Semelhante a Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Semelhante a Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia (20)
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
1. IDENTIFIKASI PERAN DAN FUNGSI HUMAS DALAM
PROGRAM “BEBASKAN PENGETAHUAN 2010”
BAGI KEMAMPUAN PENGGALANGAN DANA
ORGANISASI NIRLABA WIKIMEDIA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang Hubungan
Masyarakat
Disusun oleh:
Siska Doviana
NIM 44205120085
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2010
5. Kata Pengantar
Skripsi ini berangkat dari keinginan peneliti untuk mengetahui bagaimana
sebuah organisasi nirlaba dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggalang
dana tanpa mengemis dengan memaksimalkan peran dan fungsi humas dalam
programnya. Akhir-akhir ini banyak dijumpai organisasi-organisasi nirlaba seperti
“UNICEF”, “Green Peace”, menyebarkan pegawainya dijembatan penyebrangan
dan di pusat-pusat perbelanjaan untuk memperoleh dana, sementara dilain pihak
organisasi lain mendapatkan hibah atau sponsor seperti “Bike to Work” didukung
oleh perusahaan besar, sementara ormas seperti “FPI” atau “FBR” selama ini
tidak pernah diketahui pasti sumber dananya, kecuali dari rumor yang beredar.
Penelitian dalam bahasa Indonesia tentang program-program penggalangan dana
organisasi nirlaba sulit ditemukan dibandingkan dengan teknik menuai
pendapatan untuk organisasi yang bertujuan laba.
Penelitian mengenai identifikasi peran dan fungsi humas pada program
“Bebaskan Pengetahuan 2010” mengkaji bagaimana sebuah organisasi nirlaba,
yang pada struktur resminya tidak memiliki humas, menciptakan program yang
dilakukan oleh panitia-panitia yang terdiri dari pekerja magang dan pekerja paruh
waktu tetap menjalankan peran dan fungsi humas dalam programnya dan berhasil.
Penulis skripsi banyak mengambil data dari wawancara mendalam dengan
nara sumber kunci. Karena peneliti masih dalam tahap pembelajaran dan
dikarenakan data-data disajikan dengan cara deskriptif, penulis menyadari
6. banyaknya kekurangan dalam penelitian ini termasuk penarikan kesimpulan yang
subyektif.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Budianto, S.Sos. MSi sebagai pembimbing penelitian atas saran-
sarannya yang singkat, jelas, dan konstruktif.
2. Ibu Jumeni, ibunda tercinta atas dukungan moral dan kasih sayangnya.
3. Seluruh teman-teman dekat maupun mitra profesional, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas segala sindiran dan ucapan semangat agar skripsi
cepat diselesaikan.
4. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi atas jasa mereka dalam
memberikan keterangan yang jelas, singkat, cepat, dan mempermudah segala
prosedur bagi mahasiswa.
5. Terakhir seluruh Dosen pengajar yang merelakan hari Sabtu dan Minggunya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui upayanya meningkatkan mutu
manusia melalui Program Kelas Karyawa Universitas Mercu Buana.
Akhir kata seluruh upaya ini dimungkinkan karena kehendak Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT.
Jakarta, 10 Oktober 2010,
Siska Doviana
Penulis
7. PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JUDUL: IDENTIFIKASI PERAN DAN FUNGSI HUMAS DALAM PROGRAM
“BEBASKAN PENGETAHUAN 2010” BAGI KEMAMPUAN
PENGGALANGAN DANA ORGANISASI NIRLABA WIKIMEDIA
INDONESIA
(81 halaman, 18 lampiran, bibliografi 20 buku)
ABSTRAKSI
Fungsi dan peran humas banyak terintegrasi dalam struktur manajemen di
organisasi nirlaba. Tanpa disadari kedua hal ini berpeluang besar dalam membawa
misi organisasi menjadi nyata. Di Indonsia, setelah reformasi, kekuatan
masyarakat sipil dalam bentuk organisasi nirlaba dari kelompok-kelompok
kepentingan ataupun kesamaan ketertarikan banyak bermunculan. Masyarakat
sipil adalah suatu bentuk asuransi dimana kelompok-kelompok kepentingan yang
tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan kekuatan ekonomi dapat
menyuarakan kekhawatirannya, serta memberikan kebutuhan masyarakat yang
tidak dapat diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri.
Karena itu keberhasilan organisasi mereka penting bagi masyarakat secara umum.
Program Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah kompetisi menulis selama 72 hari
yang digagas oleh organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia. Organisasi merasa
bahwa sukarelawan pengguna sangat aktif yang berkontribusi dalam situs
Wikipedia bahasa Indonesia jumlahnya stagnan, dan program ini diluncurkan
dalam upaya melipat gandakan penggunanya sekaligus mensosialisasikan misi
organisasi. Dalam pelaksanaannya program ini jabatan “humas dan administrasi”
lebih menunjukkan fungsi administratif, sedangkan fungsi dan peran humas
banyak diemban oleh posisi manajemen Direktur Proyek.
Tinjauan pustaka yang digunakan meliputi konsep dasar komunikasi, humas,
penjabaran peran dan fungsi humas, serta penggambaran organisasi nirlaba dan
tantanganya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus
karena penelitian dilakukan untuk memberikan makna dibalik data yang tampak
dimana interaksi sosial dipelajari dan diurai.
Hasil penelitian membahas bagaimana program ini diidentifikasi membangun
citra, mengemas pesan dalam pemilihan segmennya dan media. Serta bagaimana
kemampuan riset dan penggunaan komunikasi yang etis menjadikan organisasi
responsif. Penelitian menyimpulkan bahwa identifikasi peran dan fungsi humas
mutlak dilakukan oleh organisasi nirlaba agar sukses mensosialisasikan misinya
pada publik internal dan eksternalnya.
8. DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI………………………...i
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI…………………………ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI………………………....iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..iv
ABSTRAKSI……………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI…………..…………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR...……………………………………………………..ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….....x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………… 1
1.2. Perumusan masalah……………………………………… 9
1.3. Tujuan penelitian………………………………………… 9
1.4. Kegunaan penelitian…………………………………….. 9
1.4.1 Kegunaan akademis…………………………….... 9
1.4.2. Kegunaan praktis………………………………… 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 10
2.1 Komunikasi………………………………………………...10
2.2 Hubungan Masyarakat…………………………………... 17
2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas…………………... 19
2.3.1. Peran Humas……….......………………………... 19
2.3.2. Fungsi Humas…………………………………….. 23
2.4. Program Humas………………………………………….. 26
2.5 Organisasi Nirlaba……………………………………….. 28
2.5.1. Target khalayak……………………....……….….. 30
2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba……......…….. 32
2.6 Penggalangan Dana….…………………………………… 34
2.7 Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan
Dana Organisasi Nirlaba………………………………….35
2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan
penggalangan dana .……………………......…….. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………... 45
3.1. Tipe penelitian……………………………………………. 45
3.2. Metode penelitian………………………………………… 46
3.3. Definisi konsep……………………………………………. 48
3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas…………... 48
3.3.2 Program Bebaskan Pengetahuan 2010………...…48
3.3.3 Penggalangan dana organisasi nirlaba………….. 49
3.4. Fokus penelitian…………………………………………... 50
3.5. Nara sumber (key informant)……………………………..50
3.6. Analisis data………………………………………………. 51
3.7. Keabsahan data………………………………………….. 52
9. 3.7.1. Triangulasi……………………………………….. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 53
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian…………………… 53
4.1.1. Wikimedia Indonesia…………………………….. 53
4.1.2. Struktur organisasi…………………….………… 54
4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal
Wikimedia di dunia…………….......……………. 56
4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia……………………...57
4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010……...……………... 58
4.2. Hasil penelitian…………………………………………….60
4.3. Pembahasan ………………………………………………67
4.3.1. Peran utama humas:manajer komunikasi dan
teknisi humas………………………………………67
4.3.2. Identifikasi peran dan fungsi humas
berdasarkan empat mode komunikasi Grunig…..76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 79
5.1. Kesimpulan……………………………………………….. 79
5.2. Saran………………………………………………………. 79
5.2.1. Saran akademis……………………………………79
5.2.2. Saran praktis………………………………………80
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 82
10. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Struktur organisasi Wikimedia Indonesia.…………… 55
Gambar 2: Struktur Dewan Pengawas……………..…………….... 55
Gambar 3: Struktur Dewan Pengurus……………………………... 56
Gambar 4: Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia... 57
Gambar 5: Ilustrasi jumlah pekerjaan humas dan
penanganannya berdasarkan posisi kerja……............. 68
Gambar 6: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh pakar perumus……………………………………. 69
Gambar 7: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh fasilitator pemecahan masalah…………………... 71
Gambar 8: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh fasilitator komunikasi.……………......................... 74
Gambar 9: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh teknisi komunikasi…..……………......................... 75
11. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat persetujuan pencarian data Wikimedia
Indonesia……………………………………………… 84
Lampiran 2: Sampul depan dan halaman gambar pada proposal
pencarian dana untuk program “Bebaskan
Pengetahuan 2010”…………………………………... 85
Lampiran 3: Dokumentasi foto promosi keliling di Universitas…. 86
Lampiran 4: Poster kompetisi “Bebaskan Pengetahuan 2010” 87
Lampiran 5: Keterangan tentang program kompetisi menulis
“Bebaskan Pengetahuan 2010” melalui situs
Wikimedia Indonesia..…...…………………………… 88
Lampiran 6: Dokumentasi foto pelatihan kompetisi menulis
Bebaskan Pengetahuan………………………………. 89
Lampiran 7: Cuplikan layar pengumuman kompetisi di halaman
utama Wikipedia bahasa Indoensia………………… 90
Lampiran 8: Dokumentasi foto konferensi Pers 1 & 2……………. 91
Lampiran 9: Paduan Latar Belakang Acara untuk Depkominfo... 92
Lampiran 10: Wawancara radio untuk publikasi program…….... 94
Lampiran 11: Siaran Pers Wikimedia Indonesia 30 Maret 2010... 95
Lampiran 12: Siaran Pers Wikimedia Indonesia 20 Mei 2010…… 96
Lampiran 13: Salinan konsep Pidato Pembuka Dirjen Aplikasi
Telematika Kemenkominfo Ashwin Sasongko…….. 97
Lampiran 14: Spanduk selamat bertanding di Universitas peserta 99
Lampiran 15: Liputan media massa tentang program “Bebaskan
Pengetahuan 2010”
15.1. The Jakarta Post (cetak) Indonesia
Wikipedia seek local talent…………………..
15.2. The Jakarta Post (internet) Wikipedia
Supporters hold writing competition……….
15.3. Vivanews.com (internet) Wikimedia
Indonesia Gelar Kompetisi Menulis………...
15.4. Kompas.com (internet) Lomba Menulis
Wikipedia Bahasa Indonesia Yuk!.................
15.5. Kompas.com (internet) Sulit
menggabungkan Komunitas Wikimania dan
“Blogger”……………………………………..
15.6. Kompas.com (internet) Referensi Bedakan
Artikel Wikipedia dan Blog…………………
15.7. Kompas Tekno (interent) Wikipedia Bahasa
Indonesia Peringkat 18 dari 270…………….
15.8. Bisinis Indonesia (internet) Kominfo imbau
konten digital Wikipedia Indonesia…………
15.9. Bisnis Indonesia (internet) Wikipedia
Indonesia minim artikel baru……………….
100
101
102
103
104
105
106
107
108
12. Lampiran 15: Liputan media massa tentang program “Bebaskan
Pengetahuan 2010”
15.1. The Jakarta Post (cetak) Indonesia
Wikipedia seek local talent…………………..
15.2. The Jakarta Post (internet) Wikipedia
Supporters hold writing competition……….
15.3. Vivanews.com (internet) Wikimedia
Indonesia Gelar Kompetisi Menulis………...
15.4. Kompas.com (internet) Lomba Menulis
Wikipedia Bahasa Indonesia Yuk!.................
15.5. Kompas.com (internet) Sulit
menggabungkan Komunitas Wikimania dan
“Blogger”……………………………………..
15.6. Kompas.com (internet) Referensi Bedakan
Artikel Wikipedia dan Blog…………………
15.7. Kompas Tekno (interent) Wikipedia Bahasa
Indonesia Peringkat 18 dari 270…………….
