SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN
                              Oleh : Ns. M.Shodikin,M.Kep,Sp.Kep,MB


Susunan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel sel penyokong (neuroglia dan sel
sechwan). Kedua jenis sel tersebut erat berkaitan dan berintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-sel system saraf khusus peka
rangsangan yang menerima masukan sensoris atau masukan aferen dari ujung-ujung saraf perifer
khusus atau dari oragan reseptor sensorik dan menyalurkan masukan motorik atau masukan
eferen ke otot-otot dan kelenjar dimana kelenjar itu merupakan organ-organ efektor.
Neuron dapat menyalurkan data neural ke neuron lain, dalam hal ini neuron tersebut disebut
sebagai neuron assosiasi atau neuron internuncial. Neuroglia merupakan penyokong, pelindung
dan sumber nutrisi bagi neuron-neuron otak dan medula spinalis, sedangkan sel schwan
merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron dan tonjolan neural diluar system saraf
pusat.

System saraf dibagi menjadi : system saraf pusat(SSP) dan system saraf tepi (SST). SSP terdiri
dari otak dan medulla spinalis sedangkan SST terdiri dari Neuron Aferen dan Eferen system
Saraf Somatic (SSS) dan neuron System Saraf Otonom Viseral (SSO). Sistem saraf pusat
dilindungi oleh tengkorak dan tulang belakang, selanjutnya dilindungi pula oleh suspensi dalam
cairan serebrospinal yang dibentuk dalam ventrikel otak. System saraf pusat diliputi oleh 3
lapisan jaringan yang bersama-sama dinamakan sebagai meningens (duramater, arachnoid dan
piameter)

Otak

Otak dibagi menjadi : otak depan, otak tengah dan otak belakang. Berdasarkan perkembangan
embriologik. Otak tengah, pons dan medulla oblongata bersama-sama dinamakan sebagai batang
otak. Otak manusia diperkirakan mempunyai berat 2 % berat badan orang dewasa, menerima
aliran darah 20 % dari curah jantung, membutuhkan oksigen 20 % dari seluruh kebutuhan tubuh
serta membutuhkan 400 kilokalori energi setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling
banyak memakai energi terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan
otak sangan rentan dan kebuuhan oksigen dan glukosa memalui peredaran darah adalah konstan.
Medula spinalis

Merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari medulla oblongata melelaui
foramen magnum dan terus ke bawah melalui columna vertebralis sampai setinggi vertebra
lumbalis pertama (L1) orang dewasa. Medulla spinalis terbagi menjadi 31 segmen yang menjadi
tempat asal dari 31 pasang saraf spinal. Segmen – segmen tersebut di beri nama sesuai dengan
vertebra tempat keluarnya radiks saraf yang bersangkutan, sehingga medula spinalis di bagi
menjadi bagian servikal, torakal, lumbal dan sacral

Sistem Saraf Tepi ( SST )

SST dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf cranial. Saraf perifer dapat terdiri
dari neuron-neuron yang menerima pesan-pesan neural sensorik (aferen) yang menuju ke system
saraf pusat. Dan menerima pesan-pesan neural motorik (eferen) dari Sistem Saraf Pusat. Saraf
spinal menghantarkan baik pesan-pesan aferen maupun pesan-pesan eferen dan dengna demikian
sraf-saraf spinal dinamakan saraf campuran. Saraf-saraf cranial berasal dari bagian permukaan
otak. Lima pasang merupakan saraf motorik, 3 pasang merupakan saraf sensorik dan 4 pasang
merupakan saraf campuran. Secara fungsional system saraf tepi di bagi menjadi system saraf
somatic dan system saraf ototnom.

System Saraf Somatis ( SSS )

SSS terdiri dari saraf campuran. Bagian aferen membawa baik informasi sensorik yang disadari
maupun informasi sensorik yang tidak disadari (misalnya nyeri, suhu, raba, propiosepsi yang
disadari maupun yang tidak disadari, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan penciuman) dari
kepala, dinding tubuh dan ekstremitas. Saraf eferen terutama berhubungan dengan otot rangka
tubuh. System saraf somatic mengenai interaksi dan respon terhadap lingkungan luar.

