MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Power point
1.
2. A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan
systole, yang tingginya tergantung umur
individu yang terkena, dimana tekanan
darah berfluktuasi dalam batas-batas
tertentu dan tergantung posisi / bentuk
tubuh, umur dan tingkat stress yang dialami
(Baughman, 2000).
3. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg,
diklasifikasikan sesuai derajat keperahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah
normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Keadaan ini dikategorikan sebagai primer /
ensensial (hampir 90 % dari semua kasus)
terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi
yang dapat dikenali, sering kali dapat
diperbaiki. (Joint National Committee on
Detection Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure).
4. Berdasarkan penyebabnya
hipertensi dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
Hipertensi esensial atau
hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya, disebut
juga hipertensi idiopatik. Banyak
faktor yang mempengaruhi seperti
genetic, lingkungan, hiperaktivitas
susunan saraf simpatik, sistem
rennin angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler dan faktor yang
meningkatkan resiko seperti
obseitas, alcohol, merokok, serta
polisitemia
Hipertensi sekunder atau hipertensi
renal. Penyebab spesifiknya diketahui,
seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskuler renal,
hiperakdosteronisme primer dan
sindrom cushing, feokromositoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan dan
lain-lain (Mansjoer, 2000).
5. Pengaturan tekanan arteri meliputi kontrol
sistem saraf yang kompleks dan hormonal
yang saling berhubungan satu sama lain
dalam mempengaruhi curah jantung dan
tahan faskular perfier. Hal lain yang ikut
dalam pengatutran tekanan darah adalah
refleks baroreseptor. Curah jantung
ditentukan oleh volume sekuncup dan
frekuensi jantung. Tahanan perifer ditentukan
oleh diameter arteriol. Bila diameternya
menurun (vasokontriksi), tahanan perifer
meningkat. Bila diameternya meningkat
(vasodilatasi), tahanan perifer akan menurun.
13. Pendekatan proses keperawatan yang
digunakan dalam asuhan keperawatan
tersebut meliputi pengkajian data,
merumuskan diagnosa keperawatan,
menyusun rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi
14. 1. PENGKAJIAN
Pengkajian yaitu tahap awal dari
proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam
pengumpulan data untuk
mengevaluasi dan
mengidentifikasikan status
kesehatan klien yang berdasarkan
pada kebutuhan dasar manusia
(Nursalam, 2001).
15.
16.
17.
18. d) Riwayat kesehatan
keluarga
Kaji riwayat
keluarga apakah ada
yang mempunyai
penyakit yang sama
dengan klien, riwayat
penyakit menular
atau keturunan.
19. 3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematis guna memperoleh data yang
dikaji dengan mudah dari kasus PJR
meliputi beberapa cara yaitu; inspeksi,
auskultsi, palpasi dan perkusi.
22. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah
menganalisis data subjektif dan
objektif untuk membuat diagnosa
keperawatan. Diagnosa
keperawatan melibatkan proses
berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga,
rekam medik dan pemberi
pelayanan kesehatan yang lain
(http;//
ilmukeperawatan.wordpress.com/20
08).
23. 3. PERENCANAAN
Perencanaan merupakan aktivitas
berorientasi pada tujuan dan sistematik
dimana rancangan intervensi keperawatan
dituangkan dalam rencana keperawatan.
Tujuan bergantung apa yang
diinginkan institusi tersebut untuk
dikembangkan. Tindakan menuju hasil
yang diharapkan dilakukan berdasarkan
tujuan tersebut, dan kriteria evaluasi
dirumuskan untuk menentukan apakah
tindakan direncakan mengarah pada hasil
yang diharakan sambil rencana tetap
dilaksanakan.
24. 4. IMPLEMENTASI
Implementasi/pelaksanaan adalah
inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan diususun dan ditujukan pada
perawat untuk membantu klien dalam
mencapai tujuan yang diharapkan, oleh
karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien
(Doengoes, 2000).
25. 5. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai.
Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa data, perencanaan dan
pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2001).
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan yang berguna untuk menilai kemajuan
dan kemunduran kesehatan setelah dilakukan
asuhan keperawatan. Evaluasi bisa diambil dari
respon yang ada, bentuk catatan perkembangan
yang dilakukan perawat selama tiga hari (Nursalam,
2001).