Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
BUDIDAYA JERUK SECARA TEKNIS
1. TEKNIS BUDIDAYA JERUK
BUDIDAYA JERUK
________________________________________
I. PENDAHULUAN
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas.
Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk serta didukung dengan hasil
inovasi teknologi pemupukan dan hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu,
serta sistem budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan
akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga Kelestarian
lingkungan.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun,
perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 °C dan
kelembaban optimum sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan
bunga dan buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat
yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat
keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di
bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.
Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di
tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Tanah persemaian diolah
sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan.
Jarak petakan 0,5-1m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam
dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram larutan POC NASA + 1-2
cc/lt air. Persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah
tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk
kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) atau cukup dengan
menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10-
15 liter air.
3.1.2. Cara Vegetatif
Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua
cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk
dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang
biasa digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan
Carizzo citrange. Setelah penyambungan tunas pucuk atau penempelan mata tempel, segera
disemprot menggunakan POC NASA (3-4 tutup/tangki ) + HORMONIK (1 tutup/tangki ).
3.1.2.1. Pengolahan Media Tanam
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam
bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini: (a) Keprok dan Siem
jarak tanam 5 x 5 m; (b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m; (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7
m; (d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m; (e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m; (f) Besar : jarak
tanam (10-12) x (10-12) m.
2. Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah
dari lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-2 kg pupuk kandang dan
Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.
Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk
kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar
matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
3.1.2.2. Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk
menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu
dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c)
Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata
dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon. Hasil akan lebih bagus jika
menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai
berikut: 1 (satu) botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.
Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar bibit. Letakkan
mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela
baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh
rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen
bagi tanaman jeruk.
IV. PEMELIHARAAN TANAMAN
4.1. Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
4.2. Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga
dilakukan penyiangan.
4.3. Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran
yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4.4. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang
sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada
jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya,
setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan
fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke
dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
4.5. Pemupukan Susulan
Umur
(tahun) Dosis Pupuk Makro (gr/pohon)
Urea TSP KCl
1 80 170 170
2 160 325 250
3 250 500 325
4 325 170 425
5 400 210 500
6 500 250 600
7 600 300 700
8 700 325 780
9 780 390 850
3. 10 850 425 900
>10
Sebaiknya dilakukan analisis tanah
Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0-3
2-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4-5 bulan sekali
(sesekali bisa disemprot ke daun)
>3
3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3-4 bulan sekali
(sesekali bisa disemprot ke daun)
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dosis
1 botol untuk + 200 pohon. Cara lihat pada Teknik Penanaman (Point 3.1.2.2.)
4.6. Penggunaan Hormonik
Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak
awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC
NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik).
4.7.Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada
musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup
mulsa.
4.8. Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu
mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah
sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam
satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan
hanya 2-3 buah.
V. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman
mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan
menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai
daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun
muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA.
Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada
buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONA atau
Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik
buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat
berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang
menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung
4. ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat
keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak
terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami.
Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai
vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah
gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
5.2. Penyakit
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang
diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam,
biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD.
Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau
Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala: kulit
ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-
abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas
potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik
bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap
serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala:
tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada
awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala:
bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian:
pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian
diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada
permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal
tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun
di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan
pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum
20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam
g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah
dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan
Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan melintang pada
batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang
terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang,
kemudian potong cabang yang terinfeksi.
5. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida
kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO
810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
VI. Panen
Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung
jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.