SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 164
Baixar para ler offline
IDENTIFIKASI PERAN DAN FUNGSI HUMAS DALAM
PROGRAM “BEBASKAN PENGETAHUAN 2010”
BAGI KEMAMPUAN PENGGALANGAN DANA
ORGANISASI NIRLABA WIKIMEDIA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang Hubungan
Masyarakat
Disusun oleh:
Siska Doviana
NIM 44205120085
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2010
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Kata Pengantar
Skripsi ini berangkat dari keinginan peneliti untuk mengetahui bagaimana
sebuah organisasi nirlaba dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggalang
dana tanpa mengemis dengan memaksimalkan peran dan fungsi humas dalam
programnya. Akhir-akhir ini banyak dijumpai organisasi-organisasi nirlaba seperti
“UNICEF”, “Green Peace”, menyebarkan pegawainya dijembatan penyebrangan
dan di pusat-pusat perbelanjaan untuk memperoleh dana, sementara dilain pihak
organisasi lain mendapatkan hibah atau sponsor seperti “Bike to Work” didukung
oleh perusahaan besar, sementara ormas seperti “FPI” atau “FBR” selama ini
tidak pernah diketahui pasti sumber dananya, kecuali dari rumor yang beredar.
Penelitian dalam bahasa Indonesia tentang program-program penggalangan dana
organisasi nirlaba sulit ditemukan dibandingkan dengan teknik menuai
pendapatan untuk organisasi yang bertujuan laba.
Penelitian mengenai identifikasi peran dan fungsi humas pada program
“Bebaskan Pengetahuan 2010” mengkaji bagaimana sebuah organisasi nirlaba,
yang pada struktur resminya tidak memiliki humas, menciptakan program yang
dilakukan oleh panitia-panitia yang terdiri dari pekerja magang dan pekerja paruh
waktu tetap menjalankan peran dan fungsi humas dalam programnya dan berhasil.
Penulis skripsi banyak mengambil data dari wawancara mendalam dengan
nara sumber kunci. Karena peneliti masih dalam tahap pembelajaran dan
dikarenakan data-data disajikan dengan cara deskriptif, penulis menyadari
banyaknya kekurangan dalam penelitian ini termasuk penarikan kesimpulan yang
subyektif.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Budianto, S.Sos. MSi sebagai pembimbing penelitian atas saran-
sarannya yang singkat, jelas, dan konstruktif.
2. Ibu Jumeni, ibunda tercinta atas dukungan moral dan kasih sayangnya.
3. Seluruh teman-teman dekat maupun mitra profesional, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas segala sindiran dan ucapan semangat agar skripsi
cepat diselesaikan.
4. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi atas jasa mereka dalam
memberikan keterangan yang jelas, singkat, cepat, dan mempermudah segala
prosedur bagi mahasiswa.
5. Terakhir seluruh Dosen pengajar yang merelakan hari Sabtu dan Minggunya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui upayanya meningkatkan mutu
manusia melalui Program Kelas Karyawa Universitas Mercu Buana.
Akhir kata seluruh upaya ini dimungkinkan karena kehendak Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT.
Jakarta, 10 Oktober 2010,
Siska Doviana
Penulis
PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JUDUL: IDENTIFIKASI PERAN DAN FUNGSI HUMAS DALAM PROGRAM
“BEBASKAN PENGETAHUAN 2010” BAGI KEMAMPUAN
PENGGALANGAN DANA ORGANISASI NIRLABA WIKIMEDIA
INDONESIA
(81 halaman, 18 lampiran, bibliografi 20 buku)
ABSTRAKSI
Fungsi dan peran humas banyak terintegrasi dalam struktur manajemen di
organisasi nirlaba. Tanpa disadari kedua hal ini berpeluang besar dalam membawa
misi organisasi menjadi nyata. Di Indonsia, setelah reformasi, kekuatan
masyarakat sipil dalam bentuk organisasi nirlaba dari kelompok-kelompok
kepentingan ataupun kesamaan ketertarikan banyak bermunculan. Masyarakat
sipil adalah suatu bentuk asuransi dimana kelompok-kelompok kepentingan yang
tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan kekuatan ekonomi dapat
menyuarakan kekhawatirannya, serta memberikan kebutuhan masyarakat yang
tidak dapat diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri.
Karena itu keberhasilan organisasi mereka penting bagi masyarakat secara umum.
Program Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah kompetisi menulis selama 72 hari
yang digagas oleh organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia. Organisasi merasa
bahwa sukarelawan pengguna sangat aktif yang berkontribusi dalam situs
Wikipedia bahasa Indonesia jumlahnya stagnan, dan program ini diluncurkan
dalam upaya melipat gandakan penggunanya sekaligus mensosialisasikan misi
organisasi. Dalam pelaksanaannya program ini jabatan “humas dan administrasi”
lebih menunjukkan fungsi administratif, sedangkan fungsi dan peran humas
banyak diemban oleh posisi manajemen Direktur Proyek.
Tinjauan pustaka yang digunakan meliputi konsep dasar komunikasi, humas,
penjabaran peran dan fungsi humas, serta penggambaran organisasi nirlaba dan
tantanganya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus
karena penelitian dilakukan untuk memberikan makna dibalik data yang tampak
dimana interaksi sosial dipelajari dan diurai.
Hasil penelitian membahas bagaimana program ini diidentifikasi membangun
citra, mengemas pesan dalam pemilihan segmennya dan media. Serta bagaimana
kemampuan riset dan penggunaan komunikasi yang etis menjadikan organisasi
responsif. Penelitian menyimpulkan bahwa identifikasi peran dan fungsi humas
mutlak dilakukan oleh organisasi nirlaba agar sukses mensosialisasikan misinya
pada publik internal dan eksternalnya.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI………………………...i
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI…………………………ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI………………………....iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..iv
ABSTRAKSI……………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI…………..…………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR...……………………………………………………..ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….....x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………… 1
1.2. Perumusan masalah……………………………………… 9
1.3. Tujuan penelitian………………………………………… 9
1.4. Kegunaan penelitian…………………………………….. 9
1.4.1 Kegunaan akademis…………………………….... 9
1.4.2. Kegunaan praktis………………………………… 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 10
2.1 Komunikasi………………………………………………...10
2.2 Hubungan Masyarakat…………………………………... 17
2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas…………………... 19
2.3.1. Peran Humas……….......………………………... 19
2.3.2. Fungsi Humas…………………………………….. 23
2.4. Program Humas………………………………………….. 26
2.5 Organisasi Nirlaba……………………………………….. 28
2.5.1. Target khalayak……………………....……….….. 30
2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba……......…….. 32
2.6 Penggalangan Dana….…………………………………… 34
2.7 Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan
Dana Organisasi Nirlaba………………………………….35
2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan
penggalangan dana .……………………......…….. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………... 45
3.1. Tipe penelitian……………………………………………. 45
3.2. Metode penelitian………………………………………… 46
3.3. Definisi konsep……………………………………………. 48
3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas…………... 48
3.3.2 Program Bebaskan Pengetahuan 2010………...…48
3.3.3 Penggalangan dana organisasi nirlaba………….. 49
3.4. Fokus penelitian…………………………………………... 50
3.5. Nara sumber (key informant)……………………………..50
3.6. Analisis data………………………………………………. 51
3.7. Keabsahan data………………………………………….. 52
3.7.1. Triangulasi……………………………………….. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 53
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian…………………… 53
4.1.1. Wikimedia Indonesia…………………………….. 53
4.1.2. Struktur organisasi…………………….………… 54
4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal
Wikimedia di dunia…………….......……………. 56
4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia……………………...57
4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010……...……………... 58
4.2. Hasil penelitian…………………………………………….60
4.3. Pembahasan ………………………………………………67
4.3.1. Peran utama humas:manajer komunikasi dan
teknisi humas………………………………………67
4.3.2. Identifikasi peran dan fungsi humas
berdasarkan empat mode komunikasi Grunig…..76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 79
5.1. Kesimpulan……………………………………………….. 79
5.2. Saran………………………………………………………. 79
5.2.1. Saran akademis……………………………………79
5.2.2. Saran praktis………………………………………80
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Struktur organisasi Wikimedia Indonesia.…………… 55
Gambar 2: Struktur Dewan Pengawas……………..…………….... 55
Gambar 3: Struktur Dewan Pengurus……………………………... 56
Gambar 4: Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia... 57
Gambar 5: Ilustrasi jumlah pekerjaan humas dan
penanganannya berdasarkan posisi kerja……............. 68
Gambar 6: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh pakar perumus……………………………………. 69
Gambar 7: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh fasilitator pemecahan masalah…………………... 71
Gambar 8: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh fasilitator komunikasi.……………......................... 74
Gambar 9: Skema target khalayak program dan penanganan
oleh teknisi komunikasi…..……………......................... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat persetujuan pencarian data Wikimedia
Indonesia……………………………………………… 84
Lampiran 2: Sampul depan dan halaman gambar pada proposal
pencarian dana untuk program “Bebaskan
Pengetahuan 2010”…………………………………... 85
Lampiran 3: Dokumentasi foto promosi keliling di Universitas…. 86
Lampiran 4: Poster kompetisi “Bebaskan Pengetahuan 2010” 87
Lampiran 5: Keterangan tentang program kompetisi menulis
“Bebaskan Pengetahuan 2010” melalui situs
Wikimedia Indonesia..…...…………………………… 88
Lampiran 6: Dokumentasi foto pelatihan kompetisi menulis
Bebaskan Pengetahuan………………………………. 89
Lampiran 7: Cuplikan layar pengumuman kompetisi di halaman
utama Wikipedia bahasa Indoensia………………… 90
Lampiran 8: Dokumentasi foto konferensi Pers 1 & 2……………. 91
Lampiran 9: Paduan Latar Belakang Acara untuk Depkominfo... 92
Lampiran 10: Wawancara radio untuk publikasi program…….... 94
Lampiran 11: Siaran Pers Wikimedia Indonesia 30 Maret 2010... 95
Lampiran 12: Siaran Pers Wikimedia Indonesia 20 Mei 2010…… 96
Lampiran 13: Salinan konsep Pidato Pembuka Dirjen Aplikasi
Telematika Kemenkominfo Ashwin Sasongko…….. 97
Lampiran 14: Spanduk selamat bertanding di Universitas peserta 99
Lampiran 15: Liputan media massa tentang program “Bebaskan
Pengetahuan 2010”
15.1. The Jakarta Post (cetak) Indonesia
Wikipedia seek local talent…………………..
15.2. The Jakarta Post (internet) Wikipedia
Supporters hold writing competition……….
15.3. Vivanews.com (internet) Wikimedia
Indonesia Gelar Kompetisi Menulis………...
15.4. Kompas.com (internet) Lomba Menulis
Wikipedia Bahasa Indonesia Yuk!.................
15.5. Kompas.com (internet) Sulit
menggabungkan Komunitas Wikimania dan
“Blogger”……………………………………..
15.6. Kompas.com (internet) Referensi Bedakan
Artikel Wikipedia dan Blog…………………
15.7. Kompas Tekno (interent) Wikipedia Bahasa
Indonesia Peringkat 18 dari 270…………….
15.8. Bisinis Indonesia (internet) Kominfo imbau
konten digital Wikipedia Indonesia…………
15.9. Bisnis Indonesia (internet) Wikipedia
Indonesia minim artikel baru……………….
100
101
102
103
104
105
106
107
108
Lampiran 15: Liputan media massa tentang program “Bebaskan
Pengetahuan 2010”
15.1. The Jakarta Post (cetak) Indonesia
Wikipedia seek local talent…………………..
15.2. The Jakarta Post (internet) Wikipedia
Supporters hold writing competition……….
15.3. Vivanews.com (internet) Wikimedia
Indonesia Gelar Kompetisi Menulis………...
15.4. Kompas.com (internet) Lomba Menulis
Wikipedia Bahasa Indonesia Yuk!.................
15.5. Kompas.com (internet) Sulit
menggabungkan Komunitas Wikimania dan
“Blogger”……………………………………..
15.6. Kompas.com (internet) Referensi Bedakan
Artikel Wikipedia dan Blog…………………
15.7. Kompas Tekno (interent) Wikipedia Bahasa
Indonesia Peringkat 18 dari 270…………….
15.8. Bisinis Indonesia (internet) Kominfo imbau
konten digital Wikipedia Indonesia…………
15.9. Bisnis Indonesia (internet) Wikipedia
Indonesia minim artikel baru……………….
15.10 Detikhot (internet) Christian Sugiono Duta
Wikipedia Indonesia…………………………
15.11 Vivanews.com (internet) Wikimedia Gelar
Kontes Bebaskan Pengetahuan……………...
15.12 DetikInet (internet) ‘Duta Wikipedia
Indonesia’ Umumkan Kompetisi Menulis
Wikipedia……………………………………..
15.13 Jurnal Nasional (cetak) Jumlah Penulis
Ensiklopedi Indonesia Sedikit……………….
15.14 Okezone.com (internet) Wikimedia
Indonesia Buru Relawan dari Kampus……..
15.15 Antaranews (internet) Wikipedia Indonesia,
Situs Web Ensiklopedi Terbesar……………
15.16 Republika.co.id (internet) Wikipedia
Indonesia, Situs Web Ensiklopedi Terbesar
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,
pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas
bidang komunikasi.1
Setiap interaksi komunikasi menyediakan data bagi pemberi informasi
ataupun penerima informasi. Potensi produktivitas dalam organisasi maupun
dalam suatu komunitas di masyarakat akan meningkat apabila mereka
memiliki informasi yang diperlukan.2
Masyarakat akan cenderung merasa
lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka diberi informasi dengan
baik dan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut.3
Jalan masuk untuk
mendapatkan informasi adalah bagian dari rasa keadaan percaya dan rasa
aman. Komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, dan para
komunikator dalam organisasi melakukan upaya komunikasi dengan tujuan
untuk menolong orang lain. Komunikasi menjadi berguna untuk merangsang
1
Littlejohn, Stephen W, 1992, Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. P. 2-10
+ # "!'  (' %' ! ('   % ( ! ( 
#! !!   !( ! %( #( *..-(
 ,
3 Ibid.
2
minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakkan masyarakat untuk
melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku.4
Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai jurusan akademis pada
awalnya merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip dasar dalam
berkomunikasi.5
Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap
publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur
oleh individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan
menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan
publik.6
Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk
menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan
kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian
dan itikad baik.7
Dalam organisasi, upaya mengkomunikasikan itikad baik banyak
dilakukan oleh pemerintah, organisasi untuk laba maupun nirlaba. Organisasi
untuk laba melakukannya melalui upaya divisi tanggung jawab sosisal
perusahaan (Coorporate Social Responsibility) maupun iklan layanan
masyarakat, sementara organisasi nirlaba melakukannya dengan cara yang
lebih alamiah, itikad baik adalah dasar mengapa organisasi nirlaba tersebut
didirikan. Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk
4 Ibid.
5 Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal iii
6 Ibid..Hal 6
7 Ibid. Hal 7
3
dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual produk
ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol seperti
yang dilakukan pemerintah. Menurut Peter F. Drucker, pakar manajemen
untuk organisasi nirlaba, produk organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu
atau peraturan yang efektif. Produk organisasi nirlaba adalah perubahan
menjadi manusia yang lebih baik. Institusi nirlaba adalah agen perubahan
pada manusia. Pada insititusi nirlaba produk nya adalah pasien yang
sembuh, seorang anak yang berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda
yang tumbuh menjadi pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri;
dan apabila dilihat dalam bentuk keseluruhannya; perubahan pada kehidupan
manusia.8
Drucker berpendapat bahwa organisasi nirlaba memiliki tantangan
yang berbeda dari organisasi untuk laba, organisasi ini memerlukan upaya
jelas dalam berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah
kepemimpinan, dan melakukan manajemen sumber daya. 9
Sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan target khalayak
yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi, humas berperan
untuk menjaga citra organisasi. Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang
berdasarkan tingkat pengetahuan dan pengertiannya akan fakta-fakta yang ia
miliki tentang sesuatu (baik itu orang, produk atau situasi). Informasi yang
salah tentang seseorang akan mengakibatkan pencitraan yang salah tentang
8
Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachusetts,
1990. P. 3
9
Ibid.
4
orang tersebut. Humas memiliki peranan kunci untuk membantu memberi
informasi baik pada publik internal maupun eksternal untuk menyediakan
informasi yang faktual, dalam format yang mudah dimengerti, sehingga
ketidak pedulian akan organisasi, produk, atau perseorangan dapat diluruskan.
Citra dan pengertian yang salah dan tidak diluruskan tentang sesuatu dapat
memiliki kekuatan perusak karena menjadi institusi/ orang yang dikenal
membingungkan publik.
Humas juga memiliki peran dalam menciptakan ketertarikan publik
pada situasi tertentu atau pada rangkaian acara yang dapat memiliki pengaruh
besar pada organisasi atau sekelompok orang. Menggunakan metode-metode
dan teknik humas pada acara-acara seperti ini bisa jadi akan sangat efektif.
Khalayak pada umumnya skeptis atau tidak peduli pada suatu situasi karena
mereka tidak mengerti apa yang tengah terjadi, atau mengapa. Saat hal ini
terjadi Humas berperan dalam memainkan kartu, dimana kartu ini berfungsi
menjelaskan situasi tertentu atau suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya
sehingga ketidak pedulian, bahkan permusuhan dalam suatu lingkungan dapat
menjadi pengertian dan penerimaan. Pekerjaan humas yang berhasil adalah
saat organisasi/ orang/ atau situasi yang didukungnya mendapatkan simpati
dan satu-satunya jalan agar hal ini tecapai adalah dengan menyediakan
informasi yang jelas dan tidak bias.
Setelah reformasi di Indonesia banyak bermunculan kekuatan
masyarakat sipil dalam bentuk kelompok-kelompok kepentingan ataupun
kelompok berdasarkan kesamaan ketertarikan. Membangun masyarakat sipil
5
dan menyediakan layanan-layanan yang dampaknya dapat dirasakan langsung
oleh rakyat membantu memperkuat negara dalam upayanya mengamankan,
memakmurkan, mendamaikan dan memajukan rakyat. Tiga pilar utama negara
demokrasi adalah pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat sipil. Tiga pilar
ini menyokong berdirinya negara yang kuat, apabila salah satu dari pilar ini
goyah, makah, seluruh sistem juga menjadi labil. Masyarakat sipil berada
diantara pemerintah dan sektor bisnis, dan seringkali menyuarakan perubahan
antara keduanya dan memberikan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat
diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri. Pendidikan
dan kesehatan, keagamaan dan keluarga, hal hal ini lah yang berada dalam
ranah masyarakat sipil. Masyarakat dimana individu-individu saling
bekerjasama dan dengan otoritas, dan masalah individu ataupun sosial dapat
diatasi. Masyarakat sipil juga suatu bentuk asuransi dimana kelompok-
kelompok kepentingan yang tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan
kekuatan ekonomi dapat menyuarakan kekhawatirannya.
Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah peran dan fungsi humas
yang teridentifikasi dilakukan dalam organisasi-organisasi yang dibentuk oleh
masyarakat sipil seperti Wikimedia Indonesia membantu bagi kemampuan
penggalangan dana organisasi.
Wikimedia Indonesia adalah organisasi nirlaba berbentuk perkumpulan
dengan misi mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran
pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di
Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif
6
Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya
pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar.
Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi identitas
para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan membangun
proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan pengetahuan dilakukan
secara teroganisir, terencana, dengan target yang jelas.
Salah satu masalah organisasi adalah fakta dimana situs pengetahuan
yang mereka dukung, sebuah situs pengetahuan terbesar berbahasa Indonesia
yang dikunjungi oleh 1,5 juta pembaca setiap harinya, hanya memiliki rata-
rata 28 kontributor yang menyumbang lebih dari tiga kali suntingan per hari.
Menurut alexa, sebuah perusahaan informasi untuk kunjungan situs web, situs
Wikipedia pada bulan Mei 2010 merupakan situs dengan peringkat ke-11 yang
paling banyak dikunjungi di Indonesia, separuh kecil (40 persen) dari arus
pengunjung Indonesia mengunjungi situs Wikipedia bahasa Inggris dan
separuh besarnya (50 persen) mengunjungi Wikipedia bahasa Indonesia.10
Aktifitas suntingan lebih dari tiga kali per hari dinamakan pengguna “sangat
aktif” untuk statistik, sementara pengguna “aktif” adalah pengguna yang
melakukan aktifitas tiga kali sunting dalam sebulan, pengguna “pasif” adalah
pembaca yang tidak melakukan suntingan sama sekali. Sehingga bisa
dikatakan pengguna sangat aktif stagnan di angka rata-rata 28 orang per bulan
10
Siaran Pers Wikimedia Indonesia Peluncuran Kompetisi:
http://wikimedia.or.id/wiki/Siaran_pers/_Peluncuran_Kompetisi_Menulis_Bebaskan_Pengetahuan_2010
7
selama tiga tahun (2007-2009). 11
Salah satu aktifitas yang diharapkan dapat
berkontribusi langsung untuk penambahan pengguna sangat aktif; yaitu
seminar dan pelatihan setelah dilakukan sekitar sembilan kali di berbagai kota,
termasuk Jakarta, namun hasilnya tidak terlihat dalam penambahan pengguna
baru.
Pengamatan pada organisasi ini menunjukkan bahwa organisasi tidak
memiliki divisi humas dalam struktur organisasinya. Peran dan fungsi humas
dalam organisasi banyak diemban oleh Direktur Eksekutif, Sekertaris Jendral,
Ketua Dewan Pengawas dan Sekertaris Dewan Pengawas sebagai pusat
informasi. Kesulitan organisasi diperkirakan karena tidak memiliki sumber
daya untuk mendapatkan dana untuk operasionalnya dan luasnya cakupan hal-
hal yang ingin dilakukan membuat organisasi tidak fokus.
Pada program Bebaskan Pengetahuan 2010, organisasi melakukan
upaya kompetisi menulis selama 72 hari dimana peserta berasal dari 10
Universitas yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok. Sumber
daya untuk melakukan jangkauan keluar diaplikasikan saat melakukan
dilakukan perekrutan pekerja magang hingga sosialisasi program. Seluruh
jabatan panitia inti program kemudian dipegang oleh pekerja magang yang
notabene adalah orang luar organisasi kecuali jabatan Direktur Proyek.
Pekerja magang mengisi posisi Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, serta
pemeliharaan situs dan konten, dan keseluruhannya tanpa pengalaman
sebelumnya dalam menangani proyek.
11
Situs statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm
8
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan fungsi
humas dalam program dilakukan oleh jabatan lain pada kepanitiaan ataukah
ada pada jabatan humas dan administrasi pekerja magang.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya maka perumusan
masalah penelitian ini adalah: Apa sajakah peran dan fungsi humas dalam
program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan penggalangan dana
organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia?
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi
humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan
penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia.
1.4. Kegunaan penelitian
1.4.1 Kegunaan akademis
Penelitian ini akan menjadi sumbangan dan bahan masukan bagi
pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang humas ditilik
dari bagaimana sebuah program yang singkat selama 72 hari dan berbiaya
tinggi (lebih dari 100 juta) dapat melakukan jangkauan keluar berdasarkan
penerapan-penerapan teori tentang pelaksanaan komunikasi untuk humas.
9
1.4.2. Kegunaan praktis
Penelitian program humas yang diterapkan secara strategis dan
terintegrasi akan sangat berguna untuk:
• Organisasi serupa: banyak organisasi nirlaba berbasiskan komunitas
mulai bermunculan di Indonesia, sebagian besar mengalami masalah
dana, krisis kepemimpinan, dan terjadinya distorsi misi organisasi saat
menerjemahkan visi dan misi organisasi menggunakan acara langsung
sebagai implementasi misi dilapangan. Penelitian ini dapat membantu
memahami praktek yang berhasil dan memetik pelajaran berharga
untuk menghindari pengulangan uji coba hal yang sama di lapangan
sebagai kajian reaksi publik internal dan eksternal.
• Bagi pemerintah: mendukung program-program berbasis akar rumput
yang muncul dari masyarakat. Sehingga pemerinta dapat mengevaluasi
kebijakan-kebijakan dan program untuk publik sehingga selaras dan
sinergis dengan harapan masyarakat sipil yang mendukung upaya yang
sama melalui organisasi nirlaba mereka
• Bagi lembaga donor: agar memahami tantangan organisasi nirlaba
dalam masyarakat sipil Indonesia dan mengevaluasi bagaimana
program – program yang diperkenalkan oleh organisasi nirlaba dapat
diterima oleh para target khalayaknya.
• Bagi masyarakat umum: sebagai penikmat hasil upaya-upaya
kelompok dapat menentukan dukungan mereka berdasarkan prioritas
yang mereka rasakan sendiri.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,
pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas
bidang komunikasi.12
Komunikasi secara etimologi terkait pada kata “communion” yang
berasal dari Bahasa Perancis Kuno yang berarti berbagi (perasaan) dan
“community” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti sekelompok orang
yang tertarik akan hal yang sama – keduanya merupakan kata yang berasal
dari Bahasa Latin “Communicare” yang berarti “untuk dibuat menjadi
sama”.13
Banyak pakar bergulat akan definisi komunikasi dan mencoba
menjawab bagaimana dan mengapa komunikasi terjadi. Secara akademis
definisi komunikasi dibedah untuk menentukan variabel apa yang membantu
manusia memahami mengapa sebagian orang dapat berkomunikasi lebih
efektif dari sebagian lainnya. Definisi komunikasi juga menjadi dasar untuk
menjelaskan apakah komunikasi merupakan sebuah proses atau tindakan,
ataukah merupakan rangkaian dari tindakan-tindakan yang kemudian dilihat
sebagai proses? Beberapa definisi komunikasi lainnya mencoba menjelaskan
12
Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. 1992. P. 2-10
13
Weekly, E. An Etimological Dictionary of Modern English (Vol.1). Dover Publication, New York. 1967
11
apakah komunikasi merupakan fungsi, dan apakah manusia dapat tidak
berkomunikasi? Sejalan dengan waktu, penggunaan simbol-simbol untuk
mentransmisikan ide-ide dan informasi dari orang yang satu ke orang yang
lain menjadi satu variabel komunikasi antar pribadi. Kemudian muncul
pemaknaan, dimana komunikasi merupakan terciptanya makna saat penerima
berhasil menerjemahkan apa yang orang lain (pengirim) lakukan atau
ucapkan.14
Kemampuan menerjemahkan pesan oleh penerima ini dipertimbangkan
sebagai dasar dari komunikasi. Sejalan dengan penemuan-penemuan di bidang
teknologi komunikasi “interaksi” masuk dalam definisi-definisi komunikasi.
Komunikasi sebagai bentuk interaksi yang muncul antara satu orang dan
lainnya sebagai cermin keinginan untuk berbagi dan membuat kemajuan
dalam membina hubungan. Manusia juga diperkirakan membentuk identitas
mereka dan membangun hubungan antar pribadi melalui komunikasi. 15
Para pakar kemudian mempelajari lebih lanjut apakah sebagian
hubungan antar pribadi lebih baik dari sebagian lainnya karena orang-orang
didalamnya dapat berkomunikasi dengan baik? Karena itu dipertimbangkan
juga apabila komunikasi dapat memberbaiki hubungan apakah yang
sebaliknya dapat terjadi. Di saat lain kajian tentang komunikasi massa
(melalui media radio, TV, atau koran) mulai mengevaluasi apakah siaran/
publikasi yang mereka siarkan, mengendalikan apa yang pemirsa/
14
Heath R. L and Bryant J. Human Communication Theory and Research: Concepts, Context, and Challenges. Lawrence
Erlbaum Associates, Inc,. Publishers. New Jersey 2000. P 46-48
15
Ibid.
12
pembacanya pikirkan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembaca/ pemirsa
justru membentuk wacana media massa melalui pilihan media yang mereka
lakukan saat mereka membeli koran/ majalah tertentu atau menentukan
pertunjukkan apa yang akan mereka tonton. Berbagai macam definisi
komunikasi ini secara ringkas mencakup empat hal: definisi komunikasi yang
mencakup komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan media massa.
Berikut adalah penjabarannya.16
Gebner (1967) mendefinisikan komunikasi sebagai “interaksi melalui
rangkaian pesan-pesan. Pesan-pesan ini secara formal berupa kode-kode
simbolik atau kejadian-kejadian yang mewakili arti tertentu yang dimengerti
secara umum dalam sebuah kebudayaan yang diproduksi untuk
membangunkan pengertia tersebut.”17
Untuk mengindikasikan bagaimana
komunikasi muncul, Gebner menggunakan istilah “membangunkan”. Seperti
banyak pakar lainnya yang berpikir bahwa pesan merangsang atau
“membangunkan” makna. Komunikasi seperti ini bersandar pada paradigma
“rangsangan – umpan balik” atau dikenal sebagai “stimulus-respon”. Apa
yang seseorang katakana (rangsangan) memiliki makna sesuai dengan hasi
pemaknaan (umpan balik) orang lain akan pernyataan tersebut. Gebner juga
mengmukakan pesan secara resmi (formal) dikemas dalam “kode”. Dalam
definisi komunikasinya Gebner tidak mengikut-sertakan komunikasi informal
16
Ibid.
17
Mass Media and Human Communication Theory. In Frank E.X. Dance (Ed.) Human Communication Theory: Original
Essays. New York: Holt, Rinehart  Winston, 1967. Reprinted in Denis McQuail (Ed.) Sociology of Mass
Communications. New York: Penguin Books, 1972.. P. 430.
13
atau perilaku tidak sengaja, termasuk diantaranya petunjuk-petunjuk
nonverbal seperti anggukan persetujuan atau melirik orang lain. Apakah
seseorang berkomunikasi dengan orang lain walaupun ia tidak bermaksud
begitu? Teori akomodasi tuturan kata memberikan penjelasan bagaimana
umpan balik nonverbal, cocok dengan perilaku yang muncul; apabila satu
orang senang dengan orang lain, ia cenderung untuk berperilaku sama dengan
orang tersebut.
E.M Rogers dan Kincaid (1981) mengemukakan teori konvergensi
dimana mereka memberikan argumentasi bahwa melalui komunikasi “pihak-
pihak yang berkomunikasi menciptakan dan bertukar informasi antar satu dan
lainnya dengan tujuan menemukan pemahaman bersama melalui
percakapan”18
Disini ditekankan bahwa insentif dari komunikasi adalah
pemahaman, dan “komunikasi merupakan awal dari pengertian”. Cronan,
Pearce, dan Haris (1982) melihat komunikasi sebagai “Proses dimana
seseorang menciptakan memelihara, dan mengubah aturan sosial, hubungan
antar manusia, dan identitas.”19
Definisi ini menantang para peneliti
komunikasi untuk melihat bagaimana “manusia berkoordinasi menggunakan
keterampilan mereka mengelola pesan untuk menyampaikan makna.”
Sebelumnya W.B. Pearce dan Cronan (1980) yakin bahwa melalui komunikasi
18
Rogers, E. M.,  Kincaid, D. L. Communication networks: Toward a new paradigm for research. New York: Free
Press. 1981. P 63.
19
Vernon E. Cronen, W. Barnett Pearce, and Linda M. Harris. The Coordinated Management of Meaning: a Theory of
Communication, P 85-86.in Frank E. X. Dance, ed., Human Communication Theory. New York: Harper and Row.
1982.
14
“ banyak orang secara kolektif menciptakan dan mengelola realitas sosial”.20
Seperti juga E.M Rogers dan Kincaid (1981), Pearce dan Cronen beralasan
bahwa orang-orang berinteraksi karena mereka harus berkoordinasi – datang
untuk berbagi – dimana ini berarti beradaptasi dengan cukup baik untuk dapat
hidup bersama pada derajat keteraturan sosial tertentu.
Pandangan dimana komunikasi dilihat sebagai interaksi menekankan
upaya-upaya dinamis yang dilakukan oleh banyak orang saat mereka
berkomunikasi antara satu dan lainnya. Analisis ini menunjukkan bagaimana
interaksi membentuk pola-pola yang pada akhirnya penting dalam
