Makalah ini membahas tentang nomina (kata benda) dan bentuk-bentuknya. Nomina dibedakan menjadi dua golongan yaitu nomina konkret dan abstrak. Nomina dapat terbentuk secara murni atau dengan proses afiksasi menggunakan awalan, akhiran, atau kombinasi keduanya. Terdapat juga problematika penggunaan nomina di kalimat nonbaku maupun proses nominalisasi kata kerja.
1. NOMINA ( KATA BENDA ) DAN SELUK BELUKNYA
MAKALAH KELOMPOK
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Morfologi Bahasa Indonesia
dari dosen Drs. Encep Kusumah, M.Pd
oleh :
Ani oktaviani
1102325
Ilham Miftahudin
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nomina
C. A . Mees ( M. Ramlan, 1985: 10 ) mengatakan bahwa kata benda ataunomen substantivum ialah kata
yang menyebut nama substansi atau perwujudan. Kata golongan ini dapatdibedakan menjadi dua
golongan, ialah kata benda yang bersifat konkret dan kata benda yang bersifat abstrak.
Madong Lubis ( M. Ramlan, 1985: 31 ) mengatakan bahwa kata benda ialah segala sesuatu yang ada di
alam ini, baik manusia, baik binatang dan tumbuh-tumbuhan maupun barang yang tidak hidup.
Gorys Keraf ( M. Ramlan, 1985: 45 ) mengatakan bahwa kata benda ialah semua kata yang dapat
diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat.
Kesimpulan : Kata benda adalah semua kata yang menunjukan suatu perwujudan bentuk maupun
sesuatu yang tak berbentuk.
B.
Bentuk – Bentuk Nomina
Menurut Tardjan Hardidjaja, kata benda dapat digolongkan menjadi dua golongan berdasar
keadaannya :
1.
Kata benda konkret, ialah kata benda yang menyatakan benda yang benar-benar ada atau benda
khayal. Misalnya kata-kataorang, burung kakatua, Lautan Teduh, buku pelajaran, hantu, bidadari dan
sebagainya.
2.
Kata benda abstrak, ialah kata benda yang menyatakan nama benda yang adanya hanya dapat
dipahami oleh pikiran, misalnya kata-kata ilham, pikir, angan-angan, perjanjian, perdagangan,
perdamaian, kekuatan, kerajinan dan sebagainya.
2. Menurut artinya, kata benda dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu :
1.
Kata benda nama jenis, misalnya kata-katarumah, daun, pohon, dunia, matahari, laut, gunung,kitab.
2.
Kata benda nama diri, misalnya kata-kataMei, Lautan Teduh, Surono, Gunung Merapi, Sungai Barito.
3.
Kata benda nama zat, misalnya batu, pasir, kayu, besi, mas, garam, tembaga, tanah liat, beras.
4.
Kata benda nama kumpulan, misalnyaberkas, rumpun, kelompok, gugusan, pasukan, sayuran, daundaunan.
Menurut Abdul Chaer, ada tiga macam kata benda, yaitu :
1.
Kata benda yang jumlahnya dapat dihitung, sehingga di depan kata benda itu dapat diletakan kata
bantu bilangan. Ke dalam kelompok kata benda ini termasuk kata-kata yang menyatakan :
a)
Orang, termasuk kata-kata :
1)
Nama diri, seperti Hasan, Abas, Siti, Indra dan Tanti.
2)
Nama perkerabatan, seperti adik, ibu, paman, ayah, kakak dan kakek.
3)
Nama pangkat, jabatan atau pekerjaan, seperti lurah, letnan, penulis, polisi dan raden.
4)
Nama gelar, seperti insinyur, petani dan professor.
b)
Hewan, seperti kucing, kuda, jerapah dan gajah.
c)
Tumbuhan, seperti palem, kaktus, mahoni, kenanga dan bakung.
d)
Alat, perkakas, atau perabot, seperti obeng, pisau, gergaji dan palu.
e)
Benda alam, seperti kota, sungai, binatang, desa, dan danau.
f)
Hal atau proses, seperti peraturan, perampokan, kekuatan, pembongkaran dan pembelajaran
g)
Hasil, seperti bendungan, jawatan, karangan dan tulisan.
