SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
Cakrawaia Pendldlkan Nomor 2,' Tahun XlIi, Junl 1994
ACfION RESEARCH:
METODE PENGEMBANGAN DAN PARTISIPASI
OIeh
Sodiq A. Kuntoro
Abstrak
Banyak kritik yang ditujukan terhadap metode peneli-
tian konvensional yang bersifat teoretis sepihak, kurang dapat
digunakan secara dekat dengan pembuatan kebijaksanaan dan
pengembangan program-program. bersifat memisahkan, domi-
nasi, dan opresif terhadap subjek yang diteliti. Metode pene-
litian semacam ini tidak sesuai dengan pandangan humanistik
mengenai pendidikan dan pembangunan.
Action Research (penelitian aksi) muncul sebagai
metode pengem bangan komunitas lebih sesuai dengan pan-
dangan pendidikiiln dan pembangunan yang humanistik. Dalam
pandangan humanistik pendidikan dan pembangunan meletak-
kan subjek sebagai pelaku aktif dalarn proses pendidikan atau
pembangunan. Penelitian harus dipandang sarna dengan pendi-
dikan, harus memperlakukan subjek yang diteliti sebagai
subjek yang aktif terlibat dalam proses penelitian terhadap
pcrmasalahan mcreka sendiri. Subjek yang diteJiti menjadi
partisipan dalam proses penelitian yang bersama peneliti.
akademisi melaksanakan kegiatan pengembangan dan peneliti-
an. Penelitian aksi mengandung dua aspek. yaitu peng€."lloJang-
an komunitas dan partisipasi anggota komunitas dalam melak-
sanakan pembangunan.
Dengan metode penelitian aksi mak.a subjek yang
diteJiti akan memperoleh manfaat secara langsung dari proses
penelitian dan hasilnya. proses penelitian menjadi proses
pendidikan bagi mereka dan hasilnya lebih langsung terkait
.dengan pemecahan masalah konkrit yang dihadapi sehingga
dapat langsung meningkatkan kondisi kehidupan mereka.
Penelitian aksi dapat dHakukan bagi pengembangan-
masyarakat secara makro. maupun bagi lembaga atau
organisasi secara mikro. Penelitian aksi dapat meningkatkan
kemampuan subjek yang diteliti menjadi penghasil Hmu
pengetahuan sehingga mereka bukan sekedar sebagai pelaksa-
na dari . teori yang diberikan oleh orang lain di luar praktik
yang dilakukan.
147
148
Pendahuluan
Cakrawala Pendldlkan Nomor 2, Tahun XIIf, JunI 1994
Action research (penelitian aksi) semakin muncul dalam
pembicaraan sebagai alternatif metodologi penelitian. Ter-
dapat dua aspek penting dalam penelitian aksi, yaitu
pertama, dia memiliki aspek pendidikan (pengembangan) dan,
kedua, aspek sosial (keterlibatan anggota komunitas) dalam
pengembangan. Penelitian aksi sebagai metode lebih terarah
pada tujuan urituk pengembangan komunitas sosial (masyara-
kat, lembaga, org"nisasi) di mana anggota komunitas sosial
itu harus diletakkan sebagai pelaku aktif dalam proses per-
ubahan. Sesuai dengan paradigm?- pendidikan atau :: - Bem-
bangunan yang humanistik bahwa: manusia adalah merupakan
subjek aktif bagi pengembangan atau pembangunan. Pendidik-
an sebagai upaya pengembangan diri harus meletakkan subjek
sebagai pelaku aktif bagi pengembangannya. Pengembangan
komunitas bukan merupakan kegiatan pemberian orang luar
sebab kepercayaan diri, kebanggaan, dan dorongan tidak
dapat dibangun oleh orang lain.. Anggota komunitas mem-
bangun kepercayaan diri clan kebanggaan melalui proses
keterlibatan dalam memikirkan permasalahan, mencari alter-
natif pemecahan,mengambil keputusan tentang tindakan,
melakukan tindakan, menilai hasil dan proses tindakan dalam
mewujudkan tujuan. Hanya dengan partisipasi maka anggota
komunitas sosial dapat mengembangkan diri. Penelitian aksi
sebagai metode pengembangan komunitas sosial (sistem
maupun -anggota sistem) memiliki landasan dasar teori pem-
bangunan a tau pendidikan yang humariistik.
Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pem-
bangunan atau pendidikan seperti di atas maka timbul perta-
nyaan mendasar yang ditujukan pada cara-cara penelitian
yang secara konvensional dilakukan dan nilai-nilai filosofi
yang terkandung di dalamnya. Kathleen Rockhill dalam
penelitian pendidikan orang dewasa mengajukan pertanyaan
dan saran terhadap pendidik orang dewasa-dalam tiga per-
spektif pokok:
1. Keprihatinan bahwa metode penelitian kuantitatif tidak
memberikan pemahaman yang memadai tentang realitas
yang kompleks.
2. Keinginan adanya penelitian praktis yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembuatan kebijaksanaan dan pengem-
Action r~esearch: '''1etode Pengembangan dan ParUsipdsi 149
bangan program-program yang akan meningkatkan keadilan
sosial dan kepercayaan diri lebih besar.
3. Suatu pandangan humanistik tentang perilaku manusia yang
memandang individu-individu sebagai pelaku aktif dalam
Iingkungan mereka, dan bukan sebagai objek pasif untuk
diteliti (Budd L. Hall, 1978).
Dia mengharapkan dalam pendidikan orang dewasa
harus dikembangkan metode penelitian yang dapat memper-
hatikan tiga perspektif pokok di atas. Pertama, penelitian
harus dapat memahami realitas yang kompleks secara
holistik, buk2n pemahaman bagian-bagian secara terpisah satu
dengan yang lain yang bersifat menyederhanakan realitas
sosia!. Realitas sosial bukan merupakan kumpu];m mekanistik
dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang terpisah satu
dengan yang lain, tetapi sebaliknya realitas sosial merupakan
totalitas organistik dari bagian-bagian yang tidak dapat
terpisah. Kedua, penelitian harus dapat digunakan bagi peme
buRtan kebijaksanaan dan penyusunan program-program bagi
kepentingan partisipan (subjek yang diteliti) agar mereka
Jebih dapat meningkatkan keadilan sosial dan kepercayaan
diri. Penelitian bukan seharusnya sekedar bagi kepentingan
peoeliti dan pengembangan akademik yang sering bertentang-
an bagi °kepentingan subjek yang diteliti dan bersifat opresi£.
Sebaliknya, penelitian hatus dapat °mengangkat °subjek yang
diteliti untuk memperoleh keadilan sosial dan kepercayaan
diri. Ketiga, penelitian harus meletakkan orang dewasa
sebagai partisipan atau subjek aktif dalam proses penelitian,
bukan sebagai objek pasif yang diteliti atau dimintai infor"
masi. Apabila penelitian memiliki komitmen untuk mengem-
bangkan komunitas sosial (sistem maupun anggotanya) maka
anggota komunitas sosial tersebut harus memperoleh penghar-
g?oan sebagai pelaku aktif dalam proses penelitian. Kegiatan
penelitian dengan demikian harus menjadi kegiatan pendidikan
di mana °anggota komunitas menjadi pelaku aktif pengem-
bangan masyarakatnya. Konsep andragogi (teori belajar orang
dewasa) adalah merupab,n dasar pengembangan penghargaan
orang dewasa sebagai subjek atif dalam proses pendidikan dan
penelitian. Secara humanistik tidak tepat apabila meletakkan
orang dewasa sebagai objek pasif yang sekedar harus menye-
suaikan dengan keinginail yang dipaksakan oleh peneliti yang
berada °di Juar kepentingan dirinya.
