1. 1
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar belakang
Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi
seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan
penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan
emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Terdapat
dua pola gejala dasar pada gangguan mood yaitu depresi dan mania.
Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan timbul
beberapa parameter yang relevan:
1.Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan
eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
2.Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan tersirat
bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam proses
berduka
3.Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri,
pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia
afektif seseorang.
4.Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten respon emosional terhadap
kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada kemunduran
proses, mulai terjadi atau keduanya. Pendundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi
bertahun-tahun
5.Depresi, atau malankolia, suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan. Dapat
digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena--- tanda , gejala, sindrom, keadaan
emosional, reaksi, penyakit atau klinik
6.Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan, berkepanjangan atau mudah tersinggung.
2. 2
B. Rumusan masalah
1. Konsep medis depresi
2. Asuhan keperawatan depresi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep medis depresi
2. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan depresi
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :
rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik:
anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan
gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang
bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor
konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,
kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau
harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan
adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya.
Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan
realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi
seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut
sebagai suatu Gangguan Depresi.
4. 4
Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang
biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi
merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan
B. ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang parah. Teori
ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam
kombinas
a) Teori biologis
1. Faktor Genetik mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui
garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monizigot
di dizigot.
Dari sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan ditemukan bahwa terdapat dukungan
keterlibatan herediter dalam penyakit depresi.luasnya akibat pada pokoknya tampakakan
menjadi lebih tinggi diantara individu – individu yang memiliki hubungan keluarga
dalam kelainan tersebut daripada di antara populasi umum (DSM – III-R, 1987 )
2. Biokimia. Ketidakseimbangn elektrolit tampak memainkan peranan dalam penyakit
depresif. Suatu kesalahan hasil metabolism dalam perubahan natrium dn kalium di dalam
neuron ( Gibbons, 1960 )
Teori biokimia yang lainnya menyangkut biogenic amin neropinefrin, dopamine dan
serotonin. Tingkatan zat – zat kimia ini mengalami defisiensi dalam individu dengan
penyakit depresif ( Janowsky et al, 1998 )
5. 5
b) Teori psikososial
1. Psikoanalisa. Teori ini melibatkan suatu ketidakpuasan dalam hubungan awal ibu bayi
sebagai suatu predisposisi untukpenyakit depresif. Kebutuhan bayi tidak terpenuhi, suatu
kondi yang digambarkan sebagai suatu kehilangan. Respon berduka belum terpecahkan,
kemarahan dan permusuhan ditunjukan pada diri sendiri. Ego tetaplemah, sementara
superego meluas dan menjadi menghukum.
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh
perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan
obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi perasaan
yang menyalahkan diri sendiri
3. Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya kehilangan
orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat
dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
3. Teori kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan
seseorang mengalami depresi atau mania.
4. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi
oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri lingkungan dan masa depan.
5. Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan
kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah . Kemudian
individu timbul keyakinan akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan
sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif
6. Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian
(reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan
Faktor presipetasi
1. Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,
psikologis, sosiala budaya
2. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau
berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolisme.
3. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta
seseorang, dan kehilangan harga diri.
6. 6
4. Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.
C. PERILAKU MEKANISME KOPING
Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan
kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi
Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping yang
digunakan adalah represi, supresi, denael dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan
mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam
menghadapi kehilangan.
D. PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI
1. Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan ditolak,
perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri, merasa
tidak berharga.
2. Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang perhatian dan
motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis,
3. Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah,
lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,
gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak berrespon terhadap
seksual.
4. Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas, kemunduran
psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung),
berkesan menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.
E. KRITERIA DENGAN EPISODE DEPRESI BERAT
a) Lima atau lebih gejala berikut telah ditemukan selama periode dua minggu yang sama
dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya ; sekurangnya satu dari gejala yaitu
mood terdepresi atau hilangnya minat atau kesenangan.
7. 7
1. Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukan
oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih atau kosong) atau pengamatan
yang dilakukan orang lain (tampak sedih). Catatan pada anak-anak dan remaja
dapat berupa mood yang mudah tersinggung.
