SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sorgum ( Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai
sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5, sorgum
berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan
makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara.Keunggulan sorgum terletak
pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu
input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan
lain.
Sorgum terdiri dari beberapa varietas dengan kandungan nutrisi yang berbeda-beda.
Dengan adanya berbagai varietas tanaman sorgum maka kualitas yang ada pada daun
tanaman ini untuk tiap-tiap varietas kemungkinan besar berbeda, sehingga untuk
pemanfaatannya sebagai pakan perlu mengetahui kandungan nutrisi tanaman sorgum dari
varietas yang tepat pakan yang dihasilkan tanaman sorgum di Sulawesi Selatan sehingga
perlu danya analisis untuk pemanfaatannya sebagai pakan dengan pemilihan varietas yang
tepat.
Kandungan nutrisi tanaman sorgum ini setara dengan tanaman jagung, sebagai bahan
pangan maupun sebagai pakan. Tanaman sorgum juga memiliki kelebihan dapat dipanen 2-3
kali dalam sekali tanam. Sorgum merupakan tanaman penghasil pakan hijauan sekitar 15-20
ton/ha/th dan pada kondisi optimum dapat mencapai 30-45 ton/ha/th dalam bentuk bahan
segar. Tanaman sorgum, mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan dan
genangan bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir
disetiap jenis tanah. Kendati kandungan nutrisi sorgum yang tinggi, saat ini belum dapat
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan sorgum sendiri belum mencapai taraf
pengembangan yang memuaskan. Nilai jual sorgum dilihat belum potensial sebagaimana
produk serealia yang lain seperti beras, jagung, gandum dan kacang-kacangan. Pemanfaatan
sorgum oleh petani sendiri masih terkendala dengan kelengkapan fasilitas yang diperlukan
seperti mesin pemecah biji dan peralatan pengolahan pascapanen lainnya. Biji sorgum sulit
dikupas sehingga diperlukan perbaikan teknologi penyosohan. Kesulitan ini pun dialami
Maria Loretha yang harus bersusah payah mendapatkan penggilingan beras di pedalaman
Pulau Adonara yang mau menyosoh sorgum hasil panen pertamanya.
Produksi sorgum di Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk
sorgum belum tersedia di pasar-pasar. Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti
Amerika, India dan Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan
bakar etanol (bioetanol). Secara tradisional, bioetanol telah lebih lama diproduksi dari
molases hasil limbah pengolahan gula tebu (sugarcane). Walaupun harga molases tebu relatif
lebih murah, namun bioetanol sorgum dapat berkompetisi. Aspek Ekonomi dan Botani
Sorgum.
Sorgum termasuk tanaman rumputan kekar dengan tinggi mencapai 0,5 - 6 m. Batang
tunggal, padat tanpa rongga, dan di bagian tengahnya terdapat berkas-berkas pengangkut.
Daun mempunyai panjang 30 - 135 cm, dan lebar 1,5 - 15 cm. Sistem perakaran memanjang
sampai kedalaman 1,5 m ke dalam tanah, dimana 90% dari jumlah akar terletak pada
kedalaman sampai 90 cm dari permukaan tanah. Biji sorgum berbentuk bola dan mempunyai
warna yang bervariasi, dari putih, kuning pucat, merah, cokelat, sampai cokelat tua keunguan.
Keberhasilan perkecambahannya selain dipengaruhi oleh lingkungan (suhu, air, cahaya, dan
sebagainya) juga dipengaruhi oleh keadaan biji (penuaan pada saat panen, penyimpanan,
ukuran dan berat biji). Daun sorgum berbentuk lurus memanjang. Biji sorgum berbentuk
bulat dengan ujung mengerucut, berukuran diameter sekitar 2 mm. Satu pohon sorgum
mempunyai satu tangkai buah yang memiliki beberapa cabang buah. Produktivitas sorgum di
Indonesia sangat berfluktuatif. Hal ini dikarenakan budidaya tanaman dan pengelolahan
pasca panen sorgum belum stabil.
Sorgum mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia
sebagai tanaman penghasil bahan pangan dan pakan ternak. Sistem pengolahan tanah bagi
sorgum sebaiknya dilakukan seperti halnya pengolahan tanah pada jagung. Waktu tanam
sorgum sebaiknya diatur dengan baik agar pembungaan tanaman terjadi pada saat hujan
mulai kurang dan pemasakan biji bersamaan pada musim kemarau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Sorgum
Klasifikasi Taksonomi Tanaman Sorgum (Anonim, 2012):
Kingdom : Plantae/tumbuhan
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
SubKelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Sorghum
Spesies : Sorghum bicolor (L.) Moench
Tanaman sorgum merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili graminae yang
mampu tumbuh tinggi hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana
kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe
panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung
tanaman. Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung, yang membedakan
adalah tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna, sedangkan sorgum bunga
sempurna.Tanaman sorgum memiliki akar serabut. menyatakan bahwa sorgum merupakan
tanaman biji berkeping satu tidak membentuk akar tunggang dan hanya akar lateral. Sistem
perakarannya terdiri atas akar-akar seminal (akar-akar primer) pada dasar buku pertama
pangkal batang, akar-akar koronal (akar-akar pada pangkal batang yang tumbuh ke arah atas)
dan akar udara (akar-akar yang tumbuh dipermukaan tanah).Tanaman sorgum membentuk
perakaran sekunder 2 kali lipat dari jagung, (Rismunandar, 2006).