15.8. Bisinis Indonesia (internet) Kominfo imbau
konten digital Wikipedia Indonesia…………
15.9. Bisnis Indonesia (internet) Wikipedia
Indonesia minim artikel baru……………….
15.10 Detikhot (internet) Christian Sugiono Duta
Wikipedia Indonesia…………………………
15.11 Vivanews.com (internet) Wikimedia Gelar
Kontes Bebaskan Pengetahuan……………...
15.12 DetikInet (internet) ‘Duta Wikipedia
Indonesia’ Umumkan Kompetisi Menulis
Wikipedia……………………………………..
15.13 Jurnal Nasional (cetak) Jumlah Penulis
Ensiklopedi Indonesia Sedikit……………….
15.14 Okezone.com (internet) Wikimedia
Indonesia Buru Relawan dari Kampus……..
15.15 Antaranews (internet) Wikipedia Indonesia,
Situs Web Ensiklopedi Terbesar……………
15.16 Republika.co.id (internet) Wikipedia
Indonesia, Situs Web Ensiklopedi Terbesar
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
13. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,
pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas
bidang komunikasi.1
Setiap interaksi komunikasi menyediakan data bagi pemberi informasi
ataupun penerima informasi. Potensi produktivitas dalam organisasi maupun
dalam suatu komunitas di masyarakat akan meningkat apabila mereka
memiliki informasi yang diperlukan.2
Masyarakat akan cenderung merasa
lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka diberi informasi dengan
baik dan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut.3
Jalan masuk untuk
mendapatkan informasi adalah bagian dari rasa keadaan percaya dan rasa
aman. Komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, dan para
komunikator dalam organisasi melakukan upaya komunikasi dengan tujuan
untuk menolong orang lain. Komunikasi menjadi berguna untuk merangsang
1
Littlejohn, Stephen W, 1992, Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. P. 2-10
+ # "!' (' %' ! (' % ( ! (
#! !! !( ! %( #( *..-(
,
3 Ibid.
14. 2
minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakkan masyarakat untuk
melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku.4
Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai jurusan akademis pada
awalnya merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip dasar dalam
berkomunikasi.5
Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap
publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur
oleh individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan
menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan
publik.6
Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk
menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan
kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian
dan itikad baik.7
Dalam organisasi, upaya mengkomunikasikan itikad baik banyak
dilakukan oleh pemerintah, organisasi untuk laba maupun nirlaba. Organisasi
untuk laba melakukannya melalui upaya divisi tanggung jawab sosisal
perusahaan (Coorporate Social Responsibility) maupun iklan layanan
masyarakat, sementara organisasi nirlaba melakukannya dengan cara yang
lebih alamiah, itikad baik adalah dasar mengapa organisasi nirlaba tersebut
didirikan. Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk
4 Ibid.
5 Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal iii
6 Ibid..Hal 6
7 Ibid. Hal 7
15. 3
dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual produk
ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol seperti
yang dilakukan pemerintah. Menurut Peter F. Drucker, pakar manajemen
untuk organisasi nirlaba, produk organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu
atau peraturan yang efektif. Produk organisasi nirlaba adalah perubahan
menjadi manusia yang lebih baik. Institusi nirlaba adalah agen perubahan
pada manusia. Pada insititusi nirlaba produk nya adalah pasien yang
sembuh, seorang anak yang berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda
yang tumbuh menjadi pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri;
dan apabila dilihat dalam bentuk keseluruhannya; perubahan pada kehidupan
manusia.8
Drucker berpendapat bahwa organisasi nirlaba memiliki tantangan
yang berbeda dari organisasi untuk laba, organisasi ini memerlukan upaya
jelas dalam berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah
kepemimpinan, dan melakukan manajemen sumber daya. 9
Sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan target khalayak
yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi, humas berperan
untuk menjaga citra organisasi. Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang
berdasarkan tingkat pengetahuan dan pengertiannya akan fakta-fakta yang ia
miliki tentang sesuatu (baik itu orang, produk atau situasi). Informasi yang
salah tentang seseorang akan mengakibatkan pencitraan yang salah tentang
8
Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachusetts,
1990. P. 3
9
Ibid.
16. 4
orang tersebut. Humas memiliki peranan kunci untuk membantu memberi
informasi baik pada publik internal maupun eksternal untuk menyediakan
informasi yang faktual, dalam format yang mudah dimengerti, sehingga
ketidak pedulian akan organisasi, produk, atau perseorangan dapat diluruskan.
Citra dan pengertian yang salah dan tidak diluruskan tentang sesuatu dapat
memiliki kekuatan perusak karena menjadi institusi/ orang yang dikenal
membingungkan publik.
Humas juga memiliki peran dalam menciptakan ketertarikan publik
pada situasi tertentu atau pada rangkaian acara yang dapat memiliki pengaruh
besar pada organisasi atau sekelompok orang. Menggunakan metode-metode
dan teknik humas pada acara-acara seperti ini bisa jadi akan sangat efektif.
Khalayak pada umumnya skeptis atau tidak peduli pada suatu situasi karena
mereka tidak mengerti apa yang tengah terjadi, atau mengapa. Saat hal ini
terjadi Humas berperan dalam memainkan kartu, dimana kartu ini berfungsi
menjelaskan situasi tertentu atau suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya
sehingga ketidak pedulian, bahkan permusuhan dalam suatu lingkungan dapat
menjadi pengertian dan penerimaan. Pekerjaan humas yang berhasil adalah
saat organisasi/ orang/ atau situasi yang didukungnya mendapatkan simpati
dan satu-satunya jalan agar hal ini tecapai adalah dengan menyediakan
informasi yang jelas dan tidak bias.
Setelah reformasi di Indonesia banyak bermunculan kekuatan
masyarakat sipil dalam bentuk kelompok-kelompok kepentingan ataupun
kelompok berdasarkan kesamaan ketertarikan. Membangun masyarakat sipil
17. 5
dan menyediakan layanan-layanan yang dampaknya dapat dirasakan langsung
oleh rakyat membantu memperkuat negara dalam upayanya mengamankan,
memakmurkan, mendamaikan dan memajukan rakyat. Tiga pilar utama negara
demokrasi adalah pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat sipil. Tiga pilar
ini menyokong berdirinya negara yang kuat, apabila salah satu dari pilar ini
goyah, makah, seluruh sistem juga menjadi labil. Masyarakat sipil berada
diantara pemerintah dan sektor bisnis, dan seringkali menyuarakan perubahan
antara keduanya dan memberikan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat
diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri. Pendidikan
dan kesehatan, keagamaan dan keluarga, hal hal ini lah yang berada dalam
ranah masyarakat sipil. Masyarakat dimana individu-individu saling
bekerjasama dan dengan otoritas, dan masalah individu ataupun sosial dapat
diatasi. Masyarakat sipil juga suatu bentuk asuransi dimana kelompok-
kelompok kepentingan yang tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan
kekuatan ekonomi dapat menyuarakan kekhawatirannya.
Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah peran dan fungsi humas
yang teridentifikasi dilakukan dalam organisasi-organisasi yang dibentuk oleh
masyarakat sipil seperti Wikimedia Indonesia membantu bagi kemampuan
penggalangan dana organisasi.
Wikimedia Indonesia adalah organisasi nirlaba berbentuk perkumpulan
dengan misi mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran
pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di
Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif
18. 6
Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya
pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar.
Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi identitas
para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan membangun
proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan pengetahuan dilakukan
secara teroganisir, terencana, dengan target yang jelas.
Salah satu masalah organisasi adalah fakta dimana situs pengetahuan
yang mereka dukung, sebuah situs pengetahuan terbesar berbahasa Indonesia
yang dikunjungi oleh 1,5 juta pembaca setiap harinya, hanya memiliki rata-
rata 28 kontributor yang menyumbang lebih dari tiga kali suntingan per hari.
Menurut alexa, sebuah perusahaan informasi untuk kunjungan situs web, situs
Wikipedia pada bulan Mei 2010 merupakan situs dengan peringkat ke-11 yang
paling banyak dikunjungi di Indonesia, separuh kecil (40 persen) dari arus
pengunjung Indonesia mengunjungi situs Wikipedia bahasa Inggris dan
separuh besarnya (50 persen) mengunjungi Wikipedia bahasa Indonesia.10
Aktifitas suntingan lebih dari tiga kali per hari dinamakan pengguna “sangat
aktif” untuk statistik, sementara pengguna “aktif” adalah pengguna yang
melakukan aktifitas tiga kali sunting dalam sebulan, pengguna “pasif” adalah
pembaca yang tidak melakukan suntingan sama sekali. Sehingga bisa
dikatakan pengguna sangat aktif stagnan di angka rata-rata 28 orang per bulan
10
Siaran Pers Wikimedia Indonesia Peluncuran Kompetisi:
http://wikimedia.or.id/wiki/Siaran_pers/_Peluncuran_Kompetisi_Menulis_Bebaskan_Pengetahuan_2010
19. 7
selama tiga tahun (2007-2009). 11
Salah satu aktifitas yang diharapkan dapat
berkontribusi langsung untuk penambahan pengguna sangat aktif; yaitu
seminar dan pelatihan setelah dilakukan sekitar sembilan kali di berbagai kota,
termasuk Jakarta, namun hasilnya tidak terlihat dalam penambahan pengguna
baru.
Pengamatan pada organisasi ini menunjukkan bahwa organisasi tidak
memiliki divisi humas dalam struktur organisasinya. Peran dan fungsi humas
dalam organisasi banyak diemban oleh Direktur Eksekutif, Sekertaris Jendral,
Ketua Dewan Pengawas dan Sekertaris Dewan Pengawas sebagai pusat
informasi. Kesulitan organisasi diperkirakan karena tidak memiliki sumber
daya untuk mendapatkan dana untuk operasionalnya dan luasnya cakupan hal-
hal yang ingin dilakukan membuat organisasi tidak fokus.
Pada program Bebaskan Pengetahuan 2010, organisasi melakukan
upaya kompetisi menulis selama 72 hari dimana peserta berasal dari 10
Universitas yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok. Sumber
daya untuk melakukan jangkauan keluar diaplikasikan saat melakukan
dilakukan perekrutan pekerja magang hingga sosialisasi program. Seluruh
jabatan panitia inti program kemudian dipegang oleh pekerja magang yang
notabene adalah orang luar organisasi kecuali jabatan Direktur Proyek.
Pekerja magang mengisi posisi Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, serta
pemeliharaan situs dan konten, dan keseluruhannya tanpa pengalaman
sebelumnya dalam menangani proyek.
11
Situs statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm
20. 8
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan fungsi
humas dalam program dilakukan oleh jabatan lain pada kepanitiaan ataukah
ada pada jabatan humas dan administrasi pekerja magang.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya maka perumusan
masalah penelitian ini adalah: Apa sajakah peran dan fungsi humas dalam
program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan penggalangan dana
organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia?
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi
humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan
penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia.
1.4. Kegunaan penelitian
1.4.1 Kegunaan akademis
Penelitian ini akan menjadi sumbangan dan bahan masukan bagi
pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang humas ditilik
dari bagaimana sebuah program yang singkat selama 72 hari dan berbiaya
tinggi (lebih dari 100 juta) dapat melakukan jangkauan keluar berdasarkan
penerapan-penerapan teori tentang pelaksanaan komunikasi untuk humas.
21. 9
1.4.2. Kegunaan praktis
Penelitian program humas yang diterapkan secara strategis dan
terintegrasi akan sangat berguna untuk:
• Organisasi serupa: banyak organisasi nirlaba berbasiskan komunitas
mulai bermunculan di Indonesia, sebagian besar mengalami masalah
dana, krisis kepemimpinan, dan terjadinya distorsi misi organisasi saat
menerjemahkan visi dan misi organisasi menggunakan acara langsung
sebagai implementasi misi dilapangan. Penelitian ini dapat membantu
memahami praktek yang berhasil dan memetik pelajaran berharga
untuk menghindari pengulangan uji coba hal yang sama di lapangan
sebagai kajian reaksi publik internal dan eksternal.
• Bagi pemerintah: mendukung program-program berbasis akar rumput
yang muncul dari masyarakat. Sehingga pemerinta dapat mengevaluasi
kebijakan-kebijakan dan program untuk publik sehingga selaras dan
sinergis dengan harapan masyarakat sipil yang mendukung upaya yang
sama melalui organisasi nirlaba mereka
• Bagi lembaga donor: agar memahami tantangan organisasi nirlaba
dalam masyarakat sipil Indonesia dan mengevaluasi bagaimana
program – program yang diperkenalkan oleh organisasi nirlaba dapat
diterima oleh para target khalayaknya.
