SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
TANDA DAN GEJALAH ELIMINASI SISA METABOLISME
Eliminasi sisa metabolisme merupakan pembuangan sampah dari proses
metabolisme tubuh. Beberapa jenis sampah metabolisme yang dibuang oleh tubuh
antara lain, air, CO2, urea, dan lain-lain. Sistem tubuh yang berperan dalam proses
pembuangan tersebut yaitu, sistem pernapasan, integumen, hepar, endokrin, dan
renal. Apabila sistem yang terlibat dalam eliminasi terganggu, maka terjadi
perubahan pola eliminasi.
Sistem pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa inspirasi
(menghirup udara O2) dan ekspirasi (menghembuskan CO2). Menurut Syaifuddin
(2011:382), sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam
paru. Sementara itu menurut Guyton & Hall (2007:37), tujuan dari pernapasan
adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida.
Untuk mencapai tujuan ini, pernapasan dibagi menjadi empat fungsi utama :
(1) ventilasi paru,
(2) difusi oksigen dan karbondioksida,
(3) pengangkutan oksigen dan karbondioksida, dan
(4) pengaturan ventilasi.
Sistem pernapasan berperan dalam pembuangan karbondioksida dan air.
Pembuangan ini juga dipengaruhi oleh fungsi kardiovaskuler. Misalnya,pada
seseorang yang mempunyai gangguan pompa jantung kiri di mana kemampuan
jantung untuk menerima pengembalian darah yang berasal dari paru-paru
mengalami hambatan. Hal tersebut menyebabkan tekanan hidrostatik paru-paru
akan naik dan cairan keluar ke intersitial jaringan paru-paru. Akibatnya terjadilah
edema paru-paru. Kondisi ini akan mengganggu proses difusi dan compliance
paru-paru,sehingga terjadilah gangguan eliminasi CO2 (Asmadi, 2008:91).
a. Sistem Integumen (Kelenjar Keringat)
Sistem integumen mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh dan
jaringan aksesoris lainnya, termasuk kuku, rambut,dan kelenjar. Syaifuddin
(2011:48) mengatakan bahwa kulit berhubungan dengan selaput lendir yang
melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat
dan kelenjar mukosa.
Kelenjar keringat merupakan kelenjar tubular bergelung tidak bercabang,
terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, gland penis, dan
gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan
telapak kaki. Terdapat dua macam kelenjar keringat,yaitu : Kelenjar keringat ekrin
yang tersebar di seluruh kulit tubuh kecuali kulup penis, bagian dalam telinga
luar,telapak tangan, telapak kaki, dan dahi; kelenjar keringat apokrin merupakan
kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting susu,
kulit sekitar alat kelamin, dan dubur (Syaifuddin, 2011:57). Sedangkan, dalam
kamus saku kedokteran Dorland (2012:476), sweat gland (Kelenjar keringat)
merupakan kelenjar yang menyekresikan keringat,dijumpai pada lapisan dermis
atau subkutan, salurannya bermuara dipermukaan tubuh.
Keringat yang dihasilkan ini berasal dari isi pembuluh darah yang berada
di sekitar kelenjar keringat tersebut. Keringat ini mengandung
air,garam,urea,asam urat,dan sisa metabolisme lainnya. Pengeluaran keringat ini
dipengaruhi oleh temperatur. Di mana peningkatan temperatur akan menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme sel dan kemudian akan meningkatkan
pembentukan keringat. Selain itu,pengeluaran keringat juga dipengaruhi oleh
hipotalamus melalui sistem saraf otonom yang mengaktifkan saraf
simpatis,sehingga kelenjar keringat pun menjadi lebih aktif (Asmadi, 2008 : 91).
b. Sistem Hepar
Hati (hepar) merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh, berwarna