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman graminae yang
mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat
kelaminnya berada di dalam satu bunga. Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada
pada lapisan epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum
mampu bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah (Kusuma dkk., 2008).
Pentingnya tanaman sorgum tersebut menyebabkan perkembangan pemuliaan
tanaman ini berkembang cukup pesat. Pemuliaan tanaman sorgum lebih diarahkan pada
tinggi tanaman, hasil, ketahanan terhadap hama penyakit, kualitas dan mutu biji. Berdasarkan
bentuk malai dan tipe spikelet, sorgum diklasifikasikan ke dalam 5 ras yaitu ras Bicolor,
Guenia, Caudatum, Kafir, dan Durra. Ras Durra yang umumnya berbiji putih merupakan tipe
paling banyak dibudidayakan sebagai sorgum biji (grain sorgum) dan digunakan sebagai
sumber bahan pangan. Diantara ras Durra terdapat varietas yang memiliki batang dengan
kadar gula tinggi disebut sebagai sorgum manis (sweet sorghum). Sedangkan ras-ras lain
pada umumnya digunakan sebagai biomasa dan pakan ternak. Program pemuliaan sorgum
telah berhasil memperoleh varietas dengan kandungan gula yang tinggi (sweet sorghum)
sehingga dapat menggantikan tanaman tebu sebagai penghasil bahan pemanis. Sorgum manis
tersebut telah berhasil dibudidayakan di China sebagai bahan pembuat biofuel (Kusuma dkk.,
2008). Sorgum merupakan tanaman dari keluarga Poaceae dan marga Sorghum. Sorgum
sendiri memiliki 32 spesies. Diantara spesies-spesies tersebut, yang paling banyak
dibudidayakan adalah spesies Sorghum bicolor (japonicum). Tanaman yang lazim dikenal
masyarakat Jawa dengan nama Cantel ini sekeluarga dengan tanaman serealia lainnya seperti
padi, jagung, hanjeli dan gandum serta tanaman lain seperti bambu dan tebu. Dalam
taksonomi, tanaman-tanaman tersebut tergolong dalam satu keluarga besar Poaceae yang juga
sering disebut sebagai Gramineae/rumput-rumputan (Anas, 2011).
Sorgum telah dibudidayakan di Cina selama lebih dari 5000 tahun dan sekarang roti
dengan bahan sorgum merupakan makanan paling penting di sebagian besar daerah kering di
Afrika dan Asia (Bouman, 1985). Bahan pangan biji sorgum dapat diolah menjadi berbagai
macam makanan. Tepung sorgum dapat diolah sebagai bahan dasar roti. Roti tawar yang
terbuat dari tepung sorgum tidak berbeda teksturnya dibandingkan roti yang terbuat dari
tepung terigu (Syam dkk., 1996).
Lingkungan tumbuh untuk tanaman sorgum adalah optimum pada ketinggian tempat
kurang lebih 0 – 500 m dpl. Semakin tinggi tempat pertanaman akan semakin memperlambat
waktu berbunga dari tanaman sorgum. Temperatur yang dibutuhkan tanaman sorgum adalah
25°C – 27°C adalah suhu terbaik untuk perkecambahan biji sorgum, sedangkan untuk
pertumbuhannya perlu suhu sekitar 23oC – 30°C dengan keasaman tanah atau pH optimum
tanah untuk pertumbuhannya sekitar 6.0 – 7.5. Sorghum dimanfaatkan sebagai bahan pangan
dan pakan ternak, memiliki kandungan nutrisi yang baik bahkan kandungan proteinnya lebih
tinggi daripada beras. Kandungan tersebut adalah kalori (332 cal), protein (11,0 g), lemak
(3,3 g), karbohidrat (73,0 g), kalsium (28,0 mg), besi (4,4 mg), posfor (287 mg) dan vit B1
(0,38 mg) (Laimehewira Jantje, 1997). Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi
agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit
serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain seperti jagung
dan gandum. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang baik, sehingga
dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Biji sorgum
memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan sering digunakan sebagai bahan baku industri bir,
pati, gula cair atau sirup, etanol, lem, cat, kertas dan industri lainnya. Tanaman sorgum telah
lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia khususnya di daerah Jawa Tengah, Jawa
Timur, Maluku, NTB, dan NTT (Yanuwar, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Klasifikasi Tanaman Sorgum
Setelah dipanen bahan pangan secara fisiologi masih hidup. Proses hidup ini perlu
dipertahankan, tetapi sebaiknya jangan dibiarkan berlangsung cepat. Jika proses hidup ini
berjalan cepat, maka akan terjadi kebusukan. Penanganan pascapanen yang baik akan
menekan kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari
penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak
layak dikonsumsi.
