Dokumen tersebut membahas kontribusi ilmuwan dan penemu Muslim pada abad pertengahan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang matematika, astronomi, kedokteran, dan geografi. Beberapa tokoh utama yang disebutkan antara lain Al-Khawarizmi sebagai bapak aljabar, Al-Battani dalam bidang astronomi, dan Ibnu Sina sebagai bapak kedokteran modern.
1. (INSPIRED BY ISLAM...)
How Islamic Inventors changed the world
A lot of people in the west (specially you know where) think that the muslims are all backward
and are camel jockeys and in general have stereotypical views. The fact is in some cases muslim
scientists invented many of the worlds major inventions hundreds of years before european
inventors took credit for. The muslim world has given us many innovations that we simply take
for granted in our daily life.
“If there is much misunderstanding in the West about the nature of Islam, there is also much
ignorance about the debt our own culture and civilisation owe to the Islamic World. It is a
failure, which stems, I think from the straight jacket of history, which we have inherited. The
medieval Islamic world, from Central Asia to the shores of the Atlantic, was a world where
scholars and men of learning flourished. But because we have tended to see Islam as the enemy
of the West, as an alien culture, society and system of belief, we have tended to ignore or erase
its great relevance to our own history.” (Prince Charles in a speech “Islam and the West”,
Oxford, 27th October 1993)
Did you know that between the 7th and 12th centuries, when religion dominated European
culture that Muslim educational institutions led the way? As the results of their progressive
education reached the West through Muslim works covering everything from medicine to history
they helped encourage the revival of learning in Europe.
Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasil membuat beberapa
penemuan yang luar biasa ratusan tahun lebih dulu dibanding rekan-rekan mereka di Eropa.
Mereka menarik pengaruh dari filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis, termasuk Euclid,
Archimedes, Ptolemy dan lain-lain. Kaum muslimin pada saat itu telah berhasil membuat
berbagai penemuan di bidang kedokteran, bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat, astrologi,
geometri dan bidang lainnya.yang tak terhitung jumlahnya dan menuliskan karya-karyanya
dalam berbagai buku.
Berikut beberapa ilmuwan dan penemu muslim dengan penemuan luar biasa mereka.
1. AL-FARABI
2. Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah ilmuwan
dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan.
Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai
Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia
barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).
Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad pertengahan.
Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al-
Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian:
1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang
membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rejim
yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Farabi
2. AL-BATANI
3. Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn
Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa.
Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun
Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:
Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:
dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-
persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.
Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan
tempat wafatnya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Battani
3. IBNU SINA
4. Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga
seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak lagi
sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.
Karyanya yang sangat terkenal Qanun fi Thib merupakan rujukan di bidang kedokteran selama
berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū „Alī al-Husayn bin „Abdullāh bin Sīnā lahir pada 980 di
Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan
meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, banyak di antaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak
Kedokteran Modern, George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai "Ilmuwan paling terkenal dari
Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu". Karyanya
yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga
sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Karya
1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine/Aturan Pengobatan)
2. Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
3. An Najat
http://en.wikipedia.org/wiki/Avicenna
4. IBNU BATUTAH
5. Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang pengembara
(penjelajah) Berber Maroko.
Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya
kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika sedang berada di Iberia.
Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia
terlengkap yang berasal dari abad ke-14.
Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu
Batutah berangkat haji - ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga
melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).
http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Battuta
5. IBNU RUSYD
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10
Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).
6. Ikhtisar
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128
Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd
kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami
banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami
filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik.
Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan.
Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat
Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam
St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah
kedokteran dan masalah hukum.
Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan,
ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa
pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
Karya
Bidayat Al-Mujtahid
Kulliyaat fi At-Tib (Kuliah Kedokteran)
Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at
http://en.wikipedia.org/wiki/Averroes
6. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI
7. Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan
geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva,
Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja
sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear
dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari
Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem
Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan
Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.
Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma
diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa
Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.
Biografi
Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Nama
beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa
kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar beliau
adalah Abū „Abdu llāh atau Abū Ja‟far.
Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al-Khwārizmī al-Majousi al-
Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan beliau berasal dari Qutrubbull, kota kecil
dekat Baghdad.
Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat beliau, bersama dengan
karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833.
setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak
pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau.
8. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah
Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan
manuskrip Sanskerta dan Yunani.
Karya
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai
fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang
beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi
kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu
buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku
Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama
beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan
kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku
beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata
algoritmi menjadi bahasa Latin.
Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan
sumber-sumber Yunani.
Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah penghargaan
untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan
Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang
diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi
kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.
Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma‟mun dan berpartisipasi
dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 ahli geografi lain untuk
membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan
ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan
matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis tentang astrolab dan sundial.
Kitab I - Aljabar
Al-Kitāb al-mukhtaṣ ar fī ḥ isāb al-jabr wa-l-muqābala (Kitab yang Merangkum Perhitungan
Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab
ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber
algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari
Cremona.
Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan
menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini b dan c adalah
bilangan bulat positif)
9. dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi: al-jabr ( ربجلا ) atau
pemulihan atau pelengkapan) dan al-muqābala (penyetimbangan). Al-jabr adalah proses
memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di
kedua sisi. Contohnya, x^2 = 40x - 4x^2 disederhanakan menjadi 5x^2 = 40x. Al-muqābala
adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi. Contohnya, x^2 + 14 = x
+ 5 disederhanakan ke x^2 + 9 = x.
Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitāb al-ǧ abr wa-l-muqābala,
termasuk Abū Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al-ǧ abr wa-al-muqābala), Abū
Muḥ ammad al-„Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣ ṣ īṣ ī, Ibnu Turk, Sind bin „Alī, Sahl bin Bišr, dan
Šarafaddīn al-Ṭ ūsī.
Kitab 2 - Dixit algorizmi
Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi
hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of
Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126.
Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama,tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit
algorizmi ("Seperti kata al-Khawārizmī"), atau Algoritmi de numero Indorum ("al-Kahwārizmī
pada angka kesenian Hindu"), sebuah nama baru di berikan pada hasil kerja beliau oleh
Baldassarre Boncompagni pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al-Jam‟a wa-l-tafrīq
bi-ḥ isāb al-Hind ("Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu")
Kitab 3 - Rekonstruksi Planetarium
Peta abad ke-15 berdasarkan Ptolemeus sebagai perbandingan.
Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb surat al-Ardh "Buku Pemandangan Dunia" atau
"Kenampakan Bumi" diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada 833 adalah revisi dan
penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat dari kota-kota dan tempat
geografis lainnya mengikuti perkembangan umum.
Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣ ūrat al-Arḍ , yang tersimpan di Perpustakaan Universitas
Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul
lengkap buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia, dengan Kota-Kota, Gunung, Laut,
Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja‟far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
berdasarkan pendalaman geografis yang ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius.
10. Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis
pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat
bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan
praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh
karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia
berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.
Buku 4 - Astronomi
Kampus Corpus Christi MS 283
Buku Zīj al-sindhind (tabel astronomi) adalah karya yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi
kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik
data yang diakui sekarang.
Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh astronomer Spanyol
Maslama al-Majrīṭ ī (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard
of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di
Bibliothèque publique (Chartres), the Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional
(Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford).
Buku 5 - Kalender Yahudi
Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd
"Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, hukum yang
mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishrī dimulai; memperhitungkan interval
antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid; dan memberikan hukum tentang bujur
matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh al-Bīrūnī
dan Maimonides.
Karya lainnya
Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris berisi pendekatan
material yang berkemungkinan berasal dari al-Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul berisi tentang
sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi arah Mekkah adalah salah
satu astronomi sferik.
Dua karya berisi tentang pagi (Ma‟rifat sa‟at al-mashriq fī kull balad) dan determinasi azimut
dari tinggi (Ma‟rifat al-samt min qibal al-irtifā‟).
Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim dalam
Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitāb ar-Ruḵ āma(t) (buku
sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut telah hilang.
http://en.wikipedia.org/wiki/Mu%E1%B8%A5ammad_ibn_M%C5%ABs%C4%81_al-
Khw%C4%81rizm%C4%AB
7. UMAR KHAYYAM
11. 'Umar Khayyām (18 Mei 1048 - 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya
adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti
"pembuat tenda" dalam bahasa Persia.
Sang Matematikawan
Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang
memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan
Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar,
seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap
Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender
yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian
kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918).
Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong
sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Sang astronom
Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan
bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka
lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di
belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari.
Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia pernah membuat sebuah
peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.
Umar Khayyām dan Islam
Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia
percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian
dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat
atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa
hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat
12. keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda
tentang Islam. Khayyām akhirnya naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah
seorang muslim.
Omar Khayyam, Sang Skeptik
Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru -
"Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk singgah, / Dan bila
kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi."
Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah ESOK
menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / "Hai orang bodoh! ganjaranmu
bukan di Sini ataupun di Sana!"
Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia dengan
begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan /
Ditaburkan, dan mulut mereka tersumbat dengan Debu.
Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu
hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta;
/ Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.
Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan Orang Suci,
dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari
Pintu yang sama seperti ketika kumasuk.
Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya agar
bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu
aku pergi."
Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu
saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana,
bertiup sesukanya.
Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun
Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak
juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya.
Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati,
/ Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - karena Ia / Bergelung tanpa daya
seperti Engkau dan Aku.
Omar Khayyám, Penulis dan Penyair
Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya
sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia
13. paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh
Edward Fitzgerald (1809-1883).
Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát
berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula
terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.
http://en.wikipedia.org/wiki/Omar_Khayy%C3%A1m
8. TSABIT BIN QURRAH
Abu'l Hasan Tsabit bin Qurra' bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 – 18 Februari 901) adalah
seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa
Latin.
Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad
atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul
Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.
Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al-Ḥarrānī, Latin: Thebit / Thebith / Tebit, 826 - 18 Februari, 901)
adalah seorang ahli matematika, dokter, astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang
tinggal di Baghdad pada paruh kedua abad kesembilan.
Ibnu Qurra membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam
astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem Ptolemaic,
dan dalam mekanika dia adalah seorang pendiri statika.
http://en.wikipedia.org/wiki/Th%C4%81bit_ibn_Qurra
9. MUHAMMAD BIN ZAKARIYA AL-RAZI
14. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat
merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy,
Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang
kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia
dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah
Sakit Muqtadari di Baghdad.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan
terbesar dalam sejarah.
Biografi
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925
Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan
jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina
menyelesaikan hampir seluruh karyanya.
Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi dia kemudian lebih
tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti
menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi
cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi
mulai mempelajari ilmu kedokteran.
Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di
Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi
Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah
Abbasiyah, al-Mu'tashim.
Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter disana. Kemudian
dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa
15. Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur
ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-
Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.
Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan untuk
kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku
Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak
murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada
pasiennya saat berobat kepadanya.
Kontribusi
Bidang Kedokteran
Cacar dan campak
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama
yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:
"Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan
mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di
kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang.
Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit
ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik
untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena
kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi."
Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: "Pernyataan
pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter
Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi
penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah
tersebut."
Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang
membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian
diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak
dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara
berpikir ar-Razi dalam buku ini.
Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang
berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur.
Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di
semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna
merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada
seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan."
Alergi dan demam
16. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma", dan ilmuwan
pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga
merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk
melindungi diri.
Farmasi
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan
mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.
Etika kedokteran
Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah
ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa
untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin
mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua
penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu
seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi
baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa
disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena
tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Sebagai tambahan, ar-
Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena
biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi perintah sang dokter.
Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan
sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran
Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:
Hidup yang Luhur
Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
Keraguan pada Galen
Penyakit pada Anak
http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_ibn_Zakariya_al-Razi
10. ABU MUSA JABIR BIN HAYYAN
17. Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir
di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam
bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa
pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis
di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir
menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat
dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi,
sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses
tersebut.
Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia
dan metalurgi.
Karya Jabir antara lain:
Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of
Alchemy)
Kitab Al-Sab'een
Kitab Al Rahmah
Al Tajmi
Al Zilaq al Sharqi
Book of The Kingdom
Book of Eastern Mercury
Book of Balance'
http://en.wikipedia.org/wiki/J%C4%81bir_ibn_Hayy%C4%81n
11. AL-KINDI
18. Ibnu Ishaq Al-Kindi (801-873), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani pula.
Banyak karya-karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya
Aristoteles dan Plotinus. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai
karangan Aristoteles dan berjudulkan Teologi menurut Aristoteles, sehingga di kemudian hari
ada sedikit kebingungan.
Al-Kindi berasal dari kalangan bangsawan, dari Irak. Ia berasal dari suku Kindah, hidup di Basra
dan meninggal di Bagdad pada tahun 873. Ia merupakan seorang tokoh besar dari bangsa Arab
yang menjadi pengikut Aristoteles, yang telah memengaruhi konsep al Kindi dalam berbagai
doktrin pemikiran dalam bidang sains dan psikologi.
Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri, astronomi, astrologi,
aritmatika, musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip aritmatis), fisika, medis, psikologi,
meteorologi, dan politik.
Ia membedakan antara intelek aktif dengan intelek pasif yang diaktualkan dari bentuk intelek itu
sendiri. Argumen diskursif dan tindakan demonstratif ia anggap sebagai pengaruh dari intelek
ketiga dan yang keempat. Dalam ontologi dia mencoba mengambil parameter dari kategori-
kategori yang ada, yang ia kenalkan dalam lima bagian: zat(materi), bentuk, gerak, tempat,
waktu, yang ia sebut sebagai substansi primer.
Al Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang kemudian diselesaikan
oleh Ibnu Sina (Avicenna) seabad kemudian. Ia juga tokoh pertama yang berhadapan dengan
berbagai aksi kejam dan penyiksaan yang dilancarkan oleh para bangsawan religius-ortodoks
terhadap berbagai pemikiran yang dianggap bid'ah, dan dalam keadaan yang sedemikian tragis
(terhadap para pemikir besar Islam) al Kindi dapat membebaskan diri dari upaya kejam para
bangsawan ortodoks itu.
http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Kindi
19. 12. IBNU HAITHAM
Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra, 965 - Kairo, 1039),
dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan
Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia
banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli
sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.
Sejarah
Masa ilmuwan-ilmuwan Islam
Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga
dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu.
Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan
hakikat sejarah yang sebenarnya.
Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan
ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan,
agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh
ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda,
tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.
Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan pengobatan tetapi dia juga memiliki
kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan sebagainya. Salah seorang daripada
tokoh tersebut ialah Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-
Haitham.
Perjalanan hidup
Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham
dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi. Ia memulai pendidikan
awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah
beberapa lama berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan
merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan
20. menumpukan perhatian pada penulisan.
Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah
mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran
Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang sains,
falak, matematik, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi
salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengajian sains di Barat. Malahan kajiannya
mengenai pengobatan mata telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai
mata.
Karya dan penelitian
Sains
Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya
mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan
Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Ia merupakan orang pertama yang menulis dan
menemukan berbagai data penting mengenai cahaya.
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris, antara lain Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai
senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.
Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19 derajat di ufuk
timur. Warna merah pada senja pula akan hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk
barat. Dalam kajiannya, beliau juga telah berhasil menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias
cahaya dan pembalikan cahaya.
Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar, dan dari situ
ditemukanlah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para ilmuwan di Itali untuk
menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia.
Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemui prinsip isi padu udara sebelum
seorang ilmuwan yang bernama Trricella yang mengetahui perkara itu 500 tahun kemudian. Ibnu
Haitham juga telah menemukan kewujudan tarikan gravitasi sebelum Issaac Newton
mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Haitham mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan
perasaan yang bersambung-sambung secara teratur telah memberikan ilham kepada ilmuwan
barat untuk menghasilkan wayang gambar. Teori beliau telah membawa kepada penemuan film
yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang
dapat kita lihat pada masa kini.
Filsafat
Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logik, metafizik, dan
persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Ia turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap
21. karya-karya sarjana terdahulu.
Penulisan falsafahnya banyak tertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang menjadi
pertikaian. Padanya pertikaian dan pertelingkahan mengenai sesuatu perkara berpunca daripada
pendekatan yang digunakan dalam mengenalinya.
Beliau juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua dakwaan
kebenaran wajar diragui dalam menilai semua pandangan yang sedia ada. Jadi, pandangannya
mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti.
Bagi Ibnu Haitham, falsafah tidak boleh dipisahkan daripada matematik, sains, dan ketuhanan.
Ketiga-tiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk menguasainya seseorang itu
perlu menggunakan waktu mudanya dengan sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat,
kekuatan fizikal dan mental akan turut mengalami kemerosotan.
Karya
Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan mendalami
ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berhasil menulis banyak buku dan
makalah. Di antara buku hasil karyanya:
Al'Jami' fi Usul al'Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik
penganalisaannya
Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib mengenai ilmu geometri
Kitab Tahlil ai'masa^il al 'Adadiyah tentang algebra
Maqalah fi Istikhraj Simat al'Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap
rantau
Maqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak
Risalah fi Sina'at al-Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.
Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Kerana itulah Ibnu
Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu
pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan hingga saat ini.
Walau bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah "dicuri" oleh ilmuwan Barat tanpa
memberikan penghargaan yang patut kepada beliau. Tapi sesungguhnya, barat patut berterima
kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana Islam karena tanpa mereka kemungkinan dunia
Eropa masih diselubungi kegelapan.
Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada
masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana
Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi terbelenggu oleh pemikiran filsafat Yunani.
http://en.wikipedia.org/wiki/Alhazen
22. 13. IBN ZUHR
Abū-Marwān ʾAbd al-Malik ibn Zuhr (1094-1162), better known in the West by his Latinized
name Avenzoar, was an Arab-Muslim physician, surgeon and a contemporary of Averroes and
Maimonides. He was born at Seville (now southwestern Spain) and was regarded as the most
renowned physician of Al-Andalus.
Ibn Zuhr was known for his emphasis on a more rational, empiric basis of medicine. His major
work, Al-Taysīr fil-Mudāwāt wal-Tadbīr (Book of Simplification Concerning Therapeutics and
Diet /Kitab Penyederhanaan Mengenai Therapeutics dan Diet), was translated into Latin and
Hebrew and was influential to the progress of surgery. He also improved surgical and medical
knowledge by keying out several diseases and their treatments.
Ibn Zuhr performed the first experimental tracheotomy on a goat. He is thought to have made the
earliest description of bezoar stones as medicinal items.
Works
Ibn Zuhr wrote three major books:
Kitab al-iqtisad fi Islah Al-Anfus WA al-Ajsad, written in his youth.
Kitab al-aghdhiya, on foods and regimen of health, written in exile in Morocco.
Kitab al-taysir, his opus magnum and written at the request of his colleague Averroes.
Pathology
Ibn Zuhr presented an accurate description of the esophageal and stomach cancers, as well as
other lesions.
Animal testing
Ibn Zuhr introduced animal testing as an experimental method of testing surgical procedures
before applying them to human patients.
23. http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Zuhr
14. IBNU KHALDUN
Ibnu Khaldun, nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-
Hadrami lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang sejarawan muslim
dari Tunisia dan sering disebut sebagai Bapak Pendiri Ilmu Historiografi, Sosiologi dan
Ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Khaldun
15. IBNU AL-BAITAR (1197-1248)
Ilmuwan, Ahli Botani dan dokter yang sistematis mencatat penemuan yang dibuat oleh dokter