2. Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang
sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu
masalah dalam usaha untuk mencapai suatu
pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang
mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai
masalah tersebut.
Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri
dilakukan
tidak
sistematik,
data
yang
dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data
bersifat subyektif yang sarat dengan muatanmuatan emosi dan perasaan dari si peneliti.
Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah
penelitian yang coraknya subyektif.
8. (Charles S. Baylin) mengatakan, “kebenaran
suatu pernyataan diukur dengan kriteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis.
Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika
pernyataan itu atau konsekuensi dari
pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis
bagi kehidupan manusia” (Jujun, 1984: 58-9).
9.
10.
11. PENEMUAN KEBENARAN
SECARA KEBETULAN
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak
lain dari takdir Allah. Walaupun penemuan
kebenaran
secara
kebetulan
bukanlah
kebenaran yang ditemukan secara ilmiah, tetapi
banyak
penemuan
tersebut
telah
menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan.
satu penemuan kebenaran secara kebetulan
yang fenomenal, yakni penemuan kristal urease
atau enzim urease yang sangat berguna bagi
manusia. Hal tersebut dijalani oleh J.S. Summer
pada tahun 1926. Summer waktu itu sedang
mengadakan penelitian dengan ekstrak aceton,
tetapi karena dia ingin bermain tenis, maka
ekstrak aceton tersebut disimpan dalam kulkas.
Keesokan harinya, ketika dia akan melanjutkan
meneliti ekstrak aceton tersebut ternyata telah
timbul kristal-kristal baru pada ekstrak aceton
tersebut.
12. PENEMUAN KEBENARAN
SECARA AKAL SEHAT
Akal sehat atau common sense merupakan
serangkaian konsep atau bagan konseptual
yang memuaskan untuk digunakan secara
praktis. Penemuan dengan akal sehat perlu
disesuaikan dengan kondisi dan situasi.
Misalnya pada abad ke-19 dengan akal
sehat (common sense) orang percaya
bahwa hukuman untuk anak didik
merupakan alat utama dalam pendidikan.
kemudia ternyata pendapat tersebut tidak
benar. Hasil penelitian dalam bidang
psikologi dan pendidikan menunjukkan
bahwa alat yang baik bagi pendidikan
bukan hukuman tetapi ganjaran.
13. PENEMUAN KEBENARAN
MELALUI WAHYU
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu
merupakan kebenaran mutlak, jika wahyu datangnya
dari Allah melalui Rasul dan Nabi. Kebenaran yang
diterima sebagai wahyu bukanlah disebabkan oleh
hasil usaha penalaran manusia secara aktif. Wahyu
diturunkan Allah kepada Rasul dan Nabi. Akan
tetapi, kebenaran yang dibawakan melalui wahyu
merupakan kebenaran yang asasi.
14. PENEMUAN KEBENARAN
SECARA INTUITIF
Kebenaran dapat juga diperoleh
berdasarkan intuisi. Kebenaran
dengan intuisi diperoleh secara
cepat sekali melalui proses luar
sadar
tanpa
menggunakan
penalaran dan proses berpikir,
ataupun melalui suatu renungan.
Kebenaran yang diperoleh secara
intuisi sukar dipercaya, karena
kebenaran ini tidak menggunakan
langkah-langkah yang sistematis
utnuk memperolehnya.
15. PENEMUAN KEBENARAN SECARA COBACOBA DAN BERULANG (TRIAL AND
ERROR)
Istilah trial dan error mula-mula hanya
digunakan dalam ilmu jiwa. Kemudian
penggunaan istilah ini telah menyebar
ke segala bidang ilmu.
Bekerja secara trial dan error adalah
melakukan sesuatuu secara aktif dengan
mengulang-ulang pekerjaan tersebut
berkali-kali dengan menukar-nukar
cara dan materi. Pengulangan tersebut
tanpa dituntun oleh suatu petunjuk
yang jelas sampai seseorang menemukan
sesuatu. Penemuan dengan trial dan
error memakan waktu lama,
memerlukan biaya yagn tinggi dan
selalu dalam keadaan meraba-raba.
16. PENEMUAN KEBENARAN
SECARA SPEKULASI
Penemuan kebenaran secara spekulasi
sedikit lebih tinggi tarafnya dari
penemuan secara trial dan error. Jika
dalam penemuan secara trial dan error
peneliti tidak mempunyai panduan sama
sekali, maka dalam penemuan dengan
spekulasi, sesorang dibimbing oleh suatu
pertimbangan, walaupun pertimbangan
tersebut kurang dipikirkan secara masakmasak tetapi dikerjakan dalam suasana
penuh dengan risiko. Penemuan
kebenaran dengan spekulasi memerlukan
pandangan yang tajam walaupun penuh
spekulatif.
17. PENEMUAN KEBENARAN
KARENA KEWIBAWAAN
Kebenaran ada kalanya diterima
karena dipengaruhi oleh
kewibawaan seseorang.
Pendapat dari seorang ilmuwan
yang berbobot tinggi ataupun
yang mempunyai banyak
pengalaman sering diterima
begitu saja tanpa perlu diujij
kebenaran tersebut lebih
dahulu. Kebenaran tersebut
diterima karena wibawa saja.