SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana
memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala
sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan.
Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya
peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral
dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di
setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai
upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad
silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras
para pakar pendidikan terdahulu.
Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan
pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm
August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh kelahiran
21 April 1782 ini dianggap sebagai ayah dari pendidik anak usia bayi, selain
itu dikenal kerena menciptakan “garden of children” atau “kindergarden”
(taman kanak-kanak) di Jerman pada tahun 1837. Sekolah untuk anak
prasekolah yang dirancang oleh Froebel berbeda dari sekolah yang ada
sebelumnya. Model rancanagan sekolah Froebel di kemudian hari
mempengaruhi rancangan sekolah di seluruh dunia. Masing-masing individu
merefleksikan keseluruhan dari budaya mereka, sama seperti sebatang pohon
yang merefleksikan alam. Froebel memandang pendidikan dapat membantu
perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai suatu
symbol dari pendidikan anak. Apabila anak mendapat pengasuhan yang tepat,
maka seperti halnya tanaman muda atau binatang yang berkembang secara
wajar dan mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak perlu
mengikuti sifat dari anak. Bermain dipandang sebagai suatu metode dari

1
pendidikan dan cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan
wajar.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan
pendirian taman kanak-kanak ?
1.2.2 Bagaimana konsep pendidikan menurut Froebel ?
1.2.3 Apa yang dimaksud asas-asas pendidikan dan asas perkembangan
Froebel ?

1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Mendeskripsikan pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan
pendirian taman kanak-kanak.
1.3.2 Mendeskripsikan konsep pendidikan menurut Froebel.
1.3.3 Menjelaskan asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel.

1.4 Manfaat Makalah
1.4.1 Mengetahui pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan
pendirian taman kanak-kanak.
1.4.2 Mengetahui konsep pendidikan menurut Froebel.
1.4.3 Mengetahui asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pandangan Froebel tentang Pendidikan Anak-anak dan Pendirian
Taman Kanak-kanak
Froebel mengibaratkan anak-anak dengan blooming flower. Hal ini
didasarkan pada keyakinan bahwa anak muda memiliki berbagai sifat
bawaan yang akan terungkap secara bertahap secara natural dan juga beliau
mengungkapkan bahwa masa anak merupakan suatu fase yang sangat
penting dan berharga, dan merupakan masa pembentukan dalam periode
kehidupan manusia. Oleh karena itu, masa anak sering dipandang sebagai
masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak
merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu
karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk
pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Menurut Froebel, jika
orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai
dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara
wajar. Dengan dasar tersebut, Froebel mendirikan taman kanak-kanak yang
bertujuan untuk menyalurkan kebebasan berekspresi, kreativitas, interaksi
sosial, aktivitas motorik dan learning by doing sebagai fokusnya. Dalam
mendirikan taman kanak-kanak, hal-hal yang diperhatikan Froebel adalah
sebagai berikut:
1. Beranggapan bahwa taman kanak-kanak merupakan satu pendekatan
terhadap latihan kanak-kanak. Pendidikan yang dilakukan adalah
pembinaan watak atau peribadi kanak-kanak yang berdasarkan
keperluan dan keupayaan kanak-kanak.
2. Taman kanak-kanak sangat perlu dipenuhi dengan keindahan untuk
menarik perhatian kanak-kanak, seperti melukis tembok yang bertema
anak-anak dengan warna yang terang, mempunyai ruangan yang luas
dan mudah dimasuki cahaya, dan dipenuhi dengan taman-taman, serta
dilengkapi dengan kursi dan meja yang sesuai untuk kanak-kanak.

3
3. Suasana di taman kanak-kanak hendaklah jauh dari pengaruh jahat yang
terdapat dalam lingkungan masyarakat.
4. Keadaan ruang kelas perlu dipenuhi dengan pemandangan, bunyibunyian dan objek-objek untuk kanak-kanak, seperti bentuk balok,
lingkaran, segitiga dan lain-lainnya.
5. Di taman kanak-kanak perlu dipupuk dengan perkembangan mental,
fisik dan sosial kanak-kanak.
Tujuan pendidikan menurut Froebel adalah untuk mendorong dan
membimbing manusia sebagai sadar, berpikir dan memahami, serta
pendidikan harus menunjukkan kepadanya cara dan makna mencapai tujuan
tersebut.

2.2

Konsep Pendidikan menurut Froebel
2.2.1 Hakekat Pendidikan
Menurut Froebel yang dimaksud dengan pendidikan ialah apa
yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir
(segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada
kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak
bercela (segi afeksi dari manusia). Froebel menyajikan empat prinsip
mendasar yang perlu diperhatikan dalam pendidikan. Pertama,
bahwa

perkembangan

alamiah

menyatakan

dirinya

dalam

perkembangan individu dan harus ditunjukkan dalam pengajaran
tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan agama. Kedua,
pendidikan harus diatur demi harmonisnya dengan perkembangan
alam yang natural dari anak-anak. Ketiga, pendidikan harus
membuka dan mengembangkan keseluruhan pribadi manusia, agama
seharusnya diajarkan dalam rangka mengolah emosi; alam harus
dipelajari sebagai pewahyuan diri Allah dan matematika harus
diapresiasikan sebagai simbol hukum universal. Bahasa juga
menghubungkan manusia dengan hukum dan ritme benda-benda
dan harus menjadi bagian dari pendidikan. Keempat, seni harus

4
diajarkan karena merupakan talenta umum manusia dan dapat
menghadirkan keharmonisan dalam diri manusia.