pembelajaran komunikasi antar pribadi. Mc Laughin (1984) beralasan bahwa
percakapan tidak tumbuh secara acak, mereka mengikuti pola-pola spesifik,
dan belokan-belokan tertentu yang patuh terhadap aturan. Bagaimana
seseorang memahami situasi dimana mereka berinteraksi mempengaruhi
bagaimana mereka berkomunikasi.21
Manusia menggunakan aturan untuk
mencapai tujuan, mereka menggunakan pemahaman mereka dalam menangani
situasi (Cody dan Mc Laughin 1985).22
Pada tahun 1986 DeVito mengembangkan pengertian komunikasi
melalui bukunya “The Communication Handbook: A Dictionary”. Menurut
DeVito komunikasi adalah sebuah proses atau tindakan dimana pesan
20
W. Barnett Pearce and Vernon E. Cronen. Communication, Action and Meaning: The Creation of Social Realities.
Praeger, 1980. P. 7
21
McLaughlin, Margaret L. Conversation: How talk is organized. Sage Series in Interpersonal Communication 3. Beverly
Hills. 1984.
22
Cody, M.J.,  McLaughlin, M.L. The situation as a construct in interpersonal communication research. In M. L. Knapp
 G. R. Miller (eds.), Handbook of interpersonal communication. (pp. 263-312). Sage. Beverly Hills. 1985
15
disampaikan pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu (transmisi)
yang terjadi dengan adanya gangguan.23
Beberapa ahli kemudian
menambahkan bahwa transmisi ini disengaja dengan tujuan menimbulkan
perubahan. DeVito menjelaskan konsep “proses” dalam definisi diatas sebagi
sesuatu yang berkelanjutan, tidak diam (statis). “Komunikasi digambarkan
sebagai proses untuk menekankan bahwa selalu ada yang berubah, selalu
bergerak”.24
Karena itu dalam konsep proses, komunikasi digambarkan
sebagai rangkaian aktifitas yang berkelanjutan dan tidak terputus. Proses
komunikasi melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu, sebab-
sebab, dan akibat-akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa jadi merubah
subyek komunikasi dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut
dilakukan. Karena itu elemen kunci dalam proses komunikasi ini adalah
terjadinya “perubahan”.25
Sementara “pesan” merupakan “sinyal atau kombinasi dari sinyal yang
berfungsi sebagai rangsangan untuk penerima”.26
Pesan bisa jadi berupa tanda
atau lambang. Tanda, disatu sisi merupakan sesuatu yang alamiah, suatu
fenomena yang dimengerti secara universal, contohnya: kilat, yang kemudian
diikuti dengan gemuruh petir, atau asap, yang menyadarkan orang akan
adanya api (sebagai penyebabnya). Disisi lain simbol atau lambang,
merupakan ciptaan/ kreasi manusia. Lambang lalu lintas “berhenti” misalnya,
23
DeVito, J.A. The Communication Handbook:A Dictionary. Harper  Row. New York. 1986. P. 61
24
Ibid. P. 238
25
Anderson, J.A. Communication research: Issues and methods. McGraw-Hill Book Company. New York. 1987. P. 46
26
DeVito, op.cit., P. 201
16
merupakan ciptaan manusia untuk menyampaikan pesan, dan karena lambang
tersebut tidak alamiah ataupun tidak dimengerti secara universal karena itu
dinamakan sebagai simbol.
Saluran dalam pernyataan ini merupakan “kendaraan” atau medium
yang digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal komunikasi. 27
Saluran yang
digunakan bisa jadi dapat dirasakan secara visual ataupun tidak, contohnya;
jarak antara dua orang yang sedang berbicara, suatu tempat diskusi dalam
jaringan (online), pesawat televisi, dan lain sebagainya.
Sementara gangguan adalah seluruh faktor-faktor yang bertanggung
jawab yang mengubah bentuk pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, dan
seluruh faktor yang menggangganggu penerima menerima pesan sebagaimana
pesan tersebut dikemas oleh si pengirim untuk diterima.28
DeVito
mengidentifikasikan tiga macam gangguan dalam komunikasi: gangguan fisik,
gangguan psikologis, dan gangguan semantic. Tipe pertama, gangguan fisik,
mempengaruh transmisi sinyal atau pesan secara fisik: seperti suara kendaraan
yang berisik, bunyi musik yang terlalu kencang, pembicara yang canggung,
ataupun kacamata hitam. Gangguan psikologis diantaranya termasuk pendapat
buruk tentang seseorang atau sesuatu yang sudah terbentuk sebelum pesan
disampaikan, bias dikarenakan pengalaman/ kesukaan penerima yang tidak
berhubungan dengan pesan dan dapat mengubah bentuk penerimaan ataupun
pemrosesan pesan. Gangguan psikologis ini dapat terjadi pada pengirim
27
DeVito, op.cit., P. 52
28
DeVito, op.cit,. P. 209
17
ataupun penerima. Dalam gangguan semantic, Devito mengetengahkan bahwa
hal ini dikarenakan ketidakmampuan penerima memahami pesan yang
dikirimkan oleh komunikator. Hal ini, diantaranya, dikarenakan: jargon, istilah
teknis, atau istilah-istilah rumit lainnya.
Banyak definisi-definisi memperlihatkan proses pengaruh-
mempengaruhi (pengaruh sosial). Dengan caranya yang mirip, Hewes 
Planalp (1987) memberikan argumentasi bahwa komunikasi timbul saat
perilaku seseorang berdampak pada orang lain.29
Kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi adalah yang membedakan
manusia dengan hewan. Kehidupan kita sehari-hari berpengaruh besar pada
cara kita berkomunikasi dengan orang lain.30
Penelitian mengenai komunikasi
ini difokuskan pada komunikasi sebagai proses dari perilaku yang sengaja
dikirimkan dan diterima.
2.2 Hubungan Masyarakat
Pada tahun 1978 bertempat di World Assembly of Public Relations di
Meksiko Hubungan Masyarakat (Humas) dideskripsikan sebagai pengetahuan
sosial dan seni dalam menganalisis kecenderungan, meramalkan akibat-
akibatnya, mengkonsultasikannya pada pimpinan-pimpinan organisasi, serta
29
Hewes, D. E. and Planalp, S. The individual's place in communication science. In C. R. Berger  S. H. Chaffee (Eds.),
Handbook of communication science (pp. 146-183). Newbury Park, CA: Sage. 1987
30
Gonick, Larry. Kartun (non) Komunikasi: Guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer
Gramedia, Jakarta. 2007.
18
melaksanakan program-program yang telah terencana dengan tujuan melayani
kepentingan organisasi dan kepentingan publik pada saat yang sama.
Sementara Webster New World Dictionary mendeskripsikan Humas
sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas,
khususnya menggunakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan, organisasi,
dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini
publik dan citra yang menyenangkan bagi dirinya sendiri.”31
Menurut British Institute of Public Opinion Humas adalah upaya yang
disengaja, direncanakan, dan berkesinambungan untuk memelihara
pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya.
Sementara Public Relations Institute of South Africa mendeskripsikan
Humas sebagai fungsi manajemen, melalui komunikasi, melalui persepsi-
persepsi dan hubungan yang strategis antara organisasi dan pemangku-
pemangku kepentingannya baik secara internal maupun eksternal. Definisi
spesifik yang menekankan akan tanggung jawab Humas pada khususnya
diberikan oleh Public Relation News dimana Humas dijabarkan sebagai fungsi
manajemen yang mengevaluasi sifat publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi
berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk
mendapatkan pengeritan dan penerimaan publik.32
31
Webster’s New World Dictionary of the American Language, 2nd
college ed., William Collins  World Publishing Co.,
Inc. Cleveland. 1978
32
Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal. 6
19
Cutlip, Center, dan Broom (1986) mendefinisikan Humas sebagai
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.33
Definisi ini mengidentifikasi
pembentukan dan peliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan
antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi
humas. Pada saat yang sama definisi ini juga mengemukakan kriteria untuk
menentukan apa humas itu dan apa yang bukan humas.
2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas
Identifikasi adalah (1) upaya untuk menyamakan atau (2) memisahkan
satu hal dengan hal lain, secara lebih spesifik.34
2.3.1. Peran Humas
Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk
menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan
kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian
dan itikad baik.35
Bagi organisasi, pentingnya penyediaan informasi melalui
komunikasi tidak terbatas hanya untuk kalangan eksternal saja, kalangan
internal juga selain perlu pasokan informasi, perlu juga didengarkan. Menurut
33
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 6.
34
Merriam-Webster Dictionary: Identify
35
Moore, op.cit., Hal. 13
20
Argenti (2003) jajaran manajemen perlu tahu bahwa apabila mereka
menyediakan informasi, mereka harus pula mendengarkan. Anggota
organisasi yang didengarkan akan menjadi lebih termotivasi dengan apa yang
sedang mereka kerjakan, merasa memiliki hubungan dengan misi organisasi
dan mengambil posisi untuk mendukung tujuan-tujuan organisasi.36
Manusia
sebagai organisme tidak bisa mentoleransi terlalu banyak ketidak pastian
ataupun kelebihan rangsangan stimulus pada otak mereka, disinilah Humas
berperan untuk memelihara pemahaman bersama antara organisasi dan
publiknya. 37
Empat peran utama humas menurut Cutlip dalam konsepnya adalah
sebagai berikut38
1) Teknisi komunikasi (Communication technician)
Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat
manajemen mendefinisikan masalah dan mencari jalan keluar, mereka
baru dilibatkan untuk memproduksi materi komunikasi saat program
diterapkan, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang
motivasi awal atau hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak
diikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan
menajemen, mereka adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi
penjelasan pada karyawan dan pers. Teknisi komunikasi dipekerjakan
36
Argenti, Paul A. Corporate Communication. McGraw-Hill. New York, 2003. P 127.
37
Moore, loc.cit.,
38
Cutlip, Scott M., Center, Allen H., and Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations. Prenada Media Grup. Jakarta.
Hal. 46-47
21
untuk menulis dan menyunting nawala (newsletter) karyawan, menulis
siaran pers, mengembangkan isi dari web, dan artikel mendalam, serta
menangani kontak media. Praktisi ini baru bergabung saat komunikasi
perlu dilakukan dan mengimplementasikan program serta menghabiskan
banyak waktu mereka dalam aspek teknis komunikasi dimana mereka
hanya melaksanakan (dikenal juga sebagai journalis organisasi).
2) Pakar Perumus (Expert Prescriber)
Humas dianggap sebagai pakar ahli dan berwenang atas masalah oleh
pihak lain. Memiliki pengalaman dan kemampuan yang tinggi sehingga
dapat membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah antara
perusahaan dengan publiknya. Dalam hal ini pihak manajemen bertindak
pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau
usulan dari pakar humas tersebut dalam memecahkan dan mengatasi
persoalan humas karena dianggap memiliki keterampilan yang tinggi.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Facilitator)
Dalam hal ini praktisi humas bertindak sebagai fasilitator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Humas juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada
pihak publiknya. Praktisi yang menjadi fasilitator pemecahan masalah
bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisikan dan
menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan
22
strategis. Kerja sama dan konsultasi diawali pertanyaan awal dan berlanjut
hingga evaluasi program akhir. Praktisi menggunakan proses manajemen
dan langkah-langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Fasilitator dilibatkan dalam
tim manajemen pemecahan masalah karena telah mendemostrasikan
keterampilan dan dapat membantu manajer lainnya dalam mengatasi dan
menghindari masalah. Dalam hal ini posisi humas terintegrasi dalam
pengambilan keputusan manajemen.
4) Fasilitator Komunikasi (Communication Facillitator)
Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan
mediator antara organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua
arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam
hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya
adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi
maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
menguntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi praktisi bertindak sebagai
sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. Mereka
menjadi penengah interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan
mengulangi pandangan, memancing reaksi dan membantu partisipan
mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan
komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran tentang batas dan
berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik sehingga
terjadi komunikasi dua arah yang dapat meningkatkan kualitas keputusan
23
kebijakan, prsoedur, dan tindakan kedua belah pihak yang dibuat oleh
organisasi dan publik. Dengan kata lain, humas berperan dalam
menjembatani komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media
dan penengah bila terjadi kesalahan-pahaman dalam komunikasi.
Istilah manajer komunikasi kemudian diperkenalkan saat faktor analisis
dari survey-survey komunikasi menunjukkan bahwa komunikator yang sama
melaksanakan tiga peran sekaligus yaitu: penasihat ahli, fasilitator komunikasi,
dan fasilitator penyelesaian masalah; secara bergantian. Hal ini berawal dari
teori yang dikemukakan oleh Broom (1982). Riset-riset terkait sejak 1985
secara konsisten menunjukkan bahwa manajer komunikasi adalah
penyederhanaan dalam merujuk pada peran-peran komunikasi dari pakar
perumus, fasilitator komunikasi, dan fasilitator penyelesaian masalah.
Komunikator professional yang sebelumnya secara dominan memerankan
manajer cenderung mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari komunikator yang
sebelumnya memerankan teknisi, walaupun dengan rujukan tahun pengalaman
professional yang sama.39
2.3.2. Fungsi Humas
Menurut pernyataan resmi tentang Humas dari Asosiasi Humas
Amerika (Official Statement of Public Relation from Public Relations Society
of Amerika) Humas membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik
39
David M. Dozier, Larissa A. Grunig, James E. Grunig. Manager's guide to excellence in public relations and
communication management. New Jersey. Routledge. 1995. Page 24
24
untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif
dengan memberikan kontribusi pemahaman bersama diantara kelompok dan
institusi.40
Humas adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu
membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, saling
menerima, dan kerjasama antara organisasi dan publiknya; sehingga humas
menjalankan fungsinya melalui elemen-elemen konseptual dan operasional
berikut ini41
:
a) Penelitian (research)
Ini adalah tahap penelitian dalam humas, baik dalam memperoleh data
primer dan sekunder, maupun penelitian bersifat riset opini baik secara
kualitatif dan kuantitatif.
b) Perencanaan (planning)
Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan program
kerja Humas berdasarkan data dan fakta dilapangan, kebijakan, prosedur,
tema dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.
c) Pengkoordinasian (coordinating)
Dimana satu tim kerja ditentukan kerja sama dan keterlibatannya dari
instansi atau personil lainnya kedalam satu koordinasi tim yang solid
sebagai upaya pencapaian tujuan lembaga organisasi.
d) Administrasi (administration)
40
Ibid. Hal. 7.
41
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hal 18
25
Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dokumentasi, sistem pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang
masuknya uang dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/ tercatat
dalam sistem administrasi yang baik.
e) Produksi (production)
Suatu bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola oleh Humas
dalam upaya mendukung perluasan/ pemasaran produk atau nama dan
pengaruh pada sebuah organisasi. Produksi bisa dalam bentuk: media plan,
publication-publicity, audio visual, special events and regular events untuk
tujuan kampanye.
f) Partisipasi Komunitas (Community Participation)
Partisipasi humas dalam melakukan suatu komunikasi timbal balik dengan
komunitas masyarakat/ publik lingkungan tertentu untuk mencapai saling
pengertian dan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya
g) Nasihat (Advice)
Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan perusahaan
berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang penyesuaian berdasarkan
kepentingan publik eksternal/ internal, maupun hasil pengidentifikasian
keinginan dan reaksi opini publik terhadap tujuan perusahaan.
Singkatnya Humas berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik
dan organisasi.
26
2.4. Program Humas
Salah satu definisi untuk humas dari Institute of Public Relations
didalamnya termasuk ‘upaya yang disengaja, terencana, dan
berkesinambungan untuk selalu menciptakan dan memelihara pengertian
bersama antara organisasi dan publiknya’. Henslow (1999) menyatakakan
bahwa program humas adalah upaya perencanaan strategis dalam menangani
publik untuk mencapai tujuan organisasi.42
Dalam program humas kata-kata
berikut ini menjadi konsepnya:43
• ‘disengaja, terencana, dan upaya yang berkesinambungan’
• ‘menciptakan dan memelihara’
• ‘pengertian bersama’
Program humas harus direncanakan menggunakan konsep diatas sedeskriptif
mungkin agar dapat mencapai hasil yang terbaik dan rinci (tajam).
Keberhasilan humas ditentukan dari programnya, program humas yang tidak
direncanakan akan menjadi tercampur aduk, terlepas dari rangkaian rencana,
dan hanya akan sedikit sekali memberi kepuasan. Singkatnya kegiatan yang
tidak terencana sulit dievaluasi dan dikatakan sukses.44
Program humas
idealnya dirancang untuk berlangsung selama waktu tertentu, paling tidak 12
bulan, atau lebih. Program humas dalam keseluruhannya merupakan kegiatan
42
Henslowe, Phillip. Public Relations: A Practical Guide to the Basic. Institute of Public
Relations. 1999. P. 92
43
Ibid.
44
Ibid
27
yang kompleks dan harus dapat mengakomodasi aktifitas humas dari hari ke
hari dalam kerangka strategis. Karena itulah wujud strategi humas merupakan
program humas dan didalamnya setiap aktifitas ataupun acara menjadi
‘taktik’.45
Humas merupakan proses manajemen yang mengarahkan organisasi
ke dalam tahap implementasi apa yang menjadi misi organisasi tersebut.
Menurut Harold Burson (1990), humas memegang peran membantu
organisasi menemukan (tidak saja) ‘apa yang akan dikatakan’, tetapi juga
‘apa yang akan dilakukan’. Burson mengubungkan peran baru ini dengan
pengawasan publik yang makin mendetail dan tak terhindarkan terhadap apa
yang dikatakan dan dilakukan organisasi.46
Hadirnya teknologi komunikasi yang memungkinkan publik untuk
merespon dengan cepat, akan suatu peristiwa, secara global. Teknologi
komunikasi modern menutup jarak antara pesan dan perilaku sampai pada
titik di mana keduanya hampir dianggap satu dan sama. 47
Ada peribahasa yang mengatakan “Aksi berbicara lebih lantang
ketimbang ucapan.” Menurut Cutlip, sebagai humas, rangkaian kata-kata saja
tidak cukup, komunikasi saja tidak cukup untuk memecahkan semua masalah
humas, karena umumnya masalah Humas berasal dari sesuatu yang telah
dilakukan, bukan sesuatu yang telah dikatakan (kecuali pada kasus-kasus
45
Ibid. P. 93.
46
Harold Burson, 1990, October 2. “Beyond PR: Redefining the Role of Public Relations,” 29th
Annual Distinguished
Lecture of the Institute of Public Relations Research and Education, Inc., New York.
47
Ibid.
28
tertentu dimana melibatkan tokoh publik). Program humas berupa tindakan,
merupakan langkah korektif untuk melayani kepentingan bersama dari
organisasi dan publiknya.48
2.5. Organisasi Nirlaba
Menurut Tor Hernes (2004) organisasi adalah kesatuan yang
terikat dalam waktu dan wilayah tertentu yang dibentuk untuk melakukan
kegiatan dan sebagai wadah berinteraksi.49
Dalam organisasi terdapat
sekumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dibedakan oleh tujuannya, organisasi ada yang bertujuan untuk laba dan
nirlaba. Kata nirlaba disini berarti sumber dana ataupun keuntungan yang
diterima organisasi tersebut telah diatur untuk tidak dibagikan kepada
pemiliknya. “Keuntungan” disini merupakan istilah teknis akunting yang
bermakna kelebihan antara pemasukan atas pengeluaran.
Pada tahun 1950an istilah organisasi nirlaba tidak banyak
digunakan. Organisasi-organisasi nirlaba dengan tujuan sosial seperti
Rumah Sakit , melihat diri mereka sebagai Rumah Sakit dan bukan
organisasi nirlaba, organisasi Remaja Mesjid, melihat diri mereka sebagai
organisasi Remaja Mesjid dan tidak melihat korelasi persamaan
keberadaan mereka dengan Rumah Sakit, demikian juga dengan panti
48
Cutlip, Scott M., Center, Allen H. and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 386.
49
Hernes, Tor. The Spatial Construction of Organization (Advances in Organization Studies). John Benjamin B.V
Publishing. 2004. P 11.
29
asuhan. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang oleh peraturan diatur
untuk tidak membagikan keuntungan.
Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk
dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual
produk ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol
seperti yang dilakukan oleh organisasi pemerintahan. Menurut Drucker
(1990), seorang pakar manajemen untuk organisasi nirlaba, produk
organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu atau peraturan yang efektif.
Produk organisasi nirlaba adalah “perubahan menjadi manusia yang lebih
baik”. Institusi nirlaba adalah agen perubahan pada manusia. Pada institusi
nirlaba “produk” nya adalah pasien yang sembuh, seorang anak yang
berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda yang tumbuh menjadi
pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri; dan apabila dilihat
dalam bentuk keseluruhannya: perubahan pada kehidupan manusia. 50
Dalam upaya-upayanya menjadikan manusia-manusia yang
berubah menjadi lebih baik, organisasi-organisasi nirlaba banyak yang
‘alergi’ dengan istilah “manajemen” karena orang-orang yang berada
dibalik operasional organisasi nirlaba beranggapan bahwa manajemen itu
hanya diberlakukan dalam institusi bisnis untuk mencari laba, sementara
mereka tidak bertujuan untuk laba. Secara umum kata manajemen masih
berarti manajemen bisnis. Penanganan secara profesional manajemen
50
Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachuset.
1990. P x (preface).
30
dalam organisasi nirlaba dianggap sebagai penanganan penggalangan
dana”, padahal organisasi nirlaba memerlukan upaya jelas dalam
berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah kepemimpinan,
dan melakukan manajemen sumber daya.51
Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk memenuhi kebutuhan
seseorang atau banyak orang dalam suatu komunitas. Setiap organisasi
nirlaba menjabarkan tujuannya dalam pernyataan misi. Beberapa tipe jasa
nirlaba yang paling umum adalah asosiasi seni, kepentingan sipil,
kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan jasa-jasa kemanusiaan. Jasa
nirlaba besarnya sangat bervariasi mulai dari yang sangat besar seperti
Palang Merah Internasional, hingga yang sangat kecil seperti organisasi
yang dibuat oleh sekelompok sukarelawan yang bekerja paruh waktu.
2.5.1. Target khalayak
Ada beberapa target khalayak dalam organisasi nirlaba52
:
1. Khalayak pengguna (klien) – seluruh upaya nirlaba pada akhirnya
berujung pada melayani kebutuhan kliennya atau pengguna jasa
nirlaba. Dengan catatan bahwa jasa ini dapat berarti hal yang kongkrit
(terlihat) atau abstrak (tidak langsung terlihat hasilnya).
51
Ibid.
,+
'   (  #  !#    $  
 !( #%
!#'  ( +)),(
31
2. Dewan-dewan terdiri dari kumpulan individu yang berasal dari
komunitas. Hukum dan teori yang berlaku menjabarkan bahwa dewan
berkuasa dan bertanggung jawab langsung atas keputusan dan
kebijakan mereka dalam mengarahkan kemana dan bagaimana
khalayak pengguna (klien) dari organisasi akan menikmati jasa yang
diupayakan. Kewenangan yang dimiliki oleh dewan diberikan oleh
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga organisasi. Dewan
kemudian dapat menentukan stuktur terbaik bagaiamana organisasi
pengemban status nirlaba menjalankan sumber dayanya melalui
peraturan tertulis yang secara spesifik tertuang dalam ART atau
peraturan lainnya. Anggota dewan dari organisasi nirlaba biasanya
termotivasi dari kepuasan melayani komunitas dan kepuasan batin
tersendiri karena telah menjadi sukarelawan. Anggota dewan dari
organisasi nirlaba bisa jadi tidak menerima kompensasi dalam bentuk
uang saat menjabat sebagai dewan.
3. Ketua Dewan – peran ketua dewan pengawas merupakan pusat penting
dari pengkoordinasian pekerjaand dewan-dewan lain, direktur
pelaksana, dan komite-komite dibawahnya. Peran Ketua Dewan bisa
jadi memiliki kekuatan untuk menentukan komite, tergantung dari apa
yang dinyatakan dalam peraturan. Kekuatan dari ketua dewan biasanya
lahir melalui bujukan dan kepemimpinan umum.
4. Komite – secara umum dewan memilih untuk menjalankan fungsi-
fungsi operasionalnya melalui berbagai macam komite dewan-dewan.
32
5. Direktur pelaksana – dewan pada umumnya memilih untuk meminta
satu orang yang menjabat sebagai direktur pelaksana untuk
menjalankan keinginan dewan. Direktur Pelaksana bertanggung jawab
langsung atas hasil kerja staf dan mendukung kerja komite-komite
dibawahnya.
6. Sukarelawan – sukarelawan adalah pekerja-pekerja yang tidak dibayar
yang membantu staf bekerja dalam komite-komite dan umumnya
bekerja dibawah pengarahan direktur pelaksana.
2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba
Organisasi nirlaba umumnya terbagi menjadi beberapa fungsi
utama. Fungsi-fungsi ini umumnya meliputi administrasi terpusat dan
program-program53
.
1. Pengaturan (governance) – Fungsi pengaturan pada organisasi
nirlaba bertanggung jawab untuk menyediakan pengarahan
strategis, bimbingan, dan pengendalian. Seringkali istilah
“pengaturan” terkait dengan hal-hal yang dibicarakan.di tingkat
dewan. Namun banyak orang yang mulai memperimbangkan
pengaturan sebagai fungsi yang dijalankan oleh dewan dan
manajemen tingkat atas. Keefektifan pengaturan bayak bergantung
dari hubungan pekerjaan antara dewan dan manajemen tingkat
atas.
53
Ibid.
33
2. Program – pada umumnya organisasi nirlaba bekerja dari misi
umum mereka atau tujuan, untuk mengidentifikasi beberapa dasar-
dasar tujuan yang harus dipenuhi agar berahasil mencapai misi
mereka. Sumber daya diatur menjadi program-program agar dapat
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang keseluruhannya
mencerminkan misi organisasi. Program dipertimbangkan mulai
dari input, proses, output dan hasil. Masukan (input) adalah
berbagai macam sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
program; contoh: dana, fasilitas, klien-klien, staf untuk program,
dan seterusnya. Proses adalah bagaimana program dijaankan;
contoh: klien diberi keahlian tertentu, anak-anak berhasil dirawat
dan diasuh, seni diciptakan, anggota perkumpulan mendapat
dukungan. Sementara keluaran (output) adalah dampak yang
terjadi bagi para penerima keuntungan (klien); contoh kesehatan
mental meningkat, peningkatan rasa apresiasi terhadap seni dan
tumbuhnya sudut pandang lain dalam melihat kehidupan,
peningkatan efektifitas antar anggota, dan seterusnya.
3. Administrasi Pusat adalah staf dan fasilitas-fasilitas yang umum
digunakan untuk menjalankan program-program. Biasanya hal ini
termasuk direktur pelaksana dan karyawannya. Nirlaba umumnya
berjuang untuk menekan biaya-biaya administrasi pusat serendah
mungkin dibandingkan biaya menjalankan program.
34
Berbeda dengan organisasi yang bertujuan untuk keuntungan,
organisasi nirlaba biasanya memiliki karakteristik khusus akan
kemampuan manajemen peran-peran penting yang diperlukan di
dalamnya. Kemampuan unik yang diperlukan dalam manajemen
nirlaba adalah: 1) Pengetahuan dan kemampuan yang umumnya
diperlukan dalam manajemen; 2) Pengetahuan dan kemampuan dalam
melaksanakan aktifitas-aktifitas manajemen; 3) Kemampuan
menggalang dana dan kemampuan menulis permintaan untuk dana
hibah; 4) Pengaturan (Sukarelawan Dewan Dewan Direktur); 5)
Anggaran dan Akunting untuk Nirlaba; 6) Pengembangan Program
dan Evaluasi; 7) Peraturan dan Kebijaksanaan yang menyangkut
Publik; 8) Program Sukarelawan. 54
2.6. Penggalangan Dana
Penggalangan dana adalah seluruh proses yang bertujuan untuk
mencari dan menerima pemberian uang dari individu, perusahaan, dan
organisasi-organisasi nirlaba, dengan penekanan terhadap dana yang
dikelola untuk organisasi tersebut oleh spesialis penggalangan dananya. 55
Sejarah penggalangan dana pada awalnya merupakan derma dalam skala
kecil dimana beberapa orang kaya mendanai sesuatu berdasarkan
54
Ibid
55
Kelly, Kathleen S. Fund raising and Public Relations: A Critical Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. New
Jersey. 1991. P. 384-385
35
pendekatan mengemis oleh individual secara pribadi. 56
2.7. Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan Dana Organisasi
Nirlaba
Kelly (1991) dalam menetapkan bahwa penggalangan dana sebagai
salah satu spesialisasi humas dapat dijelaskan dengan model komunikasi
Grunig dengan contoh, walaupun model ini diakui sebagai penyederhanaan.
Empat model komunikasi menurut Grunig:
1) Model Publisitas/ Press agentry (Publicity/ Press Agentry)
menggunakan tipe komunikasi satu arah. Karakteristik model adalah
menggunakan rayuan dan manipulasi untuk mempengaruhi khalayak
target sehingga mereka memiliki perilaku sesuai apa yang diinginkan
organisasi. Model ini merupakan model tertua dan yang paling umum
dipraktekkan hingga kini.
Sejarahnya bermula dari P.T. Barnum pada tahun 1830an yang
mendirikan agen pers dan praktisi-praktisi humas yang mencari cara
agar nama organisasi-organisasi atau klien-klien mereka dikenal oleh
masyarakat, umumnya dengan menggunakan media masa. Tujuan dari
model ini (salah satu fungsinya untuk organisasi) adalah sebagai
propaganda. Grunig dan Hunt (1984) mengemukakan bahwa para
praktisi menyebarkan kepercayaan tentang organisasi terkait, seringkali
menggunakan informasi yang separuh benar, tidak utuh, dan informasi-
56
Ibid.
36
informasi pilihan.57
Model Press Agentry mempropagandakan maksud
dari penggalangan dana menekankan penggunaan pesan-pesan
emosional. Sebagai contoh dalam menggalang dana untuk mengatasi
kelaparan di Irlandia upaya ini dimotori dengan publisitas yang menjual
emosi dengan menunjukkan gambar-gambar grafis kelaparan di Irlandia.
Penggalangan dana palang merah Amerika pada Perang Dunia Pertama
dalam 19 bulan berhasil mengumpulkan lebih dari 690 dollar AS.
Namun harap dicatat bahwa model press agentry oleh Ward, Pierce, dan
Lee menggunakan dasar tekanan, kompetisi, emosi, dan bahkan
pemaksaan. Ada kuaota yang telah ditetapkan untuk tiap kota,
kabupaten, hingga daerah kumuh -diberikan target dalam jumlah dalam
kompetisi menggalang dana -- teknik lama yang selalu digunakan oleh
Ward. Seluruh media dikerahkan untuk mempromosikan maksud
tersebut dan membuktikan pratiotisme mereka. Kansas City Star media
cetak di Kansas menuliskan: “Kansas City tidak boleh ada yang lalai
dalam memberi58
2) Model Informasi Publik (Public Information) menggunakan tipe
komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya adalah menggunakan
siaran pers dan model komunikasi satu arah lainnya untuk
mendistribusikan informasi organisasi. Praktisi humas seringkali dirujuk
sebagai “jurnalis organisasi”.
57
Ibid.
58
Ibid. P. 392.
37
Model kedua dapat dikatakan diambil dari hasil kerja Ivy Lee pada
awal abad ini dan menempatkan fungsi humas dalam peran jurnalis
organisasi dengan tujuan utama menyebar luaskan informasi faktual
pada berbagai macam kepentingan publik yang ada di organisasi.
Model informasi publik pada umumnya ditemukan pada departemen-
departemen dalam pemerintahan dan lembaga nirlaba, yang
bergantung pada siaran pers dan pengendalian media (menggunakan
publikasi yang mereka terbitkan sendiri) untuk menyebarluaskan
informasi tentang organisasi.
Model Informasi Publik untuk penggalangan dana dipelopori oleh
Charles Loring Brace (1853) memulai model ini karena ia percaya
sumbangan akan meningkat secara efisien dan lebih bermoral apabila
