan kepala sekolah sebagai manajer di sekolah dapat
meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam
mengelola administrasi kurikulum di sekolah melalui tindakan
berupa pemberian motivasi, , pembimbingan ,dan optimalisasi
Saran
Secara periodik kepala sekolah dituntut melakukan monitoring
evaluasi tenaga adminintrasi sekolah (TAS) dan ditindaklanjuti
untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi mereka sehingga
dapat dijadikan dasar untuk melakukan pembinaan,
pengembangan kompetensi