SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 37
BIOAKUSTIK
Akustik membahas semua hal yang
berhubungan dengan bunyi,
Bioakustik membahas bunyi yang
berhubungan dengan makhluk hidup,
terutama manusia.
Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan
instrumen bunyi
• Pengertian gelombang
• Gelombang Bunyi
1. Sifat Gelombang Bunyi
2. Intensitas gelombang bunyi
3.Efek Doppler
4.Mekanisme penerimaan gel bunyi
• Ultrasonik dalam kesehatan
1.Karakteristik gelombang ultrasonik
2. Sifat penyerapan gelombang bunyi
3.Efek gelombang ultrasonik
4.Penggunaan ultrasonik ( Ultrasonik pelengkap diagnostik dan
pengobatan)
• Alat Pendengaran
Pengertian Gelombang
• Gelombang merupakan getaran
• Pada gelombang terdapat istilah-istilah:
1. Amplitudo ( A)
2. Panjang gelombang ( )
3. Waktu Perioda ( T)
4. Frekuensi ( f)
5. Cepat rambat gelombang ( V )
• Persamaan yang berlaku pada Gelombang:

Vfatau
T
V
 
Gelombang Bunyi
• Terjadinya bunyi :
1. Sumber getar
2. Medium
3. Pendengar
• Berdasarkan frekuensi, bunyi dibedakan dalam 3
kelompok:
1. Infrasonik ( frekuensi dibawah 20 Herz )
2. Audiosonik ( frekuensi 20 – 20.000 Hz)
3. Ultrasonik ( frekuensi diatas 20.000Hz)
Frekuensi, kecepatan dan panjang gelombang bunyi
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Berdasarkan
frekuensinya, getaran digolongkan menjadi 3, yaitu:
 Infrasonik (frekuensi <20 Hz)
 Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya
getaran gempa, tanah longsor dan sebagainya.
 Audio Sonik (frekuensi 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz).
 Tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya
suara pembicaraan, suara lonceng dan sebagainya.
 Ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz).
 Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya
getaran yang dihasilkan oleh magnet listrik, getaran kristal
piezo elektrik yang digunakan beberapa instrumen
kedokteran (USG, diatermi dll).
COURTESY FROM YOUTUBE
Sifat Gelombang Bunyi
• Gelombang bunyi mempunyai sifat:
a. dapat dipantulkan ( refleksi)
b. dapat diserap ( absorpsi )
c. dapat diteruskan ( transmisi )
• Hubungan amplitudo :
21
21
0 ZZ
ZZ
A
AR



21
1
0
2
ZZ
Z
A
AT


Penyerapan gelombang bunyi
• Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada
jaringan
x
eAA 
 0
Bahan Koef absorpsi Ketebalan
jaringan (cm)
Otot 0,13 2,7
Lemak 0,05 6,9
Otak 0,11 1,2
Tulang 0,4 6,95
Air 2,5 x 10-4 14 x 10 3
Intensitas Gelombang Bunyi
• Intensitas gelombang bunyi adalah energi yang melewati
medium 1 m2/s atau watt/m2
• Intensitas: I = ½ Z ( 2πfA)2
• Skala Desible:
Io adalah intensitas ambang, besarnya 10-12 Watt/m2
• Intensitas gelombang bunyi yang masuk ke dalam jaringan:
0
log10
I
I
TI 
x
oeII 2

WARNA BUNYI
Suara memiliki karakter yang berbeda-beda
meskipun memiliki frekuensi sama sekalipun.
Hal ini dipengaruhi oleh perubahan tekanan
udara dalam gelombang bunyi.
Karakter suara yang berbeda-beda ini lazim
disebut warna suara atau timbre.
Efek Dopler:
Frekuensi bunyi berubah
akibat
perubahan jarak sumber bunyi-pendengar.
• Di bidang kedokteran, efek doppler dapat dimanfaatkan untuk
membantu mendiagnosis ada tidaknya trombus/posisi
gumpalan, instrumen menentukan kecepatan aliran darah
dengan mengukur perbedaan frekuensi antara sinyal yang
dipancarkan dan sinyal yang diterima setelah pemantulan dari
sel darah yang bergerak
• Persamaan Efek Dopller:
S
S
P
P f
VV
VV
f



Mekanisme Penerimaan Bunyi
• Reseptor bunyi : telinga
• Otak mengumpulkan dan menyatukan
informasi
• Telinga manusia normal mampu mendeteksi
bunyi antara 20 – 20.000 Hz, dengan
sensitivitas tertinggi kisaran 2000-5500 Hz
Telinga dan proses pendengaran
Organ yang berperan menerima getaran suara
Getaran tergolong sebagai energi mekanik
Energi mekanik ini diterima dan diolah di dalam
telinga, lalu diubah menjadi energi listrik setelah
diterima oleh reseptor saraf sensorik di organon korti
telinga dalam
Proses pengolahan suara oleh telinga:
1. Pada telinga luar
Aurikel (daun telinga) mengumpulkan gelombang suara untuk
diteruskan ke liang telinga. Bandingkan bentuk corong daun telinga
dengan stetoskop serta bandingkan pula fungsinya.
Meatus akustikus eksternus (liang telinga luar) yang areanya lebih
sempit akan meningkatkan intensitas suara dan diteruskan menuju
telinga tengah. Bandingkan pula bentuk dan struktur liang telinga
dengan stetoskop tadi.
Membrana timpani (gendang telinga) sebagai pembatas telinga luar
dan telinga tengah digetarkan dan menguatkan suara. Luas
membrana timpani kira-kira 51 mm2.
2. Pada telinga tengah
Tulang-tulang pendengaran (malleus, inkus dan stapes) menguatkan
suara dengan mekanisme gaya ungkit dan melanjutkannya menuju
pembatas telinga dalam yaitu foramen ovale.
Efek dari gaya ungkit tulang pendengaran terhadap getaran suara
adalah 1,3 kali. Cermati bahwa tulang-tulang pendengaran berawal
dari membrana timpani seluas 51 mm2 dan berakhir pada foramen
ovale dengan luas kira-kira 3 mm2. Dengan demikian getaran suara
yang masuk ke dalam telinga mengalami amplifikasi sebesar:
51/3 x 1,3 = 22 kali
3. Pada telinga dalam
Telinga dalam: kokhlea (rumah siput) dan duktus semisirkularis
(saluran setengah lingkaran).
Di dalam kokhlea terdapat 3 saluran: skala vestibuli dan skala timpani
yang berisi cairan perilimfe, yang akan bergetar meneruskan getaran
dari foramen ovale. Selanjutnya getaran ini akan menggetarkan cairan
endolimfe dan organ korti di skala ketiga (skala media).
Organ korti merupakan sel-sel rambut sebagai reseptor pendengaran.
Dengan kata lain energi mekanik berupa getaran tadi merangsang
reseptor saraf sensorik pendengaran (Nervus VIII) dan diteruskan
sebagai energi listrik menuju otak untuk ditafsirkan.
Respon frekuensi telinga
Pada usia muda batas atas masih 20.000 Hz, di usia pertengahan berkurang menjadi
15.000 Hz dan pada usia lanjut menjadi 10.000 Hz. Telinga manusia memiliki sensitifitas
tertinggi pada frekuensi 3.000 Hz yang menimbulkan rasa tidak nyaman, misalnya suara
jeritan atau alarm. Penyebab dari kondisi tersebut adalah kokhlea adalah tabung dengan
panjang 2,5 cm yang tertutup di salah satu ujung.
Respon frekuensi telinga dikategorikan sebagai berikut:
•Pada frekuensi rendah telinga sangat tidak sensitif. Frekuensi 20 Hz
membutuhkan intensitas suara kira-kira 1 W/m2.
•Pada frekuensi ambang atas pendengaran, frekuensi 100 Hz membutuhkan
intensitas suara kira-kira 10-10 W/m2.
Pada frekuensi ambang bawah pendengaran, frekuensi 3000 Hz sangat
menusuk
Level (dBA) Noise Effect
0 Ambang pendengaran
20 Denyut nadi
30 Detak jam
40 Percakapan tenang
50 Jalanan sepi
70 Hoover in a room
90 Jalanan 7 m
Pemaparan lama
menimbulkan kerusakan
pendengaran
100 Kebisingan pabrik
120 Suara diskotik Batas ketidaknyamanan
140 Pesawat udara 25 m Batas nyeri
160 Rifle close to ear
Merobek membrana
timpani
Skala kebisingan
Kebisingan diukur dengan skala desibel (dB). Berikut ini
merupakan daftar nilai kebisingan dalam berbagai situasi dan
dampak yang dapat timbul.
Kehilangan pendengaran
Kehilangan pendengaran dapat teradi akibat:
•Kerusakan mekanis akibat cedera kepala
•Penyakit (penyakit yang menghambat gerakan tulang-tulang
pendengaran dapat diatasi dengan operasi atau menggunakan
alat bantu pendengaran. Penyakit yang merusak saraf menuju
kokhlea sulit diatasi)
•Terpapar pada kegaduhan secara berlebihan (Tinitus dapat
terjadi setelah terpapar kegaduhan konser rock, atau saat distress
ketika tak bias tidur).
•Proses penuaan (proses penuaan menimbulkan penurunan
sensitifitas terhadap suara)
Ultrasonik frekuensi diatas 20.000Herz
Mempunyai daya tembus yang sangat besar
Dapat digunakan Untuk :
1.Diagnosa ( Frekuensi 1 – 5 Mhz dan I = 0,01
watt/cm2)
2.Pengobatan ( I = 1 Watt/cm2 )
3.Merusak Jaringan kanker ( I = 1000 Watt/cm2 )
Ultrasonik dalam Kesehatan
 Gelombang Bunyi dengan frekuensi diatas 20.000Hz
 Efek Gelombang Ultrasonik:
1. Mekanik
2. Panas
3. Kimia
4. Biologis
 Frekuensi dan daya ultrasonik
1. Untuk diagnostik : Frekuensi 1-5 MHz,
daya 0,01 Watt/cm2
2. Untuk Pengobatan dayanya 1 Watt/cm2
3. Untuk merusak jaringan kanker dayanya 1000 Watt/cm2
Penggunaan Ultrasonik Dalam Kesehatan
 Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi
perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau
sebaliknya, dan getaran yang dikirim ke tempat tertentu( ke obyek)
akan direfleksi oleh obyek i
 Ultrasonik sebagai pelengkap diagnostik, ada 3 macam metoda:
1. A Scanning, yang dicari besar amplitudo, yaitu mendiagnosa tumor
otak, memberi informasi tentang penyakit mata,tumor retina
2. B Scanning ,disebut bright scanning. Metoda ini banyak digunakan
di klinik karena dapat memperoleh gambaran dua, tiga bahkan
empat dimensi. Mewtoda ini dapat memperoleh informasi struktur
dalam
( hati, lambung, usus, jantung janin), mendeteksi kehamilan,
memberi petunjuk type kista
3. M Scanning,modulasi scanning, untuk memperoleh informasi
gerakan alat-alat , misalnya jantung, timbunan zat cair dalam
kantong jantung.
Kelebihan M Scanning dapat dikerjakan sambil pengobatan
berlangsung
 Ultrasonik sebagai Pengobatan
Karena Ultrasonik mempunyai efek kimia dan
biologi, maka dapat digunakan sebagai
pengobatan.
Ultrasonik memberi efek kenaikkan
temperatur dan peningkatan tekanan, efek ini
timbul karena jaringan mengabsorpsi energi
bunyi,maka dipakai sebagai diaterrmi
Ultrasonik sebagai diatermi, intensitas yang
dipakai 1-10 Watt/cm2
 USG ( Ultrasonography)
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah
teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara
ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ
internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan
luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk
memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa
digunakan ketika masa kehamilan.
 USG adalah suatu alat dalam dunia
kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz –
2000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor.
Source picture : Book
“Biomedical Engineering”
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
* Kardiologi
* Endokrinologi
* Gastroenterologi
* Ginekologi
* Obstetrik
* Urologi
* Intravascular ultrasound
* Contrast enhanced ultrasound
Prinsip Kerja
 Gelombang ultrasonik akan melalui proses
sebagai berikut, pertama, gelombang akan
diterima transduser. Kemudian gelombang
tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar
akan terlihat pada layar monitor. Transduser
yang digunakan terdiri dari transduser
penghasil gambar dua dimensi atau tiga
dimensi.
Peralatan USG
 Transduser
 Monitor Monitor yang digunakan
dalam USG
 Mesin USG
Source: Book “Biomedical Engineering”
JENIS PEMERIKSAAN USG
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar
keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang
gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil
mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam
hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas.
Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan
janinnya yang diputar).
JENIS PEMERIKSAAN USG
 USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk
USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau
gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,
sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya
dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih
jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam
rahim.
 USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan
pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2  - Anatomi FisiologiMateri PPT M2KB2  - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologippghybrid4
 
Fisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanFisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanDedi Kun
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyMakalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyWarnet Raha
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)pjj_kemenkes
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakitnuniek20
 
Bubble cpap
Bubble cpapBubble cpap
Bubble cpaprikiab
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Ngulya Imroatul
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)basil_miaw
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Hidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskesHidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskesElvi Zuliani
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 

Mais procurados (20)

Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2  - Anatomi FisiologiMateri PPT M2KB2  - Anatomi Fisiologi
Materi PPT M2KB2 - Anatomi Fisiologi
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
Fisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanFisiologi Pernafasan
Fisiologi Pernafasan
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyMakalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyy
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Bubble cpap
Bubble cpapBubble cpap
Bubble cpap
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
 
Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)
 
Dasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomiDasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomi
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Hidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskesHidrodinamika materi fiskes
Hidrodinamika materi fiskes
 
Makalah c arm
Makalah c armMakalah c arm
Makalah c arm
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 

Destaque

Kebijakan dan dinamika kurikulum
Kebijakan dan dinamika kurikulumKebijakan dan dinamika kurikulum
Kebijakan dan dinamika kurikulummuseum bayt qur'an
 
Ta drone joko
Ta drone jokoTa drone joko
Ta drone jokoAl Al
 
Perubahan kur pp kn revisi
Perubahan kur pp kn revisiPerubahan kur pp kn revisi
Perubahan kur pp kn revisiNarto Wastyowadi
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahayahome
 
Bahan ajar fisika gelombang pada dawai
Bahan ajar fisika gelombang pada dawaiBahan ajar fisika gelombang pada dawai
Bahan ajar fisika gelombang pada dawaieli priyatna laidan
 
Mari mengenal alat musik!
Mari mengenal alat musik!Mari mengenal alat musik!
Mari mengenal alat musik!Desy Fadjar
 
Kelas 3 sma_fisika_sri_handayani
Kelas 3 sma_fisika_sri_handayaniKelas 3 sma_fisika_sri_handayani
Kelas 3 sma_fisika_sri_handayaniIlham W'ie
 
Rpp revisi 2017 ipa kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 7 smpRpp revisi 2017 ipa kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 7 smpDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 ipa kelas 8 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 8 smpRpp revisi 2017 ipa kelas 8 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 8 smpDiva Pendidikan
 
Rpp revisi 2017 ipa kelas 9 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 9 smpRpp revisi 2017 ipa kelas 9 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 9 smpDiva Pendidikan
 
BIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTA
BIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTABIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTA
BIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTADenny Boy
 
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNINGDenny Boy
 
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNINGDenny Boy
 
Rpp k13 revisi 2017
Rpp k13 revisi 2017Rpp k13 revisi 2017
Rpp k13 revisi 2017abdul hafidz
 

Destaque (16)

gelombang bunyi
gelombang bunyigelombang bunyi
gelombang bunyi
 
Kebijakan dan dinamika kurikulum
Kebijakan dan dinamika kurikulumKebijakan dan dinamika kurikulum
Kebijakan dan dinamika kurikulum
 
Ta drone joko
Ta drone jokoTa drone joko
Ta drone joko
 
Perubahan kur pp kn revisi
Perubahan kur pp kn revisiPerubahan kur pp kn revisi
Perubahan kur pp kn revisi
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Bahan ajar fisika gelombang pada dawai
Bahan ajar fisika gelombang pada dawaiBahan ajar fisika gelombang pada dawai
Bahan ajar fisika gelombang pada dawai
 
Mari mengenal alat musik!
Mari mengenal alat musik!Mari mengenal alat musik!
Mari mengenal alat musik!
 
Kelas 3 sma_fisika_sri_handayani
Kelas 3 sma_fisika_sri_handayaniKelas 3 sma_fisika_sri_handayani
Kelas 3 sma_fisika_sri_handayani
 
Rpp revisi 2017 ipa kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 7 smpRpp revisi 2017 ipa kelas 7 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 7 smp
 
Rpp revisi 2017 ipa kelas 8 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 8 smpRpp revisi 2017 ipa kelas 8 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 8 smp
 
Rpp revisi 2017 ipa kelas 9 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 9 smpRpp revisi 2017 ipa kelas 9 smp
Rpp revisi 2017 ipa kelas 9 smp
 
BIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTA
BIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTABIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTA
BIMTEK KURIKULUM 13 di SMA 2 JAKARTA
 
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
 
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
 
Rpp kd 3.4
Rpp kd 3.4Rpp kd 3.4
Rpp kd 3.4
 
Rpp k13 revisi 2017
Rpp k13 revisi 2017Rpp k13 revisi 2017
Rpp k13 revisi 2017
 

Semelhante a Bioakustik

bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nerschairul35
 
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmetApa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmetAuliandriAndri
 
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptxFIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptxFirman815495
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorakSofyan Dwi Nugroho
 
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem SonarMateri tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem SonarDianaksm11
 
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptx
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptxBunyi dan pemantulan bunyi.pptx
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptxDedenSuryadi2
 
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptx
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptxGETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptx
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptxkbm223mapelipa
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxFikaAinurRahmawati
 
Gelombang bunyi fisika daara keperawatan
Gelombang bunyi fisika daara keperawatanGelombang bunyi fisika daara keperawatan
Gelombang bunyi fisika daara keperawatanBenRumimbo1
 
Materi fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptxMateri fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptxNurul Yani
 

Semelhante a Bioakustik (20)

bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
 
Bioakustik 1
Bioakustik 1Bioakustik 1
Bioakustik 1
 
KLP IBD.pptx
KLP IBD.pptxKLP IBD.pptx
KLP IBD.pptx
 
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmetApa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
Apa itu Audiology - penjelasan hearing assesmet
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Gelombang Bunyi
Gelombang BunyiGelombang Bunyi
Gelombang Bunyi
 
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptxFIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem SonarMateri tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
 
Bunyi ppt
Bunyi pptBunyi ppt
Bunyi ppt
 
Kebisingan
KebisinganKebisingan
Kebisingan
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Gelombang bunyi
Gelombang bunyiGelombang bunyi
Gelombang bunyi
 
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptx
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptxBunyi dan pemantulan bunyi.pptx
Bunyi dan pemantulan bunyi.pptx
 
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptx
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptxGETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptx
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI IPA SMP KELAS 8.pptx
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
 
Gelombang bunyi fisika daara keperawatan
Gelombang bunyi fisika daara keperawatanGelombang bunyi fisika daara keperawatan
Gelombang bunyi fisika daara keperawatan
 
Materi fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptxMateri fisika smp kelas viii.ipptx
Materi fisika smp kelas viii.ipptx
 
Gelombang bunyi ipptx
Gelombang bunyi ipptxGelombang bunyi ipptx
Gelombang bunyi ipptx
 

Mais de suhendi darma

Mais de suhendi darma (7)

Hipertensi situasi kls
Hipertensi situasi klsHipertensi situasi kls
Hipertensi situasi kls
 
Hipertensi situasi kls
Hipertensi situasi klsHipertensi situasi kls
Hipertensi situasi kls
 
Ppt biokimia
Ppt biokimiaPpt biokimia
Ppt biokimia
 
Ppt biokimia
Ppt biokimiaPpt biokimia
Ppt biokimia
 
Ppt biokimia
Ppt biokimiaPpt biokimia
Ppt biokimia
 
Ppt biokimia
Ppt biokimiaPpt biokimia
Ppt biokimia
 
Tugas kdk konsep sistem dalam keperawatan
Tugas kdk konsep sistem dalam keperawatanTugas kdk konsep sistem dalam keperawatan
Tugas kdk konsep sistem dalam keperawatan
 

Bioakustik

  • 1. BIOAKUSTIK Akustik membahas semua hal yang berhubungan dengan bunyi, Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia. Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen bunyi
  • 2. • Pengertian gelombang • Gelombang Bunyi 1. Sifat Gelombang Bunyi 2. Intensitas gelombang bunyi 3.Efek Doppler 4.Mekanisme penerimaan gel bunyi • Ultrasonik dalam kesehatan 1.Karakteristik gelombang ultrasonik 2. Sifat penyerapan gelombang bunyi 3.Efek gelombang ultrasonik 4.Penggunaan ultrasonik ( Ultrasonik pelengkap diagnostik dan pengobatan) • Alat Pendengaran
  • 3. Pengertian Gelombang • Gelombang merupakan getaran • Pada gelombang terdapat istilah-istilah: 1. Amplitudo ( A) 2. Panjang gelombang ( ) 3. Waktu Perioda ( T) 4. Frekuensi ( f) 5. Cepat rambat gelombang ( V ) • Persamaan yang berlaku pada Gelombang:  Vfatau T V  
  • 4. Gelombang Bunyi • Terjadinya bunyi : 1. Sumber getar 2. Medium 3. Pendengar • Berdasarkan frekuensi, bunyi dibedakan dalam 3 kelompok: 1. Infrasonik ( frekuensi dibawah 20 Herz ) 2. Audiosonik ( frekuensi 20 – 20.000 Hz) 3. Ultrasonik ( frekuensi diatas 20.000Hz)
  • 5. Frekuensi, kecepatan dan panjang gelombang bunyi Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Berdasarkan frekuensinya, getaran digolongkan menjadi 3, yaitu:  Infrasonik (frekuensi <20 Hz)  Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya getaran gempa, tanah longsor dan sebagainya.  Audio Sonik (frekuensi 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz).  Tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya suara pembicaraan, suara lonceng dan sebagainya.  Ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz).  Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya getaran yang dihasilkan oleh magnet listrik, getaran kristal piezo elektrik yang digunakan beberapa instrumen kedokteran (USG, diatermi dll).
  • 7. Sifat Gelombang Bunyi • Gelombang bunyi mempunyai sifat: a. dapat dipantulkan ( refleksi) b. dapat diserap ( absorpsi ) c. dapat diteruskan ( transmisi ) • Hubungan amplitudo : 21 21 0 ZZ ZZ A AR    21 1 0 2 ZZ Z A AT  
  • 8. Penyerapan gelombang bunyi • Nilai amplitudo bunyi yang menetap pada jaringan x eAA   0 Bahan Koef absorpsi Ketebalan jaringan (cm) Otot 0,13 2,7 Lemak 0,05 6,9 Otak 0,11 1,2 Tulang 0,4 6,95 Air 2,5 x 10-4 14 x 10 3
  • 9. Intensitas Gelombang Bunyi • Intensitas gelombang bunyi adalah energi yang melewati medium 1 m2/s atau watt/m2 • Intensitas: I = ½ Z ( 2πfA)2 • Skala Desible: Io adalah intensitas ambang, besarnya 10-12 Watt/m2 • Intensitas gelombang bunyi yang masuk ke dalam jaringan: 0 log10 I I TI  x oeII 2 
  • 10.
  • 11. WARNA BUNYI Suara memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun memiliki frekuensi sama sekalipun. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara dalam gelombang bunyi. Karakter suara yang berbeda-beda ini lazim disebut warna suara atau timbre.
  • 12.
  • 13. Efek Dopler: Frekuensi bunyi berubah akibat perubahan jarak sumber bunyi-pendengar.
  • 14. • Di bidang kedokteran, efek doppler dapat dimanfaatkan untuk membantu mendiagnosis ada tidaknya trombus/posisi gumpalan, instrumen menentukan kecepatan aliran darah dengan mengukur perbedaan frekuensi antara sinyal yang dipancarkan dan sinyal yang diterima setelah pemantulan dari sel darah yang bergerak • Persamaan Efek Dopller: S S P P f VV VV f   
  • 15. Mekanisme Penerimaan Bunyi • Reseptor bunyi : telinga • Otak mengumpulkan dan menyatukan informasi • Telinga manusia normal mampu mendeteksi bunyi antara 20 – 20.000 Hz, dengan sensitivitas tertinggi kisaran 2000-5500 Hz
  • 16. Telinga dan proses pendengaran Organ yang berperan menerima getaran suara Getaran tergolong sebagai energi mekanik Energi mekanik ini diterima dan diolah di dalam telinga, lalu diubah menjadi energi listrik setelah diterima oleh reseptor saraf sensorik di organon korti telinga dalam
  • 17.
  • 18. Proses pengolahan suara oleh telinga: 1. Pada telinga luar Aurikel (daun telinga) mengumpulkan gelombang suara untuk diteruskan ke liang telinga. Bandingkan bentuk corong daun telinga dengan stetoskop serta bandingkan pula fungsinya. Meatus akustikus eksternus (liang telinga luar) yang areanya lebih sempit akan meningkatkan intensitas suara dan diteruskan menuju telinga tengah. Bandingkan pula bentuk dan struktur liang telinga dengan stetoskop tadi. Membrana timpani (gendang telinga) sebagai pembatas telinga luar dan telinga tengah digetarkan dan menguatkan suara. Luas membrana timpani kira-kira 51 mm2.
  • 19. 2. Pada telinga tengah Tulang-tulang pendengaran (malleus, inkus dan stapes) menguatkan suara dengan mekanisme gaya ungkit dan melanjutkannya menuju pembatas telinga dalam yaitu foramen ovale. Efek dari gaya ungkit tulang pendengaran terhadap getaran suara adalah 1,3 kali. Cermati bahwa tulang-tulang pendengaran berawal dari membrana timpani seluas 51 mm2 dan berakhir pada foramen ovale dengan luas kira-kira 3 mm2. Dengan demikian getaran suara yang masuk ke dalam telinga mengalami amplifikasi sebesar: 51/3 x 1,3 = 22 kali
  • 20. 3. Pada telinga dalam Telinga dalam: kokhlea (rumah siput) dan duktus semisirkularis (saluran setengah lingkaran). Di dalam kokhlea terdapat 3 saluran: skala vestibuli dan skala timpani yang berisi cairan perilimfe, yang akan bergetar meneruskan getaran dari foramen ovale. Selanjutnya getaran ini akan menggetarkan cairan endolimfe dan organ korti di skala ketiga (skala media). Organ korti merupakan sel-sel rambut sebagai reseptor pendengaran. Dengan kata lain energi mekanik berupa getaran tadi merangsang reseptor saraf sensorik pendengaran (Nervus VIII) dan diteruskan sebagai energi listrik menuju otak untuk ditafsirkan.
  • 21.
  • 22. Respon frekuensi telinga Pada usia muda batas atas masih 20.000 Hz, di usia pertengahan berkurang menjadi 15.000 Hz dan pada usia lanjut menjadi 10.000 Hz. Telinga manusia memiliki sensitifitas tertinggi pada frekuensi 3.000 Hz yang menimbulkan rasa tidak nyaman, misalnya suara jeritan atau alarm. Penyebab dari kondisi tersebut adalah kokhlea adalah tabung dengan panjang 2,5 cm yang tertutup di salah satu ujung.
  • 23. Respon frekuensi telinga dikategorikan sebagai berikut: •Pada frekuensi rendah telinga sangat tidak sensitif. Frekuensi 20 Hz membutuhkan intensitas suara kira-kira 1 W/m2. •Pada frekuensi ambang atas pendengaran, frekuensi 100 Hz membutuhkan intensitas suara kira-kira 10-10 W/m2. Pada frekuensi ambang bawah pendengaran, frekuensi 3000 Hz sangat menusuk
  • 24. Level (dBA) Noise Effect 0 Ambang pendengaran 20 Denyut nadi 30 Detak jam 40 Percakapan tenang 50 Jalanan sepi 70 Hoover in a room 90 Jalanan 7 m Pemaparan lama menimbulkan kerusakan pendengaran 100 Kebisingan pabrik 120 Suara diskotik Batas ketidaknyamanan 140 Pesawat udara 25 m Batas nyeri 160 Rifle close to ear Merobek membrana timpani Skala kebisingan Kebisingan diukur dengan skala desibel (dB). Berikut ini merupakan daftar nilai kebisingan dalam berbagai situasi dan dampak yang dapat timbul.
  • 25. Kehilangan pendengaran Kehilangan pendengaran dapat teradi akibat: •Kerusakan mekanis akibat cedera kepala •Penyakit (penyakit yang menghambat gerakan tulang-tulang pendengaran dapat diatasi dengan operasi atau menggunakan alat bantu pendengaran. Penyakit yang merusak saraf menuju kokhlea sulit diatasi) •Terpapar pada kegaduhan secara berlebihan (Tinitus dapat terjadi setelah terpapar kegaduhan konser rock, atau saat distress ketika tak bias tidur). •Proses penuaan (proses penuaan menimbulkan penurunan sensitifitas terhadap suara)
  • 26. Ultrasonik frekuensi diatas 20.000Herz Mempunyai daya tembus yang sangat besar Dapat digunakan Untuk : 1.Diagnosa ( Frekuensi 1 – 5 Mhz dan I = 0,01 watt/cm2) 2.Pengobatan ( I = 1 Watt/cm2 ) 3.Merusak Jaringan kanker ( I = 1000 Watt/cm2 )
  • 27. Ultrasonik dalam Kesehatan  Gelombang Bunyi dengan frekuensi diatas 20.000Hz  Efek Gelombang Ultrasonik: 1. Mekanik 2. Panas 3. Kimia 4. Biologis  Frekuensi dan daya ultrasonik 1. Untuk diagnostik : Frekuensi 1-5 MHz, daya 0,01 Watt/cm2 2. Untuk Pengobatan dayanya 1 Watt/cm2 3. Untuk merusak jaringan kanker dayanya 1000 Watt/cm2
  • 28. Penggunaan Ultrasonik Dalam Kesehatan  Efek Doppler merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya, dan getaran yang dikirim ke tempat tertentu( ke obyek) akan direfleksi oleh obyek i  Ultrasonik sebagai pelengkap diagnostik, ada 3 macam metoda: 1. A Scanning, yang dicari besar amplitudo, yaitu mendiagnosa tumor otak, memberi informasi tentang penyakit mata,tumor retina 2. B Scanning ,disebut bright scanning. Metoda ini banyak digunakan di klinik karena dapat memperoleh gambaran dua, tiga bahkan empat dimensi. Mewtoda ini dapat memperoleh informasi struktur dalam ( hati, lambung, usus, jantung janin), mendeteksi kehamilan, memberi petunjuk type kista 3. M Scanning,modulasi scanning, untuk memperoleh informasi gerakan alat-alat , misalnya jantung, timbunan zat cair dalam kantong jantung. Kelebihan M Scanning dapat dikerjakan sambil pengobatan berlangsung
  • 29.  Ultrasonik sebagai Pengobatan Karena Ultrasonik mempunyai efek kimia dan biologi, maka dapat digunakan sebagai pengobatan. Ultrasonik memberi efek kenaikkan temperatur dan peningkatan tekanan, efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi,maka dipakai sebagai diaterrmi Ultrasonik sebagai diatermi, intensitas yang dipakai 1-10 Watt/cm2
  • 30.  USG ( Ultrasonography) Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
  • 31.  USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Source picture : Book “Biomedical Engineering”
  • 32. Ultrasonografi medis digunakan dalam: * Kardiologi * Endokrinologi * Gastroenterologi * Ginekologi * Obstetrik * Urologi * Intravascular ultrasound * Contrast enhanced ultrasound
  • 33. Prinsip Kerja  Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi.
  • 34. Peralatan USG  Transduser  Monitor Monitor yang digunakan dalam USG  Mesin USG
  • 35. Source: Book “Biomedical Engineering”
  • 36. JENIS PEMERIKSAAN USG 1. USG 2 Dimensi Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. 2. USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
  • 37. JENIS PEMERIKSAAN USG  USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.  USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.