Sistem hukum dan peradilan nasional di Indonesia terdiri dari berbagai lembaga peradilan mulai dari pengadilan negeri, pengadilan agama, pengadilan militer, hingga Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi. Dokumen ini juga menjelaskan peranan dan fungsi masing-masing lembaga peradilan tersebut."
1. BAB 2
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
•
•
•
•
Pradana Ady S.
Sintong Leonardo S.
Yoga Iswara
Ekalanang Fajar S.
•
•
•
•
Hal 2-6 ; hal 21 – 23
Hal 11 – 14 ; hal 25 – 26
Hal 7 – 10 ; hal 24
Hal 15 - 20
Akselerasi 1
SMA Negeri 1 Kotabaru
1
2. Menampilkan sikap
positif terhadap
sistem hukum dan
peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan peradilan nasional.
2.2. peranan lembaga - lembaga peradilan.
2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
Sistem hukum dan peradilan nasional.
2
3. Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI),kata “sistem”
mengandung
arti
susunan kesatuan
masing – masing
untuk membentuk
suatu
kesatuan
secara keseluruhan.
Yang
saling
mengkait satu sama
lain.
Sementara itu dari
berbagai ahli kata
“Hukum”
mempunyai
arti
suatu
himpunan
peraturan (perintah
dan larangan) yang
mengurus
tata
tertib
pada
masyarakat yang di
buat oleh badan –
badan
yang
berwenang
dan
wajib di taati oleh
masyarakat.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
Berdasarkan
pengertian
–
pengertian
sebelumnya,dapat
di simpulkan bahwa
“Sistem
Hukum”
adalah
satu
kesatuan
hukum
yang berlaku pada
suatu
negara
tertentu yang wajib
di patuhi setiap
warga negara.
3
4. Hukum mencakup unsur –
unsur berikut :
Peraturan mengenai tingkah
laku manusia dalam
pergaulan masyarakat.
Peraturan itu diadakan oleh
badan – badan resmi yang
berwenang.
Peraturan bersifat
memaksa,dan
Adanya sanksi terhadap
pelanggaran peraturan
tersebut..
Hukum memiliki sifat:
Mengatur
Memaksa.
Hukum memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Ø Adanya
perintah/larangan
Ø Perintah larangan itu
bersifat
memaksa/mengikat
semua orang.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
4
5. Tujuan Umum
• Untuk mewujudkan ketertiban
dan pergaulan manusia.
• Agar kepentingan masing – masing
orang tidak terganggu
• Untuk mencapai suatu keadilan.
Tujuan Hukum Nasional
Indonesia
Ingin mengatur secara pasti hak dan
kewajiban lembaga – lembaga
negara,semua pejabat negara serta warga
Indonesia agar dapat melaksanakan
kebijaksanaan - kebijaksanaan dan
tindakan – tindakan demi terwujudnya
tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu
terciptanya masyarakat yang terlindungi
oleh hukum,cerdas,terampil,cinta dan
bangga bertanah air Indonesia dalam
suasana kehidupan makmur dan adil
berdasarkan falsafah Pancasila.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
5
6. SUMBER
HUKUM
MATERIAL
SUMBER
HUKUM
FORMAL
Keyakinan dan
perasaan
hukum individu
dan pendapat
umum
yang
menentukan isi
atau
materi
hukum.
Perwujudan dari
isi
hukum
material
yang
menentukan
perilakunya
berlakunya
hukum
itu
sendiri.
Sumber hukum adalah segala
yang menimbulkan aturan yang
mempunyai kekuatan memaksa,
yakni
aturan-aturan
yang
pelanggarannya dikenai sanksi
yang tegas dan nyata.
Contoh : 1. Undang – Undang.
2. Kebiasaan (Hukum
tak tertulis).
3. Yurisprudensi.
4. Traktrat.
5. Doktrin.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
6
8. KEBIASAAN (HUKUM
TIDAK TERTULIS)
merupakan perbuatan yang diulangulang terhadap hal yang sama dan
kemudian diterima serta diakui oleh
masyarakat. Dalam penerapannya
penyelengaraan negara hukum tidak
tertulis di sebut konvensi.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
8
9. Dalam membuat yurisprudensi,biasanya
seorang hakim akan melaksanakan
penafsiran sebagai berikut:
Penafsiran secara gramatikal (tata
bahasa) yaitu dengan berdasarkan
arti kata.