Sistem Saraf Otonom ( SSO )

System saraf otonom merupakan system saraf campuran juga dimana serabut-serabut aferennya
membawa masukan dari organ-organ visceral (mengenai pengaturan denyut jantung diameter
pembuluh darah luar, pernafasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan dsb).Saraf
eferen motorik system saraf otonom mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar-kelenjar
visceral. System saraf otonom yang utama menangani pengaturan fungsi visceral dan
interaksinya dengan lingkungan dalam. Sistem saraf otonom dibagi menjadi system saraf otonom
parasimpatis dan system saraf otonom simpatis. Bagian simpatis meninggalkan system saraf
pusat dari daerah torakal dan lumbal (torakolumbal) medulla spinalis. Bagian parasimpatis keluar
dari otak (melalui komponen-komponen saraf cranial). Dan bagian sacral medulla spinbalis
(craniosacral). Beberapa fungsi sispatis adalah meningkatkan kecepatan denyut jantung dan
frekuensi pernafasan serta penurunan aktivitas pencernaan. Adapun tujuan utama fungsinya
adalah mempersiapkan tubuh agar siap menghadapi stress atau yang dinamakan respon “Figh or
Flight” sebaliknya beberapa fungsi system saraf simpatais adalah menurunkan kecepatan denyut
jantung dan frekuensi pernafasan dan meningkatkan pergerakan saluran cerna sesuai dengan
kebutuhan pencernaan dan pembuangan sehingga saraf parasimpatis membantu konservasi dan
homeostasis fungsi-fungsi tubuh.

Manifestasi klinik dari gangguan sistem saraf otonom dapat terjadi pada beberapa sistem tubuh
(akibat gangguan neurologis dan non neurologik).Gangguan neurologik dapat memperlihatkan
manifestasi klinik meliputi : gangguan pola nafas, gangguan regulasi suhu tubuh (hipotermia dan
hipertermia), nadi tidak normal, respon pilomotor perubahan pupil, kulit dan vasomotor, serta
gangguan digestif.. Kaji juga tentang adanya poliuria dan motilitas abnormal pada saluran cerna,
pengkajian abdomen dapat ditemukan adanya distensi bowel atau bladder. Perhatikan juga
adanya perubahan rasa haus, energi, libido, berat badan dan rasa lapar. Kaji kulit, membran
mukosa, rambut dan kuku pada perubahan tropis. Perubahan ini dapat terjadi pada penyakit yang
disebabkan oleh kehilangan inervasi (suplai saraf otonom). Perubahan tropis ini ditandai oleh :
perubahn daerah yang berkeringat, suhu meningkat (seperti sianosis, wajah memerah, eritema),
kuku bisa menjadi mudah patah, tipis, bengkok dan mudah rusak, kulit bisa menjadi ulserasi,
tipis, atrophy, pigmentasi, berminyak, berkalus, bersisik, tebal, mengkilap dan kering. Rambut
yang berminyak, mudah patah, atau kering dan pertumbuhan rambut yang abnormal. Kerusakan
kulit pada daerah yang tertekan.
Saraf Kranial

1). N. I ( Nervus Olfactory ) berfungsi sebagai saraf sensory untuk penghiduan . Perawat dapat
   mengkaji dengan cara : minta klien untuk menghidu sesuatu yang aromatic dan tidak bersifat
   iritatif ( Kopi, alcohol, pasta gigi ) dengan menutup mata. Bila klien tidak mampu
   menyebutkan aroma yang dihidu disebut dengan Anosmia.

2) N. II ( Nervus Optik/vision ) berfungsi sebagai saraf sensory. Perawat mengkaji dengan cara :

   a). inspeksi : katarak, inflamasi atau keabnormalitasan yang lain

   b). test ketajaman penglihatan dengan Snellen,s chart

   c). test lapang pandang

   d). memeriksa fundus mata dengan alat Opthalmoscope

3) N. III ( Nervus Oculomotor )

        Hal yang dikaji ukuran kedua pupil dan pergerakan pupil. Konstriksi pupil dapat dikaji
   perawat dengan penlight. Normalnya bila diberi rangsangan maka akan terjadi kontriksi.

4) N. IV ( Nervus Trochlear )

   Untuk pergerakan mata ke arah inferior dan medial. Pengkajian saraf ini dilakukan
   bersamaan dengan pengkajian saraf VI

5).N. V ( Nervus Trigeminal )

            Memiliki divisi motorik dan sensorik.          Untuk pemeriksaan fungsi motorik
   denganmenggerakkan kedua dagu ke sisi atau tersenyum, normal semua gerakan dapat
   dilakukan . Sedangkan untuk pemeriksaan fungsi sensorik dilakukan dengan cara
   menyentuhkan kapas lembut yang steril ke kornea atau sentuhan agak keras ke kelopak mata,
   normal reaksi mata akan berkedip
6).N. VI ( Nervus Abducens )

   Mengontrol pergerakan bola mata ke arah lateral . Bersama N. III, dan N. IV dapat dikaji 6
   posisi cardinal dari penglihatan.

