Sistem muskuloskeletal terdiri dari otot dan rangka yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan. Otot berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik, sedangkan rangka memberikan bentuk tubuh dan tempat melekatnya otot untuk memungkinkan gerakan. Tulang, sendi, dan otot saling terhubung untuk memungkinkan tubuh bergerak dan mempertahankan sikap.
1. Sistem Muskuloskeletal
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Struktur tulang
dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan
perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang
berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat
bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih
(tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4 kategori
yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan. Masing-masing
tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut pergerakan yang ditimbulkan
sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak
2. Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak
3. Sendi sinovial/diartrose.
Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid,
sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya :
Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul
Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari
Sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2 bidang
seperti pada pergelangan tangan.
Sendi berporos: sendi antara kepala dengan tulang leher pertama
Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari ergerak bebas.
2. B. TUJUAN
1. tentang sistem muskuloskeletal
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi sistem muskuloskeletal
b. Mengetahui sistem rangka dan sendi
c. Mengetahui tenteng tulang
d. Mengetahui tentang sendi
e. Mengetahui tentang otot
3. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI SISTEM MUSKULOSKELETAL
B.
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-
tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah
bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan
bentuk, sikap dan posisi.
sistem muskuloskeletal (otot-rangka)
Otot(muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya otot
dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
B. SISTEM RANGKA DAN SENDI
Alat gerak tubuh manusia sistem muskuloskeletal: pasif rangka (skeletal); aktif otot
(muscle) Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak
mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur. Tulang rawan, tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka :
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian
4. TULANG
Pertumbuhan tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan seimbang
hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan reabsorpsi sehingga terjadi
penurunan massa tulang sehingga pada usila menjadi rentan terhadap injury. Pertumbuhan
dipengaruhi hormon & mineral. Penyusun tulang
tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast serta
matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium dan fosfor. Struktur
tulang Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan
berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang
dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga
sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat
osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum
merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak. Pars kompakta teksturnya halus dan
sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur
(Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan
tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak
maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga tersebut
diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari
kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula. Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel
tulang).
5. 4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Tulang Rawan (Kartilago) tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yg
disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi
dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan
tumbuh menjadi tulang (keras).
Jenis Tulang Rawan
1. Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai.
2. Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul
pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan
hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.
Sendi (Artikulatio) Sendi merupakan persambungan antar tulang yang menjadikan tulang
menjadi fleksibel dalam pergerakan. Jenis Sendi Berdasarkanpergerakannya sendi dibagi
menjadi :
1. Synarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas atau bahkan tidak dapat bergeak
sama sekali. Sendi ini dijumpai pada tulang tengkorak dimana lempeng-lempeng tulang
tengkorak disambungkan oleh elemen fibrosa.
2. Amphiarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas. Jaringan berupa diskus
fibrocartilage yang lebar dan pipih menghubungkan antara dua tulang. Umumnya bagian tulang
yang berada pada sisi persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan struktur keseluruhan
berada dalam kapsul. Beberapa contoh sendi iniadalah: sendi vertebra, dan simfisis pubis.
3. Diarthroses Sendi ini memiliki pergerakan yang luas. Umumnya dijumpai pada sendi-sendi
ekstremitas. Dijumpai adanya celah sendi, rawan sendi yang licin dan membran sinovium serta
kapsul sendi.
Sedangkan berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :
1. Sendi Fibrosa Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua tipe sendi
fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2) sindesmosis yang terdiri dari suatu
membran interoseus atau suatu ligamen di antara tulang.
6. Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas.
2. Sendi Kartilago/tulang rawan Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong oleh
ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa yaitu sinkondrosis
adalah sendi sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi sendi
kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang tulangnya
memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis tipis rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi. Contoh sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi sendi pada
tulang punggung.
3. Sendi Sinovial/sinovial joint Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan
sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam kapsul), cairan sinovial
yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen yang berfungsi memperkuat kapsul sendi. Cairan
sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.
Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil.
OTOT
Otot (Muskulus) Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan
rangka. Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn protein tubuh & ½-nya tempat
terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi
jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi krn adanya aktivitas otot .
Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka
OTOT POLOS
A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan
7. 2. OTOT RANGKA
A. Memiliki banyak inti,
B. .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
C. Melekat pada tulang
D. Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)
E. Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, &
cepat lelah
Otot Rangka Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari otak), bergaris
melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara anatomis terdiri dari jaringan
konektif dan sel kontraktil.
Fungsi Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka tubuh.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan kalor saat kontraksi.
Struktur Otot Rangka Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka
disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap
fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh
endomisium.