cokelat, dan beratnya 1000-1800 gram. Hati terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan atas di bawah diafragma (Syaifuddin, 2011:546).
Hepar (Liver) merupakan kelenjar besar berwarna merah gelap pada
bagian atas perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Fungsinya antara lain
sebagai tempat penyimpanan dan filtrasi darah, sekresi empedu, konvensi gula
menjadi glikogen, dan banyak aktivitas metabolik lainnya (Kamus Saku
Kedokteran Dorland, 2012:632).
Jati (2007:128) mengatakan bahwa hati berfungsi sebagai penhgstur
keseimbangan nutrien dalam darah dan sebagai organ yang menyekresikan
empedu. Hepar juga berperan dalam pembuangan sampah metabolisme. Kelainan
pada hepar akan mengakibatkan hepar tidak mempu untuk membuang sisa
nitrogen. Asam amino,yang akan digunakan sebagai energi,harus mengalami
proses deaminasi dengan dibuangnya gugus amin (NH3) yang merupakan
nitrogen. NH3 ini tidak bisa begitu saja dibuang oleh tubuh, tetapi harus di proses
dulu di hepar menjadi ureum, urea. Sampah inilah yang akhirnya dibuang melalui
keringat dan ginjal (urine) (Asmadi, 2008 : 91).
c. Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-
zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya
langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus (saluran) (Syaifuddin, 2011:248). Hasil sekresi kelenjar
tersebut dinamakan hormon endokrin.
Hormon endokrin di bawa oleh sistem sirkulasi ke seldi seluruh tubuh,
yang meliputi sistem saraf pada beberapa keadaaan tempat hormon tersebut
berikatan dengan reseptor dan memulai berbagai reaksi (Guyton&Hall,
2007:951).
Sistem endokrin juga berperan dalam eliminasi sampah metabolisme
melalui pengaturan jumlah air dan natrium yang diabsorbsi kembali oleh ginjal
yang berkaitan dengan jumlah cairan tubuh. Selain itu, sistem endokrin juga
berperan dalam pengaturan final urine. Pengaturan final urine ini diatur oleh tiga
jenis hormon yaitu antidiuretik hormon (ADH),renin,dan aldosteron.
d. Sistem Renal
Ginjal (ren) merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis,
berwarna cokelat kemerahan, yang terdapat di kedua sisi kolumna vetebral
posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian dalam
(Potter&Perry, 2005:1679). Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan ginjal kiri karena hati menduduki ruang di bagian kanan lebih luas
(Asmadi, 2008:91). Setiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan
tebal 2,5 cm. Sementara itu, berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita
115-155 gram (Syaifuddin, 2009:286).
Sistem renal merupakan nama lain sistem perkemihan. Menurut
Syaifuddin (2009:285), sistem perkemihan adalah suatu sistem yang di dalamnya
terhadi penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan
oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine.
Potter&Perry (2005:1679) mengatakan eliminasi urine tergantung kepada fungsi
ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring produk limbah dari
darah untuk membentuk urine.
Proses pembentukan urine menurut Syaifuddin (2011:463), sebagai berikut:
a. Proses Filtrasi
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan
yang bebas protein dari kapiler ke glomerulus dan kapsula bowman.
Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi secara bebas kecuali protein.
Proses filtrasi (ultrafiltrasi) terjadi pada glomerulus. Proses ini
terjadi karena permukaan averen lebih besar dari permukaan everen
sehingga terjadi penyerapan darah. Setiap menit kira-kira 1200 ml darah,
terdiri dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk ke dalam kapiler
glomerulus.
b. Proses Absorbsi