150 Ca/(rdwaJa Pendldlkan Nomor 2, Tahun XIIJ, Juni 1994
Selama ini metode penelitian yang sering kita perguna-
kan, yang cenderung menggunakan pendekatan kuantitatif
atau bentuk survei, sebenarnya mengandung banyak kelemah-
an. Lebih-lebih apabila metode itu digunakan untuk maksud
pengembangan komunitas atau pendidikan orang dewasa maka
diketemukan kelemahan yang bersifat mendasar. B.L.Hall
mengidentifikasi kelemahan itu sebagai berikut:
1. Pendekatan penelitian survei menyederhana.kan realitas
sosial dan karenanya tidak cermat.
2. Penelitian survei sering bersifat memisahkan, dominasi,
dan opresif.
3. Penelitian survei tidak memberikan keterJcaitan yang
mudah dengan tindakan selanjutnya.
4. Metode penelitian survei tidak konsisten dengan· prinsip-
prinsip pendidikan orang dewasa.
Pertama, kelemahan metode penelitian survei adalah
mereduksi realitas sosial yang bersifat kompleks menjadi
variabel-variabel yang terpisah yang diteliti secara terpisah.
Hasil penelitian yang diperoleh d'i'ngan demikian tidak dapat
memberikan pemahaman secara' cermat terhadap realitas
sasial tersebut. Pemahaman realitas sasial bersifat atomistik
dan 5tati5, sehingga realitas s05ia1 itu kehilangan dinamika
yang bersifat interaktif dan historis. Kenyataannya realitas
sosial itu selalu berubah dan berkembang, respon anggota
komunitas terhadap realitas sosial hari ini berbeda dengan
hari esok sesuai dengan lingkungan yang berbeda-beda. Apa-
bila kegiatan penelitian dipergunakan untuk maksud pengem-
bangan komunitas s05ia1, maka metode penelitian survei
kurang dapat memberikan pemahaman secara menyeluruh
tentang realitas sosial dan dapat bersifat menghambat bagi
penc.apaian kemajuan anggota komunitas. Pemahaman realitas
sosial harus mencakup dimensi kesejarahan dan kebudayaan
yang terus-menerus harus dipahami oleh anggota komunitas
apabila mereka mengharapkan pemecahan dan peningkatan
kualitas hidup.
Kedua, sebagaimana pandangan Freire bahwa metode
pengajaran, begitu juga metode penelitian, memiliki implikasi
ideologis. Apabila kita memiliki perhatian pada pengembang-
an kb-munitas, mengembangkan sistem dan kemampuan
anggota:sistem maka metode pendidik<.. I, begitu juga metode
penelitianj, harus bersifat mengernbanc ,an kapasitas kreatif
Action Bcsearch:Metode Pengembangan dan Partisipasi
-!:
151
dari subjek yang diteliti atau subjek yang dididik. Bukan
sebaliknya, metode penelitian atau metode pendidikan justru
menghambat pengembangan kapasitas kreatifnya. Pertanyaan
penelitian yang disusun di atas meja oleh penelitibersifat
sepihak, berdasarkan kepentingan peneliti. Penelitian sema-
cam ini memandang anggota komunitas sebagai sumber infor-
masi yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mendukung hipotesis
dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Oleh karena perta-
nyaan penelitian tidak sesuai de.ngan permasalahan konkret
yang dihadapi oleh subjek yang diteliti, maka mereka seolah-
olah dipaksa untuk memberi jawaban yang memuaskan kepen-
tingan peneliti. Dengan demikian, metode penelitian bersifat
opresif dan memisahkan dari kepentingan subjek yang diteliti.
Penelitian survei sering tidak dapat mengembangkan
kapasitas kreatif dari subjek yang diteliti, bahkan bersifat
mematikan.
Ketiga, pengembangan komunitas (Iembaga, organisasi,
masyarakat) membutuhkan penelitian praktis yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penyu-
sunan program-program. Partisipasi anggota komunitas dalam
kegiatan pengembangan akan meningkat apabila mereka
dilibatkan dalam pembuatan kebijaksanaan dan penyusunan
program-program. Metode penelitian survai kurang dapat
memenuhi kebutuhan untuk dapat melibatkan anggota komu-
nitas dalam pembuatan kebijaksanaan dan penyusunan
program. Oleh karena sifatnya yang bersifat memisahkan dan
opresif terhadap subjek yang diteliti, maka penelitian survai
kurang dapat memberikan keterkaitan yang mudah dengan
kegiatan pengembangan yang mereka butuhkan.
Keempat, prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa
menekankan pentingnya penghargaan terhadap orang dewasa
sebagai siswa, pengalaman yang telah dimilikinya, orientasi
belajar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
keluarganya, perjuangan hidup untuk memperoleh keadilan
sosial dan persamaan. Hal ini berlaku juga bagi kegiatan
penelitian. Kegiatan penelitian sarna halnya dengan kegiatan
pendidikan harus dapat mewujudkan prinsip"prinsip tersebut.
Metode penelitian survai kurang dapat mewujudkan prinsip-
pririsip pendidikan orang dewasa karena sifatnya yang
cenderung sepihak dan opresif terhadap subjek yang diteliti.
152 CakrawaJa Pendidikan Nomor 2, Tahun XJlf, Juni 1994-
"
•
Penelitian Aksi Sebagai Metode Pengembangan Komunitas
Penelitian aksi bukan berasal dari cabang iImu psiko-
logi sosial, tetapi cenderung berasaI dari pengembangan
masyarakat (Robin McTaggart, 1994). Metode penelitian aksi
merupakan metode. alternatif bag; pengembangan masyarakat
(makro dan mikro) yang menggunakan pendekatan buttom-up
process. Pandangan pengembarigan oleh masyarakat, dari
masyarakat, dan untuk masyarakat menuntut adanya partisi-
pasi anggota masyarakat dalam proses pembangunan.
Pengembangan suatu organisasi, lembaga, atau Inasyarakat
menuntut partisipasi dari anggota komunitasnya. Partisipasi
anggota komunitas akan meningkat apabila mereka dilibatkan
dalam membuat keputusan dan penyusunan program-program.
Partisipasi adalah proses pendidikan sebab dengan adanya
keterlibatan anggota komunitas dalam memikirkan masalah
komunitasnya, berpikir secara kritis terhadap praktik,
membuat keputusan pemecahan, dan melakukan tindakan per-
ubahan maka mereka berkembang secara kreatif dan
kepercayaan diri. Pembangunan :atau pengembangan komuni-
tas yang melibatkan partisipasi anggota komunitasnya sama
dengan kegiatan pendidikan atau pembelajaran. Dalam hal ini
maka pembangunan atau pengembangan identik dengan
pembelajaran atau pendidikan. Penelitian aksi sebagai metode
pengembangan komunitas menggunakan pandangan dasar
bahwa pengembangan atau pembangunan identik dengan
pendidikan atau pembelajaran masyarakaL PeneIitian aksi
adalah penelitian bersama dengan anggota komunitas, bukan
penelitian terhadap anggota komunitas. Penelitian aksi
mengandung dua aspek, yaitu pengembangan dan partisipasi
(Jean McNiff, 1992).
Beberapa karakteristik melaksanakan penelitian parti-
sipasi! sebagaimana dideskripsikan oleb B.t.. Hall adalah:
1. Proses penelitian dapat bermanfaat secara langsung dan
segera bagi suatu komunitas (yang berlawanan dengan
penelitian sekedar sebagai karya akademik atau analisis
kebijaksanaan yang kabur).
2. Proses penelitian harus melibatkan komunitas atau warga
dalam keseluruhan aktivitas penelitian sejak dari perumus-