Organisasi otot rangka terdiri dari :
1. Otot
2. Fasikula
3. Serabut Otot
4. Miofibril
5. Miofilamen
Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :
1. Sarkolema (membran sel serabut otot)
8. 2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)
3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein & enzim. 4.
Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium).
5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)
3.OTOT JANTUNG
A. Memiliki 1 inti yg berada ditengah
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
C. Serat otot berserat
D. Hanya ada di jantung
E. Sumber Ca2+ dari CES & RS
F. Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan
thd kelelahan
9. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-
tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah
bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan
bentuk, sikap dan posisi.
2. Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, Ada 3 jenis otot yaitu otot
jantung, otot polos dan otot rangka.
OTOT POLOS
A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan.
OTOT RANGKA
A. Memiliki banyak inti,
B. .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
Melekat pada tulang
C. Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)
D. Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, &
cepat lelah
10. OTOT JANTUNG
A. Memiliki 1 inti yg berada ditengah
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
C. Serat otot berserat
D. Hanya ada di jantung
E. Sumber Ca2+ dari CES & RS
F. Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan
thd kelelahan
B. SARAN
Untuk mahasiswa khususnya, fakultas ilmu kesehatan S1 Keperawatan agar belajar lebih
mendalami lagi tentang sistem Muskuloskeletal. Karena, lebih banyak mendalami, kita lebih
banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia atau penyusun tubuh manusia. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
11. DAFTAR PUSTAKA
Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMMI DAN FISIOLOGI.
2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta
http://www.itelehealthinc.com/berbagi bersama Abhique. Anatomi Sistem
Muskuloskeletal.
MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II
Sistem Muskuloskeletal
Dosen Pengampu : Paulinus Deni K. S.Kep., Ns
Di susun oleh :
12. Nama : Devi Nurkasih T
Nim :10130119
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah
dan rahmat-Nya sehingga makalah Sistem Muskuloskeletal ini dapat terselesaikan.
Makalah Sistem Muskuloskeletal ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatann II.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang saya ambil,Selain itu
makalah ini saya i susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam
mempelajari Sistem Muskuloskeletal.
13. Oleh karena itu, saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, terutaman mahasiswa Keperawatan.
Yogyakarta, 28 Juli 2012
(Penulis)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
14. Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Sistem Muskuloskeletal
B. Mengetahui sistem rangka dan sendi
C. Mengetahui tentang tulang
D. Mengetahui tentang sendi
E. Mengetahui tentang otot
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
15. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa.
Struktur tulang dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur
tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti
jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat
melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi
sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang)
dalam proses yang disebut hamatopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4
kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan.
Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut
pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak
2. Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak
16. 3. Sendi sinovial/diartrose.
Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya :
Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul
Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari
Sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2
bidang seperti pada pergelangan tangan.
Sendi berporos: sendi antara kepala dengan tulang leher pertama
Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari ergerak
bebas.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa memahami tentang sistem muskuloskeletal
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi sistem muskuloskeletal
b. Mengetahui sistem rangka dan sendi
18. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem
Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-
tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka
adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
19. sistem muskuloskeletal (otot-rangka)
Otot(muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja
mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat
menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi.
20. B. SISTEM RANGKA DAN SENDI
Alat gerak tubuh manusia sistem muskuloskeletal: pasif rangka (skeletal);
aktif otot (muscle) Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan
penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur. Tulang rawan,
tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka :
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak
& organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian
TULANG
Pertumbuhan tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan
seimbang hanya sampai usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan reabsorpsi
sehingga terjadi penurunan massa tulang sehingga pada usila menjadi rentan
terhadap injury. Pertumbuhan dipengaruhi hormon & mineral. Penyusun tulang
tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast
serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium
dan fosfor. Struktur tulang Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu
pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan
padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis
21. jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli
tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan
pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh
darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan
berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak. Pars
kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga
dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga
tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak
mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak
memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga
tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang
spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula. Secara Mikroskopis
tulang terdiri dari :
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang
mengandung sel tulang).
22. 4. Kanalikuli
(memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Tulang Rawan (Kartilago) tulang rawan berkembang dari mesenkim
membentuk sel yg disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di
dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik.
Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).
Jenis Tulang Rawan
1. Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak
dijumpai.
2. Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang
mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
23. 3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu
dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.