• Bagi masyarakat umum: sebagai penikmat hasil upaya-upaya
kelompok dapat menentukan dukungan mereka berdasarkan prioritas
yang mereka rasakan sendiri.
22. 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,
pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas
bidang komunikasi.12
Komunikasi secara etimologi terkait pada kata “communion” yang
berasal dari Bahasa Perancis Kuno yang berarti berbagi (perasaan) dan
“community” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti sekelompok orang
yang tertarik akan hal yang sama – keduanya merupakan kata yang berasal
dari Bahasa Latin “Communicare” yang berarti “untuk dibuat menjadi
sama”.13
Banyak pakar bergulat akan definisi komunikasi dan mencoba
menjawab bagaimana dan mengapa komunikasi terjadi. Secara akademis
definisi komunikasi dibedah untuk menentukan variabel apa yang membantu
manusia memahami mengapa sebagian orang dapat berkomunikasi lebih
efektif dari sebagian lainnya. Definisi komunikasi juga menjadi dasar untuk
menjelaskan apakah komunikasi merupakan sebuah proses atau tindakan,
ataukah merupakan rangkaian dari tindakan-tindakan yang kemudian dilihat
sebagai proses? Beberapa definisi komunikasi lainnya mencoba menjelaskan
12
Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. 1992. P. 2-10
13
Weekly, E. An Etimological Dictionary of Modern English (Vol.1). Dover Publication, New York. 1967
23. 11
apakah komunikasi merupakan fungsi, dan apakah manusia dapat tidak
berkomunikasi? Sejalan dengan waktu, penggunaan simbol-simbol untuk
mentransmisikan ide-ide dan informasi dari orang yang satu ke orang yang
lain menjadi satu variabel komunikasi antar pribadi. Kemudian muncul
pemaknaan, dimana komunikasi merupakan terciptanya makna saat penerima
berhasil menerjemahkan apa yang orang lain (pengirim) lakukan atau
ucapkan.14
Kemampuan menerjemahkan pesan oleh penerima ini dipertimbangkan
sebagai dasar dari komunikasi. Sejalan dengan penemuan-penemuan di bidang
teknologi komunikasi “interaksi” masuk dalam definisi-definisi komunikasi.
Komunikasi sebagai bentuk interaksi yang muncul antara satu orang dan
lainnya sebagai cermin keinginan untuk berbagi dan membuat kemajuan
dalam membina hubungan. Manusia juga diperkirakan membentuk identitas
mereka dan membangun hubungan antar pribadi melalui komunikasi. 15
Para pakar kemudian mempelajari lebih lanjut apakah sebagian
hubungan antar pribadi lebih baik dari sebagian lainnya karena orang-orang
didalamnya dapat berkomunikasi dengan baik? Karena itu dipertimbangkan
juga apabila komunikasi dapat memberbaiki hubungan apakah yang
sebaliknya dapat terjadi. Di saat lain kajian tentang komunikasi massa
(melalui media radio, TV, atau koran) mulai mengevaluasi apakah siaran/
publikasi yang mereka siarkan, mengendalikan apa yang pemirsa/
14
Heath R. L and Bryant J. Human Communication Theory and Research: Concepts, Context, and Challenges. Lawrence
Erlbaum Associates, Inc,. Publishers. New Jersey 2000. P 46-48
15
Ibid.
24. 12
pembacanya pikirkan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembaca/ pemirsa
justru membentuk wacana media massa melalui pilihan media yang mereka
lakukan saat mereka membeli koran/ majalah tertentu atau menentukan
pertunjukkan apa yang akan mereka tonton. Berbagai macam definisi
komunikasi ini secara ringkas mencakup empat hal: definisi komunikasi yang
mencakup komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan media massa.
Berikut adalah penjabarannya.16
Gebner (1967) mendefinisikan komunikasi sebagai “interaksi melalui
rangkaian pesan-pesan. Pesan-pesan ini secara formal berupa kode-kode
simbolik atau kejadian-kejadian yang mewakili arti tertentu yang dimengerti
secara umum dalam sebuah kebudayaan yang diproduksi untuk
membangunkan pengertia tersebut.”17
Untuk mengindikasikan bagaimana
komunikasi muncul, Gebner menggunakan istilah “membangunkan”. Seperti
banyak pakar lainnya yang berpikir bahwa pesan merangsang atau
“membangunkan” makna. Komunikasi seperti ini bersandar pada paradigma
“rangsangan – umpan balik” atau dikenal sebagai “stimulus-respon”. Apa
yang seseorang katakana (rangsangan) memiliki makna sesuai dengan hasi
pemaknaan (umpan balik) orang lain akan pernyataan tersebut. Gebner juga
mengmukakan pesan secara resmi (formal) dikemas dalam “kode”. Dalam
definisi komunikasinya Gebner tidak mengikut-sertakan komunikasi informal
16
Ibid.
17
Mass Media and Human Communication Theory. In Frank E.X. Dance (Ed.) Human Communication Theory: Original
Essays. New York: Holt, Rinehart Winston, 1967. Reprinted in Denis McQuail (Ed.) Sociology of Mass
Communications. New York: Penguin Books, 1972.. P. 430.
25. 13
atau perilaku tidak sengaja, termasuk diantaranya petunjuk-petunjuk
nonverbal seperti anggukan persetujuan atau melirik orang lain. Apakah
seseorang berkomunikasi dengan orang lain walaupun ia tidak bermaksud
begitu? Teori akomodasi tuturan kata memberikan penjelasan bagaimana
umpan balik nonverbal, cocok dengan perilaku yang muncul; apabila satu
orang senang dengan orang lain, ia cenderung untuk berperilaku sama dengan
orang tersebut.
E.M Rogers dan Kincaid (1981) mengemukakan teori konvergensi
dimana mereka memberikan argumentasi bahwa melalui komunikasi “pihak-
pihak yang berkomunikasi menciptakan dan bertukar informasi antar satu dan
lainnya dengan tujuan menemukan pemahaman bersama melalui
percakapan”18
Disini ditekankan bahwa insentif dari komunikasi adalah
pemahaman, dan “komunikasi merupakan awal dari pengertian”. Cronan,
Pearce, dan Haris (1982) melihat komunikasi sebagai “Proses dimana
seseorang menciptakan memelihara, dan mengubah aturan sosial, hubungan
antar manusia, dan identitas.”19
Definisi ini menantang para peneliti
komunikasi untuk melihat bagaimana “manusia berkoordinasi menggunakan
keterampilan mereka mengelola pesan untuk menyampaikan makna.”
Sebelumnya W.B. Pearce dan Cronan (1980) yakin bahwa melalui komunikasi
18
Rogers, E. M., Kincaid, D. L. Communication networks: Toward a new paradigm for research. New York: Free
Press. 1981. P 63.
19
Vernon E. Cronen, W. Barnett Pearce, and Linda M. Harris. The Coordinated Management of Meaning: a Theory of
Communication, P 85-86.in Frank E. X. Dance, ed., Human Communication Theory. New York: Harper and Row.
1982.
26. 14
“ banyak orang secara kolektif menciptakan dan mengelola realitas sosial”.20
Seperti juga E.M Rogers dan Kincaid (1981), Pearce dan Cronen beralasan
bahwa orang-orang berinteraksi karena mereka harus berkoordinasi – datang
untuk berbagi – dimana ini berarti beradaptasi dengan cukup baik untuk dapat
hidup bersama pada derajat keteraturan sosial tertentu.
Pandangan dimana komunikasi dilihat sebagai interaksi menekankan
upaya-upaya dinamis yang dilakukan oleh banyak orang saat mereka
berkomunikasi antara satu dan lainnya. Analisis ini menunjukkan bagaimana
interaksi membentuk pola-pola yang pada akhirnya penting dalam
pembelajaran komunikasi antar pribadi. Mc Laughin (1984) beralasan bahwa
percakapan tidak tumbuh secara acak, mereka mengikuti pola-pola spesifik,
dan belokan-belokan tertentu yang patuh terhadap aturan. Bagaimana
seseorang memahami situasi dimana mereka berinteraksi mempengaruhi
bagaimana mereka berkomunikasi.21
Manusia menggunakan aturan untuk
mencapai tujuan, mereka menggunakan pemahaman mereka dalam menangani
situasi (Cody dan Mc Laughin 1985).22
Pada tahun 1986 DeVito mengembangkan pengertian komunikasi
melalui bukunya “The Communication Handbook: A Dictionary”. Menurut
DeVito komunikasi adalah sebuah proses atau tindakan dimana pesan
20
W. Barnett Pearce and Vernon E. Cronen. Communication, Action and Meaning: The Creation of Social Realities.
Praeger, 1980. P. 7
21
McLaughlin, Margaret L. Conversation: How talk is organized. Sage Series in Interpersonal Communication 3. Beverly
Hills. 1984.
22
Cody, M.J., McLaughlin, M.L. The situation as a construct in interpersonal communication research. In M. L. Knapp
G. R. Miller (eds.), Handbook of interpersonal communication. (pp. 263-312). Sage. Beverly Hills. 1985
27. 15
disampaikan pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu (transmisi)
yang terjadi dengan adanya gangguan.23
Beberapa ahli kemudian
menambahkan bahwa transmisi ini disengaja dengan tujuan menimbulkan
perubahan. DeVito menjelaskan konsep “proses” dalam definisi diatas sebagi
sesuatu yang berkelanjutan, tidak diam (statis). “Komunikasi digambarkan
sebagai proses untuk menekankan bahwa selalu ada yang berubah, selalu
bergerak”.24
Karena itu dalam konsep proses, komunikasi digambarkan
sebagai rangkaian aktifitas yang berkelanjutan dan tidak terputus. Proses
komunikasi melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu, sebab-
sebab, dan akibat-akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa jadi merubah
subyek komunikasi dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut
dilakukan. Karena itu elemen kunci dalam proses komunikasi ini adalah
terjadinya “perubahan”.25
Sementara “pesan” merupakan “sinyal atau kombinasi dari sinyal yang
berfungsi sebagai rangsangan untuk penerima”.26
Pesan bisa jadi berupa tanda
atau lambang. Tanda, disatu sisi merupakan sesuatu yang alamiah, suatu
fenomena yang dimengerti secara universal, contohnya: kilat, yang kemudian
diikuti dengan gemuruh petir, atau asap, yang menyadarkan orang akan
adanya api (sebagai penyebabnya). Disisi lain simbol atau lambang,
merupakan ciptaan/ kreasi manusia. Lambang lalu lintas “berhenti” misalnya,
23
DeVito, J.A. The Communication Handbook:A Dictionary. Harper Row. New York. 1986. P. 61
24
Ibid. P. 238
25
Anderson, J.A. Communication research: Issues and methods. McGraw-Hill Book Company. New York. 1987. P. 46
26
DeVito, op.cit., P. 201
28. 16
merupakan ciptaan manusia untuk menyampaikan pesan, dan karena lambang
tersebut tidak alamiah ataupun tidak dimengerti secara universal karena itu
dinamakan sebagai simbol.
Saluran dalam pernyataan ini merupakan “kendaraan” atau medium
yang digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal komunikasi. 27
Saluran yang
digunakan bisa jadi dapat dirasakan secara visual ataupun tidak, contohnya;
jarak antara dua orang yang sedang berbicara, suatu tempat diskusi dalam
jaringan (online), pesawat televisi, dan lain sebagainya.
Sementara gangguan adalah seluruh faktor-faktor yang bertanggung
jawab yang mengubah bentuk pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, dan
seluruh faktor yang menggangganggu penerima menerima pesan sebagaimana
pesan tersebut dikemas oleh si pengirim untuk diterima.28
DeVito
mengidentifikasikan tiga macam gangguan dalam komunikasi: gangguan fisik,
gangguan psikologis, dan gangguan semantic. Tipe pertama, gangguan fisik,
mempengaruh transmisi sinyal atau pesan secara fisik: seperti suara kendaraan
yang berisik, bunyi musik yang terlalu kencang, pembicara yang canggung,
ataupun kacamata hitam. Gangguan psikologis diantaranya termasuk pendapat
buruk tentang seseorang atau sesuatu yang sudah terbentuk sebelum pesan
disampaikan, bias dikarenakan pengalaman/ kesukaan penerima yang tidak
berhubungan dengan pesan dan dapat mengubah bentuk penerimaan ataupun
pemrosesan pesan. Gangguan psikologis ini dapat terjadi pada pengirim
27
DeVito, op.cit., P. 52
28
DeVito, op.cit,. P. 209
29. 17
ataupun penerima. Dalam gangguan semantic, Devito mengetengahkan bahwa
hal ini dikarenakan ketidakmampuan penerima memahami pesan yang
dikirimkan oleh komunikator. Hal ini, diantaranya, dikarenakan: jargon, istilah
teknis, atau istilah-istilah rumit lainnya.