an masalah sampai pada diskusi bagaimana menemukan
pe~ecahan dan interprestasi terhadap penemuan.
Action Research: /Vtetode Pengembangan dan Partisipasi 153
3. Proses penelitian harus dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan pengalaman pendidikan dengan kegiatan meru-
muskan kebutuhan komunitas, mengembangkan kesadaran
dan komitmen anggota dalam komunitas.
4. Proses penelitian harus dipandang sebagai proses dialog
sepanjang waktu dan bukan suatu gambaran statis dari satu
titik waktu.
5. Sasaran (object) proses penelitian. seperti halnya sasaran
proses pendidikan, harus pembebasan potensi kreatif manu-
sia dan mobilisasi sumber-sumber manusia bagi pemecahan
problem sosia!.
6. Proses penelitian memiliki implikasi ideologis. yaitu mem-
berdayakan subjek yang diteliti.
Berdasarkan rambu-rambu pelaksanaan penelitian
partisipatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian
memiliki arti penting bagi komunitas yang dapat disamakan
dengan proses pendidikan. Anggota komunitas tidak diletak-
kan sebagai .subjek yang diteliti. tetapi sebagai partner
peneliti. Mereka harus terlibat dalam keseluruhan aktivitas
penelitian. Tujuan penelitian bukan sekedar dihasilkannya
naskah akademik. tetapi pengembangan potensi kreatif
anggota komunitas dan- pemanfaatan sumber-sumber manusia
bagi pemecahan masalah. Ini berarti penelitian memiliki
manfaat langsung bagi subjek yang diteliti. Penelitian partisi-
patif tidak dapat dilakukan oleh peneliti yang berorientasi
sepihak. diperlukan peneliti yang memiliki komitmen dan
dedikasi tinggi untuk melakukan kegiatan penelitian dalam
waktu yang panjang dan berkesinambungan agar perubahan
yang diharapkan dapat tercapai.
Dua aspek penelitian aksi. yaitu pengembangan dan
partisipasi, mengandung makna bahwa penelitian aksi berarti
aksi (tindakan) untuk pengembangan suatu komunitas dan me-
libatkan ,anggota komunitasnya dalam proses pengembangan
tersebut. Sering penelitian aksi (action research) disebu't juga
penelitian partisipatif (participatory research) ,atau jika
mencakup keduanya maka disebut penelitian aksi partisipatif
(participatory action research).
Taggart memberikan deskripsi penelitian aksi memiliki
makna sliatu bentuk penelitian reflektif diri yang dilakukan
oleh para partisipan dalam situasi sosial agar dapat mengem-
bangkan rasionalitas, keadilan, kesatuan dan kepuasan dari
154 Cakrawala Pendidikan Nomar 2, Tahun XllJ, JunI 1994
praktik sosial mereka. pemahaman terhadap praktik yang
mereka lakukan, dan pengembangan kelembagaan dan
program-program serta masyarakat di mana praktik-praktik
itu dilakukan. Penelitian aksi memiliki aspek individual, yaitu
para peneliti (partisipan) mengubah diri, mereka, dan aspek
kolektif. yaitu peneliti aksi bekerja bersama untuk mencapai
perkembangan dan memahami apa artinya perkemba"gan.
Penelitian aksi melibatkan partisipan' dalam tindakan' peren-
canaan (dalam bentuk refleksi); dalam melaksanakan rencana
ini oleh mereka sendiri; dalam mengamati secara sistematis
proses pelaksanaan; dan dalam menilai aksi-aksi mereka atas
dasar bukti-bukti sebagai dasar untuk perencanaan lebih jauh
dan aksi-aksi selanjutnya. dan seterusnya melalui suatu spiral
reflektif diri.
Sesuai dengan pandangan Freire penelitian aksi
mencakup ciua aktivitas dasar, yaitu re£leksi dun aksi, atau
pemahaman dan tindakan' melakuka,n perubahan secara ber-
kesinarrbungan. Aktivitas refleksi clalam bentuk pem'ahaman
dan perencanaan harus diikuti dengan tindakan pelaksanaan
rencana itu, dan seterusnya diikuti oleh aktivitas refleksi
atas pelaksanaan yang telah dilakukan untuk menyusun
rencana lebih jauh lagi, begitu seterusnya sehingga tercapai
perubahan yang diharapkan. Konsep perubahan yang berbentuk
spiral sejalan dengan konsep Kurt Lewin, suatu mE,tapora
perkembangan yang berbentuk spiral, yang mengikuti urutan-
urutan spiral di mana setiap tahap terdiri dari perencanaau,
tindakan (aksi), observasi, dan evaluasi terhadap hasil
tindakan.
Penelitian aksi dengan demikian memiliki ciri khusus,
yaitu dinamisme dan kesinambungan, bukan suatu bentuk
penelitian statis yang memahar.:i suatu kejadian dari satu
titik waktu dan aspek tertentu sq'E'rti yang dilakukan oleh
penelitian kuantitatif do.n penelitian kualitatif. Dinamisme
berarti bahwa penelitian aksi bergerak terus secara bertahap
di mana setiap tahap memiliki aktivitas perencanaau,
tindakan, observasi, dan evaluasi, begitu bergerak maju
secara berkesinambungan dengan tahap berikutnya, begitu
seterusnya sehingga tercapai tujuan perkembangan, yaitu
kondisi komunitas yang lebih baik.
Penelitian aksi adalah penelitian bersama, bukan pene-
litian terhadap subjek yang diteliti. Subjek yang diteliti
Action Research: Metode Pengembangan dan Partisipas; 155
adalah menjadi partisipan peneliti, mereka bersama-sama
peneliti akademik menjadi partisipc!n aktif yang melakukan
penelitian terhadap realitas sosial dan melakukan :tindakan
perubahan untuk memperbaiki kondisi sosial dan individual
mereka. Menurut Taggart, penelitian aksi melibatkan orang
dari akademik dan pekerja (worker) untuk menunjukkan
adanya du& kelompok orang yang terlibat. Namun demikian,
istilah akademik dan pekerja di sini tidak dimaksudkan untuk
digunakan dalam arti sempit sehingga menimbulkan pEmbeda-
an yang deskriminatif. Dalam penelitian aksi meletakkan
pandangan bahwa pengemhangan ilmu p"ngetahuan bukan
hanya menjadi monopoli kelompok orang akademik,tetapi
pekerja juga mampu mengembangkan ilmu pengetahuc'n yang
dikembangkan atas dasar realitas kehidupan yang mereka
alami. Pembedaan antara kelompok akadem'.k dan kelompok
pekerja tidak diartikan sebagai pembedaan antara ilmuwan
(teoretisj) dm. pelaksana (praktisi), yang seolah-olah teori
dibuat oleh i1muwan dan pE'!aksanaannya d:lakukan oleh
pekerja. Pandangan yang m"mbedakan pengembangan ilmu
d&n pelaksanaan bertentangan dengan konsep keterlibatan
dari penelitian aksi partisipatif.
Taggart menegaskan bahwa kelompok akademik dan
pekerja dalam penelitian abi partisipatif dijalin oleh suatL
perbatian bersama terhadap permasalahan praktis dan komit-
men untuk memahami dw. meningkatkan praktik tertentu.
Praktik tidak dipandang sebagai aktivitas teknikal yang
sempit, tetapi suatu bentuk aktivitas kooperatif yang
dibangun feeara bersama yang bersifat komp.leks dengan
melibatkan kemampuan nlanusia untuk mencapai tujuan.
lImuwan dan l'",kerja dapat l:ekerja sarna untuk mengembang-
kan teori dan meningkatkan praktik pendidikan, pertani.an,
kesehatan, kesejahteraan sGsial yang umum berada dalam
kontek kerja par« pekerja. PE·rubahan yang diinginkan terjadi
dalam penelitian aksi partis'patif adalah perubahun indivk'ual