Penyerapan kembali sebagian besar terhadap glukosa, natrium,
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang
dikenal dengan obligator reabsorpsi dan terjadi pada tubulus atas. Dalam
tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dan zat yang penting bagi tubuh
direabsorpsi.
Jumlah total air yang diabsorbsi lebih kurang 120 ml/menit, 70-
80% diabsobsi oleh tubulus proksimal, disebut juga reabsorbsi air
obligatori. Sisanya, 20-30% diabsorbsi secara fakultatif dengan bantuan
hormon vasopresin (ADH, hormon antidiuretik) di tubulus distal.
Sebagian kecil sisanya diabsorbsi pada duktus koligen yaitu saluran
tempat bermuaranya tubulus distal.
c. Proses Sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam
cairan filtrasi selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah
besar.
Hasil masing-masing proses pembentukan urine yaitu, urine primer
(filtrat glomerulus) pada proses filtrasi, urine sekunder pada proses
absorbsi dan urine sesungguhnya pada proses sekresi.
Menurut Asmadi (2008:93), ciri-ciri urine normal baik secara sifat
maupun fisik, antara lain:
1) Kejernihan : Urine normal jernih/bening dan bila lama
dibiarkan akan menjadi keruh.
2) Warna : Warna urine dipengaruhi oleh diet, obat-obatan,
kepekatan, dan lain-lain. Secara normal urine berwarna
kuning.
3) Bau : Bau khas urine bila dibiarkan terlalu lama akan
berbau seperti amonia.
4) Berat Jenis : Berat jenis urine bergantung pada jumlah zat
yang terlarut dalam urine.
Eliminasi sampah metabolisme lainnya adalah eliminasi bilirubin
yang terkonjugasi yang merupakan sisa pemecahan eritrosit yang sudah
tua (Asmadi, 2008:95). Bilirubin yang terkonjugasi ini disimpan di dalam
empedu dan karena perangsangan pengeluaran kolesistokinin, bilirubin
tersebut masuk ke duodenum. Bilirubin merupakan pigmen yang
memberikan warna cokelat kekuningan pada feses (Jati, 2007:128).
TANDA DAN GEJALAH ELIMINASI SISA PENCERNAAN
Faktor fisiologis yang berhubungan dengan fungsi usus dan defekasi
meliputi sistem pencernaan yang normal, kewaspadaan sensorik pada distensi
rektum dan isi rektum, ontrol volunter pada sfingter, serta keadekuatan kapasitas
dan komplians rektal (Doughty, 2006).
Defekasi normal dimulai dengan adanya gerakan pada kolon kiri, yang
menggerakkan feses menuju unus. Saat feses mencapai rektum, distensi
menyebabkan relaksasi sfingter eksternal dan kontraksi otot abdominal, yang
meningkatkan tekanan intrarektal dan mendorong feses keluar (Doughty,
2006).tekanan dapat ditingkatkan untuk mengeluarkan feses melalui kontraksi
volunter otot abdominal sambil menahan ekspirasi yang menutup jalan masuk
udara. Keadaan ini disebut dengan Valsalva manuever, yang membantu jalan
keluar feses.
Klien dengan penyakit kardiovaskuler, glaukoma, peningkatan tekanan
intrakranial, atau memiliki luka baru akibat pembedahan memiliki risiko yang
lebih besar seperti ketidakteraturan jantung dan tekanan darah yang meningkat
tidak boleh melakukan manuver ini dan mengedan untuk mengeluarkan feses.
Buang air besar normal biasanya tidak menimbulkan rasa nyerikarena bentuk
feses yang lembut.
Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga
kelangsungan hidupnya. Aktivitas makan dilakukan semua makhluk hidup tigak
memandang usia, spesies dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi akan
dicerna oleh tubuh melalui beragam proses (Jati, 2007:114).
Menurut Syaifuddin (2011:504), sistem organ pencernaan adalah sistem
organ yang menerima makanan, mencerna untuk dijadikan energi nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut.