informasi disebarkan dengan lebih jujur dan akurat. Ia memutuskan
untuk dapat menggalang dana menggunakan sedapat mungkin dasar
yang masuk akal dan rasional. Menurutnya apabila faktanya diketahui
bagaimana menderitanya dan kemiskinan yang membelenggu anak-
anak di New York dan dasar-dasar bagaimana organisasi beroperasi
dimengerti, maka organisasi dapat secara aman bergantung dari opini
publik yang tercerahkan dan simpati, dibandingkan dari sensasi
sementara atau perasaan tidak enak. Dan karena dewan organisasi
menyetujui hal ini, kita menanggalkan semua pameran tentang
kemiskinan dan anak terlantar dengan alasan kemanusiaan - dimana
anak-anak tersebut tidak lantas menikmati keadilan yang
38
sesungguhnya. Cutlip (1965) berpendapat bahwa Brace adalah
pelopor penggalangan dana yang menyadari bahwa dukungan dari
publik yang mendapatkan informasi dengan baik terbukti akan
menyediakan dukungan yang lebih berkelanjutan. 59
3) Model Dua Arah Asimetris (Two-way asymmetrical) menggunakan
tipe komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya menggunakan
bujukan dan manipulasi untuk mempengaruhi target khalayaknya agar
berperilaku seperti apa yang diinginkan oleh organisasi. Riset tidak
digunakan untuk mencari tahu bagaimana perasaan publiknya terhadap
organisasi. Model ini dicetuskan oleh Bapak Humas Edward L. Bernays,
dimulai pada awal 1920an, dilakukan dengan tujuan melakukan bujukan
berlandaskan data-data ilmiah. Bernays dan beberapa orang lainnya
mengenali bahwa riset yang dilakukan pada publik dapat membantu
organisasi memenuhi sebagian besar tujuannya (contohnya: dengan
mempelajari lebih banyak tentang target-target khalayaknya, pesan
dapat dibentuk sehingga merubah sikap dan mempengaruhi prilaku).
Walaupun tujuannya mirip dengan apa yang digunakan oleh model agen
pers (press agentry), model dua arah asimetris menggunakan teori ilmu
pengetahuan sosial dan riset terhadap sikap untuk membantu organisasi-
organisasi menjual produk mereka, menciptakan citra yang diinginkan,
dan membujuk publik untuk menerima apa yang disodorkan oleh
organisasi. Model dua arah asimetris diterjemahkan sebagai
59
Ibid. 397
39
penggunaan yang tujuan utamanya adalah untuk membujuk – seperti
yang didefinisikan oleh Grunig dan Hunt (1984) yang berpendapat
bahwa model ini mengkomunikasikan hanya karakteristik-karakteristik
terpilih dari organisasi yang akan diterima oleh publik”. 60
Model dua
arah asimetris pada awalnya dipimpin oleh John Price Jones. Jones
menggunakan riset untuk “menjual” kebutuhan filantrofis klien-klien
dalam organisasinya, sehingga berhasil menjaring 746 juta lebih selama
31 tahun ia bekerja sebagai konsultan penggalangan dana. Seperti
praktisi-praktisi lainnya yang menggunakan model dua arah asimetris, ia
seringkali memerankan humas dengan cara mencari tau apa yang publik
sukai tentang organisasi dan memunculkan aspek tersebut, atau
menentukan nilai-nilai dan sikap apa yang publik miliki dan
mendeskripsikan organisasi dengan cara tertentu sehingga sikap-sikap
yang disukai ini tercermin dalam organisasi. Bernays menamakan
strategi ini sebagai “mengkristalkan opini publik” dan “merekayasa
persetujuan”. Bernays menemukan kekuatan dari publisitas dalam
metode-metode bisnis yang efisien yang ia kagumi dan menciptakan
pendekatan baru dalam menggalang dana. Kekaguman Jones akan riset,
pengarsipan yang baik, dan perencanaan yang menyeluruh
meningkatkan nilai riset dan perencanaan pada tahap yang dikagumi
orang, dan kegemarannya akan berkas-berkas administrasi menjadikan
prinsip dan prosedur penggalangan dana menjadi sistematis. Media
60
Ibid. 384-385
40
cetak The London Economist menjulukinya “Ahli Penggalangan Dana
yang paling terkenal”. Walaupun begitu penting untuk dicatat bahwa
riset pada model asimetris dalam penggalangan dana digunakan untuk
membentuk hanya pesan-pesan yang menarik untuk donor. Mengutip
kalimat Jones,
“Perlakuan yang hati-hati harus diambil sejauh apa yang
diinginkan oleh donatur besar untuk menentukan apa yang
menarik hati dan perilaku mereka sehingga dapat
menentukan pendekatan yang paling efektif dan sebisa
mungkin mengambil jalan dengan kendala yang paling
sedikit.”61
4) Model Dua Arah Simetris (Two-way symmetrical model)
menggunakan tipe komunikasi dua arah. Karakteristik modelnya
menggunakan komunikasi untuk bernegosiasi dengan publiknya,
menyelesaikan konflik, dan mengarahkan kepada saling pengertian dan
penghormatan antara organisasi satu dan publiknya.62
Model keempat,
yang muncul kepermukaan pada awal 1960an melalui berbagai hasil
kerja dari berbagai pendidik, adalah model dua arah simetris. Model ini
tidak hanya menggunakan riset untuk membentuk pesan namun uga
menaruh organisasi pada posisi dimana organisasi berada secara
harmonis dengan publik-publiknya yang paling penting. Menurut
Grunig dan Hunt (1984) praktisi model ini berfungsi sebagai mediator
antara organisasi dan publik-publiknya karena tujuan utama adalah
61
Ibid. P. 405
62
Grunig, James E. and Hunt, Todd T. Managing Public Relations. Wadsworth. 1984. P. 74
41
untuk meraih pengertian bersama. Dalam model simetris dua arah,
penerjemahannya pada fungsi humas dapat juga berarti upaya
komunikasi yang dilakukan digunakan untuk merubah perilaku atau
sikap dari manajemen organisasi apabila hal tersebut tidak seimbang
dengan sikap, pengetahuan, dan perilaku dari publik-publiknya. Pada
tahun 1903 Harvard menerima 20 juta dolar dalam bentuk warisan untuk
mendukung pendidikan teknik dari mendiang McKay. Sementara MIT,
telah memiliki sekolah teknik dan hanya berjarak beberapa mil saja
jauhnya dari Harvard. Lowell, Direktur Universitas Harvard memikirkan
sebuah rencana dimana prosedur dimungkinkan untuk mengalokasikan
sebagian besar dana warisan tersebut dari Harvard ke MIT sehingga
“membuat niat awal sang pendonor lebih efisien.” Rencana ini mendapat
tentangan keras dari alumni-alumni Harvard, dan walaupun rencana ini
akhirnya tidak diwujudkan karena ditolak oleh pengadilang tinggi
Massachusetts di tahun 1917 dan Lowell akhirnya setuju untuk
menerima uang tersebut untuk Harvard, contoh ini menunjukkan model
dua arah simetris dari penggalangan dana. Karena tujuan model
komunikasi dua arah adalah untuk mencapai pengertian bersama, secara
alamiah komunikasi terjadi dua arah antar kelompok dengan efek
simetris. Karakteristik ini penting dibandingkan dengan tiga model
komuikasi lainnya dimana alurnya adalah sumber ke penerima.
Walaupun begitu karena modelnya komunikasi dua arah, pelakunya
adalah kelompok satu ke kelompok lain. Tidak seperti model publisitas
42
dimana organisasi tergantung pada emosi publiknya atau model
informasi publik, dimana organisasi tergantung pada apakah publik
menjadi tercerahkan atau tidak, model dua arah simetris tergantung
apakah organisasi mengalami persetujuan dengan donornya.
2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan penggalangan dana
Dalam organisasi nirlaba iuran bisa jadi didapatkan dari jasa
dan harga yang ditetapkan untuk individual yang menerima jasa yang
mereka terima (contohnya orang tua yang menitipkan anaknya di
sarana penitipan anak) atau pihak ketiga seperti pemerintah yang
mendukung jasa-jasa seperti yang disediakan oleh organisasi. Tidak
seperti sektor swasta dimana harga produk dan jasa harus dapat
menutupi seluruh biaya, institusi nirlaba harus dapat menggalang dana
dan mencari sumber dana tambahan. Penting untuk diingat bahwa
walaupun banyak organisasi nirlaba berguna untuk masyarakat, sulit
untuk mengukur hasil pasti layanan yang mereka sediakan. Perubahan
sikap pada seseorang atau pada komunitas bisa jadi memakan waktu
tahunan untuk dapat disadari dampaknya. Walaupun begitu organisasi
nirlaba terus menerus ditantang untuk dapat menunjukkan hasi karena
lembaga donor makin lama makin pintar dan sumber pendanaan
makin terbatas.63
63
McNamara, Carter. Field Guide to Consulting and Organizational Development With Nonprofits. Authenticity
Consulting, LLC. 2005.
43
Untuk penggalangan dana, manajer nirlaba (dan dewan-dewan
direktur) harus dapat bersinergi untuk menggalang dana dengan tujuan
mendapatkan kebutuhan dana untuk organisasi. Umumnya
penggalangan dana bukan menjadi tugas yang menyenangkan untuk
direktur pelaksana. Penggalangan dana bisa jadi aktifitas yang
memakan tenaga, menyedot kemampuan kreatif dan energi sosial.
Direktur pelaksana terus menerus diuji untuk menyeimbangkan waktu
yang mereka habiskan untuk menggalang dana dan manajemen
program. Terlalu sedikit waktu yang dihabiskan dalam satu area dapat
menjadikan organisasi kekurangan dana atau kualitas pelayanannya.
Ada beberapa sumber-sumber mendasar dalam pendanaan di
sektor nirlaba. Yang pertama adalah hibah. Hibah dapat diberikan oleh
departemen-departemen di dalam pemerintahan, yayasan, atau
perusahaan, yang biasanya diberikan untuk mengoperasionalkan suatu
program spesifik. Seperti yang pernah dijabarkan sebelumnya, badan-
badan yang menerima hibah pemerintah untuk menjalankan program
jasa kemanusiaan biasanya melakukan jasanya berdasarkan biaya dari
jasa tersebut. Hibah dari yayasan-yayasan atau perusahaan biasanya
diberikan di muka dan menuntut laporan akan aktiftas-aktifitas
program yang dilakukan dan biaya yang dikeluarkan pada akhir
program hibah.64
64
Ibid.
44
Organisasi nirlaba bisa juga memberikan dana pada individual.
Sumbangan individual juga dapat datang dari dana keanggotaan atau
penerima keuntungan (contohnya pemirsa penikmat siaran televisi
publik atau penghuni rumah komunitas pengaman lingkungan).
Sumbangan – sumbangan ini biasanya merupakan sumbangan dalam
bentuk kecil, dan idealnya sumbangan dalam bentuk kecil ini datang
dari orang yang banyak. Pemberian yang besar bisa juga datang dari
individu atau perseorangan yang seringkali disebut sebagai donor
besar. Memupuk hubungan dengan donor-donor besar membutuhkan
banyak energi (ketelatenan) dan kecerdikan dari dewan dan direktur.
Banyak organisasi nirlaba melangsungkan acara-acara khusus untuk
meraih dana, dan caranya bervariasi mulai dari berjualan kue hingga
melangsungkan acara besar.65
Ada dua faktor yang dapat meningkatkan upaya penggalangan
dana. Salah satunya adalah program yang baik. Program-program
yang memenuhi kebutuhan penting komunitas dan menunjukkan hasil
akan mampu menjual diri tanpa banyak campur tangan. Dewan yang
berkomitmen dalam tanggung jawab penggalangan dananya juga bisa
menjadi aset untuk organisasi. Anggota – anggota dewan yang
menanggap serius peran mereka sebagai individu yang harus
membantu menggalang dana dapat mempromosikan organisasi dan
membantu membawa berbagai macam sumberdaya masuk.
65
Ibid.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tipe penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif lahir
karena kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian
adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dalam
mengidentifikasi peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan
Pengetahuan 2010” sebagai sebuah rangkaian dari tindaan-tindakan
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Penelitian deskriptif digunakan
karena ketertarikan peneliti akan subyek, namun belum ada kerangka
teoritis yang mampu menjelaskannya. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka. Sehingga
analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian deskriptif digunakan
karena penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ini dalam
aplikasinya tidak saja akan menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan
(sintesis); dan tidak hanya akan melakukan klasifikasi, tetapi juga
organisasi sehingga dihasilkan kesimpulan dengan kekuatan integratif,
karena sifat penelitiannya yang mencari, dan bukan menguji.
46
3.2. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus.
Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami makna dibalik data
yang tampak, dan fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
peneliti. Interaksi sosial dipelajari dan diurai, interaksi sosial yang
kompleks hanya dapat dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
dimana peneliti ikut berperan pada proses, turut serta dan bertanya secara
mendalam bagaimana interaksi sosial tersebut dilakukan sehingga
ditemukan pola-pola hubungan yang terjadi dalam interaksi. Metode ini
juga digunakan dengan harapan orang-orang yang diwawancara dapat
mengungkapkan perasaannya, sehingga peneliti dapat memahami dan
penggambaran ini dapat dicerminkan dalam analisis terhadap masalah.
Penelitian kualitatif berfungsi dan dimanfaatkan untuk memahami
isu-isu tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi pada program dan
digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah
banyak diketahui.
Metode studi kasus adalah metode riset yang menggunakan
berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk
meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai
aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara
sistematis.
47
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari
kasus ataupun status dari individu.
Kelebihan studi kasus adalah data dapat digunakan dikemudian
hari untuk mendukung studi-studi besar. Studi kasus dapat digunakan
sebagai contoh ilustrasi bagi perumusan masalah, menganalisis data, serta
merumuskan kesimpulan. Kelemahan studi kaus adalah sangat
dipengaruhi oleh pandangan subyektif dalam pemilihan kasus karena
adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan, kurangnya
obyektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep
yang sebelumnya ada pada peneliti, ataupun dalam penempatan serta
pengikut-sertaan data dalam konteks yang bermakna menjurus pada
interpretasi subyektif. Penelaahan berbagai sumber data ini membutuhkan
berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset akan
menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-
dokumentasi, dan kuesioner.
Menggunakan riset deskriptif, maka deskripsi akan dibuat secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan kerangka
konseptual. Melalui kerangka konseptual, periset melalakukan
operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel dan
indikatornya. Riset ini menggambarkan realitas yang terjadi tanpa
menjelaskan hubungan antar variabel.
48
3.3. Definisi konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka tentang komunikasi dimana Devito
(1968) mendefinisikannya sebagai sebuah proses atau tindakan, penelitian
akan diarahkan kepada rangkaian aktifitas komunikasi yang berkelanjutan,
yang melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu sebab-sebab, dan
akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa merubah subyek komunikasi
dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut dilakukan.
3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas
Identifikasi peran dan fungsi humas akan ditelaah pada dua peran
dominan dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” menurut Broom
(1982) yaitu manajer komunikasi yang melaksanakan tiga peran sekaligus
secara bergantian yaitu pakar perumus, fasilitator komunikasi, fasilitator
pemecahan masalah; dan teknisi komunikasi.
Saat identifikasi ini dilakukan penelitian akan mengungkapkan
peran-peran dan fungsi dari manajer komunikasi dan teknisi komunikasi
yang terdapat dalam program yang diciptakan oleh organisasi berdasarkan
konsep Sim-Kraus (2010) yaitu membangun citra, mengemas pesan,
menciptakan kesempatan, berperan sebagai pusat komunikasi dan
informasi organisasi, serta meningkatkan nilai organisasi.
3.3.2. Program Bebaskan Pengetahuan 2010
Program Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah tempat dimana
identifikasi peran dan fungsi humas dilakukan yang melibatkan dimensi
49
waktu dan merupakan sebab mengapa penelitian, perencanaan,
pengkoordinasian, administrasi, produksi, penciptaan kesempatan dan
evaluasi berupa laporan dilakukan oleh organisasi. Ada lima posisi yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program “Bebaskan Pengetahuan
2010” yaitu Direktur Proyek, Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, dan
Penerjemah.
Sebagai salah satu upaya organisasi untuk mempengaruhi dan
mendorong terjadinya proses komunikasi antara organisasi dan target
khalayak, organisasi memutuskan untuk meluncurkan Program Bebaskan
Pengetahuan 2010. Penelitian ini akan mengidentifikasikan peran dan
fungsi humas yang dilakukan oleh posisi-posisi yang terdapat dalam
program dalam menjadikan program ini berhasil/ tidak berhasil.
3.3.3. Penggalangan dana organisasi nirlaba
Penelitian ini juga akan mengidentifikasikan peran humas yang
terdapat dalam model komunikasi yang digunakan dalam program untuk
menggalang dananya. Empat model komunikasi Grunig (1984) dianggap
sebagai salah satu spesialisasi peran dan fungsi humas seperti yang
digariskan oleh Kelly (1991); yaitu Model Press Agentry/ Publisitas,
Model Informasi Publik, Model Satu Arah Asimetris, dan Model Dua
Arah Simetris.
Setelah diidentifikasi model komunikasi mana yang dilakukan oleh
organisasi untuk membiayai program, peneliti akan mengidentifikasi
kemampuan untuk menggalang dana berdasarkan tinjauan pustaka dan
50
menentukan apakah kemampuan ini diikuti dengan kemampuan menulis
permintaan untuk dana hibah.
Peneliti akan mendeskripsikan hasilnya dan menyimpulkan
kelebihan dan kelemahan model ini berdasarkan hasil yang terungkap pada
saat penelitian.
3.4. Fokus penelitian
Penelitian akan difokuskan pada:
1. Identifikasi peran utama humas menurut Cutlip (2006) pada posisi
Direktur Proyek, Humas dan Administrasi, dan Ketua Panitia pada
program “Bebaskan Pengetahuan 2010”.
2. Identifikasi peran dan fungsi humas dalam penggalangan dana
menggunakan model komunikasi berdasarkan Grunig (1984).
3.5. Nara sumber (key informant)
Nara sumber (key informant) dicari dan ditetapkan dengan dasar
bahwa nara sumber ini terkait langsung . Karena itu nara sumber kunci dari
penelitian ini adalah:
• Mariyanah – Ketua Panitia Program Bebaskan Pengetahuan 2010
• Exga Ayu Puspita Sari – Humas dan Administrasi
Nara sumber lainnya yang terkait langsung dalam keputusan organisasi untuk
mencari dana dan pemberian dana untuk upaya modifikasi lingkungan dalam
meraih simpati dan memobilisasi partisipasi melalui aktifitas komunikasi
programorganisasi dan yang membiayai program:
51
• Leo Cahyadi – Ketua Dewan Pengawas Wikimedia Indonesia.
• Heidi Arbuckle – Ford Foundation
• Erik Moeller – Wikimedia Foundation
3.6. Analisis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang
terdapat dari:
1. Tinjauan pustaka dan teori dari berbagai sumber tentang peran dan
fungsi humas serta manajemen organisasi nirlaba.
2. Wawancara formal dengan nara sumber kunci serta wawancara
informal dengan peserta, pemenang, dan juri sebelum dan setelah
dijalankannya proyek.
3. Situs web Wikimedia Indonesia, Wikimedia Foundation, situs statistik
proyek-proyek Wikimedia.
4. Pendapat-pendapat dan laporan tertulis tentang Wikipedia dan proyek-
proyek Wikipedia yang didapatkan secara daring (online) serta
Laporan naratif dan keuangan Wikimedia Indonesia kepada Ford
Foundation dan Wikimedia Foundation
5. Proposal program dalam mencari dana.
6. Materi-materi komunikasi tentang program; termasuk presentasi pada
saat pelatihan lomba untuk peserta, presentasi pada saat pelatihan juri,
presentasi pada saat pengenalan program pada promosi keliling di 10
(sepuluh) Perguruan Tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok,
serta poster sosialisasi program.
52
7. Seluruh lalulintas surat elektronik Direktur Proyek saat menjalankan
program.
8. Publikasi media massa tentang Kompetisi Menulis Bebaskan
Pengetahuan 2010 oleh Wikimedia Indonesia.
3.7. Keabsahan data
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan triangulasi dimana validasi
data diuji silang dengan menggunakan data dari berbagai sumber, dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu.
3.7.1. Triangulasi
Kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan mengecek hasil
wawancara, observasi, dan melalui penelitian dokumentasi. Dimana data
di verifikasi kebenarannya, atau mungkin seluruh data benar, namun
dilihat menggunakan sudut pandang yang berbeda.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Wikimedia Indonesia
Wikimedia Indonesia didirikan pada 5 September 2008 sebagai
perkumpulan yang mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran
pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di
Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif
Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya
pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar.
Asas dan tujuan Wikimedia adalah; Asas: Perkumpulan berasaskan
kesukarelaan, kekeluargaan, dan kejujuran. Tujuan: 1) Perkumpulan
bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pengadaan dan penyebarluasan
materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa Indonesia dan
bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia. 2) Perkumpulan bertujuan untuk
mendukung upaya-upaya pemberdayaan dan rangsangan agar masyarakat
tergerak untuk ikut berkontribusi dalam upaya pengumpulan, pengembangan,
dan penyebaran materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa
Indonesia dan dalam bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia.
Wikimedia Indonesia didirikan oleh 19 orang pendirinya dari berbagai
latar belakang dan memutuskan untuk bersinergi mendukung pertumbuhan
54
pengetahuan bebas di Indonesia. Keseluruh pendirinya adalah sukarelawan
dan setelah berdiri, keanggotaan organisasi terbuka untuk umum.
Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi
identitas para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan
membangun proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan
pengetahuan dilakukan secara teroganisir, terencana, dengan target yang
jelas.
4.1.2. Struktur organisasi
Keanggotaan Wikimedia Indonesia terbagi dua jenis. Anggota
Biasa dan Anggota Pengurus (atau dikenal juga sebagai Anggota Dewan),
dimana hasil Rapat Umum Anggota merupakan kekuatan tertinggi dan
mengikat. Anggota Dewan terbagi lagi menjadi dua, Dewan Pengawas dan
Dewan Eksekutif (Pelaksana).
Dewan Eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan
dana dan manajemen professional dalam operasional harian.Dewan
Pengawas terdiri dari Ketua Dewan, Sekertaris, dan Anggota Dewan
Pengawas.
Semenjak organisasi berdiri pada tahun 2008, Dewan Pengawas
bertugas mengawasi dan memberi saran pada jajaran Dewan Pengurus.
55
Gambar 1. Struktur Organisasi Wikimedia Indonesia 66
Gambar 2. Struktur Dewan Pengawas
66
Situs Web Wikimedia Indonesia: www.wikimedia.or.id/organisasi
56
Gambar 3. Struktur Dewan Pengurus
Jajaran Dewan Pengurus berdasarkan Rapat Umum Anggota 2009
mengakomodasi komite-komite eksekutif dibawah Direktur Eksekutif dengan
tujuan meningkatkan kinerja organisasi menjadi berbasiskan proyek dan
membagi beban Direktur Eksekutif kepada komite-komite eksekutif.
4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal Wikimedia di Dunia
Saat didirikan dan diakui sebagai afiliasi Wikimedia Foundation
(WMF) di bulan Desember 2008, Wikimedia Indonesia menjadi salah satu
afiliasi dari ke-27 mitra lokal WMF di dunia. Misi membebaskan
pengetahuan adalah usaha global yang memberikan alternatif cara untuk
menjembatani kesenjangan pengetahuan karena ketiadaan akses ataupun
tidak-tersedianya informasi itu sendiri.
Gambar 4. Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia
57
(warna biru gelap)67
4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia
Wikipedia bahasa Indonesia adalah situs ensiklopedia bebas terbesar
berbahasa Indonesia. Situs ini berisi tentang artikel-artikel pengetahuan
tentang banyak hal, mulai dari ilmu pengetahuan alam, sosial, geografi,
hingga artikel-artikel hiburan dan diisi oleh kontributor yang tidak dibayar.
Pada awal diluncurkannya pada tahun 1 Mei 2003 situs ini hanya memiliki
artikel-artikel terjemahan oleh robot sebagai artikel awal, tanpa ada pengguna
aktif.68
Lalu pada tahun January 2004 satu demi satu pengguna bertambah
sehingga meningkat secara stabil hingga tahun 2006.
67
Sumber:Meta Wikimedia: Chapters
68
Halaman statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm
58
Pengguna sangat aktif ini lalu berkumpul dan memutuskan untuk
membuat organisasi yang sah secara hukum sehingga dapat berafiliasi dengan
organisasi yang menjalankan Wikipedia, yaitu Wikimedia Foundation yang
berada di San Fransisco, dan secara resmi dapat mempublikasikan serta
mempromosikan kinerja sukarelawan-sukarelawan Wikipedia di Indonesia.
Walaupun proyek bebas Wikimedia tidak hanya Wikipedia (ada Wikisource
dan Wikibooks), situs yang paling popular masih Wikipedia bahasa
Indonesia. Karena banyak sumberdaya dipusatkan Wikipedia bahasa
Indonesia, situs ini menjadi penting untuk organisasi yang didirikan untuk
melindungi upaya pengetahuan bebas agar tetap berjalan dan mendorong agar
upaya ini terus bergerak maju dan mengalami peningkatan baik dari segi
kuantitas (pendukungnya bertambah banyak) ataupun kualitas (isinya
semakin bermutu).
4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010
Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah sebuah program yang dirancang
untuk menambah jumlah pengguna sangat aktif dalam situs wikipedia bahasa
Indonesia selama 72 hari dengan memberdayakan 90 mahasiswa dari untuk
10 perguruan tinggi yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok.
Upaya ini dilakukan oleh Wikimedia Indonesia dengan mengambil bentuk
kompetisi menulis untuk situs ensiklopedia berbahasa Indonesia yang bebas
disunting oleh siapa saja. Selama kompetisi berlangsung panitia merekam
aktifitas dan perilaku para peserta untuk mengetahui ukuran partisipasi
59
mereka dan disaat yang sama mengetahui apakah target kompetisi
melipatgandakan jumlah pengguna sangat aktif tercapai.
Kompetisi direncanakan sejak pertengahan 2009 dan dimulai pada 1
April 2010 dan kompetisi berakhir pada pertengahan Juni 2010. Kompetisi
sendiri bertempat daring (dalam jaringan) atau online. Seluruh peserta yang
pada awalnya tidak mengetahui bagaimana menulis di wikipedia
diperkenankan untuk menulis topik apa saja yang ingin mereka tulis dengan
syarat memenuhi pakem-pakem wikipedia, seperti penulisan ensiklopedis,
netral (tidak berbunyi seperti promosi), setiap kalimat didapatkan dari sumber
yang terpercaya, setiap artikel panjang memiliki minimum lima rujukan
sementara artikel singkat (disebut juga rintisan) memiliki minimum dua
rujukan, tata cara penulisan rujukan ditulis seperti penulisan referensi ilmiah.
Program memiliki empat panitia inti penuh waktu yang bekerja
minimum delapan jam per hari dan satu panitia tambahan yang bekerja paruh
waktu, serta didukung oleh dua panitia sukarelawan lainnya sebagai Desain
dan Kreatif. Panitia inti terdiri dari posisi Direktur Proyek, Ketua Panitia,
Humas dan Administrasi, Situs Web dan Konten, sementara panitia tambahan
mengisi posisi Administrasi dan Penerjemah. Satu hal yang menarik dari
program ini adalah karena ketiadaannya kantor dan sebagian besar pekerjaan
berada daring (online) dalam ranah internet, maka panitia dapat bekerja dari
tempat yang berbeda-beda. Komunikasi dilakukan dengan temu muka,
hubungan telpon, SMS, dan surel. Pada saat temu muka (rapat) pertemuan
60
panitia dilakukan ditempat-tempat publik seperti café, restauran, mall, dan
kampus, selama tempat-tempat tersebut memiliki sambungan internet gratis.
4.2. Hasil penelitian
Lima narasumber yang diwawancara sebagai bagian dari penelitian
ini, dua diantaranya adalah nara sumber kunci terkait dengan identifikasi
peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010”, satu
narasumber pendukung dari organisasi, serta dua narasumber lainnya berasal
dari organisasi-organisasi pemberi dana hibah.
Mariyanah, 24 tahun, Ketua Panitia Bebaskan Pengetahuan 2010.
Mariyanah adalah mahasiswi komunikasi jurusan humas, sebelumnya ia
bekerja sebagai sekertaris dan staf tiketing perusahaan swasta. Mariyanah
bergabung dengan program ini karena ia merasa ikut sumbang pikiran dalam
perencanaan program bersama Direktur Proyek yang merupakan teman
kuliahnya. Mariyanah hanya tahu sedikit tentang organisasi dan menurutnya
organisasi merupakan tempat ia magang dan berfungsi hanya sebagai
identitas dari program yang ia jalankan. Sebaliknya, Mariyanah dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang program dengan sangat baik hingga
ke detil biaya yang dihabiskan oleh program serta permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada saat program.
Mariyanah diwawancara terkait dengan posisinya dimana posisi Ketua
Panitia merupakan pengawas langsung untuk posisi Humas dan Administrasi.
Menurut Mariyanah posisi Humas dan Administrasi diisi oleh Exga, pekerja
61
magang dari Universitasnya. Ia mengindikasikan bahwa pekerjaan Exga
sebagai Humas dan Administrasi awalnya berjalan dengan baik, namun
dipertengahan banyak terjadi kelalaian sehingga tugas Humas dan
Administrasi dalam program, saat orangnya absen, dilakukan oleh panitia lain
secara bergantian (dibagi).69
Exga Ayu Puspitasari, 22 tahun, Humas dan Administrasi Program
Bebaskan Pengetahuan 2010. Exga adalah mahasiswi komunikasi jurusan
humas, sebelumnya ia belum pernah bekerja dan keterlibatannya dalam
program merupakan pengalaman pertamanya bekerja. Exga bergabung dalam
program melalui wawancara, dimana kontak informasi tentang program
didapatkan dari dosen dan teman. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
Exga lebih mengetahui tentang program dibandingkan organisasi, dan
merujuk organisasi sebagai “ensiklopedia”, “tidak pernah lihat anggotanya”,
dan “tidak tahu”. Exga juga mendapat kesan bahwa organisasi mengalami
konflik internal dimana komunitasnya justru di “anak tiri” –kan. Exga juga
merasa pada saat program dijalankan tidak dilakukan pengenalan-pengenalan
kedalam organisasi – satu hal yang seharusnya dilakukan menurutnya. Untuk
Exga beban pekerjaan dalam posisi ini terasa berat karena “digenjot” dimana
hari Sabtu dan Minggu tidak libur. Ia juga merasa bahwa jumlah orang dalam
kepanitiaan program kurang banyak, salah satu hal yang juga diidentifikasi
sebagai masalah oleh Ketua Panitia.
69
Wawancara dengan narasumber Mariyanah via telpon, 23 Oktober 2010 (malam) dan 24 Oktober 2010 (sore), Bogor.
Hasil wawancara lengkap dapat dilihat pada lampiran skripsi.
62
Exga mengaku bahwa posisinya sebagai humas “sudah cocok” karena
banyak bertemu orang dan melakukan kliping media, dibandingkan dengan
teman-temannya pada saat magang yang hanya “motongin kertas”. Namun ia
merasa bukan tanggung jawabnya untuk menginformasikan tentang program;
Ia merujuk program sebagai “kompetisi menulis” dan berpikir bahwa
penjelasan yang lebih panjang akan membuat orang lain tidak mengerti. Pada
saat wawancara, peneliti mendapat kesan bahwa subyek merasa tertekan; ia
mengaku bahwa pekerjaannya “banyak yang tidak selesai”, “tidak
menguasai”, dan seharusnya pekerja dilatih untuk lebih “terbuka” – karena ia
selalu takut melakukan kesalahan.
Namun Exga juga mengakui bahwa bekerja pada program
membuatnya “lebih percaya diri” karena ia tidak “gaptek”70
lagi. Ia juga
merasa bahwa program memungkinkannya untuk bertemu banyak orang
dengan berbagai macam karakter, sesuatu yang dulu takut untuk ia lakukan.
Hal ini menambah wawasannya dalam berkomunikasi. Exga menyarankan
bahwa apabila diadakan lagi lain kali sebaiknya dilakukan pelatihan yang
lebih lama dan orang yang lebih banyak untuk menjalankannya.71
Leo Cahyadi, 32 tahun, Ketua Dewan Pengawas Wikimedia
Indonesia. Leo bekerja penuh waktu sebagai wiraswasta di bidang distribusi
di Bogor. Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Leo merupakan
70
Gaptek = gagap teknologi. Istilah pergaulan yang umum digunakan untuk menggambarkan orang tersebut tidak mahir
dalam menggunakan perangkat elektronik seperti telepon genggam, komputer, dan peralatan canggih lainnya.
71
Wawancara dengan narasumber Exga Puspita Sari via telpon, 18 Oktober 2010 (sore). Hasil wawancara lengkap dapat
dilihat pada lampiran skripsi.
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