2. Hilangnya minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir semua,
aktifitas sepanjang hari, hamper setiap hari (seperti yang ditunjukan keterangan
subyektif atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain).
3. Penurunan berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau penambahan
berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 % dalam satu bulan),
atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan pada
anak-anak, pertimbangan kegagalan untuk mencapai pertambahan berat badan
yang diharapkan.
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat oleh orang lain,
tidak semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi lamban).
6. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat
(mungkin bersifat waham) hampir setiap hari (tidak semata-mata mecela diri
sendiri atau menyalahkan karena sakit)
8. Hilangnya kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian , atau tidak dapat
mengambil keputusan , hampir setiap hari (baik oleh keterangan subyektif atau
seperti yang dilihat oleh orang lain).
9. Pikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri yang
rekuren tanpa rencana spesifik,atau usaha bunuh diri atau rencana khsus untuk
melakukan bunuh diri.
8. 8
b) Gejala tidak memenuhi criteria untuk episode campuran
c) Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
funsgi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
d) Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang
disalahgunakan , suatu medikasi)atau suatu kondisi medis umum (hipoterodisme)
e) Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita , yaitu setelah kehilangan orang yang
dicintai , gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai oleh gangguan fungsional yang
jelas , berokupasi morbid dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau
retardasi psikomotor.
F. KRITERIA UNTUK PENENTU KEPARAHAN DEPRESI BERAT
SEKARANG (ATAU PALING AKHIR)
1. Ringan : jika ada gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat diagnosis dan
gejala menyebabkan hanya gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau dalam aktifitas sosial
yang biasanya hubungan dengan orang lain
2. Sedang : Gejala atau gangguan fungsional berada di antara ringan dan parah
3. Parah tanpa ciri psikotik : beberapa gejala adalah melebihi yang diperlukan untuk membuat
diagnosis, dan gejala dengan jelas menggunggu fungsi pekerjaan atau aktifitas sosisal yang
biasanya atau hubungan dengan orang lain.
Dengan ciri psikotik : waham atau halusinasi, jika mungkin , sejalan dengan mood atau tidak
sejalan dengan mood
Ciri psikotik sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isi keseluruhannya adalah
konsisten dengan tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadi, rasa bersalah, penyakit,
kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima.
Ciri psikotik yang tidak sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isinya tidak memiliki
tema depresif tipikal tentang ketidakberdaayn pribadi, rasa bersalah, penyakit , nihilisme, atau
9. 9
hukuman yang layak diterima. (tidak secara langsung berhubungan dengan tema depresif, sisip
pikir , siar pikir, dan waham yang dikendalikan
G. MANIFESTASI KLINIK
Menurut PPDGJ IIII depresi adalah gangguan yang memiliki karakteristik
a. Gejala utama
Afek defresif
Kehilangan minat dan kedgembiraan
Berkurangnnya energy yang menuju pada meingkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)menurunnya aktiftas.
b. Gejala lainnya:
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dankepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidakberguna
Pandanganmasa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
H. KOMPLIKASI
Gangguan fungsi pekerjaan
Gangguan fungsi social
Gangguan perawatan diri
I. TERAPI OBAT
a) Antidepresan
Kelompok – kelompok yang umum digunakan :
12. 12
B.ASUHAN KEPERAWATAN DEPRESI
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
II. ALASAN MASUK
III.FAKTOR PREDISPOSISI
IV.PEMERIKSAAN FISIK
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
2.
3. Konsep diri
4. Hubungan social
5. Spiritual
VI.STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas Motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
6. Interaksi selama wawancara
7. Persepsi Halusinasi :
8. Isi piker Waham :
9. Arus pikir
Sirkumstansial
13. 13
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Blocking
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :klien tidak mengalami perubahan / gangguan proses pikir
10. Tingkat Kesadaran
11. Memori
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
13. Kemampuan penilaian
14. Daya tilik diri
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
b. Nutrisi
c. Tidur
3 Kemampuan klien dalam Mengantisipasi kebutuhan sendiri
4 Klien memiliki sistem pendukung
5 Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?