Penafsiran secara historis, yaitu
penafsiran berdasakan sejarah
terbentuknya undang – undang.
Penafsiran sistematis, yaitu
penafsiran dengan cara
menghubungkan pasal – pasal
dalam undang – undang.
Penafsiran teologis, yaitu penafsiran
Yurisprudensi
timbul
dengan jalan mempelajari hakikat
karena adanya peraturan
tujuan undang – undang yang di
– perundang – undangan
sesuaikan dengan perkembangan
yang kurang atau tidak
zaman; dan
jelas
pengertiannya
Penafsiran otentik, yaitu penafsiran
sehingga
menyulitkan
yang di lakukan oleh si pembentuk
hakim dalam memutuskan
Sistem hukum dan peradilan nasional.
9
undang – undang itu sendiri.
suatu perkara.
Yurisprudensi
adalah
keputusan
hakim
terdahulu terhadap suatu
perkara yang tidak diatur
oleh undang-undang dan
dijadikan pedoman oleh
hakim
lainnya
dalam
memutuskan perkara yang
serupa.
10. TRAKTAT
DOKTRIN
Perjanjian yang dibuat oleh dua negara
atau lebih mengenai persoalanpersoalan tertentu yang menjadi
kepentingan negara yang bersangkutan.
Pendapat para ahli hukum terkemuka
yang dijadikan dasar atau asas-asas
penting dalam hukum dan
penerapannya.
Traktat bilateral
adalah perjanjian
yang dibuat oleh
negara.
Traktat
multirateral
adalah perjanjian
yang dibuat oleh
lebih
dari
2
negara
Contohnya seperti doktrin dari
montesquieu, yaitu trias politica yang
membagi kekuasaan menjadi 3 bagian
yang
terpisah
yakni
kekuasaan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Sistem hukum dan peradilan nasional.
10
11. Ketentuan Umum Undang –
Undang Nomor 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman
menegaskan bahwa kekuasaan
kehakiman
adalah
kekuasaan
negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan
Pancasila,
demi
terselenggaranya Negara Hukum
Republik Indonesia.
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh MA dan badan peradilan di
bawahnya dalam lingkungan ;
Peradilan
Umum,
Peradilan
Agama,
Peradilan
Militer, Peradilan Tata Usaha
Negara,
dan
oleh
sebuah
Mahkamah Konstitusi.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
11
15. Pengadian Negeri adalah suatu
peradilan umum yang sehari-hari
memeriksa dan memutuskan
perkara dalam tingkat pertama
dari segala perkara perdata dan
pidana sipil untuk semua golongan
penduduk.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
15
16. pengadilan agama
adalah pengadlan yang
memeriksa dan
memutuskan perkaraperkara yang timbul
antara orang-orang
beragama islam.
Berkaitan dengan masalah nikah,
rujuk, talak, nafkah, waris, dll.
Berlaku untuk:
Anggota TNI dan POLRI.
Sesorang yang menurut UU dapat
dipersamakan dengan anggota TNI
dan POLRI.
Anggota jawatan atau golongan
yang dapat di persamakan dengan
TNI dan POLRI menurut UU.
Tidak termasuk A s/d C tetapi
menurut keputusan Menhan yang di
tetapkan dengan persetujuan
menteri kehakiman harus di adili oleh
Pengadilan Militer
Pengadilan militer
adalah pengadilan yang
mengadili hanya dalam
lapangan pidana .
Sistem hukum dan peradilan nasional.
16
17. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Pengadilan
Tata
Usaha
Negara adalah badan yang
berwenang untuk memeriksa
dan memutuskan sengketa
tata usaha negara
Pengadilan Tata Usaha Negara di laksanakan oleh badan peradilan berikut:
1. Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan tingkat pertama di kab/kota.
2. Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai pengadilan tingkat banding di propinsi.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
17
18. Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau
yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada di dalam
Rumah Tahanan Negara.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
18
19. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah
hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding).
Fungsi :
1. Menjadi pemimpin bagi pengadilan negeri di dalam daerah hukumnya.
2. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah
hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu di selesaikan dengan
seksama dan sewajarnya.
3. Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim Pengadilan Negeri di
daerah hukumnya.
4. Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dapat
memberi peringatan,teguran.,dan petunjuk yang di pandang perlu
kepada pengadilan negeri dalam daerah hukumnya.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
19
20. Wewenang :
1.Mengadili perkara yang diutus oleh Pengadilan Negri dalam
daerah hukumnya yang di mintakan banding.
2.Memerintahkan pengiriman berkas – berkas perkara dan surat –
surat untuk di teliti dan memberi penilaian tetnatng ke cakapan
dan kerajinan para hakim.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
20
21. MAHKAMAH AGUNG
(PENGADILAN TINGKAT KASASI)
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya
adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala
pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar
hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.
Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang
MA untuk membatalkan putusan
Pimpinan Mahkamah
putusan pengadilan _ pengadilan
Agung terdiri dari
,dikarenakan :
seorang Ketua,seorang
• Tidak berwenang atau melampaui
Wakil Ketua,dan
batas wewenang,
beberapa Ketua Muda
• Salah menerapkan atau karena
yang di bantu oleh
melanggar hukum yang berlaku,
beberapa hakim anggota
• Lalai memenuhi syarat-syarat yang
Mahkamah Agung, yaitu
diwajibkan oleh peraturan
Hakim Agung.
perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan
batalnya putusan yang
Sistem hukum dan peradilan nasional.
21
bersangkutan.
22. Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :
• Melakukan pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan
peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.
• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim
disemua lingku-ngan peradilan dalam menjalankan
tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatanperbuatan para hakim di semua lingkungan
peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah
Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk
yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri,
maupun dengan surat edaran.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
22
23. Wewenang Mahkamah Agung :
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap
putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari
semua Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan
mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundangundangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu
kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan
tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
memutus perkara.
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
23
24. MAHKAMAH KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi di pimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi untuk masa
jabatan 5 tahun,yang di pilih dari dan oleh 9 orang Hakim Konstitusi ( 3 orang
oleh Mahkamah Agung , 3 orang dari DPR, dan 3 orang dari Presiden.) dan
dapat di pilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.
Mahkamah Konstitusi sesuai Undang – Undang Dasar 1945 yang selanjutnya
di atur dalam UU No. 24/2003, memiliki
wewenang dan kewajiban :
•
Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
Pemilihan Umum.
•
Kewajiban, yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
24
25. SIKAP SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM
YANG BERLAKU
SIKAP TERBUKA
Sikap terbuka merupakan yang secara
internal menujukan adanya keinginan
dari setiap waga negara untuk membuka
diri dslam memahami hukum yang
berlaku di dalam masyarakat untuk
mengilangkan rasa curiga dan salah
paham.
Sikap ini mencakup hal – hal berikut.
1. sanggup menyatakan suatu
ketentuan hukum itu benar atau
salah.
2. Mau mengatakan apa adanya benar
atau salah.
3. berupaya selalu jujur dalam
memahami ketentuan hukum.
4. berupaya untuk tidak menutup –
nutupi kesalahan.
Sistem hukum dan peradilan nasional.
25
26. SIKAP
OBJEKTIF/RASIONAL
merupakan sikap yang di
tunjukkan oleh sesorang dalam
memahami ketentuan – ketentuan
hukum yang di kembalikan pada
data fakta dan dapat di terima oleh
akal sehat.
SIKAP MENGUTAMAKAN
KEPENTINGAN UMUM
Contoh :
1. mampu menyatakan bahwa suatu
ketentuan hukum benar atau salah
dengan argumentasi yang baik.
2. Mampu memberi penjelasan yang netral
dan dapat di terima akal sehat bahwa
suatu pelaksanaan ketentuan hukum
benar atau salah.
3. Sanggup menyatakan kekurangan dan
kelemahannya jika orang lain lebih baik.
4. Menghargai orang lain sesuai dengan
kemampuan,keahlian atau profesional.
Contoh:
1. Merelakan tanah atau bangunan di
ambil oleh pemerintah untuk
kepentingan umum.
2. Memberi tempat/pertolongan bagi
yang sangat membutuhkannya.
3. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Merupakan sikap sesorang untuk
menghargai kepentingan orang lain
yang lebih membutuhkan untuk
seusatu yang lebih bermanfaat. hukum dan peradilan nasional.
Sistem
26