Pengeluaran sisa proses pencernaan disebut eliminasi sisa pencernaan.
Potter & Perry (2005:1739) mengatakan bahwa eliminasi produk sisa pencernaan
yang teratur merupakan aspek yang penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan
eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem gastrointestinal dan sistem
tubuh lainnya.
Organ yang berkaitan demgam eliminasi siasa pencernaan (eliminasi
sampah digestif adalah kolon atau usus besar.Kolon merupakan bagian bawah
saluran pencernaan yang meliputi sekum, kolon asenden, kolon transversum,
kolon desenden, kolon sigmoid, rektum dan anus. Panjang kolon pada orang
dewasa ± 1,5 meter.
Berikut dijelaskan tentang proses pembentukan feses, eliminasi fekal, pola
defekasi, dan karakteristik feses yang dikutip dari Asmadi (2008).
a. Proses pembentukan feses
Sekitar 750 cc chyme masuk ke kolon dari ileum. Di kolon,
chyme tersebut mengalami proses absorbsi air, natrium, dan kloride.
Absorbsi ini dibantu dengan adanya gerakan peristaltik usus. Dari 750
cc chyme tersebut, sekitar150-200 cc mengalami proses reabsorbsi.
Chyme yang tidak diabsorbsi menjadi bentuk semisolid yang disebut
feses. Selain chyme, adanya fermentasi zat makanan yang tidak dicerna
menghasilkan gas yang dikeluarkan melalui anus setiap harinya yang
dikenal dengan istilah flatus.
b. Proses eliminasi fekal (defekasi)
Eliminasi fekal bergantung pada gerakan kolon dan dilatasi
spinchter ani. Kedua faktor tersebut dikontrol oleh sistem saraf
parasimpatis. Gerakan kolon meliputi tiga gerakan yaitu gerakan
mencampur, gerakan peristaltik, dan gerakan massa kolon. Gerakan
massa kolon ini dengan cepat mendorong feses dari kolon ke rektum.
Begitu ada feses yang sampai di rektum, maka ujung saraf
sensoris yang berada pada rektum menjadi regang dan terangsang.
Kemudian impuls ini diteruskan ke medula spinalis. Setelah itu,
impuls dikirim ke korteks serebri serta sakral II dan IV. Impuls dikirim
ke korteks serebri agar indivisu menyadari keinginan buang air besar.
Impuls dikirim ke sakral II dan IV, selanjutnya dikirim ke saraf
simpatis untuk mengatur membuka sphincter ani interna. Terbukanya
sphincter ani tersebut menyebabkan banyak feses yang masuk ke
dalam rektum. Kemudian terjadi proses defekasi dengan
mengendornya sphincter ani eksterna dan tekanan yang mendesak
feses bergerak oleh kontraksi otot perut dan diafragma.
c. Pola defekasi
Waktu defekasi dan jumlah feses bersifat individual. Orang
dalam keadaan normal, frekuensi buang air besar 1 kali sehari. Pola
defekasi individu juga bergantung pada bowel training yang
dilakukan pada masa kanak-kanak.
Umumnya, jumlah feses bergantung pada jumlah intake
makanan. Namun, secara khusus, jumlah feses sangatlah bergantung
pada kandungan serat dan cairan pada makanan yang dimakan.
d. Karakteristik feses
Karakteristik feses pada setiap perkembangan manusia
berbeda. Lihat tabel!
Tabel.1. Karakteristik Feses
Karakteristik Normal Abnormal
Warna Bayi: kuning
Orang Dewasa: cokelat
Putih atau warna tanah liat
Hitam atau warna ter (melena)
Merah
Konsistensi Lunak, berbentuk Cair Padat
Frekuensi
Bervariasi: bayi 4-6 kali sehari
(jika mengonsumsi ASI) atau 1-3
kali sehari; orang dewasa 1 kali
sehari atau 2-3 kali seminggu
Bayi lebih dari 6 kali sehari atau dari
satu kali setiap 1-2 hari; orang
dewasa lebih dari 3 kali sehari atau
kurang dari satu kali seminggu.
Bentuk Menyerupai diameter rektum Berbentuk pensil
Unsur-unsur
Makanan tidak dicerna, bakteri
mati, lemak, pigmen empedu,
sel-sel yang melapisi mukosa
usus dan air
Darah, pus, materi asing, lendir, dan
cacing

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Zayyin Nihayah
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia Nisrina Kamilia
 
Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan OsmoregulasiSistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan OsmoregulasiAmalia Aldania
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewanfestiokayasari
 
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA reananda sugiarto
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
Biologi bab 8 SMA kelas XI
Biologi bab 8 SMA kelas XIBiologi bab 8 SMA kelas XI
Biologi bab 8 SMA kelas XIRahmaniarNia
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusianani alawiyah
 
Ppt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruPpt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruSarah Anggraheni
 

Mais procurados (18)

PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
PPT Sistem Ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia
 
Sistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusiaSistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusia
 
Sistem ekresi pada manusia 9
Sistem ekresi pada manusia 9Sistem ekresi pada manusia 9
Sistem ekresi pada manusia 9
 
Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan OsmoregulasiSistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresi Sistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
 
power point
power pointpower point
power point
 
Anggota kelompok
Anggota kelompokAnggota kelompok
Anggota kelompok
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Biologi bab 8 SMA kelas XI
Biologi bab 8 SMA kelas XIBiologi bab 8 SMA kelas XI
Biologi bab 8 SMA kelas XI
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
sistem eksresi
sistem eksresi sistem eksresi
sistem eksresi
 
Ppt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruPpt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baru
 
Kelas xi sistem ekskresi
Kelas xi sistem ekskresiKelas xi sistem ekskresi
Kelas xi sistem ekskresi
 
Ppt sistem ekskresi
Ppt sistem ekskresiPpt sistem ekskresi
Ppt sistem ekskresi
 

Semelhante a Tanda dan gejalah eliminasi sisa metabolisme

PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.pptPRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.pptdewirahmawati08917
 
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi ManusiaSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi ManusiaAmany Khansa
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaHadi Salam, S. Pd
 
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNikiPutriWijayaNikno
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresiXINYOUWANZ
 
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptxsistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptxwinnygardiani
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaPenata Aji
 
IPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndnd
IPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndndIPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndnd
IPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndndfikrifadhila2006
 
BAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptxBAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptxaldo355510
 
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MASistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MAYaya Nicky
 
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptxsistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptxDinaNorma
 

Semelhante a Tanda dan gejalah eliminasi sisa metabolisme (20)

Ekskresi.pptx
Ekskresi.pptxEkskresi.pptx
Ekskresi.pptx
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.pptPRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.ppt
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_SISTEM_EKSKRES.ppt
 
anggota gerak
anggota gerakanggota gerak
anggota gerak
 
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi ManusiaSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaSistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptxsistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01.pptx
 
Ekskresi pada manusia
Ekskresi pada manusiaEkskresi pada manusia
Ekskresi pada manusia
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
SISTEM EKSKRESI
SISTEM EKSKRESISISTEM EKSKRESI
SISTEM EKSKRESI
 
Sistem ekskresi-devy1
Sistem ekskresi-devy1Sistem ekskresi-devy1
Sistem ekskresi-devy1
 
Sistem ekskresi 3
Sistem ekskresi 3Sistem ekskresi 3
Sistem ekskresi 3
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
IPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndnd
IPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndndIPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndnd
IPA_Kelas_8_BAB_10.PPT ishshsudhdidikddjndnd
 
BAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptxBAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
BAB 10 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA.pptx
 
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MASistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
 
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptxsistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptx
sistemekskresipadamanusia-120820182607-phpapp01 (1).pptx
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Tanda dan gejalah eliminasi sisa metabolisme

  • 1. TANDA DAN GEJALAH ELIMINASI SISA METABOLISME Eliminasi sisa metabolisme merupakan pembuangan sampah dari proses metabolisme tubuh. Beberapa jenis sampah metabolisme yang dibuang oleh tubuh antara lain, air, CO2, urea, dan lain-lain. Sistem tubuh yang berperan dalam proses pembuangan tersebut yaitu, sistem pernapasan, integumen, hepar, endokrin, dan renal. Apabila sistem yang terlibat dalam eliminasi terganggu, maka terjadi perubahan pola eliminasi. Sistem pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa inspirasi (menghirup udara O2) dan ekspirasi (menghembuskan CO2). Menurut Syaifuddin (2011:382), sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru. Sementara itu menurut Guyton & Hall (2007:37), tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida. Untuk mencapai tujuan ini, pernapasan dibagi menjadi empat fungsi utama : (1) ventilasi paru, (2) difusi oksigen dan karbondioksida, (3) pengangkutan oksigen dan karbondioksida, dan (4) pengaturan ventilasi. Sistem pernapasan berperan dalam pembuangan karbondioksida dan air. Pembuangan ini juga dipengaruhi oleh fungsi kardiovaskuler. Misalnya,pada seseorang yang mempunyai gangguan pompa jantung kiri di mana kemampuan jantung untuk menerima pengembalian darah yang berasal dari paru-paru mengalami hambatan. Hal tersebut menyebabkan tekanan hidrostatik paru-paru akan naik dan cairan keluar ke intersitial jaringan paru-paru. Akibatnya terjadilah edema paru-paru. Kondisi ini akan mengganggu proses difusi dan compliance paru-paru,sehingga terjadilah gangguan eliminasi CO2 (Asmadi, 2008:91).
  • 2. a. Sistem Integumen (Kelenjar Keringat) Sistem integumen mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh dan jaringan aksesoris lainnya, termasuk kuku, rambut,dan kelenjar. Syaifuddin (2011:48) mengatakan bahwa kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Kelenjar keringat merupakan kelenjar tubular bergelung tidak bercabang, terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, gland penis, dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Terdapat dua macam kelenjar keringat,yaitu : Kelenjar keringat ekrin yang tersebar di seluruh kulit tubuh kecuali kulup penis, bagian dalam telinga luar,telapak tangan, telapak kaki, dan dahi; kelenjar keringat apokrin merupakan kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan dubur (Syaifuddin, 2011:57). Sedangkan, dalam kamus saku kedokteran Dorland (2012:476), sweat gland (Kelenjar keringat) merupakan kelenjar yang menyekresikan keringat,dijumpai pada lapisan dermis atau subkutan, salurannya bermuara dipermukaan tubuh. Keringat yang dihasilkan ini berasal dari isi pembuluh darah yang berada di sekitar kelenjar keringat tersebut. Keringat ini mengandung air,garam,urea,asam urat,dan sisa metabolisme lainnya. Pengeluaran keringat ini dipengaruhi oleh temperatur. Di mana peningkatan temperatur akan menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sel dan kemudian akan meningkatkan pembentukan keringat. Selain itu,pengeluaran keringat juga dipengaruhi oleh hipotalamus melalui sistem saraf otonom yang mengaktifkan saraf simpatis,sehingga kelenjar keringat pun menjadi lebih aktif (Asmadi, 2008 : 91). b. Sistem Hepar Hati (hepar) merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh, berwarna cokelat, dan beratnya 1000-1800 gram. Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah diafragma (Syaifuddin, 2011:546).
  • 3. Hepar (Liver) merupakan kelenjar besar berwarna merah gelap pada bagian atas perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Fungsinya antara lain sebagai tempat penyimpanan dan filtrasi darah, sekresi empedu, konvensi gula menjadi glikogen, dan banyak aktivitas metabolik lainnya (Kamus Saku Kedokteran Dorland, 2012:632). Jati (2007:128) mengatakan bahwa hati berfungsi sebagai penhgstur keseimbangan nutrien dalam darah dan sebagai organ yang menyekresikan empedu. Hepar juga berperan dalam pembuangan sampah metabolisme. Kelainan pada hepar akan mengakibatkan hepar tidak mempu untuk membuang sisa nitrogen. Asam amino,yang akan digunakan sebagai energi,harus mengalami proses deaminasi dengan dibuangnya gugus amin (NH3) yang merupakan nitrogen. NH3 ini tidak bisa begitu saja dibuang oleh tubuh, tetapi harus di proses dulu di hepar menjadi ureum, urea. Sampah inilah yang akhirnya dibuang melalui keringat dan ginjal (urine) (Asmadi, 2008 : 91). c. Sistem Endokrin Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantaraan zat- zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran) (Syaifuddin, 2011:248). Hasil sekresi kelenjar tersebut dinamakan hormon endokrin. Hormon endokrin di bawa oleh sistem sirkulasi ke seldi seluruh tubuh, yang meliputi sistem saraf pada beberapa keadaaan tempat hormon tersebut berikatan dengan reseptor dan memulai berbagai reaksi (Guyton&Hall, 2007:951). Sistem endokrin juga berperan dalam eliminasi sampah metabolisme melalui pengaturan jumlah air dan natrium yang diabsorbsi kembali oleh ginjal yang berkaitan dengan jumlah cairan tubuh. Selain itu, sistem endokrin juga berperan dalam pengaturan final urine. Pengaturan final urine ini diatur oleh tiga jenis hormon yaitu antidiuretik hormon (ADH),renin,dan aldosteron.
  • 4. d. Sistem Renal Ginjal (ren) merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis, berwarna cokelat kemerahan, yang terdapat di kedua sisi kolumna vetebral posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian dalam (Potter&Perry, 2005:1679). Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena hati menduduki ruang di bagian kanan lebih luas (Asmadi, 2008:91). Setiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm. Sementara itu, berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita 115-155 gram (Syaifuddin, 2009:286). Sistem renal merupakan nama lain sistem perkemihan. Menurut Syaifuddin (2009:285), sistem perkemihan adalah suatu sistem yang di dalamnya terhadi penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine. Potter&Perry (2005:1679) mengatakan eliminasi urine tergantung kepada fungsi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring produk limbah dari darah untuk membentuk urine. Proses pembentukan urine menurut Syaifuddin (2011:463), sebagai berikut: a. Proses Filtrasi Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler ke glomerulus dan kapsula bowman. Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi secara bebas kecuali protein. Proses filtrasi (ultrafiltrasi) terjadi pada glomerulus. Proses ini terjadi karena permukaan averen lebih besar dari permukaan everen sehingga terjadi penyerapan darah. Setiap menit kira-kira 1200 ml darah, terdiri dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk ke dalam kapiler glomerulus.
  • 5. b. Proses Absorbsi Penyerapan kembali sebagian besar terhadap glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi dan terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dan zat yang penting bagi tubuh direabsorpsi. Jumlah total air yang diabsorbsi lebih kurang 120 ml/menit, 70- 80% diabsobsi oleh tubulus proksimal, disebut juga reabsorbsi air obligatori. Sisanya, 20-30% diabsorbsi secara fakultatif dengan bantuan hormon vasopresin (ADH, hormon antidiuretik) di tubulus distal. Sebagian kecil sisanya diabsorbsi pada duktus koligen yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal. c. Proses Sekresi Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Hasil masing-masing proses pembentukan urine yaitu, urine primer (filtrat glomerulus) pada proses filtrasi, urine sekunder pada proses absorbsi dan urine sesungguhnya pada proses sekresi. Menurut Asmadi (2008:93), ciri-ciri urine normal baik secara sifat maupun fisik, antara lain: 1) Kejernihan : Urine normal jernih/bening dan bila lama dibiarkan akan menjadi keruh. 2) Warna : Warna urine dipengaruhi oleh diet, obat-obatan, kepekatan, dan lain-lain. Secara normal urine berwarna kuning. 3) Bau : Bau khas urine bila dibiarkan terlalu lama akan berbau seperti amonia. 4) Berat Jenis : Berat jenis urine bergantung pada jumlah zat yang terlarut dalam urine.
  • 6. Eliminasi sampah metabolisme lainnya adalah eliminasi bilirubin yang terkonjugasi yang merupakan sisa pemecahan eritrosit yang sudah tua (Asmadi, 2008:95). Bilirubin yang terkonjugasi ini disimpan di dalam empedu dan karena perangsangan pengeluaran kolesistokinin, bilirubin tersebut masuk ke duodenum. Bilirubin merupakan pigmen yang memberikan warna cokelat kekuningan pada feses (Jati, 2007:128).
  • 7. TANDA DAN GEJALAH ELIMINASI SISA PENCERNAAN Faktor fisiologis yang berhubungan dengan fungsi usus dan defekasi meliputi sistem pencernaan yang normal, kewaspadaan sensorik pada distensi rektum dan isi rektum, ontrol volunter pada sfingter, serta keadekuatan kapasitas dan komplians rektal (Doughty, 2006). Defekasi normal dimulai dengan adanya gerakan pada kolon kiri, yang menggerakkan feses menuju unus. Saat feses mencapai rektum, distensi menyebabkan relaksasi sfingter eksternal dan kontraksi otot abdominal, yang meningkatkan tekanan intrarektal dan mendorong feses keluar (Doughty, 2006).tekanan dapat ditingkatkan untuk mengeluarkan feses melalui kontraksi volunter otot abdominal sambil menahan ekspirasi yang menutup jalan masuk udara. Keadaan ini disebut dengan Valsalva manuever, yang membantu jalan keluar feses. Klien dengan penyakit kardiovaskuler, glaukoma, peningkatan tekanan intrakranial, atau memiliki luka baru akibat pembedahan memiliki risiko yang lebih besar seperti ketidakteraturan jantung dan tekanan darah yang meningkat tidak boleh melakukan manuver ini dan mengedan untuk mengeluarkan feses. Buang air besar normal biasanya tidak menimbulkan rasa nyerikarena bentuk feses yang lembut. Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Aktivitas makan dilakukan semua makhluk hidup tigak memandang usia, spesies dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi akan dicerna oleh tubuh melalui beragam proses (Jati, 2007:114).
  • 8. Menurut Syaifuddin (2011:504), sistem organ pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna untuk dijadikan energi nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pengeluaran sisa proses pencernaan disebut eliminasi sisa pencernaan. Potter & Perry (2005:1739) mengatakan bahwa eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek yang penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya. Organ yang berkaitan demgam eliminasi siasa pencernaan (eliminasi sampah digestif adalah kolon atau usus besar.Kolon merupakan bagian bawah saluran pencernaan yang meliputi sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid, rektum dan anus. Panjang kolon pada orang dewasa ± 1,5 meter. Berikut dijelaskan tentang proses pembentukan feses, eliminasi fekal, pola defekasi, dan karakteristik feses yang dikutip dari Asmadi (2008). a. Proses pembentukan feses Sekitar 750 cc chyme masuk ke kolon dari ileum. Di kolon, chyme tersebut mengalami proses absorbsi air, natrium, dan kloride. Absorbsi ini dibantu dengan adanya gerakan peristaltik usus. Dari 750 cc chyme tersebut, sekitar150-200 cc mengalami proses reabsorbsi. Chyme yang tidak diabsorbsi menjadi bentuk semisolid yang disebut feses. Selain chyme, adanya fermentasi zat makanan yang tidak dicerna menghasilkan gas yang dikeluarkan melalui anus setiap harinya yang dikenal dengan istilah flatus. b. Proses eliminasi fekal (defekasi) Eliminasi fekal bergantung pada gerakan kolon dan dilatasi spinchter ani. Kedua faktor tersebut dikontrol oleh sistem saraf parasimpatis. Gerakan kolon meliputi tiga gerakan yaitu gerakan
  • 9. mencampur, gerakan peristaltik, dan gerakan massa kolon. Gerakan massa kolon ini dengan cepat mendorong feses dari kolon ke rektum. Begitu ada feses yang sampai di rektum, maka ujung saraf sensoris yang berada pada rektum menjadi regang dan terangsang. Kemudian impuls ini diteruskan ke medula spinalis. Setelah itu, impuls dikirim ke korteks serebri serta sakral II dan IV. Impuls dikirim ke korteks serebri agar indivisu menyadari keinginan buang air besar. Impuls dikirim ke sakral II dan IV, selanjutnya dikirim ke saraf simpatis untuk mengatur membuka sphincter ani interna. Terbukanya sphincter ani tersebut menyebabkan banyak feses yang masuk ke dalam rektum. Kemudian terjadi proses defekasi dengan mengendornya sphincter ani eksterna dan tekanan yang mendesak feses bergerak oleh kontraksi otot perut dan diafragma. c. Pola defekasi Waktu defekasi dan jumlah feses bersifat individual. Orang dalam keadaan normal, frekuensi buang air besar 1 kali sehari. Pola defekasi individu juga bergantung pada bowel training yang dilakukan pada masa kanak-kanak. Umumnya, jumlah feses bergantung pada jumlah intake makanan. Namun, secara khusus, jumlah feses sangatlah bergantung pada kandungan serat dan cairan pada makanan yang dimakan.
  • 10. d. Karakteristik feses Karakteristik feses pada setiap perkembangan manusia berbeda. Lihat tabel! Tabel.1. Karakteristik Feses Karakteristik Normal Abnormal Warna Bayi: kuning Orang Dewasa: cokelat Putih atau warna tanah liat Hitam atau warna ter (melena) Merah Konsistensi Lunak, berbentuk Cair Padat Frekuensi Bervariasi: bayi 4-6 kali sehari (jika mengonsumsi ASI) atau 1-3 kali sehari; orang dewasa 1 kali sehari atau 2-3 kali seminggu Bayi lebih dari 6 kali sehari atau dari satu kali setiap 1-2 hari; orang dewasa lebih dari 3 kali sehari atau kurang dari satu kali seminggu. Bentuk Menyerupai diameter rektum Berbentuk pensil Unsur-unsur Makanan tidak dicerna, bakteri mati, lemak, pigmen empedu, sel-sel yang melapisi mukosa usus dan air Darah, pus, materi asing, lendir, dan cacing