SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
Implementasi Peraturan Menteri Keuangan
             Nomor 224/PMK.011/2012
     Pemungutan PPh Pasal 22 di Bidang Impor atau
             Kegiatan Usaha di Bidang Lain




Jakarta, Februari 2013
PERTAM   2
PPh Pasal 22 Impor atau Usaha Lain


                              Dasar Hukum
   Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012 Tanggal 26 Desember 2012
   Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 Tentang
   Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas
   Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Lain


         Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010
         Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan
         Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Lain
         (disempurnakan)

   Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001 Tanggal 30 April 2001
   Tentang Penunjukan Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22, Sifat dan Besarnya
   Pungutan Serta Tata Cara Penyetoran dan Pelaporannya (dicabut)




                                                                                PERTAM   3
Pemungut Pajak
              PMK 154/PMK.03/2010                                                PMK 224/PMK.011/2012
 Tidak ada                                                            Ps 1 ayat (1) e.
                                                                      Badan Usaha Milik Negara yaitu badan usaha yang seluruh
                                                                      atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
                                                                      penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
                                                                      negara yang dipisahkan, yang meliputi:
                                                                      1. PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara
                                                                      (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT
                                                                      Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda
                                                                      Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan
                                                                      (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya
                                                                      (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero),       PT Krakatau
                                                                      Steel (Persero); dan
                                                                      2. Bank-bank Badan Usaha Milik Negara,
                                                                      berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
                                                                      dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya.


 Ps 1 huruf e.                                                        Ps 1 ayat (1) f.
 Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri                Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri
 semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang   semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan
 ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan          industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada
 hasil produksinya di dalam negeri;                                   distributor di dalam negeri;

 Tidak ada                                                            Ps 1 ayat (1) g.
                                                                      Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang
                                                                      Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas
                                                                      penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri;




                                                                                                                    PERTAM            4
Pemungut Pajak

    PMK 154/PMK.03/2010               PMK 224/PMK.011/2012

   Tidak ada              Ps 1 ayat (2)
                          Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja
                          dalam hal ini adalah industri baja yang merupakan industri hulu,
                          termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan industri antara
                          dan industri hilir.


   Tidak ada              Ps 1 ayat (3)
                          Pedagang pengumpul sebagaimana dimaksud PMK ini adalah
                          badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya:
                          a. mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian,
                          peternakan, dan perikanan; dan
                          b. menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan
                          eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,
                          pertanian, peternakan, dan perikanan.




                                                                                 PERTAM      5
Tarif Pungutan Pajak
  PMK 154/PMK.03/2010                                            PMK 224/PMK.011/2012
 Sama dengan PMK                            Ps 2 ayat (1) a.
 224/PMK.011/2012                           Atas impor :
                                            1. Angka Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai impor, kecuali atas impor
                                            kedelai, gandum, dan tepung terigu sebesar 0,5% dari nilai impor;
                                            2. tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 7,5% dari nilai
                                            impor; dan/atau
                                            3. tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang.

 Ps 2 ayat (1) b.                           Ps 2 ayat (1) b.
 Atas pembelian barang sebagaimana          Atas pembelian barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b,
 dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c,   huruf c, huruf d, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan
 dan huruf d sebesar 1,5% dari harga        kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, sebesar
 pembelian.                                 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.


 Ps 2 ayat (1) c. angka 1.                  Ps 2 ayat (1) c.
 1. BBM sebesar:                            Atas penjualan BBM, BBG, dan pelumas oleh produsen atau importir BBM, BBG,
    a. 0,25% (nol koma dua puluh lima       dan pelumas adalah sebagai berikut:
 persen) dari penjualan tidak termasuk      1. BBM sebesar:
 Pajak Pertambahan Nilai untuk penjualan    a) 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU
 kepada SPBU Pertamina;                     Pertamina;
    b. 0,3% (nol koma tiga persen) dari     b) 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU bukan
 penjualan tidak termasuk Pajak             Pertamina;
 Pertambahan Nilai untuk penjualan          c) 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada pihak selain
 kepada SPBU bukan Pertamina dan Non        sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan huruf b).
 SPBU;                                      2.             BBG sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN;
                                            3.             pelumas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN.