VIII. MEKANISME KOPING
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
X. PENGETAHUAN
XI. ASPEK MEDIK
14. 14
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
A. Masalah
Resiko tinggi cedera
Isolasi sosial
Gangguan harga diri
B. Pohon masalah
RESIKO TINGGI BUNUH DIRI (EFEK)
GANGGUAN ALAM PERASAAN;DEPRESI (CORE PROBLEM)
GANGGUAN HARGA DIRI (PENYEBAB)
ISOLASI DIRI
BERDUKA DISFUNGSIONAL
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko mencederai diri
Isolasi social
Gangguan harga diri
Berduka disfungsional
15. 15
C .RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a) Resiko tinggi terhadap kekerasan yang diarahkan pada diri
Tujuan umum:Pasien akan mencari staf saat rasa dorongan unruk membahayakan diri
sendiri
Tujuan khusus:Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri selama berada di rumah
sakit
Kritera hasil :
Pasien mengatakan secara verbal tidak adanya pikiran – pikiran bunuh diri
Pasien berjanji tidak ada tindakan – tindakan merusak diri
Pasien mampu mrnyatakan secara verbal nama – nam sumber di luar rumah sakit
yang darinya ia dapat meminta pertolongan jika perasaan ingin biunuh diri terjadi
Intervensi :
Tanyakan pada pasien secara langsung: pernakah anda berpikir untuk membunuh
diri anda sendiri ? jika iya, apa yang anda rencanakan?
R/ resiko bunuh diri akan sangat meningkat jika pasien telah mengembangkan
suatu perencanaan dan khususnya jika ada cara – cara dari pasien untuk
melaksanakan perencaan tersebut
Ciptakan lingkungan yang aman unruk pasien. Singkirkan benda – benda yang
memiliki potensi untuk membahayakan
R/ keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan
Rumuskan suatu kontrak verbal jangka pendek dengan pasien bahwa ia tidaka
akan membahayakan dirinya sendiri selama periode waktu yang spesifik
Jaminn janji pasien bahwa ia akan cari staf jika pikiran bunuh diri muncul
R/ pasien – pasien bunuh diri seringkali ambivalen tentang ;perasaan mereka.
Mendiskusikan perasaan dengan individu yang dipercayai dapat memberikan
bantuan sebelum pasien mengalami suatu situasi krisis
Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa maranhya dalam batasan yang sesuai
R/ perilaku depresi dan bunuh diri dapat digambarkan sebagai kemarahan yang
ditujukan kepada diri sendiri. Jika kemerahan ini dapat dinyatakan secara verbal
16. 16
dalamsuatu lingkungan yang tidak mengancam, pasien akan mampu untuk
menyesuaikan perasaan in, tanpa menghiraukan ketidaknyamanan yang ada
Identifikasi sumber – sumber di masayarakat yang dapat digunakan oleh pasien
sebagai sistem pendukung dan yang darinya dapat memnta pertolongan jika
mengalami kembali perasaan ingin bunuh diri
R/ dengan memiliki perencanaan yang nayata untuk mencari bantuan selama
krisis dapat mengurangi untuk mencegah perilaku untuk merusak diri
Paling penting, meluangkan waktu bersama dengan pasien
R/ hal ini memberikan suatu perasaan aman dan nyaman
b) Isolasi social
Tujuan umum :Pasien akan mengembangkan hubungan saling percaya dengan staf
dalam 5 hari
Tujuan khusus:
Pasien akan dengan suka rela meluangkan waktu bersama dengan pasien – pasien
lain dan staf dalam aktivitas kelompok d bangsal
Pasien menahan diri dari menggunakan perilaku egosentris yang menyinggung
orang lain dan tidak mendukung suatu hubungan
Criteria hasil
Pasien mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan
orang lain
Pasien secara sukarela menghadiri aktivitas kelompok
Pasien mendekati orang lain dengan cara yang tepat untuk interaksi satu per satu
Intervensi :
Luangkan waktu dengan pasien
R/ kehadiran anda dapat menolong meningkatkan persepsi dari pasien sebagai
seorang pribadi yang berharga