7). N. VII ( Nervus Facial )

   Memiliki divisi sensorik dan motorik, divisi motorik untuk mengontrol ekspresi wajah.
   Perawat dapat mengkaji dengan cara minta klien untuk mengerutkan dahi, tersenyum ,
   mengembungkan pipi, menaikkan alis mata, memejamkan mata dengan rapat dan rasakan
   adanya tahanan pada saat membuka mata .

8). N. VIII ( Nervus Vestibulocochlear/Acoustic ).

   Merupakan saraf sensory yang terdiri dari 2 divisi yaitu : cochlear dan vestibular.

   Cochlear untuk pendengaran. Test pendengaran dapat dilakukan dengan cara minta pasien
   untuk mendengar bisikan lalu minta untuk melaporkan apa yang didengarkan atau dengarkan
   bunyi garpu tala. Tes bone dan air conduction dilakukan dengan garpu tala. Audiometry
   dapat digunakan untuk pengkajian yang tepat. Vestibular untuk membantu mempertahankan
   keseimbangan melalui koordinasi otot-otot mata , leher dan extremitas. Tes keseimbangan
   dapat dilakukan dengan cara Romberg test , calori test ( oculovestibular reflex ) dan
   electronystagmography.

   Kemungkinan keabnormalan yang ditemukan dapat disebabkan oleh Meniere,s syndrome dan
   neuroma acoustic.

9).N. IX ( Nervus Glossopharyngeal ) dan N. X ( Nervus Vagus ).

   Merupakan saraf sensorik dan motorik. Karena kedua saraf ini masuk ke pharynx maka
   pengkajian kedua saraf ini bersamaan.

   Perawat dapat mengkaji N. IX dengan cara :

   Minta klien untuk membuka mulut lebar-lebar sambil menyebutkan “ah”, observasi posisi
   dan pergerakan dari uvula dan palatum, apakah berada di garis tengah ?
Kaji reflex gag dengan cara sentuh bagian pharynx dengan spatel lidah , maka akan
     didapatkan respon gag ( respon muntah ).

     Kaji respon menelan dengan memberikan klien sedikit minum.

     Kaji 1/3 bagian belakang lidah terhadap rasa. Disgungsi dari N. IX akan mengakibatkan
     hilangnya rasa pengecapan dan sensasi nyeri pada Glossopharyngeal.

     Perawat dapat mengkaji N. X dengan cara :

     Minta klien untuk batuk dan berbicara. Kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan
     ketidakefektifan dan kelemahan batuk serta suara parau. Untuk membedakan area yang
     lemah minta klien untuk mengeluarkan suara : “kuh-kuh” ( Soft palate ), “mi-mi” ( bibir ),
     “la – la” ( lidah ). Kemungkinan penyebab dari keabnormalan yang ditemukan disebabkan :
     trauma batang otak, trauma leher, tumor batang otak dan stroke.

10). N. XI ( Nervus spinal accessory )

     Merupakan saraf motorik yang mempersarafi otot sternocleidomastoideus dan bagian atas
     dari otot trapezius.

     Perawat dapat mengkaji dengan cara :

     a). Minta klien menaikkan bahu dengan dan tanpa tahanan

     b). Minta klien untuk memutarkan kepala ke kedua sisi secara bergantian.

     c). Dorong dagu ke belakang ke arah garis lurus

     d). Dorong kepala ke depan dan lawan dengan tahana

11). N. XII ( Nervus Hypoglossal ).

     Merupakan saraf motorik yang mempersarafi lidah.

     Perawat dapat mengkaji dengan cara :

     Minta klien untuk membuka mulut lebar-lebar dan lidah dikeluarkan dan dengan cepat
     lidah digerakkan ke kiri – kanan, keluar – ke dalam, amati adanya deviasi. Minta klien
untuk mendorong lidahnya ke daerah pipi dan apakah ada tekanan di daerah luar.
Kemungkinan keabnormalan yang ditemukan dapat disebabkan kerusakan pembuluh darah
besar di daerah leher.
ORGANISASI SISTEM SARAF




          Otak                      System Syaraf Pusat                       Korda Spinalis




(Masukan ke SSP dari Perifer)                             (Keluaran dari SSP ke Perifer)