maupun perubahan pada budaya dan kelompck (komunitas),
atau lembaga dan organisasi.
Ini berarti bahwa dengan penelitia" aksi ma ka d:harap-
kan subjek yang diteliti akan dapat bekerja b.ersama dengan
peneliti dalam memahami permasalahan' mereka, m€lr1jelaskan
tindakan dan pengalaman subjektif yang mereka alami, men-
jadikan p,engetahuan personalnya dap"t dimEne,erti oleh orang
156 Cakra .....ala Pendidjkan Nomor 2, Tahun XlJ!, JunI 1994
lain sebagai pengetahuan ilmiah. Pengalaman subjektif dan
pengetahuan personal subjek yang diteliti melalui dialog
dengan orang lain dan peneliti akademik dapat dikembangkan
sebagai pengalaman objektif dan per:getahuan ilmiah. Mereka
dapat mellteorikan tindakan yang dilakukan dan menjelaskan
perkembangan yang mereka alami.
Modus operasional penelitian aksi adalah mempelajari
dan menganalisis kontradiksi-kontradiksi yang muncul dari
upaya untuk meningkatkan suatu kualitas kehidupan. Melalui
proses dialogis yang terus-menerus dilakukan terhadap peng-
alaman atas tindakan yang dilakukan maka akan terjadi
pemahaman yang objektif terhadap situasi dan perkembangan
kelembagaan atau komunitas mereka. Peneliti atau partisipan
harus dapat menyusun deskripsi proses perubahan yang
mereka alami dan mendokumentasikan. Di sinilah letak peran
utama penggunaan metode penelitian naturalistik, etnografik,
dan studi kasus untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dalam
penelitian aksi dalam konteks komunitas di mana itu terjadi.
Sebagaimana penelitian aksi dimulai dari kegiatan berskala
kecil dan meningkat berskala lebih besar, sejalan dengan
penerimaan kegiatan itu oleh orang lain, maka deskripsi dan
dokumeQtasi pengalaman para partisipan dilakukan secara
kasus. Setiap partisipan mencatat perkembangan atau pening-
katan praktik yang dilakukan dan mencatat perkembangan
proses penelitian aksi itu sendiri. Kemudian dalam forum
dialogis mereka saling tukar menukar pemikiran untuk meng-
objektifikasikan pengamatan atas pengalaman mereka. Parti-
sipan dengan demikian dapat memperkuat dan menyatukan
argumen yang disampaikan.
Dalam penelitian aksi partisipan dituntut untuk
mencatat peningkatan yang clialami, meliputi: 1) catatan per-
ubahan aktivitas dan praktik mereka, 2) catatan perubahan
dalain bahasa dan ungkapan yarg .digunakan untuk mendes-
kripsikan, menjelaskan, dan. memberikan . alasan tidakan
mereka, 3) catatan perubahan· dalam hubungan sosial dan
bentuk organisasi yang memberi dri dan menghambat praktik
mereka, 4) catatan perkembang':"n kemampuan mereka dalam
melaksanakan penelitian aksi. Bukti-bukti diperlukan untuk
mendukung pernyataan mereka. Partisipan harus dapat meng-
hargainilai dari bukti yang dikumpulkan dan dianalisis untuk
meyakinkan orang lain akan interpretasi yang dibuat.
Action Re!>edrC'h: Metode Pcngembangan dan Partisipasi 157
Menurut Taggart bahwa aspek interpretive (penomeno-
logik) dari penelitian aksi bukan merupakan tujuan. Tujuan
utamanya adalah membuat aksi yang dilakukan oleh individu
dan kelompok dalam situasi yang lebih efektif, lebih bijak-
sana, dan diinformasikan lebih baik. Penelitian aksi adalah
dinamis dan siklus, tidak berhenti pada penemuan penomeno-
logik tentang pola dinamika dan kestabilan budaya atau
penemuan faktor sebab akibat oIeh ahli peneliti empirik.
N;:;mun demikian, salah satu hasil penelitian aksi adalah suatu
kasus yang dibangun oleh partisipan untuk mendokumentasi-
kan upaya mereka dalam melakukan perubahan pada periode
waktu tertentu.
Kesimpulan
Penelitian aksi sebagai metode pengembangan komu-
nitas dapat dipergunakan baik bagi pengembangan masyarakat
seeara makro, maupun bagi lembaga atau organisasi (mikro).
Bagi dunia pendidikan penelitian aksi dapat dilakukan oleh
guru-guru di sekolah maupun para pendidik orang dewasa di
Iuar sekoIah.
Untuk guru-guru di sekolah penggunaan penelitian aksi
bagi peningkatan organisasi dan praktik beIajar mengajar
akan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam men-
teorikan praktik-praktik pengajaran dan pendidikan yang
diIakukan. Guru-guru dengan demikian akan menjadi penghasil
iImu pengetahuan, bukan semata-mata peIaksana teori yang
diberikan oleh akademisi yang berada di IUi'r praktik yang
mereka Iakukan.
Penelitian aksi menuntut adanya iklim otonomi· guru
dan sekolah daIam pengembangan praktik dan sistem sekolah
mereka. Kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa
merupakan anggota komunitas sekolah dapat bekerjasama
meIakukan penelitian aksi bagi peningkatan praktik dan
sistem sekoIah mereka.
Penelitian aksi se.bagai metode pengembangan komuni-
tas dilaksanakan seeara bertahap yang berkesinambungan
seperti bangunan spiral. Setiap tahap terdiri· dari aktivitas
perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi terhadap hasil
tindakan. Lebih baik penelitian aksi dimulai dengan pengem-
bangan praktik atau sistem yang berskala keeil, kemudian
158 Cc.krawaJa Pendidikan Nomor 2, fahun XIII, :J:mi 1994
a tas dasar keberhasilan yang telah dicapai dikembangkan
pada skala yang lebih besar.
Penelitian aksi menuntut peneliti dan partisipan
bekerja secara kooperatif yang penuh dedikatif untuk
mencapai tujuan peningkatan kualitas praktik atau sistem.
Laporan kasus yang dibuat partisipan untuk mendokumentasi-
kan upayanya melakukan perubahan mencakup: 1) perubahan
aktivitas dan praktik mereka, 2) perubahan dalam bahasa dan
ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan alasan tindakan
mereka, 3) perubahan dalam organisasi dan hubungan sosial,
4) perubahan kemampuan mereka dalam melaksanakan
penelitian aksi. Tujuan penelitian aksi adalah tercapainya
peningkatan praktik atau sistem komunitas di mana penelitian
itu dilakukan.
Tema penelitian aksi harus merupakan masalah konkrit
yang dihadapi oleh subjek yang diteliti (partisipan), bukan
permasalahan yang diajukan oleh orang lain atau peneliti
yang mungkin tidak sesuai dengan subjek yang diteliti.
Masalah konkrit yang eksis dalam lingkungannya dan yang
bersifat menghambat bagi pencapaian kondisi yang lebih baik
adalah merupakan tema-tema penelitian aksi yang tepat.
Daftar Pustaka
Freire, Paulo. 1977. Pedagogy of The Oppressed. Auckland:
Penguin Books.
Hall, Budd L., and Kidd, Roby J. 1978. Aduit Learning: A
Design for Action. Oxford: Pergamon Press.
Lincoln, Yvonna S., and Guba, Egan G. 1985. Naturalistic
inquiry. Beverly Hills: Sage Publication.
NiH, Jean Me. 1992. Action Research: Principles and Prac-
tice. London: Routledge. Chapman and Hall Inc.
Taggart, Robin Me. .1994. Action Research: Philosophy, Ap-
plication and Some Methodological Concerns. paper di-
sampaikan di IKIP Yogyakarta, 16 Mei 1994.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Metode Pengembangan dan partisipatif.pdf

sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikangalaxyfee
 
ESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptx
ESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptxESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptx
ESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptxDeffiArisanty
 
Modul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdf
Modul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdfModul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdf
Modul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdfzulrahmat2
 
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptSesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptHeniJunianti
 
Desain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action ResearchDesain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action ResearchIslamic Studies
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Sociology Presentation
Sociology PresentationSociology Presentation
Sociology PresentationSyifa Sahaliya
 
Karakteristik Participatory Action Research (PAR)
Karakteristik Participatory Action Research (PAR)Karakteristik Participatory Action Research (PAR)
Karakteristik Participatory Action Research (PAR)Islamic Studies
 
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfTEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfAkhina3
 
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasiFathur Marah
 
RPP SMA Sosiologi Kelas XII
RPP SMA Sosiologi Kelas XIIRPP SMA Sosiologi Kelas XII
RPP SMA Sosiologi Kelas XIIDiva Pendidikan
 
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianHakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianadisasmito93
 

Semelhante a Metode Pengembangan dan partisipatif.pdf (20)

sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikan
 
ppkn
ppknppkn
ppkn
 
122 244-1-sm
122 244-1-sm122 244-1-sm
122 244-1-sm
 
ESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptx
ESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptxESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptx
ESENSI PENDIDIKAN MERDEKA : PANDANGAN FILOSIFI.pptx
 
Modul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdf
Modul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdfModul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdf
Modul 1_PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN (PDGK4306).pdf
 
ATP SOSIO JADI.docx
ATP SOSIO JADI.docxATP SOSIO JADI.docx
ATP SOSIO JADI.docx
 
Metode Penelitian Kependidikan
Metode Penelitian KependidikanMetode Penelitian Kependidikan
Metode Penelitian Kependidikan
 
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptSesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.ppt
 
Desain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action ResearchDesain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action Research
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Sociology Presentation
Sociology PresentationSociology Presentation
Sociology Presentation
 
Karakteristik Participatory Action Research (PAR)
Karakteristik Participatory Action Research (PAR)Karakteristik Participatory Action Research (PAR)
Karakteristik Participatory Action Research (PAR)
 
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfTEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
 
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
 
Presentasi modul 5 ips kb 2
Presentasi modul 5 ips kb 2Presentasi modul 5 ips kb 2
Presentasi modul 5 ips kb 2
 
pengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosialpengantar psikologi sosial
pengantar psikologi sosial
 
RPP SMA Sosiologi Kelas XII
RPP SMA Sosiologi Kelas XIIRPP SMA Sosiologi Kelas XII
RPP SMA Sosiologi Kelas XII
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianHakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
 
Sosiologi Sebagai Ilmu
Sosiologi Sebagai IlmuSosiologi Sebagai Ilmu
Sosiologi Sebagai Ilmu
 

Último

Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdfindahningsih541
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docxALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docxHaslizaHabir
 
statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2FarhanPerdanaRamaden1
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanressyefrina15
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsihninikwidarsih44
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxSusBiantoro1
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfssuser8410f71
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarTohirIkhlas
 
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptxahmadirhamni
 

Último (20)

Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docxALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN.docx
 
statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
 
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
7._MODUL_8_MATEMATIKA sdisudssasasa 1.pptx
 

Metode Pengembangan dan partisipatif.pdf

  • 1. Cakrawaia Pendldlkan Nomor 2,' Tahun XlIi, Junl 1994 ACfION RESEARCH: METODE PENGEMBANGAN DAN PARTISIPASI OIeh Sodiq A. Kuntoro Abstrak Banyak kritik yang ditujukan terhadap metode peneli- tian konvensional yang bersifat teoretis sepihak, kurang dapat digunakan secara dekat dengan pembuatan kebijaksanaan dan pengembangan program-program. bersifat memisahkan, domi- nasi, dan opresif terhadap subjek yang diteliti. Metode pene- litian semacam ini tidak sesuai dengan pandangan humanistik mengenai pendidikan dan pembangunan. Action Research (penelitian aksi) muncul sebagai metode pengem bangan komunitas lebih sesuai dengan pan- dangan pendidikiiln dan pembangunan yang humanistik. Dalam pandangan humanistik pendidikan dan pembangunan meletak- kan subjek sebagai pelaku aktif dalarn proses pendidikan atau pembangunan. Penelitian harus dipandang sarna dengan pendi- dikan, harus memperlakukan subjek yang diteliti sebagai subjek yang aktif terlibat dalam proses penelitian terhadap pcrmasalahan mcreka sendiri. Subjek yang diteJiti menjadi partisipan dalam proses penelitian yang bersama peneliti. akademisi melaksanakan kegiatan pengembangan dan peneliti- an. Penelitian aksi mengandung dua aspek. yaitu peng€."lloJang- an komunitas dan partisipasi anggota komunitas dalam melak- sanakan pembangunan. Dengan metode penelitian aksi mak.a subjek yang diteJiti akan memperoleh manfaat secara langsung dari proses penelitian dan hasilnya. proses penelitian menjadi proses pendidikan bagi mereka dan hasilnya lebih langsung terkait .dengan pemecahan masalah konkrit yang dihadapi sehingga dapat langsung meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Penelitian aksi dapat dHakukan bagi pengembangan- masyarakat secara makro. maupun bagi lembaga atau organisasi secara mikro. Penelitian aksi dapat meningkatkan kemampuan subjek yang diteliti menjadi penghasil Hmu pengetahuan sehingga mereka bukan sekedar sebagai pelaksa- na dari . teori yang diberikan oleh orang lain di luar praktik yang dilakukan. 147
  • 2. 148 Pendahuluan Cakrawala Pendldlkan Nomor 2, Tahun XIIf, JunI 1994 Action research (penelitian aksi) semakin muncul dalam pembicaraan sebagai alternatif metodologi penelitian. Ter- dapat dua aspek penting dalam penelitian aksi, yaitu pertama, dia memiliki aspek pendidikan (pengembangan) dan, kedua, aspek sosial (keterlibatan anggota komunitas) dalam pengembangan. Penelitian aksi sebagai metode lebih terarah pada tujuan urituk pengembangan komunitas sosial (masyara- kat, lembaga, org"nisasi) di mana anggota komunitas sosial itu harus diletakkan sebagai pelaku aktif dalam proses per- ubahan. Sesuai dengan paradigm?- pendidikan atau :: - Bem- bangunan yang humanistik bahwa: manusia adalah merupakan subjek aktif bagi pengembangan atau pembangunan. Pendidik- an sebagai upaya pengembangan diri harus meletakkan subjek sebagai pelaku aktif bagi pengembangannya. Pengembangan komunitas bukan merupakan kegiatan pemberian orang luar sebab kepercayaan diri, kebanggaan, dan dorongan tidak dapat dibangun oleh orang lain.. Anggota komunitas mem- bangun kepercayaan diri clan kebanggaan melalui proses keterlibatan dalam memikirkan permasalahan, mencari alter- natif pemecahan,mengambil keputusan tentang tindakan, melakukan tindakan, menilai hasil dan proses tindakan dalam mewujudkan tujuan. Hanya dengan partisipasi maka anggota komunitas sosial dapat mengembangkan diri. Penelitian aksi sebagai metode pengembangan komunitas sosial (sistem maupun -anggota sistem) memiliki landasan dasar teori pem- bangunan a tau pendidikan yang humariistik. Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pem- bangunan atau pendidikan seperti di atas maka timbul perta- nyaan mendasar yang ditujukan pada cara-cara penelitian yang secara konvensional dilakukan dan nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalamnya. Kathleen Rockhill dalam penelitian pendidikan orang dewasa mengajukan pertanyaan dan saran terhadap pendidik orang dewasa-dalam tiga per- spektif pokok: 1. Keprihatinan bahwa metode penelitian kuantitatif tidak memberikan pemahaman yang memadai tentang realitas yang kompleks. 2. Keinginan adanya penelitian praktis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan kebijaksanaan dan pengem-
  • 3. Action r~esearch: '''1etode Pengembangan dan ParUsipdsi 149 bangan program-program yang akan meningkatkan keadilan sosial dan kepercayaan diri lebih besar. 3. Suatu pandangan humanistik tentang perilaku manusia yang memandang individu-individu sebagai pelaku aktif dalam Iingkungan mereka, dan bukan sebagai objek pasif untuk diteliti (Budd L. Hall, 1978). Dia mengharapkan dalam pendidikan orang dewasa harus dikembangkan metode penelitian yang dapat memper- hatikan tiga perspektif pokok di atas. Pertama, penelitian harus dapat memahami realitas yang kompleks secara holistik, buk2n pemahaman bagian-bagian secara terpisah satu dengan yang lain yang bersifat menyederhanakan realitas sosia!. Realitas sosial bukan merupakan kumpu];m mekanistik dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang terpisah satu dengan yang lain, tetapi sebaliknya realitas sosial merupakan totalitas organistik dari bagian-bagian yang tidak dapat terpisah. Kedua, penelitian harus dapat digunakan bagi peme buRtan kebijaksanaan dan penyusunan program-program bagi kepentingan partisipan (subjek yang diteliti) agar mereka Jebih dapat meningkatkan keadilan sosial dan kepercayaan diri. Penelitian bukan seharusnya sekedar bagi kepentingan peoeliti dan pengembangan akademik yang sering bertentang- an bagi °kepentingan subjek yang diteliti dan bersifat opresi£. Sebaliknya, penelitian hatus dapat °mengangkat °subjek yang diteliti untuk memperoleh keadilan sosial dan kepercayaan diri. Ketiga, penelitian harus meletakkan orang dewasa sebagai partisipan atau subjek aktif dalam proses penelitian, bukan sebagai objek pasif yang diteliti atau dimintai infor" masi. Apabila penelitian memiliki komitmen untuk mengem- bangkan komunitas sosial (sistem maupun anggotanya) maka anggota komunitas sosial tersebut harus memperoleh penghar- g?oan sebagai pelaku aktif dalam proses penelitian. Kegiatan penelitian dengan demikian harus menjadi kegiatan pendidikan di mana °anggota komunitas menjadi pelaku aktif pengem- bangan masyarakatnya. Konsep andragogi (teori belajar orang dewasa) adalah merupab,n dasar pengembangan penghargaan orang dewasa sebagai subjek atif dalam proses pendidikan dan penelitian. Secara humanistik tidak tepat apabila meletakkan orang dewasa sebagai objek pasif yang sekedar harus menye- suaikan dengan keinginail yang dipaksakan oleh peneliti yang berada °di Juar kepentingan dirinya.
  • 4. 150 Ca/(rdwaJa Pendldlkan Nomor 2, Tahun XIIJ, Juni 1994 Selama ini metode penelitian yang sering kita perguna- kan, yang cenderung menggunakan pendekatan kuantitatif atau bentuk survei, sebenarnya mengandung banyak kelemah- an. Lebih-lebih apabila metode itu digunakan untuk maksud pengembangan komunitas atau pendidikan orang dewasa maka diketemukan kelemahan yang bersifat mendasar. B.L.Hall mengidentifikasi kelemahan itu sebagai berikut: 1. Pendekatan penelitian survei menyederhana.kan realitas sosial dan karenanya tidak cermat. 2. Penelitian survei sering bersifat memisahkan, dominasi, dan opresif. 3. Penelitian survei tidak memberikan keterJcaitan yang mudah dengan tindakan selanjutnya. 4. Metode penelitian survei tidak konsisten dengan· prinsip- prinsip pendidikan orang dewasa. Pertama, kelemahan metode penelitian survei adalah mereduksi realitas sosial yang bersifat kompleks menjadi variabel-variabel yang terpisah yang diteliti secara terpisah. Hasil penelitian yang diperoleh d'i'ngan demikian tidak dapat memberikan pemahaman secara' cermat terhadap realitas sasial tersebut. Pemahaman realitas sasial bersifat atomistik dan 5tati5, sehingga realitas s05ia1 itu kehilangan dinamika yang bersifat interaktif dan historis. Kenyataannya realitas sosial itu selalu berubah dan berkembang, respon anggota komunitas terhadap realitas sosial hari ini berbeda dengan hari esok sesuai dengan lingkungan yang berbeda-beda. Apa- bila kegiatan penelitian dipergunakan untuk maksud pengem- bangan komunitas s05ia1, maka metode penelitian survei kurang dapat memberikan pemahaman secara menyeluruh tentang realitas sosial dan dapat bersifat menghambat bagi penc.apaian kemajuan anggota komunitas. Pemahaman realitas sosial harus mencakup dimensi kesejarahan dan kebudayaan yang terus-menerus harus dipahami oleh anggota komunitas apabila mereka mengharapkan pemecahan dan peningkatan kualitas hidup. Kedua, sebagaimana pandangan Freire bahwa metode pengajaran, begitu juga metode penelitian, memiliki implikasi ideologis. Apabila kita memiliki perhatian pada pengembang- an kb-munitas, mengembangkan sistem dan kemampuan anggota:sistem maka metode pendidik<.. I, begitu juga metode penelitianj, harus bersifat mengernbanc ,an kapasitas kreatif
  • 5. Action Bcsearch:Metode Pengembangan dan Partisipasi -!: 151 dari subjek yang diteliti atau subjek yang dididik. Bukan sebaliknya, metode penelitian atau metode pendidikan justru menghambat pengembangan kapasitas kreatifnya. Pertanyaan penelitian yang disusun di atas meja oleh penelitibersifat sepihak, berdasarkan kepentingan peneliti. Penelitian sema- cam ini memandang anggota komunitas sebagai sumber infor- masi yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mendukung hipotesis dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Oleh karena perta- nyaan penelitian tidak sesuai de.ngan permasalahan konkret yang dihadapi oleh subjek yang diteliti, maka mereka seolah- olah dipaksa untuk memberi jawaban yang memuaskan kepen- tingan peneliti. Dengan demikian, metode penelitian bersifat opresif dan memisahkan dari kepentingan subjek yang diteliti. Penelitian survei sering tidak dapat mengembangkan kapasitas kreatif dari subjek yang diteliti, bahkan bersifat mematikan. Ketiga, pengembangan komunitas (Iembaga, organisasi, masyarakat) membutuhkan penelitian praktis yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kebijaksanaan dan penyu- sunan program-program. Partisipasi anggota komunitas dalam kegiatan pengembangan akan meningkat apabila mereka dilibatkan dalam pembuatan kebijaksanaan dan penyusunan program-program. Metode penelitian survai kurang dapat memenuhi kebutuhan untuk dapat melibatkan anggota komu- nitas dalam pembuatan kebijaksanaan dan penyusunan program. Oleh karena sifatnya yang bersifat memisahkan dan opresif terhadap subjek yang diteliti, maka penelitian survai kurang dapat memberikan keterkaitan yang mudah dengan kegiatan pengembangan yang mereka butuhkan. Keempat, prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa menekankan pentingnya penghargaan terhadap orang dewasa sebagai siswa, pengalaman yang telah dimilikinya, orientasi belajar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan keluarganya, perjuangan hidup untuk memperoleh keadilan sosial dan persamaan. Hal ini berlaku juga bagi kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian sarna halnya dengan kegiatan pendidikan harus dapat mewujudkan prinsip"prinsip tersebut. Metode penelitian survai kurang dapat mewujudkan prinsip- pririsip pendidikan orang dewasa karena sifatnya yang cenderung sepihak dan opresif terhadap subjek yang diteliti.
  • 6. 152 CakrawaJa Pendidikan Nomor 2, Tahun XJlf, Juni 1994- " • Penelitian Aksi Sebagai Metode Pengembangan Komunitas Penelitian aksi bukan berasal dari cabang iImu psiko- logi sosial, tetapi cenderung berasaI dari pengembangan masyarakat (Robin McTaggart, 1994). Metode penelitian aksi merupakan metode. alternatif bag; pengembangan masyarakat (makro dan mikro) yang menggunakan pendekatan buttom-up process. Pandangan pengembarigan oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat menuntut adanya partisi- pasi anggota masyarakat dalam proses pembangunan. Pengembangan suatu organisasi, lembaga, atau Inasyarakat menuntut partisipasi dari anggota komunitasnya. Partisipasi anggota komunitas akan meningkat apabila mereka dilibatkan dalam membuat keputusan dan penyusunan program-program. Partisipasi adalah proses pendidikan sebab dengan adanya keterlibatan anggota komunitas dalam memikirkan masalah komunitasnya, berpikir secara kritis terhadap praktik, membuat keputusan pemecahan, dan melakukan tindakan per- ubahan maka mereka berkembang secara kreatif dan kepercayaan diri. Pembangunan :atau pengembangan komuni- tas yang melibatkan partisipasi anggota komunitasnya sama dengan kegiatan pendidikan atau pembelajaran. Dalam hal ini maka pembangunan atau pengembangan identik dengan pembelajaran atau pendidikan. Penelitian aksi sebagai metode pengembangan komunitas menggunakan pandangan dasar bahwa pengembangan atau pembangunan identik dengan pendidikan atau pembelajaran masyarakaL PeneIitian aksi adalah penelitian bersama dengan anggota komunitas, bukan penelitian terhadap anggota komunitas. Penelitian aksi mengandung dua aspek, yaitu pengembangan dan partisipasi (Jean McNiff, 1992). Beberapa karakteristik melaksanakan penelitian parti- sipasi! sebagaimana dideskripsikan oleb B.t.. Hall adalah: 1. Proses penelitian dapat bermanfaat secara langsung dan segera bagi suatu komunitas (yang berlawanan dengan penelitian sekedar sebagai karya akademik atau analisis kebijaksanaan yang kabur). 2. Proses penelitian harus melibatkan komunitas atau warga dalam keseluruhan aktivitas penelitian sejak dari perumus- an masalah sampai pada diskusi bagaimana menemukan pe~ecahan dan interprestasi terhadap penemuan.
  • 7. Action Research: /Vtetode Pengembangan dan Partisipasi 153 3. Proses penelitian harus dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pengalaman pendidikan dengan kegiatan meru- muskan kebutuhan komunitas, mengembangkan kesadaran dan komitmen anggota dalam komunitas. 4. Proses penelitian harus dipandang sebagai proses dialog sepanjang waktu dan bukan suatu gambaran statis dari satu titik waktu. 5. Sasaran (object) proses penelitian. seperti halnya sasaran proses pendidikan, harus pembebasan potensi kreatif manu- sia dan mobilisasi sumber-sumber manusia bagi pemecahan problem sosia!. 6. Proses penelitian memiliki implikasi ideologis. yaitu mem- berdayakan subjek yang diteliti. Berdasarkan rambu-rambu pelaksanaan penelitian partisipatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian memiliki arti penting bagi komunitas yang dapat disamakan dengan proses pendidikan. Anggota komunitas tidak diletak- kan sebagai .subjek yang diteliti. tetapi sebagai partner peneliti. Mereka harus terlibat dalam keseluruhan aktivitas penelitian. Tujuan penelitian bukan sekedar dihasilkannya naskah akademik. tetapi pengembangan potensi kreatif anggota komunitas dan- pemanfaatan sumber-sumber manusia bagi pemecahan masalah. Ini berarti penelitian memiliki manfaat langsung bagi subjek yang diteliti. Penelitian partisi- patif tidak dapat dilakukan oleh peneliti yang berorientasi sepihak. diperlukan peneliti yang memiliki komitmen dan dedikasi tinggi untuk melakukan kegiatan penelitian dalam waktu yang panjang dan berkesinambungan agar perubahan yang diharapkan dapat tercapai. Dua aspek penelitian aksi. yaitu pengembangan dan partisipasi, mengandung makna bahwa penelitian aksi berarti aksi (tindakan) untuk pengembangan suatu komunitas dan me- libatkan ,anggota komunitasnya dalam proses pengembangan tersebut. Sering penelitian aksi (action research) disebu't juga penelitian partisipatif (participatory research) ,atau jika mencakup keduanya maka disebut penelitian aksi partisipatif (participatory action research). Taggart memberikan deskripsi penelitian aksi memiliki makna sliatu bentuk penelitian reflektif diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial agar dapat mengem- bangkan rasionalitas, keadilan, kesatuan dan kepuasan dari
  • 8. 154 Cakrawala Pendidikan Nomar 2, Tahun XllJ, JunI 1994 praktik sosial mereka. pemahaman terhadap praktik yang mereka lakukan, dan pengembangan kelembagaan dan program-program serta masyarakat di mana praktik-praktik itu dilakukan. Penelitian aksi memiliki aspek individual, yaitu para peneliti (partisipan) mengubah diri, mereka, dan aspek kolektif. yaitu peneliti aksi bekerja bersama untuk mencapai perkembangan dan memahami apa artinya perkemba"gan. Penelitian aksi melibatkan partisipan' dalam tindakan' peren- canaan (dalam bentuk refleksi); dalam melaksanakan rencana ini oleh mereka sendiri; dalam mengamati secara sistematis proses pelaksanaan; dan dalam menilai aksi-aksi mereka atas dasar bukti-bukti sebagai dasar untuk perencanaan lebih jauh dan aksi-aksi selanjutnya. dan seterusnya melalui suatu spiral reflektif diri. Sesuai dengan pandangan Freire penelitian aksi mencakup ciua aktivitas dasar, yaitu re£leksi dun aksi, atau pemahaman dan tindakan' melakuka,n perubahan secara ber- kesinarrbungan. Aktivitas refleksi clalam bentuk pem'ahaman dan perencanaan harus diikuti dengan tindakan pelaksanaan rencana itu, dan seterusnya diikuti oleh aktivitas refleksi atas pelaksanaan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana lebih jauh lagi, begitu seterusnya sehingga tercapai perubahan yang diharapkan. Konsep perubahan yang berbentuk spiral sejalan dengan konsep Kurt Lewin, suatu mE,tapora perkembangan yang berbentuk spiral, yang mengikuti urutan- urutan spiral di mana setiap tahap terdiri dari perencanaau, tindakan (aksi), observasi, dan evaluasi terhadap hasil tindakan. Penelitian aksi dengan demikian memiliki ciri khusus, yaitu dinamisme dan kesinambungan, bukan suatu bentuk penelitian statis yang memahar.:i suatu kejadian dari satu titik waktu dan aspek tertentu sq'E'rti yang dilakukan oleh penelitian kuantitatif do.n penelitian kualitatif. Dinamisme berarti bahwa penelitian aksi bergerak terus secara bertahap di mana setiap tahap memiliki aktivitas perencanaau, tindakan, observasi, dan evaluasi, begitu bergerak maju secara berkesinambungan dengan tahap berikutnya, begitu seterusnya sehingga tercapai tujuan perkembangan, yaitu kondisi komunitas yang lebih baik. Penelitian aksi adalah penelitian bersama, bukan pene- litian terhadap subjek yang diteliti. Subjek yang diteliti