Bahan pangan yang tergolong pada biji-bijian banyak sekali jenisnya, antara lain
adalah jagung, padi, gandum, sorgum, kedelai, kacang panjang, kacang hijau, kacang
tunggak, berbagai jenis kara, dan lain-lain. Secara individual, tiap biji-bijian mempunyai
sifat-sifat tersendiri yang spesifik Penanganan pascapanen pada komoditas tanaman pangan
yang berupa biji-bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacang-kacangan dilakukan
penanganan berupa pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan
(curing/drying), pengemasan, penyimpanan, dan pencegahan serangan hama dan penyakit.
Hal ini bertujuan untuk mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik
serta layak dan tetap enak dikonsumsi serta dapat tahan agak lama jika disimpan.
Berdasarkan Laimeheriwa (1990) tahapan penanganan pascapanen sorgum antara lain:
a. Pengeringan
Biasanya pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama ± 60 jam hingga
kadar air biji mencapai 10 – 12 %. Kriteria untuk mengetahui tingkat kekeringan biji
biasanya dengan cara menggigit bijinya. Bila bersuara berarti biji tersebut telah kering.
Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi, pengeringan dapat dilakukan dengan cara
menggantungkan batang-batang sorgum di atas api dalam suatu ruangan atau di atas api
dapur.
b. Perontokan
Perontokan secara tradisional dilakukan dengan pemukul kayu dan dikerjakan di atas
lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan terus menerus hingga biji lepas. Setelah itu
dilakukan penampian untuk memisahkan kotoran yang terdiri dari daun, ranting, debu atau
kotoran lainnya. Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud agar kotorannya dapat
terpisah dari biji dengan bantuan hembusan angin. Agar dicapai hasil yang terbaik dan efisien
dianjurkan agar menggunakan wadah supaya biji tetap bersih, usahakan agar biji segera
dirontokan setelah panen untuk mencegah serangan tikus dan burung serta kadar air tidak
boleh lebih dari 10 – 12 % untuk mencegah pertumbuhan jamur.
c. Penyimpanan
Penyimpanan sederhana di tingkat petani adalah dengan cara menggantungkan malai
sorgum di ruangan di atas perapian dapur. Cara ini berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan
proses pengeringan dan asap api berfungsi pula sebagai pengendalian hama selama
penyimpanan. Namun jumlah biji yang dapat disimpan dengan cara ini sangat terbatas. Bila
biji disimpan dalam ruangan khusus penyimpanan (gudang), maka tinggi gudang harus sama
dengan lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak mudah timbul. Dinding
gudang sebaiknya terbuat dari bahan yang padat sehingga perubahan suhu yang terjadi pada
biji dapat dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari bahan besi karena sangat peka
terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji harus kering, bersih dan utuh (tidak pecah).
Tahapan pascapanen di atas masih berlanjut pada tahap pengolahan. Pemanfataan
sorgum menjadi produk olahan dapat dibagi menjadi produk olahan setengah jadi dan produk
olahan jadi. Produk olahan setengah jadi atau intermediate product yang dimaksud ialah
pengolahan biji sorgum menjadi beras atau dikenal dengan istilah dhal sorgum, pembuatan
tepung dan pati sorgum. Sedangkan produk olahan jadi ialah hasil olahan yang siap
dikonsumsi.
3.2 Klasifikasi Tanaman Sorgum
3.2.1 Penyosohan biji sorgum
Penyosohan biji sorgum dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu penyosohan secara
tradisional, penyosohan dengan mesin penyosoh tipe abrasif serta penyosohan alkalis. Penyosohan
dengan metode mekanis. Penyosohan biji sorgum varietas AZU1-1 (AZ Unpad) dengan mesin
penyosoh beras tipe abrasive selama 2 menit memberikan hasil terbaik (rendemen 82.81%, biji utuh
98.04%, biji pecah 1.96%). Penyosohan selama 2 menit juga memberikan kualitas tepung yang baik
dengan tingkat kecerahan (putih) yang menyerupai tepung terigu.
Penepungan dapat dilakukan dengan Hammer mill dengan sebelumnya diberi perlakuan
pengeringan. Pengeringan dengan oven 120o
C selama 10 atau 20 menit dan pengayakan dengan
menggunakan ukuran saringan 40 mesh menghasilkan rendemen tertinggi. Untuk mendapatkan
karakteristik tepung terbaik sebaiknya dikeringkan selama 20 menit dan menggunakan saringan 100
mesh.
3.3. Klasifikasi Tanaman Sorgum
3.3.1. Substitusi tepung terigu pada pembuatan roti
Dalam pembuatan roti, imbangan 80% tepung terigu dan 20% tepung sorgum dengan metode
pembuatan roti straight process cara Lange dihasilkan roti tawar dengan karakteristik baik dan
disukai. Nilai kesukaan terhadap roti tawar campuran tepung terigu dan tepung sorgum adalah untuk
penampakan keseluruhan 3,7 (biasa sampai agak suka); warna crust 3,4 (biasa sampai agak suka);
warna crumb 4,0 (agak suka); keseragaman pori 4,0 (agak suka); aroma 3,5 (biasa sampai agak suka);
keempukan dengan ditekan 3,8 (biasa sampai agak suka); keempukan dengan digigit 4,0 (agak suka)
dan rasa 3,7 (biasa sampai agak suka), pengembangan volume roti tawar sebesar 272,17 % dan kadar
air bagian crust 23,52%, bagian crumb dekat crust 34,21%, serta bagian crumb 53,93%.