22 manajemen-media-online
22 manajemen-media-online22 manajemen-media-online
22 manajemen-media-onlineali rahman
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaanachmadk12
 
MoU Media Partner bersama Universitas Indonesia
MoU Media Partner bersama Universitas IndonesiaMoU Media Partner bersama Universitas Indonesia
MoU Media Partner bersama Universitas IndonesiaM. Adli
 
Kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
Kesenjangan antara harapan dengan kenyataanKesenjangan antara harapan dengan kenyataan
Kesenjangan antara harapan dengan kenyataanf' yagami
 
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalGerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalAfdan Rojabi
 
Agama dan Kebudayaan
Agama dan KebudayaanAgama dan Kebudayaan
Agama dan KebudayaanJafar Sodiq
 
Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Ayudya Arumsari
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitianpycnat
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Dwitantri Rezkiandini
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxjosen sembiring
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalakuayucantik
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKDwi Oktalidiasari
 
Memahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam Muhammadiyah
Memahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam MuhammadiyahMemahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam Muhammadiyah
Memahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam MuhammadiyahNovi Fachrunnisa
 
Matan Keyakinan Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan Hidup MuhammadiyahMatan Keyakinan Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan Hidup MuhammadiyahNadia Tsalisa
 
Makalah pr kelompok 3
Makalah pr kelompok 3Makalah pr kelompok 3
Makalah pr kelompok 3Arjuna Ahmadi
 

Mais procurados (20)

22 manajemen-media-online
22 manajemen-media-online22 manajemen-media-online
22 manajemen-media-online
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan
 
Ideologi IMM
Ideologi IMMIdeologi IMM
Ideologi IMM
 
MoU Media Partner bersama Universitas Indonesia
MoU Media Partner bersama Universitas IndonesiaMoU Media Partner bersama Universitas Indonesia
MoU Media Partner bersama Universitas Indonesia
 
Kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
Kesenjangan antara harapan dengan kenyataanKesenjangan antara harapan dengan kenyataan
Kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
 
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalGerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
 
Agama dan Kebudayaan
Agama dan KebudayaanAgama dan Kebudayaan
Agama dan Kebudayaan
 
Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasional
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAKMAKALAH  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ETIKA,MORAL, DAN AKHLAK
 
Memahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam Muhammadiyah
Memahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam MuhammadiyahMemahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam Muhammadiyah
Memahami Gerakan Peduli Kepada Mustahiq Zakat Dalam Muhammadiyah
 
Resume jurnal 4
Resume jurnal 4Resume jurnal 4
Resume jurnal 4
 
Matan Keyakinan Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan Hidup MuhammadiyahMatan Keyakinan Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan Hidup Muhammadiyah
 
Makalah pr kelompok 3
Makalah pr kelompok 3Makalah pr kelompok 3
Makalah pr kelompok 3
 

Destaque

Identifikasi media massa cetak koran
Identifikasi media massa cetak koranIdentifikasi media massa cetak koran
Identifikasi media massa cetak koranLia Rahmawati Susila
 
1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relationsblade_net
 
Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017
Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017
Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017almujahidinrw08
 
51266556 ok
51266556 ok51266556 ok
51266556 okfenizul
 
profil humas atau profil hubungan masyarakat
profil humas atau profil hubungan masyarakatprofil humas atau profil hubungan masyarakat
profil humas atau profil hubungan masyarakatZakiyah Ulfa Aryani
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN SyaifLasvera Eroer
 
Spo penyimp narkotika
Spo penyimp narkotikaSpo penyimp narkotika
Spo penyimp narkotikaWawan Wan
 

Destaque (8)

Identifikasi media massa cetak koran
Identifikasi media massa cetak koranIdentifikasi media massa cetak koran
Identifikasi media massa cetak koran
 
1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations
 
Protap masuk istana
Protap masuk istanaProtap masuk istana
Protap masuk istana
 
Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017
Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017
Susunan Pengurus & Program Kerja Masjid Al-Mujahidin 2014-2017
 
51266556 ok
51266556 ok51266556 ok
51266556 ok
 
profil humas atau profil hubungan masyarakat
profil humas atau profil hubungan masyarakatprofil humas atau profil hubungan masyarakat
profil humas atau profil hubungan masyarakat
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
 
Spo penyimp narkotika
Spo penyimp narkotikaSpo penyimp narkotika
Spo penyimp narkotika
 

Semelhante a Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia

Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09mistertipr
 
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...Association of Boomerang Indonesia
 
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)ICT Watch
 
Media Sosial Untuk Advokasi Publik
Media Sosial Untuk Advokasi Publik Media Sosial Untuk Advokasi Publik
Media Sosial Untuk Advokasi Publik Bung Toms
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]Modul Guruku
 
