SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan kuasanya kami dapat
menyelesaikantu. Kami menyuhan kebidanan IV yang berjudul “Eklampsi”
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang dihadapi, namun
berkat kerja keras serta bantuan dari pihak, semua masalah tadi bisa teratasi dengan baik.
Oleh karena itu, kami banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
khazanah cakrawala pemikiran bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………….……..……… 1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1Pengertian Eklampsi ................................................................................... 2
2.2 Etiologi Eklampsi …………………………………………................... 2
2.3 Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi.............................................. ..... 3
2.4 Tanda dan Gejala Eklampsi .................................................................................. 4
2.5 Komplikasi................................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 10
3.2 Saran……………………………………………………………….…… 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Eklampsi dalam bahasa yunani berarti halilintar karena serangan kejang-kejang timbul
tiba-tiba seperti petir.
Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau masa nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala
pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri).
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat,
penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
3. Kejang-kejang atau koma.
1.2 Tujuan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami definisi Eklampsi.
2. Untuk memahami penyebab Eklampsi.
3. Untuk memahami Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi
4. Untuk memahami Tanda dan gejala Eklampsi.
5. Untuk memahami komplikasi yang terjadi pada Eklampsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Eklampsi dalam bahasa yunani ialah “halilintar” karena serangan kejang-kejang
timbul tiba-tiba seperti petir.
Eklampsi merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsi yang tidak teratasi dengan
baik. Selain mengalami gejala preeklampsi eklampsi merupakan penyakit akut dengan kejang
dan demam dalam wanita hamil dan wanita nifas, disertai dengan hipertensi, odem, protein
urine positif, eklampsi juga dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum,
saat atau setelah melahirkan.
2.2 Etiologi Eklampsi
Tidak ada kehamilan tanpa risiko. Pembagiannya, risiko rendah dan risiko tinggi.
Eklampsia merupakan komplikasi yang berat dan mengancam nyawa seseorang. Tanda-tanda
serangan eklampsia ada tapi perubahannya sangat cepat dan ditandai dengan adanya kejang.
“Sebelum kejang, ada tanda. Misalnya, ketegangan di daerah otot muka. Tetapi, itu terjadi
sekian detik sebelum kejang yang sifatnya kaku dan lemas.
Sebagian besar eklampsia adalah lanjutan perburukan, ada yang berat, ada juga yang
ringan. Eklampsia merupakan kumpulan gejala, yang utama tekanan darah tinggi dan adanya
protein dalam urin. Pada eklampsia ringan, tekanan darah 140/90 s.d. < 160/110 dan kadar
protein semikuantitatif positif 2; eklampsia berat, tekanan darah > 160/110 dan kadar protein
semikuantitatif lebih dari positif 2. “Lebih dari positif dua berarti kebocoran protein lebih
banyak dan itu menunjukkan tingkat kebocoran ginjal lebih parah dibandingkan eklampsia
ringan,”
Eklampsia selalu terjadi pada ibu hamil. Kalau terjadi darah tinggi di luar kehamilan,
bukan disebut eklampsia tapi hipertensi atau penyakit lain seperti nefrotik syndrom. “Karena,
penyebab eklampsia adalah kehamilan itu sendiri,” Jika ibu hamil mengalami darah tinggi
sebelum umur kehamilan 20 minggu disebut hipertensi dan kemungkinan ia menderita
hipertensi sebelum hamil. Tetapi, kalau mengalami darah tinggi pada usia kehamilan minimal
20 minggu atau lebih, kemungkinan eklampsia,”
Ada teori yang mengatakan, eklampsia disebabkan karena kekurangan nutrisi. Pada
kelompok ibu-ibu yang mengalami kekurangan nutrisi, kasus meningkat lebih tinggi. Tetapi
lagi-lagi, tidak semua ibu yang kekurangan nutrisi mengalami eklampsia. Bahkan, ada juga
ibu-ibu dengan asupan nutrisi memadai, namun mengalami eklampsia.
Kasus eklampsia juga banyak terjadi pada ibu-ibu dengan kehamilan pertama
dibandingkan ibu pada kehamilan kedua atau ketiga. Hal itu diduga karena pengaruh sperma.
“Masalahnya, sperma dianggap benda asing. Sistem imun ibu bekerja untuk melawannya,”
Karena itu, dianjurkan pada pasangan yang baru menikah menunda kehamilan enam bulan
atau satu tahun agar tubuh ibu mengenal sperma ayah. “Selain itu kan ada manfaat lain, bisa
saling mengenal kepribadian, membangun kebersamaan, dan mempersiapkan finansial
keluarga yang baik lebih dulu,”
Selain itu, banyak kasus preeklampsia terjadi pada wanita berusia muda dan hamil pada