                                                                                                            PERTAM             6
Tarif Pungutan Pajak
  PMK 154/PMK.03/2010                                    PMK 224/PMK.011/2012
 Ps 2 ayat (1) d.                   Ps 2 ayat (1) d.
 Tidak ada untuk industri farmasi   Atas penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan usaha
 (angka 5. pada PMK                 yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja,
 224/PMK.011/2012)                  industri otomotif, dan industri farmasi:
                                       1. penjualan semua jenis semen sebesar 0,25%;
                                       2. penjualan kertas sebesar 0,1%;
                                       3. penjualan baja sebesar 0,3%;
                                       4. penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih sebesar
                                    0,45%;
                                       5. penjualan semua jenis obat sebesar 0,3%,
                                    dari dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

 Tidak ada                          Ps 2 ayat (1) e.
                                    Atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang
                                    Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan
                                    bermotor sebesar 0,45% dari dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

 Ps 2 ayat (1) e.                   Ps 2 ayat (1) f.
 Sama dengan huruf f. PMK           Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan
 224/PMK.011/2012                   usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,
                                    pertanian, peternakan, dan perikanan, sebesar 0,25% dari harga pembelian tidak
                                    termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

 Sama dengan PMK                    Ps 2 ayat (3)
 224/PMK.011/2012                   Besarnya tarif pemungutan yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak
                                    memiliki NPWP lebih tinggi 100% daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib
                                    Pajak yang dapat menunjukkan NPWP.

                                    Ketentuan Ps 2 ayat (3) hanya berlaku untuk Pemungutan PPh Pasal 22 yang
                                    bersifat tidak final



                                                                                                      PERTAM            7
Dikecualikan dari Pemungutan PPh Ps 22

    PMK 154/PMK.03/2010                                        PMK 224/PMK.011/2012
 Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012           Ps 3 ayat (1) a.
                                            Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
                                            peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan

 Ps 3 ayat (1) b, c, dan d                  Ps 3 ayat (1) b, c, dan d
 Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012           Sama dengan PMK 154/PMK.03/2010

 Ps 3 ayat (1) e.                           Ps 3 ayat (1) e.
 Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut    Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan:
 pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1   1. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud
 huruf b, huruf c dan, huruf d, berkenaan   dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d yang jumlahnya paling
 dengan:                                    banyak Rp2.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
 1. Pembayaran yang jumlahnya paling        2. pembayaran yang dilakukan pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam
 banyak Rp 2.000.000,00 dan tidak           Pasal 1 ayat (1) huruf e yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00 dan
 merupakan pembayaran yang terpecah-        tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
 pecah;                                     3. pembayaran untuk:
 2. Pembayaran untuk pembelian bahan        a) pembelian BBM, BBG, pelumas, benda-benda pos;
 bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air   b) pemakaian air dan listrik.
 minum/PDAM dan benda-benda pos.

 Ps 3 ayat (1) f.                           Dicabut
 Pembayaran untuk pembelian gabah
 dan/atau beras oleh Perusahaan Umum
 Badan Urusan Logistik (BULOG);




                                                                                                      PERTAM             8
Dikecualikan dari Pemungutan PPh Ps 22


   PMK 154/PMK.03/2010                    PMK 224/PMK.011/2012
  Sama dengan PMK        Ps 3 ayat (2)
  224/PMK.011/2012       Pengecualian dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang
                         impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tetap berlaku dalam
                         hal barang impor tersebut dikenakan tarif bea masuk sebesar 0%.

  Sama dengan PMK        Ps 3 ayat (3) dan (4)
  224/PMK.011/2012       Pengecualian dari Pemungutan PPh Ps 22 sebagaimana dimaksud pada
                         ayat (1) huruf a dan huruf f dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas
                         (SKB) PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak, kecuali
                         untuk yang dimaksud pada ayat (1) huruf d, e, dan g dilakukan tanpa
                         SKB.