Tugas uas max webber
Tugas uas max webberTugas uas max webber
Tugas uas max webberW. Riany
 
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranMengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranAsmidiAs
 
1. rps humas protokol
1. rps humas  protokol1. rps humas  protokol
1. rps humas protokolHasanulArif1
 
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )Tresna Ferdiana Advertisement
 
Rpp ekonomi kelas x semester 2
Rpp ekonomi kelas x semester 2Rpp ekonomi kelas x semester 2
Rpp ekonomi kelas x semester 2Kasmadi Rais
 
buku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdf
buku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdfbuku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdf
buku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdfAchmadSyauqi9
 
LKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docx
LKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docxLKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docx
LKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docxgusfaliza1
 
Modul Praktikum Manajemen Media Massa .pdf
Modul Praktikum Manajemen Media Massa .pdfModul Praktikum Manajemen Media Massa .pdf
Modul Praktikum Manajemen Media Massa .pdfAdePutraTunggali
 
Laporan Praktek Kerja Nyata
Laporan Praktek Kerja NyataLaporan Praktek Kerja Nyata
Laporan Praktek Kerja NyataFebri Galuh
 

Semelhante a Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia (20)

Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09
 
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
 
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
Media Sosial untuk Advokasi Publik (CSO dan Komunitas)
 
Media Sosial Untuk Advokasi Publik
Media Sosial Untuk Advokasi Publik Media Sosial Untuk Advokasi Publik
Media Sosial Untuk Advokasi Publik
 
Digital 20318253
Digital 20318253 Digital 20318253
Digital 20318253
 
COVER.pdf
COVER.pdfCOVER.pdf
COVER.pdf
 
Pertekomb
PertekombPertekomb
Pertekomb
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F - [modulguruku.com]
 
Zpb panduan
Zpb panduanZpb panduan
Zpb panduan
 
Tugas uas max webber
Tugas uas max webberTugas uas max webber
Tugas uas max webber
 
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaranMengenal dan mengidentifikasi public sasaran
Mengenal dan mengidentifikasi public sasaran
 
1. rps humas protokol
1. rps humas  protokol1. rps humas  protokol
1. rps humas protokol
 
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )
 
Rpp ekonomi kelas x semester 2
Rpp ekonomi kelas x semester 2Rpp ekonomi kelas x semester 2
Rpp ekonomi kelas x semester 2
 
Buku 3 a borang akreditasi program diploma
Buku 3 a borang akreditasi program diplomaBuku 3 a borang akreditasi program diploma
Buku 3 a borang akreditasi program diploma
 
buku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdf
buku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdfbuku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdf
buku_panduan_ahd_2023_revisi 27 06 2023.pdf
 
Menyusun naskah
Menyusun naskahMenyusun naskah
Menyusun naskah
 
LKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docx
LKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docxLKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docx
LKPD DL PENGANTAR SIMULASI DIGITAL.docx
 
Modul Praktikum Manajemen Media Massa .pdf
Modul Praktikum Manajemen Media Massa .pdfModul Praktikum Manajemen Media Massa .pdf
Modul Praktikum Manajemen Media Massa .pdf
 
Laporan Praktek Kerja Nyata
Laporan Praktek Kerja NyataLaporan Praktek Kerja Nyata
Laporan Praktek Kerja Nyata
 

Mais de Serenity 101

Laporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesiaLaporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesiaSerenity 101
 
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaOrganisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaSerenity 101
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiSerenity 101
 
UAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra DiriUAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra DiriSerenity 101
 
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumenTanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumenSerenity 101
 
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalBelut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalSerenity 101
 
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...Serenity 101
 
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan ObligasiInvestor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan ObligasiSerenity 101
 
Bekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimBekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimSerenity 101
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanSerenity 101
 
Proposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relationProposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relationSerenity 101
 
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and SupplierStakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and SupplierSerenity 101
 
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara TvMetodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara TvSerenity 101
 
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah BukuSeni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah BukuSerenity 101
 
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green HygieneKompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green HygieneSerenity 101
 
Proposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih IbuProposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih IbuSerenity 101
 
Swara Website Analysis
Swara Website AnalysisSwara Website Analysis
Swara Website AnalysisSerenity 101
 

Mais de Serenity 101 (20)

Laporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesiaLaporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesia
 
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaOrganisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
 
Sidang Magang
Sidang MagangSidang Magang
Sidang Magang
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan Negosiasi
 
UAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra DiriUAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra Diri
 
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumenTanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
 
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalBelut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
 
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
 
Belut
BelutBelut
Belut
 
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan ObligasiInvestor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
 
Maxxi Cinta Bumi
Maxxi Cinta BumiMaxxi Cinta Bumi
Maxxi Cinta Bumi
 
Bekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimBekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai Tim
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
 
Proposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relationProposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relation
 
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and SupplierStakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
 
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara TvMetodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
 
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah BukuSeni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
 
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green HygieneKompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
 
Proposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih IbuProposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
 
Swara Website Analysis
Swara Website AnalysisSwara Website Analysis
Swara Website Analysis
 

Último

Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas Xyova9dspensa
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Shoffan shoffa
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptxSuarniSuarni5
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxrulimustiyawan37
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridDonyAndriSetiawan
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docxaljabarkoho
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1LailaTulangRusukMaha
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3sekolah9304
 

Último (20)

Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
 
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptxKOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
 

Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 bagi Kemampuan Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Wikimedia Indonesia