Banyak definisi-definisi memperlihatkan proses pengaruh-
mempengaruhi (pengaruh sosial). Dengan caranya yang mirip, Hewes
Planalp (1987) memberikan argumentasi bahwa komunikasi timbul saat
perilaku seseorang berdampak pada orang lain.29
Kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi adalah yang membedakan
manusia dengan hewan. Kehidupan kita sehari-hari berpengaruh besar pada
cara kita berkomunikasi dengan orang lain.30
Penelitian mengenai komunikasi
ini difokuskan pada komunikasi sebagai proses dari perilaku yang sengaja
dikirimkan dan diterima.
2.2 Hubungan Masyarakat
Pada tahun 1978 bertempat di World Assembly of Public Relations di
Meksiko Hubungan Masyarakat (Humas) dideskripsikan sebagai pengetahuan
sosial dan seni dalam menganalisis kecenderungan, meramalkan akibat-
akibatnya, mengkonsultasikannya pada pimpinan-pimpinan organisasi, serta
29
Hewes, D. E. and Planalp, S. The individual's place in communication science. In C. R. Berger S. H. Chaffee (Eds.),
Handbook of communication science (pp. 146-183). Newbury Park, CA: Sage. 1987
30
Gonick, Larry. Kartun (non) Komunikasi: Guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer
Gramedia, Jakarta. 2007.
30. 18
melaksanakan program-program yang telah terencana dengan tujuan melayani
kepentingan organisasi dan kepentingan publik pada saat yang sama.
Sementara Webster New World Dictionary mendeskripsikan Humas
sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas,
khususnya menggunakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan, organisasi,
dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini
publik dan citra yang menyenangkan bagi dirinya sendiri.”31
Menurut British Institute of Public Opinion Humas adalah upaya yang
disengaja, direncanakan, dan berkesinambungan untuk memelihara
pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya.
Sementara Public Relations Institute of South Africa mendeskripsikan
Humas sebagai fungsi manajemen, melalui komunikasi, melalui persepsi-
persepsi dan hubungan yang strategis antara organisasi dan pemangku-
pemangku kepentingannya baik secara internal maupun eksternal. Definisi
spesifik yang menekankan akan tanggung jawab Humas pada khususnya
diberikan oleh Public Relation News dimana Humas dijabarkan sebagai fungsi
manajemen yang mengevaluasi sifat publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi
berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk
mendapatkan pengeritan dan penerimaan publik.32
31
Webster’s New World Dictionary of the American Language, 2nd
college ed., William Collins World Publishing Co.,
Inc. Cleveland. 1978
32
Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal. 6
31. 19
Cutlip, Center, dan Broom (1986) mendefinisikan Humas sebagai
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.33
Definisi ini mengidentifikasi
pembentukan dan peliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan
antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi
humas. Pada saat yang sama definisi ini juga mengemukakan kriteria untuk
menentukan apa humas itu dan apa yang bukan humas.
2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas
Identifikasi adalah (1) upaya untuk menyamakan atau (2) memisahkan
satu hal dengan hal lain, secara lebih spesifik.34
2.3.1. Peran Humas
Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk
menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan
kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian
dan itikad baik.35
Bagi organisasi, pentingnya penyediaan informasi melalui
komunikasi tidak terbatas hanya untuk kalangan eksternal saja, kalangan
internal juga selain perlu pasokan informasi, perlu juga didengarkan. Menurut
33
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 6.
34
Merriam-Webster Dictionary: Identify
35
Moore, op.cit., Hal. 13
32. 20
Argenti (2003) jajaran manajemen perlu tahu bahwa apabila mereka
menyediakan informasi, mereka harus pula mendengarkan. Anggota
organisasi yang didengarkan akan menjadi lebih termotivasi dengan apa yang
sedang mereka kerjakan, merasa memiliki hubungan dengan misi organisasi
dan mengambil posisi untuk mendukung tujuan-tujuan organisasi.36
Manusia
sebagai organisme tidak bisa mentoleransi terlalu banyak ketidak pastian
ataupun kelebihan rangsangan stimulus pada otak mereka, disinilah Humas
berperan untuk memelihara pemahaman bersama antara organisasi dan
publiknya. 37
Empat peran utama humas menurut Cutlip dalam konsepnya adalah
sebagai berikut38
1) Teknisi komunikasi (Communication technician)
Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat
manajemen mendefinisikan masalah dan mencari jalan keluar, mereka
baru dilibatkan untuk memproduksi materi komunikasi saat program
diterapkan, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang
motivasi awal atau hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak
diikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan
menajemen, mereka adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi
penjelasan pada karyawan dan pers. Teknisi komunikasi dipekerjakan
36
Argenti, Paul A. Corporate Communication. McGraw-Hill. New York, 2003. P 127.
37
Moore, loc.cit.,
38
Cutlip, Scott M., Center, Allen H., and Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations. Prenada Media Grup. Jakarta.
Hal. 46-47
33. 21
untuk menulis dan menyunting nawala (newsletter) karyawan, menulis
siaran pers, mengembangkan isi dari web, dan artikel mendalam, serta
menangani kontak media. Praktisi ini baru bergabung saat komunikasi
perlu dilakukan dan mengimplementasikan program serta menghabiskan
banyak waktu mereka dalam aspek teknis komunikasi dimana mereka
hanya melaksanakan (dikenal juga sebagai journalis organisasi).
2) Pakar Perumus (Expert Prescriber)
Humas dianggap sebagai pakar ahli dan berwenang atas masalah oleh
pihak lain. Memiliki pengalaman dan kemampuan yang tinggi sehingga
dapat membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah antara
perusahaan dengan publiknya. Dalam hal ini pihak manajemen bertindak
pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau
usulan dari pakar humas tersebut dalam memecahkan dan mengatasi
persoalan humas karena dianggap memiliki keterampilan yang tinggi.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Facilitator)
Dalam hal ini praktisi humas bertindak sebagai fasilitator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Humas juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada
pihak publiknya. Praktisi yang menjadi fasilitator pemecahan masalah
bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisikan dan
menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan
34. 22
strategis. Kerja sama dan konsultasi diawali pertanyaan awal dan berlanjut
hingga evaluasi program akhir. Praktisi menggunakan proses manajemen
dan langkah-langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Fasilitator dilibatkan dalam
tim manajemen pemecahan masalah karena telah mendemostrasikan
keterampilan dan dapat membantu manajer lainnya dalam mengatasi dan
menghindari masalah. Dalam hal ini posisi humas terintegrasi dalam
pengambilan keputusan manajemen.
4) Fasilitator Komunikasi (Communication Facillitator)
Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan
mediator antara organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua
arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam
hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya
adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi
maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
menguntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi praktisi bertindak sebagai
sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. Mereka
menjadi penengah interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan
mengulangi pandangan, memancing reaksi dan membantu partisipan
mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan
komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran tentang batas dan
berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik sehingga
terjadi komunikasi dua arah yang dapat meningkatkan kualitas keputusan
35. 23
kebijakan, prsoedur, dan tindakan kedua belah pihak yang dibuat oleh
organisasi dan publik. Dengan kata lain, humas berperan dalam
menjembatani komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media
dan penengah bila terjadi kesalahan-pahaman dalam komunikasi.
Istilah manajer komunikasi kemudian diperkenalkan saat faktor analisis
dari survey-survey komunikasi menunjukkan bahwa komunikator yang sama
melaksanakan tiga peran sekaligus yaitu: penasihat ahli, fasilitator komunikasi,
dan fasilitator penyelesaian masalah; secara bergantian. Hal ini berawal dari
teori yang dikemukakan oleh Broom (1982). Riset-riset terkait sejak 1985
secara konsisten menunjukkan bahwa manajer komunikasi adalah
penyederhanaan dalam merujuk pada peran-peran komunikasi dari pakar
perumus, fasilitator komunikasi, dan fasilitator penyelesaian masalah.
Komunikator professional yang sebelumnya secara dominan memerankan
manajer cenderung mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari komunikator yang
sebelumnya memerankan teknisi, walaupun dengan rujukan tahun pengalaman
professional yang sama.39
2.3.2. Fungsi Humas
Menurut pernyataan resmi tentang Humas dari Asosiasi Humas
Amerika (Official Statement of Public Relation from Public Relations Society
of Amerika) Humas membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik
39
David M. Dozier, Larissa A. Grunig, James E. Grunig. Manager's guide to excellence in public relations and
communication management. New Jersey. Routledge. 1995. Page 24
36. 24
untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif
dengan memberikan kontribusi pemahaman bersama diantara kelompok dan
institusi.40
Humas adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu
membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, saling
menerima, dan kerjasama antara organisasi dan publiknya; sehingga humas
menjalankan fungsinya melalui elemen-elemen konseptual dan operasional
berikut ini41
:
a) Penelitian (research)
Ini adalah tahap penelitian dalam humas, baik dalam memperoleh data
primer dan sekunder, maupun penelitian bersifat riset opini baik secara
kualitatif dan kuantitatif.
b) Perencanaan (planning)
Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan program
kerja Humas berdasarkan data dan fakta dilapangan, kebijakan, prosedur,
tema dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.
c) Pengkoordinasian (coordinating)
Dimana satu tim kerja ditentukan kerja sama dan keterlibatannya dari
instansi atau personil lainnya kedalam satu koordinasi tim yang solid
sebagai upaya pencapaian tujuan lembaga organisasi.
d) Administrasi (administration)
40
Ibid. Hal. 7.
41
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hal 18
37. 25
Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dokumentasi, sistem pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang
masuknya uang dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/ tercatat
dalam sistem administrasi yang baik.
e) Produksi (production)
Suatu bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola oleh Humas
dalam upaya mendukung perluasan/ pemasaran produk atau nama dan
pengaruh pada sebuah organisasi. Produksi bisa dalam bentuk: media plan,
publication-publicity, audio visual, special events and regular events untuk
tujuan kampanye.
f) Partisipasi Komunitas (Community Participation)
Partisipasi humas dalam melakukan suatu komunikasi timbal balik dengan
komunitas masyarakat/ publik lingkungan tertentu untuk mencapai saling
pengertian dan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya
g) Nasihat (Advice)
Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan perusahaan
berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang penyesuaian berdasarkan
kepentingan publik eksternal/ internal, maupun hasil pengidentifikasian
keinginan dan reaksi opini publik terhadap tujuan perusahaan.
Singkatnya Humas berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik
dan organisasi.
38. 26
2.4. Program Humas
Salah satu definisi untuk humas dari Institute of Public Relations
didalamnya termasuk ‘upaya yang disengaja, terencana, dan
berkesinambungan untuk selalu menciptakan dan memelihara pengertian
bersama antara organisasi dan publiknya’. Henslow (1999) menyatakakan
bahwa program humas adalah upaya perencanaan strategis dalam menangani
publik untuk mencapai tujuan organisasi.42
Dalam program humas kata-kata
berikut ini menjadi konsepnya:43
• ‘disengaja, terencana, dan upaya yang berkesinambungan’
• ‘menciptakan dan memelihara’
• ‘pengertian bersama’
Program humas harus direncanakan menggunakan konsep diatas sedeskriptif
mungkin agar dapat mencapai hasil yang terbaik dan rinci (tajam).
Keberhasilan humas ditentukan dari programnya, program humas yang tidak
direncanakan akan menjadi tercampur aduk, terlepas dari rangkaian rencana,
dan hanya akan sedikit sekali memberi kepuasan. Singkatnya kegiatan yang
tidak terencana sulit dievaluasi dan dikatakan sukses.44
Program humas
idealnya dirancang untuk berlangsung selama waktu tertentu, paling tidak 12
bulan, atau lebih. Program humas dalam keseluruhannya merupakan kegiatan
42
Henslowe, Phillip. Public Relations: A Practical Guide to the Basic. Institute of Public
Relations. 1999. P. 92
43
Ibid.
