1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
TINEA KAPITIS
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Tinea kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit
kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel –
folikel rambut
2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus Trichophyton dan
Microsporum, misalnya T. violaceum, T. gourvilii, T. mentagrophytes, T. tonsurans, M.
audoinii, M. canis, M. ferrugineum.
3. Patofisiologi
Kuman spesies dermatofita (genus trichophyton dan microsporum)
↓
Kontak dengan kulit kepala, bulu mata
↓
Kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel-folikel rambut
↓
Tinea kapitis
4. Manifestasi Klinis
Di dalam klinik tinea kapitis dapat di lihat sebagai 3 bentuk yang jelas
a. Grey Patch Ringworm
Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh
genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit mulai dengan
papul merah yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak
yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut
menjadi abu – abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari
2. akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di
daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga dapat terbentuk alopesia setempat
Tempat – tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang di lihat dalam
klinik tidak menunjukkan batas – batas daerah sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan
dengan lampu wood dapat di lihat flouresensi hijau kekuningan pada rambut yang
sakit melampaui batas – batas grey tersebut. Pada kasus – kasus tanpa keluahan
pemeriksaan dengan lampu wood ini banyak membantu diagnosis ( RIPPON, 1974
). Tinea kapitis yang disebabkan oleh Microsporum audouinii biasanya disertai
tanda peradangan ringan, hanya sekali – sekali dapat terbentuk kerion
b. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang
padat disekitarnya. Bila penyebabnya Microsporum caniis dan Microsporum
gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak kurang bila
penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini dapat menimbulkan
jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang menonjol kadang –
kadang dapat terbentuk.
c. Black dot ringworm
Black dot ringworm terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan
Trichophyton violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai
kelainan yang di sebabkan oleh genus Microsporum. Rambut yang terkena infeksi
patah, tepat pada rambut yang penuh spora. Ujung rambut yang hitam di dalam
folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black dot, Ujung rambut yang
patah kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke bawah permukaan kulit.
Tinea kapitis juga akan menunjukkan reaksi peradangan yang lebih berat, bila
disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton verrucosum, yang
keduanya bersifat zoofilik. Trichophyton rubrum sangat jarang menyebabkan tinea
kapitis, walaupun demikian bentuk klinis granuloma, kerion , alopesia dan black dot
yang disebabkan Trichophyton rubrum pernah di tulis
3. 5. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan dengan lampu
wood dan pemeriksaan mikroskopik rambut langsung dengan KOH. Pada pemeriksaan
mikroskopik akan terlihat spora di luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut
(endotriks).
Diagnosis laboratorium dari dermatofitosis tergantung pada pemeriksaan dan
kultur dari kikisan lesi. Infeksi pada rambut ditandai dengan kerusakan yang ditemukan
pada pemeriksaan. Lesi dapat dilepaskan dengan forsep tanpa disertai dengan trauma
atau dikumpulkan dengan potongan–potongan yang halus dengan ayakan halus atau
sikat gigi.
Sampel rambut terpilih di kultur atau dilembutkan dalam 10 – 20 % potassium
hydroxide (KOH) sebelum pemeriksaan di bawah mikroskop. Pemeriksaan dengan
preparat KOH (KOH mount) selalu menghasilkan diagnosa yang tepat adanya infeksi
tinea.
Pada pemeriksaan lampu wood didapatlkan infeksi rambut oleh M. canis,
M.ferrugineum, akan memberikan flouresensi cahaya hijau terang hingga kuning
kehijauan. Infeksi rambut oleh T. schoeiileinii akan terlihat warna hijau pudar atau biru
keputihan, dan hifa didapatkan di dalam batang rambut. Pada rambut sapi T.
verrucosum memperlihatkan fluoresensi hijau tetapi pada manusia tidak berfluoresensi.
Ketika diagnosa ringworm dalam pertimbangan, kulit kepala diperiksa di bawah
lampu wood. Jika fluoresensi rambut yang terinfeksi biasa, pemeriksaan mikroskopik
cahaya dan kultur. Infeksi yang disebabkan oleh spesies microsporum memberikan
fluoresensi warna hijau.
6. Diagnosis Banding
Diagnosa dari tinea kapitis, khususnya pada anak–anak memberi kesan
eritematous, tambalan sisik dan alopesia. Rambut rapuh dan tak bercahaya , infiltrat, lesi
ulserasi dapat menjadi tanda. Dermatitis seboroik, psoriasis, lupus erytrematosus,
alopesia areata, impetigo, trikotilomania, pyoderma, folikulitis decalcans dan sifilis
sekunder adalah merupakan pertimbangan diferensial diagnosa. Pemeriksaan dengan
KOH setiap bulan menentukan kepantasan diagnosa jika hal itu sebuah tinea.
4. Pada dermatitis seboroik, rambut yang terlibat lebih difus, rambut tidak rapuh
dan kulit kepala merah , bersisik dan gatal. Dermatitis seboroik dan penyakit berskuama
kronik lain seperti psoriasis dapat menyebabkan pengumpulan sisik menjadi massa
padat di kulit kepala. Kondisi ini disebut pitiriasis amiantacea. Sisik lebih kasar pada
psoriasis tetapi tidak rapuh. Impetigo sulit dibedakan dengan inflamasi ringworm, tetapi
akhirnya nyeri lebih parah. Alopesia areata dapat agak eritematous pada tahap awal
penyakit ini tetapi dapat kembali normal seperti warna kulit.
7. Terapi
Pengobatan dermatofitosis mengalami kemajuan sejak tahun 1958. GENTLES (
1958 ) dan MARTIN ( 1958 ) secara terpisah melaporkan, bahwa griseofulvin peroral
dapat menyembuhkan dermatofitosis yang ditimbulkan pada binatang percobaan.
Sebelum zaman griseofulvin pengobatan dermatofitosis hanya dilakukan secara topikal
dengan zat – zat keratolitik dan fungistatik.
Pada masa sekarang dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi dengan
pemberian griseofulvin yang bersifat fungistatik.
Griseofulvin akan terkumpul pada lapisan keratin pada rambut, kuku
menimbulkan resistensi terhadap invansi jamur, namun pengobatan harus berlangsung
dalam waktu lama karena waktu yang dibutuhkan griseofulvin untuk menghasilkan
lapisan keratin yang resisten cukup lama sekitar 4 – 6 minggu. Griseofulvin menimbun
keratin berlapis – lapis di rambut dan kuku, membuat mereka menjadi resisten terhadap
invasi jamur. Terapi infeksi keratin memerlukan waktu yang cukup lama dan kontinu
agar dapat digantikan oleh keratin yang resisten, biasanya 4 – 6 minggu. Pada lesi yang
mengalami peradangan, kompres sering diperlukan untuk membersihkan pus dan sisiksisik infeksi. Kemajuan terapi di monitor dengan pemeriksaan klinik yang rutin dengan
bantuan lampu wood untuk fluoresensi dari spesies seperti M. audouinii dan M. canis.
Beberapa anti mikotik terbaru termasuk itraconazol, terbinafine, dan fluconazol,
telah dilaporkan sebagai obat yang efektif dan aman. Pengobatan yang efektif dan aman
untuk tinea kapitis dengan infeksi endotriks spesies termasuk T. tonsurans, itraconazol
digunakan secara teratur regimen denyut dengan kapsul (5 mg/.kg/hari selama 1
minggu, 3 denyut dalam 3 minggu terbagi), dan itraconazol regimen denyut dengan oral
solution (3 mg/kg/hari untuk 1 minggu, 3 denyut, ie, dalam 1 minggu perbulan).
5. Terbinafine tablet dengan dosis 3 – 6 mg/kg/hari digunakan ± 2 – 4 minggu dan
telah berhasil digunakan untuk T. tonsurans.M. canis relatif resisten untuk jenis obat ini,
tetapi obat ini merupakan terapi yang efektif jika digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Petunjuk umum untuk tinea kapitis dengan BB > 40 kg (250 mg / hari), Untuk BB
20 – 40 kg (125 mg / hari), Untuk BB 10 – 20 kg (62,5 mg / hari) selama 2 – 4 minggu.
Tablet fluconazol atau suspensi oral (3 – 6 mg / kgbb/ hari) diatur untuk 6
minggu. Dalam suatu pengobatan lebih dari seminggu (6 mg /kg/ hari) dapat di atur jika
indikasi klinik ditemukan pada saat itu.
Pada infeksi ektotriks (misalnya M. audouinii, M. canis), pengobatan dalam
jangka yang lama diharuskan. Meskipun ketoconazol oral dapat di terima sebagai
alternatif lain dari griseofulvin tetapi tidak dapat dipercaya sebagai terapi pilihan karena
resiko hepatotoksik dan biayanya yang mahal.
Oral steroid dapat membantu mengurangi resiko dan meluasnya alopesia yang
permanen pada terapi kerion. Hindari penggunaan kortikosteroid topikal selama terapi
infeksi dermatofitosis.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Nyeri dan kenyamanan
Gejala :
-
Klien mengeluh rasa gatal pada daerah kepala (rambut kepala)
-
Klien mengeluh warna rambutnya menjadi abu abu dan tidak berkilat lagi
-
Klien mengeluh rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya
Tanda :
-
Tampak papul merah yang kecil di sekitar rambut.
-
Tampak pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel
radang yang padat disekitarnya
-
Tampak rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh
spora.
-
Tampak klien menggaruh di kepala
-
Rambut klien mudah patah dan tercabut.
6. Integritas ego
Gejala :Klien mengatakan malu dengan keadaan penyakitnya
Tanda : Klien tampak cemas dengan keadaan kulit dan rambutnya.
b. Pengelompokan data
Gejala :
-
Klien mengeluh rasa gatal pada daerah kepala (rambut kepala)
-
Klien mengeluh warna rambutnya menjadi abu abu dan tidak berkilat lagi
-
Klien mengeluh rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya
-
Klien mengatakan malu dengan keadaan penyakitnya
Tanda :
-
Tampak papul merah yang kecil di sekitar rambut.
-
Tampak pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel
radang yang padat disekitarnya
-
Tampak rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh spora.
-
Tampak klien menggaruh di kepala
-
Rambut klien mudah patah dan tercabut.
-
Klien tampak menarik diri dari lingkungan
c. Analisa data
Data
Etiologi
Kuman spesies dermatofita (genus
Ds :
-
Klien mengeluh rasa gatal
pada
daerah
kepala
(rambut kepala)
-
Klien
mengeluh
rambutnya
menjadi
trichophyton dan microsporum)
↓
Kontak dengan kulit kepala, bulu mata
warna
abu
↓
Tampak papul merah yang kecil
abu dan tidak berkilat lagi
-
disekitar kepala (rambut)
Klien mengeluh rambut
↓
mudah patah dan terlepas
Papul ini melebar dan membentuk
dari akarnya
bercak yang menjadi pucat dan bersisik
Masalah
Gangguan rasa
nyaman gatal
7. ↓
Do :
-
Tampak papul merah yang
kecil di sekitar rambut.
-
Tampak
pembengkakan
Menimbulkan rasa gatal
↓
Gatal-gatal
yang menyerupai sarang
lebah dengan serbukan sel
radang
yang
padat
disekitarnya
-
Tampak
rambut
yang
terkena infeksi patah, tepat
pada rambut yang penuh
spora.
-
Tampak klien menggaruh
di kepala
-
Rambut klien mudah patah
dan tercabut.
Ds :
-
Kuman spesies dermatofita (genus
Klien mengatakan malu
dengan
keadaan
penyakitnya
Do :
-
Klien tampak menarik diri
dari lingkungan
trichophyton dan microsporum)
↓
Kontak dengan kulit kepala, bulu mata
↓
Tampak papul merah yang kecil
disekitar kepala (rambut)
↓
Papul ini melebar dan membentuk
bercak yang menjadi pucat dan bersisik
↓
Perubahan penampilan kulit
↓
Gangguan harga diri
Gangguan harga
diri
8. d. Prioritas masalah
1) Gangguan rasa nyaman gatal
2) Gangguan harga diri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman gatal berhubungan dengan kerusakan struktur kulit disertai
gatal-gatal ditandai oleh :
Ds :
-
Klien mengeluh rasa gatal pada daerah kepala (rambut kepala)
-
Klien mengeluh warna rambutnya menjadi abu abu dan tidak berkilat lagi
-
Klien mengeluh rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya
Do :
-
Tampak papul merah yang kecil di sekitar rambut.
-
Tampak pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel
radang yang padat disekitarnya
-
Tampak rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh spora.
-
Tampak klien menggaruh di kepala
-
Rambut klien mudah patah dan tercabut.
b. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan penampilan kulit (rambut
kepala) ditandai oleh :
Ds : Klien mengatakan malu dengan keadaan penyakitnya
Do : Klien tampak menarik diri dari lingkungan
9. 3. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tupan
Tupen
Criteria
: Gangguan rasa nyaman gatal
: Setelah diberikan tindakan keperawatan gangguan rasa nyaman
gatal teratasi
: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
rasa gatal beransur-ansur hilang
: Tidak terjadi lecet di kulit pasien dan berkurangnya gatal
Rencana tindakan
No
Intervensi
Rasional
a
Beritahu pasien untuk tidak meggaruk Mencegah terjadinya luka pada pada
saat gatal
kepala
b
Mandikan seluruh badan pasien
c
Oleskan badan pasien dengan minyak Untuk mencegah kelembaban kulit klien
dan salep setelah pakai Nacl
Membantu mencegah timbulnya gatal
Jaga kebersihan kulit pasien
dan menjadi kebersihan kulit
Kolaborasi dengan dokter untuk Membantu menghilangkan rasa gatal
pemberian obat pengurang rasa gatal
d
e
Diagnosa
Tupan
Tupen
Memberikan rasa nyaman pada klien
: Gangguan harga diri
: Setelah diberikan tindakan keperawatan gangguan harga diri
teratasi
: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
garga diri beransur-ansur kembali dengan criteria
- Klien dapat menerima penyakitnya dan mau ikut serta dalam
pengobatan
Rencana tindakan
No
Intervensi
Rasional
a
Berikan motivasi untuk menerima Memberikan klien semangat
keadaanya dengan realita
mengobati penyakitnya
untuk
b
Indetifikasi metode koping dan Untuk mengetahui penerimaan klien
penanganan situasi stress sebelumnya
terhadap gangguan pada kulit kepalanya
c
Bertindak
tidak
menilai
penerimaan klien dan keluarga
pada Agar klien tidak merasa dijauhi oleh
orang disekitarnya