SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Bagas Tri Pujiantoro
Kamis, 18 April 2013
Pandangan Psikoanalisa, Behaviorisme, Dan Humanistik Tentang Manusia
Salam sejahtera untuk pembaca sekalian, kali ini saya sedikit
menjelaskan tentang “Pandangan Psikoanalisa, Behaviorisme,
dan Humanistik tentang Manusia”. Semoga penjelasan yang
saya buat ini bermanfaat untuk kawan-kawan sekalian yang
sudah mampir di blog saya ini.
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens
(Latin) yang berfikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang
berarti manusia. Secara kodrati, manusia merupakan
monodualis. Artinya selain sebagai makhluk individu, manusia
berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
individu, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
terdiri atas unsur Jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak
dapat di pisahkan. Pada dasarnya manusia diberi kemampuan
akal, pikiran dan perasaan sehingga sanggup berdiri sendiri
dan bertanggung jawab atas dirinya. Setiap manusia senantiasa
akan selalu berusah untuk mengembangkan dirinya untuk
memenuhi hakikat individualisnya.
Manusia sebagai makhluk individu manusia juga sebagai
makhluk sosial yang berarti manusia mempunyai kebutuhan
dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia lainnya. Dengan kata lain manusia tidak bisa
hidup seorang diri dan membutuhkan kehadiran orang lain.
Sebagai makhluk sosial manusia memiliki perilaku bekerja
sama dan bersaing untuk mengembangkan dirinya dan ini juga
merupakan akan menjadi salah satu keharmonisan dalam
kehidupan sosialnya.
I. Pandangan Psikoanalisa Tentang Manusia
Menurut Freud tujuan pokok dilakukannya analisis terhadap
aspek-aspek kejiwaan manusia bukan untuk mendapatkan
teknik penyembuhan gangguan jiwa tetapi untuk memperoleh
pengetahuan yang mendalam mengenai kehidupan kejiwaan
pada umumnya. Itulah sebabnya pembahasan tentang
kepribadian menjadi dominan dalam psikoanalisis. Secara garis
besar psikoanalisis membahas kepribadian dari 3 aspek yaitu
struktur, dinamika, dan perkembangan.
StrukturKepribadian
Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu
sistem yang terdiri dari 3 unsur yaitu das Es, Ich, dan Ueber Ich
( dalam bahasa inggris dinyatakan dengan the Id, Ego, dan
Super Ego), yang masing memiliki aspek, fungsi, prinsip,
operasi, dan perlengkapan diri.
a. Das Es
Das Es (the Id) adalah aspek biologis kperibadian yang paling
dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri, yang
merupakan faktor bawaan. Yang berfungsi untuk
mempertahankan konsentrasi, maksudnya adalah membawa
organisme dari keadaan tidak menyenangka, karena
munculnya kebutuha-kebutuhan ke keadaan seperti semula,
yaitu menyenangkan. Prinsip bekerja das Es adalah pleasure
principle.
b. Das Ich
Das Ich atau Ego merupakan aspek psikologis dari kepribadian
yang terbentuk dari hasil interaksi individu dengan realitas.
Adapun proses yang ada pada das Ich adalah proses sekunder
(secondary process). Dengan proses sekudernya tersebut das
Ich memformulasikan rencana bagi pemuasan kebutuhan dan
menguji apakah hal itu bisa dilakukan atau tidak.
c. Das Ueber Ich
Das Ueber Ich atau Super Ego adalah aspek sosiologis dari
kepribadian, yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan
yang sifatnya normative. Menurut Freud das Ueber Ich
terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur yang
berperan, berpengaruh, atau berarti bagi individu.
Perkembangn kepribadian individu menurut freud, di
pengaruhi oleh kematangan dan cara-cara individu mengatasi
ketegangan. Kematangan adalah pengaru asli dari dalam diri
manusia. Menurut Freud kepribadian individu telah terbentuk
pada akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya
sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar
itu. Selanjutnya freud menyatakan bahwa perkembangan
kepribadian berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan
dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian
tubuh tertentu yang sensitif terhdap rangsangan. 6 fase itu
adalah :
1. Fase oral (oral stagw) : 0 sampai 18 bulan bagian tubuh
yang sensitif terhadap rangsangan dalah mulut.
2. Fase anal (anal stage) : usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada
fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3. Fase genital erotik, pada fase ini anank mencari kepuasan
seks pada alat kelaminnya. Dalam fase ini seseorang terus
berkembang sam,pai usia dewasa melalui 3 fase berikutnya.
4. Fase phalik (phallic stage) : kira-kira usia 6 sampai
pubertas. Bagian tubuh yang sensitif adalah alat kelamin.
5. Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas,
pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau
tertekan.
6. Fase genital (genital stage) : terjadi sejak individu memasuki
pubertas dan selanjutnya. Pada masa individu telah mengalami
kematangan pada organ reproduksi.
II. Pandangan BehaviorismeTentang Manusia
Jika psikoanalisa memfokuskan manusia hanya pada totalitas
kepribadian (yang hanya tingkah laku yang tidak nampak)
tetapi teori ini memfokuskan perhatiannya lebih menekan
pada perilaku yang nampak, yakni perilaku yang dapat diukur,
diramalkan dan di gambarkan.
Manusia, oleh teori behaviorisme disebut sebagai Homo
Mechanicus, artinya manusia mesin. Mesin adalah suatu benda
yang bekerja tanpa ada motif dibelakangnya, mesin berjalan
tidak larena adanya dorongan alam bawah sadar tertentu, ia
berjalan semata-mata karena lingkungan sistemnya. Jika mobil
kehabisan bensin pasti tidak hidup, jika businya kotor juga
mesin mati, jika unsur-unsur lingkungannya lengkap pasti
berjalan lancar. Tingkah laku mesin dapat diukur, diramalkan
dan di gambarkan.
Manusia, menurut teori behaviorisme juga demikian. Selain
insting, seluruh tingkah laku nya merupakan hasil belajar.
Belajar ialah perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh
lingkungan. Orang batak yang di pinggir pantai laut bicaranya
selalu keras,. Karena lingkungan menuntut keras, yakni
bersaing dengan suara ombak, sedangkan orang jawa yang
hidupnya di perkampungan yang lenggang, bicarnya seperti
berbisik-bisik, karena lingkungan tidak menuntut suara keras,
berbisk-bisik pun terdengar.
Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia itu baik
atau buruk, rasionil atau emosionil. Behavirisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilaku manusia dekendalikan oleh
lingkungan. Manusia dalma pndangan teori behaviorisme
makhluk yang sangat elastis, yang perilaknya sangant di
pengaruhi oleh pengalamannya. Manusia munuirut teori ini
dapat dibentuk dengan menciptakan lingkungan yang relevan.
Seorang anak misalnyadapat di bentuk perilakunya menjadi
seorang panakut jika secara sistematis ia di takut-takuti.
Demikian juga manusia dapat dibentuk menjadi pemberani,
disiplin, cerdas, dungu dan sebagainya dengan menciptakan
lingkungan yang relevan.
Dalam teori ini manusia dipandang sangay rapuh tak berdaya
menghadapi lingkungan ia dibentuk begitu saja oleh
lingkungan tanpa mampu melakukan perlawanan. Aristoteles,
yang dianggap sebagai cikal bakal teori behaviorisme
memperkenalkan teori tbularasa. Yakni bahwa manusia itu tak
ubahnya meja lilin yang siap di lukis dengan tulisan apa saja.
Jika kita berpegang pada teori ini maka kita dapat mengatakan
bahwa mahasiswa dapat dibentuk maenjadi apasaja (penurut,
pemberontak, dan sebagainya) oleh dosenya atau
Universitasnya, dan untuk itu kurikulum serta alat-alat
stimulasi bisa dirancang.
III. Pandangan Humanistik Tentang Manusia
Jika teori psikoanalisa dan behaviorisme kurang menghargai
manusia, karena dalam psikoanalisa, manusia dipandang
hanya melayani keinginan bawah sadarnya, behaviorisme
memandang manusia yak takluknya kepada lignkungan, maka
psikologi humanistik memandang manusia sebagai eksstnsi
yang positif dan menentukan manusia di pandang sebagai
makhluk yang unik memiliki cinta, kreatifitas, nilai, dan makna
serta pertumbuhan pribadi.
Pusat perhatian teori Humanistik, adalah pada makna
kehidupan, dan masalah ini dalam psikologi humanistik
disebut sebagi Homo Ludens, yaitu manusia yang mengerti
makna kehidupan.
Menurut teori psikologi humanistik ini, setiap manusia hidup
dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi (unik) dan
kehidupannya berpusat pada dirinya. Perilaku manusai bukan
dikendalikan oleh keinginan bawah sadarnya (seperti teori
psikoanalisa). Bukan pula tunduk pada lingkungannya (seperti
teori behaviorisme), tetapi berpusatv pada konsep diri, yaitu
pandangan atau persepsi orang terhadap dirinya ,yang bisa
berubah ubah dan fleksibel sesuai dengan pengalamannya
dengan orang lain. Seorag penjahat yang merasa hebat karena
berani nekad dalam perbuatan jahatnya misalya. Karena
pengalamnannya dengan jagoan lain yang lebih hebat tetapi
baik perilakunya, dapat saja ia menemukan makna kehidupa,
dan kemudian memiliki kosep diri bahwa ia pati dapat
mengubah dirnya menjadi orang baik.
Menurut teori ini, manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas dirinya. Manusia
juga ingin selallu mengaktualisasikan dirinya dalam
kehidupan yang bermakna. Setiap individu bereaksi terhadap
situasi yang dihadapinya (stimuli) sesuai dengan konsep diri
yang dimilikinya, dan dunia diaman ia hidup.kencenderungan
batiniah manusia selalu menuju kesehatan dan keutuhan diri.
Jadi, dalm keadaan normal, manusia jalan (pekerjaan, karier
atau jalan hidup) yang mendukung pengembangan dan
aktualisasi dirinya.
Dalam kehidupan keseharian, terkadang kita jumpai seseorang
gadis dari keluarga kaya, tapi justru memilih menjadi guru SD
di kampung terpencil, seorang mahasiswa yang cerdas tapi
justru aktif dalam kegiatan sosial di daerah kumuh sampai
studinya tertinggal oleh kawan-kawannya yang kurang cerdas.
Fenomena itu di pandang positif oleh teori hmanistik, apa
yang mungkin di pandang tak lebih sekedar mengikuti
dorongan ;libido oleh teori psikoanalisa atau sekedar terbawa
arus oleh teori behaviorisme.
Daftar Pusaka :
http://cyntyatya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
http://marthasitorus.blogspot.com/2011/02/teori-psikoanalisa-freud-erikson-yang.html
http://mubarok-institute.blogspot.com/2010/10/manusia-menurut-teori-behaviorisme.html
http://mubarok-institute.blogspot.com/2010/10/manusia-menurut-teori-psikologi_18.html
Diposkan oleh Bagas Tri Pujiantoro di 10.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Bagas Tri Pujiantoro
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ► 2014 (6)
 ▼ 2013 (8)
o ► November (3)
o ► September (1)
o ► Juli (1)
o ► Mei (1)
o ▼ April (1)
 Pandangan Psikoanalisa, Behaviorisme, Dan Humanist...
o ► Maret (1)
 ► 2012 (10)
 ► 2011 (11)
Pengikut

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (19)

Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 
Struktur kepribadian
Struktur kepribadianStruktur kepribadian
Struktur kepribadian
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
Konsep manusia dalam pandangan psikologi
Konsep manusia dalam pandangan psikologiKonsep manusia dalam pandangan psikologi
Konsep manusia dalam pandangan psikologi
 
Philosophy of man (filosofi manusia)
Philosophy of man (filosofi manusia)Philosophy of man (filosofi manusia)
Philosophy of man (filosofi manusia)
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Psikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti kPsikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti k
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Fpi aliran-aliran filsafat-4192
Fpi  aliran-aliran filsafat-4192Fpi  aliran-aliran filsafat-4192
Fpi aliran-aliran filsafat-4192
 
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKANHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Manusia dalam pandangan psikologi
Manusia dalam pandangan psikologiManusia dalam pandangan psikologi
Manusia dalam pandangan psikologi
 
Psikologi Kognitif
Psikologi KognitifPsikologi Kognitif
Psikologi Kognitif
 
Modul filsafat manusia
Modul filsafat manusiaModul filsafat manusia
Modul filsafat manusia
 
Psikologi Gestalt
Psikologi GestaltPsikologi Gestalt
Psikologi Gestalt
 
PSIKOLOGI ANALITIK
PSIKOLOGI ANALITIKPSIKOLOGI ANALITIK
PSIKOLOGI ANALITIK
 
Makalah psikoanalisis (bk)
Makalah psikoanalisis (bk)Makalah psikoanalisis (bk)
Makalah psikoanalisis (bk)
 

Destaque

Beautiful Pictures 2 Music Hollies
Beautiful  Pictures   2   Music   HolliesBeautiful  Pictures   2   Music   Hollies
Beautiful Pictures 2 Music HolliesJason Goh
 
F:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre Ens Quedarà Paris
F:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre    Ens Quedarà ParisF:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre    Ens Quedarà Paris
F:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre Ens Quedarà Pariskiffi8
 
L’escola arrels és membre de l’associació d’artesans del
L’escola arrels és membre  de l’associació d’artesans delL’escola arrels és membre  de l’associació d’artesans del
L’escola arrels és membre de l’associació d’artesans delrtorren2
 

Destaque (8)

Sperez
SperezSperez
Sperez
 
Poetic justice
Poetic justicePoetic justice
Poetic justice
 
Beautiful Pictures 2 Music Hollies
Beautiful  Pictures   2   Music   HolliesBeautiful  Pictures   2   Music   Hollies
Beautiful Pictures 2 Music Hollies
 
F:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre Ens Quedarà Paris
F:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre    Ens Quedarà ParisF:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre    Ens Quedarà Paris
F:\Revista Nova2\Paris\Ppt Paris\Sempre Ens Quedarà Paris
 
L’escola arrels és membre de l’associació d’artesans del
L’escola arrels és membre  de l’associació d’artesans delL’escola arrels és membre  de l’associació d’artesans del
L’escola arrels és membre de l’associació d’artesans del
 
A si vamos
A si vamosA si vamos
A si vamos
 
Asm
AsmAsm
Asm
 
Boletines2007
Boletines2007Boletines2007
Boletines2007
 

Semelhante a Psikologi

Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029
Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029
Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029RIZKINURFADILAH
 
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptBAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptmohammedkhudzaifah99
 
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptxMANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptxsrianggriani2
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanFauzi Din
 
Filsafat Manusia.ppt
Filsafat Manusia.pptFilsafat Manusia.ppt
Filsafat Manusia.pptBeatriceEaton
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanovindaaa
 
Dasar psikom
Dasar psikomDasar psikom
Dasar psikomelmakrufi
 
Presentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptxPresentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptxDuliBurak
 
Presentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptxPresentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptxDuliBurak
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianJoko Setiawan
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarAndreboyke6
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBambangCiptoUtomo
 

Semelhante a Psikologi (20)

Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
BAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptxBAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptx
 
Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029
Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029
Filosofi manusia filsafat ppt rizki nf 029
 
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptBAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
 
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptxMANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
 
PERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.pptPERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.ppt
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikan
 
Filsafat Manusia.ppt
Filsafat Manusia.pptFilsafat Manusia.ppt
Filsafat Manusia.ppt
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
 
Dasar psikom
Dasar psikomDasar psikom
Dasar psikom
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Presentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptxPresentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptx
 
Presentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptxPresentation1x (1).pptx
Presentation1x (1).pptx
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
 

Psikologi

  • 1. Bagas Tri Pujiantoro Kamis, 18 April 2013 Pandangan Psikoanalisa, Behaviorisme, Dan Humanistik Tentang Manusia Salam sejahtera untuk pembaca sekalian, kali ini saya sedikit menjelaskan tentang “Pandangan Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik tentang Manusia”. Semoga penjelasan yang saya buat ini bermanfaat untuk kawan-kawan sekalian yang sudah mampir di blog saya ini. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berfikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Secara kodrati, manusia merupakan monodualis. Artinya selain sebagai makhluk individu, manusia berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur Jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat di pisahkan. Pada dasarnya manusia diberi kemampuan akal, pikiran dan perasaan sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Setiap manusia senantiasa akan selalu berusah untuk mengembangkan dirinya untuk memenuhi hakikat individualisnya.
  • 2. Manusia sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial yang berarti manusia mempunyai kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan kata lain manusia tidak bisa hidup seorang diri dan membutuhkan kehadiran orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia memiliki perilaku bekerja sama dan bersaing untuk mengembangkan dirinya dan ini juga merupakan akan menjadi salah satu keharmonisan dalam kehidupan sosialnya. I. Pandangan Psikoanalisa Tentang Manusia Menurut Freud tujuan pokok dilakukannya analisis terhadap aspek-aspek kejiwaan manusia bukan untuk mendapatkan teknik penyembuhan gangguan jiwa tetapi untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai kehidupan kejiwaan pada umumnya. Itulah sebabnya pembahasan tentang kepribadian menjadi dominan dalam psikoanalisis. Secara garis besar psikoanalisis membahas kepribadian dari 3 aspek yaitu struktur, dinamika, dan perkembangan. StrukturKepribadian Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem yang terdiri dari 3 unsur yaitu das Es, Ich, dan Ueber Ich ( dalam bahasa inggris dinyatakan dengan the Id, Ego, dan
  • 3. Super Ego), yang masing memiliki aspek, fungsi, prinsip, operasi, dan perlengkapan diri. a. Das Es Das Es (the Id) adalah aspek biologis kperibadian yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri, yang merupakan faktor bawaan. Yang berfungsi untuk mempertahankan konsentrasi, maksudnya adalah membawa organisme dari keadaan tidak menyenangka, karena munculnya kebutuha-kebutuhan ke keadaan seperti semula, yaitu menyenangkan. Prinsip bekerja das Es adalah pleasure principle. b. Das Ich Das Ich atau Ego merupakan aspek psikologis dari kepribadian yang terbentuk dari hasil interaksi individu dengan realitas.
  • 4. Adapun proses yang ada pada das Ich adalah proses sekunder (secondary process). Dengan proses sekudernya tersebut das Ich memformulasikan rencana bagi pemuasan kebutuhan dan menguji apakah hal itu bisa dilakukan atau tidak. c. Das Ueber Ich Das Ueber Ich atau Super Ego adalah aspek sosiologis dari kepribadian, yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normative. Menurut Freud das Ueber Ich terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur yang berperan, berpengaruh, atau berarti bagi individu. Perkembangn kepribadian individu menurut freud, di pengaruhi oleh kematangan dan cara-cara individu mengatasi ketegangan. Kematangan adalah pengaru asli dari dalam diri manusia. Menurut Freud kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhdap rangsangan. 6 fase itu adalah : 1. Fase oral (oral stagw) : 0 sampai 18 bulan bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan dalah mulut.
  • 5. 2. Fase anal (anal stage) : usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus. 3. Fase genital erotik, pada fase ini anank mencari kepuasan seks pada alat kelaminnya. Dalam fase ini seseorang terus berkembang sam,pai usia dewasa melalui 3 fase berikutnya. 4. Fase phalik (phallic stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas. Bagian tubuh yang sensitif adalah alat kelamin. 5. Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas, pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan. 6. Fase genital (genital stage) : terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi. II. Pandangan BehaviorismeTentang Manusia Jika psikoanalisa memfokuskan manusia hanya pada totalitas kepribadian (yang hanya tingkah laku yang tidak nampak) tetapi teori ini memfokuskan perhatiannya lebih menekan pada perilaku yang nampak, yakni perilaku yang dapat diukur, diramalkan dan di gambarkan. Manusia, oleh teori behaviorisme disebut sebagai Homo Mechanicus, artinya manusia mesin. Mesin adalah suatu benda yang bekerja tanpa ada motif dibelakangnya, mesin berjalan tidak larena adanya dorongan alam bawah sadar tertentu, ia
  • 6. berjalan semata-mata karena lingkungan sistemnya. Jika mobil kehabisan bensin pasti tidak hidup, jika businya kotor juga mesin mati, jika unsur-unsur lingkungannya lengkap pasti berjalan lancar. Tingkah laku mesin dapat diukur, diramalkan dan di gambarkan. Manusia, menurut teori behaviorisme juga demikian. Selain insting, seluruh tingkah laku nya merupakan hasil belajar. Belajar ialah perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Orang batak yang di pinggir pantai laut bicaranya selalu keras,. Karena lingkungan menuntut keras, yakni bersaing dengan suara ombak, sedangkan orang jawa yang hidupnya di perkampungan yang lenggang, bicarnya seperti berbisik-bisik, karena lingkungan tidak menuntut suara keras, berbisk-bisik pun terdengar.
  • 7. Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia itu baik atau buruk, rasionil atau emosionil. Behavirisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku manusia dekendalikan oleh lingkungan. Manusia dalma pndangan teori behaviorisme makhluk yang sangat elastis, yang perilaknya sangant di pengaruhi oleh pengalamannya. Manusia munuirut teori ini dapat dibentuk dengan menciptakan lingkungan yang relevan. Seorang anak misalnyadapat di bentuk perilakunya menjadi seorang panakut jika secara sistematis ia di takut-takuti. Demikian juga manusia dapat dibentuk menjadi pemberani, disiplin, cerdas, dungu dan sebagainya dengan menciptakan lingkungan yang relevan. Dalam teori ini manusia dipandang sangay rapuh tak berdaya menghadapi lingkungan ia dibentuk begitu saja oleh
  • 8. lingkungan tanpa mampu melakukan perlawanan. Aristoteles, yang dianggap sebagai cikal bakal teori behaviorisme memperkenalkan teori tbularasa. Yakni bahwa manusia itu tak ubahnya meja lilin yang siap di lukis dengan tulisan apa saja. Jika kita berpegang pada teori ini maka kita dapat mengatakan bahwa mahasiswa dapat dibentuk maenjadi apasaja (penurut, pemberontak, dan sebagainya) oleh dosenya atau Universitasnya, dan untuk itu kurikulum serta alat-alat stimulasi bisa dirancang. III. Pandangan Humanistik Tentang Manusia Jika teori psikoanalisa dan behaviorisme kurang menghargai manusia, karena dalam psikoanalisa, manusia dipandang hanya melayani keinginan bawah sadarnya, behaviorisme memandang manusia yak takluknya kepada lignkungan, maka psikologi humanistik memandang manusia sebagai eksstnsi yang positif dan menentukan manusia di pandang sebagai makhluk yang unik memiliki cinta, kreatifitas, nilai, dan makna serta pertumbuhan pribadi. Pusat perhatian teori Humanistik, adalah pada makna kehidupan, dan masalah ini dalam psikologi humanistik disebut sebagi Homo Ludens, yaitu manusia yang mengerti makna kehidupan.
  • 9. Menurut teori psikologi humanistik ini, setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi (unik) dan kehidupannya berpusat pada dirinya. Perilaku manusai bukan dikendalikan oleh keinginan bawah sadarnya (seperti teori psikoanalisa). Bukan pula tunduk pada lingkungannya (seperti teori behaviorisme), tetapi berpusatv pada konsep diri, yaitu pandangan atau persepsi orang terhadap dirinya ,yang bisa berubah ubah dan fleksibel sesuai dengan pengalamannya dengan orang lain. Seorag penjahat yang merasa hebat karena berani nekad dalam perbuatan jahatnya misalya. Karena pengalamnannya dengan jagoan lain yang lebih hebat tetapi baik perilakunya, dapat saja ia menemukan makna kehidupa, dan kemudian memiliki kosep diri bahwa ia pati dapat mengubah dirnya menjadi orang baik.
  • 10. Menurut teori ini, manusia selalu berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas dirinya. Manusia juga ingin selallu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan yang bermakna. Setiap individu bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya (stimuli) sesuai dengan konsep diri yang dimilikinya, dan dunia diaman ia hidup.kencenderungan batiniah manusia selalu menuju kesehatan dan keutuhan diri. Jadi, dalm keadaan normal, manusia jalan (pekerjaan, karier atau jalan hidup) yang mendukung pengembangan dan aktualisasi dirinya. Dalam kehidupan keseharian, terkadang kita jumpai seseorang gadis dari keluarga kaya, tapi justru memilih menjadi guru SD di kampung terpencil, seorang mahasiswa yang cerdas tapi justru aktif dalam kegiatan sosial di daerah kumuh sampai studinya tertinggal oleh kawan-kawannya yang kurang cerdas. Fenomena itu di pandang positif oleh teori hmanistik, apa yang mungkin di pandang tak lebih sekedar mengikuti dorongan ;libido oleh teori psikoanalisa atau sekedar terbawa arus oleh teori behaviorisme. Daftar Pusaka : http://cyntyatya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html http://marthasitorus.blogspot.com/2011/02/teori-psikoanalisa-freud-erikson-yang.html
  • 11. http://mubarok-institute.blogspot.com/2010/10/manusia-menurut-teori-behaviorisme.html http://mubarok-institute.blogspot.com/2010/10/manusia-menurut-teori-psikologi_18.html Diposkan oleh Bagas Tri Pujiantoro di 10.23 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Mengenai Saya Bagas Tri Pujiantoro Lihat profil lengkapku Arsip Blog  ► 2014 (6)  ▼ 2013 (8) o ► November (3) o ► September (1) o ► Juli (1) o ► Mei (1) o ▼ April (1)  Pandangan Psikoanalisa, Behaviorisme, Dan Humanist... o ► Maret (1)
  • 12.  ► 2012 (10)  ► 2011 (11) Pengikut