SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 16
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA KULIAH METODE NUMERIK & FORTRAN ( MATEMATIKA LANJUT 2 )
(S1-TEKNIK INFORMATIKA)/ ( S1 – SISTEM INFORMASI )
KODE / SKS KK-045310
Minggu
Ke
Pokok Bahasan
dan TIU
Sub-pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1 PENDAHULUAN - Penjabaran Pokok bahasan & Sub-pokok bahasan Mata Kuliah
Komputasi Numerik & FORTRAN
- Pengenalan konsep Metode Numerik dan aplikasinya
o Pengertian Metode Numerik
o Pendekatan dan Kesalahan
2 2. Pengenalan Bahasa FORTRAN:
4 3. Pendahuluan Metode Numerik 3.1. Pengertian Metode Numerik
5 4. Solusi Persamaan Non-Linier 4.1. Persamaan Non-Linier
4.2. Metode Biseksi
4.3. Metode Regula Falsi
6 4.4. Metode Sekan
4.5 Metode Iterasi Titik Tetap
7 4.6. Metode Newton – Raphson
8 5. Solusi Persamaan Linier Simultan 5.1. Sistim Persamaan Linier
5.2. Metode Eliminasi Gauss.
9 5.3. Metode Gauss-Jordan.
5.4. Iterasi Gauss-Seidel.
10 6. Interpolasi 6.1. Pertian Interpolasi
6.2. Interpolasi Polinomial (linier dan kuadrat)
6.3. Interpolasi Lagrange
11 6.4. Interpolasi Newton – Selisih hingga
6.5. Interpolasi Newton – Selisih bagi
12 7. Integrasi Numerik 7.1. Integrasi
7.2. Metode Empat Persegi Panjang.
7.3. Metode Titik Tengah
13 7.4. Metode Trapesium
7.5. Metode Simpson
14 7.6. Metode Kwadratur Gauss
DAFTAR PUSTAKA :
1. Steven C. Chapra & Raymond P. Canale, Metode Numerik untuk Teknik dengan Penerapan pada
Komputer Pribadi, UI-Press, Jakarta, 1991.
2. Suryadi H.S., Pengantar Metode Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1990
3. Suryadi M.T., Bahasa FORTRAN dan Analisis Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1995
Pendukung:
1. Duane Hanselman & Bruce Littlefied Matlab Andi Offset Yogyakarta
2. Charles G.Cullen 1993, 'Aliabar linier dan penerapannya‘, edisi terjemahan PT Gramedia
Pustaka Utama , Jakarta.
3. Samuel D.Conte, 1981. Elementary Numerical Analysis An algorithmic
Approach
1. Rinaldi Munir 2008, Metoda Numerik , revisi ke dua,
Harjanto Sutedjo hal 1
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
METODA ANALITIK / SEJATI
SUATU SOLUSI YANG MEMBERIKAN SOLUSI SEJATI / YANG SESUNGGUHNYA
YAITU SOLUSI YANG MEMILIKI GALAT(ERROR) SAMA DENGAN NOL
1
CONTOH : K = ∫ (4 – X2 ) dx = 22/3
-1
METODA NUMERIK
TEKNIK YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMFORMULASIKAN PERSOALAN MATEMATIK
SEHINGGA DAPAT DIPECAHKAN DENGAN OPERASI PERHITUNGAN/ARITHMETIK
BIASA ( +, * , /, - )
ATAU
CARA BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN ANGKA-ANGKA
PERBEDAAN METODA NUMERIK & ANALITIK
1. SOLUSI DENGAN :
• METODA NUMERIK SELALU BERBENTUK ANGKA.
• METODA ANALITIK
BIASANYA MENGHASILKAN SOLUSI DALAM BENTUK FUNGSI
MATEMATIK DAN DAPAT DIEVALUASI UNTUK MENGHASILKAN NILAI
DALAM BENTUK ANGKA.
2. DENGAN METODA NUMERIK
• SOLUSI YANG DIPEROLEH SELALU MENDEKATI SOLUSI SESUNGGUHNYA.
SEHINGGA DINAMAKAN DENGAN SOLUSI PENDEKATAN
• NAMUN SOLUSI INI DAPAT DIBUAT SETELITI YANG DIHARAPKAN.
• SOLUSI PENDEKATAN TIDAK TEPAT SAMA DENGAN SOLUSI
SESUNGGUHNYA, SEHINGGA ADASELISIH --- DISEBUT GALAT ( ERROR )
TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH SECARA NUMERIK
1. PEMODELAN
Harjanto Sutedjo hal 2
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
Masalah dimodelkan dalam persamaan matematika
2. PENYEDERHANAAN MODEL
Model rumit di buat sederhana
3. FORMULASI NUMERIK
Setelah model matematik sederhana diperoleh selanjutnya memformulasi secara
numerik
4. PEMROGRAMAN
Menerjemahkan algoritma ke program komputer
5. OPERASIONAL
Program computer di jalankan dengan data uji coba
6. EVALUASI
Analisis hasil run dibandingkan dengan prinsip dasar dan hasil empiris
Nilai Signifikan
Nilai signifikan adalah suatu nilai dimana jumlah angka ditentukan sebagai batas nilai tersebut
diterima atau tidak. Sebagai contoh perhatikan nilai pada penggaris :
Nilai yang ditunjuk tidak tepat pada angka yang ditentukan karena selisih 1 strip, dalam kejadian
ini bila dianggap nilai signifikan = 1 maka nilainya 59 atau 60.
Bila penggaris tersebut dilihat dengan skala lebih besar pada daerah yang ditunjuk oleh jarum :
Dari gambar ini, dengan nilai signifikan 10-1 (0,1) maka diperoleh nilainya 59 atau 59,5.
Angka Signifikan (AS)
• Komputasi thd suatu bilangan à Bilangan hrs meyakinkan ?
• Konsep angka signifikan à keandalan sebuah nilai numerik
• Banyak angka signifikan à banyaknya digit tertentu yg dpt dipakai dengan meyakinkan
• Selain angka signifikan, jg ada angka taksiran
• Angka 0 (nol) tdk sll pasti mjd angka signifikan, why?
• Ketidakpastianà kepastian, jk pakai notasi ilmiah
Bagaimana?
0,000123 à mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS)
0,00123 à mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS)
12.300 à Tidak jelas berapa AS, karena msh di?kan nol itu
berarti atau tidak…!
1,23 x 104
à mengandung 3 AS (memakai notasi ilmiah)
1,230 x 104
à mengandung 4 AS (memakai notasi ilmiah)
1,2300 x 104
à mengandung 5 AS (memakai notasi ilmiah)
Dua arti penting angka signifikan
• “AS akan memberikan kriteria untuk merinci seberapa keyakinan kita mengenai hasil
pendekatan dalam metode numerik”
Harjanto Sutedjo hal 3
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• “AS memberikan pengabaian dari angka signifikan sisa utk besaran-besaran yang spesifik
yang tidak bisa dinyatakan secara eksak krn jumlah digit yang terbatas” à (kesalahan
pembulatan/round-off-error
Akurasi dan Presisi
Presisi
• Jumlah angka signifikan yg menyatakan suatu besaran
• Penyebaran dlm bacaan berulang dari sebuah alat yg mengukur suatu perilaku fisik tertentu
Akurasi
• Dekatnya sebuah angka pendekatan atau pengukuran terhadap harga sebenarnya yang
hendak dinyatakan Inakurasi (Tdk akurat)
• Simpangan sistematis dari kebenaran
Kesalahan à “mewakili dua hal yaitu tidak akurat dan tidak presisi dari ramalan yang dilakukan
• Kesalahan Numerik à Adanya aproksimasi
Meliputi:
• Kesalahan pemotongan (truncation error) à saat aproksimasi digunakan utk menyatakan
suatu prosedur matematika eksak.
• Kesalahan pembulatan (round-off error) à ketika angka2
aproksimasi dipakai utk
menyatakan angka-angka pasti.
•
Sehingga, bisa dihubungkan:
Harga Sebenarnya = pendekatan + Kesalahan
• Bisa dikatakan: “Kesalahan numerik adalah setara terhadap ketidakcocokan antara yang
sebenarnya dan aproksimasi”
Et = Harga sebenarnya – aproksimasi;
Dimana, Et = harga pasti dari kesalahan; huruf t dimaksudkan bahwa ia adalah kesalahan
“sebenarnya” à Tapi, Definisi yang lemah..!Why..???
Kelemahan definisi?
• Tidak memperhitungkan tingkat/orde besar dari nilai yang diperiksa, mis: kesalahan 1 cm
akan sangat berarti pada pengukuran panjang paku dari pada pengukuran panjang
jembatan
•
Menutupi kelemahan di atas, How??
• Menormalisasi kesalahan itu thd harga sebenarnya à Kesalahan Relatif Fraksional(KRF)
• KRF = Kesalahan / Harga sebenarnya
• KRF dapat pula dikalikan dengan 100% didefinisikan sebagai εt, sbb:
εt = (Kesalahan /Harga Sebenarnya) x 100% ;
Dimana: εt = kesalahan relatif sebenarnya. (persen )
Harjanto Sutedjo hal 4
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• Alternatif yg selalu dipakai dlm menormalisasi kesalahan dgn mengunakan taksiran
terbaik dari harga yang sebenarnya terhadap kesalahan aproksimasi itu sendiri, yaitu sbb:
εa = (Kesalahan aproksimasi/Aproksimasi)x 100%
Dimana: a = kesalahan tersebut dinormalisasikan
thd sebuah harga aproksimasi.
Masalah & Sekaligus tantangan dlm Met-Num à
“menentukan taksiran kesalahan tanpa pengetahuan mengenai harga yang sebenarnya”
• Metode numerik tertentu memakai pendekatan interasi utk menghitung jawaban.
• Dlm hal ini, suatu aproksimasi skrg dibuat berdsrkan suatu aproksimasi sblmnya à
dilakukan berulang kali atau scr interasi spy dapat menghitung aprosimasi yg lbh baik &
semakin baik.
• Dgn demikian, kesalahan sering ditaksir sbg pbedaan antara aproksimasi sblmnya dgn
aproksimasi sekarang, Sehingga kesalahan relatif persen ditentukan:
εa = (aprok. skrg – aprok. sblmnya)/(pendekatan skrg) x 100%
εa bisa sj positif atau jg negatif, namun seringkali hanya digunakan harga absolutnya
dimana apakah lebih kecil dari suatu toleransi praspesifikasinya (εs)
│εa│ < εs
• Kalau hubungan (│εa│ < εs ) dipegang, hasil kita anggap berada dlm tingkat praspesifikasi
yang dapat diterima εs
• (Scarborough, 1966)à Jk kriteria di atas bs diterima, maka dapat menjamin bhw hasilnya
adalah betul hingga sekurang-kurangnya n angka signifikan.
• εs = ( 0,5 x 102-n
) % à Buku Chapra,hal 79-81
Kesalahan Pembulatan
• Berasal dari kenyataan bhw komputer hy menyimpan sejumlah tertentu angka signifikan
selama kalkulasi
Misalnya:
• Bila ia menyimpan 7 angka signifikan maka ¶ sebagai ¶ = 3,141592, dgn mengabaikan
suku2 yg dikalikan dlm kesalahan pembulatan:
Et = 0,00000065 …
• Kelemahan pembulatan di atas à ia mengabaikan suku-suku sisa dalam menyatakan
desimal lengkap.
• Jika dibulatkan ¶ = 3,141593 karena angka ke-8 adalah 6, maka kesalahan pembulatan
berkurang menjadi:
Et = 0,00000035 …
• Untuk membulatkan bilangan sesuai dengan aturan pembulatan dari syarat di atas à
Menambah biaya komputasi & akibatnya beberapa mesin memakai chopping (mengambil
suku2 sisa dalam menyatakan desimal lengkap) sederhana.
Harjanto Sutedjo hal 5
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• Pendekatan ini bs diterima dengan asumsi bhw jumlah angka signifikan pd kebanyakan
komputer cukup besar, hingga kesalahan pembulatan berdasarkan permotongan biasanya
diabaikan.
• Aturan pembulatan à Lihat buku Chapra, hal 85-87
Kesalahan Pemotongan
• Adalah kesalahan yg dihasilkan dari penggunaan suatu aproksimasi pengganti prosedur
matematika eksak suatu kesalahan pemotongan dimskan ke dlm solusi numerik karena
kesamaan diferensial hanya melakukan aproksimasi harga turunan sebenarnya. Agar
memperkuat pengertian thd perilaku kesalhan semacam ini, sekarang kita kembalipada
suatu rumus matematika yg secara luas telah digunakan dalam metode numerik untuk
menyatakan fungsi2 dalam suatu bentuk pendekatan yaitu Deret taylor
Contoh 1.1 :
Seorang perakit komputer akan merakit komputer dengan tiga merek yaitu
merek Garuda, Harimau, Kancil.
Proses pembuatan melalui tiga tahapan :
Pertama Kedua Ketiga
Seleksi peralatan Perakitan Uji coba dan finishing
Gajah 3 jam 5 jam 5 jam
Harimau 4 jam 4 jam 6 jam
Kancil 3.5 jam 4 jam 7 jam
Waktu yg tersedia 24 jam 12 jam 12 jam
Berapa banyak hasil rakitan yang diperoleh setiap hari ?.
Penyelesaian.
Definisi masalah : Jika diasumsikan bahwa
G : menyatakan banyak komputer merk Garuda yang dihasilkan,
H : menyatakan banyak komputer merk Harimau yang dihasilkan
K : menyatakan banyak komputer merk Kelinci yang dihasilkan
- Komputer merek Garuda tahapan seleksi memerlukan waktu 3 jam,
perakitan 5 jam, uji coba dan finishing memerlukan waktu 5 jam.
- Komputer merek Harimau seleksi peralatan(periperal) memerlukan
waktu 4 jam, perakitan 4 jam, uji coba dan finishing memerlukan waktu
6 jam.
- Komputer merek Kancil seleksi peralatan(periperal) memerlukan waktu
3,5 jam, perakitan 4 jam, uji coba dan finishing 7 jam.
- Waktu yang disediakan masing-masing devisi :
 periperal menyediakan 24 jam per orang perhari,
Harjanto Sutedjo hal 6
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
 perakitan menyediakan 12 jam per orang perhari
 uji coba dan finishing menyediakan 12 jam per orang perhari.
Berapa banyak hasil rakitan yang diperoleh setiap hari ?.
Dari permasalahan tersebut diperoleh model matematika sebagai berikut.
Model matematika :
Permasalahan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk model matematika
sebagai berikut .
3G + 4H + 3.5K = 24 i)
5G + 4H + 4 K = 12 ii)
5G + 6H + 7 K = 12 iii)
persamaan ke i) menyatakan pemanfaatan total waktu seleksi periperal, ii)
total waktu perakitan dan iii) menyatakan total waktu uji coba dan
finising.
Apabila ditulis dalam bentuk matrik adalah sbb :










765
445
5.343










K
H
G
=










12
12
24
3. Alat pemecah masalah :
Dengan alat pemecah masalah seperti komputasi numerik, statistika,
aljabar akan diperoleh hasil numeris (G = ... , H =.. dan K = …)
Pada contoh ini digunakan Matlab diperoleh hasil numeris
G = -2.7692, H = 19.3846 dan K = -12.9231
Implementasi :
Dari hasil numeris yang dapat diartikan (di implementasikan ke permasalahan
semula) bahwa pada hari yang diinginkan tersebut dirakit tiga unit komputer
• merk Garuda (G = -2.7692 ) tetapi belum selesai (hasilnya negatif).
• H = 19.3846 menyatakan banyak komputer merk Harimau dapat
dirakit 19 unit dan satu unit belum selesai.
• komputer merk Kancil (K = -12.9231) dirakit tiga belas unit komputer
tetapi belum selesai semua.
Deret dan Aproksimasi
Harjanto Sutedjo hal 7
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
Deret MacLaurin dan Deret Taylor
• Kenapa perlu perkiraan?
– Perkiraan dibentuk dari fungsi paling sederhana – polynomial.
– Kita bisa mengintegrasikan dan mendiferensiasi dengan mudah.
– Kita bisa gunakan saat kita tidak tahu fungsi sebenarnya.
Polynomial Approximations
• Misalkan kita ingin membuat perkiraan untuk sebuah fungsi yang kompleks
pada sekitar x = 0;
• Perkiraan paling simple adalah menentukan sebuah konstanta, sehingga:
• Catatan: perkiraan di atas disebut sebagai zero’th order polynomial
approximation;
• Lalu, nilai berapa yang harus kita berikan pada konstanta itu?
• Kita inginkan angka paling akurat pada x = 0.
• Sehingga:
-1 -0.5 0 0.5
0.5
1
1.5
2
x
y
f(x)
p(x)
Contoh :
Harjanto Sutedjo hal 8
00 )( axp =
)0()(0 fxp =
x
xf
−
=
1
1
)(
1)(1
1
1
)0( 0 =⇒== xpf
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
-1 -0.5 0 0.5
0.5
1
1.5
2
x
y
f(x)
p0
(x)
• Sekarang kita tingkatkan dengan perkiraan dengan menggunakan aproksimasi linier
(1st
order approximation);
• Sekarang kita pilih nilai sehingga perpotongan dan garis nya semirip mungkin dengan
fungsi sebenarnya.
• Menyamakan perpotongan:
• Menyamakan slope:
• Sehingga polinom nya:
Contoh :
Harjanto Sutedjo hal 9
xaaxp 101 )( +=
)0(
)0(0)0()0(
0
101
fa
faafp
=⇒
=×+⇒=
)0()0()0( 11 fafp ′=⇒′=′
xffp )0()0()0(1
′+=
x
xf
−
=
1
1
)(
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• Sekarang coba dengan perkiraan kuadratik:
• Kita inginkan perpotongan, gradient dan kurva (turunan kedua) dari
perkiraan kita dapat match dengan fungsi sebenarnya pada x = 0.
• Menyamakan perpotongan:
Harjanto Sutedjo hal 10
xaaxp 101 )( +=
1)0(1
01
1
)0( 0 ==⇒=
−
= faf
( )
1)0(1
1
1
)0( 12
=′=⇒=
−
=′ fa
x
f
xxp +=⇒ 1)(1
2
2102 )( xaxaaxp ++=
)0(
)0(00)0()0(
0
2
2102
fa
faaafp
=⇒
=×+×+⇒=
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• Menyamakan kemiringan:
• Mencocokkan kurva (turunan ke 2):
• Memberikan polinom
Contoh :
Dari sebelumnya :
Harjanto Sutedjo hal 11
)0(02)0()0( 212 faafp ′=×+⇒′=′
)0(
2
1
)0(2)0()0(
2
22
fa
fafp
′′=⇒
′′=⇒′′=′′
2
2 )0(
2
1
)0()0()( xfxffxp ′′+′+=
x
xf
−
=
1
1
)(
2
2102 )( xaxaaxp ++=
1,1 10 == aa
( )
1
2)0(2
1
2
)(
2
23
=⇒
=′=⇒
−
=′′
a
fa
x
xf
2
2 1)( xxxp ++=⇒
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
-1 -0.5 0 0.5
0.5
1
1.5
2
x
y
f(x)
p0
(x)
p1
(x)
p2
(x)
• Kita bisa teruskan penaksiran secara polinom hingga n derajad.
• Kalau kita teruskan, kita akan mendapatkan rumus:
• Akurasi perkiraan akan bertambah seiring dengan penambahan polinom;
• Kita lihat polinom derajad 0, 1, 2 dan 6 (warna hijau), dibanding fungsi asli
nya f(x) (warna biru).
-1 -0.5 0 0.5
0.5
1
1.5
2
x
y
f(x)
p0
(x)
p1
(x)
p2
(x)
p6
(x)
Harjanto Sutedjo hal 12
!
)0(
!2
)0(
)0()0()()(
)(
2
n
x
f
x
f
xffxpxf
n
n
n
++′′+
′+=≈

Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
Maclaurin (Power) Series
• Deret Maclaurin adalah penaksiran polinom derajad tak hingga
• Notice: Deret infinite (tak hingga) menyatakan bahwa akhirnya
deret ini sama dengan fungsi sebenarnya, bukan penaksiran lagi!
• Dari awal kita selalu memulai perkiraan pada nilai x = 0
• Sesungguhnya, kita bisa membuat deret polinom yang berasal dari titik
manapun.
•
• Ini disebut Taylor Series.
• Jadi, Deret MacLaurin merupakan Deret Taylor yang berpusat
pada x0=0
• Rumus umum Deret Taylor:
Contoh deret taylor
• Bentuklah Deret Taylor untuk:
• Cari nilai fungsi dan turunannya untuk fungsi pada x0=1
Harjanto Sutedjo hal 13
 +++′′+
′+=
!
)0(
!2
)0(
)0()0()(
)(
2
n
x
f
x
f
xffxf
n
n
0xx =
 +
−
++
−
′′+−′+=
!
)(
)(
!2
)(
)())(()()(
0
0
)(
2
0
0000
n
xx
xf
xx
xfxxxfxfxf
n
n
∑
∞
=
−
=
0
0
0
)(
!
)(
)(
n
n
n
n
xx
xf
1),ln()( 0 == xxxf
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• Gunakan Rumus Umum Deret Taylor:
Harjanto Sutedjo hal 14
0)1ln()()ln()( 0 ==⇒= xfxxf
1
1
1
)(
1
)( 0 ==′⇒=′ xf
x
xf
1
1
1
)(
1
)( 202
−=−=′′⇒−=′′ xf
x
xf
2
1
2
)(
2
)( 303
==′′′⇒=′′′ xf
x
xf
1
1
0
)(
1
)(
)1()!1(
1
)1()!1(
)(
)1()!1(
)(
−
−
−
−−=
−−
=⇒
−−
=
n
n
n
n
n
n
n
n
n
xf
x
n
xf

 +
−
++
−
′′+−′+=
!
)(
)(
!2
)(
)())(()()(
0
0
)(
2
0
0000
n
xx
xf
xx
xfxxxfxfxf
n
n
 +
−
−−++
−
+
−
−−+=⇒
−
!
)1(
)1()!1(
!3
)1(!2
!2
)1(
)1(0)ln(
1
32
n
x
n
xx
xx
n
n
 +
−
−++
−
+
−
−−=⇒
−
n
x
xx
xx
n
n )1(
)1(
3
)1(
2
)1(
)1()ln(
1
32
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
• Kita bisa memutuskan untuk membuat perkiraan dari sebuah
fungsi hingga n (derajat) tertentu yang tidak tak terhingga;
Kita sebut sebagai Truncated Taylor Series
• Untuk mendapatkan truncated Deret Taylor order ke n
Note: Ini adalah konsep yang sama sebagai pendekatan
polynomial yang kita perkenalkan dahulu
• Mencari truncated Deret Taylor ( derajat 3 ) untuk
fungsi :
pusat pada:
• Untuk pendekatan derajat 3 :
Evaluasi :
Harjanto Sutedjo hal 15
!
)(
)(
!2
)(
)())(()()(
0
0
)(
2
0
0000
n
xx
xf
xx
xfxxxfxfxf
n
n −
++
−
′′+−′+≈

)2cos()( xxf =
4
π
=x
!3
)(
)(
!2
)(
)(
))(()()(
3
0
0
2
0
0
000
xx
xf
xx
xf
xxxfxfxf
−
′′′+
−
′′+
−′+≈
8
2
sin8
4
)2sin(8)(
0
2
cos4
4
)2cos(4)(
2
2
sin2
4
)2sin(2)(
0
2
cos
4
)2cos()(
=





=





′′′⇒=′′′
=





−=




′′⇒−=′′
−=





−=





′⇒−=′
=





=





⇒=
ππ
ππ
ππ
ππ
fxxf
fxxf
fxxf
fxxf
Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2
Diberikan :
-3 -2 -1 0 1 2 3
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
x
y
f(x)
t3
(x)π/4
• Kenapa mesti pakai Deret Taylor kalau bisa pakai
Maclaurin?
• Perkiraan kita akan makin jauh dari akurat jika semakin
jauh dari titik awal x0;
• Kita harus selalu memakai titik awal yang dekat dengan
titik yang akan diperkirakan dan juga mudah untuk
melakukan perkiraan.
Harjanto Sutedjo hal 16
!3
4
8
!2
4
0
4
20)(
!3
)(
)(
!2
)(
)(
))(()()(
32
3
0
0
2
0
0
000






−
×+






−
×+






−×−≈⇒
−
′′′+
−
′′+
−′+≈
ππ
π
xx
xxf
xx
xf
xx
xf
xxxfxfxf
3
43
4
4
2)( 





−+





−−≈⇒
ππ
xxxf

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameterStatistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameteryusufbf
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
metode kuadrat terkecil
metode kuadrat terkecilmetode kuadrat terkecil
metode kuadrat terkecilZara Neur
 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelNur Fadzri
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudentDevandy Enda
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Dian Arisona
 
PPT Uji Normalitas & Homogenitas
PPT Uji Normalitas & HomogenitasPPT Uji Normalitas & Homogenitas
PPT Uji Normalitas & HomogenitasRidho Andri Astrada
 
Materi SMA X - Statistika
Materi SMA X - StatistikaMateri SMA X - Statistika
Materi SMA X - StatistikaAna Sugiyarti
 
Selang kepercayaan
Selang kepercayaanSelang kepercayaan
Selang kepercayaansidesty
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Aris Widodo
 

Mais procurados (20)

Nilai eigen dan vektor eigen
Nilai eigen dan vektor eigenNilai eigen dan vektor eigen
Nilai eigen dan vektor eigen
 
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameterStatistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
PENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETERPENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETER
 
metode kuadrat terkecil
metode kuadrat terkecilmetode kuadrat terkecil
metode kuadrat terkecil
 
Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidel
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Iterasi jacobi
Iterasi jacobiIterasi jacobi
Iterasi jacobi
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudent
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
 
PPT Uji Normalitas & Homogenitas
PPT Uji Normalitas & HomogenitasPPT Uji Normalitas & Homogenitas
PPT Uji Normalitas & Homogenitas
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Materi SMA X - Statistika
Materi SMA X - StatistikaMateri SMA X - Statistika
Materi SMA X - Statistika
 
Selang kepercayaan
Selang kepercayaanSelang kepercayaan
Selang kepercayaan
 
Distribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinyaDistribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinya
 
Aproksimasi
AproksimasiAproksimasi
Aproksimasi
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 

Destaque

Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Kannal Bakti Pakinde
 
Multimedia1
Multimedia1Multimedia1
Multimedia1UIA
 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTrukmono budi utomo
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaIbad Ahmad
 