44
Ibid
39. 27
yang kompleks dan harus dapat mengakomodasi aktifitas humas dari hari ke
hari dalam kerangka strategis. Karena itulah wujud strategi humas merupakan
program humas dan didalamnya setiap aktifitas ataupun acara menjadi
‘taktik’.45
Humas merupakan proses manajemen yang mengarahkan organisasi
ke dalam tahap implementasi apa yang menjadi misi organisasi tersebut.
Menurut Harold Burson (1990), humas memegang peran membantu
organisasi menemukan (tidak saja) ‘apa yang akan dikatakan’, tetapi juga
‘apa yang akan dilakukan’. Burson mengubungkan peran baru ini dengan
pengawasan publik yang makin mendetail dan tak terhindarkan terhadap apa
yang dikatakan dan dilakukan organisasi.46
Hadirnya teknologi komunikasi yang memungkinkan publik untuk
merespon dengan cepat, akan suatu peristiwa, secara global. Teknologi
komunikasi modern menutup jarak antara pesan dan perilaku sampai pada
titik di mana keduanya hampir dianggap satu dan sama. 47
Ada peribahasa yang mengatakan “Aksi berbicara lebih lantang
ketimbang ucapan.” Menurut Cutlip, sebagai humas, rangkaian kata-kata saja
tidak cukup, komunikasi saja tidak cukup untuk memecahkan semua masalah
humas, karena umumnya masalah Humas berasal dari sesuatu yang telah
dilakukan, bukan sesuatu yang telah dikatakan (kecuali pada kasus-kasus
45
Ibid. P. 93.
46
Harold Burson, 1990, October 2. “Beyond PR: Redefining the Role of Public Relations,” 29th
Annual Distinguished
Lecture of the Institute of Public Relations Research and Education, Inc., New York.
47
Ibid.
40. 28
tertentu dimana melibatkan tokoh publik). Program humas berupa tindakan,
merupakan langkah korektif untuk melayani kepentingan bersama dari
organisasi dan publiknya.48
2.5. Organisasi Nirlaba
Menurut Tor Hernes (2004) organisasi adalah kesatuan yang
terikat dalam waktu dan wilayah tertentu yang dibentuk untuk melakukan
kegiatan dan sebagai wadah berinteraksi.49
Dalam organisasi terdapat
sekumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dibedakan oleh tujuannya, organisasi ada yang bertujuan untuk laba dan
nirlaba. Kata nirlaba disini berarti sumber dana ataupun keuntungan yang
diterima organisasi tersebut telah diatur untuk tidak dibagikan kepada
pemiliknya. “Keuntungan” disini merupakan istilah teknis akunting yang
bermakna kelebihan antara pemasukan atas pengeluaran.
Pada tahun 1950an istilah organisasi nirlaba tidak banyak
digunakan. Organisasi-organisasi nirlaba dengan tujuan sosial seperti
Rumah Sakit , melihat diri mereka sebagai Rumah Sakit dan bukan
organisasi nirlaba, organisasi Remaja Mesjid, melihat diri mereka sebagai
organisasi Remaja Mesjid dan tidak melihat korelasi persamaan
keberadaan mereka dengan Rumah Sakit, demikian juga dengan panti
48
Cutlip, Scott M., Center, Allen H. and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 386.
49
Hernes, Tor. The Spatial Construction of Organization (Advances in Organization Studies). John Benjamin B.V
Publishing. 2004. P 11.
41. 29
asuhan. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang oleh peraturan diatur
untuk tidak membagikan keuntungan.
Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk
dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual
produk ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol
seperti yang dilakukan oleh organisasi pemerintahan. Menurut Drucker
(1990), seorang pakar manajemen untuk organisasi nirlaba, produk
organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu atau peraturan yang efektif.
Produk organisasi nirlaba adalah “perubahan menjadi manusia yang lebih
baik”. Institusi nirlaba adalah agen perubahan pada manusia. Pada institusi
nirlaba “produk” nya adalah pasien yang sembuh, seorang anak yang
berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda yang tumbuh menjadi
pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri; dan apabila dilihat
dalam bentuk keseluruhannya: perubahan pada kehidupan manusia. 50
Dalam upaya-upayanya menjadikan manusia-manusia yang
berubah menjadi lebih baik, organisasi-organisasi nirlaba banyak yang
‘alergi’ dengan istilah “manajemen” karena orang-orang yang berada
dibalik operasional organisasi nirlaba beranggapan bahwa manajemen itu
hanya diberlakukan dalam institusi bisnis untuk mencari laba, sementara
mereka tidak bertujuan untuk laba. Secara umum kata manajemen masih
berarti manajemen bisnis. Penanganan secara profesional manajemen
50
Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachuset.
1990. P x (preface).
42. 30
dalam organisasi nirlaba dianggap sebagai penanganan penggalangan
dana”, padahal organisasi nirlaba memerlukan upaya jelas dalam
berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah kepemimpinan,
dan melakukan manajemen sumber daya.51
Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk memenuhi kebutuhan
seseorang atau banyak orang dalam suatu komunitas. Setiap organisasi
nirlaba menjabarkan tujuannya dalam pernyataan misi. Beberapa tipe jasa
nirlaba yang paling umum adalah asosiasi seni, kepentingan sipil,
kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan jasa-jasa kemanusiaan. Jasa
nirlaba besarnya sangat bervariasi mulai dari yang sangat besar seperti
Palang Merah Internasional, hingga yang sangat kecil seperti organisasi
yang dibuat oleh sekelompok sukarelawan yang bekerja paruh waktu.
2.5.1. Target khalayak
Ada beberapa target khalayak dalam organisasi nirlaba52
:
1. Khalayak pengguna (klien) – seluruh upaya nirlaba pada akhirnya
berujung pada melayani kebutuhan kliennya atau pengguna jasa
nirlaba. Dengan catatan bahwa jasa ini dapat berarti hal yang kongkrit
(terlihat) atau abstrak (tidak langsung terlihat hasilnya).
51
Ibid.
,+
44. 31
2. Dewan-dewan terdiri dari kumpulan individu yang berasal dari
komunitas. Hukum dan teori yang berlaku menjabarkan bahwa dewan
berkuasa dan bertanggung jawab langsung atas keputusan dan
kebijakan mereka dalam mengarahkan kemana dan bagaimana
khalayak pengguna (klien) dari organisasi akan menikmati jasa yang
diupayakan. Kewenangan yang dimiliki oleh dewan diberikan oleh
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga organisasi. Dewan
kemudian dapat menentukan stuktur terbaik bagaiamana organisasi
pengemban status nirlaba menjalankan sumber dayanya melalui
peraturan tertulis yang secara spesifik tertuang dalam ART atau
peraturan lainnya. Anggota dewan dari organisasi nirlaba biasanya
termotivasi dari kepuasan melayani komunitas dan kepuasan batin
tersendiri karena telah menjadi sukarelawan. Anggota dewan dari
organisasi nirlaba bisa jadi tidak menerima kompensasi dalam bentuk
uang saat menjabat sebagai dewan.
3. Ketua Dewan – peran ketua dewan pengawas merupakan pusat penting
dari pengkoordinasian pekerjaand dewan-dewan lain, direktur
pelaksana, dan komite-komite dibawahnya. Peran Ketua Dewan bisa
jadi memiliki kekuatan untuk menentukan komite, tergantung dari apa
yang dinyatakan dalam peraturan. Kekuatan dari ketua dewan biasanya
lahir melalui bujukan dan kepemimpinan umum.
4. Komite – secara umum dewan memilih untuk menjalankan fungsi-
fungsi operasionalnya melalui berbagai macam komite dewan-dewan.
45. 32
5. Direktur pelaksana – dewan pada umumnya memilih untuk meminta
satu orang yang menjabat sebagai direktur pelaksana untuk
menjalankan keinginan dewan. Direktur Pelaksana bertanggung jawab
langsung atas hasil kerja staf dan mendukung kerja komite-komite
dibawahnya.
6. Sukarelawan – sukarelawan adalah pekerja-pekerja yang tidak dibayar
yang membantu staf bekerja dalam komite-komite dan umumnya
bekerja dibawah pengarahan direktur pelaksana.
2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba
Organisasi nirlaba umumnya terbagi menjadi beberapa fungsi
utama. Fungsi-fungsi ini umumnya meliputi administrasi terpusat dan
program-program53
.
1. Pengaturan (governance) – Fungsi pengaturan pada organisasi
nirlaba bertanggung jawab untuk menyediakan pengarahan
strategis, bimbingan, dan pengendalian. Seringkali istilah
“pengaturan” terkait dengan hal-hal yang dibicarakan.di tingkat
dewan. Namun banyak orang yang mulai memperimbangkan
pengaturan sebagai fungsi yang dijalankan oleh dewan dan
manajemen tingkat atas. Keefektifan pengaturan bayak bergantung
dari hubungan pekerjaan antara dewan dan manajemen tingkat
atas.
53
Ibid.
46. 33
2. Program – pada umumnya organisasi nirlaba bekerja dari misi
umum mereka atau tujuan, untuk mengidentifikasi beberapa dasar-
dasar tujuan yang harus dipenuhi agar berahasil mencapai misi
mereka. Sumber daya diatur menjadi program-program agar dapat
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang keseluruhannya
mencerminkan misi organisasi. Program dipertimbangkan mulai
dari input, proses, output dan hasil. Masukan (input) adalah
berbagai macam sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
program; contoh: dana, fasilitas, klien-klien, staf untuk program,
dan seterusnya. Proses adalah bagaimana program dijaankan;
contoh: klien diberi keahlian tertentu, anak-anak berhasil dirawat
dan diasuh, seni diciptakan, anggota perkumpulan mendapat
dukungan. Sementara keluaran (output) adalah dampak yang
terjadi bagi para penerima keuntungan (klien); contoh kesehatan
mental meningkat, peningkatan rasa apresiasi terhadap seni dan
tumbuhnya sudut pandang lain dalam melihat kehidupan,
peningkatan efektifitas antar anggota, dan seterusnya.
3. Administrasi Pusat adalah staf dan fasilitas-fasilitas yang umum
digunakan untuk menjalankan program-program. Biasanya hal ini
termasuk direktur pelaksana dan karyawannya. Nirlaba umumnya
berjuang untuk menekan biaya-biaya administrasi pusat serendah
mungkin dibandingkan biaya menjalankan program.
47. 34
Berbeda dengan organisasi yang bertujuan untuk keuntungan,
organisasi nirlaba biasanya memiliki karakteristik khusus akan
kemampuan manajemen peran-peran penting yang diperlukan di
dalamnya. Kemampuan unik yang diperlukan dalam manajemen
nirlaba adalah: 1) Pengetahuan dan kemampuan yang umumnya
diperlukan dalam manajemen; 2) Pengetahuan dan kemampuan dalam
melaksanakan aktifitas-aktifitas manajemen; 3) Kemampuan
menggalang dana dan kemampuan menulis permintaan untuk dana
hibah; 4) Pengaturan (Sukarelawan Dewan Dewan Direktur); 5)
Anggaran dan Akunting untuk Nirlaba; 6) Pengembangan Program
dan Evaluasi; 7) Peraturan dan Kebijaksanaan yang menyangkut
Publik; 8) Program Sukarelawan. 54
2.6. Penggalangan Dana
Penggalangan dana adalah seluruh proses yang bertujuan untuk
mencari dan menerima pemberian uang dari individu, perusahaan, dan
organisasi-organisasi nirlaba, dengan penekanan terhadap dana yang
dikelola untuk organisasi tersebut oleh spesialis penggalangan dananya. 55
Sejarah penggalangan dana pada awalnya merupakan derma dalam skala
kecil dimana beberapa orang kaya mendanai sesuatu berdasarkan
54
Ibid
55
Kelly, Kathleen S. Fund raising and Public Relations: A Critical Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. New
Jersey. 1991. P. 384-385
48. 35
pendekatan mengemis oleh individual secara pribadi. 56
2.7. Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan Dana Organisasi
Nirlaba
Kelly (1991) dalam menetapkan bahwa penggalangan dana sebagai
salah satu spesialisasi humas dapat dijelaskan dengan model komunikasi
Grunig dengan contoh, walaupun model ini diakui sebagai penyederhanaan.