2.2.2 Metode Pendidikan
Froebel menyusun metode pendidikan sesuai dengan konteks
perkembangan individu. Dalam tahapan permulaan ia menganjurkan
agar menggunakan metode yang memungkinkan ekspresi spontan
dalam diri individu. Sedangkan pada tahapan akhir dapat digunakan
metode pengawasan dan pengarahan perkembangan individu.
Dengan demikian dalam dunia anak-anak metode harus disesuaikan
dengan sifat atau dunia anak. Dalam hubungan dengan konteks anakanak, perlu diperhatikan perkembangan yang mengarahkan anak
pada suatu kesadaran diri dalam suasana bebas, dimana seorang
individu dibiarkan untuk menunjukkan, mengekspresikan yang ada
dalam dirinya dengan bebas. Menurut Froebel permainan merupakan
metode yang paling cocok dan penting bagi penerapan ekspresi ini.
Maka dari itu, Froebel menyusun dan mengembangkan kurikulum
pendidikan yang terecana dan sistematis. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilakukan dengan bermain lilin, kayu dan kotak-kotak, juga dengan
menggunting-gunting kertas, menganyam, melipat kertas, dan
menusuk-nusuk kertas. Meronce mute dengan benang, menggambar,
dan menyulam juga merupakan bagian dari kegiatan di sekolah yang
di rancang Froebel.
Menurut Froebel, guru bartanggung jawab dalam membimbing
dan mengarahkan, dengan demikian anak menjadi kreatif dan akan
menyumbangkannya kepada masyarakatnya. Guna mencapai tujuan
tersebut,

Froebel

mengembangakan

kurikulum

pendidikan

prasekolah yang terencana dan sistematis. Dasar bagi kurikulum
tersebut adalah Gift dan occupation.
Gifts adalah obyek yang dapat dipegang dan dipergunakan
anak sesuai dengan instruksi dari guru dan dengan demikian anak
dapat belajar tentang bentuk, ukuran warna serta konsep yang

5
diperoleh melalui menghitung, mengukur, membedakan dan
membandingkan. Gifts pertama adalah enam buah bola dari
gulungan benang, masing-masing berbeda warnanya, dan enam helai
benang yang panjang yang warnanya sama dengan warna bola yang
ada.
Sedangkan Occupation adalah materi yang dirancang untuk
mengembangkan berbagai variasi ketrampilan, yang utama adalah
psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit dengan papan
jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin,
menggunting bentuk, meronce, menggambar, menempel dan melipat
kertas. Atas cara ini Froebel yakin bahwa bermain merupakan cara
belajar yang penting bagi anak-anak. Karena lewat gifts dan
occupation seorang anak akan mengusahakan diri yang tentu saja
diawasi ke arah pengekspresian diri yang bebas demi mencapai
perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri.

2.2.3 Aplikasi dari Kurikulum yang Dirancang oleh Froebel
Bermain sebagai fungsi utama pembelajaran. Anak di biarkan
mengenal fenomena yang ada lewat bermain. Pola pembelajaran
yang ditanamkan melalui seperti:
1. Mempelajari matematika melalui permainan
Saat berbaris misalnya, anak yang bertubuh tinggi diminta berada
di bagian belakang, sebaliknya yang bertubuh lebih pendek di
depan. Pola ini memberikan pemahaman bagi anak untuk mulai
belajar matematika sambil bermain.
2. Memahami perbedaan semenjak dini
Yang cukup menarik, taman kanak-kanak (TK) umumnya tidak
menggunakan seragam. Secara psikologi perkembangan, pola ini
bertujuan agar anak mulai dapat memahami tentang perbedaan
semenjak dini. Ada yang berbeda antara dirinya dan orang lain.
3. Memperkuat sikap ego anak

6
Selain itu, pola lain yang diterapkan adalah memperkuat sifat ego
anak. Kebanyakan orang tua memasukan anaknya ke TK
bertujuan agar si anak mampu bersosialisasi. Padahal, dalam usia
dini yang harus di perkuat adalah ego anak. Anak harus dididik
berkata “inilah aku” bukan “inilah kami”. Kepercayaan diri yang
tumbuh sejak dini berdampak pada kemandirianya di masa
mendatang. Anak baru belajar bersosialisasi ketika dia masuk
sekolah dasar (SD), karena saat itu otaknya sudah mulai
berkembang dan emosinya mulai tumbuh.
4. Pelajaran musik untuk kecerdasan anak
Yang tak kalah pentingnya dalam pembelajaran anak usia dini
adalah dengan memberikan pelajaran musik. Dengan musik,
anak mengenal pola ketukan yang merupakan bantuan tersendiri
bagi pengembangan kecerdasan anak.
5. Merusak Pola
Program semacam ini sangat mungkin di anggap tabu di
Indonesia. Padahal, sejumlah negara, “merusak pola” (break the
pattern) sudah menjadi salah satu materi yang diberikan pada
usia dini. Dengan membiarkan anak melukis langit warna
kuning, gunung berwarna merah, atau laut berwarna orange,
sejatinya bertujuan mengembangkan imajinasi anak, sebab dalam
usia dini imajinasi anak sedang berkembang. Anak juga
sebaiknya dibiarkan berkhayal semaunya. Tidak perlu dikekang,
apalagi didikte dengan satu pola tertentu. Hal ini agar anak
memiliki mimpi untuk masa depannya. Tentunya, orang tua
harus membimbing anak agar khayalannya itu bisa diarahkan
pada hal positif.
6. Bercerita atau Mendongeng
Salah satu cara yang juga efektif dilakukan dalam perkembangan
anak usia dini adalah dengan mendongeng. Pola ini juga
dilakukan untuk meningkatkan imajinasi anak. Biarkan anak-

7
anak berkhayal kalau gajah itu bisa terbang, kelinci bisa bicara,
atau singa itu memakai mahkota karena dia raja hutan.