Kembangkan hubungan perawat pasien yang terapeutik melalui kontak yang
sering, singkat dan sikap menerima
R/ kehadiran, penerimaan dan penyampaian penghargaan positif
17. 17
Setelah pasien merasa nyaman dalam suatu hubungan satu per satu dorong untuk
hadir dalam aktivitas – aktivitas kelompok
R/ kehadiran individu yang dipercayai memberikan rasa aman secara emosianal
untuk pasien
Secara verbal akui ketidakhadiran pasien dari beberapa aktivitas – aktivitas
kelompok
R/ mengetahui bahwa ketidakhadirannya diperhatikan dapat menguatkan perasaan
harga diri pasien
Ajarkan teknik asertif
R/ pengetahuan tentang penggunaan teknik – teknik asertif dapat meningkatkan
hubungan pasien dengan orang lain
Berikan penguatan positif untuk pasien yang secara sukarela berinteraksi denagn
orang lain
R/ penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan
perilaku yang diharapkan
c) Gangguan harga diri .
Tujuan umum:Pasien mendiskusikan rasa takut gagalnya kepada perawat dalam 3 hari
Tujuan khusus:
Pasien menyatakan secara verbal hal – hal yang disukai dari dirinya dalam 5 hari
Pasien memperlihatkan peningkatan harga diri yang dibuktikan dengan
mengekspresikan secara verbalaspek – aspek positif dirinya
Criteria hasil
Pasien mampu menyatakan secara verbal aspek aspek positif dirinya
Pasien mampu berkomunikasi secara asertif dengan orang lain
Pasien mengekspresikan beberapa optimism dan harapan untuk masa depan
Pasien menata tujuan – tujuan yang realities untuk dirinya dan
mendemonstrasikan keinginan untuk pencapaiannya
Intervensi :
Bersikap menerima pasien dan negativisnya
R/ sikap menerima meningkatkan perasaan makna diri
Luangkan waktu bersama pasien
18. 18
R/ untuk memperlihatkan penerimaan dan menambah harga diri
Bantu pasien untuk mengakui dan berfokus pada kekuatan dan pencapaiannya
R/ kurangnya perhatian dapat menolong untuk melenyapkan perenungan yang
negative
Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas – aktivitas kelompok
R/ pasien dapat menerima umpan balik positif dan dukungan dari teman sebaya
Bantu pasien mengidentifikasi bagian – bagian diri yang ingin diubahnya dan
bantu dengan pemecahan masalah terhadap usaha ini
R/ harga diri yang rendah dapat mengganggu persepsi pasien tentang
kemampuannya menyelesaikan masalah
Pastikan bahwa pasien tidak menjadi semakin tergantung dan bahwa ia menerima
tanggung jawab untuk perilakunya sendiri
R/ pasien harus mampu untuk berfungsi secara mandiri jiki ingin menjadi berhasil
dalam lingkungan masyarakat yang kurang terstruktur
Ajarkan teknik – teknik asertif
R/ harga diri ditingkatkan melalui kemampuan berinteraksi dengan orang lain
dalam suatu cara yang asertif
Bantu pasien untuk melakukan aspek – aspek perawatan diri saat dibutuhkan
R/ umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan
perilaku yang diharapakan
d) Berduka disfungsional
Tujuan umum:Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsepkehilangan
dalam 1 minggu
Tujuan khusus:Pasien akan mampu secara verbal perilaku – perilaku yang
berhubungan dengan tahap – tahap berduka yang normal
Criteria hasil
Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap- tahap proses berduka yang
normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap – tiap tahap
Pasien mampu menidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan
mengekspresikan perasaannya yang berhubungan dengan konsepkehilangan
secara jujur
19. 19
Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi dan perilaku yang berlebihan
yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan aktivitas
hidup sehari – hari secara mandiri
Intervensi:
Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.