  Sama dengan PMK        Ps 3 ayat (5)
  224/PMK.011/2012       Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c dan ayat
                         (2) dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tata caranya
                         diatur oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan/atau Direktur Jenderal
                         Pajak.




                                                                                     PERTAM          9
Saat Terutang PPh Ps 22
      PMK 154/PMK.03/2010                                                PMK 224/PMK.011/2012
Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012                      Ps 4 ayat (1)
                                                      PPh Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat
                                                      pembayaran Bea Masuk.

Ps 4 ayat (2)                                         Ps 4 ayat (2)
Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau           Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk
dibebaskan, maka Pajak Penghasilan Pasal 22           dalam pengecualian dari pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian          dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat
dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).             penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas impor (PIB).

Ps 4 ayat (3)                                         Ps 4 ayat (3)
PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh               PPh Pasal 22 atas pembelian barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam             (1) huruf b, huruf c, huruf d, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk
Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d terutang dan    keperluan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf
dipungut pada saat pembayaran.                        e, terutang dan dipungut pada saat pembayaran

Ps 4 ayat (4)                                         Ps 4 ayat (4)
PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri   PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
semen, industri kertas, industri baja, dan industri   1 ayat (1) huruf f dan penjualan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud
otomotif terutang dan dipungut pada saat penjualan    dalam Pasal 1 ayat (1) huruf g, terutang dan dipungut pada saat penjualan.

Ps 4 ayat (5)                                         Ps 4 ayat (5)
PPh Pasal 22 atas penjualan hasil bahan bakar         PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas
minyak, gas dan pelumas terutang dan dipungut         sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf h, terutang dan dipungut
pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran       pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang (delivery order).
Barang (delivery order).

Ps 4 ayat (5)                                         Ps 4 ayat (6)
PPh Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari          PPh Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul
pedagang pengumpul terutang dan dipungut pada         sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf i, terutang dan dipungut
saat pembelian.                                       pada saat pembelian.



                                                                                                               PERTAM              10
Tata Cara Pemungutan PPh Ps 22
                PMK 154/PMK.03/2010                                            PMK 224/PMK.011/2012
Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012                                    Ps 5 ayat (1)
                                                                    Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang
                                                                    dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh:
                                                                       a. importir yang bersangkutan; atau
                                                                       b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
                                                                    ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang
                                                                    ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Ps 5 ayat (2)                                                       Ps 5 ayat (2)
Pemungutan PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut         Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan,      dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d,
huruf d, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor   wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos,
Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan,    bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah diisi       dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi
atas nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak.         atas nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak.

Ps 5 ayat (3)                                                       Ps 5 ayat (3)
Pemungutan PPh Pasal 22 atas penjualan BBM, BBG dan                 Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana
pelumas, dan penjualan hasil produksi industri semen, industri      dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, huruf f, huruf g,
kertas, industri baja dan industri otomotif, wajib disetor oleh     huruf h, dan huruf i, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara
pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau        melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh
bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan         Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.
SSP.

Ps 5 ayat (4)                                                       dicabut
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-
bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha
industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan wajib disetor oleh pemungut
ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan SSP


                                                                                                              PERTAM            11
Tata Cara Penyetoran PPh Ps 22

            PMK 154/PMK.03/2010                                           PMK 224/PMK.011/2012
 Ps 6 ayat (1)                                                Ps 6 ayat (1)
 Penyetoran PPh Pasal 22 oleh importir, Direktorat Jenderal   Penyetoran PPh Pasal 22 oleh importir, Direktorat Jenderal Bea
 Bea dan Cukai dan pemungut pajak sebagaimana dimaksud        dan Cukai dan pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam
 dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d, menggunakan     Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d dilakukan dengan
 formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai Bukti      menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai
 Pemungutan Pajak.                                            Bukti Pemungutan Pajak.

 Ps 6 ayat (2)                                                Ps 6 ayat (2)
 Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf      Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
 e, huruf f, dan huruf g, wajib menerbitkan Bukti             huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, wajib
 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 3        menerbitkan Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
 (tiga), yaitu :                                              dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
 a. lembar kesatu untuk Wajib Pajak (pembeli/pedagang         a. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
 pengumpul);                                                  b. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada
 b. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada      Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat Pemberitahuan
 Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat               Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
 Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan          c. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang
 c. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang           bersangkutan.
 bersangkutan.




                                                                                                           PERTAM            12
Pelaporan PPh Ps 22


          PMK 154/PMK.03/2010                                         PMK 224/PMK.011/2012
 Ps 7                                                      Ps 7
 Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1         Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan pemungut pajak
 wajib melaporkan hasil pemungutannya dengan               sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf
 menggunakan Surat Pemberitahuan Masa ke Kantor            c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, wajib
 Pelayanan Pajak.                                          melaporkan hasil pemungutannya dengan menggunakan Surat
                                                           Pemberitahuan Masa ke Kantor Pelayanan Pajak.

 Ps 8                                                      dicabut
 Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana
 dimaksud dalam Pasal 5 dan pelaporan pemungutan Pajak
 Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
 7, dilakukan sesuai jangka waktu sebagaimana ditetapkan
 dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
 mengenai penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran,
 penyetoran dan pelaporan pemungutan pajak.




                                                                                                            PERTAM              13
Pemungutan PPh Ps 22


           PMK 154/PMK.03/2010                                           PMK 224/PMK.011/2012
 Ps 9 ayat (1)                                                Ps 9 ayat (1)
 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor             Pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam
 barang, pembelian barang oleh pemungut pajak                 Pasal 1 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan,     huruf f, huruf g, dan huruf i bersifat tidak final dan dapat
 huruf d, penjualan hasil produksi industri semen, industri   diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan
 kertas, industri baja dan industri otomotif dan pembelian    dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang dipungut.
 bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor bersifat
 tidak final dan dapat diperhitungkan sebagai pembayaran
 Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak
 yang dipungut.

 Ps 9 ayat (2)                                                Ps 9 ayat (2)
 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan         Pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam
 bahan bakar minyak, gas dan pelumas kepada:                  Pasal 1 ayat (1) huruf h atas penjualan kepada:
    a. penyalur/agen bersifat final;                              a. penyalur/agen bersifat final;
 b. selain penyalur/agen bersifat tidak final.                b. selain penyalur/agen bersifat tidak final.




                                                                                                            PERTAM            14
PERTAM   15

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)

01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx
01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx
01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx
Fero Liju Syafanta
 

Semelhante a PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22) (12)

PMK Nomor 44/PMK.011/2010
PMK Nomor 44/PMK.011/2010PMK Nomor 44/PMK.011/2010
PMK Nomor 44/PMK.011/2010
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx
01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx
01 PENGHITUNGAN CAPAIAN TKDN - BARANG.pptx
 
58 impor barang_modal_bukan_baru_2010
58 impor barang_modal_bukan_baru_201058 impor barang_modal_bukan_baru_2010
58 impor barang_modal_bukan_baru_2010
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
PMK Nomor 45/PMK.011/2010
PMK Nomor 45/PMK.011/2010PMK Nomor 45/PMK.011/2010
PMK Nomor 45/PMK.011/2010
 
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
Peraturan menteri perdagangan nomor 39 m dagper9200979
 
PPH 22.pptx
PPH 22.pptxPPH 22.pptx
PPH 22.pptx
 
Pph pasal 22
Pph pasal 22Pph pasal 22
Pph pasal 22
 
Tkdn industri
Tkdn industriTkdn industri
Tkdn industri
 
Pphpasal22
Pphpasal22Pphpasal22
Pphpasal22
 
Pph psl 22
Pph psl 22Pph psl 22
Pph psl 22
 

Mais de Sidik Abdullah

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja bakti
Sidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
Sidik Abdullah
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
Sidik Abdullah
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
Sidik Abdullah
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisili
Sidik Abdullah
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
Sidik Abdullah
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07
Sidik Abdullah
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan form
Sidik Abdullah
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
Sidik Abdullah
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Sidik Abdullah
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesia
Sidik Abdullah
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
Sidik Abdullah
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminar
Sidik Abdullah
 