2.
Kata benda yang jumlahnya tak terhitung. Untuk dapat dihitung, di depan kata benda itu harus
diletakkan kata keterangan ukuran satuan sepertigram, ton, cm (centimeter), km (kilometer), persegi,
kubik ; termasuk juga kata-kata yang menyatakan nama wadah yang menjadi tempat benda tersebut
seperti karung, gelas,kaleng, truk, dan gerobak. Serta kata-kata seperti (se)ikat, (se)potong, (se)kerat. Ke
dalam kelompok kata-kata ini termasuk juga kata-kata yang menyatakan :
a)
Bahan, seperti semen, pasir, tepung, gula,beras,dan kayu.
b)
Zat, seperti air, asap, udara dan bensin.
3.
Kata benda yang menyatakan nama khas. Di muka kata benda ini tidak dapat diletakan kata bilangan,
seperti Jakarta, Bali, Galunggung, Toba, Eropa, Madinah dan Amazone.
C.
Ciri-Ciri Nomina
3. Menurut S. Wojowasito, kata benda ini mempunyai cirri-ciri :
1.
Lazim menduduki fungsi subjek dan objek.
2.
Lazim diikuti kata itu.
3.
Dapat didahului oleh preposisi.
4.
Dapat diikuti oleh nama pribadi.
5.
Dapat didahului oleh kata bilangan.
6.
Dapat diikutioleh suatu sifat.
Sedangkan menurut , ciri-ciri nomina adalah dilihat dari adverbial pendampingnya adalah bahwa katakata yang termasuk kelas nomina.
1.
Tidak dapat didahului oleh adverbial negasitidak.
Kucing
Meja
*tidak
Bulan
Rumah
Pensil
2.
Tidak dapat didahului oleh adverbial derajat agak (lebih, sangat dan paling).
Kucing
Meja
*agak
Bulan
Rumah
Pensil
3.
Tidak dapat didahului oleh adverbialkeharusan, wajib.
Kucing
Meja
*wajib
Bulan
Rumah
Pensil
4.
-
Dapat didahului oleh adverbial yang menyatakan jumlah seperti satu, sebuah, sebatang, dsb. Misalnya :
Sebuah meja
Seekor kucing
4. Sebatang pensil
Selembar kertas
Dua orang mahasiswa
D.
Pembentuk Nomina
1.
Pembentuk nomina secara murni
Pembentuk nomina secara murni maksudnya adalah kata benda yang secara murni telah menjadi kata
benda tanpa harus mendapat imbuhan.contohnya kursi, batu, ibu, bapak, rumah, jiwa, ilham, ilmu dll.
2.
Pembentuk nomina dengan afiksasi
Menurut Abdul Chaer (2006: 87) kata benda turunan dapat dikenali bentuknya, yang mungkin :
Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang dan penyair.
Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
Berakhiran –nya, seperti jatuhnya, naiknya dan besarnya.
Berimbuhan gabungan pe- -an, sepertipembangunan, pengembangan dan pelebaran.
Berimbuhan gabung per- -an, seperti pertemuan, persatuan dan pertambangan.
Berimbuhan gabung ke- -an, seperti keadilan, kebijaksanaan dan kekayaan.
Sedangkan menurut Harimurti Kridalaksana (1992: 66) afiks pembentuk nomina :
Sufiks –an, contohnya catatan, manisan, ruangan, kuburan, lapangan, meteran, ribuan, harian,
recehan,minuman, pasangan, ayunan dll.
Prefiks ke-, contohnya ketua, kehendak, kekasih.
Prefiks peN-,contohnya penyanyi, pelaku, pemukul, penggaris, perokok, pelaut, penunjuk, pembesar,
pejabat, petinju pelajar, petunjuk dll.
Prefiks se-, contohnya seasrama, sekantor, sealiran dll
Kombinasi afiks pemer-, contohnya pemersatu.
Konfiks ke- -an, contohnya kebakaran, keputusan, kenaikan, kesatuan, keuntungan, keberanian dll.