2.2.4 Konsep Pendidikan Modern Froebel
Dalam perwujudan tentang konsep pendidikan modern, Frobel
merumuskan tiga fase pendidikan, dengan pendekatan Ilmu Jiwa.
Dalam dasar ilmu jiwa ini Froebel tidak memberikan batas-batas
umur tertentu. Ia hanya memakai tiga tahap yaitu masa bayi, masa
kanak-kanak dan masa tanggung. Selain itu, hal itu dikatakan
Froebel karena perkembangan menurut Froebel terjadi bukan karena
umur tetapi apabila seorang anak sudah dapat memenuhi
kebutuhannya baik itu sebagai anak maupun sebagai orang dewasa.
Alasan lain Froebel tidak memakai batas-batas umur tertentu adalah
setiap tahap yang diberikan Froebel mempunyai ciri khas tertentu.
1. Masa Bayi (masa ketergantungan)
Pada

bagian

ini

Froebel

menamakannya

sebagai

tahap

“pendahuluan” bagian dasar pendidikan. Pada tahap ini orang tua
dituntut untuk aktif dan orang tua harus memperhatikan bayi
sebelum bayi menunjukkan tindakan atau gerakan, seperti
menangis. Hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar terjadi
kesatuan baru yaitu pertumbuhan batin, dimana bayi akan
menghormati

orang

perkembangan

ini

yang
bayi

menghisap, maksudnya

ada
juga

disekitarnya.

pada tahap ini

tahap

Saugling

dinamakan

Pada

yaitu

bayi

menangkap

keanekaragaman dari sekitarnya. Oleh karena itu, orang di sekitar
bayi tersebut mampu mengembangkan lingkungan yang sehat,
aman, menarik, dan murni. Selain itu, Froebel juga sangat
menekankan bahwa setiap gerakan bayi haruslah diperhatikan
mulai dari bayi tersebut tersenyum, sedang diam, dan juga saat
bayi tersebut ada dalam pangkuan ibu.
2. Masa kanak-kanak (masa permulaan pendidikan)

8
Froebel mengatakan bahwa tahap ini merupakan masa permulaan
pendidikan karena pada tahap ini anak sudah mulai bisa
mengucapkan kata benda. Meskipun demikian, kata yang pertama
yang diucapkan anak tersebut biasanya sedikit salah dan
merupakan kewajiban orang tua atau pendampingnya untuk
memperbaiki perkataan tersebut dengan mengucapkan kata yang
disebutkan anak tersebut dengan benar. Selain pengucapan,
Froebel juga menekankan mengenai bermain dan menarik
hubungan antara bermain dengan pengalaman pendidikan.
Menurut

Froebel,

bermain

merupakan

proses

dimana

perkembangan kepribadian sedang terjadi. Oleh karena itu, ruang
gerak anak tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang
anak dibatasi maka itu sama dengan mengikat nalar anaknya
karena ia tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Masa
kanak-kanak ini berakhir apabila seorang anak sudah mempunyai
pengalaman lahiriah dan menjadikannya sebagai pengalaman
batiniah.
3. Masa anak tanggung (masa untuk belajar)
Dalam bagian ini, anak sudah mulai mendapat pendidikan secara
formal dan sistematis baik itu di bawah bimbingan guru maupun
di bawah bimbingan orang tua. Titik beratnya ialah usaha untuk
memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang lahirial, khas, dan
khusus. Dalam tahap ini, Froebel juga menekankan bahwa anak
mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu dan dalam
mengerjakan

sesuatu

alangkah

baiknya

jika

orangtua

memperhatika apa yang dikerjakan anak dan memberikan
dukungan dan apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua
selayaknya memuji perkerjaan anak tersebut. Dalam tahap ini
juga anak sudah mulai berhubungan dengan orang-orang di
sekitarnya sebagai contoh orang-orang di sekitarnya menyadari
bahwa anak ini mempunyai sifat yang buruk. Namun demikian,
menurut Froebel sifat buruk yang muncul dari anak ini

9
disebabkan oleh lingkungannya. Menurut Froebel, seorang anak
menjadi nakal karena di lingkungannya ia tidak diperlakukan
dengan baik.

2.3

Asas Pendidikan dan Asas Perkembangan Froebel
2.4.1 Asas Pendidikan Froebel
Melalui pengalamannya sebagai guru sekolah dasar selama bertahuntahun, Froebel mengemukakan beberapa asas yang dianggap
bermakna untuk berbagai tahap pendidikan. Froebel mendasarkan
pandangannya tentang pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar teologi
dan dasar psikologi. Ia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua
unsur tersebut. Froebel mengatakan bahwa apabila pendidikan
terlalu menekankan salah satu sisi baik itu, sisi rohani maupun sisi
kecerdasan maka akan timpang atau berat sebelah. Oleh karena itu,
Froebel berpendapat bahwa pendidikan itu haruslah menekankan
kedua sisi tersebut.
Pengertian Teologis tentang Manusia menurut Froebel
Menurut Froebel, manusia merupakan perwujudan dari Roh
TUHAN dan setiap orang layaknya diperlakukan sebagaimana
orang tersebut merupakan perwujudan dari TUHAN. Menurut
Froebel, perwujudan ini berhubungan dengan semua ciptaan lain
karena Roh TUHAN itu meresap dalam semua ciptaannya.
Froebel juga mengatakan bahwa tujuan akhir dari manusia
sebagai Hamba TUHAN dan alam ialah untuk perwujudan Roh
TUHAN secara harmonis dan menyatu.
Tabiat Manusia:
Menurut Froebel, manusia itu mempunyai sifat yang baik hanya
saja sifat tersebut masih tertanam dalam diri manusia tersebut dan
untuk mengeluarkan sifat baik tersebut, sebagai pembimbing
harus dengan sabar mencari dan menemukan sifat baik tersebut.
Hal ini juga dikaitkan dengan keadaan sosial dalam masyarakat,

10
Froebel mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk
memperbaiki keadaan masyarakat.
Tugas Manusia
Menurut Froebel, tugas utama manusia bukanlah membongkar
apa yang telah ada tetapi membangun apa yang telah ada, karena
hal itu menuntut pemikiran yang kreatif begitu pula dengan anak.
Froebel mengatakan bahwa anak haruslah dilatih untuk menyusun
sesuatu karena dengan menyusun maka kegiatan berpikir dari
seorang anak sedang berkembang dan di dalam kegiatan berpikir
itu muncul kreatifitas. Bagi Froebel, titik berat pendidikan bagi
anak berada pada usia bersekolah di bawah kelas Sekolah
Menengah Pertama.
Pengertian Psikologi Pendidikan menurut Froebel
Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang
khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan.