Empat model komunikasi menurut Grunig:
1) Model Publisitas/ Press agentry (Publicity/ Press Agentry)
menggunakan tipe komunikasi satu arah. Karakteristik model adalah
menggunakan rayuan dan manipulasi untuk mempengaruhi khalayak
target sehingga mereka memiliki perilaku sesuai apa yang diinginkan
organisasi. Model ini merupakan model tertua dan yang paling umum
dipraktekkan hingga kini.
Sejarahnya bermula dari P.T. Barnum pada tahun 1830an yang
mendirikan agen pers dan praktisi-praktisi humas yang mencari cara
agar nama organisasi-organisasi atau klien-klien mereka dikenal oleh
masyarakat, umumnya dengan menggunakan media masa. Tujuan dari
model ini (salah satu fungsinya untuk organisasi) adalah sebagai
propaganda. Grunig dan Hunt (1984) mengemukakan bahwa para
praktisi menyebarkan kepercayaan tentang organisasi terkait, seringkali
menggunakan informasi yang separuh benar, tidak utuh, dan informasi-
56
Ibid.
49. 36
informasi pilihan.57
Model Press Agentry mempropagandakan maksud
dari penggalangan dana menekankan penggunaan pesan-pesan
emosional. Sebagai contoh dalam menggalang dana untuk mengatasi
kelaparan di Irlandia upaya ini dimotori dengan publisitas yang menjual
emosi dengan menunjukkan gambar-gambar grafis kelaparan di Irlandia.
Penggalangan dana palang merah Amerika pada Perang Dunia Pertama
dalam 19 bulan berhasil mengumpulkan lebih dari 690 dollar AS.
Namun harap dicatat bahwa model press agentry oleh Ward, Pierce, dan
Lee menggunakan dasar tekanan, kompetisi, emosi, dan bahkan
pemaksaan. Ada kuaota yang telah ditetapkan untuk tiap kota,
kabupaten, hingga daerah kumuh -diberikan target dalam jumlah dalam
kompetisi menggalang dana -- teknik lama yang selalu digunakan oleh
Ward. Seluruh media dikerahkan untuk mempromosikan maksud
tersebut dan membuktikan pratiotisme mereka. Kansas City Star media
cetak di Kansas menuliskan: “Kansas City tidak boleh ada yang lalai
dalam memberi58
2) Model Informasi Publik (Public Information) menggunakan tipe
komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya adalah menggunakan
siaran pers dan model komunikasi satu arah lainnya untuk
mendistribusikan informasi organisasi. Praktisi humas seringkali dirujuk
sebagai “jurnalis organisasi”.
57
Ibid.
58
Ibid. P. 392.
50. 37
Model kedua dapat dikatakan diambil dari hasil kerja Ivy Lee pada
awal abad ini dan menempatkan fungsi humas dalam peran jurnalis
organisasi dengan tujuan utama menyebar luaskan informasi faktual
pada berbagai macam kepentingan publik yang ada di organisasi.
Model informasi publik pada umumnya ditemukan pada departemen-
departemen dalam pemerintahan dan lembaga nirlaba, yang
bergantung pada siaran pers dan pengendalian media (menggunakan
publikasi yang mereka terbitkan sendiri) untuk menyebarluaskan
informasi tentang organisasi.
Model Informasi Publik untuk penggalangan dana dipelopori oleh
Charles Loring Brace (1853) memulai model ini karena ia percaya
sumbangan akan meningkat secara efisien dan lebih bermoral apabila
informasi disebarkan dengan lebih jujur dan akurat. Ia memutuskan
untuk dapat menggalang dana menggunakan sedapat mungkin dasar
yang masuk akal dan rasional. Menurutnya apabila faktanya diketahui
bagaimana menderitanya dan kemiskinan yang membelenggu anak-
anak di New York dan dasar-dasar bagaimana organisasi beroperasi
dimengerti, maka organisasi dapat secara aman bergantung dari opini
publik yang tercerahkan dan simpati, dibandingkan dari sensasi
sementara atau perasaan tidak enak. Dan karena dewan organisasi
menyetujui hal ini, kita menanggalkan semua pameran tentang
kemiskinan dan anak terlantar dengan alasan kemanusiaan - dimana
anak-anak tersebut tidak lantas menikmati keadilan yang
51. 38
sesungguhnya. Cutlip (1965) berpendapat bahwa Brace adalah
pelopor penggalangan dana yang menyadari bahwa dukungan dari
publik yang mendapatkan informasi dengan baik terbukti akan
menyediakan dukungan yang lebih berkelanjutan. 59
3) Model Dua Arah Asimetris (Two-way asymmetrical) menggunakan
tipe komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya menggunakan
bujukan dan manipulasi untuk mempengaruhi target khalayaknya agar
berperilaku seperti apa yang diinginkan oleh organisasi. Riset tidak
digunakan untuk mencari tahu bagaimana perasaan publiknya terhadap
organisasi. Model ini dicetuskan oleh Bapak Humas Edward L. Bernays,
dimulai pada awal 1920an, dilakukan dengan tujuan melakukan bujukan
berlandaskan data-data ilmiah. Bernays dan beberapa orang lainnya
mengenali bahwa riset yang dilakukan pada publik dapat membantu
organisasi memenuhi sebagian besar tujuannya (contohnya: dengan
mempelajari lebih banyak tentang target-target khalayaknya, pesan
dapat dibentuk sehingga merubah sikap dan mempengaruhi prilaku).
Walaupun tujuannya mirip dengan apa yang digunakan oleh model agen
pers (press agentry), model dua arah asimetris menggunakan teori ilmu
pengetahuan sosial dan riset terhadap sikap untuk membantu organisasi-
organisasi menjual produk mereka, menciptakan citra yang diinginkan,
dan membujuk publik untuk menerima apa yang disodorkan oleh
organisasi. Model dua arah asimetris diterjemahkan sebagai
59
Ibid. 397
52. 39
penggunaan yang tujuan utamanya adalah untuk membujuk – seperti
yang didefinisikan oleh Grunig dan Hunt (1984) yang berpendapat
bahwa model ini mengkomunikasikan hanya karakteristik-karakteristik
terpilih dari organisasi yang akan diterima oleh publik”. 60
Model dua
arah asimetris pada awalnya dipimpin oleh John Price Jones. Jones
menggunakan riset untuk “menjual” kebutuhan filantrofis klien-klien
dalam organisasinya, sehingga berhasil menjaring 746 juta lebih selama
31 tahun ia bekerja sebagai konsultan penggalangan dana. Seperti
praktisi-praktisi lainnya yang menggunakan model dua arah asimetris, ia
seringkali memerankan humas dengan cara mencari tau apa yang publik
sukai tentang organisasi dan memunculkan aspek tersebut, atau
menentukan nilai-nilai dan sikap apa yang publik miliki dan
mendeskripsikan organisasi dengan cara tertentu sehingga sikap-sikap
yang disukai ini tercermin dalam organisasi. Bernays menamakan
strategi ini sebagai “mengkristalkan opini publik” dan “merekayasa
persetujuan”. Bernays menemukan kekuatan dari publisitas dalam
metode-metode bisnis yang efisien yang ia kagumi dan menciptakan
pendekatan baru dalam menggalang dana. Kekaguman Jones akan riset,
pengarsipan yang baik, dan perencanaan yang menyeluruh
meningkatkan nilai riset dan perencanaan pada tahap yang dikagumi
orang, dan kegemarannya akan berkas-berkas administrasi menjadikan
prinsip dan prosedur penggalangan dana menjadi sistematis. Media
60
Ibid. 384-385
53. 40
cetak The London Economist menjulukinya “Ahli Penggalangan Dana
yang paling terkenal”. Walaupun begitu penting untuk dicatat bahwa
riset pada model asimetris dalam penggalangan dana digunakan untuk
membentuk hanya pesan-pesan yang menarik untuk donor. Mengutip
kalimat Jones,
“Perlakuan yang hati-hati harus diambil sejauh apa yang
diinginkan oleh donatur besar untuk menentukan apa yang
menarik hati dan perilaku mereka sehingga dapat
menentukan pendekatan yang paling efektif dan sebisa
mungkin mengambil jalan dengan kendala yang paling
sedikit.”61
4) Model Dua Arah Simetris (Two-way symmetrical model)
menggunakan tipe komunikasi dua arah. Karakteristik modelnya
menggunakan komunikasi untuk bernegosiasi dengan publiknya,
menyelesaikan konflik, dan mengarahkan kepada saling pengertian dan
penghormatan antara organisasi satu dan publiknya.62
Model keempat,
yang muncul kepermukaan pada awal 1960an melalui berbagai hasil
kerja dari berbagai pendidik, adalah model dua arah simetris. Model ini
tidak hanya menggunakan riset untuk membentuk pesan namun uga
menaruh organisasi pada posisi dimana organisasi berada secara
harmonis dengan publik-publiknya yang paling penting. Menurut
Grunig dan Hunt (1984) praktisi model ini berfungsi sebagai mediator
antara organisasi dan publik-publiknya karena tujuan utama adalah
61
Ibid. P. 405
62
Grunig, James E. and Hunt, Todd T. Managing Public Relations. Wadsworth. 1984. P. 74
54. 41
untuk meraih pengertian bersama. Dalam model simetris dua arah,
penerjemahannya pada fungsi humas dapat juga berarti upaya
komunikasi yang dilakukan digunakan untuk merubah perilaku atau
sikap dari manajemen organisasi apabila hal tersebut tidak seimbang
dengan sikap, pengetahuan, dan perilaku dari publik-publiknya. Pada
tahun 1903 Harvard menerima 20 juta dolar dalam bentuk warisan untuk
mendukung pendidikan teknik dari mendiang McKay. Sementara MIT,
telah memiliki sekolah teknik dan hanya berjarak beberapa mil saja
jauhnya dari Harvard. Lowell, Direktur Universitas Harvard memikirkan
sebuah rencana dimana prosedur dimungkinkan untuk mengalokasikan
sebagian besar dana warisan tersebut dari Harvard ke MIT sehingga
“membuat niat awal sang pendonor lebih efisien.” Rencana ini mendapat
tentangan keras dari alumni-alumni Harvard, dan walaupun rencana ini
akhirnya tidak diwujudkan karena ditolak oleh pengadilang tinggi
Massachusetts di tahun 1917 dan Lowell akhirnya setuju untuk
menerima uang tersebut untuk Harvard, contoh ini menunjukkan model
dua arah simetris dari penggalangan dana. Karena tujuan model
komunikasi dua arah adalah untuk mencapai pengertian bersama, secara
alamiah komunikasi terjadi dua arah antar kelompok dengan efek
simetris. Karakteristik ini penting dibandingkan dengan tiga model
komuikasi lainnya dimana alurnya adalah sumber ke penerima.
Walaupun begitu karena modelnya komunikasi dua arah, pelakunya
adalah kelompok satu ke kelompok lain. Tidak seperti model publisitas
55. 42
dimana organisasi tergantung pada emosi publiknya atau model
informasi publik, dimana organisasi tergantung pada apakah publik
menjadi tercerahkan atau tidak, model dua arah simetris tergantung
apakah organisasi mengalami persetujuan dengan donornya.
2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan penggalangan dana
Dalam organisasi nirlaba iuran bisa jadi didapatkan dari jasa
dan harga yang ditetapkan untuk individual yang menerima jasa yang
mereka terima (contohnya orang tua yang menitipkan anaknya di
sarana penitipan anak) atau pihak ketiga seperti pemerintah yang
mendukung jasa-jasa seperti yang disediakan oleh organisasi. Tidak
seperti sektor swasta dimana harga produk dan jasa harus dapat
menutupi seluruh biaya, institusi nirlaba harus dapat menggalang dana
dan mencari sumber dana tambahan. Penting untuk diingat bahwa
walaupun banyak organisasi nirlaba berguna untuk masyarakat, sulit
untuk mengukur hasil pasti layanan yang mereka sediakan. Perubahan
sikap pada seseorang atau pada komunitas bisa jadi memakan waktu
tahunan untuk dapat disadari dampaknya. Walaupun begitu organisasi
nirlaba terus menerus ditantang untuk dapat menunjukkan hasi karena
lembaga donor makin lama makin pintar dan sumber pendanaan
makin terbatas.63
63
McNamara, Carter. Field Guide to Consulting and Organizational Development With Nonprofits. Authenticity
Consulting, LLC. 2005.
56. 43
Untuk penggalangan dana, manajer nirlaba (dan dewan-dewan
direktur) harus dapat bersinergi untuk menggalang dana dengan tujuan
mendapatkan kebutuhan dana untuk organisasi. Umumnya
penggalangan dana bukan menjadi tugas yang menyenangkan untuk
direktur pelaksana. Penggalangan dana bisa jadi aktifitas yang
memakan tenaga, menyedot kemampuan kreatif dan energi sosial.
Direktur pelaksana terus menerus diuji untuk menyeimbangkan waktu
yang mereka habiskan untuk menggalang dana dan manajemen
program. Terlalu sedikit waktu yang dihabiskan dalam satu area dapat
menjadikan organisasi kekurangan dana atau kualitas pelayanannya.
Ada beberapa sumber-sumber mendasar dalam pendanaan di
sektor nirlaba. Yang pertama adalah hibah. Hibah dapat diberikan oleh
departemen-departemen di dalam pemerintahan, yayasan, atau
perusahaan, yang biasanya diberikan untuk mengoperasionalkan suatu
program spesifik. Seperti yang pernah dijabarkan sebelumnya, badan-
badan yang menerima hibah pemerintah untuk menjalankan program
jasa kemanusiaan biasanya melakukan jasanya berdasarkan biaya dari
jasa tersebut. Hibah dari yayasan-yayasan atau perusahaan biasanya
diberikan di muka dan menuntut laporan akan aktiftas-aktifitas
program yang dilakukan dan biaya yang dikeluarkan pada akhir
program hibah.64
64
Ibid.
57. 44
Organisasi nirlaba bisa juga memberikan dana pada individual.
Sumbangan individual juga dapat datang dari dana keanggotaan atau
penerima keuntungan (contohnya pemirsa penikmat siaran televisi
publik atau penghuni rumah komunitas pengaman lingkungan).
Sumbangan – sumbangan ini biasanya merupakan sumbangan dalam
bentuk kecil, dan idealnya sumbangan dalam bentuk kecil ini datang
dari orang yang banyak. Pemberian yang besar bisa juga datang dari
individu atau perseorangan yang seringkali disebut sebagai donor
besar. Memupuk hubungan dengan donor-donor besar membutuhkan
banyak energi (ketelatenan) dan kecerdikan dari dewan dan direktur.
Banyak organisasi nirlaba melangsungkan acara-acara khusus untuk
meraih dana, dan caranya bervariasi mulai dari berjualan kue hingga
melangsungkan acara besar.65
Ada dua faktor yang dapat meningkatkan upaya penggalangan
dana. Salah satunya adalah program yang baik. Program-program
yang memenuhi kebutuhan penting komunitas dan menunjukkan hasil
akan mampu menjual diri tanpa banyak campur tangan. Dewan yang
berkomitmen dalam tanggung jawab penggalangan dananya juga bisa
menjadi aset untuk organisasi. Anggota – anggota dewan yang
menanggap serius peran mereka sebagai individu yang harus
membantu menggalang dana dapat mempromosikan organisasi dan
membantu membawa berbagai macam sumberdaya masuk.
65
Ibid.
58. 45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif lahir
karena kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian
adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dalam
mengidentifikasi peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan
Pengetahuan 2010” sebagai sebuah rangkaian dari tindaan-tindakan
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Penelitian deskriptif digunakan
karena ketertarikan peneliti akan subyek, namun belum ada kerangka
teoritis yang mampu menjelaskannya. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka. Sehingga
analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian deskriptif digunakan
karena penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ini dalam
aplikasinya tidak saja akan menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan
(sintesis); dan tidak hanya akan melakukan klasifikasi, tetapi juga
organisasi sehingga dihasilkan kesimpulan dengan kekuatan integratif,
karena sifat penelitiannya yang mencari, dan bukan menguji.
59. 46
3.2. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus.
Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami makna dibalik data
yang tampak, dan fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
peneliti. Interaksi sosial dipelajari dan diurai, interaksi sosial yang
kompleks hanya dapat dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
dimana peneliti ikut berperan pada proses, turut serta dan bertanya secara
mendalam bagaimana interaksi sosial tersebut dilakukan sehingga
ditemukan pola-pola hubungan yang terjadi dalam interaksi. Metode ini
juga digunakan dengan harapan orang-orang yang diwawancara dapat
mengungkapkan perasaannya, sehingga peneliti dapat memahami dan
penggambaran ini dapat dicerminkan dalam analisis terhadap masalah.
Penelitian kualitatif berfungsi dan dimanfaatkan untuk memahami
isu-isu tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi pada program dan
digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah
banyak diketahui.
Metode studi kasus adalah metode riset yang menggunakan
berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk
meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai
aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara
sistematis.
60. 47
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari
kasus ataupun status dari individu.
Kelebihan studi kasus adalah data dapat digunakan dikemudian
hari untuk mendukung studi-studi besar. Studi kasus dapat digunakan
sebagai contoh ilustrasi bagi perumusan masalah, menganalisis data, serta
merumuskan kesimpulan. Kelemahan studi kaus adalah sangat
dipengaruhi oleh pandangan subyektif dalam pemilihan kasus karena
adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan, kurangnya
obyektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep
yang sebelumnya ada pada peneliti, ataupun dalam penempatan serta
pengikut-sertaan data dalam konteks yang bermakna menjurus pada
interpretasi subyektif. Penelaahan berbagai sumber data ini membutuhkan
berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset akan
menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-
dokumentasi, dan kuesioner.
Menggunakan riset deskriptif, maka deskripsi akan dibuat secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan kerangka
konseptual. Melalui kerangka konseptual, periset melalakukan
operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel dan
indikatornya. Riset ini menggambarkan realitas yang terjadi tanpa
menjelaskan hubungan antar variabel.
61. 48
3.3. Definisi konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka tentang komunikasi dimana Devito
(1968) mendefinisikannya sebagai sebuah proses atau tindakan, penelitian
akan diarahkan kepada rangkaian aktifitas komunikasi yang berkelanjutan,
yang melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu sebab-sebab, dan
akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa merubah subyek komunikasi
dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut dilakukan.
3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas
Identifikasi peran dan fungsi humas akan ditelaah pada dua peran
dominan dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” menurut Broom
(1982) yaitu manajer komunikasi yang melaksanakan tiga peran sekaligus
secara bergantian yaitu pakar perumus, fasilitator komunikasi, fasilitator
pemecahan masalah; dan teknisi komunikasi.
Saat identifikasi ini dilakukan penelitian akan mengungkapkan
peran-peran dan fungsi dari manajer komunikasi dan teknisi komunikasi
yang terdapat dalam program yang diciptakan oleh organisasi berdasarkan
konsep Sim-Kraus (2010) yaitu membangun citra, mengemas pesan,
menciptakan kesempatan, berperan sebagai pusat komunikasi dan
informasi organisasi, serta meningkatkan nilai organisasi.
3.3.2. Program Bebaskan Pengetahuan 2010
Program Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah tempat dimana
identifikasi peran dan fungsi humas dilakukan yang melibatkan dimensi
62. 49
waktu dan merupakan sebab mengapa penelitian, perencanaan,
pengkoordinasian, administrasi, produksi, penciptaan kesempatan dan
evaluasi berupa laporan dilakukan oleh organisasi. Ada lima posisi yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program “Bebaskan Pengetahuan
2010” yaitu Direktur Proyek, Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, dan
Penerjemah.
Sebagai salah satu upaya organisasi untuk mempengaruhi dan
mendorong terjadinya proses komunikasi antara organisasi dan target
khalayak, organisasi memutuskan untuk meluncurkan Program Bebaskan
Pengetahuan 2010. Penelitian ini akan mengidentifikasikan peran dan
fungsi humas yang dilakukan oleh posisi-posisi yang terdapat dalam
program dalam menjadikan program ini berhasil/ tidak berhasil.
3.3.3. Penggalangan dana organisasi nirlaba
Penelitian ini juga akan mengidentifikasikan peran humas yang
terdapat dalam model komunikasi yang digunakan dalam program untuk
menggalang dananya. Empat model komunikasi Grunig (1984) dianggap
sebagai salah satu spesialisasi peran dan fungsi humas seperti yang
digariskan oleh Kelly (1991); yaitu Model Press Agentry/ Publisitas,
Model Informasi Publik, Model Satu Arah Asimetris, dan Model Dua
Arah Simetris.
Setelah diidentifikasi model komunikasi mana yang dilakukan oleh
organisasi untuk membiayai program, peneliti akan mengidentifikasi
kemampuan untuk menggalang dana berdasarkan tinjauan pustaka dan
63. 50
menentukan apakah kemampuan ini diikuti dengan kemampuan menulis
permintaan untuk dana hibah.
Peneliti akan mendeskripsikan hasilnya dan menyimpulkan
kelebihan dan kelemahan model ini berdasarkan hasil yang terungkap pada
saat penelitian.
3.4. Fokus penelitian
Penelitian akan difokuskan pada:
1. Identifikasi peran utama humas menurut Cutlip (2006) pada posisi
Direktur Proyek, Humas dan Administrasi, dan Ketua Panitia pada
program “Bebaskan Pengetahuan 2010”.
2. Identifikasi peran dan fungsi humas dalam penggalangan dana
menggunakan model komunikasi berdasarkan Grunig (1984).
3.5. Nara sumber (key informant)
Nara sumber (key informant) dicari dan ditetapkan dengan dasar
bahwa nara sumber ini terkait langsung . Karena itu nara sumber kunci dari
penelitian ini adalah:
• Mariyanah – Ketua Panitia Program Bebaskan Pengetahuan 2010
• Exga Ayu Puspita Sari – Humas dan Administrasi
Nara sumber lainnya yang terkait langsung dalam keputusan organisasi untuk
mencari dana dan pemberian dana untuk upaya modifikasi lingkungan dalam
meraih simpati dan memobilisasi partisipasi melalui aktifitas komunikasi
programorganisasi dan yang membiayai program:
64. 51
• Leo Cahyadi – Ketua Dewan Pengawas Wikimedia Indonesia.
• Heidi Arbuckle – Ford Foundation
• Erik Moeller – Wikimedia Foundation
3.6. Analisis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang
terdapat dari:
1. Tinjauan pustaka dan teori dari berbagai sumber tentang peran dan
fungsi humas serta manajemen organisasi nirlaba.
2. Wawancara formal dengan nara sumber kunci serta wawancara
informal dengan peserta, pemenang, dan juri sebelum dan setelah
dijalankannya proyek.
3. Situs web Wikimedia Indonesia, Wikimedia Foundation, situs statistik
proyek-proyek Wikimedia.
4. Pendapat-pendapat dan laporan tertulis tentang Wikipedia dan proyek-
proyek Wikipedia yang didapatkan secara daring (online) serta
Laporan naratif dan keuangan Wikimedia Indonesia kepada Ford
Foundation dan Wikimedia Foundation
5. Proposal program dalam mencari dana.
6. Materi-materi komunikasi tentang program; termasuk presentasi pada
saat pelatihan lomba untuk peserta, presentasi pada saat pelatihan juri,
presentasi pada saat pengenalan program pada promosi keliling di 10
(sepuluh) Perguruan Tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok,
serta poster sosialisasi program.
65. 52
7. Seluruh lalulintas surat elektronik Direktur Proyek saat menjalankan
program.
8. Publikasi media massa tentang Kompetisi Menulis Bebaskan
Pengetahuan 2010 oleh Wikimedia Indonesia.
3.7. Keabsahan data
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan triangulasi dimana validasi
data diuji silang dengan menggunakan data dari berbagai sumber, dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu.
3.7.1. Triangulasi
Kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan mengecek hasil
wawancara, observasi, dan melalui penelitian dokumentasi. Dimana data
di verifikasi kebenarannya, atau mungkin seluruh data benar, namun
dilihat menggunakan sudut pandang yang berbeda.
66. 53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Wikimedia Indonesia
Wikimedia Indonesia didirikan pada 5 September 2008 sebagai
perkumpulan yang mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran
pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di
Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif
Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya
pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar.
Asas dan tujuan Wikimedia adalah; Asas: Perkumpulan berasaskan
kesukarelaan, kekeluargaan, dan kejujuran. Tujuan: 1) Perkumpulan
bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pengadaan dan penyebarluasan
materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa Indonesia dan
bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia. 2) Perkumpulan bertujuan untuk
mendukung upaya-upaya pemberdayaan dan rangsangan agar masyarakat
tergerak untuk ikut berkontribusi dalam upaya pengumpulan, pengembangan,
dan penyebaran materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa
Indonesia dan dalam bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia.
Wikimedia Indonesia didirikan oleh 19 orang pendirinya dari berbagai
latar belakang dan memutuskan untuk bersinergi mendukung pertumbuhan
67. 54
pengetahuan bebas di Indonesia. Keseluruh pendirinya adalah sukarelawan
dan setelah berdiri, keanggotaan organisasi terbuka untuk umum.
Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi
identitas para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan
membangun proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan
pengetahuan dilakukan secara teroganisir, terencana, dengan target yang
jelas.
4.1.2. Struktur organisasi
Keanggotaan Wikimedia Indonesia terbagi dua jenis. Anggota
Biasa dan Anggota Pengurus (atau dikenal juga sebagai Anggota Dewan),
dimana hasil Rapat Umum Anggota merupakan kekuatan tertinggi dan
mengikat. Anggota Dewan terbagi lagi menjadi dua, Dewan Pengawas dan
Dewan Eksekutif (Pelaksana).
Dewan Eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan
dana dan manajemen professional dalam operasional harian.Dewan
Pengawas terdiri dari Ketua Dewan, Sekertaris, dan Anggota Dewan
Pengawas.
Semenjak organisasi berdiri pada tahun 2008, Dewan Pengawas
bertugas mengawasi dan memberi saran pada jajaran Dewan Pengurus.
68. 55
Gambar 1. Struktur Organisasi Wikimedia Indonesia 66
Gambar 2. Struktur Dewan Pengawas
66
Situs Web Wikimedia Indonesia: www.wikimedia.or.id/organisasi
69. 56
Gambar 3. Struktur Dewan Pengurus
Jajaran Dewan Pengurus berdasarkan Rapat Umum Anggota 2009
mengakomodasi komite-komite eksekutif dibawah Direktur Eksekutif dengan
tujuan meningkatkan kinerja organisasi menjadi berbasiskan proyek dan
membagi beban Direktur Eksekutif kepada komite-komite eksekutif.
4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal Wikimedia di Dunia
Saat didirikan dan diakui sebagai afiliasi Wikimedia Foundation
(WMF) di bulan Desember 2008, Wikimedia Indonesia menjadi salah satu
afiliasi dari ke-27 mitra lokal WMF di dunia. Misi membebaskan
pengetahuan adalah usaha global yang memberikan alternatif cara untuk
menjembatani kesenjangan pengetahuan karena ketiadaan akses ataupun
tidak-tersedianya informasi itu sendiri.
Gambar 4. Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia
70. 57
(warna biru gelap)67
4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia
Wikipedia bahasa Indonesia adalah situs ensiklopedia bebas terbesar
berbahasa Indonesia. Situs ini berisi tentang artikel-artikel pengetahuan
tentang banyak hal, mulai dari ilmu pengetahuan alam, sosial, geografi,
hingga artikel-artikel hiburan dan diisi oleh kontributor yang tidak dibayar.
Pada awal diluncurkannya pada tahun 1 Mei 2003 situs ini hanya memiliki
artikel-artikel terjemahan oleh robot sebagai artikel awal, tanpa ada pengguna
aktif.68
Lalu pada tahun January 2004 satu demi satu pengguna bertambah
sehingga meningkat secara stabil hingga tahun 2006.
67
Sumber:Meta Wikimedia: Chapters
68
Halaman statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm
71. 58
Pengguna sangat aktif ini lalu berkumpul dan memutuskan untuk
membuat organisasi yang sah secara hukum sehingga dapat berafiliasi dengan
organisasi yang menjalankan Wikipedia, yaitu Wikimedia Foundation yang
berada di San Fransisco, dan secara resmi dapat mempublikasikan serta
mempromosikan kinerja sukarelawan-sukarelawan Wikipedia di Indonesia.
Walaupun proyek bebas Wikimedia tidak hanya Wikipedia (ada Wikisource
dan Wikibooks), situs yang paling popular masih Wikipedia bahasa
Indonesia. Karena banyak sumberdaya dipusatkan Wikipedia bahasa
Indonesia, situs ini menjadi penting untuk organisasi yang didirikan untuk
melindungi upaya pengetahuan bebas agar tetap berjalan dan mendorong agar
upaya ini terus bergerak maju dan mengalami peningkatan baik dari segi
kuantitas (pendukungnya bertambah banyak) ataupun kualitas (isinya
semakin bermutu).
4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010
Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah sebuah program yang dirancang
untuk menambah jumlah pengguna sangat aktif dalam situs wikipedia bahasa
Indonesia selama 72 hari dengan memberdayakan 90 mahasiswa dari untuk
10 perguruan tinggi yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok.
Upaya ini dilakukan oleh Wikimedia Indonesia dengan mengambil bentuk
kompetisi menulis untuk situs ensiklopedia berbahasa Indonesia yang bebas
disunting oleh siapa saja. Selama kompetisi berlangsung panitia merekam
aktifitas dan perilaku para peserta untuk mengetahui ukuran partisipasi
72. 59
mereka dan disaat yang sama mengetahui apakah target kompetisi
melipatgandakan jumlah pengguna sangat aktif tercapai.
Kompetisi direncanakan sejak pertengahan 2009 dan dimulai pada 1
April 2010 dan kompetisi berakhir pada pertengahan Juni 2010. Kompetisi
sendiri bertempat daring (dalam jaringan) atau online. Seluruh peserta yang
pada awalnya tidak mengetahui bagaimana menulis di wikipedia
diperkenankan untuk menulis topik apa saja yang ingin mereka tulis dengan
syarat memenuhi pakem-pakem wikipedia, seperti penulisan ensiklopedis,
netral (tidak berbunyi seperti promosi), setiap kalimat didapatkan dari sumber
yang terpercaya, setiap artikel panjang memiliki minimum lima rujukan
sementara artikel singkat (disebut juga rintisan) memiliki minimum dua
rujukan, tata cara penulisan rujukan ditulis seperti penulisan referensi ilmiah.
Program memiliki empat panitia inti penuh waktu yang bekerja
minimum delapan jam per hari dan satu panitia tambahan yang bekerja paruh
waktu, serta didukung oleh dua panitia sukarelawan lainnya sebagai Desain
dan Kreatif. Panitia inti terdiri dari posisi Direktur Proyek, Ketua Panitia,
Humas dan Administrasi, Situs Web dan Konten, sementara panitia tambahan
mengisi posisi Administrasi dan Penerjemah. Satu hal yang menarik dari
program ini adalah karena ketiadaannya kantor dan sebagian besar pekerjaan
berada daring (online) dalam ranah internet, maka panitia dapat bekerja dari
tempat yang berbeda-beda. Komunikasi dilakukan dengan temu muka,
hubungan telpon, SMS, dan surel. Pada saat temu muka (rapat) pertemuan
73. 60
panitia dilakukan ditempat-tempat publik seperti café, restauran, mall, dan
kampus, selama tempat-tempat tersebut memiliki sambungan internet gratis.
4.2. Hasil penelitian
Lima narasumber yang diwawancara sebagai bagian dari penelitian
ini, dua diantaranya adalah nara sumber kunci terkait dengan identifikasi
peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010”, satu
narasumber pendukung dari organisasi, serta dua narasumber lainnya berasal
dari organisasi-organisasi pemberi dana hibah.
Mariyanah, 24 tahun, Ketua Panitia Bebaskan Pengetahuan 2010.
Mariyanah adalah mahasiswi komunikasi jurusan humas, sebelumnya ia
bekerja sebagai sekertaris dan staf tiketing perusahaan swasta. Mariyanah
bergabung dengan program ini karena ia merasa ikut sumbang pikiran dalam
perencanaan program bersama Direktur Proyek yang merupakan teman
kuliahnya. Mariyanah hanya tahu sedikit tentang organisasi dan menurutnya
organisasi merupakan tempat ia magang dan berfungsi hanya sebagai
identitas dari program yang ia jalankan. Sebaliknya, Mariyanah dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang program dengan sangat baik hingga
ke detil biaya yang dihabiskan oleh program serta permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada saat program.
Mariyanah diwawancara terkait dengan posisinya dimana posisi Ketua
Panitia merupakan pengawas langsung untuk posisi Humas dan Administrasi.
Menurut Mariyanah posisi Humas dan Administrasi diisi oleh Exga, pekerja
74. 61
magang dari Universitasnya. Ia mengindikasikan bahwa pekerjaan Exga
sebagai Humas dan Administrasi awalnya berjalan dengan baik, namun
dipertengahan banyak terjadi kelalaian sehingga tugas Humas dan
Administrasi dalam program, saat orangnya absen, dilakukan oleh panitia lain
secara bergantian (dibagi).69
Exga Ayu Puspitasari, 22 tahun, Humas dan Administrasi Program
Bebaskan Pengetahuan 2010. Exga adalah mahasiswi komunikasi jurusan
humas, sebelumnya ia belum pernah bekerja dan keterlibatannya dalam
program merupakan pengalaman pertamanya bekerja. Exga bergabung dalam
program melalui wawancara, dimana kontak informasi tentang program
didapatkan dari dosen dan teman. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
Exga lebih mengetahui tentang program dibandingkan organisasi, dan
merujuk organisasi sebagai “ensiklopedia”, “tidak pernah lihat anggotanya”,
dan “tidak tahu”. Exga juga mendapat kesan bahwa organisasi mengalami
konflik internal dimana komunitasnya justru di “anak tiri” –kan. Exga juga
merasa pada saat program dijalankan tidak dilakukan pengenalan-pengenalan
kedalam organisasi – satu hal yang seharusnya dilakukan menurutnya. Untuk
Exga beban pekerjaan dalam posisi ini terasa berat karena “digenjot” dimana
hari Sabtu dan Minggu tidak libur. Ia juga merasa bahwa jumlah orang dalam
kepanitiaan program kurang banyak, salah satu hal yang juga diidentifikasi
sebagai masalah oleh Ketua Panitia.
69
Wawancara dengan narasumber Mariyanah via telpon, 23 Oktober 2010 (malam) dan 24 Oktober 2010 (sore), Bogor.
Hasil wawancara lengkap dapat dilihat pada lampiran skripsi.
75. 62
Exga mengaku bahwa posisinya sebagai humas “sudah cocok” karena
banyak bertemu orang dan melakukan kliping media, dibandingkan dengan
teman-temannya pada saat magang yang hanya “motongin kertas”. Namun ia
merasa bukan tanggung jawabnya untuk menginformasikan tentang program;
Ia merujuk program sebagai “kompetisi menulis” dan berpikir bahwa
penjelasan yang lebih panjang akan membuat orang lain tidak mengerti. Pada
saat wawancara, peneliti mendapat kesan bahwa subyek merasa tertekan; ia
mengaku bahwa pekerjaannya “banyak yang tidak selesai”, “tidak
menguasai”, dan seharusnya pekerja dilatih untuk lebih “terbuka” – karena ia
selalu takut melakukan kesalahan.
Namun Exga juga mengakui bahwa bekerja pada program
membuatnya “lebih percaya diri” karena ia tidak “gaptek”70
lagi. Ia juga
merasa bahwa program memungkinkannya untuk bertemu banyak orang
dengan berbagai macam karakter, sesuatu yang dulu takut untuk ia lakukan.
Hal ini menambah wawasannya dalam berkomunikasi. Exga menyarankan
bahwa apabila diadakan lagi lain kali sebaiknya dilakukan pelatihan yang
lebih lama dan orang yang lebih banyak untuk menjalankannya.71
Leo Cahyadi, 32 tahun, Ketua Dewan Pengawas Wikimedia
Indonesia. Leo bekerja penuh waktu sebagai wiraswasta di bidang distribusi
di Bogor. Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Leo merupakan
70
Gaptek = gagap teknologi. Istilah pergaulan yang umum digunakan untuk menggambarkan orang tersebut tidak mahir
dalam menggunakan perangkat elektronik seperti telepon genggam, komputer, dan peralatan canggih lainnya.
71
Wawancara dengan narasumber Exga Puspita Sari via telpon, 18 Oktober 2010 (sore). Hasil wawancara lengkap dapat
dilihat pada lampiran skripsi.