Konfiks pe- -an, contohnya pemasukan dan pengaturan.
Konfiks per- -an, contohnya pertunjukan, perdamaian, perumahan dan peraturan.
Kombinasi afiks keber- -an, contohnya keberhasilan dan keberangkatan.
Kombinasi afiks keter- -an, contohnya keterikatan dan keterlambatan.
Kombinasi afiks pember- an, contohnya pemberlakuan.
Kombinasi afiks perseke- -an, contohnya persemakmuran.
Infiks –el-, contohnya telunjuk, gelembung,telapak, geligi.
Infiks –er-, contohnya seruling dan gerigi.
Sufiks –at, contohnya muslimat dan hadirat.
Sufiks –si, contohnya politisi dan kritisi.
Sufiks –in, contohnya hadirin dan muslimin.
Sufiks –ir, contohnya importer dan eksportir.
Sufiks-ur, contohnya redaktur dan direktur.
Sufiks –ris, contohnya direktris.
Sufiks –us, contohnya kritikus dan politikus.
Sufiks –isme, contohnya humanism, kapitalisme dan feodalisme.
5.
Sufiks –is, contohnya kapitalis dan feodalis.
Sufiks –isasi, contohnya inventarisasi.
Sufiks –isida, contohnya fungisida dan insektisida.
Sufiks –ita, contohnya biduanita dan seniorita.
Sufiks –or, contohnya deklamator dan proklamator.
Sufiks –tas, contohnya aktivitas dan realitas.
E.
Problematika Nomina
1.
Problematika pertama
Dalam bahasa ragam non baku sebuah kata benda dapat juga menduduki fungsi predikat seperti kalimat
:
-
Ayahnya dokter di puskesmas.
S
P
K
Padahal kata dokter adalah kata benda yang menurut S. Wojowasito lazimnya menduduki jabatan
subjek dan predikat.
2.
Problematika kedua
Proses nominalisasi kata kerja yang terdapat dalam kalimat:
-
Membatik adalah pekerjaan bu Ratnasehari-hari.
verb
S
P
O
verb
nom
nom
ket
K
Kata bekerja adalah kata kerja. Dalam kalimat tersebut bekerja menduduki jabatan subjek. Maka
kata bekerja mengalami proses nominal.
F.
Analisis Problematika
Dalam bahasa ragam non baku (problematika pertama), kata benda dokter yang lazimnya menduduki
posisi subjek atau objek dalam kalimat tersebut menduduki posisi predikat. Hal tersebut terjadi karena
penutur ingin menyederhanakan ucapannya. Kata dokter dapat normal kembali menjadi kata benda jika
kalimat tersebut menjadi :
Ayahnya
adalah
seorang
dokter
di puskesmas
Nom
S
P
O
verb
k. sandang nom
nom
K
Problematika kedua terjadi karena penutur ingin menegaskan aktivitas membatik yang dilakoni bu
Ratih, bukan kegiatan yang lain. Padahal dalam hakikatnya membatikmerupakan kata kerja yang lazim
menduduki jabatan predikat. Hal ini bias dikembalikan ke fungsi aslinya jika susunan kalimat tersebut
diubah menjadi:
-
Sehari-hari bu Ratna membatik
-
Pekerjaan sehari-hari bu Ratna adalah membatik
-
Bu Ratna membatik tiap hari
-
Kegiatan membatik adalah pekerjaan bu Ratna sehari-hari
6. SIMPULAN
Berdasarkan urain di atas, kami dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut :
1.
Kata benda terdiri atas 2 jenis, yaitu kata benda konkret dan kata benda abstrak.
2.
Kata benda terbentuk karena pembentukan murni dan pembentukan melalui proses afiksasi.
3.
Kata benda lazim menduduki jabatan subjek dan objek, namun terdapat beberapa kelas kata yang
dapat berubah menjadi kata benda jika mengalami proses nominalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. (1992). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Ramlan, M. (1985). Tatabahasa Indonesia; Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset.
Morfologi Bahasa Indonesia; Pendekatan Proses.