Mais de Sidik Abdullah (20)

Surat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja baktiSurat undangan kerja bakti
Surat undangan kerja bakti
 
Surat pengantar
Surat pengantarSurat pengantar
Surat pengantar
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat domisili
Surat domisiliSurat domisili
Surat domisili
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
Surat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal duniaSurat keterangan meninggal dunia
Surat keterangan meninggal dunia
 
Surat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisiliSurat Keterangan domisili
Surat Keterangan domisili
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 
Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07Surat pengantar RT. 07
Surat pengantar RT. 07
 
Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014 Notulen rapat 02 maret 2014
Notulen rapat 02 maret 2014
 
PMK 146 2013
PMK 146 2013PMK 146 2013
PMK 146 2013
 
Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)Per 08/PJ/2013 (PPN)
Per 08/PJ/2013 (PPN)
 
Cara membuat input data di excel dengan form
Cara  membuat input data di excel dengan formCara  membuat input data di excel dengan form
Cara membuat input data di excel dengan form
 
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
Sosialisasi Faktur Pajak per 24/PJ/2012 (PPN)
 
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
membuat-jaringan-peer-to-peer-menggunakan-wifi-internal-laptop-wi fi-ad-hoc1
 
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan WirelessMenghubungkan dua Laptop dengan Wireless
Menghubungkan dua Laptop dengan Wireless
 
kamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesiakamus-keuangan-versi-indonesia
kamus-keuangan-versi-indonesia
 
3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan3 analisa laporan keuangan
3 analisa laporan keuangan
 
Lembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminarLembar persyaratan seminar
Lembar persyaratan seminar
 
Skripsi lengkap
Skripsi lengkapSkripsi lengkap
Skripsi lengkap
 

PMK 224/PMK.011/2012 (PPH Psl. 22)