                                         System Saraf Tepi
      Devisi Afferen                                                            Devisi Efferen




    Ransangan              Rangsangan              System Saraf Somatik            System Saraf
     Sensorik                Viseral                                                 Otonom




                                Neuron                   System                  System Saraf

                                Motorik               Saraf Simpatik            Para Simpatik




                                        Otot Rangka          Otot Polos

                                                             Otot Jantung



                                                          Kelenjar



Dikutip dari:Sherwood L, 2001 hal 107
ANATOMI DAN BAGIAN-BAGIAN OTAK




lobus frontalis


lobus frontalis pada korteks serebri terutama mengendalikan keahlian motorik (misalnya
menulis, memainkan alat musik atau mengikat tali sepatu).
lobus frontalis juga mengatur ekspresi wajah dan isyarat tangan.
daerah tertentu pada lobus frontalis bertanggungjawab terhadap aktivitas motor tertentu pada sisi
tubuh yang berlawanan.
efek perilaku dari kerusakan lobus frontalis bervariasi, tergantung kepada ukuran dan lokasi
kerusakan fisik yang terjadi.
kerusakan yang kecil, jika hanya mengenai satu sisi otak, biasanya tidak menyebabkan
perubahan perilaku yang nyata, meskipun kadang menyebabkan kejang.
kerusakan luas yang mengarah ke bagian belakang lobus frontalis bisa menyebabkan apatis,
ceroboh, lalai dan kadang inkontinensia.
kerusakan luas yang mengarah ke bagian depan atau samping lobus frontalis menyebabkan
perhatian penderita mudah teralihkan, kegembiraan yang berlebihan, suka menentang, kasar dan
kejam, penderita mengabaikan akibat yang terjadi akibat perilakunya.
lobus parietalis


lobus parietalis pada korteks serebri menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan berat badan
ke dalam persepsi umum.
sejumlah kecil kemampuan matematikan dan bahasa berasal dari daerah ini.
lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya dan merasakan
posisi dari bagian tubuhnya.
kerusakan kecil di bagian depan lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang
berlawanan.
kerusakan yang agak luas bisa menyebabkan hilangnya kemampuan untuk melakukan
serangkaian pekerjaan (keadaan ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan.
kerusakan yang luas bisa mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian
tubuhnya atau ruang di sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang
sebelumnya dikenal dengan baik (misalnya bentuk kubus atau jam dinding).
penderita bisa menjadi linglung atau mengigau dan tidak mampu berpakaian maupun melakukan
pekerjaan sehari-hari lainnya.


lobus temporalis


lobus temporalis mengolah kejadian yang baru saja terjadi menjadi dan mengingatnya sebagai
memori jangka panjang.
lobus temporalis juga memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan mengingatnya
kembali serta menghasilkan jalur emosional.
kerusakan pada lobus temporalis sebelah kanan menyebabkan terganggunya ingatan akan suara
dan bentuk.
kerusakan pada lobus temporalis sebelah kiri menyebabkan gangguan pemahaman bahasa yang
berasal dari luar maupun dari dalam dan menghambat penderita dalam mengekspresikan
bahasanya.
penderita dengan lobus temporalis sebelah kanan yang non-dominan, akan mengalami perubahan
kepribadian seperti tidak suka bercanda, tingkat kefanatikan agama yang tidak biasa, obsesif dan
kehilangan gairah seksual.
ANATOMI DAN BAGIAN-BAGIAN OTAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MOTORIK

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiDokter Tekno
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Viliansyah Viliansyah
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensorinita maulida
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasipjj_kemenkes
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanChanica Aninditya
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragikHusen Aminudin
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryAsuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryChristian Paomey
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 Peran, Fungsi dan tugas Perawat, Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,pjj_kemenkes
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Arif WR
 

Mais procurados (20)

Pengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi FisiologiPengantar Anatomi Fisiologi
Pengantar Anatomi Fisiologi
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensori
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Fisiologi jantung
Fisiologi jantungFisiologi jantung
Fisiologi jantung
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryAsuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 Peran, Fungsi dan tugas Perawat, Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Askep polio mielitis
Askep polio mielitisAskep polio mielitis
Askep polio mielitis
 

Destaque

Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan AntibiotikObat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotikpjj_kemenkes
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
Infeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf pusatInfeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf pusatElissa Lisencia
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafDedi Kun
 
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit pagetAsuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit pagetOkta-Shi Sama
 
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrin
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrinKelainan sistem metabolik dan sistem endokrin
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrinsri wahyuni
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iDedi Kun
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Dedi Kun
 

Destaque (11)

Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan AntibiotikObat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
 
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
OBAT-OBAT  SUSUNAN SARAF PUSAT    OBAT-OBAT  SUSUNAN SARAF PUSAT
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
Infeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf pusatInfeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf pusat
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit pagetAsuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
 
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrin
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrinKelainan sistem metabolik dan sistem endokrin
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrin
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin i
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2
 

Semelhante a Anatomi dan fisiologi sistem persarafan

sistem regulasi manusia
sistem regulasi manusiasistem regulasi manusia
sistem regulasi manusiaeka noviana
 
sistem saraf 1234566789001245778990.pptx
sistem saraf 1234566789001245778990.pptxsistem saraf 1234566789001245778990.pptx
sistem saraf 1234566789001245778990.pptxFebriZuan
 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaerlianovriyanti
 
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Kurnia Wati
 
Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah Ainina Sa'id
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafNina Nhinut
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaMarwah Nur Azizah
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksIsma Jihan
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAZona Bebas
 

Semelhante a Anatomi dan fisiologi sistem persarafan (20)

sistem regulasi manusia
sistem regulasi manusiasistem regulasi manusia
sistem regulasi manusia
 
sistem saraf 1234566789001245778990.pptx
sistem saraf 1234566789001245778990.pptxsistem saraf 1234566789001245778990.pptx
sistem saraf 1234566789001245778990.pptx
 
sistem koordinasi manusia
sistem koordinasi manusiasistem koordinasi manusia
sistem koordinasi manusia
 
Lks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasiLks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasi
 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
 
Presentase ipa
Presentase ipaPresentase ipa
Presentase ipa
 
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Presentase IPA
Presentase IPAPresentase IPA
Presentase IPA
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem saraf
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleks
 
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
sistem syaraf
 sistem syaraf  sistem syaraf
sistem syaraf
 
Rev anfis-sistem-saraf
Rev anfis-sistem-sarafRev anfis-sistem-saraf
Rev anfis-sistem-saraf
 

Anatomi dan fisiologi sistem persarafan

  • 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN Oleh : Ns. M.Shodikin,M.Kep,Sp.Kep,MB Susunan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel sel penyokong (neuroglia dan sel sechwan). Kedua jenis sel tersebut erat berkaitan dan berintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-sel system saraf khusus peka rangsangan yang menerima masukan sensoris atau masukan aferen dari ujung-ujung saraf perifer khusus atau dari oragan reseptor sensorik dan menyalurkan masukan motorik atau masukan eferen ke otot-otot dan kelenjar dimana kelenjar itu merupakan organ-organ efektor. Neuron dapat menyalurkan data neural ke neuron lain, dalam hal ini neuron tersebut disebut sebagai neuron assosiasi atau neuron internuncial. Neuroglia merupakan penyokong, pelindung dan sumber nutrisi bagi neuron-neuron otak dan medula spinalis, sedangkan sel schwan merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron dan tonjolan neural diluar system saraf pusat. System saraf dibagi menjadi : system saraf pusat(SSP) dan system saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan medulla spinalis sedangkan SST terdiri dari Neuron Aferen dan Eferen system Saraf Somatic (SSS) dan neuron System Saraf Otonom Viseral (SSO). Sistem saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan tulang belakang, selanjutnya dilindungi pula oleh suspensi dalam cairan serebrospinal yang dibentuk dalam ventrikel otak. System saraf pusat diliputi oleh 3 lapisan jaringan yang bersama-sama dinamakan sebagai meningens (duramater, arachnoid dan piameter) Otak Otak dibagi menjadi : otak depan, otak tengah dan otak belakang. Berdasarkan perkembangan embriologik. Otak tengah, pons dan medulla oblongata bersama-sama dinamakan sebagai batang otak. Otak manusia diperkirakan mempunyai berat 2 % berat badan orang dewasa, menerima aliran darah 20 % dari curah jantung, membutuhkan oksigen 20 % dari seluruh kebutuhan tubuh serta membutuhkan 400 kilokalori energi setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangan rentan dan kebuuhan oksigen dan glukosa memalui peredaran darah adalah konstan.
  • 2. Medula spinalis Merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari medulla oblongata melelaui foramen magnum dan terus ke bawah melalui columna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbalis pertama (L1) orang dewasa. Medulla spinalis terbagi menjadi 31 segmen yang menjadi tempat asal dari 31 pasang saraf spinal. Segmen – segmen tersebut di beri nama sesuai dengan vertebra tempat keluarnya radiks saraf yang bersangkutan, sehingga medula spinalis di bagi menjadi bagian servikal, torakal, lumbal dan sacral Sistem Saraf Tepi ( SST ) SST dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf cranial. Saraf perifer dapat terdiri dari neuron-neuron yang menerima pesan-pesan neural sensorik (aferen) yang menuju ke system saraf pusat. Dan menerima pesan-pesan neural motorik (eferen) dari Sistem Saraf Pusat. Saraf spinal menghantarkan baik pesan-pesan aferen maupun pesan-pesan eferen dan dengna demikian sraf-saraf spinal dinamakan saraf campuran. Saraf-saraf cranial berasal dari bagian permukaan otak. Lima pasang merupakan saraf motorik, 3 pasang merupakan saraf sensorik dan 4 pasang merupakan saraf campuran. Secara fungsional system saraf tepi di bagi menjadi system saraf somatic dan system saraf ototnom. System Saraf Somatis ( SSS ) SSS terdiri dari saraf campuran. Bagian aferen membawa baik informasi sensorik yang disadari maupun informasi sensorik yang tidak disadari (misalnya nyeri, suhu, raba, propiosepsi yang disadari maupun yang tidak disadari, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan penciuman) dari kepala, dinding tubuh dan ekstremitas. Saraf eferen terutama berhubungan dengan otot rangka tubuh. System saraf somatic mengenai interaksi dan respon terhadap lingkungan luar. Sistem Saraf Otonom ( SSO ) System saraf otonom merupakan system saraf campuran juga dimana serabut-serabut aferennya membawa masukan dari organ-organ visceral (mengenai pengaturan denyut jantung diameter pembuluh darah luar, pernafasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan dsb).Saraf eferen motorik system saraf otonom mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar-kelenjar visceral. System saraf otonom yang utama menangani pengaturan fungsi visceral dan