3.3.2. Imbangan tepung sorgum dengan tepung ketan dalam pe mbuatan Opak
Dalam pembuatan Opak sorgum, imbangan terbaik antara tepung sorgum dan tepung ketan
diperoleh pada substitusi tepung sorgum 50% (50:50) karena memiliki tingkat pengembangan paling
tinggi dan menghasilkan nilai kesukaan sifat permukaan, citarasa dan kerenyahan paling baik. Pada
imbangan tersebut, Opak yang disangan memiliki karakteristik inderawi (warna dan pengembangan)
lebih baik dibandingkan dengan opak yang dipanggang.
3.3.3. Substitusi tepung terigu pada pembuatan Stik Bawang
Untuk pembuatan makanan ringan stik bawang, imbangan tepung sorgum dan tepung terigu
sebesar 60:40 menghasilkan karakteristik adonan yang baik, dan merupakan imbangan yang paling
disukai yang meliputi citarasa, kehalusan permukaan, aroma, kerenyahan, dan kenampakan
keseluruhan. Rata-rata konsumen/ panelis dalam penelitian memperlihatkan tingkat kesukaan dari
biasa sampai suka.
3.3.4. Imbangan tepung sorgum dan tepung tapioka dalam pembuatan Krupuk
Untuk pembuatan krupuk sorgum, imbangan terbaik antara tepung sorgum dan tepung tapioka
adalah sebanyak 50:50. Hasil krupuk rata-rata disukai sampai sangat suka oleh para konsumen/
panelis. Penambahan imbangan tepung sorgum sampai 60% telah meningkatkan kerenyahan dan
citarasa dari krupuk yang dihasilkan. Namun demikian penampakan krupuknya menjadi kurang
menarik dan berwarna agak coklat. Hal ini bisa diatasi dengan penambahan pewarna makanan pada
adonan krupuk.
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Sorgum ( Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai
sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5,
sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai.
2. Penanganan pascapanen yang baik akan menekan kehilangan (losses), baik dalam
kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai komoditas
tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi.
3. Pengelolahan hasil produksi tanaman gandum dapat dilakukan dengan berbagai cara
untuk menghasilkan prodak sehingga nilai jual tanaman sorgum meningkat.
5.2. Saran
Penanganan pasca panen tanaman sorgum sangat perlu dilakukan dengan intensif
untuk meningkatkan kualitas hasil produksi. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki tulisan kami.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2012.Klasifikasi Tanaman Sorgum. http://andiariewijakusuma.blogspot.com
/2011/03/laporan-budidaya-tanaman-semusim-sorgum.html. Diakses pada tanggal 4
Desember 2013. Pukul 23.00 WIB. Bandar Lampung
Anas.2011.Sorgum.http://xa.yi1.mg.com/kq/groups/25896088/1112009878/
name/sorgum1.doc. Diakses tanggal 26 Juni 2012. Pukul 23.20 WIB. Bandar Lampung
Kusuma, J., F.N. Azis, A. Hanif, Erifah I., M. Iqbal, A. Reza dan Sarno. 2008. Tugas
Terstruktur Mata Kuliah Pemulihan Tanaman Terapan; Sorgum. Departemen Pendidikan
Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Pertanian, Purwokerto.
Laimeheriwa, Jantje. 1997. Teknologi Budidaya Sorgum. Departemen Pertanian. Balai
Informasi Pertanian Propinsi Irian Jaya.
Rismunandar .2006. Teknologi Penanganan Pasca Panen. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sirappa, M.P. 2013. Prospek pengembangan sorgum di indonesia sebagai komoditas
alternatif untuk pangan, pakan dan industri. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawei Selatan Makassar.
Syam, M., Hermanto dan A. Musaddad. 1996. Kinerja Penelitian Tanaman Pangan, Prosiding
Simposium Penelitian Tanaman Pangan III, Buku 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Bogor.
Yanuwar, W. 2002. Aktivitas Antioksidan dan Imunomodulator Serealia Non-Beras. Institut
Pertanian Bogor.
MAKALAH
BUDI DAYA TANAMAN SEMUSIN SORGUN
Oleh :
NAMA : PURNOMO AJI
NIM : 912. 04. 034
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA
R A H A
2 0 1 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dengan judul “BUDI DAYA TANAMAN
SEMUSIM SORGUM”
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan
dalam bidang ilmu tentang pertanian.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan yang antara lain disebabkan oleh terbatasnya buku-buku penunjang
yang kami miliki, kurangnya literatur-literatur yang dapat mendukung materi ini dan
terbatasnya waktu yang dimiliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari teman-teman mahasiswa maupun dasen pembimbing yang sifatnya membangun sehingga
pada kesempatan yang akan datang kami akan dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Raha, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Sorgum.......................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Tanaman Sorgum..........................................................................
B. Klasifikasi Tanaman Sorgum.........................................................................
C. Klasifikasi Tanaman Sorgum..........................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………..
B. Saran ………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (17)

Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Proposal jagung
Proposal jagungProposal jagung
Proposal jagung
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Budidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagungBudidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagung
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Studi banding budidaya jagung
Studi banding budidaya jagungStudi banding budidaya jagung
Studi banding budidaya jagung
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
10 budidaya-padi
10 budidaya-padi10 budidaya-padi
10 budidaya-padi
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 
Budidaya tanaman utama
Budidaya tanaman utamaBudidaya tanaman utama
Budidaya tanaman utama
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
 
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
 
Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
 

Semelhante a Makalah tanaman satu musim sorgum

Semelhante a Makalah tanaman satu musim sorgum (20)

Tanaman Pangan Sorgum
Tanaman Pangan SorgumTanaman Pangan Sorgum
Tanaman Pangan Sorgum
 
Avivmus
AvivmusAvivmus
Avivmus
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptxpptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht
 
Pembahasan rumput
Pembahasan rumputPembahasan rumput
Pembahasan rumput
 
bahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakatbahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakat
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Budidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandumBudidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandum
 
630 1400-1-sm
630 1400-1-sm630 1400-1-sm
630 1400-1-sm
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
 
materi budiaya jagung.ppt
materi budiaya jagung.pptmateri budiaya jagung.ppt
materi budiaya jagung.ppt
 
Teknikbudidayatanamanpadi 140919105622-phpapp02
Teknikbudidayatanamanpadi 140919105622-phpapp02Teknikbudidayatanamanpadi 140919105622-phpapp02
Teknikbudidayatanamanpadi 140919105622-phpapp02
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Padi
PadiPadi
Padi
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah tanaman satu musim sorgum

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sorgum ( Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara.Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Sorgum terdiri dari beberapa varietas dengan kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Dengan adanya berbagai varietas tanaman sorgum maka kualitas yang ada pada daun tanaman ini untuk tiap-tiap varietas kemungkinan besar berbeda, sehingga untuk pemanfaatannya sebagai pakan perlu mengetahui kandungan nutrisi tanaman sorgum dari varietas yang tepat pakan yang dihasilkan tanaman sorgum di Sulawesi Selatan sehingga perlu danya analisis untuk pemanfaatannya sebagai pakan dengan pemilihan varietas yang tepat. Kandungan nutrisi tanaman sorgum ini setara dengan tanaman jagung, sebagai bahan pangan maupun sebagai pakan. Tanaman sorgum juga memiliki kelebihan dapat dipanen 2-3 kali dalam sekali tanam. Sorgum merupakan tanaman penghasil pakan hijauan sekitar 15-20 ton/ha/th dan pada kondisi optimum dapat mencapai 30-45 ton/ha/th dalam bentuk bahan segar. Tanaman sorgum, mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan dan genangan bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir disetiap jenis tanah. Kendati kandungan nutrisi sorgum yang tinggi, saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan sorgum sendiri belum mencapai taraf pengembangan yang memuaskan. Nilai jual sorgum dilihat belum potensial sebagaimana produk serealia yang lain seperti beras, jagung, gandum dan kacang-kacangan. Pemanfaatan sorgum oleh petani sendiri masih terkendala dengan kelengkapan fasilitas yang diperlukan seperti mesin pemecah biji dan peralatan pengolahan pascapanen lainnya. Biji sorgum sulit dikupas sehingga diperlukan perbaikan teknologi penyosohan. Kesulitan ini pun dialami Maria Loretha yang harus bersusah payah mendapatkan penggilingan beras di pedalaman Pulau Adonara yang mau menyosoh sorgum hasil panen pertamanya. Produksi sorgum di Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar. Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika, India dan Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar etanol (bioetanol). Secara tradisional, bioetanol telah lebih lama diproduksi dari
  • 2. molases hasil limbah pengolahan gula tebu (sugarcane). Walaupun harga molases tebu relatif lebih murah, namun bioetanol sorgum dapat berkompetisi. Aspek Ekonomi dan Botani Sorgum. Sorgum termasuk tanaman rumputan kekar dengan tinggi mencapai 0,5 - 6 m. Batang tunggal, padat tanpa rongga, dan di bagian tengahnya terdapat berkas-berkas pengangkut. Daun mempunyai panjang 30 - 135 cm, dan lebar 1,5 - 15 cm. Sistem perakaran memanjang sampai kedalaman 1,5 m ke dalam tanah, dimana 90% dari jumlah akar terletak pada kedalaman sampai 90 cm dari permukaan tanah. Biji sorgum berbentuk bola dan mempunyai warna yang bervariasi, dari putih, kuning pucat, merah, cokelat, sampai cokelat tua keunguan. Keberhasilan perkecambahannya selain dipengaruhi oleh lingkungan (suhu, air, cahaya, dan sebagainya) juga dipengaruhi oleh keadaan biji (penuaan pada saat panen, penyimpanan, ukuran dan berat biji). Daun sorgum berbentuk lurus memanjang. Biji sorgum berbentuk bulat dengan ujung mengerucut, berukuran diameter sekitar 2 mm. Satu pohon sorgum mempunyai satu tangkai buah yang memiliki beberapa cabang buah. Produktivitas sorgum di Indonesia sangat berfluktuatif. Hal ini dikarenakan budidaya tanaman dan pengelolahan pasca panen sorgum belum stabil. Sorgum mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia sebagai tanaman penghasil bahan pangan dan pakan ternak. Sistem pengolahan tanah bagi sorgum sebaiknya dilakukan seperti halnya pengolahan tanah pada jagung. Waktu tanam sorgum sebaiknya diatur dengan baik agar pembungaan tanaman terjadi pada saat hujan mulai kurang dan pemasakan biji bersamaan pada musim kemarau.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Sorgum Klasifikasi Taksonomi Tanaman Sorgum (Anonim, 2012): Kingdom : Plantae/tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil) SubKelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Sorghum Spesies : Sorghum bicolor (L.) Moench Tanaman sorgum merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili graminae yang mampu tumbuh tinggi hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung tanaman. Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung, yang membedakan adalah tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna, sedangkan sorgum bunga sempurna.Tanaman sorgum memiliki akar serabut. menyatakan bahwa sorgum merupakan tanaman biji berkeping satu tidak membentuk akar tunggang dan hanya akar lateral. Sistem perakarannya terdiri atas akar-akar seminal (akar-akar primer) pada dasar buku pertama pangkal batang, akar-akar koronal (akar-akar pada pangkal batang yang tumbuh ke arah atas) dan akar udara (akar-akar yang tumbuh dipermukaan tanah).Tanaman sorgum membentuk perakaran sekunder 2 kali lipat dari jagung, (Rismunandar, 2006). Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman graminae yang mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah (Kusuma dkk., 2008). Pentingnya tanaman sorgum tersebut menyebabkan perkembangan pemuliaan tanaman ini berkembang cukup pesat. Pemuliaan tanaman sorgum lebih diarahkan pada tinggi tanaman, hasil, ketahanan terhadap hama penyakit, kualitas dan mutu biji. Berdasarkan bentuk malai dan tipe spikelet, sorgum diklasifikasikan ke dalam 5 ras yaitu ras Bicolor, Guenia, Caudatum, Kafir, dan Durra. Ras Durra yang umumnya berbiji putih merupakan tipe
  • 4. paling banyak dibudidayakan sebagai sorgum biji (grain sorgum) dan digunakan sebagai sumber bahan pangan. Diantara ras Durra terdapat varietas yang memiliki batang dengan kadar gula tinggi disebut sebagai sorgum manis (sweet sorghum). Sedangkan ras-ras lain pada umumnya digunakan sebagai biomasa dan pakan ternak. Program pemuliaan sorgum telah berhasil memperoleh varietas dengan kandungan gula yang tinggi (sweet sorghum) sehingga dapat menggantikan tanaman tebu sebagai penghasil bahan pemanis. Sorgum manis tersebut telah berhasil dibudidayakan di China sebagai bahan pembuat biofuel (Kusuma dkk., 2008). Sorgum merupakan tanaman dari keluarga Poaceae dan marga Sorghum. Sorgum sendiri memiliki 32 spesies. Diantara spesies-spesies tersebut, yang paling banyak dibudidayakan adalah spesies Sorghum bicolor (japonicum). Tanaman yang lazim dikenal masyarakat Jawa dengan nama Cantel ini sekeluarga dengan tanaman serealia lainnya seperti padi, jagung, hanjeli dan gandum serta tanaman lain seperti bambu dan tebu. Dalam taksonomi, tanaman-tanaman tersebut tergolong dalam satu keluarga besar Poaceae yang juga sering disebut sebagai Gramineae/rumput-rumputan (Anas, 2011). Sorgum telah dibudidayakan di Cina selama lebih dari 5000 tahun dan sekarang roti dengan bahan sorgum merupakan makanan paling penting di sebagian besar daerah kering di Afrika dan Asia (Bouman, 1985). Bahan pangan biji sorgum dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. Tepung sorgum dapat diolah sebagai bahan dasar roti. Roti tawar yang terbuat dari tepung sorgum tidak berbeda teksturnya dibandingkan roti yang terbuat dari tepung terigu (Syam dkk., 1996). Lingkungan tumbuh untuk tanaman sorgum adalah optimum pada ketinggian tempat kurang lebih 0 – 500 m dpl. Semakin tinggi tempat pertanaman akan semakin memperlambat waktu berbunga dari tanaman sorgum. Temperatur yang dibutuhkan tanaman sorgum adalah 25°C – 27°C adalah suhu terbaik untuk perkecambahan biji sorgum, sedangkan untuk pertumbuhannya perlu suhu sekitar 23oC – 30°C dengan keasaman tanah atau pH optimum tanah untuk pertumbuhannya sekitar 6.0 – 7.5. Sorghum dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan pakan ternak, memiliki kandungan nutrisi yang baik bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada beras. Kandungan tersebut adalah kalori (332 cal), protein (11,0 g), lemak (3,3 g), karbohidrat (73,0 g), kalsium (28,0 mg), besi (4,4 mg), posfor (287 mg) dan vit B1 (0,38 mg) (Laimehewira Jantje, 1997). Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain seperti jagung dan gandum. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Biji sorgum memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan sering digunakan sebagai bahan baku industri bir, pati, gula cair atau sirup, etanol, lem, cat, kertas dan industri lainnya. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia khususnya di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, NTB, dan NTT (Yanuwar, 2002).
  • 5. BAB III PEMBAHASAN 3.1. Klasifikasi Tanaman Sorgum Setelah dipanen bahan pangan secara fisiologi masih hidup. Proses hidup ini perlu dipertahankan, tetapi sebaiknya jangan dibiarkan berlangsung cepat. Jika proses hidup ini berjalan cepat, maka akan terjadi kebusukan. Penanganan pascapanen yang baik akan menekan kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi. Bahan pangan yang tergolong pada biji-bijian banyak sekali jenisnya, antara lain adalah jagung, padi, gandum, sorgum, kedelai, kacang panjang, kacang hijau, kacang tunggak, berbagai jenis kara, dan lain-lain. Secara individual, tiap biji-bijian mempunyai sifat-sifat tersendiri yang spesifik Penanganan pascapanen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacang-kacangan dilakukan penanganan berupa pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing/drying), pengemasan, penyimpanan, dan pencegahan serangan hama dan penyakit. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik serta layak dan tetap enak dikonsumsi serta dapat tahan agak lama jika disimpan. Berdasarkan Laimeheriwa (1990) tahapan penanganan pascapanen sorgum antara lain: a. Pengeringan Biasanya pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama ± 60 jam hingga kadar air biji mencapai 10 – 12 %. Kriteria untuk mengetahui tingkat kekeringan biji biasanya dengan cara menggigit bijinya. Bila bersuara berarti biji tersebut telah kering. Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi, pengeringan dapat dilakukan dengan cara menggantungkan batang-batang sorgum di atas api dalam suatu ruangan atau di atas api dapur. b. Perontokan Perontokan secara tradisional dilakukan dengan pemukul kayu dan dikerjakan di atas lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan terus menerus hingga biji lepas. Setelah itu dilakukan penampian untuk memisahkan kotoran yang terdiri dari daun, ranting, debu atau kotoran lainnya. Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud agar kotorannya dapat terpisah dari biji dengan bantuan hembusan angin. Agar dicapai hasil yang terbaik dan efisien dianjurkan agar menggunakan wadah supaya biji tetap bersih, usahakan agar biji segera dirontokan setelah panen untuk mencegah serangan tikus dan burung serta kadar air tidak boleh lebih dari 10 – 12 % untuk mencegah pertumbuhan jamur.
  • 6. c. Penyimpanan Penyimpanan sederhana di tingkat petani adalah dengan cara menggantungkan malai sorgum di ruangan di atas perapian dapur. Cara ini berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan proses pengeringan dan asap api berfungsi pula sebagai pengendalian hama selama penyimpanan. Namun jumlah biji yang dapat disimpan dengan cara ini sangat terbatas. Bila biji disimpan dalam ruangan khusus penyimpanan (gudang), maka tinggi gudang harus sama dengan lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak mudah timbul. Dinding gudang sebaiknya terbuat dari bahan yang padat sehingga perubahan suhu yang terjadi pada biji dapat dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari bahan besi karena sangat peka terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji harus kering, bersih dan utuh (tidak pecah). Tahapan pascapanen di atas masih berlanjut pada tahap pengolahan. Pemanfataan sorgum menjadi produk olahan dapat dibagi menjadi produk olahan setengah jadi dan produk olahan jadi. Produk olahan setengah jadi atau intermediate product yang dimaksud ialah pengolahan biji sorgum menjadi beras atau dikenal dengan istilah dhal sorgum, pembuatan tepung dan pati sorgum. Sedangkan produk olahan jadi ialah hasil olahan yang siap dikonsumsi. 3.2 Klasifikasi Tanaman Sorgum 3.2.1 Penyosohan biji sorgum Penyosohan biji sorgum dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu penyosohan secara tradisional, penyosohan dengan mesin penyosoh tipe abrasif serta penyosohan alkalis. Penyosohan dengan metode mekanis. Penyosohan biji sorgum varietas AZU1-1 (AZ Unpad) dengan mesin penyosoh beras tipe abrasive selama 2 menit memberikan hasil terbaik (rendemen 82.81%, biji utuh 98.04%, biji pecah 1.96%). Penyosohan selama 2 menit juga memberikan kualitas tepung yang baik dengan tingkat kecerahan (putih) yang menyerupai tepung terigu. Penepungan dapat dilakukan dengan Hammer mill dengan sebelumnya diberi perlakuan pengeringan. Pengeringan dengan oven 120o C selama 10 atau 20 menit dan pengayakan dengan menggunakan ukuran saringan 40 mesh menghasilkan rendemen tertinggi. Untuk mendapatkan karakteristik tepung terbaik sebaiknya dikeringkan selama 20 menit dan menggunakan saringan 100 mesh. 3.3. Klasifikasi Tanaman Sorgum 3.3.1. Substitusi tepung terigu pada pembuatan roti Dalam pembuatan roti, imbangan 80% tepung terigu dan 20% tepung sorgum dengan metode pembuatan roti straight process cara Lange dihasilkan roti tawar dengan karakteristik baik dan disukai. Nilai kesukaan terhadap roti tawar campuran tepung terigu dan tepung sorgum adalah untuk penampakan keseluruhan 3,7 (biasa sampai agak suka); warna crust 3,4 (biasa sampai agak suka); warna crumb 4,0 (agak suka); keseragaman pori 4,0 (agak suka); aroma 3,5 (biasa sampai agak suka); keempukan dengan ditekan 3,8 (biasa sampai agak suka); keempukan dengan digigit 4,0 (agak suka)
  • 7. dan rasa 3,7 (biasa sampai agak suka), pengembangan volume roti tawar sebesar 272,17 % dan kadar air bagian crust 23,52%, bagian crumb dekat crust 34,21%, serta bagian crumb 53,93%. 3.3.2. Imbangan tepung sorgum dengan tepung ketan dalam pe mbuatan Opak Dalam pembuatan Opak sorgum, imbangan terbaik antara tepung sorgum dan tepung ketan diperoleh pada substitusi tepung sorgum 50% (50:50) karena memiliki tingkat pengembangan paling tinggi dan menghasilkan nilai kesukaan sifat permukaan, citarasa dan kerenyahan paling baik. Pada imbangan tersebut, Opak yang disangan memiliki karakteristik inderawi (warna dan pengembangan) lebih baik dibandingkan dengan opak yang dipanggang. 3.3.3. Substitusi tepung terigu pada pembuatan Stik Bawang Untuk pembuatan makanan ringan stik bawang, imbangan tepung sorgum dan tepung terigu sebesar 60:40 menghasilkan karakteristik adonan yang baik, dan merupakan imbangan yang paling disukai yang meliputi citarasa, kehalusan permukaan, aroma, kerenyahan, dan kenampakan keseluruhan. Rata-rata konsumen/ panelis dalam penelitian memperlihatkan tingkat kesukaan dari biasa sampai suka. 3.3.4. Imbangan tepung sorgum dan tepung tapioka dalam pembuatan Krupuk Untuk pembuatan krupuk sorgum, imbangan terbaik antara tepung sorgum dan tepung tapioka adalah sebanyak 50:50. Hasil krupuk rata-rata disukai sampai sangat suka oleh para konsumen/ panelis. Penambahan imbangan tepung sorgum sampai 60% telah meningkatkan kerenyahan dan citarasa dari krupuk yang dihasilkan. Namun demikian penampakan krupuknya menjadi kurang menarik dan berwarna agak coklat. Hal ini bisa diatasi dengan penambahan pewarna makanan pada adonan krupuk.
  • 8. BAB IV PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Sorgum ( Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. 2. Penanganan pascapanen yang baik akan menekan kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi. 3. Pengelolahan hasil produksi tanaman gandum dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk menghasilkan prodak sehingga nilai jual tanaman sorgum meningkat. 5.2. Saran Penanganan pasca panen tanaman sorgum sangat perlu dilakukan dengan intensif untuk meningkatkan kualitas hasil produksi. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki tulisan kami.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2012.Klasifikasi Tanaman Sorgum. http://andiariewijakusuma.blogspot.com /2011/03/laporan-budidaya-tanaman-semusim-sorgum.html. Diakses pada tanggal 4 Desember 2013. Pukul 23.00 WIB. Bandar Lampung Anas.2011.Sorgum.http://xa.yi1.mg.com/kq/groups/25896088/1112009878/ name/sorgum1.doc. Diakses tanggal 26 Juni 2012. Pukul 23.20 WIB. Bandar Lampung Kusuma, J., F.N. Azis, A. Hanif, Erifah I., M. Iqbal, A. Reza dan Sarno. 2008. Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pemulihan Tanaman Terapan; Sorgum. Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Pertanian, Purwokerto. Laimeheriwa, Jantje. 1997. Teknologi Budidaya Sorgum. Departemen Pertanian. Balai Informasi Pertanian Propinsi Irian Jaya. Rismunandar .2006. Teknologi Penanganan Pasca Panen. PT Rineka Cipta. Jakarta. Sirappa, M.P. 2013. Prospek pengembangan sorgum di indonesia sebagai komoditas alternatif untuk pangan, pakan dan industri. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawei Selatan Makassar. Syam, M., Hermanto dan A. Musaddad. 1996. Kinerja Penelitian Tanaman Pangan, Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III, Buku 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Yanuwar, W. 2002. Aktivitas Antioksidan dan Imunomodulator Serealia Non-Beras. Institut Pertanian Bogor.
  • 10. MAKALAH BUDI DAYA TANAMAN SEMUSIN SORGUN Oleh : NAMA : PURNOMO AJI NIM : 912. 04. 034 JURUSAN : AGROTEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA R A H A 2 0 1 5
  • 11. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dengan judul “BUDI DAYA TANAMAN SEMUSIM SORGUM” Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dalam bidang ilmu tentang pertanian. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang antara lain disebabkan oleh terbatasnya buku-buku penunjang yang kami miliki, kurangnya literatur-literatur yang dapat mendukung materi ini dan terbatasnya waktu yang dimiliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa maupun dasen pembimbing yang sifatnya membangun sehingga pada kesempatan yang akan datang kami akan dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Raha, Januari 2015 Penulis
  • 12. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………………………. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Sorgum....................................................................... BAB III PEMBAHASAN A. Klasifikasi Tanaman Sorgum.......................................................................... B. Klasifikasi Tanaman Sorgum......................................................................... C. Klasifikasi Tanaman Sorgum.......................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. B. Saran ……………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA