Manfaat menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah salah satu hadits yang harus dijadikan pedoman oleh umat islam, dimana jika ingin beriman dia juga harus memelihara kebersihan. Lingkungan yang bersih adalah dambaan semua warga. Dengan bersih, mereka dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman. Kebersihan memiliki manfaat positif bagi mereka yang menjaganya, berikut 5 manfaat lingkungan yang bersih bagi masyarakat:
Terhindar dari Ancaman Banjir
Banjir adalah salah satu dampak buruk dari lingkungan yang tidak bersih. Penyebab banjir yaitu kaena membuang sampah tidak pada tempatnya, yang mengakibatkan banyaknya sampah yang berserakan dimana-mana. Sehingga ketika terjadi hujan, sampah tersebut akan diseret oleh air dan menutupi lubang selokan, yang mengakibatkan air tidak dapat mengalir dengan sempurna. Dengan begitu air akan menggenangi duatu jalan bahkan perumahan. Air akan surut beberapa waktu kemudian, ada yang hitungan jam bahkan ada yang hitungan hari.
Sangat seram bukan, jika tinggal di daerah rawan banjir. Kita akan kesulitan untuk melakukan aktivitas kita. Sebaliknya, dengan kebersihan kita mampu menghindari banjir tersebut.
Terhindar dari Penyakit
Orang akan memberi penilaian terhadap diri kita jika mereka melihat tampak luar dari diri kita, seperti kawasan yang ditempati. Agar orang atau tamu-tamu kita merasa tidak enggan untuk memasuki kawasan rumah kita, sebaiknya kita menjaga kebersihan lingkungan. Tidak sulit untuk memulainya, hanya dengan membuang sampah pada tempatnya terlebih dahulu. Dengan begitu lingkungan kita akan menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilihat.
Meningkatkan Kesehatan Jasmani dan Rohani
Kebersihan adalah modal utama kesehatan jasmani dan rohani. Terdapat kutipan dari puisi Satire yang ditulis indah oleh Decimus Iunius Iuvenalis, seorang penyair dan filosofi Romawi yang berbunyi “Mens Sana In Corpore Sano” atau yang berarti, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Ia menegaskan bahwa manfaat budaya bersih sebuah bangsa mencerminkan kemajuan berpikir bangsa tersebut.
Sudut pandang bersih yang sederhana berasal dari rumah kita sendiri. Rumah yang bersih akan mendatangkan energi ketenangan dan kekuatan serta kesehatan, baik itu sehat jasmani maupun rohani.
Memelihara Kerukunan antar Tetangga
Kerukunan antar tetangga dapat dipelihara jika kita memiliki lingkungan yang bersih. Mengapa demikian? Sebab kita ketahui bahwa dalam lingkungan yang bersih akan memberikan energi positif pada hati kita. Dimana kita akan menularkan energi positif kita kepada lawan bicara kita. Nah, dengan begitu kita akan semakin akrab dengan tetangga-tetangga kita.
Penyakit menular dampak lingkungan kotor adalah DBD, diare, dan tipes. Penyakit tersebut jika tidak diobati dengan benar akan berujung pada kematian. Banyak masyarakat yang takut terhadap ancaman, namun masih sedikit yang melakukan pencegahan terhadap faktor risiko penyakit tersebut. Hal ini yang mengakibatkan, masih banyaknya penyakit yang
2. ANGGOTA KELOMPOK
1. M. Yafi Hammami (G1D123007)
2. Mifta Salsabiella (G1D123039)
3. Alfin Wicaksono ( G1D123078)
4. Inka Anggraini (G1D123084)
5. Lindya Okta Viani (G1D123107)
6. Refanny Glory Day Manalu (G1D123133)
7. Nahya Az Zahra (G1D123136)
8. Abdurrhofa Zacky (G1D123137)
3. IDENTITAS JURNAL
judul jurnal : Biomonitoring of polycyclic aromatic compounds in
the urine of mining workers occupationally exposed to diesel
exhaust
nama jurnal : international journal of hygiene and environmental
exhaust
volume dan hallaman : volume 204, halaman 333-338
tahun terbit : 2002
penulis : Albrecht Seidel, Dirk Dahmann, Horst Krekeler, Juergen
Jacob
4. OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian di jurnal ini adalah biomonitoring
senyawa aromatik polisiklik dalam urin pekerja
tambang yang terpapar secara langsung pada asap
diesel
5. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh
diesel exhaust terhadap pekerja yang terpapar secara
profesional. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan
urine pekerja selama 24 jam, termasuk saat dan setelah shift
kerja, serta dengan menggunakan metode biomonitoring untuk
mengetahui tingkat pengaruh diesel exhaust terhadap pekerja
yang terpapar secara profesional. Penelitian ini juga bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh diesel exhaust
terhadap metabolism PAH dan profil metabolit fenanthrene
dalam urine.
TUJUAN PENELITIAN
6. Dalam penelitian ini, para peneliti ingin mengetahui bagaimana
pengaruh diesel exhaust terhadap metabolism PAH dan profil
metabolit fenanthrene dalam urine. Mereka juga ingin
mengetahui bagaimana pengaruh diesel exhaust terhadap
pekerja yang terpapar secara profesional, termasuk pekerja
yang merokok dan tidak merokok. Dengan demikian, penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang
bagaimana diesel exhaust mempengaruhi kesehatan pekerja
yang terpapar secara profesional dan untuk mengembangkan
strategi yang lebih efektif dalam mengurangi risiko kesehatan
yang terkait dengan pengaruh diesel exhaust.
TUJUAN PENELITIAN
7. LATAR BELAKANG MASALAH
PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik) dianggap sebagai kelas karsinogen
lingkungan yang paling relevan. Keberadaannya di atmosfer dan ±
sebagai konsekuensi dari pencucian atmosfer dalam berbagai matriks
lingkungan dan juga dalam bahan makanan disebabkan oleh proses
pembakaran yang tidak sempurna dari bahan organik.
Di antara banyak sumber, mesin diesel yang digunakan pada kendaraan
dan agregat stasioner merupakan sumber yang luar biasa karena gas
buangnya tidak hanya mengandung PAH tetapi juga sejumlah besar nitro-
arenes yang sangat mutagenik seperti 1- nitropirena.
8. LATAR BELAKANG MASALAH
Mutagen yang sangat kuat, 3- nitrobenzan-tahta, juga telah terdeteksi
dalam knalpot diesel. Metabolit pirena 1-hy-droxypyrene telah digunakan
dalam banyak penelitian sebagai biomarker untuk paparan PAH.
Dalam penelitian ini, peneliti telah menyelidiki pengaruh knalpot mesin
diesel terhadap profil metabolit fenantrena. Dalam konteks ini, peneliti
juga menyelidiki kemungkinan perbedaan antara perokok dan bukan
perokok dalam pola ekskresi amina aromatik urin termasuk naftil-amina
dan aminobifenil, yang baru-baru ini dilaporkan terjadi pada perokok
dan juga bukan perokok.
9. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan antara lain pengumpulan urin
selama 24 jam, stabilisasi dengan p-toluidine, penyimpanan pada
suhu -20°C, pengambilan sampel udara di tempat kerja, ekstraksi
filter dengan toluena mendidih, pemisahan ekstrak menjadi PAH,
nitro-arena, dan senyawa yang lebih polar menggunakan
kromatografi silika gel, dan analisis seluruh fraksi dengan GC/MS.
10. HASIL PENELITIAN
Paparan knalpot diesel menyebabkan peningkatan metabolisme hidrokarbon aromatik
polisiklik (PAH) pada pekerja, kemungkinan besar disebabkan oleh induksi enzim sitokrom
P450. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa perokok dapat diidentifikasi melalui
peningkatan rasio metabolit fenantren yang berasal dari oksidasi 1,2- dan 3,4 dan jumlah
1-naftilamina yang diekskresikan lebih tinggi. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa
suatu metabolit dapat menjadi biomarker yang berguna untuk paparan knalpot diesel
karena kemunculannya yang spesifik pada knalpot diesel dan kemudahan pengukurannya
dalam urin manusia.
11. Jurnal ini berhasil mengidentifikasi biomarker spesifik untuk paparan diesel, yaitu
3-aminobenzanthrone. Hal ini menunjukkan keakuratan dan keberhasilan penelitian
dalam menemukan indikator yang jelas terkait paparan diesel.
1.
Studi ini menunjukkan peningkatan level metabolit tertentu pada perokok yang
terpapar asap diesel, menandakan induksi enzim tertentu. Hal ini menggambarkan
hubungan antara paparan diesel, merokok, dan metabolisme internal yang dapat
memberikan wawasan penting dalam penelitian kesehatan.
2.
Jurnal ini melakukan perbandingan level amin aromatik pada perokok dan non-
perokok yang terpapar asap diesel. Hasilnya menunjukkan bahwa profil amin
aromatik pada perokok didominasi oleh 1-naphtylamine. Hal ini memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak paparan diesel pada kesehatan
perokok.
3.
KELEBIHAN JURNAL
12. KELEMAHAN JURNAL
Beberapa kelemahan jurnal ini termasuk:
1. Kurangnya penelitian yang melibatkan individu yang tidak terpapar
secara pekerjaan untuk mengevaluasi tingkat 3-aminobenzanthrone dalam
urin mereka.
2. Ketidak sesuaian antara konsentrasi 1-nitropirena dan 3-
nitrobenzanthrone dalam lingkungan kerja dengan jumlah metabolit
mereka dalam urin individu yang bersangkutan, menunjukkan kemungkinan
ketidak lengkapannya dalam pengumpulan sampel.
3. Keterbatasan dalam membedakan perokok dan non-perokok
berdasarkan rasio oksidasi fenantren, yang dapat mempengaruhi
interpretasi hasil.
13. KESIMPULAN
Studi ini menyoroti pentingnya biomonitoring dalam mengevaluasi paparan internal terhadap senyawa terkait
diesel, terutama pada pekerja tambang yang terpapar asap diesel. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
metabolisme PAH pada pekerja yang terpapar diesel, dengan perokok menunjukkan level metabolit fenantren
yang lebih tinggi. Studi ini juga menemukan tingkat amin aromatik yang lebih tinggi dalam urin pekerja yang
terpapar diesel dibandingkan dengan tingkat yang ditentukan melalui sampel udara.
Selain itu, studi ini menemukan bahwa perokok yang terpapar asap diesel menunjukkan peningkatan level
metabolit tertentu dibandingkan dengan non-perokok, menandakan induksi enzim tertentu. Biomarker spesifik
untuk paparan diesel, yaitu 3-aminobenzanthrone, berhasil diidentifikasi. Studi ini juga membandingkan level
amin aromatik pada perokok dan non-perokok yang terpapar asap diesel, dengan hasil menunjukkan bahwa
profil amin aromatik pada perokok didominasi oleh 1-naphtylamine. Studi ini menyimpulkan bahwa pengukuran
profil metabolit fenantren secara lengkap lebih sensitif untuk menilai paparan. Diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk menyelidiki tingkat 3-aminobenzanthrone pada individu yang tidak terpapar secara pekerjaan.