  • 1. IDENTIFIKASI PERAN DAN FUNGSI HUMAS DALAM PROGRAM “BEBASKAN PENGETAHUAN 2010” BAGI KEMAMPUAN PENGGALANGAN DANA ORGANISASI NIRLABA WIKIMEDIA INDONESIA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang Hubungan Masyarakat Disusun oleh: Siska Doviana NIM 44205120085 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010
  • 5. Kata Pengantar Skripsi ini berangkat dari keinginan peneliti untuk mengetahui bagaimana sebuah organisasi nirlaba dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggalang dana tanpa mengemis dengan memaksimalkan peran dan fungsi humas dalam programnya. Akhir-akhir ini banyak dijumpai organisasi-organisasi nirlaba seperti “UNICEF”, “Green Peace”, menyebarkan pegawainya dijembatan penyebrangan dan di pusat-pusat perbelanjaan untuk memperoleh dana, sementara dilain pihak organisasi lain mendapatkan hibah atau sponsor seperti “Bike to Work” didukung oleh perusahaan besar, sementara ormas seperti “FPI” atau “FBR” selama ini tidak pernah diketahui pasti sumber dananya, kecuali dari rumor yang beredar. Penelitian dalam bahasa Indonesia tentang program-program penggalangan dana organisasi nirlaba sulit ditemukan dibandingkan dengan teknik menuai pendapatan untuk organisasi yang bertujuan laba. Penelitian mengenai identifikasi peran dan fungsi humas pada program “Bebaskan Pengetahuan 2010” mengkaji bagaimana sebuah organisasi nirlaba, yang pada struktur resminya tidak memiliki humas, menciptakan program yang dilakukan oleh panitia-panitia yang terdiri dari pekerja magang dan pekerja paruh waktu tetap menjalankan peran dan fungsi humas dalam programnya dan berhasil. Penulis skripsi banyak mengambil data dari wawancara mendalam dengan nara sumber kunci. Karena peneliti masih dalam tahap pembelajaran dan dikarenakan data-data disajikan dengan cara deskriptif, penulis menyadari
  • 6. banyaknya kekurangan dalam penelitian ini termasuk penarikan kesimpulan yang subyektif. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Heri Budianto, S.Sos. MSi sebagai pembimbing penelitian atas saran- sarannya yang singkat, jelas, dan konstruktif. 2. Ibu Jumeni, ibunda tercinta atas dukungan moral dan kasih sayangnya. 3. Seluruh teman-teman dekat maupun mitra profesional, yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala sindiran dan ucapan semangat agar skripsi cepat diselesaikan. 4. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi atas jasa mereka dalam memberikan keterangan yang jelas, singkat, cepat, dan mempermudah segala prosedur bagi mahasiswa. 5. Terakhir seluruh Dosen pengajar yang merelakan hari Sabtu dan Minggunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui upayanya meningkatkan mutu manusia melalui Program Kelas Karyawa Universitas Mercu Buana. Akhir kata seluruh upaya ini dimungkinkan karena kehendak Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT. Jakarta, 10 Oktober 2010, Siska Doviana Penulis
  • 7. PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JUDUL: IDENTIFIKASI PERAN DAN FUNGSI HUMAS DALAM PROGRAM “BEBASKAN PENGETAHUAN 2010” BAGI KEMAMPUAN PENGGALANGAN DANA ORGANISASI NIRLABA WIKIMEDIA INDONESIA (81 halaman, 18 lampiran, bibliografi 20 buku) ABSTRAKSI Fungsi dan peran humas banyak terintegrasi dalam struktur manajemen di organisasi nirlaba. Tanpa disadari kedua hal ini berpeluang besar dalam membawa misi organisasi menjadi nyata. Di Indonsia, setelah reformasi, kekuatan masyarakat sipil dalam bentuk organisasi nirlaba dari kelompok-kelompok kepentingan ataupun kesamaan ketertarikan banyak bermunculan. Masyarakat sipil adalah suatu bentuk asuransi dimana kelompok-kelompok kepentingan yang tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan kekuatan ekonomi dapat menyuarakan kekhawatirannya, serta memberikan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri. Karena itu keberhasilan organisasi mereka penting bagi masyarakat secara umum. Program Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah kompetisi menulis selama 72 hari yang digagas oleh organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia. Organisasi merasa bahwa sukarelawan pengguna sangat aktif yang berkontribusi dalam situs Wikipedia bahasa Indonesia jumlahnya stagnan, dan program ini diluncurkan dalam upaya melipat gandakan penggunanya sekaligus mensosialisasikan misi organisasi. Dalam pelaksanaannya program ini jabatan “humas dan administrasi” lebih menunjukkan fungsi administratif, sedangkan fungsi dan peran humas banyak diemban oleh posisi manajemen Direktur Proyek. Tinjauan pustaka yang digunakan meliputi konsep dasar komunikasi, humas, penjabaran peran dan fungsi humas, serta penggambaran organisasi nirlaba dan tantanganya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus karena penelitian dilakukan untuk memberikan makna dibalik data yang tampak dimana interaksi sosial dipelajari dan diurai. Hasil penelitian membahas bagaimana program ini diidentifikasi membangun citra, mengemas pesan dalam pemilihan segmennya dan media. Serta bagaimana kemampuan riset dan penggunaan komunikasi yang etis menjadikan organisasi responsif. Penelitian menyimpulkan bahwa identifikasi peran dan fungsi humas mutlak dilakukan oleh organisasi nirlaba agar sukses mensosialisasikan misinya pada publik internal dan eksternalnya.
  • 8. DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI………………………...i LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI…………………………ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI………………………....iii KATA PENGANTAR……………………………………………………..iv ABSTRAKSI……………………………………………………………… vi DAFTAR ISI…………..…………………………………………………...vii DAFTAR GAMBAR...……………………………………………………..ix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….....x BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………… 1 1.2. Perumusan masalah……………………………………… 9 1.3. Tujuan penelitian………………………………………… 9 1.4. Kegunaan penelitian…………………………………….. 9 1.4.1 Kegunaan akademis…………………………….... 9 1.4.2. Kegunaan praktis………………………………… 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 10 2.1 Komunikasi………………………………………………...10 2.2 Hubungan Masyarakat…………………………………... 17 2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas…………………... 19 2.3.1. Peran Humas……….......………………………... 19 2.3.2. Fungsi Humas…………………………………….. 23 2.4. Program Humas………………………………………….. 26 2.5 Organisasi Nirlaba……………………………………….. 28 2.5.1. Target khalayak……………………....……….….. 30 2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba……......…….. 32 2.6 Penggalangan Dana….…………………………………… 34 2.7 Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba………………………………….35 2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan penggalangan dana .……………………......…….. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………... 45 3.1. Tipe penelitian……………………………………………. 45 3.2. Metode penelitian………………………………………… 46 3.3. Definisi konsep……………………………………………. 48 3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas…………... 48 3.3.2 Program Bebaskan Pengetahuan 2010………...…48 3.3.3 Penggalangan dana organisasi nirlaba………….. 49 3.4. Fokus penelitian…………………………………………... 50 3.5. Nara sumber (key informant)……………………………..50 3.6. Analisis data………………………………………………. 51 3.7. Keabsahan data………………………………………….. 52
  • 9. 3.7.1. Triangulasi……………………………………….. 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 53 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian…………………… 53 4.1.1. Wikimedia Indonesia…………………………….. 53 4.1.2. Struktur organisasi…………………….………… 54 4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal Wikimedia di dunia…………….......……………. 56 4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia……………………...57 4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010……...……………... 58 4.2. Hasil penelitian…………………………………………….60 4.3. Pembahasan ………………………………………………67 4.3.1. Peran utama humas:manajer komunikasi dan teknisi humas………………………………………67 4.3.2. Identifikasi peran dan fungsi humas berdasarkan empat mode komunikasi Grunig…..76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 79 5.1. Kesimpulan……………………………………………….. 79 5.2. Saran………………………………………………………. 79 5.2.1. Saran akademis……………………………………79 5.2.2. Saran praktis………………………………………80 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 82
  • 10. DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Struktur organisasi Wikimedia Indonesia.…………… 55 Gambar 2: Struktur Dewan Pengawas……………..…………….... 55 Gambar 3: Struktur Dewan Pengurus……………………………... 56 Gambar 4: Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia... 57 Gambar 5: Ilustrasi jumlah pekerjaan humas dan penanganannya berdasarkan posisi kerja……............. 68 Gambar 6: Skema target khalayak program dan penanganan oleh pakar perumus……………………………………. 69 Gambar 7: Skema target khalayak program dan penanganan oleh fasilitator pemecahan masalah…………………... 71 Gambar 8: Skema target khalayak program dan penanganan oleh fasilitator komunikasi.……………......................... 74 Gambar 9: Skema target khalayak program dan penanganan oleh teknisi komunikasi…..……………......................... 75
  • 11. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Surat persetujuan pencarian data Wikimedia Indonesia……………………………………………… 84 Lampiran 2: Sampul depan dan halaman gambar pada proposal pencarian dana untuk program “Bebaskan Pengetahuan 2010”…………………………………... 85 Lampiran 3: Dokumentasi foto promosi keliling di Universitas…. 86 Lampiran 4: Poster kompetisi “Bebaskan Pengetahuan 2010” 87 Lampiran 5: Keterangan tentang program kompetisi menulis “Bebaskan Pengetahuan 2010” melalui situs Wikimedia Indonesia..…...…………………………… 88 Lampiran 6: Dokumentasi foto pelatihan kompetisi menulis Bebaskan Pengetahuan………………………………. 89 Lampiran 7: Cuplikan layar pengumuman kompetisi di halaman utama Wikipedia bahasa Indoensia………………… 90 Lampiran 8: Dokumentasi foto konferensi Pers 1 & 2……………. 91 Lampiran 9: Paduan Latar Belakang Acara untuk Depkominfo... 92 Lampiran 10: Wawancara radio untuk publikasi program…….... 94 Lampiran 11: Siaran Pers Wikimedia Indonesia 30 Maret 2010... 95 Lampiran 12: Siaran Pers Wikimedia Indonesia 20 Mei 2010…… 96 Lampiran 13: Salinan konsep Pidato Pembuka Dirjen Aplikasi Telematika Kemenkominfo Ashwin Sasongko…….. 97 Lampiran 14: Spanduk selamat bertanding di Universitas peserta 99 Lampiran 15: Liputan media massa tentang program “Bebaskan Pengetahuan 2010” 15.1. The Jakarta Post (cetak) Indonesia Wikipedia seek local talent………………….. 15.2. The Jakarta Post (internet) Wikipedia Supporters hold writing competition………. 15.3. Vivanews.com (internet) Wikimedia Indonesia Gelar Kompetisi Menulis………... 15.4. Kompas.com (internet) Lomba Menulis Wikipedia Bahasa Indonesia Yuk!................. 15.5. Kompas.com (internet) Sulit menggabungkan Komunitas Wikimania dan “Blogger”…………………………………….. 15.6. Kompas.com (internet) Referensi Bedakan Artikel Wikipedia dan Blog………………… 15.7. Kompas Tekno (interent) Wikipedia Bahasa Indonesia Peringkat 18 dari 270……………. 15.8. Bisinis Indonesia (internet) Kominfo imbau konten digital Wikipedia Indonesia………… 15.9. Bisnis Indonesia (internet) Wikipedia Indonesia minim artikel baru………………. 100 101 102 103 104 105 106 107 108
  • 12. Lampiran 15: Liputan media massa tentang program “Bebaskan Pengetahuan 2010” 15.1. The Jakarta Post (cetak) Indonesia Wikipedia seek local talent………………….. 15.2. The Jakarta Post (internet) Wikipedia Supporters hold writing competition………. 15.3. Vivanews.com (internet) Wikimedia Indonesia Gelar Kompetisi Menulis………... 15.4. Kompas.com (internet) Lomba Menulis Wikipedia Bahasa Indonesia Yuk!................. 15.5. Kompas.com (internet) Sulit menggabungkan Komunitas Wikimania dan “Blogger”…………………………………….. 15.6. Kompas.com (internet) Referensi Bedakan Artikel Wikipedia dan Blog………………… 15.7. Kompas Tekno (interent) Wikipedia Bahasa Indonesia Peringkat 18 dari 270……………. 15.8. Bisinis Indonesia (internet) Kominfo imbau konten digital Wikipedia Indonesia………… 15.9. Bisnis Indonesia (internet) Wikipedia Indonesia minim artikel baru………………. 15.10 Detikhot (internet) Christian Sugiono Duta Wikipedia Indonesia………………………… 15.11 Vivanews.com (internet) Wikimedia Gelar Kontes Bebaskan Pengetahuan……………... 15.12 DetikInet (internet) ‘Duta Wikipedia Indonesia’ Umumkan Kompetisi Menulis Wikipedia…………………………………….. 15.13 Jurnal Nasional (cetak) Jumlah Penulis Ensiklopedi Indonesia Sedikit………………. 15.14 Okezone.com (internet) Wikimedia Indonesia Buru Relawan dari Kampus…….. 15.15 Antaranews (internet) Wikipedia Indonesia, Situs Web Ensiklopedi Terbesar…………… 15.16 Republika.co.id (internet) Wikipedia Indonesia, Situs Web Ensiklopedi Terbesar 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia, pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas bidang komunikasi.1 Setiap interaksi komunikasi menyediakan data bagi pemberi informasi ataupun penerima informasi. Potensi produktivitas dalam organisasi maupun dalam suatu komunitas di masyarakat akan meningkat apabila mereka memiliki informasi yang diperlukan.2 Masyarakat akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka diberi informasi dengan baik dan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut.3 Jalan masuk untuk mendapatkan informasi adalah bagian dari rasa keadaan percaya dan rasa aman. Komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, dan para komunikator dalam organisasi melakukan upaya komunikasi dengan tujuan untuk menolong orang lain. Komunikasi menjadi berguna untuk merangsang 1 Littlejohn, Stephen W, 1992, Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. P. 2-10 + # "!' (' %' ! (' % ( ! ( #! !! !( ! %( #( *..-( , 3 Ibid.
  • 14. 2 minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku.4 Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai jurusan akademis pada awalnya merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip dasar dalam berkomunikasi.5 Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur oleh individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.6 Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik.7 Dalam organisasi, upaya mengkomunikasikan itikad baik banyak dilakukan oleh pemerintah, organisasi untuk laba maupun nirlaba. Organisasi untuk laba melakukannya melalui upaya divisi tanggung jawab sosisal perusahaan (Coorporate Social Responsibility) maupun iklan layanan masyarakat, sementara organisasi nirlaba melakukannya dengan cara yang lebih alamiah, itikad baik adalah dasar mengapa organisasi nirlaba tersebut didirikan. Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk 4 Ibid. 5 Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal iii 6 Ibid..Hal 6 7 Ibid. Hal 7
  • 15. 3 dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual produk ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol seperti yang dilakukan pemerintah. Menurut Peter F. Drucker, pakar manajemen untuk organisasi nirlaba, produk organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu atau peraturan yang efektif. Produk organisasi nirlaba adalah perubahan menjadi manusia yang lebih baik. Institusi nirlaba adalah agen perubahan pada manusia. Pada insititusi nirlaba produk nya adalah pasien yang sembuh, seorang anak yang berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda yang tumbuh menjadi pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri; dan apabila dilihat dalam bentuk keseluruhannya; perubahan pada kehidupan manusia.8 Drucker berpendapat bahwa organisasi nirlaba memiliki tantangan yang berbeda dari organisasi untuk laba, organisasi ini memerlukan upaya jelas dalam berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah kepemimpinan, dan melakukan manajemen sumber daya. 9 Sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan target khalayak yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi, humas berperan untuk menjaga citra organisasi. Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan tingkat pengetahuan dan pengertiannya akan fakta-fakta yang ia miliki tentang sesuatu (baik itu orang, produk atau situasi). Informasi yang salah tentang seseorang akan mengakibatkan pencitraan yang salah tentang 8 Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachusetts, 1990. P. 3 9 Ibid.
  • 16. 4 orang tersebut. Humas memiliki peranan kunci untuk membantu memberi informasi baik pada publik internal maupun eksternal untuk menyediakan informasi yang faktual, dalam format yang mudah dimengerti, sehingga ketidak pedulian akan organisasi, produk, atau perseorangan dapat diluruskan. Citra dan pengertian yang salah dan tidak diluruskan tentang sesuatu dapat memiliki kekuatan perusak karena menjadi institusi/ orang yang dikenal membingungkan publik. Humas juga memiliki peran dalam menciptakan ketertarikan publik pada situasi tertentu atau pada rangkaian acara yang dapat memiliki pengaruh besar pada organisasi atau sekelompok orang. Menggunakan metode-metode dan teknik humas pada acara-acara seperti ini bisa jadi akan sangat efektif. Khalayak pada umumnya skeptis atau tidak peduli pada suatu situasi karena mereka tidak mengerti apa yang tengah terjadi, atau mengapa. Saat hal ini terjadi Humas berperan dalam memainkan kartu, dimana kartu ini berfungsi menjelaskan situasi tertentu atau suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya sehingga ketidak pedulian, bahkan permusuhan dalam suatu lingkungan dapat menjadi pengertian dan penerimaan. Pekerjaan humas yang berhasil adalah saat organisasi/ orang/ atau situasi yang didukungnya mendapatkan simpati dan satu-satunya jalan agar hal ini tecapai adalah dengan menyediakan informasi yang jelas dan tidak bias. Setelah reformasi di Indonesia banyak bermunculan kekuatan masyarakat sipil dalam bentuk kelompok-kelompok kepentingan ataupun kelompok berdasarkan kesamaan ketertarikan. Membangun masyarakat sipil
  • 17. 5 dan menyediakan layanan-layanan yang dampaknya dapat dirasakan langsung oleh rakyat membantu memperkuat negara dalam upayanya mengamankan, memakmurkan, mendamaikan dan memajukan rakyat. Tiga pilar utama negara demokrasi adalah pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat sipil. Tiga pilar ini menyokong berdirinya negara yang kuat, apabila salah satu dari pilar ini goyah, makah, seluruh sistem juga menjadi labil. Masyarakat sipil berada diantara pemerintah dan sektor bisnis, dan seringkali menyuarakan perubahan antara keduanya dan memberikan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat diberikan oleh pemerintah atau pasar bisnis secara sendiri-sendiri. Pendidikan dan kesehatan, keagamaan dan keluarga, hal hal ini lah yang berada dalam ranah masyarakat sipil. Masyarakat dimana individu-individu saling bekerjasama dan dengan otoritas, dan masalah individu ataupun sosial dapat diatasi. Masyarakat sipil juga suatu bentuk asuransi dimana kelompok- kelompok kepentingan yang tidak dapat diwakili oleh kekuatan politik dan kekuatan ekonomi dapat menyuarakan kekhawatirannya. Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah peran dan fungsi humas yang teridentifikasi dilakukan dalam organisasi-organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sipil seperti Wikimedia Indonesia membantu bagi kemampuan penggalangan dana organisasi. Wikimedia Indonesia adalah organisasi nirlaba berbentuk perkumpulan dengan misi mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif
  • 18. 6 Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar. Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi identitas para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan membangun proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan pengetahuan dilakukan secara teroganisir, terencana, dengan target yang jelas. Salah satu masalah organisasi adalah fakta dimana situs pengetahuan yang mereka dukung, sebuah situs pengetahuan terbesar berbahasa Indonesia yang dikunjungi oleh 1,5 juta pembaca setiap harinya, hanya memiliki rata- rata 28 kontributor yang menyumbang lebih dari tiga kali suntingan per hari. Menurut alexa, sebuah perusahaan informasi untuk kunjungan situs web, situs Wikipedia pada bulan Mei 2010 merupakan situs dengan peringkat ke-11 yang paling banyak dikunjungi di Indonesia, separuh kecil (40 persen) dari arus pengunjung Indonesia mengunjungi situs Wikipedia bahasa Inggris dan separuh besarnya (50 persen) mengunjungi Wikipedia bahasa Indonesia.10 Aktifitas suntingan lebih dari tiga kali per hari dinamakan pengguna “sangat aktif” untuk statistik, sementara pengguna “aktif” adalah pengguna yang melakukan aktifitas tiga kali sunting dalam sebulan, pengguna “pasif” adalah pembaca yang tidak melakukan suntingan sama sekali. Sehingga bisa dikatakan pengguna sangat aktif stagnan di angka rata-rata 28 orang per bulan 10 Siaran Pers Wikimedia Indonesia Peluncuran Kompetisi: http://wikimedia.or.id/wiki/Siaran_pers/_Peluncuran_Kompetisi_Menulis_Bebaskan_Pengetahuan_2010
  • 19. 7 selama tiga tahun (2007-2009). 11 Salah satu aktifitas yang diharapkan dapat berkontribusi langsung untuk penambahan pengguna sangat aktif; yaitu seminar dan pelatihan setelah dilakukan sekitar sembilan kali di berbagai kota, termasuk Jakarta, namun hasilnya tidak terlihat dalam penambahan pengguna baru. Pengamatan pada organisasi ini menunjukkan bahwa organisasi tidak memiliki divisi humas dalam struktur organisasinya. Peran dan fungsi humas dalam organisasi banyak diemban oleh Direktur Eksekutif, Sekertaris Jendral, Ketua Dewan Pengawas dan Sekertaris Dewan Pengawas sebagai pusat informasi. Kesulitan organisasi diperkirakan karena tidak memiliki sumber daya untuk mendapatkan dana untuk operasionalnya dan luasnya cakupan hal- hal yang ingin dilakukan membuat organisasi tidak fokus. Pada program Bebaskan Pengetahuan 2010, organisasi melakukan upaya kompetisi menulis selama 72 hari dimana peserta berasal dari 10 Universitas yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok. Sumber daya untuk melakukan jangkauan keluar diaplikasikan saat melakukan dilakukan perekrutan pekerja magang hingga sosialisasi program. Seluruh jabatan panitia inti program kemudian dipegang oleh pekerja magang yang notabene adalah orang luar organisasi kecuali jabatan Direktur Proyek. Pekerja magang mengisi posisi Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, serta pemeliharaan situs dan konten, dan keseluruhannya tanpa pengalaman sebelumnya dalam menangani proyek. 11 Situs statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm
  • 20. 8 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan fungsi humas dalam program dilakukan oleh jabatan lain pada kepanitiaan ataukah ada pada jabatan humas dan administrasi pekerja magang. 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya maka perumusan masalah penelitian ini adalah: Apa sajakah peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia? 1.3. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” bagi kemampuan penggalangan dana organisasi nirlaba Wikimedia Indonesia. 1.4. Kegunaan penelitian 1.4.1 Kegunaan akademis Penelitian ini akan menjadi sumbangan dan bahan masukan bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang humas ditilik dari bagaimana sebuah program yang singkat selama 72 hari dan berbiaya tinggi (lebih dari 100 juta) dapat melakukan jangkauan keluar berdasarkan penerapan-penerapan teori tentang pelaksanaan komunikasi untuk humas.
  • 21. 9 1.4.2. Kegunaan praktis Penelitian program humas yang diterapkan secara strategis dan terintegrasi akan sangat berguna untuk: • Organisasi serupa: banyak organisasi nirlaba berbasiskan komunitas mulai bermunculan di Indonesia, sebagian besar mengalami masalah dana, krisis kepemimpinan, dan terjadinya distorsi misi organisasi saat menerjemahkan visi dan misi organisasi menggunakan acara langsung sebagai implementasi misi dilapangan. Penelitian ini dapat membantu memahami praktek yang berhasil dan memetik pelajaran berharga untuk menghindari pengulangan uji coba hal yang sama di lapangan sebagai kajian reaksi publik internal dan eksternal. • Bagi pemerintah: mendukung program-program berbasis akar rumput yang muncul dari masyarakat. Sehingga pemerinta dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan dan program untuk publik sehingga selaras dan sinergis dengan harapan masyarakat sipil yang mendukung upaya yang sama melalui organisasi nirlaba mereka • Bagi lembaga donor: agar memahami tantangan organisasi nirlaba dalam masyarakat sipil Indonesia dan mengevaluasi bagaimana program – program yang diperkenalkan oleh organisasi nirlaba dapat diterima oleh para target khalayaknya. • Bagi masyarakat umum: sebagai penikmat hasil upaya-upaya kelompok dapat menentukan dukungan mereka berdasarkan prioritas yang mereka rasakan sendiri.
  • 22. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia, pembelajaran ilmu kehidupan manusia pun mau tidak mau didasarkan atas bidang komunikasi.12 Komunikasi secara etimologi terkait pada kata “communion” yang berasal dari Bahasa Perancis Kuno yang berarti berbagi (perasaan) dan “community” yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti sekelompok orang yang tertarik akan hal yang sama – keduanya merupakan kata yang berasal dari Bahasa Latin “Communicare” yang berarti “untuk dibuat menjadi sama”.13 Banyak pakar bergulat akan definisi komunikasi dan mencoba menjawab bagaimana dan mengapa komunikasi terjadi. Secara akademis definisi komunikasi dibedah untuk menentukan variabel apa yang membantu manusia memahami mengapa sebagian orang dapat berkomunikasi lebih efektif dari sebagian lainnya. Definisi komunikasi juga menjadi dasar untuk menjelaskan apakah komunikasi merupakan sebuah proses atau tindakan, ataukah merupakan rangkaian dari tindakan-tindakan yang kemudian dilihat sebagai proses? Beberapa definisi komunikasi lainnya mencoba menjelaskan 12 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Albuquerque, New Mexico. 1992. P. 2-10 13 Weekly, E. An Etimological Dictionary of Modern English (Vol.1). Dover Publication, New York. 1967
  • 23. 11 apakah komunikasi merupakan fungsi, dan apakah manusia dapat tidak berkomunikasi? Sejalan dengan waktu, penggunaan simbol-simbol untuk mentransmisikan ide-ide dan informasi dari orang yang satu ke orang yang lain menjadi satu variabel komunikasi antar pribadi. Kemudian muncul pemaknaan, dimana komunikasi merupakan terciptanya makna saat penerima berhasil menerjemahkan apa yang orang lain (pengirim) lakukan atau ucapkan.14 Kemampuan menerjemahkan pesan oleh penerima ini dipertimbangkan sebagai dasar dari komunikasi. Sejalan dengan penemuan-penemuan di bidang teknologi komunikasi “interaksi” masuk dalam definisi-definisi komunikasi. Komunikasi sebagai bentuk interaksi yang muncul antara satu orang dan lainnya sebagai cermin keinginan untuk berbagi dan membuat kemajuan dalam membina hubungan. Manusia juga diperkirakan membentuk identitas mereka dan membangun hubungan antar pribadi melalui komunikasi. 15 Para pakar kemudian mempelajari lebih lanjut apakah sebagian hubungan antar pribadi lebih baik dari sebagian lainnya karena orang-orang didalamnya dapat berkomunikasi dengan baik? Karena itu dipertimbangkan juga apabila komunikasi dapat memberbaiki hubungan apakah yang sebaliknya dapat terjadi. Di saat lain kajian tentang komunikasi massa (melalui media radio, TV, atau koran) mulai mengevaluasi apakah siaran/ publikasi yang mereka siarkan, mengendalikan apa yang pemirsa/ 14 Heath R. L and Bryant J. Human Communication Theory and Research: Concepts, Context, and Challenges. Lawrence Erlbaum Associates, Inc,. Publishers. New Jersey 2000. P 46-48 15 Ibid.
  • 24. 12 pembacanya pikirkan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembaca/ pemirsa justru membentuk wacana media massa melalui pilihan media yang mereka lakukan saat mereka membeli koran/ majalah tertentu atau menentukan pertunjukkan apa yang akan mereka tonton. Berbagai macam definisi komunikasi ini secara ringkas mencakup empat hal: definisi komunikasi yang mencakup komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan media massa. Berikut adalah penjabarannya.16 Gebner (1967) mendefinisikan komunikasi sebagai “interaksi melalui rangkaian pesan-pesan. Pesan-pesan ini secara formal berupa kode-kode simbolik atau kejadian-kejadian yang mewakili arti tertentu yang dimengerti secara umum dalam sebuah kebudayaan yang diproduksi untuk membangunkan pengertia tersebut.”17 Untuk mengindikasikan bagaimana komunikasi muncul, Gebner menggunakan istilah “membangunkan”. Seperti banyak pakar lainnya yang berpikir bahwa pesan merangsang atau “membangunkan” makna. Komunikasi seperti ini bersandar pada paradigma “rangsangan – umpan balik” atau dikenal sebagai “stimulus-respon”. Apa yang seseorang katakana (rangsangan) memiliki makna sesuai dengan hasi pemaknaan (umpan balik) orang lain akan pernyataan tersebut. Gebner juga mengmukakan pesan secara resmi (formal) dikemas dalam “kode”. Dalam definisi komunikasinya Gebner tidak mengikut-sertakan komunikasi informal 16 Ibid. 17 Mass Media and Human Communication Theory. In Frank E.X. Dance (Ed.) Human Communication Theory: Original Essays. New York: Holt, Rinehart Winston, 1967. Reprinted in Denis McQuail (Ed.) Sociology of Mass Communications. New York: Penguin Books, 1972.. P. 430.
  • 25. 13 atau perilaku tidak sengaja, termasuk diantaranya petunjuk-petunjuk nonverbal seperti anggukan persetujuan atau melirik orang lain. Apakah seseorang berkomunikasi dengan orang lain walaupun ia tidak bermaksud begitu? Teori akomodasi tuturan kata memberikan penjelasan bagaimana umpan balik nonverbal, cocok dengan perilaku yang muncul; apabila satu orang senang dengan orang lain, ia cenderung untuk berperilaku sama dengan orang tersebut. E.M Rogers dan Kincaid (1981) mengemukakan teori konvergensi dimana mereka memberikan argumentasi bahwa melalui komunikasi “pihak- pihak yang berkomunikasi menciptakan dan bertukar informasi antar satu dan lainnya dengan tujuan menemukan pemahaman bersama melalui percakapan”18 Disini ditekankan bahwa insentif dari komunikasi adalah pemahaman, dan “komunikasi merupakan awal dari pengertian”. Cronan, Pearce, dan Haris (1982) melihat komunikasi sebagai “Proses dimana seseorang menciptakan memelihara, dan mengubah aturan sosial, hubungan antar manusia, dan identitas.”19 Definisi ini menantang para peneliti komunikasi untuk melihat bagaimana “manusia berkoordinasi menggunakan keterampilan mereka mengelola pesan untuk menyampaikan makna.” Sebelumnya W.B. Pearce dan Cronan (1980) yakin bahwa melalui komunikasi 18 Rogers, E. M., Kincaid, D. L. Communication networks: Toward a new paradigm for research. New York: Free Press. 1981. P 63. 19 Vernon E. Cronen, W. Barnett Pearce, and Linda M. Harris. The Coordinated Management of Meaning: a Theory of Communication, P 85-86.in Frank E. X. Dance, ed., Human Communication Theory. New York: Harper and Row. 1982.
  • 26. 14 “ banyak orang secara kolektif menciptakan dan mengelola realitas sosial”.20 Seperti juga E.M Rogers dan Kincaid (1981), Pearce dan Cronen beralasan bahwa orang-orang berinteraksi karena mereka harus berkoordinasi – datang untuk berbagi – dimana ini berarti beradaptasi dengan cukup baik untuk dapat hidup bersama pada derajat keteraturan sosial tertentu. Pandangan dimana komunikasi dilihat sebagai interaksi menekankan upaya-upaya dinamis yang dilakukan oleh banyak orang saat mereka berkomunikasi antara satu dan lainnya. Analisis ini menunjukkan bagaimana interaksi membentuk pola-pola yang pada akhirnya penting dalam pembelajaran komunikasi antar pribadi. Mc Laughin (1984) beralasan bahwa percakapan tidak tumbuh secara acak, mereka mengikuti pola-pola spesifik, dan belokan-belokan tertentu yang patuh terhadap aturan. Bagaimana seseorang memahami situasi dimana mereka berinteraksi mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi.21 Manusia menggunakan aturan untuk mencapai tujuan, mereka menggunakan pemahaman mereka dalam menangani situasi (Cody dan Mc Laughin 1985).22 Pada tahun 1986 DeVito mengembangkan pengertian komunikasi melalui bukunya “The Communication Handbook: A Dictionary”. Menurut DeVito komunikasi adalah sebuah proses atau tindakan dimana pesan 20 W. Barnett Pearce and Vernon E. Cronen. Communication, Action and Meaning: The Creation of Social Realities. Praeger, 1980. P. 7 21 McLaughlin, Margaret L. Conversation: How talk is organized. Sage Series in Interpersonal Communication 3. Beverly Hills. 1984. 22 Cody, M.J., McLaughlin, M.L. The situation as a construct in interpersonal communication research. In M. L. Knapp G. R. Miller (eds.), Handbook of interpersonal communication. (pp. 263-312). Sage. Beverly Hills. 1985
  • 27. 15 disampaikan pengirim kepada penerima melalui saluran tertentu (transmisi) yang terjadi dengan adanya gangguan.23 Beberapa ahli kemudian menambahkan bahwa transmisi ini disengaja dengan tujuan menimbulkan perubahan. DeVito menjelaskan konsep “proses” dalam definisi diatas sebagi sesuatu yang berkelanjutan, tidak diam (statis). “Komunikasi digambarkan sebagai proses untuk menekankan bahwa selalu ada yang berubah, selalu bergerak”.24 Karena itu dalam konsep proses, komunikasi digambarkan sebagai rangkaian aktifitas yang berkelanjutan dan tidak terputus. Proses komunikasi melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu, sebab- sebab, dan akibat-akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa jadi merubah subyek komunikasi dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut dilakukan. Karena itu elemen kunci dalam proses komunikasi ini adalah terjadinya “perubahan”.25 Sementara “pesan” merupakan “sinyal atau kombinasi dari sinyal yang berfungsi sebagai rangsangan untuk penerima”.26 Pesan bisa jadi berupa tanda atau lambang. Tanda, disatu sisi merupakan sesuatu yang alamiah, suatu fenomena yang dimengerti secara universal, contohnya: kilat, yang kemudian diikuti dengan gemuruh petir, atau asap, yang menyadarkan orang akan adanya api (sebagai penyebabnya). Disisi lain simbol atau lambang, merupakan ciptaan/ kreasi manusia. Lambang lalu lintas “berhenti” misalnya, 23 DeVito, J.A. The Communication Handbook:A Dictionary. Harper Row. New York. 1986. P. 61 24 Ibid. P. 238 25 Anderson, J.A. Communication research: Issues and methods. McGraw-Hill Book Company. New York. 1987. P. 46 26 DeVito, op.cit., P. 201
  • 28. 16 merupakan ciptaan manusia untuk menyampaikan pesan, dan karena lambang tersebut tidak alamiah ataupun tidak dimengerti secara universal karena itu dinamakan sebagai simbol. Saluran dalam pernyataan ini merupakan “kendaraan” atau medium yang digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal komunikasi. 27 Saluran yang digunakan bisa jadi dapat dirasakan secara visual ataupun tidak, contohnya; jarak antara dua orang yang sedang berbicara, suatu tempat diskusi dalam jaringan (online), pesawat televisi, dan lain sebagainya. Sementara gangguan adalah seluruh faktor-faktor yang bertanggung jawab yang mengubah bentuk pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, dan seluruh faktor yang menggangganggu penerima menerima pesan sebagaimana pesan tersebut dikemas oleh si pengirim untuk diterima.28 DeVito mengidentifikasikan tiga macam gangguan dalam komunikasi: gangguan fisik, gangguan psikologis, dan gangguan semantic. Tipe pertama, gangguan fisik, mempengaruh transmisi sinyal atau pesan secara fisik: seperti suara kendaraan yang berisik, bunyi musik yang terlalu kencang, pembicara yang canggung, ataupun kacamata hitam. Gangguan psikologis diantaranya termasuk pendapat buruk tentang seseorang atau sesuatu yang sudah terbentuk sebelum pesan disampaikan, bias dikarenakan pengalaman/ kesukaan penerima yang tidak berhubungan dengan pesan dan dapat mengubah bentuk penerimaan ataupun pemrosesan pesan. Gangguan psikologis ini dapat terjadi pada pengirim 27 DeVito, op.cit., P. 52 28 DeVito, op.cit,. P. 209
  • 29. 17 ataupun penerima. Dalam gangguan semantic, Devito mengetengahkan bahwa hal ini dikarenakan ketidakmampuan penerima memahami pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Hal ini, diantaranya, dikarenakan: jargon, istilah teknis, atau istilah-istilah rumit lainnya. Banyak definisi-definisi memperlihatkan proses pengaruh- mempengaruhi (pengaruh sosial). Dengan caranya yang mirip, Hewes Planalp (1987) memberikan argumentasi bahwa komunikasi timbul saat perilaku seseorang berdampak pada orang lain.29 Kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi adalah yang membedakan manusia dengan hewan. Kehidupan kita sehari-hari berpengaruh besar pada cara kita berkomunikasi dengan orang lain.30 Penelitian mengenai komunikasi ini difokuskan pada komunikasi sebagai proses dari perilaku yang sengaja dikirimkan dan diterima. 2.2 Hubungan Masyarakat Pada tahun 1978 bertempat di World Assembly of Public Relations di Meksiko Hubungan Masyarakat (Humas) dideskripsikan sebagai pengetahuan sosial dan seni dalam menganalisis kecenderungan, meramalkan akibat- akibatnya, mengkonsultasikannya pada pimpinan-pimpinan organisasi, serta 29 Hewes, D. E. and Planalp, S. The individual's place in communication science. In C. R. Berger S. H. Chaffee (Eds.), Handbook of communication science (pp. 146-183). Newbury Park, CA: Sage. 1987 30 Gonick, Larry. Kartun (non) Komunikasi: Guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta. 2007.
  • 30. 18 melaksanakan program-program yang telah terencana dengan tujuan melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik pada saat yang sama. Sementara Webster New World Dictionary mendeskripsikan Humas sebagai “Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas, khususnya menggunakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan, organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan bagi dirinya sendiri.”31 Menurut British Institute of Public Opinion Humas adalah upaya yang disengaja, direncanakan, dan berkesinambungan untuk memelihara pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya. Sementara Public Relations Institute of South Africa mendeskripsikan Humas sebagai fungsi manajemen, melalui komunikasi, melalui persepsi- persepsi dan hubungan yang strategis antara organisasi dan pemangku- pemangku kepentingannya baik secara internal maupun eksternal. Definisi spesifik yang menekankan akan tanggung jawab Humas pada khususnya diberikan oleh Public Relation News dimana Humas dijabarkan sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sifat publik, mengidentifikasi kebijaksanaan- kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengeritan dan penerimaan publik.32 31 Webster’s New World Dictionary of the American Language, 2nd college ed., William Collins World Publishing Co., Inc. Cleveland. 1978 32 Moore, H. Frazier, 1981, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. Rosdakarya Bandung. Hal. 6
  • 31. 19 Cutlip, Center, dan Broom (1986) mendefinisikan Humas sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.33 Definisi ini mengidentifikasi pembentukan dan peliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi humas. Pada saat yang sama definisi ini juga mengemukakan kriteria untuk menentukan apa humas itu dan apa yang bukan humas. 2.3. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas Identifikasi adalah (1) upaya untuk menyamakan atau (2) memisahkan satu hal dengan hal lain, secara lebih spesifik.34 2.3.1. Peran Humas Prinsip komunikasi dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk menciptakan dorongan kearah penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan kebijaksanaan, mengumumkan, mempertahankan kebijaksanaan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik.35 Bagi organisasi, pentingnya penyediaan informasi melalui komunikasi tidak terbatas hanya untuk kalangan eksternal saja, kalangan internal juga selain perlu pasokan informasi, perlu juga didengarkan. Menurut 33 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 6. 34 Merriam-Webster Dictionary: Identify 35 Moore, op.cit., Hal. 13
  • 32. 20 Argenti (2003) jajaran manajemen perlu tahu bahwa apabila mereka menyediakan informasi, mereka harus pula mendengarkan. Anggota organisasi yang didengarkan akan menjadi lebih termotivasi dengan apa yang sedang mereka kerjakan, merasa memiliki hubungan dengan misi organisasi dan mengambil posisi untuk mendukung tujuan-tujuan organisasi.36 Manusia sebagai organisme tidak bisa mentoleransi terlalu banyak ketidak pastian ataupun kelebihan rangsangan stimulus pada otak mereka, disinilah Humas berperan untuk memelihara pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya. 37 Empat peran utama humas menurut Cutlip dalam konsepnya adalah sebagai berikut38 1) Teknisi komunikasi (Communication technician) Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat manajemen mendefinisikan masalah dan mencari jalan keluar, mereka baru dilibatkan untuk memproduksi materi komunikasi saat program diterapkan, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang motivasi awal atau hasil yang diinginkan. Meskipun mereka tidak diikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan menajemen, mereka adalah pihak yang dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan pers. Teknisi komunikasi dipekerjakan 36 Argenti, Paul A. Corporate Communication. McGraw-Hill. New York, 2003. P 127. 37 Moore, loc.cit., 38 Cutlip, Scott M., Center, Allen H., and Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations. Prenada Media Grup. Jakarta. Hal. 46-47
  • 33. 21 untuk menulis dan menyunting nawala (newsletter) karyawan, menulis siaran pers, mengembangkan isi dari web, dan artikel mendalam, serta menangani kontak media. Praktisi ini baru bergabung saat komunikasi perlu dilakukan dan mengimplementasikan program serta menghabiskan banyak waktu mereka dalam aspek teknis komunikasi dimana mereka hanya melaksanakan (dikenal juga sebagai journalis organisasi). 2) Pakar Perumus (Expert Prescriber) Humas dianggap sebagai pakar ahli dan berwenang atas masalah oleh pihak lain. Memiliki pengalaman dan kemampuan yang tinggi sehingga dapat membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah antara perusahaan dengan publiknya. Dalam hal ini pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar humas tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan humas karena dianggap memiliki keterampilan yang tinggi. 3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator) Dalam hal ini praktisi humas bertindak sebagai fasilitator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Humas juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Praktisi yang menjadi fasilitator pemecahan masalah bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisikan dan menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan
  • 34. 22 strategis. Kerja sama dan konsultasi diawali pertanyaan awal dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. Praktisi menggunakan proses manajemen dan langkah-langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Fasilitator dilibatkan dalam tim manajemen pemecahan masalah karena telah mendemostrasikan keterampilan dan dapat membantu manajer lainnya dalam mengatasi dan menghindari masalah. Dalam hal ini posisi humas terintegrasi dalam pengambilan keputusan manajemen. 4) Fasilitator Komunikasi (Communication Facillitator) Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisasi dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang menguntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi praktisi bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. Mereka menjadi penengah interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi dan membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran tentang batas dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik sehingga terjadi komunikasi dua arah yang dapat meningkatkan kualitas keputusan
  • 35. 23 kebijakan, prsoedur, dan tindakan kedua belah pihak yang dibuat oleh organisasi dan publik. Dengan kata lain, humas berperan dalam menjembatani komunikasi antara publik dengan perusahaan sebagai media dan penengah bila terjadi kesalahan-pahaman dalam komunikasi. Istilah manajer komunikasi kemudian diperkenalkan saat faktor analisis dari survey-survey komunikasi menunjukkan bahwa komunikator yang sama melaksanakan tiga peran sekaligus yaitu: penasihat ahli, fasilitator komunikasi, dan fasilitator penyelesaian masalah; secara bergantian. Hal ini berawal dari teori yang dikemukakan oleh Broom (1982). Riset-riset terkait sejak 1985 secara konsisten menunjukkan bahwa manajer komunikasi adalah penyederhanaan dalam merujuk pada peran-peran komunikasi dari pakar perumus, fasilitator komunikasi, dan fasilitator penyelesaian masalah. Komunikator professional yang sebelumnya secara dominan memerankan manajer cenderung mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari komunikator yang sebelumnya memerankan teknisi, walaupun dengan rujukan tahun pengalaman professional yang sama.39 2.3.2. Fungsi Humas Menurut pernyataan resmi tentang Humas dari Asosiasi Humas Amerika (Official Statement of Public Relation from Public Relations Society of Amerika) Humas membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik 39 David M. Dozier, Larissa A. Grunig, James E. Grunig. Manager's guide to excellence in public relations and communication management. New Jersey. Routledge. 1995. Page 24
  • 36. 24 untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif dengan memberikan kontribusi pemahaman bersama diantara kelompok dan institusi.40 Humas adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, saling menerima, dan kerjasama antara organisasi dan publiknya; sehingga humas menjalankan fungsinya melalui elemen-elemen konseptual dan operasional berikut ini41 : a) Penelitian (research) Ini adalah tahap penelitian dalam humas, baik dalam memperoleh data primer dan sekunder, maupun penelitian bersifat riset opini baik secara kualitatif dan kuantitatif. b) Perencanaan (planning) Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan program kerja Humas berdasarkan data dan fakta dilapangan, kebijakan, prosedur, tema dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait. c) Pengkoordinasian (coordinating) Dimana satu tim kerja ditentukan kerja sama dan keterlibatannya dari instansi atau personil lainnya kedalam satu koordinasi tim yang solid sebagai upaya pencapaian tujuan lembaga organisasi. d) Administrasi (administration) 40 Ibid. Hal. 7. 41 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal 18
  • 37. 25 Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dokumentasi, sistem pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang masuknya uang dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/ tercatat dalam sistem administrasi yang baik. e) Produksi (production) Suatu bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola oleh Humas dalam upaya mendukung perluasan/ pemasaran produk atau nama dan pengaruh pada sebuah organisasi. Produksi bisa dalam bentuk: media plan, publication-publicity, audio visual, special events and regular events untuk tujuan kampanye. f) Partisipasi Komunitas (Community Participation) Partisipasi humas dalam melakukan suatu komunikasi timbal balik dengan komunitas masyarakat/ publik lingkungan tertentu untuk mencapai saling pengertian dan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya g) Nasihat (Advice) Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan perusahaan berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang penyesuaian berdasarkan kepentingan publik eksternal/ internal, maupun hasil pengidentifikasian keinginan dan reaksi opini publik terhadap tujuan perusahaan. Singkatnya Humas berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik dan organisasi.
  • 38. 26 2.4. Program Humas Salah satu definisi untuk humas dari Institute of Public Relations didalamnya termasuk ‘upaya yang disengaja, terencana, dan berkesinambungan untuk selalu menciptakan dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan publiknya’. Henslow (1999) menyatakakan bahwa program humas adalah upaya perencanaan strategis dalam menangani publik untuk mencapai tujuan organisasi.42 Dalam program humas kata-kata berikut ini menjadi konsepnya:43 • ‘disengaja, terencana, dan upaya yang berkesinambungan’ • ‘menciptakan dan memelihara’ • ‘pengertian bersama’ Program humas harus direncanakan menggunakan konsep diatas sedeskriptif mungkin agar dapat mencapai hasil yang terbaik dan rinci (tajam). Keberhasilan humas ditentukan dari programnya, program humas yang tidak direncanakan akan menjadi tercampur aduk, terlepas dari rangkaian rencana, dan hanya akan sedikit sekali memberi kepuasan. Singkatnya kegiatan yang tidak terencana sulit dievaluasi dan dikatakan sukses.44 Program humas idealnya dirancang untuk berlangsung selama waktu tertentu, paling tidak 12 bulan, atau lebih. Program humas dalam keseluruhannya merupakan kegiatan 42 Henslowe, Phillip. Public Relations: A Practical Guide to the Basic. Institute of Public Relations. 1999. P. 92 43 Ibid. 44 Ibid
  • 39. 27 yang kompleks dan harus dapat mengakomodasi aktifitas humas dari hari ke hari dalam kerangka strategis. Karena itulah wujud strategi humas merupakan program humas dan didalamnya setiap aktifitas ataupun acara menjadi ‘taktik’.45 Humas merupakan proses manajemen yang mengarahkan organisasi ke dalam tahap implementasi apa yang menjadi misi organisasi tersebut. Menurut Harold Burson (1990), humas memegang peran membantu organisasi menemukan (tidak saja) ‘apa yang akan dikatakan’, tetapi juga ‘apa yang akan dilakukan’. Burson mengubungkan peran baru ini dengan pengawasan publik yang makin mendetail dan tak terhindarkan terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan organisasi.46 Hadirnya teknologi komunikasi yang memungkinkan publik untuk merespon dengan cepat, akan suatu peristiwa, secara global. Teknologi komunikasi modern menutup jarak antara pesan dan perilaku sampai pada titik di mana keduanya hampir dianggap satu dan sama. 47 Ada peribahasa yang mengatakan “Aksi berbicara lebih lantang ketimbang ucapan.” Menurut Cutlip, sebagai humas, rangkaian kata-kata saja tidak cukup, komunikasi saja tidak cukup untuk memecahkan semua masalah humas, karena umumnya masalah Humas berasal dari sesuatu yang telah dilakukan, bukan sesuatu yang telah dikatakan (kecuali pada kasus-kasus 45 Ibid. P. 93. 46 Harold Burson, 1990, October 2. “Beyond PR: Redefining the Role of Public Relations,” 29th Annual Distinguished Lecture of the Institute of Public Relations Research and Education, Inc., New York. 47 Ibid.
  • 40. 28 tertentu dimana melibatkan tokoh publik). Program humas berupa tindakan, merupakan langkah korektif untuk melayani kepentingan bersama dari organisasi dan publiknya.48 2.5. Organisasi Nirlaba Menurut Tor Hernes (2004) organisasi adalah kesatuan yang terikat dalam waktu dan wilayah tertentu yang dibentuk untuk melakukan kegiatan dan sebagai wadah berinteraksi.49 Dalam organisasi terdapat sekumpulan sumberdaya yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Dibedakan oleh tujuannya, organisasi ada yang bertujuan untuk laba dan nirlaba. Kata nirlaba disini berarti sumber dana ataupun keuntungan yang diterima organisasi tersebut telah diatur untuk tidak dibagikan kepada pemiliknya. “Keuntungan” disini merupakan istilah teknis akunting yang bermakna kelebihan antara pemasukan atas pengeluaran. Pada tahun 1950an istilah organisasi nirlaba tidak banyak digunakan. Organisasi-organisasi nirlaba dengan tujuan sosial seperti Rumah Sakit , melihat diri mereka sebagai Rumah Sakit dan bukan organisasi nirlaba, organisasi Remaja Mesjid, melihat diri mereka sebagai organisasi Remaja Mesjid dan tidak melihat korelasi persamaan keberadaan mereka dengan Rumah Sakit, demikian juga dengan panti 48 Cutlip, Scott M., Center, Allen H. and Glen M. Broom. Effective Public Relations. Prenada Media Grup. 2006. Hal 386. 49 Hernes, Tor. The Spatial Construction of Organization (Advances in Organization Studies). John Benjamin B.V Publishing. 2004. P 11.
  • 41. 29 asuhan. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang oleh peraturan diatur untuk tidak membagikan keuntungan. Sementara organisasi untuk laba mengupayakan jasa dan produk dalam lini usaha mereka, organisasi nirlaba tidak berupaya menjual produk ataupun jasa, ataupun mencoba menciptakan peraturan dan kontrol seperti yang dilakukan oleh organisasi pemerintahan. Menurut Drucker (1990), seorang pakar manajemen untuk organisasi nirlaba, produk organisasi nirlaba bukanlah sepasang sepatu atau peraturan yang efektif. Produk organisasi nirlaba adalah “perubahan menjadi manusia yang lebih baik”. Institusi nirlaba adalah agen perubahan pada manusia. Pada institusi nirlaba “produk” nya adalah pasien yang sembuh, seorang anak yang berhasil mempelajari sesuatu, dan anak muda yang tumbuh menjadi pribadi dewasa yang menghargai diri mereka sendiri; dan apabila dilihat dalam bentuk keseluruhannya: perubahan pada kehidupan manusia. 50 Dalam upaya-upayanya menjadikan manusia-manusia yang berubah menjadi lebih baik, organisasi-organisasi nirlaba banyak yang ‘alergi’ dengan istilah “manajemen” karena orang-orang yang berada dibalik operasional organisasi nirlaba beranggapan bahwa manajemen itu hanya diberlakukan dalam institusi bisnis untuk mencari laba, sementara mereka tidak bertujuan untuk laba. Secara umum kata manajemen masih berarti manajemen bisnis. Penanganan secara profesional manajemen 50 Drucker, Peter Ferdinand. Managing the non-profit organization. Butterworth-Heinemann Publishing, Massachuset. 1990. P x (preface).
  • 42. 30 dalam organisasi nirlaba dianggap sebagai penanganan penggalangan dana”, padahal organisasi nirlaba memerlukan upaya jelas dalam berkonsentrasi menghidupkan misi organisasi, mengasah kepemimpinan, dan melakukan manajemen sumber daya.51 Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk memenuhi kebutuhan seseorang atau banyak orang dalam suatu komunitas. Setiap organisasi nirlaba menjabarkan tujuannya dalam pernyataan misi. Beberapa tipe jasa nirlaba yang paling umum adalah asosiasi seni, kepentingan sipil, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan jasa-jasa kemanusiaan. Jasa nirlaba besarnya sangat bervariasi mulai dari yang sangat besar seperti Palang Merah Internasional, hingga yang sangat kecil seperti organisasi yang dibuat oleh sekelompok sukarelawan yang bekerja paruh waktu. 2.5.1. Target khalayak Ada beberapa target khalayak dalam organisasi nirlaba52 : 1. Khalayak pengguna (klien) – seluruh upaya nirlaba pada akhirnya berujung pada melayani kebutuhan kliennya atau pengguna jasa nirlaba. Dengan catatan bahwa jasa ini dapat berarti hal yang kongkrit (terlihat) atau abstrak (tidak langsung terlihat hasilnya). 51 Ibid. ,+
  • 43. ' ( # !# $ !( #% !#' ( +)),(
  • 44. 31 2. Dewan-dewan terdiri dari kumpulan individu yang berasal dari komunitas. Hukum dan teori yang berlaku menjabarkan bahwa dewan berkuasa dan bertanggung jawab langsung atas keputusan dan kebijakan mereka dalam mengarahkan kemana dan bagaimana khalayak pengguna (klien) dari organisasi akan menikmati jasa yang diupayakan. Kewenangan yang dimiliki oleh dewan diberikan oleh Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga organisasi. Dewan kemudian dapat menentukan stuktur terbaik bagaiamana organisasi pengemban status nirlaba menjalankan sumber dayanya melalui peraturan tertulis yang secara spesifik tertuang dalam ART atau peraturan lainnya. Anggota dewan dari organisasi nirlaba biasanya termotivasi dari kepuasan melayani komunitas dan kepuasan batin tersendiri karena telah menjadi sukarelawan. Anggota dewan dari organisasi nirlaba bisa jadi tidak menerima kompensasi dalam bentuk uang saat menjabat sebagai dewan. 3. Ketua Dewan – peran ketua dewan pengawas merupakan pusat penting dari pengkoordinasian pekerjaand dewan-dewan lain, direktur pelaksana, dan komite-komite dibawahnya. Peran Ketua Dewan bisa jadi memiliki kekuatan untuk menentukan komite, tergantung dari apa yang dinyatakan dalam peraturan. Kekuatan dari ketua dewan biasanya lahir melalui bujukan dan kepemimpinan umum. 4. Komite – secara umum dewan memilih untuk menjalankan fungsi- fungsi operasionalnya melalui berbagai macam komite dewan-dewan.
  • 45. 32 5. Direktur pelaksana – dewan pada umumnya memilih untuk meminta satu orang yang menjabat sebagai direktur pelaksana untuk menjalankan keinginan dewan. Direktur Pelaksana bertanggung jawab langsung atas hasil kerja staf dan mendukung kerja komite-komite dibawahnya. 6. Sukarelawan – sukarelawan adalah pekerja-pekerja yang tidak dibayar yang membantu staf bekerja dalam komite-komite dan umumnya bekerja dibawah pengarahan direktur pelaksana. 2.5.2. Tiga aspek utama struktur nirlaba Organisasi nirlaba umumnya terbagi menjadi beberapa fungsi utama. Fungsi-fungsi ini umumnya meliputi administrasi terpusat dan program-program53 . 1. Pengaturan (governance) – Fungsi pengaturan pada organisasi nirlaba bertanggung jawab untuk menyediakan pengarahan strategis, bimbingan, dan pengendalian. Seringkali istilah “pengaturan” terkait dengan hal-hal yang dibicarakan.di tingkat dewan. Namun banyak orang yang mulai memperimbangkan pengaturan sebagai fungsi yang dijalankan oleh dewan dan manajemen tingkat atas. Keefektifan pengaturan bayak bergantung dari hubungan pekerjaan antara dewan dan manajemen tingkat atas. 53 Ibid.
  • 46. 33 2. Program – pada umumnya organisasi nirlaba bekerja dari misi umum mereka atau tujuan, untuk mengidentifikasi beberapa dasar- dasar tujuan yang harus dipenuhi agar berahasil mencapai misi mereka. Sumber daya diatur menjadi program-program agar dapat mencapai tujuan-tujuan spesifik yang keseluruhannya mencerminkan misi organisasi. Program dipertimbangkan mulai dari input, proses, output dan hasil. Masukan (input) adalah berbagai macam sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan program; contoh: dana, fasilitas, klien-klien, staf untuk program, dan seterusnya. Proses adalah bagaimana program dijaankan; contoh: klien diberi keahlian tertentu, anak-anak berhasil dirawat dan diasuh, seni diciptakan, anggota perkumpulan mendapat dukungan. Sementara keluaran (output) adalah dampak yang terjadi bagi para penerima keuntungan (klien); contoh kesehatan mental meningkat, peningkatan rasa apresiasi terhadap seni dan tumbuhnya sudut pandang lain dalam melihat kehidupan, peningkatan efektifitas antar anggota, dan seterusnya. 3. Administrasi Pusat adalah staf dan fasilitas-fasilitas yang umum digunakan untuk menjalankan program-program. Biasanya hal ini termasuk direktur pelaksana dan karyawannya. Nirlaba umumnya berjuang untuk menekan biaya-biaya administrasi pusat serendah mungkin dibandingkan biaya menjalankan program.
  • 47. 34 Berbeda dengan organisasi yang bertujuan untuk keuntungan, organisasi nirlaba biasanya memiliki karakteristik khusus akan kemampuan manajemen peran-peran penting yang diperlukan di dalamnya. Kemampuan unik yang diperlukan dalam manajemen nirlaba adalah: 1) Pengetahuan dan kemampuan yang umumnya diperlukan dalam manajemen; 2) Pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas-aktifitas manajemen; 3) Kemampuan menggalang dana dan kemampuan menulis permintaan untuk dana hibah; 4) Pengaturan (Sukarelawan Dewan Dewan Direktur); 5) Anggaran dan Akunting untuk Nirlaba; 6) Pengembangan Program dan Evaluasi; 7) Peraturan dan Kebijaksanaan yang menyangkut Publik; 8) Program Sukarelawan. 54 2.6. Penggalangan Dana Penggalangan dana adalah seluruh proses yang bertujuan untuk mencari dan menerima pemberian uang dari individu, perusahaan, dan organisasi-organisasi nirlaba, dengan penekanan terhadap dana yang dikelola untuk organisasi tersebut oleh spesialis penggalangan dananya. 55 Sejarah penggalangan dana pada awalnya merupakan derma dalam skala kecil dimana beberapa orang kaya mendanai sesuatu berdasarkan 54 Ibid 55 Kelly, Kathleen S. Fund raising and Public Relations: A Critical Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. New Jersey. 1991. P. 384-385
  • 48. 35 pendekatan mengemis oleh individual secara pribadi. 56 2.7. Empat Model Komunikasi Humas dalam Penggalangan Dana Organisasi Nirlaba Kelly (1991) dalam menetapkan bahwa penggalangan dana sebagai salah satu spesialisasi humas dapat dijelaskan dengan model komunikasi Grunig dengan contoh, walaupun model ini diakui sebagai penyederhanaan. Empat model komunikasi menurut Grunig: 1) Model Publisitas/ Press agentry (Publicity/ Press Agentry) menggunakan tipe komunikasi satu arah. Karakteristik model adalah menggunakan rayuan dan manipulasi untuk mempengaruhi khalayak target sehingga mereka memiliki perilaku sesuai apa yang diinginkan organisasi. Model ini merupakan model tertua dan yang paling umum dipraktekkan hingga kini. Sejarahnya bermula dari P.T. Barnum pada tahun 1830an yang mendirikan agen pers dan praktisi-praktisi humas yang mencari cara agar nama organisasi-organisasi atau klien-klien mereka dikenal oleh masyarakat, umumnya dengan menggunakan media masa. Tujuan dari model ini (salah satu fungsinya untuk organisasi) adalah sebagai propaganda. Grunig dan Hunt (1984) mengemukakan bahwa para praktisi menyebarkan kepercayaan tentang organisasi terkait, seringkali menggunakan informasi yang separuh benar, tidak utuh, dan informasi- 56 Ibid.
  • 49. 36 informasi pilihan.57 Model Press Agentry mempropagandakan maksud dari penggalangan dana menekankan penggunaan pesan-pesan emosional. Sebagai contoh dalam menggalang dana untuk mengatasi kelaparan di Irlandia upaya ini dimotori dengan publisitas yang menjual emosi dengan menunjukkan gambar-gambar grafis kelaparan di Irlandia. Penggalangan dana palang merah Amerika pada Perang Dunia Pertama dalam 19 bulan berhasil mengumpulkan lebih dari 690 dollar AS. Namun harap dicatat bahwa model press agentry oleh Ward, Pierce, dan Lee menggunakan dasar tekanan, kompetisi, emosi, dan bahkan pemaksaan. Ada kuaota yang telah ditetapkan untuk tiap kota, kabupaten, hingga daerah kumuh -diberikan target dalam jumlah dalam kompetisi menggalang dana -- teknik lama yang selalu digunakan oleh Ward. Seluruh media dikerahkan untuk mempromosikan maksud tersebut dan membuktikan pratiotisme mereka. Kansas City Star media cetak di Kansas menuliskan: “Kansas City tidak boleh ada yang lalai dalam memberi58 2) Model Informasi Publik (Public Information) menggunakan tipe komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya adalah menggunakan siaran pers dan model komunikasi satu arah lainnya untuk mendistribusikan informasi organisasi. Praktisi humas seringkali dirujuk sebagai “jurnalis organisasi”. 57 Ibid. 58 Ibid. P. 392.
  • 50. 37 Model kedua dapat dikatakan diambil dari hasil kerja Ivy Lee pada awal abad ini dan menempatkan fungsi humas dalam peran jurnalis organisasi dengan tujuan utama menyebar luaskan informasi faktual pada berbagai macam kepentingan publik yang ada di organisasi. Model informasi publik pada umumnya ditemukan pada departemen- departemen dalam pemerintahan dan lembaga nirlaba, yang bergantung pada siaran pers dan pengendalian media (menggunakan publikasi yang mereka terbitkan sendiri) untuk menyebarluaskan informasi tentang organisasi. Model Informasi Publik untuk penggalangan dana dipelopori oleh Charles Loring Brace (1853) memulai model ini karena ia percaya sumbangan akan meningkat secara efisien dan lebih bermoral apabila informasi disebarkan dengan lebih jujur dan akurat. Ia memutuskan untuk dapat menggalang dana menggunakan sedapat mungkin dasar yang masuk akal dan rasional. Menurutnya apabila faktanya diketahui bagaimana menderitanya dan kemiskinan yang membelenggu anak- anak di New York dan dasar-dasar bagaimana organisasi beroperasi dimengerti, maka organisasi dapat secara aman bergantung dari opini publik yang tercerahkan dan simpati, dibandingkan dari sensasi sementara atau perasaan tidak enak. Dan karena dewan organisasi menyetujui hal ini, kita menanggalkan semua pameran tentang kemiskinan dan anak terlantar dengan alasan kemanusiaan - dimana anak-anak tersebut tidak lantas menikmati keadilan yang
  • 51. 38 sesungguhnya. Cutlip (1965) berpendapat bahwa Brace adalah pelopor penggalangan dana yang menyadari bahwa dukungan dari publik yang mendapatkan informasi dengan baik terbukti akan menyediakan dukungan yang lebih berkelanjutan. 59 3) Model Dua Arah Asimetris (Two-way asymmetrical) menggunakan tipe komunikasi satu arah. Karakteristik modelnya menggunakan bujukan dan manipulasi untuk mempengaruhi target khalayaknya agar berperilaku seperti apa yang diinginkan oleh organisasi. Riset tidak digunakan untuk mencari tahu bagaimana perasaan publiknya terhadap organisasi. Model ini dicetuskan oleh Bapak Humas Edward L. Bernays, dimulai pada awal 1920an, dilakukan dengan tujuan melakukan bujukan berlandaskan data-data ilmiah. Bernays dan beberapa orang lainnya mengenali bahwa riset yang dilakukan pada publik dapat membantu organisasi memenuhi sebagian besar tujuannya (contohnya: dengan mempelajari lebih banyak tentang target-target khalayaknya, pesan dapat dibentuk sehingga merubah sikap dan mempengaruhi prilaku). Walaupun tujuannya mirip dengan apa yang digunakan oleh model agen pers (press agentry), model dua arah asimetris menggunakan teori ilmu pengetahuan sosial dan riset terhadap sikap untuk membantu organisasi- organisasi menjual produk mereka, menciptakan citra yang diinginkan, dan membujuk publik untuk menerima apa yang disodorkan oleh organisasi. Model dua arah asimetris diterjemahkan sebagai 59 Ibid. 397
  • 52. 39 penggunaan yang tujuan utamanya adalah untuk membujuk – seperti yang didefinisikan oleh Grunig dan Hunt (1984) yang berpendapat bahwa model ini mengkomunikasikan hanya karakteristik-karakteristik terpilih dari organisasi yang akan diterima oleh publik”. 60 Model dua arah asimetris pada awalnya dipimpin oleh John Price Jones. Jones menggunakan riset untuk “menjual” kebutuhan filantrofis klien-klien dalam organisasinya, sehingga berhasil menjaring 746 juta lebih selama 31 tahun ia bekerja sebagai konsultan penggalangan dana. Seperti praktisi-praktisi lainnya yang menggunakan model dua arah asimetris, ia seringkali memerankan humas dengan cara mencari tau apa yang publik sukai tentang organisasi dan memunculkan aspek tersebut, atau menentukan nilai-nilai dan sikap apa yang publik miliki dan mendeskripsikan organisasi dengan cara tertentu sehingga sikap-sikap yang disukai ini tercermin dalam organisasi. Bernays menamakan strategi ini sebagai “mengkristalkan opini publik” dan “merekayasa persetujuan”. Bernays menemukan kekuatan dari publisitas dalam metode-metode bisnis yang efisien yang ia kagumi dan menciptakan pendekatan baru dalam menggalang dana. Kekaguman Jones akan riset, pengarsipan yang baik, dan perencanaan yang menyeluruh meningkatkan nilai riset dan perencanaan pada tahap yang dikagumi orang, dan kegemarannya akan berkas-berkas administrasi menjadikan prinsip dan prosedur penggalangan dana menjadi sistematis. Media 60 Ibid. 384-385
  • 53. 40 cetak The London Economist menjulukinya “Ahli Penggalangan Dana yang paling terkenal”. Walaupun begitu penting untuk dicatat bahwa riset pada model asimetris dalam penggalangan dana digunakan untuk membentuk hanya pesan-pesan yang menarik untuk donor. Mengutip kalimat Jones, “Perlakuan yang hati-hati harus diambil sejauh apa yang diinginkan oleh donatur besar untuk menentukan apa yang menarik hati dan perilaku mereka sehingga dapat menentukan pendekatan yang paling efektif dan sebisa mungkin mengambil jalan dengan kendala yang paling sedikit.”61 4) Model Dua Arah Simetris (Two-way symmetrical model) menggunakan tipe komunikasi dua arah. Karakteristik modelnya menggunakan komunikasi untuk bernegosiasi dengan publiknya, menyelesaikan konflik, dan mengarahkan kepada saling pengertian dan penghormatan antara organisasi satu dan publiknya.62 Model keempat, yang muncul kepermukaan pada awal 1960an melalui berbagai hasil kerja dari berbagai pendidik, adalah model dua arah simetris. Model ini tidak hanya menggunakan riset untuk membentuk pesan namun uga menaruh organisasi pada posisi dimana organisasi berada secara harmonis dengan publik-publiknya yang paling penting. Menurut Grunig dan Hunt (1984) praktisi model ini berfungsi sebagai mediator antara organisasi dan publik-publiknya karena tujuan utama adalah 61 Ibid. P. 405 62 Grunig, James E. and Hunt, Todd T. Managing Public Relations. Wadsworth. 1984. P. 74
  • 54. 41 untuk meraih pengertian bersama. Dalam model simetris dua arah, penerjemahannya pada fungsi humas dapat juga berarti upaya komunikasi yang dilakukan digunakan untuk merubah perilaku atau sikap dari manajemen organisasi apabila hal tersebut tidak seimbang dengan sikap, pengetahuan, dan perilaku dari publik-publiknya. Pada tahun 1903 Harvard menerima 20 juta dolar dalam bentuk warisan untuk mendukung pendidikan teknik dari mendiang McKay. Sementara MIT, telah memiliki sekolah teknik dan hanya berjarak beberapa mil saja jauhnya dari Harvard. Lowell, Direktur Universitas Harvard memikirkan sebuah rencana dimana prosedur dimungkinkan untuk mengalokasikan sebagian besar dana warisan tersebut dari Harvard ke MIT sehingga “membuat niat awal sang pendonor lebih efisien.” Rencana ini mendapat tentangan keras dari alumni-alumni Harvard, dan walaupun rencana ini akhirnya tidak diwujudkan karena ditolak oleh pengadilang tinggi Massachusetts di tahun 1917 dan Lowell akhirnya setuju untuk menerima uang tersebut untuk Harvard, contoh ini menunjukkan model dua arah simetris dari penggalangan dana. Karena tujuan model komunikasi dua arah adalah untuk mencapai pengertian bersama, secara alamiah komunikasi terjadi dua arah antar kelompok dengan efek simetris. Karakteristik ini penting dibandingkan dengan tiga model komuikasi lainnya dimana alurnya adalah sumber ke penerima. Walaupun begitu karena modelnya komunikasi dua arah, pelakunya adalah kelompok satu ke kelompok lain. Tidak seperti model publisitas
  • 55. 42 dimana organisasi tergantung pada emosi publiknya atau model informasi publik, dimana organisasi tergantung pada apakah publik menjadi tercerahkan atau tidak, model dua arah simetris tergantung apakah organisasi mengalami persetujuan dengan donornya. 2.7.1. Pendapatan organisasi nirlaba: iuran dan penggalangan dana Dalam organisasi nirlaba iuran bisa jadi didapatkan dari jasa dan harga yang ditetapkan untuk individual yang menerima jasa yang mereka terima (contohnya orang tua yang menitipkan anaknya di sarana penitipan anak) atau pihak ketiga seperti pemerintah yang mendukung jasa-jasa seperti yang disediakan oleh organisasi. Tidak seperti sektor swasta dimana harga produk dan jasa harus dapat menutupi seluruh biaya, institusi nirlaba harus dapat menggalang dana dan mencari sumber dana tambahan. Penting untuk diingat bahwa walaupun banyak organisasi nirlaba berguna untuk masyarakat, sulit untuk mengukur hasil pasti layanan yang mereka sediakan. Perubahan sikap pada seseorang atau pada komunitas bisa jadi memakan waktu tahunan untuk dapat disadari dampaknya. Walaupun begitu organisasi nirlaba terus menerus ditantang untuk dapat menunjukkan hasi karena lembaga donor makin lama makin pintar dan sumber pendanaan makin terbatas.63 63 McNamara, Carter. Field Guide to Consulting and Organizational Development With Nonprofits. Authenticity Consulting, LLC. 2005.
  • 56. 43 Untuk penggalangan dana, manajer nirlaba (dan dewan-dewan direktur) harus dapat bersinergi untuk menggalang dana dengan tujuan mendapatkan kebutuhan dana untuk organisasi. Umumnya penggalangan dana bukan menjadi tugas yang menyenangkan untuk direktur pelaksana. Penggalangan dana bisa jadi aktifitas yang memakan tenaga, menyedot kemampuan kreatif dan energi sosial. Direktur pelaksana terus menerus diuji untuk menyeimbangkan waktu yang mereka habiskan untuk menggalang dana dan manajemen program. Terlalu sedikit waktu yang dihabiskan dalam satu area dapat menjadikan organisasi kekurangan dana atau kualitas pelayanannya. Ada beberapa sumber-sumber mendasar dalam pendanaan di sektor nirlaba. Yang pertama adalah hibah. Hibah dapat diberikan oleh departemen-departemen di dalam pemerintahan, yayasan, atau perusahaan, yang biasanya diberikan untuk mengoperasionalkan suatu program spesifik. Seperti yang pernah dijabarkan sebelumnya, badan- badan yang menerima hibah pemerintah untuk menjalankan program jasa kemanusiaan biasanya melakukan jasanya berdasarkan biaya dari jasa tersebut. Hibah dari yayasan-yayasan atau perusahaan biasanya diberikan di muka dan menuntut laporan akan aktiftas-aktifitas program yang dilakukan dan biaya yang dikeluarkan pada akhir program hibah.64 64 Ibid.
  • 57. 44 Organisasi nirlaba bisa juga memberikan dana pada individual. Sumbangan individual juga dapat datang dari dana keanggotaan atau penerima keuntungan (contohnya pemirsa penikmat siaran televisi publik atau penghuni rumah komunitas pengaman lingkungan). Sumbangan – sumbangan ini biasanya merupakan sumbangan dalam bentuk kecil, dan idealnya sumbangan dalam bentuk kecil ini datang dari orang yang banyak. Pemberian yang besar bisa juga datang dari individu atau perseorangan yang seringkali disebut sebagai donor besar. Memupuk hubungan dengan donor-donor besar membutuhkan banyak energi (ketelatenan) dan kecerdikan dari dewan dan direktur. Banyak organisasi nirlaba melangsungkan acara-acara khusus untuk meraih dana, dan caranya bervariasi mulai dari berjualan kue hingga melangsungkan acara besar.65 Ada dua faktor yang dapat meningkatkan upaya penggalangan dana. Salah satunya adalah program yang baik. Program-program yang memenuhi kebutuhan penting komunitas dan menunjukkan hasil akan mampu menjual diri tanpa banyak campur tangan. Dewan yang berkomitmen dalam tanggung jawab penggalangan dananya juga bisa menjadi aset untuk organisasi. Anggota – anggota dewan yang menanggap serius peran mereka sebagai individu yang harus membantu menggalang dana dapat mempromosikan organisasi dan membantu membawa berbagai macam sumberdaya masuk. 65 Ibid.
  • 58. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif lahir karena kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dalam mengidentifikasi peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” sebagai sebuah rangkaian dari tindaan-tindakan perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Penelitian deskriptif digunakan karena ketertarikan peneliti akan subyek, namun belum ada kerangka teoritis yang mampu menjelaskannya. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka. Sehingga analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian deskriptif digunakan karena penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ini dalam aplikasinya tidak saja akan menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan (sintesis); dan tidak hanya akan melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi sehingga dihasilkan kesimpulan dengan kekuatan integratif, karena sifat penelitiannya yang mencari, dan bukan menguji.
  • 59. 46 3.2. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami makna dibalik data yang tampak, dan fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti. Interaksi sosial dipelajari dan diurai, interaksi sosial yang kompleks hanya dapat dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dimana peneliti ikut berperan pada proses, turut serta dan bertanya secara mendalam bagaimana interaksi sosial tersebut dilakukan sehingga ditemukan pola-pola hubungan yang terjadi dalam interaksi. Metode ini juga digunakan dengan harapan orang-orang yang diwawancara dapat mengungkapkan perasaannya, sehingga peneliti dapat memahami dan penggambaran ini dapat dicerminkan dalam analisis terhadap masalah. Penelitian kualitatif berfungsi dan dimanfaatkan untuk memahami isu-isu tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi pada program dan digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui. Metode studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis.
  • 60. 47 Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu. Kelebihan studi kasus adalah data dapat digunakan dikemudian hari untuk mendukung studi-studi besar. Studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi bagi perumusan masalah, menganalisis data, serta merumuskan kesimpulan. Kelemahan studi kaus adalah sangat dipengaruhi oleh pandangan subyektif dalam pemilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan, kurangnya obyektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya ada pada peneliti, ataupun dalam penempatan serta pengikut-sertaan data dalam konteks yang bermakna menjurus pada interpretasi subyektif. Penelaahan berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset akan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi- dokumentasi, dan kuesioner. Menggunakan riset deskriptif, maka deskripsi akan dibuat secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual, periset melalakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel dan indikatornya. Riset ini menggambarkan realitas yang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel.
  • 61. 48 3.3. Definisi konsep Berdasarkan tinjauan pustaka tentang komunikasi dimana Devito (1968) mendefinisikannya sebagai sebuah proses atau tindakan, penelitian akan diarahkan kepada rangkaian aktifitas komunikasi yang berkelanjutan, yang melibatkan dimensi waktu dimana sifat-sifat tertentu sebab-sebab, dan akibat dari beberapa tindakan komunikasi bisa merubah subyek komunikasi dalam siklus waktu dimana tindakan komunikasi tersebut dilakukan. 3.3.1. Identifikasi Peran dan Fungsi Humas Identifikasi peran dan fungsi humas akan ditelaah pada dua peran dominan dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010” menurut Broom (1982) yaitu manajer komunikasi yang melaksanakan tiga peran sekaligus secara bergantian yaitu pakar perumus, fasilitator komunikasi, fasilitator pemecahan masalah; dan teknisi komunikasi. Saat identifikasi ini dilakukan penelitian akan mengungkapkan peran-peran dan fungsi dari manajer komunikasi dan teknisi komunikasi yang terdapat dalam program yang diciptakan oleh organisasi berdasarkan konsep Sim-Kraus (2010) yaitu membangun citra, mengemas pesan, menciptakan kesempatan, berperan sebagai pusat komunikasi dan informasi organisasi, serta meningkatkan nilai organisasi. 3.3.2. Program Bebaskan Pengetahuan 2010 Program Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah tempat dimana identifikasi peran dan fungsi humas dilakukan yang melibatkan dimensi
  • 62. 49 waktu dan merupakan sebab mengapa penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, administrasi, produksi, penciptaan kesempatan dan evaluasi berupa laporan dilakukan oleh organisasi. Ada lima posisi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program “Bebaskan Pengetahuan 2010” yaitu Direktur Proyek, Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, dan Penerjemah. Sebagai salah satu upaya organisasi untuk mempengaruhi dan mendorong terjadinya proses komunikasi antara organisasi dan target khalayak, organisasi memutuskan untuk meluncurkan Program Bebaskan Pengetahuan 2010. Penelitian ini akan mengidentifikasikan peran dan fungsi humas yang dilakukan oleh posisi-posisi yang terdapat dalam program dalam menjadikan program ini berhasil/ tidak berhasil. 3.3.3. Penggalangan dana organisasi nirlaba Penelitian ini juga akan mengidentifikasikan peran humas yang terdapat dalam model komunikasi yang digunakan dalam program untuk menggalang dananya. Empat model komunikasi Grunig (1984) dianggap sebagai salah satu spesialisasi peran dan fungsi humas seperti yang digariskan oleh Kelly (1991); yaitu Model Press Agentry/ Publisitas, Model Informasi Publik, Model Satu Arah Asimetris, dan Model Dua Arah Simetris. Setelah diidentifikasi model komunikasi mana yang dilakukan oleh organisasi untuk membiayai program, peneliti akan mengidentifikasi kemampuan untuk menggalang dana berdasarkan tinjauan pustaka dan
  • 63. 50 menentukan apakah kemampuan ini diikuti dengan kemampuan menulis permintaan untuk dana hibah. Peneliti akan mendeskripsikan hasilnya dan menyimpulkan kelebihan dan kelemahan model ini berdasarkan hasil yang terungkap pada saat penelitian. 3.4. Fokus penelitian Penelitian akan difokuskan pada: 1. Identifikasi peran utama humas menurut Cutlip (2006) pada posisi Direktur Proyek, Humas dan Administrasi, dan Ketua Panitia pada program “Bebaskan Pengetahuan 2010”. 2. Identifikasi peran dan fungsi humas dalam penggalangan dana menggunakan model komunikasi berdasarkan Grunig (1984). 3.5. Nara sumber (key informant) Nara sumber (key informant) dicari dan ditetapkan dengan dasar bahwa nara sumber ini terkait langsung . Karena itu nara sumber kunci dari penelitian ini adalah: • Mariyanah – Ketua Panitia Program Bebaskan Pengetahuan 2010 • Exga Ayu Puspita Sari – Humas dan Administrasi Nara sumber lainnya yang terkait langsung dalam keputusan organisasi untuk mencari dana dan pemberian dana untuk upaya modifikasi lingkungan dalam meraih simpati dan memobilisasi partisipasi melalui aktifitas komunikasi programorganisasi dan yang membiayai program:
  • 64. 51 • Leo Cahyadi – Ketua Dewan Pengawas Wikimedia Indonesia. • Heidi Arbuckle – Ford Foundation • Erik Moeller – Wikimedia Foundation 3.6. Analisis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang terdapat dari: 1. Tinjauan pustaka dan teori dari berbagai sumber tentang peran dan fungsi humas serta manajemen organisasi nirlaba. 2. Wawancara formal dengan nara sumber kunci serta wawancara informal dengan peserta, pemenang, dan juri sebelum dan setelah dijalankannya proyek. 3. Situs web Wikimedia Indonesia, Wikimedia Foundation, situs statistik proyek-proyek Wikimedia. 4. Pendapat-pendapat dan laporan tertulis tentang Wikipedia dan proyek- proyek Wikipedia yang didapatkan secara daring (online) serta Laporan naratif dan keuangan Wikimedia Indonesia kepada Ford Foundation dan Wikimedia Foundation 5. Proposal program dalam mencari dana. 6. Materi-materi komunikasi tentang program; termasuk presentasi pada saat pelatihan lomba untuk peserta, presentasi pada saat pelatihan juri, presentasi pada saat pengenalan program pada promosi keliling di 10 (sepuluh) Perguruan Tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok, serta poster sosialisasi program.
  • 65. 52 7. Seluruh lalulintas surat elektronik Direktur Proyek saat menjalankan program. 8. Publikasi media massa tentang Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2010 oleh Wikimedia Indonesia. 3.7. Keabsahan data Untuk menguji kredibilitas data dilakukan triangulasi dimana validasi data diuji silang dengan menggunakan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. 3.7.1. Triangulasi Kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan mengecek hasil wawancara, observasi, dan melalui penelitian dokumentasi. Dimana data di verifikasi kebenarannya, atau mungkin seluruh data benar, namun dilihat menggunakan sudut pandang yang berbeda.
  • 66. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Wikimedia Indonesia Wikimedia Indonesia didirikan pada 5 September 2008 sebagai perkumpulan yang mendorong pertumbuhan, pengembangan, dan penyebaran pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia secara bebas dan gratis. Pendirinya merupakan sukarelawan aktif Wikipedia bahasa Indonesia yang vokal mengadvokasikan perlunya pengetahuan bebas untuk publik melalui media massa dan berbagai seminar. Asas dan tujuan Wikimedia adalah; Asas: Perkumpulan berasaskan kesukarelaan, kekeluargaan, dan kejujuran. Tujuan: 1) Perkumpulan bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pengadaan dan penyebarluasan materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia. 2) Perkumpulan bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pemberdayaan dan rangsangan agar masyarakat tergerak untuk ikut berkontribusi dalam upaya pengumpulan, pengembangan, dan penyebaran materi-materi pengetahuan bersumber terbuka dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia. Wikimedia Indonesia didirikan oleh 19 orang pendirinya dari berbagai latar belakang dan memutuskan untuk bersinergi mendukung pertumbuhan
  • 67. 54 pengetahuan bebas di Indonesia. Keseluruh pendirinya adalah sukarelawan dan setelah berdiri, keanggotaan organisasi terbuka untuk umum. Sebagai organisasi berbadan hukum, Wikimedia Indonesia menjadi identitas para sukarelawan untuk bertemu, mengumpulkan dana, dan membangun proyek sehingga memungkinkan misi membebaskan pengetahuan dilakukan secara teroganisir, terencana, dengan target yang jelas. 4.1.2. Struktur organisasi Keanggotaan Wikimedia Indonesia terbagi dua jenis. Anggota Biasa dan Anggota Pengurus (atau dikenal juga sebagai Anggota Dewan), dimana hasil Rapat Umum Anggota merupakan kekuatan tertinggi dan mengikat. Anggota Dewan terbagi lagi menjadi dua, Dewan Pengawas dan Dewan Eksekutif (Pelaksana). Dewan Eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan dana dan manajemen professional dalam operasional harian.Dewan Pengawas terdiri dari Ketua Dewan, Sekertaris, dan Anggota Dewan Pengawas. Semenjak organisasi berdiri pada tahun 2008, Dewan Pengawas bertugas mengawasi dan memberi saran pada jajaran Dewan Pengurus.
  • 68. 55 Gambar 1. Struktur Organisasi Wikimedia Indonesia 66 Gambar 2. Struktur Dewan Pengawas 66 Situs Web Wikimedia Indonesia: www.wikimedia.or.id/organisasi
  • 69. 56 Gambar 3. Struktur Dewan Pengurus Jajaran Dewan Pengurus berdasarkan Rapat Umum Anggota 2009 mengakomodasi komite-komite eksekutif dibawah Direktur Eksekutif dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi menjadi berbasiskan proyek dan membagi beban Direktur Eksekutif kepada komite-komite eksekutif. 4.1.3 Wikimedia Indonesia sebagai Mitra Lokal Wikimedia di Dunia Saat didirikan dan diakui sebagai afiliasi Wikimedia Foundation (WMF) di bulan Desember 2008, Wikimedia Indonesia menjadi salah satu afiliasi dari ke-27 mitra lokal WMF di dunia. Misi membebaskan pengetahuan adalah usaha global yang memberikan alternatif cara untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan karena ketiadaan akses ataupun tidak-tersedianya informasi itu sendiri. Gambar 4. Lokasi mitra Lokal Wikimedia Foundation di dunia
  • 70. 57 (warna biru gelap)67 4.1.4 Wikipedia bahasa Indonesia Wikipedia bahasa Indonesia adalah situs ensiklopedia bebas terbesar berbahasa Indonesia. Situs ini berisi tentang artikel-artikel pengetahuan tentang banyak hal, mulai dari ilmu pengetahuan alam, sosial, geografi, hingga artikel-artikel hiburan dan diisi oleh kontributor yang tidak dibayar. Pada awal diluncurkannya pada tahun 1 Mei 2003 situs ini hanya memiliki artikel-artikel terjemahan oleh robot sebagai artikel awal, tanpa ada pengguna aktif.68 Lalu pada tahun January 2004 satu demi satu pengguna bertambah sehingga meningkat secara stabil hingga tahun 2006. 67 Sumber:Meta Wikimedia: Chapters 68 Halaman statistik Wikipedia bahasa Indonesia: http://stats.wikimedia.org/EN/ChartsWikipediaID.htm
  • 71. 58 Pengguna sangat aktif ini lalu berkumpul dan memutuskan untuk membuat organisasi yang sah secara hukum sehingga dapat berafiliasi dengan organisasi yang menjalankan Wikipedia, yaitu Wikimedia Foundation yang berada di San Fransisco, dan secara resmi dapat mempublikasikan serta mempromosikan kinerja sukarelawan-sukarelawan Wikipedia di Indonesia. Walaupun proyek bebas Wikimedia tidak hanya Wikipedia (ada Wikisource dan Wikibooks), situs yang paling popular masih Wikipedia bahasa Indonesia. Karena banyak sumberdaya dipusatkan Wikipedia bahasa Indonesia, situs ini menjadi penting untuk organisasi yang didirikan untuk melindungi upaya pengetahuan bebas agar tetap berjalan dan mendorong agar upaya ini terus bergerak maju dan mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas (pendukungnya bertambah banyak) ataupun kualitas (isinya semakin bermutu). 4.1.5. Bebaskan Pengetahuan 2010 Bebaskan Pengetahuan 2010 adalah sebuah program yang dirancang untuk menambah jumlah pengguna sangat aktif dalam situs wikipedia bahasa Indonesia selama 72 hari dengan memberdayakan 90 mahasiswa dari untuk 10 perguruan tinggi yang berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok. Upaya ini dilakukan oleh Wikimedia Indonesia dengan mengambil bentuk kompetisi menulis untuk situs ensiklopedia berbahasa Indonesia yang bebas disunting oleh siapa saja. Selama kompetisi berlangsung panitia merekam aktifitas dan perilaku para peserta untuk mengetahui ukuran partisipasi
  • 72. 59 mereka dan disaat yang sama mengetahui apakah target kompetisi melipatgandakan jumlah pengguna sangat aktif tercapai. Kompetisi direncanakan sejak pertengahan 2009 dan dimulai pada 1 April 2010 dan kompetisi berakhir pada pertengahan Juni 2010. Kompetisi sendiri bertempat daring (dalam jaringan) atau online. Seluruh peserta yang pada awalnya tidak mengetahui bagaimana menulis di wikipedia diperkenankan untuk menulis topik apa saja yang ingin mereka tulis dengan syarat memenuhi pakem-pakem wikipedia, seperti penulisan ensiklopedis, netral (tidak berbunyi seperti promosi), setiap kalimat didapatkan dari sumber yang terpercaya, setiap artikel panjang memiliki minimum lima rujukan sementara artikel singkat (disebut juga rintisan) memiliki minimum dua rujukan, tata cara penulisan rujukan ditulis seperti penulisan referensi ilmiah. Program memiliki empat panitia inti penuh waktu yang bekerja minimum delapan jam per hari dan satu panitia tambahan yang bekerja paruh waktu, serta didukung oleh dua panitia sukarelawan lainnya sebagai Desain dan Kreatif. Panitia inti terdiri dari posisi Direktur Proyek, Ketua Panitia, Humas dan Administrasi, Situs Web dan Konten, sementara panitia tambahan mengisi posisi Administrasi dan Penerjemah. Satu hal yang menarik dari program ini adalah karena ketiadaannya kantor dan sebagian besar pekerjaan berada daring (online) dalam ranah internet, maka panitia dapat bekerja dari tempat yang berbeda-beda. Komunikasi dilakukan dengan temu muka, hubungan telpon, SMS, dan surel. Pada saat temu muka (rapat) pertemuan
  • 73. 60 panitia dilakukan ditempat-tempat publik seperti café, restauran, mall, dan kampus, selama tempat-tempat tersebut memiliki sambungan internet gratis. 4.2. Hasil penelitian Lima narasumber yang diwawancara sebagai bagian dari penelitian ini, dua diantaranya adalah nara sumber kunci terkait dengan identifikasi peran dan fungsi humas dalam program “Bebaskan Pengetahuan 2010”, satu narasumber pendukung dari organisasi, serta dua narasumber lainnya berasal dari organisasi-organisasi pemberi dana hibah. Mariyanah, 24 tahun, Ketua Panitia Bebaskan Pengetahuan 2010. Mariyanah adalah mahasiswi komunikasi jurusan humas, sebelumnya ia bekerja sebagai sekertaris dan staf tiketing perusahaan swasta. Mariyanah bergabung dengan program ini karena ia merasa ikut sumbang pikiran dalam perencanaan program bersama Direktur Proyek yang merupakan teman kuliahnya. Mariyanah hanya tahu sedikit tentang organisasi dan menurutnya organisasi merupakan tempat ia magang dan berfungsi hanya sebagai identitas dari program yang ia jalankan. Sebaliknya, Mariyanah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang program dengan sangat baik hingga ke detil biaya yang dihabiskan oleh program serta permasalahan- permasalahan yang terjadi pada saat program. Mariyanah diwawancara terkait dengan posisinya dimana posisi Ketua Panitia merupakan pengawas langsung untuk posisi Humas dan Administrasi. Menurut Mariyanah posisi Humas dan Administrasi diisi oleh Exga, pekerja
  • 74. 61 magang dari Universitasnya. Ia mengindikasikan bahwa pekerjaan Exga sebagai Humas dan Administrasi awalnya berjalan dengan baik, namun dipertengahan banyak terjadi kelalaian sehingga tugas Humas dan Administrasi dalam program, saat orangnya absen, dilakukan oleh panitia lain secara bergantian (dibagi).69 Exga Ayu Puspitasari, 22 tahun, Humas dan Administrasi Program Bebaskan Pengetahuan 2010. Exga adalah mahasiswi komunikasi jurusan humas, sebelumnya ia belum pernah bekerja dan keterlibatannya dalam program merupakan pengalaman pertamanya bekerja. Exga bergabung dalam program melalui wawancara, dimana kontak informasi tentang program didapatkan dari dosen dan teman. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Exga lebih mengetahui tentang program dibandingkan organisasi, dan merujuk organisasi sebagai “ensiklopedia”, “tidak pernah lihat anggotanya”, dan “tidak tahu”. Exga juga mendapat kesan bahwa organisasi mengalami konflik internal dimana komunitasnya justru di “anak tiri” –kan. Exga juga merasa pada saat program dijalankan tidak dilakukan pengenalan-pengenalan kedalam organisasi – satu hal yang seharusnya dilakukan menurutnya. Untuk Exga beban pekerjaan dalam posisi ini terasa berat karena “digenjot” dimana hari Sabtu dan Minggu tidak libur. Ia juga merasa bahwa jumlah orang dalam kepanitiaan program kurang banyak, salah satu hal yang juga diidentifikasi sebagai masalah oleh Ketua Panitia. 69 Wawancara dengan narasumber Mariyanah via telpon, 23 Oktober 2010 (malam) dan 24 Oktober 2010 (sore), Bogor. Hasil wawancara lengkap dapat dilihat pada lampiran skripsi.
  • 75. 62 Exga mengaku bahwa posisinya sebagai humas “sudah cocok” karena banyak bertemu orang dan melakukan kliping media, dibandingkan dengan teman-temannya pada saat magang yang hanya “motongin kertas”. Namun ia merasa bukan tanggung jawabnya untuk menginformasikan tentang program; Ia merujuk program sebagai “kompetisi menulis” dan berpikir bahwa penjelasan yang lebih panjang akan membuat orang lain tidak mengerti. Pada saat wawancara, peneliti mendapat kesan bahwa subyek merasa tertekan; ia mengaku bahwa pekerjaannya “banyak yang tidak selesai”, “tidak menguasai”, dan seharusnya pekerja dilatih untuk lebih “terbuka” – karena ia selalu takut melakukan kesalahan. Namun Exga juga mengakui bahwa bekerja pada program membuatnya “lebih percaya diri” karena ia tidak “gaptek”70 lagi. Ia juga merasa bahwa program memungkinkannya untuk bertemu banyak orang dengan berbagai macam karakter, sesuatu yang dulu takut untuk ia lakukan. Hal ini menambah wawasannya dalam berkomunikasi. Exga menyarankan bahwa apabila diadakan lagi lain kali sebaiknya dilakukan pelatihan yang lebih lama dan orang yang lebih banyak untuk menjalankannya.71 Leo Cahyadi, 32 tahun, Ketua Dewan Pengawas Wikimedia Indonesia. Leo bekerja penuh waktu sebagai wiraswasta di bidang distribusi di Bogor. Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Leo merupakan 70 Gaptek = gagap teknologi. Istilah pergaulan yang umum digunakan untuk menggambarkan orang tersebut tidak mahir dalam menggunakan perangkat elektronik seperti telepon genggam, komputer, dan peralatan canggih lainnya. 71 Wawancara dengan narasumber Exga Puspita Sari via telpon, 18 Oktober 2010 (sore). Hasil wawancara lengkap dapat dilihat pada lampiran skripsi.