usia terlalu tua. Misalnya, hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun. Pada usai
muda, sistem imun tubuh belum bagus, sedangkan pada usia terlalu tua, penyakit mulai
muncul seperti pembuluh darah mulai menyempit, kelainan metabolik, diabetes, gangguan
ginjal, hipertensi. “Ini menyebabkan risiko pada ibu dan janin. Eklampsia sangat
membahayakan’’Eklampsia bisa dicegah. Peluang terjadinya eklampsia meningkat pada
orang yang memunyai kelainan pembuluh darah menetap, punya penyakit hipertensi kronis,
penyakit diabetes, kelainan pada ginjal, penyakit trombopili, atau pada kehamilan kembar dan
kehamilan anggur. “Karena ari-ari pada bayi kembar akan lebih besar daripada kehamilan
tunggal. Makin besar plasenta, makin besar peluang akar-akar plasenta rusak,”
Meski demikian, pasien yang tidak memunyai riwayat ini juga bisa mengalami eklampsia.
“Kita tak pernah tahu seseorang mengalami suatu kelainan atau tidak jika mereka tidak
pernah memeriksakan diri sebelumnya. Yang penting, siapkan kondisi ibu baik fisik, mental,
sosial dan ekonomi, edukasi yang baik, pengetahuan yang cukup sehingga melalui kehamilan
dengan baik,” katanya menganjurkan. Jika mengalami eklampsia, segera ditangani dengan
benar agar dapat memberikan proses penyembuhan yang lebih baik.
2.3.Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi
KlasifikasiMenurut saat terjadinya eklampsia kita mengenal istilah:
1.Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan (paling sering
setelah 20 minggu kehamilan)
2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan.
3.Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan.
2.4.Tanda dan Gejala Eklampsi.
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat,
penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
3. Kejang-kejang atau koma
Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
aTingkat awal atau aura (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa
melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan
kekiri.
b. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok
kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung
kira-kira 20-30 detik.
c. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan
menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan
kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan
penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.
d. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran
timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.
e. Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.
2.5 Komplikasi.
Pada Ibu:
1. CVA ( Cerebro Vascular Accident )
2. Edema paru
3. Gagal ginjal
4. Gagal hepar
5. Gangguan fungsi adrenal
6. DIC ( Dissemined Intrevasculer Coagulopaathy )
7. Payah jantung.
8. Lidah tergigit (kejang)
9. Merangsang persalinan
10. Gangguan pernafasan
Pada Anak :
1. Prematuritas
2. Gawat janin
3. IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation)
4. Kematianjanin dalam rahim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari preeclampsia yang disertai dengan keadaan
kejang tonik-klonik (grand mal ) yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat
kelainan neurologis (saraf) dan dapat muncul sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada nulipara, dapat
dijumpai sampai 10 hari postpartum. Sedangkan yang dimaksud dengan preeclampsia adalah
hipertensi disertai proteinuridan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada
pembengkakan pada tungkaidan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi
penyakit trofoblastik (kelainan plasenta).Fatal coma tanpa kejang juga bisa diartikan sebagai
eclampsia. Tetapi perlu ada batasan untuk mendiagnosis wanita dengan kejang dan
memperhatikan kematian tanpa kejang yang disebabkanoleh preeklampsia berat (PEB).
.
3.2 Saran
Penulis sangat menyadari kekurangan makalah ini, sehingga jika pembaca menemukan
kekurangan atau kekeliruan, dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan agar pembaca bisa mengenali apa
itu eklapmsi dan membedakannya denga preeklampsi serta bisa mengenali tanda-tanda dari
eklampsi tersebut. Dan sebagai tenaga medis terutama bidan, harus mengetahui dan mampu
menangani penyakit eklampsi tersebut, karena eklampsi adalah penyakit yang penanganannya
harus segera ditindaklanjuti segera untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cuningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, et al. Hypertensive Disorders in
Pregnancy. In : William Obstetrics. 22th ed. Conecticut : Appleton and Lange, 2007
2. Angsar MD dkk. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan Di Indonesia.
Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI
3. Cunningham Gary F. 2005. Gangguan Hipertensi dalam Kehamilan. Jakarta: EGC.
4. Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yay
.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Eklampsi Kehamilan