  • 3. interaksinya dengan lingkungan dalam. Sistem saraf otonom dibagi menjadi system saraf otonom parasimpatis dan system saraf otonom simpatis. Bagian simpatis meninggalkan system saraf pusat dari daerah torakal dan lumbal (torakolumbal) medulla spinalis. Bagian parasimpatis keluar dari otak (melalui komponen-komponen saraf cranial). Dan bagian sacral medulla spinbalis (craniosacral). Beberapa fungsi sispatis adalah meningkatkan kecepatan denyut jantung dan frekuensi pernafasan serta penurunan aktivitas pencernaan. Adapun tujuan utama fungsinya adalah mempersiapkan tubuh agar siap menghadapi stress atau yang dinamakan respon “Figh or Flight” sebaliknya beberapa fungsi system saraf simpatais adalah menurunkan kecepatan denyut jantung dan frekuensi pernafasan dan meningkatkan pergerakan saluran cerna sesuai dengan kebutuhan pencernaan dan pembuangan sehingga saraf parasimpatis membantu konservasi dan homeostasis fungsi-fungsi tubuh. Manifestasi klinik dari gangguan sistem saraf otonom dapat terjadi pada beberapa sistem tubuh (akibat gangguan neurologis dan non neurologik).Gangguan neurologik dapat memperlihatkan manifestasi klinik meliputi : gangguan pola nafas, gangguan regulasi suhu tubuh (hipotermia dan hipertermia), nadi tidak normal, respon pilomotor perubahan pupil, kulit dan vasomotor, serta gangguan digestif.. Kaji juga tentang adanya poliuria dan motilitas abnormal pada saluran cerna, pengkajian abdomen dapat ditemukan adanya distensi bowel atau bladder. Perhatikan juga adanya perubahan rasa haus, energi, libido, berat badan dan rasa lapar. Kaji kulit, membran mukosa, rambut dan kuku pada perubahan tropis. Perubahan ini dapat terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh kehilangan inervasi (suplai saraf otonom). Perubahan tropis ini ditandai oleh : perubahn daerah yang berkeringat, suhu meningkat (seperti sianosis, wajah memerah, eritema), kuku bisa menjadi mudah patah, tipis, bengkok dan mudah rusak, kulit bisa menjadi ulserasi, tipis, atrophy, pigmentasi, berminyak, berkalus, bersisik, tebal, mengkilap dan kering. Rambut yang berminyak, mudah patah, atau kering dan pertumbuhan rambut yang abnormal. Kerusakan kulit pada daerah yang tertekan.
  • 4.
  • 5. Saraf Kranial 1). N. I ( Nervus Olfactory ) berfungsi sebagai saraf sensory untuk penghiduan . Perawat dapat mengkaji dengan cara : minta klien untuk menghidu sesuatu yang aromatic dan tidak bersifat iritatif ( Kopi, alcohol, pasta gigi ) dengan menutup mata. Bila klien tidak mampu menyebutkan aroma yang dihidu disebut dengan Anosmia. 2) N. II ( Nervus Optik/vision ) berfungsi sebagai saraf sensory. Perawat mengkaji dengan cara : a). inspeksi : katarak, inflamasi atau keabnormalitasan yang lain b). test ketajaman penglihatan dengan Snellen,s chart c). test lapang pandang d). memeriksa fundus mata dengan alat Opthalmoscope 3) N. III ( Nervus Oculomotor ) Hal yang dikaji ukuran kedua pupil dan pergerakan pupil. Konstriksi pupil dapat dikaji perawat dengan penlight. Normalnya bila diberi rangsangan maka akan terjadi kontriksi. 4) N. IV ( Nervus Trochlear ) Untuk pergerakan mata ke arah inferior dan medial. Pengkajian saraf ini dilakukan bersamaan dengan pengkajian saraf VI 5).N. V ( Nervus Trigeminal ) Memiliki divisi motorik dan sensorik. Untuk pemeriksaan fungsi motorik denganmenggerakkan kedua dagu ke sisi atau tersenyum, normal semua gerakan dapat dilakukan . Sedangkan untuk pemeriksaan fungsi sensorik dilakukan dengan cara menyentuhkan kapas lembut yang steril ke kornea atau sentuhan agak keras ke kelopak mata, normal reaksi mata akan berkedip
  • 6. 6).N. VI ( Nervus Abducens ) Mengontrol pergerakan bola mata ke arah lateral . Bersama N. III, dan N. IV dapat dikaji 6 posisi cardinal dari penglihatan. 7). N. VII ( Nervus Facial ) Memiliki divisi sensorik dan motorik, divisi motorik untuk mengontrol ekspresi wajah. Perawat dapat mengkaji dengan cara minta klien untuk mengerutkan dahi, tersenyum , mengembungkan pipi, menaikkan alis mata, memejamkan mata dengan rapat dan rasakan adanya tahanan pada saat membuka mata . 8). N. VIII ( Nervus Vestibulocochlear/Acoustic ). Merupakan saraf sensory yang terdiri dari 2 divisi yaitu : cochlear dan vestibular. Cochlear untuk pendengaran. Test pendengaran dapat dilakukan dengan cara minta pasien untuk mendengar bisikan lalu minta untuk melaporkan apa yang didengarkan atau dengarkan bunyi garpu tala. Tes bone dan air conduction dilakukan dengan garpu tala. Audiometry dapat digunakan untuk pengkajian yang tepat. Vestibular untuk membantu mempertahankan keseimbangan melalui koordinasi otot-otot mata , leher dan extremitas. Tes keseimbangan dapat dilakukan dengan cara Romberg test , calori test ( oculovestibular reflex ) dan electronystagmography. Kemungkinan keabnormalan yang ditemukan dapat disebabkan oleh Meniere,s syndrome dan neuroma acoustic. 9).N. IX ( Nervus Glossopharyngeal ) dan N. X ( Nervus Vagus ). Merupakan saraf sensorik dan motorik. Karena kedua saraf ini masuk ke pharynx maka pengkajian kedua saraf ini bersamaan. Perawat dapat mengkaji N. IX dengan cara : Minta klien untuk membuka mulut lebar-lebar sambil menyebutkan “ah”, observasi posisi dan pergerakan dari uvula dan palatum, apakah berada di garis tengah ?