Sendi (Artikulatio) Sendi merupakan persambungan antar tulang yang
menjadikan tulang menjadi fleksibel dalam pergerakan. Jenis Sendi
Berdasarkanpergerakannya sendi dibagi menjadi :
1. Synarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas atau bahkan tidak
dapat bergeak sama sekali. Sendi ini dijumpai pada tulang tengkorak dimana
lempeng-lempeng tulang tengkorak disambungkan oleh elemen fibrosa.
2. Amphiarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas. Jaringan
berupa diskus fibrocartilage yang lebar dan pipih menghubungkan antara dua
tulang. Umumnya bagian tulang yang berada pada sisi persendian dilapisi oleh
tulang rawan hialin dan struktur keseluruhan berada dalam kapsul. Beberapa
contoh sendi iniadalah: sendi vertebra, dan simfisis pubis.
3. Diarthroses Sendi ini memiliki pergerakan yang luas. Umumnya dijumpai pada
sendi-sendi ekstremitas. Dijumpai adanya celah sendi, rawan sendi yang licin dan
membran sinovium serta kapsul sendi.
Sedangkan berdasarkan strukturnya sendi dibagi menjadi :
1. Sendi Fibrosa Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua
tipe sendi fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2) sindesmosis
yang terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu ligamen di antara tulang.
Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas.
24. 2. Sendi Kartilago/tulang rawan Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan
disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa
yaitu sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan
hialin. Sendi sendi kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi
yang tulang tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis
tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh sendi kartilago adalah
simfisis pubis dan sendi sendi pada tulang punggung.
3. Sendi Sinovial/sinovial
joint Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan permukaan sendi, kapsul sendi
(kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam kapsul), cairan sinovial yang berfungsi
sebagai pelumas dan ligamen yang berfungsi memperkuat kapsul sendi. Cairan sinovial
normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.
Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil.
26. Otot
(Muskulus) Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk
menggerakkan rangka. Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn protein
tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat Proses vital
di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik
usus) terjadi krn adanya aktivitas otot . Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos
dan otot rangka.
27. OTOT POLOS
A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi
terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami
tetani, tahan thd kelelahan
2. OTOT RANGKA
A. Memiliki banyak inti,
B. .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
C. Melekat pada tulang
D. Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)
E. Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani, & cepat lelah
28. Otot Rangka Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari
otak), bergaris melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara
anatomis terdiri dari jaringan konektif dan sel kontraktil.
Fungsi Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka tubuh.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan kalor saat kontraksi.
29. Struktur Otot Rangka Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut
epimisium. Otot rangka disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang
terdiri dari beberapa sel otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang
disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh endomisium.
Organisasi otot rangka terdiri dari :
1. Otot
2. Fasikula
3. Serabut Otot
4. Miofibril
5. Miofilamen
Secara mikroskopis sel otot rangka terdiri dari :
1. Sarkolema (membran sel serabut otot)
2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)
3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein &
enzim. 4. Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium).
5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)
30.
31. 3.OTOT JANTUNG
A. Memiliki 1 inti yg berada ditengah
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
C. Serat otot berserat
D. Hanya ada di jantung
E. Sumber Ca2+ dari CES & RS
F. Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk
mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
33. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri
dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap
dan posisi.
2. Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, Ada 3 jenis
otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
OTOT POLOS
A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi
terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami
tetani, tahan thd kelelahan.
OTOT RANGKA
A. Memiliki banyak inti,
B. .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
34. Melekat pada tulang
C. Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)
D. Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat,
mengalami tetani, & cepat lelah
OTOT JANTUNG
A. Memiliki 1 inti yg berada ditengah
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
C. Serat otot berserat
D. Hanya ada di jantung
E. Sumber Ca2+ dari CES & RS
F. Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk
mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
B. SARAN
35. Untuk mahasiswa khususnya, fakultas ilmu kesehatan S1 Keperawatan agar
belajar lebih mendalami lagi tentang sistem Muskuloskeletal. Karena, lebih
banyak mendalami, kita lebih banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia
atau penyusun tubuh manusia. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
36. DAFTAR PUSTAKA
Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMMI DAN
FISIOLOGI. 2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta
http://www.itelehealthinc.com/berbagi bersama Abhique. Anatomi Sistem
Muskuloskeletal.
Posted 6th August by devintrexa
Labels: keperawatan
0
Add a comment
1.
37. Aug
6
Enzym sistem muskuloskeletal
Enzim dan fungsinya untuk Sistem
Muskuloskeletal.
1. Enzim Kreatinin kinase (CK) dan Kreatinin Fosfokinase (CPK)
Fungsinya adalah untuk kontraksi otot dan relaksasi otot. Enzim ini sering
digunakan dalam mendeteksi infark miokard, namun trauma otot rangka juga
dapat meningkatkan enzim ke sirkulasi. Enzim Kreatinin Kinase (CK) juga
penting pada penyakit otot seperti, Progressive Muscular Dystrophy (PMD).
2. Enzim Hipoksantin.
Fungsinya :
Mengubah atau mengolah purin menjadi berat.
Meningkatkan kadar asam urat.
3. Enzim Lipoksiginase.
Fungsinya yaitu mengoksidasi lemak tak jenuh menjadi peroksida.
38. 4. Enzim Kolagenase/Proteolitik.
Fungsinya :
Memecah kolagen
Membuat molekul stabil berubah menjadi molekul tidak
stabil pada suhu fisiologik dan selanjutnya dihidrolisis oleh
proses lain.
5. Enzim Elastase.
Fungsinya :
Dapat menjadi penting pada proses pembentukan
arteriosklerosis dan emfisiema.
Memecah serat elastin
6. Enzim Lisosomal.
Fungsinya adalah memecah asam hialuronat sehingga tidak cukup lagi
untuk membentuk presipitasi ketika ditetesi asam asetat.
7. Enzim Alkalifosfatase.
Fungsinya untuk mendiagnosis penyakit obstruktif empedu, penyakit kanker
hati dan tulang. Lokasinya pada tulang (selosteoblast) dan mikrosom sel-sel
hati.
39. 8. Enzim Siklooksigenase.
Fungsinya mengubah asam arakidonat menjadi protaglandin yang berperan
dalam tibulnya inflamasi dan nyeri.
Posted 6th August by devintrexa
Labels: keperawatan
0
Add a comment
2.
Aug
6
TUGAS ILMU KEPERAWATAN DASAR II
Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dosen Pengampu : Deden Iwan S., S. Kep, NS., M.Kep
40. Di susun oleh :
Kelompok 6
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
41. UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah
dan rahmat-Nya sehingga makalah Perkembangan Ilmu Keperawatan ini dapat
terselesaikan. Makalah Perkembangan Ilmu Keperawatan ini dibuat sebagai tugas mata
kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II.
Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing Bapak Deden Iwan S., S.
Kep, NS., M.Kep yang telah membimbing kelompok kami dalam pembuatan makalah ini
dan kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil,Selain itu
makalah ini kami susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam
mempelajari Perkambangan Ilmu Keperawatan.
Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, terutaman mahasiswa Keperawatan.
Yogyakarta, 23 Juli 2012
(Penulis)
42. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara
keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana
keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan
kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yan diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik.
Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin
menguat,demikian juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga
yang semakin kritis terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidang
keperawatan. Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai
mitra dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk
43. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu
pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep
(asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang
klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang
memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk
mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari
perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya.
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu
lain mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan
zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan
dari luar dan dalam. Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada
perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan
industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara
terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami gambaran tentang perkembangan ilmu keperawatan.
44. 2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Sejarah dan perkembangan keperawatan di dunia
b. Mengetahui Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia
45. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. SEJARAH & PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture)
sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang
berasal dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada
seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus
memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser
ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic
yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama
Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan
alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa
itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa,
sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta
kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah
dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda
46. yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah
ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang
sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah
tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib
yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu
dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu
banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-
Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan
orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah
Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah,
seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap
perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
menyebarkan agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu
pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai
muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan
diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab
adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
47. Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi
kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan
tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama
untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya
bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya
perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat.
Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban
perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-
orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang
bertugas rangkap sebagai perawat.
B. SEJARAH & PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
Perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kolonialismen
pada masa penjajahan. Perawat pada mulanya disebut sebagai verpleger dengan
dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama kali
bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang
ditugaskan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara belanda, sehingga akhirnya
pada masa penjajahan Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas
kesehatan masyarakat. Pada masa tersebut juga didirikan beberapa rumah sakit seperti
rumah sakit stadsverband yang sekarang dikenal dengan nama Rumah Sakit Cipto
Mangun Kusumo.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1952 untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan maka didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 dibuka
pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama
kalinya pendidikan keperawatn setingkat sarjana ada di Indonesia. Setelah lokakarya
pada tahun 1983, proses menjadika perawat sebagai tenaga profesional sudah mulai
dirasakan dengan adanya proses pengakuan dari profesi lainnya.
48. Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga
terus berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada
awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang
menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser) Sejak masuknya Vereenigge oost
Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah
RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para
dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat
itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya
pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat
itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien,
menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
3. Model keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan
keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model
vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.
4. Model keperawatan kuratif (1920)Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi
masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan
penyakit seksual.
5. Keperawatan semi profesional tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-
49. pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan
sekolah dasar mulai bermunculan.
6. Keperawatan preventif Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene
dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah,
pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi
masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan
sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan
kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan profesional sejak Indonesia merdeka (1945)
perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat
(SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP
ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru
perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin
nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun
1974.
8. Keperawatan profesional melalui lokakarya nasional keprawatan dengan
kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas,
fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil
lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian
PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).
50. BAB III
KASUS
Kasus yang kita dapat yang berkaitan dengan perkembangan ilmu keperawatan
adalah, kita ambil dari segi pelayanan kesehatan.Diaman salah satunya adalah,
telenursing. Penelitian-penelitian telenursing menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kepuasan masyarakat dan telenurses terhadap pelayanan kesehatan.
Telenursing itu sendiri merupakan mekanisme efektif untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak
negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan,
banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan
di daerah terpencil, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.
Keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah
perawat terutama di negara maju, mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu
tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah
pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti telemedicine yang
saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel,
Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.
Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan
Inggris.
51. BAB IV
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi komputer dan teknologi kesehatan serta makin
tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang berkualitas,
murah dan cepat, menuntut profesi perawat menggunakan teknologi kesehatan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
Dikaitkan dengan perkembangan ilmu keperawatan dengan kasus kerah
pelayanan kesehatan dengan menggunakan Telenursing atau pelayanan asuhan
keperawatan jarak jauh. Keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan
mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan. Dalam dunia kesehatan dan
keperawatan, maka saat ini telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi
alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.
52. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan
teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan
kepada klien yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio
dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau
dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi
elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer.
Telenursing adalah informatika keperawatan mengintegrasikan ilmu
keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan.
Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan
untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan
mereka dalam semua peran dan pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002).
Media telenursing
1. Telepon ( telepon seluler )
2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing
6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic
Keuntungan telenursing :
1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.
2. Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan
3. Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan
53. 4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi
5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah
dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan.
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses
penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American
Nurse Assosiation, 1999)
Prinsip-prinsip telenursing
Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuahan
keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga
terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam
telenursing hubungan dite ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau
teknologi komunikasi lainnya
Aplikasi Telenursing
Telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam
aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan sistem monitor
parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan
melalui internet. Melalui sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap
waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai
contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang
sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan
penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner dan
persyarafan. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di
dalam perawatan, khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal ini juga
mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online.
54. Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah :
1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan, foto
rontgen, dsb.
2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.
3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah,
nadi pernafasan, suhu dan sebagainya.
4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan
mereka.
5. Membantu operasi klien dari jarak jauh.
6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan
berkelanjutan.
7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu
konseling.
Kekurangan telenursing
Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung
perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekhawatiran
ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama
untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari
telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap
keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.
55. BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perkembangan keperawatan di dunia diawali sejak manusia itu diciptakan ,
dimana pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat
diri sendiri sebagai mana tercermin dari seorang ibu. Kemudian dilanjutkan pada
zaman purba yang memiliki keyakinan akan mistis yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, kepercayaan ini dinamakan animisme. Selanjutnya pada
zaman keagamaan , perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spritual di
mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena dosa-dosa yang telah
dilaksanakan sehingga mendapatkan kutukan dari Tuhan. Pusat perawatan adalah
rumah – rumah ibadah, sehingga pada saat itu pimpinan agama dapat disebut
sebagai tabib.
2. Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh
ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit
institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah,
RS Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah
56. mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer.
Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah
keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi
secara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi
di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi
informasi keperawatan. Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi
pengembangan sistem informasi berbasis komputer.
B. SARAN
Dengan perkembangan ilmu keperawatan Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan
yang harus dimiliki perawat dalam praktek telenursing adalah kompetensi klinis,
keterampilan penilaian dalam area praktek keperawatan. Selain itu perawat juga harus
memiliki karakteristik pribadi yang akan memfasilitasi keterlibatan mereka dalam
telenusring, misalnya : sikap positif, membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki
pengetahuan & kemampuan untuk menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya
pengetahuan dan keterampilan untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman
tentang keterbatasan teknologi yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-
tanda vital sedang dimonitor secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki
pengetahuan dan penerapan protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan
berkomunikasi dengan baik.
57. DAFTAR PUSTAKA
A. Azizi Alimun Hidayat, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, , Salemba
Medika, Jakarta, 2004, hal. 15.
International Telenursing Role. 2004-2006.