Askeb tanda bahaya kehamilan
Askeb tanda bahaya kehamilanAskeb tanda bahaya kehamilan
Askeb tanda bahaya kehamilanRhizma Ri'
 
Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...
Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...
Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...Adeline Dlin
 
Kb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsiaKb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsiapjj_kemenkes
 
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumWarnet Raha
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaErlina Wati
 
PPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptxPPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptxindah107935
 
Perkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertamaPerkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertamaSulistia Rini
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksiaWarnet Raha
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaRofi'ah Muwafaqoh
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdftugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdfDhilaReska1
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumSeptian Muna Barakati
 
Kb 2 resiko dini komplikasi kebidanan
Kb 2 resiko dini komplikasi kebidananKb 2 resiko dini komplikasi kebidanan
Kb 2 resiko dini komplikasi kebidananpjj_kemenkes
 

Semelhante a Eklampsi Kehamilan (20)

Kata pengantar eklamsia
Kata pengantar eklamsiaKata pengantar eklamsia
Kata pengantar eklamsia
 
Kel 9
Kel 9Kel 9
Kel 9
 
Askeb tanda bahaya kehamilan
Askeb tanda bahaya kehamilanAskeb tanda bahaya kehamilan
Askeb tanda bahaya kehamilan
 
Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...
Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...
Referat penanganan dan tata laksana kejang pada kehamilan (pembimbing : dr. A...
 
Kb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsiaKb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsia
 
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartum
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & Eklampsia
 
PPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptxPPT Patofisiologi_ID.pptx
PPT Patofisiologi_ID.pptx
 
Perkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertamaPerkembangan janin Trimester pertama
Perkembangan janin Trimester pertama
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia100103439 makalah-asfiksia
100103439 makalah-asfiksia
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdftugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
tugasindividu2tandabahayakehamilan-161004174955.pdf
 
Tugas individu tanda bahaya kehamilan
Tugas individu tanda bahaya kehamilanTugas individu tanda bahaya kehamilan
Tugas individu tanda bahaya kehamilan
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Kb 2 resiko dini komplikasi kebidanan
Kb 2 resiko dini komplikasi kebidananKb 2 resiko dini komplikasi kebidanan
Kb 2 resiko dini komplikasi kebidanan
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Eklampsi Kehamilan