  • 9. Action Research: Metode Pengembangan dan Partisipas; 155 adalah menjadi partisipan peneliti, mereka bersama-sama peneliti akademik menjadi partisipc!n aktif yang melakukan penelitian terhadap realitas sosial dan melakukan :tindakan perubahan untuk memperbaiki kondisi sosial dan individual mereka. Menurut Taggart, penelitian aksi melibatkan orang dari akademik dan pekerja (worker) untuk menunjukkan adanya du& kelompok orang yang terlibat. Namun demikian, istilah akademik dan pekerja di sini tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam arti sempit sehingga menimbulkan pEmbeda- an yang deskriminatif. Dalam penelitian aksi meletakkan pandangan bahwa pengemhangan ilmu p"ngetahuan bukan hanya menjadi monopoli kelompok orang akademik,tetapi pekerja juga mampu mengembangkan ilmu pengetahuc'n yang dikembangkan atas dasar realitas kehidupan yang mereka alami. Pembedaan antara kelompok akadem'.k dan kelompok pekerja tidak diartikan sebagai pembedaan antara ilmuwan (teoretisj) dm. pelaksana (praktisi), yang seolah-olah teori dibuat oleh i1muwan dan pE'!aksanaannya d:lakukan oleh pekerja. Pandangan yang m"mbedakan pengembangan ilmu d&n pelaksanaan bertentangan dengan konsep keterlibatan dari penelitian aksi partisipatif. Taggart menegaskan bahwa kelompok akademik dan pekerja dalam penelitian abi partisipatif dijalin oleh suatL perbatian bersama terhadap permasalahan praktis dan komit- men untuk memahami dw. meningkatkan praktik tertentu. Praktik tidak dipandang sebagai aktivitas teknikal yang sempit, tetapi suatu bentuk aktivitas kooperatif yang dibangun feeara bersama yang bersifat komp.leks dengan melibatkan kemampuan nlanusia untuk mencapai tujuan. lImuwan dan l'",kerja dapat l:ekerja sarna untuk mengembang- kan teori dan meningkatkan praktik pendidikan, pertani.an, kesehatan, kesejahteraan sGsial yang umum berada dalam kontek kerja par« pekerja. PE·rubahan yang diinginkan terjadi dalam penelitian aksi partis'patif adalah perubahun indivk'ual maupun perubahan pada budaya dan kelompck (komunitas), atau lembaga dan organisasi. Ini berarti bahwa dengan penelitia" aksi ma ka d:harap- kan subjek yang diteliti akan dapat bekerja b.ersama dengan peneliti dalam memahami permasalahan' mereka, m€lr1jelaskan tindakan dan pengalaman subjektif yang mereka alami, men- jadikan p,engetahuan personalnya dap"t dimEne,erti oleh orang
  • 10. 156 Cakra .....ala Pendidjkan Nomor 2, Tahun XlJ!, JunI 1994 lain sebagai pengetahuan ilmiah. Pengalaman subjektif dan pengetahuan personal subjek yang diteliti melalui dialog dengan orang lain dan peneliti akademik dapat dikembangkan sebagai pengalaman objektif dan per:getahuan ilmiah. Mereka dapat mellteorikan tindakan yang dilakukan dan menjelaskan perkembangan yang mereka alami. Modus operasional penelitian aksi adalah mempelajari dan menganalisis kontradiksi-kontradiksi yang muncul dari upaya untuk meningkatkan suatu kualitas kehidupan. Melalui proses dialogis yang terus-menerus dilakukan terhadap peng- alaman atas tindakan yang dilakukan maka akan terjadi pemahaman yang objektif terhadap situasi dan perkembangan kelembagaan atau komunitas mereka. Peneliti atau partisipan harus dapat menyusun deskripsi proses perubahan yang mereka alami dan mendokumentasikan. Di sinilah letak peran utama penggunaan metode penelitian naturalistik, etnografik, dan studi kasus untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dalam penelitian aksi dalam konteks komunitas di mana itu terjadi. Sebagaimana penelitian aksi dimulai dari kegiatan berskala kecil dan meningkat berskala lebih besar, sejalan dengan penerimaan kegiatan itu oleh orang lain, maka deskripsi dan dokumeQtasi pengalaman para partisipan dilakukan secara kasus. Setiap partisipan mencatat perkembangan atau pening- katan praktik yang dilakukan dan mencatat perkembangan proses penelitian aksi itu sendiri. Kemudian dalam forum dialogis mereka saling tukar menukar pemikiran untuk meng- objektifikasikan pengamatan atas pengalaman mereka. Parti- sipan dengan demikian dapat memperkuat dan menyatukan argumen yang disampaikan. Dalam penelitian aksi partisipan dituntut untuk mencatat peningkatan yang clialami, meliputi: 1) catatan per- ubahan aktivitas dan praktik mereka, 2) catatan perubahan dalain bahasa dan ungkapan yarg .digunakan untuk mendes- kripsikan, menjelaskan, dan. memberikan . alasan tidakan mereka, 3) catatan perubahan· dalam hubungan sosial dan bentuk organisasi yang memberi dri dan menghambat praktik mereka, 4) catatan perkembang':"n kemampuan mereka dalam melaksanakan penelitian aksi. Bukti-bukti diperlukan untuk mendukung pernyataan mereka. Partisipan harus dapat meng- hargainilai dari bukti yang dikumpulkan dan dianalisis untuk meyakinkan orang lain akan interpretasi yang dibuat.
  • 11. Action Re!>edrC'h: Metode Pcngembangan dan Partisipasi 157 Menurut Taggart bahwa aspek interpretive (penomeno- logik) dari penelitian aksi bukan merupakan tujuan. Tujuan utamanya adalah membuat aksi yang dilakukan oleh individu dan kelompok dalam situasi yang lebih efektif, lebih bijak- sana, dan diinformasikan lebih baik. Penelitian aksi adalah dinamis dan siklus, tidak berhenti pada penemuan penomeno- logik tentang pola dinamika dan kestabilan budaya atau penemuan faktor sebab akibat oIeh ahli peneliti empirik. N;:;mun demikian, salah satu hasil penelitian aksi adalah suatu kasus yang dibangun oleh partisipan untuk mendokumentasi- kan upaya mereka dalam melakukan perubahan pada periode waktu tertentu. Kesimpulan Penelitian aksi sebagai metode pengembangan komu- nitas dapat dipergunakan baik bagi pengembangan masyarakat seeara makro, maupun bagi lembaga atau organisasi (mikro). Bagi dunia pendidikan penelitian aksi dapat dilakukan oleh guru-guru di sekolah maupun para pendidik orang dewasa di Iuar sekoIah. Untuk guru-guru di sekolah penggunaan penelitian aksi bagi peningkatan organisasi dan praktik beIajar mengajar akan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam men- teorikan praktik-praktik pengajaran dan pendidikan yang diIakukan. Guru-guru dengan demikian akan menjadi penghasil iImu pengetahuan, bukan semata-mata peIaksana teori yang diberikan oleh akademisi yang berada di IUi'r praktik yang mereka Iakukan. Penelitian aksi menuntut adanya iklim otonomi· guru dan sekolah daIam pengembangan praktik dan sistem sekolah mereka. Kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa merupakan anggota komunitas sekolah dapat bekerjasama meIakukan penelitian aksi bagi peningkatan praktik dan sistem sekoIah mereka. Penelitian aksi se.bagai metode pengembangan komuni- tas dilaksanakan seeara bertahap yang berkesinambungan seperti bangunan spiral. Setiap tahap terdiri· dari aktivitas perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi terhadap hasil tindakan. Lebih baik penelitian aksi dimulai dengan pengem- bangan praktik atau sistem yang berskala keeil, kemudian
  • 12. 158 Cc.krawaJa Pendidikan Nomor 2, fahun XIII, :J:mi 1994 a tas dasar keberhasilan yang telah dicapai dikembangkan pada skala yang lebih besar. Penelitian aksi menuntut peneliti dan partisipan bekerja secara kooperatif yang penuh dedikatif untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas praktik atau sistem. Laporan kasus yang dibuat partisipan untuk mendokumentasi- kan upayanya melakukan perubahan mencakup: 1) perubahan aktivitas dan praktik mereka, 2) perubahan dalam bahasa dan ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan alasan tindakan mereka, 3) perubahan dalam organisasi dan hubungan sosial, 4) perubahan kemampuan mereka dalam melaksanakan penelitian aksi. Tujuan penelitian aksi adalah tercapainya peningkatan praktik atau sistem komunitas di mana penelitian itu dilakukan. Tema penelitian aksi harus merupakan masalah konkrit yang dihadapi oleh subjek yang diteliti (partisipan), bukan permasalahan yang diajukan oleh orang lain atau peneliti yang mungkin tidak sesuai dengan subjek yang diteliti. Masalah konkrit yang eksis dalam lingkungannya dan yang bersifat menghambat bagi pencapaian kondisi yang lebih baik adalah merupakan tema-tema penelitian aksi yang tepat. Daftar Pustaka Freire, Paulo. 1977. Pedagogy of The Oppressed. Auckland: Penguin Books. Hall, Budd L., and Kidd, Roby J. 1978. Aduit Learning: A Design for Action. Oxford: Pergamon Press. Lincoln, Yvonna S., and Guba, Egan G. 1985. Naturalistic inquiry. Beverly Hills: Sage Publication. NiH, Jean Me. 1992. Action Research: Principles and Prac- tice. London: Routledge. Chapman and Hall Inc. Taggart, Robin Me. .1994. Action Research: Philosophy, Ap- plication and Some Methodological Concerns. paper di- sampaikan di IKIP Yogyakarta, 16 Mei 1994.