11X1 T16 07 approximations (2011)
11X1 T16 07 approximations (2011)11X1 T16 07 approximations (2011)
11X1 T16 07 approximations (2011)Nigel Simmons
 

Destaque (7)

4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
 
Multimedia1
Multimedia1Multimedia1
Multimedia1
 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
11X1 T16 07 approximations (2011)
11X1 T16 07 approximations (2011)11X1 T16 07 approximations (2011)
11X1 T16 07 approximations (2011)
 

Semelhante a METODE NUMERIK

Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertamaMetode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertamaWaksalahraboUwak
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Izhan Nassuha
 
Kesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).ppt
Kesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).pptKesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).ppt
Kesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).pptAri Yanto
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreAlvin Setiawan
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newAlen Pepa
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaAlvin Setiawan
 
Pendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerikPendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerikHdytim
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilatejowati
 
pengantar metode numerik
 pengantar metode numerik pengantar metode numerik
pengantar metode numeriksoftscients
 
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)Anneedha Lvfee
 
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp0209 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02Haris Ismail
 
Sistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahanSistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahangigi45
 
Metode Numerik Secara Umum.ppt
Metode Numerik Secara Umum.pptMetode Numerik Secara Umum.ppt
Metode Numerik Secara Umum.pptssuserb7d229
 

Semelhante a METODE NUMERIK (20)

Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertamaMetode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
Metode Numerik Hybrid, pertemuan pertama
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik
 
Tabel.biseksi.regula falsi
Tabel.biseksi.regula falsiTabel.biseksi.regula falsi
Tabel.biseksi.regula falsi
 
Kesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).ppt
Kesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).pptKesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).ppt
Kesalahan dan Akar Persamaan-ES (1).ppt
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-new
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa KomputasionalPert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
 
Pendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerikPendahuluan metode numerik
Pendahuluan metode numerik
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Metode numerik-stmik-aub
Metode numerik-stmik-aubMetode numerik-stmik-aub
Metode numerik-stmik-aub
 
pengantar metode numerik
 pengantar metode numerik pengantar metode numerik
pengantar metode numerik
 
Aturan trapesium
Aturan trapesiumAturan trapesium
Aturan trapesium
 
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
Tugas metode numerik ( anida dan yeni)
 
METODE BISECTION.pdf
METODE BISECTION.pdfMETODE BISECTION.pdf
METODE BISECTION.pdf
 
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp0209 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan-130218023650-phpapp02
 
Sistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahanSistem bilangan dan kesalahan
Sistem bilangan dan kesalahan
 
Metode Numerik Secara Umum.ppt
Metode Numerik Secara Umum.pptMetode Numerik Secara Umum.ppt
Metode Numerik Secara Umum.ppt
 
Kuliah 01
Kuliah 01Kuliah 01
Kuliah 01
 

METODE NUMERIK

  • 1. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH METODE NUMERIK & FORTRAN ( MATEMATIKA LANJUT 2 ) (S1-TEKNIK INFORMATIKA)/ ( S1 – SISTEM INFORMASI ) KODE / SKS KK-045310 Minggu Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub-pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1 PENDAHULUAN - Penjabaran Pokok bahasan & Sub-pokok bahasan Mata Kuliah Komputasi Numerik & FORTRAN - Pengenalan konsep Metode Numerik dan aplikasinya o Pengertian Metode Numerik o Pendekatan dan Kesalahan 2 2. Pengenalan Bahasa FORTRAN: 4 3. Pendahuluan Metode Numerik 3.1. Pengertian Metode Numerik 5 4. Solusi Persamaan Non-Linier 4.1. Persamaan Non-Linier 4.2. Metode Biseksi 4.3. Metode Regula Falsi 6 4.4. Metode Sekan 4.5 Metode Iterasi Titik Tetap 7 4.6. Metode Newton – Raphson 8 5. Solusi Persamaan Linier Simultan 5.1. Sistim Persamaan Linier 5.2. Metode Eliminasi Gauss. 9 5.3. Metode Gauss-Jordan. 5.4. Iterasi Gauss-Seidel. 10 6. Interpolasi 6.1. Pertian Interpolasi 6.2. Interpolasi Polinomial (linier dan kuadrat) 6.3. Interpolasi Lagrange 11 6.4. Interpolasi Newton – Selisih hingga 6.5. Interpolasi Newton – Selisih bagi 12 7. Integrasi Numerik 7.1. Integrasi 7.2. Metode Empat Persegi Panjang. 7.3. Metode Titik Tengah 13 7.4. Metode Trapesium 7.5. Metode Simpson 14 7.6. Metode Kwadratur Gauss DAFTAR PUSTAKA : 1. Steven C. Chapra & Raymond P. Canale, Metode Numerik untuk Teknik dengan Penerapan pada Komputer Pribadi, UI-Press, Jakarta, 1991. 2. Suryadi H.S., Pengantar Metode Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1990 3. Suryadi M.T., Bahasa FORTRAN dan Analisis Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1995 Pendukung: 1. Duane Hanselman & Bruce Littlefied Matlab Andi Offset Yogyakarta 2. Charles G.Cullen 1993, 'Aliabar linier dan penerapannya‘, edisi terjemahan PT Gramedia Pustaka Utama , Jakarta. 3. Samuel D.Conte, 1981. Elementary Numerical Analysis An algorithmic Approach 1. Rinaldi Munir 2008, Metoda Numerik , revisi ke dua, Harjanto Sutedjo hal 1
  • 2. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 METODA ANALITIK / SEJATI SUATU SOLUSI YANG MEMBERIKAN SOLUSI SEJATI / YANG SESUNGGUHNYA YAITU SOLUSI YANG MEMILIKI GALAT(ERROR) SAMA DENGAN NOL 1 CONTOH : K = ∫ (4 – X2 ) dx = 22/3 -1 METODA NUMERIK TEKNIK YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMFORMULASIKAN PERSOALAN MATEMATIK SEHINGGA DAPAT DIPECAHKAN DENGAN OPERASI PERHITUNGAN/ARITHMETIK BIASA ( +, * , /, - ) ATAU CARA BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN ANGKA-ANGKA PERBEDAAN METODA NUMERIK & ANALITIK 1. SOLUSI DENGAN : • METODA NUMERIK SELALU BERBENTUK ANGKA. • METODA ANALITIK BIASANYA MENGHASILKAN SOLUSI DALAM BENTUK FUNGSI MATEMATIK DAN DAPAT DIEVALUASI UNTUK MENGHASILKAN NILAI DALAM BENTUK ANGKA. 2. DENGAN METODA NUMERIK • SOLUSI YANG DIPEROLEH SELALU MENDEKATI SOLUSI SESUNGGUHNYA. SEHINGGA DINAMAKAN DENGAN SOLUSI PENDEKATAN • NAMUN SOLUSI INI DAPAT DIBUAT SETELITI YANG DIHARAPKAN. • SOLUSI PENDEKATAN TIDAK TEPAT SAMA DENGAN SOLUSI SESUNGGUHNYA, SEHINGGA ADASELISIH --- DISEBUT GALAT ( ERROR ) TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH SECARA NUMERIK 1. PEMODELAN Harjanto Sutedjo hal 2
  • 3. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 Masalah dimodelkan dalam persamaan matematika 2. PENYEDERHANAAN MODEL Model rumit di buat sederhana 3. FORMULASI NUMERIK Setelah model matematik sederhana diperoleh selanjutnya memformulasi secara numerik 4. PEMROGRAMAN Menerjemahkan algoritma ke program komputer 5. OPERASIONAL Program computer di jalankan dengan data uji coba 6. EVALUASI Analisis hasil run dibandingkan dengan prinsip dasar dan hasil empiris Nilai Signifikan Nilai signifikan adalah suatu nilai dimana jumlah angka ditentukan sebagai batas nilai tersebut diterima atau tidak. Sebagai contoh perhatikan nilai pada penggaris : Nilai yang ditunjuk tidak tepat pada angka yang ditentukan karena selisih 1 strip, dalam kejadian ini bila dianggap nilai signifikan = 1 maka nilainya 59 atau 60. Bila penggaris tersebut dilihat dengan skala lebih besar pada daerah yang ditunjuk oleh jarum : Dari gambar ini, dengan nilai signifikan 10-1 (0,1) maka diperoleh nilainya 59 atau 59,5. Angka Signifikan (AS) • Komputasi thd suatu bilangan à Bilangan hrs meyakinkan ? • Konsep angka signifikan à keandalan sebuah nilai numerik • Banyak angka signifikan à banyaknya digit tertentu yg dpt dipakai dengan meyakinkan • Selain angka signifikan, jg ada angka taksiran • Angka 0 (nol) tdk sll pasti mjd angka signifikan, why? • Ketidakpastianà kepastian, jk pakai notasi ilmiah Bagaimana? 0,000123 à mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS) 0,00123 à mengandung 3 AS (nol bkn merupakan AS) 12.300 à Tidak jelas berapa AS, karena msh di?kan nol itu berarti atau tidak…! 1,23 x 104 à mengandung 3 AS (memakai notasi ilmiah) 1,230 x 104 à mengandung 4 AS (memakai notasi ilmiah) 1,2300 x 104 à mengandung 5 AS (memakai notasi ilmiah) Dua arti penting angka signifikan • “AS akan memberikan kriteria untuk merinci seberapa keyakinan kita mengenai hasil pendekatan dalam metode numerik” Harjanto Sutedjo hal 3
  • 4. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • “AS memberikan pengabaian dari angka signifikan sisa utk besaran-besaran yang spesifik yang tidak bisa dinyatakan secara eksak krn jumlah digit yang terbatas” à (kesalahan pembulatan/round-off-error Akurasi dan Presisi Presisi • Jumlah angka signifikan yg menyatakan suatu besaran • Penyebaran dlm bacaan berulang dari sebuah alat yg mengukur suatu perilaku fisik tertentu Akurasi • Dekatnya sebuah angka pendekatan atau pengukuran terhadap harga sebenarnya yang hendak dinyatakan Inakurasi (Tdk akurat) • Simpangan sistematis dari kebenaran Kesalahan à “mewakili dua hal yaitu tidak akurat dan tidak presisi dari ramalan yang dilakukan • Kesalahan Numerik à Adanya aproksimasi Meliputi: • Kesalahan pemotongan (truncation error) à saat aproksimasi digunakan utk menyatakan suatu prosedur matematika eksak. • Kesalahan pembulatan (round-off error) à ketika angka2 aproksimasi dipakai utk menyatakan angka-angka pasti. • Sehingga, bisa dihubungkan: Harga Sebenarnya = pendekatan + Kesalahan • Bisa dikatakan: “Kesalahan numerik adalah setara terhadap ketidakcocokan antara yang sebenarnya dan aproksimasi” Et = Harga sebenarnya – aproksimasi; Dimana, Et = harga pasti dari kesalahan; huruf t dimaksudkan bahwa ia adalah kesalahan “sebenarnya” à Tapi, Definisi yang lemah..!Why..??? Kelemahan definisi? • Tidak memperhitungkan tingkat/orde besar dari nilai yang diperiksa, mis: kesalahan 1 cm akan sangat berarti pada pengukuran panjang paku dari pada pengukuran panjang jembatan • Menutupi kelemahan di atas, How?? • Menormalisasi kesalahan itu thd harga sebenarnya à Kesalahan Relatif Fraksional(KRF) • KRF = Kesalahan / Harga sebenarnya • KRF dapat pula dikalikan dengan 100% didefinisikan sebagai εt, sbb: εt = (Kesalahan /Harga Sebenarnya) x 100% ; Dimana: εt = kesalahan relatif sebenarnya. (persen ) Harjanto Sutedjo hal 4
  • 5. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • Alternatif yg selalu dipakai dlm menormalisasi kesalahan dgn mengunakan taksiran terbaik dari harga yang sebenarnya terhadap kesalahan aproksimasi itu sendiri, yaitu sbb: εa = (Kesalahan aproksimasi/Aproksimasi)x 100% Dimana: a = kesalahan tersebut dinormalisasikan thd sebuah harga aproksimasi. Masalah & Sekaligus tantangan dlm Met-Num à “menentukan taksiran kesalahan tanpa pengetahuan mengenai harga yang sebenarnya” • Metode numerik tertentu memakai pendekatan interasi utk menghitung jawaban. • Dlm hal ini, suatu aproksimasi skrg dibuat berdsrkan suatu aproksimasi sblmnya à dilakukan berulang kali atau scr interasi spy dapat menghitung aprosimasi yg lbh baik & semakin baik. • Dgn demikian, kesalahan sering ditaksir sbg pbedaan antara aproksimasi sblmnya dgn aproksimasi sekarang, Sehingga kesalahan relatif persen ditentukan: εa = (aprok. skrg – aprok. sblmnya)/(pendekatan skrg) x 100% εa bisa sj positif atau jg negatif, namun seringkali hanya digunakan harga absolutnya dimana apakah lebih kecil dari suatu toleransi praspesifikasinya (εs) │εa│ < εs • Kalau hubungan (│εa│ < εs ) dipegang, hasil kita anggap berada dlm tingkat praspesifikasi yang dapat diterima εs • (Scarborough, 1966)à Jk kriteria di atas bs diterima, maka dapat menjamin bhw hasilnya adalah betul hingga sekurang-kurangnya n angka signifikan. • εs = ( 0,5 x 102-n ) % à Buku Chapra,hal 79-81 Kesalahan Pembulatan • Berasal dari kenyataan bhw komputer hy menyimpan sejumlah tertentu angka signifikan selama kalkulasi Misalnya: • Bila ia menyimpan 7 angka signifikan maka ¶ sebagai ¶ = 3,141592, dgn mengabaikan suku2 yg dikalikan dlm kesalahan pembulatan: Et = 0,00000065 … • Kelemahan pembulatan di atas à ia mengabaikan suku-suku sisa dalam menyatakan desimal lengkap. • Jika dibulatkan ¶ = 3,141593 karena angka ke-8 adalah 6, maka kesalahan pembulatan berkurang menjadi: Et = 0,00000035 … • Untuk membulatkan bilangan sesuai dengan aturan pembulatan dari syarat di atas à Menambah biaya komputasi & akibatnya beberapa mesin memakai chopping (mengambil suku2 sisa dalam menyatakan desimal lengkap) sederhana. Harjanto Sutedjo hal 5
  • 6. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • Pendekatan ini bs diterima dengan asumsi bhw jumlah angka signifikan pd kebanyakan komputer cukup besar, hingga kesalahan pembulatan berdasarkan permotongan biasanya diabaikan. • Aturan pembulatan à Lihat buku Chapra, hal 85-87 Kesalahan Pemotongan • Adalah kesalahan yg dihasilkan dari penggunaan suatu aproksimasi pengganti prosedur matematika eksak suatu kesalahan pemotongan dimskan ke dlm solusi numerik karena kesamaan diferensial hanya melakukan aproksimasi harga turunan sebenarnya. Agar memperkuat pengertian thd perilaku kesalhan semacam ini, sekarang kita kembalipada suatu rumus matematika yg secara luas telah digunakan dalam metode numerik untuk menyatakan fungsi2 dalam suatu bentuk pendekatan yaitu Deret taylor Contoh 1.1 : Seorang perakit komputer akan merakit komputer dengan tiga merek yaitu merek Garuda, Harimau, Kancil. Proses pembuatan melalui tiga tahapan : Pertama Kedua Ketiga Seleksi peralatan Perakitan Uji coba dan finishing Gajah 3 jam 5 jam 5 jam Harimau 4 jam 4 jam 6 jam Kancil 3.5 jam 4 jam 7 jam Waktu yg tersedia 24 jam 12 jam 12 jam Berapa banyak hasil rakitan yang diperoleh setiap hari ?. Penyelesaian. Definisi masalah : Jika diasumsikan bahwa G : menyatakan banyak komputer merk Garuda yang dihasilkan, H : menyatakan banyak komputer merk Harimau yang dihasilkan K : menyatakan banyak komputer merk Kelinci yang dihasilkan - Komputer merek Garuda tahapan seleksi memerlukan waktu 3 jam, perakitan 5 jam, uji coba dan finishing memerlukan waktu 5 jam. - Komputer merek Harimau seleksi peralatan(periperal) memerlukan waktu 4 jam, perakitan 4 jam, uji coba dan finishing memerlukan waktu 6 jam. - Komputer merek Kancil seleksi peralatan(periperal) memerlukan waktu 3,5 jam, perakitan 4 jam, uji coba dan finishing 7 jam. - Waktu yang disediakan masing-masing devisi :  periperal menyediakan 24 jam per orang perhari, Harjanto Sutedjo hal 6
  • 7. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2  perakitan menyediakan 12 jam per orang perhari  uji coba dan finishing menyediakan 12 jam per orang perhari. Berapa banyak hasil rakitan yang diperoleh setiap hari ?. Dari permasalahan tersebut diperoleh model matematika sebagai berikut. Model matematika : Permasalahan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk model matematika sebagai berikut . 3G + 4H + 3.5K = 24 i) 5G + 4H + 4 K = 12 ii) 5G + 6H + 7 K = 12 iii) persamaan ke i) menyatakan pemanfaatan total waktu seleksi periperal, ii) total waktu perakitan dan iii) menyatakan total waktu uji coba dan finising. Apabila ditulis dalam bentuk matrik adalah sbb :           765 445 5.343           K H G =           12 12 24 3. Alat pemecah masalah : Dengan alat pemecah masalah seperti komputasi numerik, statistika, aljabar akan diperoleh hasil numeris (G = ... , H =.. dan K = …) Pada contoh ini digunakan Matlab diperoleh hasil numeris G = -2.7692, H = 19.3846 dan K = -12.9231 Implementasi : Dari hasil numeris yang dapat diartikan (di implementasikan ke permasalahan semula) bahwa pada hari yang diinginkan tersebut dirakit tiga unit komputer • merk Garuda (G = -2.7692 ) tetapi belum selesai (hasilnya negatif). • H = 19.3846 menyatakan banyak komputer merk Harimau dapat dirakit 19 unit dan satu unit belum selesai. • komputer merk Kancil (K = -12.9231) dirakit tiga belas unit komputer tetapi belum selesai semua. Deret dan Aproksimasi Harjanto Sutedjo hal 7
  • 8. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 Deret MacLaurin dan Deret Taylor • Kenapa perlu perkiraan? – Perkiraan dibentuk dari fungsi paling sederhana – polynomial. – Kita bisa mengintegrasikan dan mendiferensiasi dengan mudah. – Kita bisa gunakan saat kita tidak tahu fungsi sebenarnya. Polynomial Approximations • Misalkan kita ingin membuat perkiraan untuk sebuah fungsi yang kompleks pada sekitar x = 0; • Perkiraan paling simple adalah menentukan sebuah konstanta, sehingga: • Catatan: perkiraan di atas disebut sebagai zero’th order polynomial approximation; • Lalu, nilai berapa yang harus kita berikan pada konstanta itu? • Kita inginkan angka paling akurat pada x = 0. • Sehingga: -1 -0.5 0 0.5 0.5 1 1.5 2 x y f(x) p(x) Contoh : Harjanto Sutedjo hal 8 00 )( axp = )0()(0 fxp = x xf − = 1 1 )( 1)(1 1 1 )0( 0 =⇒== xpf
  • 9. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 -1 -0.5 0 0.5 0.5 1 1.5 2 x y f(x) p0 (x) • Sekarang kita tingkatkan dengan perkiraan dengan menggunakan aproksimasi linier (1st order approximation); • Sekarang kita pilih nilai sehingga perpotongan dan garis nya semirip mungkin dengan fungsi sebenarnya. • Menyamakan perpotongan: • Menyamakan slope: • Sehingga polinom nya: Contoh : Harjanto Sutedjo hal 9 xaaxp 101 )( += )0( )0(0)0()0( 0 101 fa faafp =⇒ =×+⇒= )0()0()0( 11 fafp ′=⇒′=′ xffp )0()0()0(1 ′+= x xf − = 1 1 )(
  • 10. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • Sekarang coba dengan perkiraan kuadratik: • Kita inginkan perpotongan, gradient dan kurva (turunan kedua) dari perkiraan kita dapat match dengan fungsi sebenarnya pada x = 0. • Menyamakan perpotongan: Harjanto Sutedjo hal 10 xaaxp 101 )( += 1)0(1 01 1 )0( 0 ==⇒= − = faf ( ) 1)0(1 1 1 )0( 12 =′=⇒= − =′ fa x f xxp +=⇒ 1)(1 2 2102 )( xaxaaxp ++= )0( )0(00)0()0( 0 2 2102 fa faaafp =⇒ =×+×+⇒=
  • 11. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • Menyamakan kemiringan: • Mencocokkan kurva (turunan ke 2): • Memberikan polinom Contoh : Dari sebelumnya : Harjanto Sutedjo hal 11 )0(02)0()0( 212 faafp ′=×+⇒′=′ )0( 2 1 )0(2)0()0( 2 22 fa fafp ′′=⇒ ′′=⇒′′=′′ 2 2 )0( 2 1 )0()0()( xfxffxp ′′+′+= x xf − = 1 1 )( 2 2102 )( xaxaaxp ++= 1,1 10 == aa ( ) 1 2)0(2 1 2 )( 2 23 =⇒ =′=⇒ − =′′ a fa x xf 2 2 1)( xxxp ++=⇒
  • 12. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 -1 -0.5 0 0.5 0.5 1 1.5 2 x y f(x) p0 (x) p1 (x) p2 (x) • Kita bisa teruskan penaksiran secara polinom hingga n derajad. • Kalau kita teruskan, kita akan mendapatkan rumus: • Akurasi perkiraan akan bertambah seiring dengan penambahan polinom; • Kita lihat polinom derajad 0, 1, 2 dan 6 (warna hijau), dibanding fungsi asli nya f(x) (warna biru). -1 -0.5 0 0.5 0.5 1 1.5 2 x y f(x) p0 (x) p1 (x) p2 (x) p6 (x) Harjanto Sutedjo hal 12 ! )0( !2 )0( )0()0()()( )( 2 n x f x f xffxpxf n n n ++′′+ ′+=≈ 
  • 13. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 Maclaurin (Power) Series • Deret Maclaurin adalah penaksiran polinom derajad tak hingga • Notice: Deret infinite (tak hingga) menyatakan bahwa akhirnya deret ini sama dengan fungsi sebenarnya, bukan penaksiran lagi! • Dari awal kita selalu memulai perkiraan pada nilai x = 0 • Sesungguhnya, kita bisa membuat deret polinom yang berasal dari titik manapun. • • Ini disebut Taylor Series. • Jadi, Deret MacLaurin merupakan Deret Taylor yang berpusat pada x0=0 • Rumus umum Deret Taylor: Contoh deret taylor • Bentuklah Deret Taylor untuk: • Cari nilai fungsi dan turunannya untuk fungsi pada x0=1 Harjanto Sutedjo hal 13  +++′′+ ′+= ! )0( !2 )0( )0()0()( )( 2 n x f x f xffxf n n 0xx =  + − ++ − ′′+−′+= ! )( )( !2 )( )())(()()( 0 0 )( 2 0 0000 n xx xf xx xfxxxfxfxf n n ∑ ∞ = − = 0 0 0 )( ! )( )( n n n n xx xf 1),ln()( 0 == xxxf
  • 14. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • Gunakan Rumus Umum Deret Taylor: Harjanto Sutedjo hal 14 0)1ln()()ln()( 0 ==⇒= xfxxf 1 1 1 )( 1 )( 0 ==′⇒=′ xf x xf 1 1 1 )( 1 )( 202 −=−=′′⇒−=′′ xf x xf 2 1 2 )( 2 )( 303 ==′′′⇒=′′′ xf x xf 1 1 0 )( 1 )( )1()!1( 1 )1()!1( )( )1()!1( )( − − − −−= −− =⇒ −− = n n n n n n n n n xf x n xf   + − ++ − ′′+−′+= ! )( )( !2 )( )())(()()( 0 0 )( 2 0 0000 n xx xf xx xfxxxfxfxf n n  + − −−++ − + − −−+=⇒ − ! )1( )1()!1( !3 )1(!2 !2 )1( )1(0)ln( 1 32 n x n xx xx n n  + − −++ − + − −−=⇒ − n x xx xx n n )1( )1( 3 )1( 2 )1( )1()ln( 1 32
  • 15. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 • Kita bisa memutuskan untuk membuat perkiraan dari sebuah fungsi hingga n (derajat) tertentu yang tidak tak terhingga; Kita sebut sebagai Truncated Taylor Series • Untuk mendapatkan truncated Deret Taylor order ke n Note: Ini adalah konsep yang sama sebagai pendekatan polynomial yang kita perkenalkan dahulu • Mencari truncated Deret Taylor ( derajat 3 ) untuk fungsi : pusat pada: • Untuk pendekatan derajat 3 : Evaluasi : Harjanto Sutedjo hal 15 ! )( )( !2 )( )())(()()( 0 0 )( 2 0 0000 n xx xf xx xfxxxfxfxf n n − ++ − ′′+−′+≈  )2cos()( xxf = 4 π =x !3 )( )( !2 )( )( ))(()()( 3 0 0 2 0 0 000 xx xf xx xf xxxfxfxf − ′′′+ − ′′+ −′+≈ 8 2 sin8 4 )2sin(8)( 0 2 cos4 4 )2cos(4)( 2 2 sin2 4 )2sin(2)( 0 2 cos 4 )2cos()( =      =      ′′′⇒=′′′ =      −=     ′′⇒−=′′ −=      −=      ′⇒−=′ =      =      ⇒= ππ ππ ππ ππ fxxf fxxf fxxf fxxf
  • 16. Metoda Numerik / Matematika Lanjut 2 Diberikan : -3 -2 -1 0 1 2 3 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 x y f(x) t3 (x)π/4 • Kenapa mesti pakai Deret Taylor kalau bisa pakai Maclaurin? • Perkiraan kita akan makin jauh dari akurat jika semakin jauh dari titik awal x0; • Kita harus selalu memakai titik awal yang dekat dengan titik yang akan diperkirakan dan juga mudah untuk melakukan perkiraan. Harjanto Sutedjo hal 16 !3 4 8 !2 4 0 4 20)( !3 )( )( !2 )( )( ))(()()( 32 3 0 0 2 0 0 000       − ×+       − ×+       −×−≈⇒ − ′′′+ − ′′+ −′+≈ ππ π xx xxf xx xf xx xf xxxfxfxf 3 43 4 4 2)(       −+      −−≈⇒ ππ xxxf