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan kuasanya kami dapat menyelesaikantu. Kami menyuhan kebidanan IV yang berjudul “Eklampsi” Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari pihak, semua masalah tadi bisa teratasi dengan baik. Oleh karena itu, kami banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah cakrawala pemikiran bagi para pembaca. Penulis
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1 1.2 Tujuan …………………………………………………….……..……… 1 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1Pengertian Eklampsi ................................................................................... 2 2.2 Etiologi Eklampsi …………………………………………................... 2 2.3 Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi.............................................. ..... 3 2.4 Tanda dan Gejala Eklampsi .................................................................................. 4 2.5 Komplikasi................................................................................................................ 4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 10 3.2 Saran……………………………………………………………….…… 11 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Eklampsi dalam bahasa yunani berarti halilintar karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri). Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut: 1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih 2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi) 3. Kejang-kejang atau koma. 1.2 Tujuan. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memahami definisi Eklampsi. 2. Untuk memahami penyebab Eklampsi. 3. Untuk memahami Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi 4. Untuk memahami Tanda dan gejala Eklampsi. 5. Untuk memahami komplikasi yang terjadi pada Eklampsi.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Eklampsi dalam bahasa yunani ialah “halilintar” karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. Eklampsi merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsi yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsi eklampsi merupakan penyakit akut dengan kejang dan demam dalam wanita hamil dan wanita nifas, disertai dengan hipertensi, odem, protein urine positif, eklampsi juga dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan. 2.2 Etiologi Eklampsi Tidak ada kehamilan tanpa risiko. Pembagiannya, risiko rendah dan risiko tinggi. Eklampsia merupakan komplikasi yang berat dan mengancam nyawa seseorang. Tanda-tanda serangan eklampsia ada tapi perubahannya sangat cepat dan ditandai dengan adanya kejang. “Sebelum kejang, ada tanda. Misalnya, ketegangan di daerah otot muka. Tetapi, itu terjadi sekian detik sebelum kejang yang sifatnya kaku dan lemas. Sebagian besar eklampsia adalah lanjutan perburukan, ada yang berat, ada juga yang ringan. Eklampsia merupakan kumpulan gejala, yang utama tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Pada eklampsia ringan, tekanan darah 140/90 s.d. < 160/110 dan kadar protein semikuantitatif positif 2; eklampsia berat, tekanan darah > 160/110 dan kadar protein semikuantitatif lebih dari positif 2. “Lebih dari positif dua berarti kebocoran protein lebih banyak dan itu menunjukkan tingkat kebocoran ginjal lebih parah dibandingkan eklampsia ringan,” Eklampsia selalu terjadi pada ibu hamil. Kalau terjadi darah tinggi di luar kehamilan, bukan disebut eklampsia tapi hipertensi atau penyakit lain seperti nefrotik syndrom. “Karena, penyebab eklampsia adalah kehamilan itu sendiri,” Jika ibu hamil mengalami darah tinggi sebelum umur kehamilan 20 minggu disebut hipertensi dan kemungkinan ia menderita hipertensi sebelum hamil. Tetapi, kalau mengalami darah tinggi pada usia kehamilan minimal 20 minggu atau lebih, kemungkinan eklampsia,”
  • 5. Ada teori yang mengatakan, eklampsia disebabkan karena kekurangan nutrisi. Pada kelompok ibu-ibu yang mengalami kekurangan nutrisi, kasus meningkat lebih tinggi. Tetapi lagi-lagi, tidak semua ibu yang kekurangan nutrisi mengalami eklampsia. Bahkan, ada juga ibu-ibu dengan asupan nutrisi memadai, namun mengalami eklampsia. Kasus eklampsia juga banyak terjadi pada ibu-ibu dengan kehamilan pertama dibandingkan ibu pada kehamilan kedua atau ketiga. Hal itu diduga karena pengaruh sperma. “Masalahnya, sperma dianggap benda asing. Sistem imun ibu bekerja untuk melawannya,” Karena itu, dianjurkan pada pasangan yang baru menikah menunda kehamilan enam bulan atau satu tahun agar tubuh ibu mengenal sperma ayah. “Selain itu kan ada manfaat lain, bisa saling mengenal kepribadian, membangun kebersamaan, dan mempersiapkan finansial keluarga yang baik lebih dulu,” Selain itu, banyak kasus preeklampsia terjadi pada wanita berusia muda dan hamil pada usia terlalu tua. Misalnya, hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun. Pada usai muda, sistem imun tubuh belum bagus, sedangkan pada usia terlalu tua, penyakit mulai muncul seperti pembuluh darah mulai menyempit, kelainan metabolik, diabetes, gangguan ginjal, hipertensi. “Ini menyebabkan risiko pada ibu dan janin. Eklampsia sangat membahayakan’’Eklampsia bisa dicegah. Peluang terjadinya eklampsia meningkat pada orang yang memunyai kelainan pembuluh darah menetap, punya penyakit hipertensi kronis, penyakit diabetes, kelainan pada ginjal, penyakit trombopili, atau pada kehamilan kembar dan kehamilan anggur. “Karena ari-ari pada bayi kembar akan lebih besar daripada kehamilan tunggal. Makin besar plasenta, makin besar peluang akar-akar plasenta rusak,” Meski demikian, pasien yang tidak memunyai riwayat ini juga bisa mengalami eklampsia. “Kita tak pernah tahu seseorang mengalami suatu kelainan atau tidak jika mereka tidak pernah memeriksakan diri sebelumnya. Yang penting, siapkan kondisi ibu baik fisik, mental, sosial dan ekonomi, edukasi yang baik, pengetahuan yang cukup sehingga melalui kehamilan dengan baik,” katanya menganjurkan. Jika mengalami eklampsia, segera ditangani dengan benar agar dapat memberikan proses penyembuhan yang lebih baik. 2.3.Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi KlasifikasiMenurut saat terjadinya eklampsia kita mengenal istilah: 1.Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan (paling sering setelah 20 minggu kehamilan) 2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan. 3.Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan.
  • 6. 2.4.Tanda dan Gejala Eklampsi. Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut: 1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih 2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi) 3. Kejang-kejang atau koma Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi: aTingkat awal atau aura (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri. b. Stadium kejang tonik Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik. c. Stadium kejang klonik Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur. d. Stadium koma Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. e. Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ. 2.5 Komplikasi. Pada Ibu: 1. CVA ( Cerebro Vascular Accident ) 2. Edema paru 3. Gagal ginjal 4. Gagal hepar 5. Gangguan fungsi adrenal 6. DIC ( Dissemined Intrevasculer Coagulopaathy ) 7. Payah jantung. 8. Lidah tergigit (kejang)
  • 7. 9. Merangsang persalinan 10. Gangguan pernafasan Pada Anak : 1. Prematuritas 2. Gawat janin 3. IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation) 4. Kematianjanin dalam rahim.
  • 8. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari preeclampsia yang disertai dengan keadaan kejang tonik-klonik (grand mal ) yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf) dan dapat muncul sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada nulipara, dapat dijumpai sampai 10 hari postpartum. Sedangkan yang dimaksud dengan preeclampsia adalah hipertensi disertai proteinuridan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkaidan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan plasenta).Fatal coma tanpa kejang juga bisa diartikan sebagai eclampsia. Tetapi perlu ada batasan untuk mendiagnosis wanita dengan kejang dan memperhatikan kematian tanpa kejang yang disebabkanoleh preeklampsia berat (PEB). . 3.2 Saran Penulis sangat menyadari kekurangan makalah ini, sehingga jika pembaca menemukan kekurangan atau kekeliruan, dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan agar pembaca bisa mengenali apa itu eklapmsi dan membedakannya denga preeklampsi serta bisa mengenali tanda-tanda dari eklampsi tersebut. Dan sebagai tenaga medis terutama bidan, harus mengetahui dan mampu menangani penyakit eklampsi tersebut, karena eklampsi adalah penyakit yang penanganannya harus segera ditindaklanjuti segera untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA 1. Cuningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, et al. Hypertensive Disorders in Pregnancy. In : William Obstetrics. 22th ed. Conecticut : Appleton and Lange, 2007 2. Angsar MD dkk. Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan Di Indonesia. Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI 3. Cunningham Gary F. 2005. Gangguan Hipertensi dalam Kehamilan. Jakarta: EGC. 4. Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yay .