  • 1. Implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012 Pemungutan PPh Pasal 22 di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain Jakarta, Februari 2013
  • 2. PERTAM 2
  • 3. PPh Pasal 22 Impor atau Usaha Lain Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012 Tanggal 26 Desember 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Lain Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010 Tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Lain (disempurnakan) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2001 Tanggal 30 April 2001 Tentang Penunjukan Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22, Sifat dan Besarnya Pungutan Serta Tata Cara Penyetoran dan Pelaporannya (dicabut) PERTAM 3
  • 4. Pemungut Pajak PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Tidak ada Ps 1 ayat (1) e. Badan Usaha Milik Negara yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, yang meliputi: 1. PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Krakatau Steel (Persero); dan 2. Bank-bank Badan Usaha Milik Negara, berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya. Ps 1 huruf e. Ps 1 ayat (1) f. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada hasil produksinya di dalam negeri; distributor di dalam negeri; Tidak ada Ps 1 ayat (1) g. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri; PERTAM 4
  • 5. Pemungut Pajak PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Tidak ada Ps 1 ayat (2) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja dalam hal ini adalah industri baja yang merupakan industri hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan industri antara dan industri hilir. Tidak ada Ps 1 ayat (3) Pedagang pengumpul sebagaimana dimaksud PMK ini adalah badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya: a. mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan; dan b. menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. PERTAM 5
  • 6. Tarif Pungutan Pajak PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Sama dengan PMK Ps 2 ayat (1) a. 224/PMK.011/2012 Atas impor : 1. Angka Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai impor, kecuali atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu sebesar 0,5% dari nilai impor; 2. tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 7,5% dari nilai impor; dan/atau 3. tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang. Ps 2 ayat (1) b. Ps 2 ayat (1) b. Atas pembelian barang sebagaimana Atas pembelian barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c, huruf c, huruf d, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan dan huruf d sebesar 1,5% dari harga kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, sebesar pembelian. 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Ps 2 ayat (1) c. angka 1. Ps 2 ayat (1) c. 1. BBM sebesar: Atas penjualan BBM, BBG, dan pelumas oleh produsen atau importir BBM, BBG, a. 0,25% (nol koma dua puluh lima dan pelumas adalah sebagai berikut: persen) dari penjualan tidak termasuk 1. BBM sebesar: Pajak Pertambahan Nilai untuk penjualan a) 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU kepada SPBU Pertamina; Pertamina; b. 0,3% (nol koma tiga persen) dari b) 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada SPBU bukan penjualan tidak termasuk Pajak Pertamina; Pertambahan Nilai untuk penjualan c) 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada pihak selain kepada SPBU bukan Pertamina dan Non sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan huruf b). SPBU; 2. BBG sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN; 3. pelumas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN. PERTAM 6
  • 7. Tarif Pungutan Pajak PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Ps 2 ayat (1) d. Ps 2 ayat (1) d. Tidak ada untuk industri farmasi Atas penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan usaha (angka 5. pada PMK yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, 224/PMK.011/2012) industri otomotif, dan industri farmasi: 1. penjualan semua jenis semen sebesar 0,25%; 2. penjualan kertas sebesar 0,1%; 3. penjualan baja sebesar 0,3%; 4. penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih sebesar 0,45%; 5. penjualan semua jenis obat sebesar 0,3%, dari dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Tidak ada Ps 2 ayat (1) e. Atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor sebesar 0,45% dari dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Ps 2 ayat (1) e. Ps 2 ayat (1) f. Sama dengan huruf f. PMK Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan 224/PMK.011/2012 usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan, sebesar 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Sama dengan PMK Ps 2 ayat (3) 224/PMK.011/2012 Besarnya tarif pemungutan yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP lebih tinggi 100% daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP. Ketentuan Ps 2 ayat (3) hanya berlaku untuk Pemungutan PPh Pasal 22 yang bersifat tidak final PERTAM 7
  • 8. Dikecualikan dari Pemungutan PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012 Ps 3 ayat (1) a. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan Ps 3 ayat (1) b, c, dan d Ps 3 ayat (1) b, c, dan d Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012 Sama dengan PMK 154/PMK.03/2010 Ps 3 ayat (1) e. Ps 3 ayat (1) e. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan: pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 1. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud huruf b, huruf c dan, huruf d, berkenaan dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d yang jumlahnya paling dengan: banyak Rp2.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; 1. Pembayaran yang jumlahnya paling 2. pembayaran yang dilakukan pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam banyak Rp 2.000.000,00 dan tidak Pasal 1 ayat (1) huruf e yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00 dan merupakan pembayaran yang terpecah- tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; pecah; 3. pembayaran untuk: 2. Pembayaran untuk pembelian bahan a) pembelian BBM, BBG, pelumas, benda-benda pos; bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air b) pemakaian air dan listrik. minum/PDAM dan benda-benda pos. Ps 3 ayat (1) f. Dicabut Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG); PERTAM 8
  • 9. Dikecualikan dari Pemungutan PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Sama dengan PMK Ps 3 ayat (2) 224/PMK.011/2012 Pengecualian dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tetap berlaku dalam hal barang impor tersebut dikenakan tarif bea masuk sebesar 0%. Sama dengan PMK Ps 3 ayat (3) dan (4) 224/PMK.011/2012 Pengecualian dari Pemungutan PPh Ps 22 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf f dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak, kecuali untuk yang dimaksud pada ayat (1) huruf d, e, dan g dilakukan tanpa SKB. Sama dengan PMK Ps 3 ayat (5) 224/PMK.011/2012 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c dan ayat (2) dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tata caranya diatur oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan/atau Direktur Jenderal Pajak. PERTAM 9
  • 10. Saat Terutang PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012 Ps 4 ayat (1) PPh Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. Ps 4 ayat (2) Ps 4 ayat (2) Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk dibebaskan, maka Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam pengecualian dari pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas impor (PIB). Ps 4 ayat (3) Ps 4 ayat (3) PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh PPh Pasal 22 atas pembelian barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam (1) huruf b, huruf c, huruf d, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d terutang dan keperluan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf dipungut pada saat pembayaran. e, terutang dan dipungut pada saat pembayaran Ps 4 ayat (4) Ps 4 ayat (4) PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal semen, industri kertas, industri baja, dan industri 1 ayat (1) huruf f dan penjualan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud otomotif terutang dan dipungut pada saat penjualan dalam Pasal 1 ayat (1) huruf g, terutang dan dipungut pada saat penjualan. Ps 4 ayat (5) Ps 4 ayat (5) PPh Pasal 22 atas penjualan hasil bahan bakar PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas minyak, gas dan pelumas terutang dan dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf h, terutang dan dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang (delivery order). Barang (delivery order). Ps 4 ayat (5) Ps 4 ayat (6) PPh Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari PPh Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul pedagang pengumpul terutang dan dipungut pada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf i, terutang dan dipungut saat pembelian. pada saat pembelian. PERTAM 10
  • 11. Tata Cara Pemungutan PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Sama dengan PMK 224/PMK.011/2012 Ps 5 ayat (1) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh: a. importir yang bersangkutan; atau b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Ps 5 ayat (2) Ps 5 ayat (2) Pemungutan PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan, dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, huruf d, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah diisi dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak. atas nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak. Ps 5 ayat (3) Ps 5 ayat (3) Pemungutan PPh Pasal 22 atas penjualan BBM, BBG dan Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana pelumas, dan penjualan hasil produksi industri semen, industri dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, huruf f, huruf g, kertas, industri baja dan industri otomotif, wajib disetor oleh huruf h, dan huruf i, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. SSP. Ps 5 ayat (4) dicabut Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan- bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan SSP PERTAM 11
  • 12. Tata Cara Penyetoran PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Ps 6 ayat (1) Ps 6 ayat (1) Penyetoran PPh Pasal 22 oleh importir, Direktorat Jenderal Penyetoran PPh Pasal 22 oleh importir, Direktorat Jenderal Bea Bea dan Cukai dan pemungut pajak sebagaimana dimaksud dan Cukai dan pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf d, menggunakan Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d dilakukan dengan formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai Bukti menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai Pemungutan Pajak. Bukti Pemungutan Pajak. Ps 6 ayat (2) Ps 6 ayat (2) Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) e, huruf f, dan huruf g, wajib menerbitkan Bukti huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, wajib Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 3 menerbitkan Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 (tiga), yaitu : dalam rangkap 3 (tiga), yaitu: a. lembar kesatu untuk Wajib Pajak (pembeli/pedagang a. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut; pengumpul); b. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada b. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan c. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang c. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan. bersangkutan. PERTAM 12
  • 13. Pelaporan PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Ps 7 Ps 7 Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan pemungut pajak wajib melaporkan hasil pemungutannya dengan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf menggunakan Surat Pemberitahuan Masa ke Kantor c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, wajib Pelayanan Pajak. melaporkan hasil pemungutannya dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa ke Kantor Pelayanan Pajak. Ps 8 dicabut Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan pelaporan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dilakukan sesuai jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran dan pelaporan pemungutan pajak. PERTAM 13
  • 14. Pemungutan PPh Ps 22 PMK 154/PMK.03/2010 PMK 224/PMK.011/2012 Ps 9 ayat (1) Ps 9 ayat (1) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor Pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam barang, pembelian barang oleh pemungut pajak Pasal 1 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf c dan, huruf f, huruf g, dan huruf i bersifat tidak final dan dapat huruf d, penjualan hasil produksi industri semen, industri diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan kertas, industri baja dan industri otomotif dan pembelian dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang dipungut. bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor bersifat tidak final dan dapat diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang dipungut. Ps 9 ayat (2) Ps 9 ayat (2) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan Pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam bahan bakar minyak, gas dan pelumas kepada: Pasal 1 ayat (1) huruf h atas penjualan kepada: a. penyalur/agen bersifat final; a. penyalur/agen bersifat final; b. selain penyalur/agen bersifat tidak final. b. selain penyalur/agen bersifat tidak final. PERTAM 14
  • 15. PERTAM 15