R/ pengkajian data dasar yang akurat adalah penting unutk perencanaan
keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka
Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien
R/ rasa percaya merupakan dasar untuk suatu hubungan yang terapeutik
Perlihatkan sikap saling menerima dan membolehkan pasien untuk
mengekspresikan perasaannya secara terbuka
R/ sikap menerima menunjukan kepada pasien yakin bahwa ia merupakan seorang
pribadi yang bermakna.rasa percaya meningkat
Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah
R/ pengungkapan secar verbal perasaan dalamsuatu lingkungan yang tidak
mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan persoalan –
persoalan yang belum terpecahkan
Bantu pasien untuk mengeluarkan rasa marah yang terpendam melalui
berpartisipasi dalam aktivitas motorik besar ( berjalan cepat, jogging, memukul
karung pasir, sepeda latihan)
R/ latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif
untukmengeluarkan kemarahan yang terpendam
Ajarkan tahap – tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan
dengan setiap tahap
R/ pengetahuan tentangi perasaan – perasaan yang wajar yang berhubungan
dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa perasaan
bersalah menyebabkan timbilya respon – respon ini
Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan.
R/ pasien harus menghentikan ;persepsi idealisnya dan mampu menerima baik
aspek positif maupun negative dari konsep kehilangan sebelum proses berduka
selesai seluruhnya
20. 20
Komunikasikan pada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat diterima
Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai usaha untukmenentukan
metode – metode koping yang lebih adaptif terhadap pengalaman kehilangan
R/ umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan
perilaku yang diharapkan.
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP) DEPRESI
MASALAH
KEPERAWATAN
PASIEN KELUARGA
DEPRESI SP I
a. Identifikasi penyebab :
Siapa yang satu
rumah dengan
pasien?
Siapa yang dekat
dengan pasien?apa
sebabnya.
Siapa yang tidak
dekat dengan
pasien?apa
sebabnya.
b. Keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang
lain
c. Latih berkenalan
d. Masukkan jadwal kegiatan
e. pasien
SP 1
a. Identifikasi masalah yang
di hadapi keluarga dalam
merawat pasien
b. Penjelasan depresi
c. Cara merawat depresi
d. Latihan (simulasi)
e. Jadwal keluarga untuk
merawat pasien
SP 2
a. Evaluasi SP 1
SP 2
a. Evaluasi sp 1
21. 21
b. Latihan berhubungan
berinteraksi secara
bertahap (pasien dan
keluarga)
c. Masukkan jadwal
kegiatan pasien
b. Latih langsung kepasien
c. Jadwal keluarga untuk
merawat pasien
SP 3
a. Evaluasi sp (1,2)
b. Latih ADL sehari
hari ,
c. Masukan jadwal
kegiatan pasien
SP 3
a. Evaluasi sp 1,2
b. Latih langsung ke pasien
c. Jadwal keluarga untuk
merawat pasien
SP 4
a. Evaluasi sp 1,2,3
b. Latihan ADLsehari
hari cara bicara
c. Masukkan jadwal
kegiatan pasien
SP 4
a. Evaluasi kemampuan
keluarga
b. Evaluasi keemampuan
pasien
c. Rencana tndak lanjut
Follow up
Rujukan
22. 22
B A B III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :
rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik:
anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun
Faktor Predisposisi
1. Teori biologis,Faktor Genetik ,Biokimia.
2. Teori psikososial ,Psikoanalisa..
3. Teori agresi
4. Teori kehilangan,
5. Teori kepribadian
6. Model kognitif
7. Model belajar ketidakberdayaan
8. Model perilaku
Faktor presipetasi
Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,
psikologis, sosiala budaya
Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau
berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolisme.
Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta
seseorang, dan kehilangan harga diri.
Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.
B. Saran
Di harapkan kepada semua pembaca khususnya bagi perawat yang professional agar
dapat memahami tentang depresi .