2.4.2 Asas Perkembangan Froebel
Froebel pada perubahan dalam semua makhluk sebagai hasil
kekuatan batin yang mendorong setiap makhluk itu untuk mencapai
kemungkinan rohani yang terdapat di dalamnya. Froebel menulis
satu hukum yang menentukan bagaimana setiap makhluk akan
berkembang dan menjadi sempurna, dan yang tetap berlaku secara
mutlak di mana saja sebagai hubungan yang wajar antara ciptaan dan
pencipta, serta ia mampu menerapkannya di bidang pendidikan. Satu
hal penting yang dikemukakan Froebel adalah perkembangan
menyempurnakan apa yang sudah ada dalam diri pelajar daripada
menambahkan sesuatu yang tidak ada.
Ada empat pola perkembangan yang tampak dalam pendidikan
yaitu:
1.

Benih yang kelak menghasilkan kedewasaan yang sudah ada
dalam diri anak. Jadi pendidik perlu mengembangkan bakat
yang tersembunyi dalam gen setiap anak.

11
2.

Hubungan dari bagian dengan keutuhan, dalam arti guru
memperhatikan anak sebagai pribadi yang unik namun perlu
memperoleh tempat yang sehat dalam kelompok. Hal ini
dikemukakan Froebel sebab ia melihat dalam dunia alam setiap
satuan berhubungan dengan sesuatu yang lebih utuh lagi, tidak
ada apa-apa yang sama sekali terpisah dari sesuatu yang lain.
Proses pertumbuhan itu mencakup cara menghubungkan
perseorangan (Glied) dengan Kelompok (Ganze), dan setiap
kelompok berhubungan dengan sauna yang lebih luas lagi.

3.

Yang batiniah didorong menjadi lahiriah, dalam arti mendidik
itu mencakup usaha untuk menolong anak menyampaikan
pikiran, perasaan, kekuatan jasmani dan imannya yang telah ada
secara batin, agar menjadi kelihatan (lahiriah) berupa buah nalar
yaitu pikiran, perasaan dalam bentuk seni, kekuatan jasmani
melalui berbagai ketrampilan, dan iman melalui tindakan
bermoral dan pelayanan terhadap sesama manusia.

4.

Asas perlawanan, tampak dalam alam dan menyoroti gaya hidup
dinamis dan tidak statis. Hukum Frobel adalah asas dinamis
yang mencakup tiga pokok, yakni aksi, reaksi, dan seimbangan.
Menurut Froebel, alam dunia bukanlah pikiran atau gagasan
murni, dan juga bukanlah kekuatan jasmani, melainkan alam
dunia adalah organisme rohani yang mewujudnyatakan diri, baik
dalam kekuatan yang tampak dalam dunia jasmani, maupun
dalam pikiran dunia nalar.

12
BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Froebel beranggapan bahwa anak merupakan blooming flower, yang
artinya anak-anak yang sedang berkembang. Di mana harus masa
perkembangan anak tersebut harus diisi dengan pendidikan yang baik
dan benar.
2. Menurut Froebel dalam konsep pendidikannya, pendidikan ialah apa
yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir
(segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada
kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak
bercela (segi afeksi dari manusia).
3. Dalam proses pendidikan, metode pendidikan harus disesuaikan dengan
sifat atau dunia anak. Sehingga dalam metode pendidikan, Froebel
menggunakan Gift dan occupation sebagai dasar kurikulum. Serta
mengaplikasikan semua kegiatan pembelajaran melalui permainan.
4. Pada asas pendidikan, Froebel mendasarkan pandangannya tentang
pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar teologi dan dasar psikologi. Pada
asas pengembangan, Froebel beranggapan bahwa perkembangan
menyempurnakan apa yang sudah ada dalam diri pelajar daripada
menambahkan sesuatu yang tidak ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net
http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Fr%C3%B6bel
www.ejournal-unisma.net

14

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
fara dillah
 
Perkembangan bahasa ...
Perkembangan bahasa                                                          ...Perkembangan bahasa                                                          ...
Perkembangan bahasa ...
Dedi Yulianto
 
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Rizka Supriyanti
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Bun Faris
 
Falsafah awal kanak kanak
Falsafah awal kanak kanakFalsafah awal kanak kanak
Falsafah awal kanak kanak
Arra Asri
 

Mais procurados (20)

Teori Vygotsky
Teori VygotskyTeori Vygotsky
Teori Vygotsky
 
Reggio emilia approach ppt
Reggio emilia approach pptReggio emilia approach ppt
Reggio emilia approach ppt
 
Tokoh Friedrich Froebel
Tokoh Friedrich FroebelTokoh Friedrich Froebel
Tokoh Friedrich Froebel
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 
Perkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remajaPerkembangan emosi remaja
Perkembangan emosi remaja
 
Perkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia diniPerkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia dini
 
MODEL PAKK-BANK STREET.pptx
MODEL PAKK-BANK STREET.pptxMODEL PAKK-BANK STREET.pptx
MODEL PAKK-BANK STREET.pptx
 
Pendidikan Montessori
Pendidikan MontessoriPendidikan Montessori
Pendidikan Montessori
 
Perkembangan bahasa ...
Perkembangan bahasa                                                          ...Perkembangan bahasa                                                          ...
Perkembangan bahasa ...
 
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
 
Teori thorndike
Teori thorndikeTeori thorndike
Teori thorndike
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Perkembangan afektif
Perkembangan afektifPerkembangan afektif
Perkembangan afektif
 
falsafah,teori dan dasar pendidikan awal kanak-kanak
falsafah,teori dan dasar pendidikan awal kanak-kanakfalsafah,teori dan dasar pendidikan awal kanak-kanak
falsafah,teori dan dasar pendidikan awal kanak-kanak
 
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeTeori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
 
Belajar melalui bermain
Belajar melalui bermainBelajar melalui bermain
Belajar melalui bermain
 
Falsafah awal kanak kanak
Falsafah awal kanak kanakFalsafah awal kanak kanak
Falsafah awal kanak kanak
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky ppt
 

Semelhante a Tokoh Pendidikan Froebel

Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Herney Aqilah Kay
 
Topik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seniTopik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seni
Wany Hardy
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Zufa Fauzia
 
perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didik
yelti
 
Bab iv by steffy pratiwi copy
Bab iv by steffy pratiwi   copyBab iv by steffy pratiwi   copy
Bab iv by steffy pratiwi copy
steffipratiwi
 
Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02
Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02
Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02
Muhamad Putraauliansyah
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
steffipratiwi
 
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIPPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
YunitaUmami
 
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptxM3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
ErizNKhas2
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
sha_macc
 
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak AwalPerkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Andhika Pratama
 

Semelhante a Tokoh Pendidikan Froebel (20)

Teori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptx
Teori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptxTeori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptx
Teori Pendidikan Dasar_Heppy Kinasih_1831600943.pptx
 
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
Topik2kanak kanakdanseni-110913001619-phpapp02
 
Topik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seniTopik 2 kanak kanak dan seni
Topik 2 kanak kanak dan seni
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
 
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniPendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
 
Pengertian anak prasekolah
Pengertian anak prasekolahPengertian anak prasekolah
Pengertian anak prasekolah
 
perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didik
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Bab iv by steffy pratiwi copy
Bab iv by steffy pratiwi   copyBab iv by steffy pratiwi   copy
Bab iv by steffy pratiwi copy
 
Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02
Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02
Babivbysteffypratiwi 130715033003-phpapp02
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
jurnal pengembangan kognitif 1.pdf
jurnal pengembangan kognitif 1.pdfjurnal pengembangan kognitif 1.pdf
jurnal pengembangan kognitif 1.pdf
 
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIPPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
 
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.pptPPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
 
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptxM3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
M3KB4 - Keterkaitan Tema.pptx
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Perkembangan anak
Perkembangan anakPerkembangan anak
Perkembangan anak
 
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak AwalPerkembangan Masa Anak-anak Awal
Perkembangan Masa Anak-anak Awal
 
Folio perkembangan bahasa
Folio perkembangan bahasaFolio perkembangan bahasa
Folio perkembangan bahasa
 

Mais de Laksmi_Perwira

Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaMakalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Laksmi_Perwira
 
Presiden Abdurrahman Wahid
Presiden Abdurrahman WahidPresiden Abdurrahman Wahid
Presiden Abdurrahman Wahid
Laksmi_Perwira
 
Sejarah kerajaan islam di indonesia
Sejarah kerajaan islam di indonesiaSejarah kerajaan islam di indonesia
Sejarah kerajaan islam di indonesia
Laksmi_Perwira
 
Laporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhan
Laporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhanLaporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhan
Laporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhan
Laksmi_Perwira
 
Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paru
Laksmi_Perwira
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
Laksmi_Perwira
 

Mais de Laksmi_Perwira (11)

Gaya Belajar Anak Tipe Kinestetik
Gaya Belajar Anak Tipe KinestetikGaya Belajar Anak Tipe Kinestetik
Gaya Belajar Anak Tipe Kinestetik
 
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaMakalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
 
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
 
Presiden Abdurrahman Wahid
Presiden Abdurrahman WahidPresiden Abdurrahman Wahid
Presiden Abdurrahman Wahid
 
Sejarah kerajaan islam di indonesia
Sejarah kerajaan islam di indonesiaSejarah kerajaan islam di indonesia
Sejarah kerajaan islam di indonesia
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 
Kualitas air
Kualitas airKualitas air
Kualitas air
 
Uji sifat fisik urine dan kandungan zat dalam urine
Uji sifat fisik urine dan kandungan zat dalam urineUji sifat fisik urine dan kandungan zat dalam urine
Uji sifat fisik urine dan kandungan zat dalam urine
 
Laporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhan
Laporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhanLaporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhan
Laporan pengamatan sel hewan & sel tumbuhan
 
Laporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paruLaporan kapasitas udara paru paru
Laporan kapasitas udara paru paru
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Tokoh Pendidikan Froebel

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh kelahiran 21 April 1782 ini dianggap sebagai ayah dari pendidik anak usia bayi, selain itu dikenal kerena menciptakan “garden of children” atau “kindergarden” (taman kanak-kanak) di Jerman pada tahun 1837. Sekolah untuk anak prasekolah yang dirancang oleh Froebel berbeda dari sekolah yang ada sebelumnya. Model rancanagan sekolah Froebel di kemudian hari mempengaruhi rancangan sekolah di seluruh dunia. Masing-masing individu merefleksikan keseluruhan dari budaya mereka, sama seperti sebatang pohon yang merefleksikan alam. Froebel memandang pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai suatu symbol dari pendidikan anak. Apabila anak mendapat pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda atau binatang yang berkembang secara wajar dan mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak perlu mengikuti sifat dari anak. Bermain dipandang sebagai suatu metode dari 1
  • 2. pendidikan dan cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan pendirian taman kanak-kanak ? 1.2.2 Bagaimana konsep pendidikan menurut Froebel ? 1.2.3 Apa yang dimaksud asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel ? 1.3 Tujuan Makalah 1.3.1 Mendeskripsikan pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan pendirian taman kanak-kanak. 1.3.2 Mendeskripsikan konsep pendidikan menurut Froebel. 1.3.3 Menjelaskan asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel. 1.4 Manfaat Makalah 1.4.1 Mengetahui pandangan Froebel tentang pendidikan anak-anak dan pendirian taman kanak-kanak. 1.4.2 Mengetahui konsep pendidikan menurut Froebel. 1.4.3 Mengetahui asas-asas pendidikan dan asas perkembangan Froebel. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pandangan Froebel tentang Pendidikan Anak-anak dan Pendirian Taman Kanak-kanak Froebel mengibaratkan anak-anak dengan blooming flower. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa anak muda memiliki berbagai sifat bawaan yang akan terungkap secara bertahap secara natural dan juga beliau mengungkapkan bahwa masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Oleh karena itu, masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara wajar. Dengan dasar tersebut, Froebel mendirikan taman kanak-kanak yang bertujuan untuk menyalurkan kebebasan berekspresi, kreativitas, interaksi sosial, aktivitas motorik dan learning by doing sebagai fokusnya. Dalam mendirikan taman kanak-kanak, hal-hal yang diperhatikan Froebel adalah sebagai berikut: 1. Beranggapan bahwa taman kanak-kanak merupakan satu pendekatan terhadap latihan kanak-kanak. Pendidikan yang dilakukan adalah pembinaan watak atau peribadi kanak-kanak yang berdasarkan keperluan dan keupayaan kanak-kanak. 2. Taman kanak-kanak sangat perlu dipenuhi dengan keindahan untuk menarik perhatian kanak-kanak, seperti melukis tembok yang bertema anak-anak dengan warna yang terang, mempunyai ruangan yang luas dan mudah dimasuki cahaya, dan dipenuhi dengan taman-taman, serta dilengkapi dengan kursi dan meja yang sesuai untuk kanak-kanak. 3
  • 4. 3. Suasana di taman kanak-kanak hendaklah jauh dari pengaruh jahat yang terdapat dalam lingkungan masyarakat. 4. Keadaan ruang kelas perlu dipenuhi dengan pemandangan, bunyibunyian dan objek-objek untuk kanak-kanak, seperti bentuk balok, lingkaran, segitiga dan lain-lainnya. 5. Di taman kanak-kanak perlu dipupuk dengan perkembangan mental, fisik dan sosial kanak-kanak. Tujuan pendidikan menurut Froebel adalah untuk mendorong dan membimbing manusia sebagai sadar, berpikir dan memahami, serta pendidikan harus menunjukkan kepadanya cara dan makna mencapai tujuan tersebut. 2.2 Konsep Pendidikan menurut Froebel 2.2.1 Hakekat Pendidikan Menurut Froebel yang dimaksud dengan pendidikan ialah apa yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir (segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak bercela (segi afeksi dari manusia). Froebel menyajikan empat prinsip mendasar yang perlu diperhatikan dalam pendidikan. Pertama, bahwa perkembangan alamiah menyatakan dirinya dalam perkembangan individu dan harus ditunjukkan dalam pengajaran tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan agama. Kedua, pendidikan harus diatur demi harmonisnya dengan perkembangan alam yang natural dari anak-anak. Ketiga, pendidikan harus membuka dan mengembangkan keseluruhan pribadi manusia, agama seharusnya diajarkan dalam rangka mengolah emosi; alam harus dipelajari sebagai pewahyuan diri Allah dan matematika harus diapresiasikan sebagai simbol hukum universal. Bahasa juga menghubungkan manusia dengan hukum dan ritme benda-benda dan harus menjadi bagian dari pendidikan. Keempat, seni harus 4
  • 5. diajarkan karena merupakan talenta umum manusia dan dapat menghadirkan keharmonisan dalam diri manusia. 2.2.2 Metode Pendidikan Froebel menyusun metode pendidikan sesuai dengan konteks perkembangan individu. Dalam tahapan permulaan ia menganjurkan agar menggunakan metode yang memungkinkan ekspresi spontan dalam diri individu. Sedangkan pada tahapan akhir dapat digunakan metode pengawasan dan pengarahan perkembangan individu. Dengan demikian dalam dunia anak-anak metode harus disesuaikan dengan sifat atau dunia anak. Dalam hubungan dengan konteks anakanak, perlu diperhatikan perkembangan yang mengarahkan anak pada suatu kesadaran diri dalam suasana bebas, dimana seorang individu dibiarkan untuk menunjukkan, mengekspresikan yang ada dalam dirinya dengan bebas. Menurut Froebel permainan merupakan metode yang paling cocok dan penting bagi penerapan ekspresi ini. Maka dari itu, Froebel menyusun dan mengembangkan kurikulum pendidikan yang terecana dan sistematis. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan bermain lilin, kayu dan kotak-kotak, juga dengan menggunting-gunting kertas, menganyam, melipat kertas, dan menusuk-nusuk kertas. Meronce mute dengan benang, menggambar, dan menyulam juga merupakan bagian dari kegiatan di sekolah yang di rancang Froebel. Menurut Froebel, guru bartanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan, dengan demikian anak menjadi kreatif dan akan menyumbangkannya kepada masyarakatnya. Guna mencapai tujuan tersebut, Froebel mengembangakan kurikulum pendidikan prasekolah yang terencana dan sistematis. Dasar bagi kurikulum tersebut adalah Gift dan occupation. Gifts adalah obyek yang dapat dipegang dan dipergunakan anak sesuai dengan instruksi dari guru dan dengan demikian anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran warna serta konsep yang 5
  • 6. diperoleh melalui menghitung, mengukur, membedakan dan membandingkan. Gifts pertama adalah enam buah bola dari gulungan benang, masing-masing berbeda warnanya, dan enam helai benang yang panjang yang warnanya sama dengan warna bola yang ada. Sedangkan Occupation adalah materi yang dirancang untuk mengembangkan berbagai variasi ketrampilan, yang utama adalah psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit dengan papan jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin, menggunting bentuk, meronce, menggambar, menempel dan melipat kertas. Atas cara ini Froebel yakin bahwa bermain merupakan cara belajar yang penting bagi anak-anak. Karena lewat gifts dan occupation seorang anak akan mengusahakan diri yang tentu saja diawasi ke arah pengekspresian diri yang bebas demi mencapai perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri. 2.2.3 Aplikasi dari Kurikulum yang Dirancang oleh Froebel Bermain sebagai fungsi utama pembelajaran. Anak di biarkan mengenal fenomena yang ada lewat bermain. Pola pembelajaran yang ditanamkan melalui seperti: 1. Mempelajari matematika melalui permainan Saat berbaris misalnya, anak yang bertubuh tinggi diminta berada di bagian belakang, sebaliknya yang bertubuh lebih pendek di depan. Pola ini memberikan pemahaman bagi anak untuk mulai belajar matematika sambil bermain. 2. Memahami perbedaan semenjak dini Yang cukup menarik, taman kanak-kanak (TK) umumnya tidak menggunakan seragam. Secara psikologi perkembangan, pola ini bertujuan agar anak mulai dapat memahami tentang perbedaan semenjak dini. Ada yang berbeda antara dirinya dan orang lain. 3. Memperkuat sikap ego anak 6
  • 7. Selain itu, pola lain yang diterapkan adalah memperkuat sifat ego anak. Kebanyakan orang tua memasukan anaknya ke TK bertujuan agar si anak mampu bersosialisasi. Padahal, dalam usia dini yang harus di perkuat adalah ego anak. Anak harus dididik berkata “inilah aku” bukan “inilah kami”. Kepercayaan diri yang tumbuh sejak dini berdampak pada kemandirianya di masa mendatang. Anak baru belajar bersosialisasi ketika dia masuk sekolah dasar (SD), karena saat itu otaknya sudah mulai berkembang dan emosinya mulai tumbuh. 4. Pelajaran musik untuk kecerdasan anak Yang tak kalah pentingnya dalam pembelajaran anak usia dini adalah dengan memberikan pelajaran musik. Dengan musik, anak mengenal pola ketukan yang merupakan bantuan tersendiri bagi pengembangan kecerdasan anak. 5. Merusak Pola Program semacam ini sangat mungkin di anggap tabu di Indonesia. Padahal, sejumlah negara, “merusak pola” (break the pattern) sudah menjadi salah satu materi yang diberikan pada usia dini. Dengan membiarkan anak melukis langit warna kuning, gunung berwarna merah, atau laut berwarna orange, sejatinya bertujuan mengembangkan imajinasi anak, sebab dalam usia dini imajinasi anak sedang berkembang. Anak juga sebaiknya dibiarkan berkhayal semaunya. Tidak perlu dikekang, apalagi didikte dengan satu pola tertentu. Hal ini agar anak memiliki mimpi untuk masa depannya. Tentunya, orang tua harus membimbing anak agar khayalannya itu bisa diarahkan pada hal positif. 6. Bercerita atau Mendongeng Salah satu cara yang juga efektif dilakukan dalam perkembangan anak usia dini adalah dengan mendongeng. Pola ini juga dilakukan untuk meningkatkan imajinasi anak. Biarkan anak- 7
  • 8. anak berkhayal kalau gajah itu bisa terbang, kelinci bisa bicara, atau singa itu memakai mahkota karena dia raja hutan. 2.2.4 Konsep Pendidikan Modern Froebel Dalam perwujudan tentang konsep pendidikan modern, Frobel merumuskan tiga fase pendidikan, dengan pendekatan Ilmu Jiwa. Dalam dasar ilmu jiwa ini Froebel tidak memberikan batas-batas umur tertentu. Ia hanya memakai tiga tahap yaitu masa bayi, masa kanak-kanak dan masa tanggung. Selain itu, hal itu dikatakan Froebel karena perkembangan menurut Froebel terjadi bukan karena umur tetapi apabila seorang anak sudah dapat memenuhi kebutuhannya baik itu sebagai anak maupun sebagai orang dewasa. Alasan lain Froebel tidak memakai batas-batas umur tertentu adalah setiap tahap yang diberikan Froebel mempunyai ciri khas tertentu. 1. Masa Bayi (masa ketergantungan) Pada bagian ini Froebel menamakannya sebagai tahap “pendahuluan” bagian dasar pendidikan. Pada tahap ini orang tua dituntut untuk aktif dan orang tua harus memperhatikan bayi sebelum bayi menunjukkan tindakan atau gerakan, seperti menangis. Hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar terjadi kesatuan baru yaitu pertumbuhan batin, dimana bayi akan menghormati orang perkembangan ini yang bayi menghisap, maksudnya ada juga disekitarnya. pada tahap ini tahap Saugling dinamakan Pada yaitu bayi menangkap keanekaragaman dari sekitarnya. Oleh karena itu, orang di sekitar bayi tersebut mampu mengembangkan lingkungan yang sehat, aman, menarik, dan murni. Selain itu, Froebel juga sangat menekankan bahwa setiap gerakan bayi haruslah diperhatikan mulai dari bayi tersebut tersenyum, sedang diam, dan juga saat bayi tersebut ada dalam pangkuan ibu. 2. Masa kanak-kanak (masa permulaan pendidikan) 8
  • 9. Froebel mengatakan bahwa tahap ini merupakan masa permulaan pendidikan karena pada tahap ini anak sudah mulai bisa mengucapkan kata benda. Meskipun demikian, kata yang pertama yang diucapkan anak tersebut biasanya sedikit salah dan merupakan kewajiban orang tua atau pendampingnya untuk memperbaiki perkataan tersebut dengan mengucapkan kata yang disebutkan anak tersebut dengan benar. Selain pengucapan, Froebel juga menekankan mengenai bermain dan menarik hubungan antara bermain dengan pengalaman pendidikan. Menurut Froebel, bermain merupakan proses dimana perkembangan kepribadian sedang terjadi. Oleh karena itu, ruang gerak anak tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang anak dibatasi maka itu sama dengan mengikat nalar anaknya karena ia tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya. Masa kanak-kanak ini berakhir apabila seorang anak sudah mempunyai pengalaman lahiriah dan menjadikannya sebagai pengalaman batiniah. 3. Masa anak tanggung (masa untuk belajar) Dalam bagian ini, anak sudah mulai mendapat pendidikan secara formal dan sistematis baik itu di bawah bimbingan guru maupun di bawah bimbingan orang tua. Titik beratnya ialah usaha untuk memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang lahirial, khas, dan khusus. Dalam tahap ini, Froebel juga menekankan bahwa anak mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu dan dalam mengerjakan sesuatu alangkah baiknya jika orangtua memperhatika apa yang dikerjakan anak dan memberikan dukungan dan apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua selayaknya memuji perkerjaan anak tersebut. Dalam tahap ini juga anak sudah mulai berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya sebagai contoh orang-orang di sekitarnya menyadari bahwa anak ini mempunyai sifat yang buruk. Namun demikian, menurut Froebel sifat buruk yang muncul dari anak ini 9
  • 10. disebabkan oleh lingkungannya. Menurut Froebel, seorang anak menjadi nakal karena di lingkungannya ia tidak diperlakukan dengan baik. 2.3 Asas Pendidikan dan Asas Perkembangan Froebel 2.4.1 Asas Pendidikan Froebel Melalui pengalamannya sebagai guru sekolah dasar selama bertahuntahun, Froebel mengemukakan beberapa asas yang dianggap bermakna untuk berbagai tahap pendidikan. Froebel mendasarkan pandangannya tentang pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar teologi dan dasar psikologi. Ia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua unsur tersebut. Froebel mengatakan bahwa apabila pendidikan terlalu menekankan salah satu sisi baik itu, sisi rohani maupun sisi kecerdasan maka akan timpang atau berat sebelah. Oleh karena itu, Froebel berpendapat bahwa pendidikan itu haruslah menekankan kedua sisi tersebut. Pengertian Teologis tentang Manusia menurut Froebel Menurut Froebel, manusia merupakan perwujudan dari Roh TUHAN dan setiap orang layaknya diperlakukan sebagaimana orang tersebut merupakan perwujudan dari TUHAN. Menurut Froebel, perwujudan ini berhubungan dengan semua ciptaan lain karena Roh TUHAN itu meresap dalam semua ciptaannya. Froebel juga mengatakan bahwa tujuan akhir dari manusia sebagai Hamba TUHAN dan alam ialah untuk perwujudan Roh TUHAN secara harmonis dan menyatu. Tabiat Manusia: Menurut Froebel, manusia itu mempunyai sifat yang baik hanya saja sifat tersebut masih tertanam dalam diri manusia tersebut dan untuk mengeluarkan sifat baik tersebut, sebagai pembimbing harus dengan sabar mencari dan menemukan sifat baik tersebut. Hal ini juga dikaitkan dengan keadaan sosial dalam masyarakat, 10
  • 11. Froebel mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Tugas Manusia Menurut Froebel, tugas utama manusia bukanlah membongkar apa yang telah ada tetapi membangun apa yang telah ada, karena hal itu menuntut pemikiran yang kreatif begitu pula dengan anak. Froebel mengatakan bahwa anak haruslah dilatih untuk menyusun sesuatu karena dengan menyusun maka kegiatan berpikir dari seorang anak sedang berkembang dan di dalam kegiatan berpikir itu muncul kreatifitas. Bagi Froebel, titik berat pendidikan bagi anak berada pada usia bersekolah di bawah kelas Sekolah Menengah Pertama. Pengertian Psikologi Pendidikan menurut Froebel Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan. 2.4.2 Asas Perkembangan Froebel Froebel pada perubahan dalam semua makhluk sebagai hasil kekuatan batin yang mendorong setiap makhluk itu untuk mencapai kemungkinan rohani yang terdapat di dalamnya. Froebel menulis satu hukum yang menentukan bagaimana setiap makhluk akan berkembang dan menjadi sempurna, dan yang tetap berlaku secara mutlak di mana saja sebagai hubungan yang wajar antara ciptaan dan pencipta, serta ia mampu menerapkannya di bidang pendidikan. Satu hal penting yang dikemukakan Froebel adalah perkembangan menyempurnakan apa yang sudah ada dalam diri pelajar daripada menambahkan sesuatu yang tidak ada. Ada empat pola perkembangan yang tampak dalam pendidikan yaitu: 1. Benih yang kelak menghasilkan kedewasaan yang sudah ada dalam diri anak. Jadi pendidik perlu mengembangkan bakat yang tersembunyi dalam gen setiap anak. 11
  • 12. 2. Hubungan dari bagian dengan keutuhan, dalam arti guru memperhatikan anak sebagai pribadi yang unik namun perlu memperoleh tempat yang sehat dalam kelompok. Hal ini dikemukakan Froebel sebab ia melihat dalam dunia alam setiap satuan berhubungan dengan sesuatu yang lebih utuh lagi, tidak ada apa-apa yang sama sekali terpisah dari sesuatu yang lain. Proses pertumbuhan itu mencakup cara menghubungkan perseorangan (Glied) dengan Kelompok (Ganze), dan setiap kelompok berhubungan dengan sauna yang lebih luas lagi. 3. Yang batiniah didorong menjadi lahiriah, dalam arti mendidik itu mencakup usaha untuk menolong anak menyampaikan pikiran, perasaan, kekuatan jasmani dan imannya yang telah ada secara batin, agar menjadi kelihatan (lahiriah) berupa buah nalar yaitu pikiran, perasaan dalam bentuk seni, kekuatan jasmani melalui berbagai ketrampilan, dan iman melalui tindakan bermoral dan pelayanan terhadap sesama manusia. 4. Asas perlawanan, tampak dalam alam dan menyoroti gaya hidup dinamis dan tidak statis. Hukum Frobel adalah asas dinamis yang mencakup tiga pokok, yakni aksi, reaksi, dan seimbangan. Menurut Froebel, alam dunia bukanlah pikiran atau gagasan murni, dan juga bukanlah kekuatan jasmani, melainkan alam dunia adalah organisme rohani yang mewujudnyatakan diri, baik dalam kekuatan yang tampak dalam dunia jasmani, maupun dalam pikiran dunia nalar. 12
  • 13. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Froebel beranggapan bahwa anak merupakan blooming flower, yang artinya anak-anak yang sedang berkembang. Di mana harus masa perkembangan anak tersebut harus diisi dengan pendidikan yang baik dan benar. 2. Menurut Froebel dalam konsep pendidikannya, pendidikan ialah apa yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir (segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak bercela (segi afeksi dari manusia). 3. Dalam proses pendidikan, metode pendidikan harus disesuaikan dengan sifat atau dunia anak. Sehingga dalam metode pendidikan, Froebel menggunakan Gift dan occupation sebagai dasar kurikulum. Serta mengaplikasikan semua kegiatan pembelajaran melalui permainan. 4. Pada asas pendidikan, Froebel mendasarkan pandangannya tentang pendidikan atas dua dasar, yaitu dasar teologi dan dasar psikologi. Pada asas pengembangan, Froebel beranggapan bahwa perkembangan menyempurnakan apa yang sudah ada dalam diri pelajar daripada menambahkan sesuatu yang tidak ada. 13