  • 7. Kaji reflex gag dengan cara sentuh bagian pharynx dengan spatel lidah , maka akan didapatkan respon gag ( respon muntah ). Kaji respon menelan dengan memberikan klien sedikit minum. Kaji 1/3 bagian belakang lidah terhadap rasa. Disgungsi dari N. IX akan mengakibatkan hilangnya rasa pengecapan dan sensasi nyeri pada Glossopharyngeal. Perawat dapat mengkaji N. X dengan cara : Minta klien untuk batuk dan berbicara. Kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ketidakefektifan dan kelemahan batuk serta suara parau. Untuk membedakan area yang lemah minta klien untuk mengeluarkan suara : “kuh-kuh” ( Soft palate ), “mi-mi” ( bibir ), “la – la” ( lidah ). Kemungkinan penyebab dari keabnormalan yang ditemukan disebabkan : trauma batang otak, trauma leher, tumor batang otak dan stroke. 10). N. XI ( Nervus spinal accessory ) Merupakan saraf motorik yang mempersarafi otot sternocleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius. Perawat dapat mengkaji dengan cara : a). Minta klien menaikkan bahu dengan dan tanpa tahanan b). Minta klien untuk memutarkan kepala ke kedua sisi secara bergantian. c). Dorong dagu ke belakang ke arah garis lurus d). Dorong kepala ke depan dan lawan dengan tahana 11). N. XII ( Nervus Hypoglossal ). Merupakan saraf motorik yang mempersarafi lidah. Perawat dapat mengkaji dengan cara : Minta klien untuk membuka mulut lebar-lebar dan lidah dikeluarkan dan dengan cepat lidah digerakkan ke kiri – kanan, keluar – ke dalam, amati adanya deviasi. Minta klien
  • 8. untuk mendorong lidahnya ke daerah pipi dan apakah ada tekanan di daerah luar. Kemungkinan keabnormalan yang ditemukan dapat disebabkan kerusakan pembuluh darah besar di daerah leher.
  • 9.
  • 10. ORGANISASI SISTEM SARAF Otak System Syaraf Pusat Korda Spinalis (Masukan ke SSP dari Perifer) (Keluaran dari SSP ke Perifer) System Saraf Tepi Devisi Afferen Devisi Efferen Ransangan Rangsangan System Saraf Somatik System Saraf Sensorik Viseral Otonom Neuron System System Saraf Motorik Saraf Simpatik Para Simpatik Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung Kelenjar Dikutip dari:Sherwood L, 2001 hal 107
  • 11. ANATOMI DAN BAGIAN-BAGIAN OTAK lobus frontalis lobus frontalis pada korteks serebri terutama mengendalikan keahlian motorik (misalnya menulis, memainkan alat musik atau mengikat tali sepatu). lobus frontalis juga mengatur ekspresi wajah dan isyarat tangan. daerah tertentu pada lobus frontalis bertanggungjawab terhadap aktivitas motor tertentu pada sisi tubuh yang berlawanan. efek perilaku dari kerusakan lobus frontalis bervariasi, tergantung kepada ukuran dan lokasi kerusakan fisik yang terjadi. kerusakan yang kecil, jika hanya mengenai satu sisi otak, biasanya tidak menyebabkan perubahan perilaku yang nyata, meskipun kadang menyebabkan kejang. kerusakan luas yang mengarah ke bagian belakang lobus frontalis bisa menyebabkan apatis, ceroboh, lalai dan kadang inkontinensia. kerusakan luas yang mengarah ke bagian depan atau samping lobus frontalis menyebabkan perhatian penderita mudah teralihkan, kegembiraan yang berlebihan, suka menentang, kasar dan kejam, penderita mengabaikan akibat yang terjadi akibat perilakunya.
  • 12. lobus parietalis lobus parietalis pada korteks serebri menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan berat badan ke dalam persepsi umum. sejumlah kecil kemampuan matematikan dan bahasa berasal dari daerah ini. lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya. kerusakan kecil di bagian depan lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan. kerusakan yang agak luas bisa menyebabkan hilangnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan. kerusakan yang luas bisa mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik (misalnya bentuk kubus atau jam dinding). penderita bisa menjadi linglung atau mengigau dan tidak mampu berpakaian maupun melakukan pekerjaan sehari-hari lainnya. lobus temporalis lobus temporalis mengolah kejadian yang baru saja terjadi menjadi dan mengingatnya sebagai memori jangka panjang. lobus temporalis juga memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan mengingatnya kembali serta menghasilkan jalur emosional. kerusakan pada lobus temporalis sebelah kanan menyebabkan terganggunya ingatan akan suara dan bentuk. kerusakan pada lobus temporalis sebelah kiri menyebabkan gangguan pemahaman bahasa yang berasal dari luar maupun dari dalam dan menghambat penderita dalam mengekspresikan bahasanya. penderita dengan lobus temporalis sebelah kanan yang non-dominan, akan mengalami perubahan kepribadian seperti tidak suka bercanda, tingkat kefanatikan agama yang tidak biasa, obsesif dan kehilangan gairah seksual.
  • 13. ANATOMI DAN BAGIAN-BAGIAN OTAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTORIK