Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme, yang merupakan penyakit endokrin yang disebabkan oleh sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan asuhan keperawatan pada pasien hipertiroidisme.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertiroidisme, yang dalam hal prevalensi erupakan penyakit endokrin yang menempati
urutan kedua sesudah DM. pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi
akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobin dalam darah. Hipertiroidisme
menyerang wanita lima kali lebih sering di bandingkan oleh laki- laki dan insidensnya akan
memuncak pada decade usia ke tiga serta ke empat.pada bab- bab berikut akan di bahas lebih
mendalam mengenai penyakit ini.
B. Rumusan masalah
1. Apakah penyakit hipertiroidisme itu ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien penderita penyakit hipertiroidisme
C. Tujuan
1. Agar kita mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme.
2. Agar kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional
terhadap penderita hipertiroidisme
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi
kelenjar tiroid dimana sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui
peningkatan kecepatan metabolisme. Banyak cirri khas lain yang terjadi pada pasien
hipertiroid akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
dalam darah. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Adapun defenisi hipertiroidisme menurut para ahli yaitu :
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
B. INSIDENS
Prevalensi penderita Hipertiroidisme menyerang wanita 5 kali lebih sering di bandingkan
dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta ke
empat.Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada
usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering di jumpai
dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular toksik umumnya timbul
pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan di daerah
pegunungan atau di pedesaan.
C. ETIOLOGI
Banyak factor yang bertanggung jawab dalam menimbulkan sindrom klinis ini, yakni tampak
bahwa pusat kelainan penyakit ini adalah perubahan mekanisme homeostatic yang dalam
keadaan normal sekresi hormonnya di sesuaikan dengan kebutuhan jaringan perifer.
Gangguan homeostatic ini disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya
perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Penyakit graves yaitu
penyebab tersering penyakit hipertiroidisme, yaitu gangguan auto imun yang biasanya
3. ditandai dengan produksi autoantibodi yang mirip kerja TSH pada kelenjar tiroid.
Autoantibodi IgG ini, yang disebut tyriod stimilating immunoglobulin, menstimulasi
porduksi TH, namun tidak dihambat oleh kadar TH yang meningkat. Kadar TSH dan TRH
rendah karena keduanya dihambat oleh kadar TH yang tinggi. Penyebab penyakit graves
diduga disebabkan oleh factor emosi atau stress yang dapat mempengaruhi system imunitas
tubuh sehingga tampak terdapat predisposisi genetik pada penyakit autoimun. Wanita yang
berusia 20-an dan 30-an palingsering terdiagnosa penyakit ini walaopun penyakit ini mulai
terjadi selama usia belasan tahun. noduler tosik. Adenoma hipofisis pada sel-sel penghasil
TSH atau penyakit hipotalamus jarang terjadi. Penyebab lain dari hipertiroidisme yaitu :
1. Struma nodusa
Struma endemis, biasanya dalam bentuk struma nodusa terutama ditemukan didaerah
pegunungan yang airnya kurang yodium. Etiologi umumnya multifaktor, biasanya tiroid
sudah mulai membesar pada usia muda, awalnya difus, dan berkembang menjadi
multinodular.
2. Karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi,
karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran
keduanya.
D. PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid pada penyakit hipertiroid (graves) membesar secara difus, lunak dan
hipervaskularisasi. Parenkim kelenjar mengalami hipertrofi dan hiperflasia yang secara
khasterlihat dengan adanya peninngian epithelium dan redudanci dinding folikular sehingga
memberikan gambaran lipatan papilar dan tanda peningkatan aktivitasa selular. Hiperplasi
biasanya disertai dengan infiltrasi limfositik, sebagai adanya gambaran imunitas selular
(CMI= cell mediated immunity) atau mungking lebih menggambarkan hubungannya dengan
tiroiditis kronik. Apabila penderita mendapat terapi yodium, akan terjadi penimbunan koloid
yang kadang – kadang menyebabkan pembesaran dan bertambah kerasnya kelenjar. Penyakit
graves seringkali berhubungan dengan pembesaran limfa atau timus. Hipertiroidisme dapat
menyebabkan degenerasi serabut otot skelet dan bembesarang jantung.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme , kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normalnya , disertai dengan banya hyperplasia dan lipatan – lipatan sel - sel
folikel ke dalam folikel , sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat; dan penelitian ambilan iodium radioaktif menunjukkan bahwa
kelenjar - kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormone tiroid dengan kecepatan 5- 15 kali
lebih besar daripada normal.
4. Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Akan
tetapi,, dari penelitian dengan pengukuran radioimunologik dapat ditunjukkan bahwa pada
sebagian besar penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih kecil dari
normal, dan seringkali nol. Sebaliknya, pada sebagian besar penderita dijumpai adanya
beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan kerja TSH yang ada dalam darah.
Biasanya bahan – bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang berikatan dengan reseptor
membrane yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Antibody ini disebut immunoglobulin perangsang tiroid dan disingkat TSI. Bahan ini
mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam,
berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung astu jam. Tingginya sekresi hormone
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis . berikut adalah rangkaian patofisiologi :
E. MANIFESTASI KLINIK
Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan kelompok
tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) . gejala yang sering
ditemukan pada penderita hipertiroid yakni :
1. Umum :Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan panas
2. Kardiovaskuler ;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinustakikardi, fibrilasi
atrium, nadi kolaps.
3. Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, koreoatetosis,psikosis, kelemahan otot,
secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus merasa
khawatir, Serta tidak dapat duduk diam
4. Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi
makanan, penurunan berat badan yang progresif, kelelahan oto yang abnormal,
perubahan defekasi dengan konstipasi atau diare, serta muntah.
5. Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas
6. Kulit : warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon
yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.. namun demikian, pasien yang
berusia lanjut mungkin kulitnya agak kering, tangan gemetarPruritus, eritema Palmaris,
miksedema pretibial, rambut tipis.
7. struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8. Mata : lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis, ulserasi
kornea,optalmoplegia, diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.
5. F. TES DIAGNOSTIK
Untuk kasus hipertiroidisme yang biasa, diagnosis yang tepat adalah dengan melakukan
pengukuran langsung konsentrasi tiroksin bebas di dalam plasma dengan menggunakan cara
pemeriksaan radioimunologik yang tepat.Uji lain yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
1. T3 serum
2. TSH rendah pada hipertiroidisme
3. Ambilan radioaktif iodium meningkat pada semua macam penyebab hipertiroidisme,
kecuali tiroiditis.pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien menerima iodium selama
beberapa hari sebelum pemeriksaan.
MEDIKASI
Ada 3 macam obat yang di berikan pada penderita hipertiroidisme, yaitu anti tiroid yang bias
menekan sintesis hormone tiroid, iodides untuk menghindari keluarnya hormone tiroid, dan
antagonis tiroid. Antagonis tiroir adala penyekat beta- adrenergic dan antagonis kalsium yang
menglangi efek hormone tiroid dalam sel tubuh.
TERAPI IODIUN RADIOAKTIF
Terapi RAI dengan IODIN – 131 sering dipakai karena dapat di berikan kepada pasien yang
berobat jalan. Dan juga lebih aman bagi pasien yang yang bias menjadi rsiko tinggi utuk
pembedahan, terutama yang lansia.perbaikannya lebih cepat tampak dari pada obat antitiroid.
RADIASI
Berikut kewaspadaan teradap terapi radiasi RAI
1. Siram air toilet yang banyak setelah memakainya
2. Tingkatkan asupan air untuk membantu eksresi RAI
3. Alat makan,handuk,seprei harus tersendiri dan harus dicuci sendiri
4. Tidur sendirian
5. Hindari kontak badan yang lama
6. Jangan menyusui bayi
7. Tunda kehamilan 6 bulan setelah terapi
PEMBEDAHAN
Pembedahan pada penderita hipetiroidisme biasa di kenal dengan sebutab tioidektomi.
DIET
Karena kebutuhan makanan meningkat maka asupan nutrisi dan kalori perlu di tingkatkan
dan di atur pola makannya.
AKTIVITAS
Penderita hipertiroidisme memerlukan titah baring komplit dan perawatan di unit intensif.
6. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA HIPERTIROIDISME
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data Subjektif . berikut yang harus di kaji:
1. Riwayat pengalaman perubahan status emosional atau mental
2. Mengalami sakit dada atau palpitasi
3. Mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas atau istirahat
4. Riwayat perubahan pada kuku, rambut, kulit, dan banyak keringat
5. Mengeluh gangguan penglihatan dan mata cepat lelah
6. Perubahan asupan makanan dan berat badan
7. Perubahan eliminasi feses, frekuensi serta banyaknya.
8. Intoleransi terhadap cuaca panas
9. Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas sehari- hari
10. Perubahan menstruasi atau libido
11. Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek sampingnya
Data Objektif. Berikut hal yang harus dikaji :
1. Status mental : perhatian pendek, emosi labil, tremor dan hiperkinesia
2. Perubahan kardiovaskular : tekanan darah sistolik meningkat, tekanan diastolic menurun,
takikardia walaupun istirahat, distritmia dan murmur
3. Perubahan pada kulit : hangat, kemerahan, dan basah
4. Perubahan pada rambut : halus dan tipis
5. Perubahan pada mata : lid lag, glove lag,diplopia, dan penglihatan kabur
6. Perubahan nutrisi atau metabolic : berat badan menurun, nafsu makan bertambah, serta
kolesterol dan trigliserida serum menurun
7. Perubahan muskuleskeletal : otot lemah, tonus otot kurang, dan sulit berdiri dari posisi
duduk
Hasil pemeriksaan diagnostic yang harus di kaji adalah peningkatan t3 dan t4 serum dan
penurunan TSH serum.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berikut diagnosis keperawat yang mungkin timbul :
1. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan dan pengecilan otot (perubahan
metabolisme )
2. Penurunan curah jantung yang brhubungan dengan distrimia (kegiatan simpatis
meningkat )
3. Ketidak efektipan koping yang berhubungan dengan emosi labil dan perhatian yang
pendek
4. Perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
peningkatan kecepatan metabolisme tubuh .
7. 5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan
kegelisahan
6. Perubahan sensoris (penglihatan ) yang berhubungan denga gangguan fungsi saraf optic
dan otot ekstraokular (edema)
7. Deficit pengetahuan yang berhubungan denga kurang informasi tentang sifat penyakit,
uji diagnostic, dan pengobatan
8. Kepercayaan diri terganggu akibat perubahan pada penampilan, selera makan yang
berlebihan dan penurunan berat badan
Berikut hasil yang di harapkan :
1. Menunjukkan pengendalian intoleran terhadap aktivitas dan menigkatkan kegiatan secara
bertahap dalam 2- 3 bulan
2. Menunjukkan tanda- tand perfusi jaringan yang baik dan curah jantung adekuat : status
mental normal : tidak ada edema; denyut jangtung 20/ menit ; dan bunyi pernapasan yang
normal
3. Menunjukkan koping yang efektif. Menilai sendiri rasa cemas pada skala 0-5, dengan
tidak merasa cemas dan 5 merasa sangat cemas
4. Mengunkapkan 3 cara yang efektif untuk menanagani perasaan
5. Berat badan tidak berkurang dan berat badan kembali kepada berat badan sebelum sakit
6. Tidak mengeluh saki mata dan diplopia
7. Pola tidur kembali pada sebelum ia sakit dan bias istirahat di siang hari
8. Dapat menjelaskan sifat penyakit, pengobatan yang ada, serta efek samping dari
pengobatab tersebut
9. Merasa percaya diri pada dirinya sendiri
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Istirahat yang cukup
a. Lingkungan yang tenang dan nyaman
b. Massase ringan pada punggung sebelum tidur malam
c. Jelaskan pada pasien mengenai pentingnya untuk berbaring tengang walaupun ia tidak
bias tidur
2. Mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap kegiatan
a. Istirahat di antara kegiatan
b. Hentikan kegiatan apabila merasa lelah
3. Mempertahankan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan.
a. Mengkonsumsi makanan yang tinggi protei dan tinggi kalori
b. Pantau asupan nutrisi
c. Timbang berat badan setiap hari
d. Pantau asupan dan haluaran setiap 8 jam
8. 4. Mempertahankan perawatan yang baik pada mata
a. Lakukan pengkajian visual setiap sif
b. Terapkan tindakan yang bias membantu perawatan mata
· Pakai kaca mata gelap
· Tinggikan bagian kepala tempat tidur
· Teteskan air mata buatan kepada kedua mata
· Tutup kedua kelopak mata dengan plester pada waktu tetentu
· Segera laporkan keluhan pasien
5. Bantu pasien untuk melakukan koping yang efektif untuknya, misalnya music, meditasi
distraksi dan messase pada punggung.
6. Penyuluhan kesehatan. Berikut hal yang harus di jelaskan kepada pasien dan
keluarganya :
a. Sifat penyakit dan bagaimana hipertiroidisme mengakibatkan tanda dan gejala
b. Pengobatan, tindakan dan pembedahan
c. Hasil yang di harapkan dari pengobatan, tindakan, dan pembedahan serta efek
sampingnya
d. Obat yang digunakan pasien : dosis, cara pemberia, serta efek samping
e. Pasien dengan endemic goiter dan memakai iodium suplemen perlu di beri informasi
bahwaia memerlukan pemeriksaan medis secara teratur untuk mengetahui secara dini
timbulnya hipertiroidisme akibat iodium
f. Kewaspadaan radiasi pada pasien yang memakai pengobatan RAI
D. EVALUASI
1. Mengungkapkan adaya peningkatan tenanga; dapat melaksanakan aktivitas hidup
sehari- hari tanpa merasa lelah
2. Kecepatan nadi di bawah 80/menit saat istirahat
3. Mengunkapkan toleransi dapat di toleransi (skala 1-5)
4. Temperature 37,2 c atau kurang dari itu
5. Dapat menjelaskan dosis serta efek samping obat yang di pakainya
6. Berat badan bertambah per minggu sebanya 0,5 kg atau mempertahankan berat badan
sebelum ia sakit
7. Tidak ada keluhan tentang matanya
8. Dapat tidur dan istirahat.
9. G. DAMPAK KDM
Penyimpangan KDM
G3 organik K.Tiroid G3 fungsi hipotalamus/hipofis
Produksi TSH
Produksi hormone tiroid meningkat
Proses glikogenesis metabolisme tubuh Aktifitas GI meningkat
P.pembakaran lemak P. kalor meningkat
Suplay nutrisi tidak yang suhu tubuh
tdk adekuat
G3 rasa nyaman panas Nafsu makan meningkat
BB menurun perubahan pola kerja J&P
G3 body image G3 pola kognitif perubahan pola nutrisi
Ketidakstabilan emosi
H. ANATOMI FISIOLOGI
KELENJAR TIROID
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher
yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang sebelah kanan
trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus destr dan
lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm dan
lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid tergantung dari
jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk menjaga
keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan dan minuman.
Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika sedang
beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang istirahat sel ini
berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa triglobulin, tirosin, dan
hormone kelenjar tiroid.
Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme Penyakit Grave,
penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai
oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi
IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating
immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik
10. negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons
terhadap peningkatan kadar HT.
Sekresi Hormon tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh
mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3 dan T4 dari
triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan melalui plasma
akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh protei yang bebas dalam
keseimbangan.
Pembuluh Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikel sehingga
membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan pembuluh darah
menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di suplay ke daerah yang berbeda
pada kelenjar.
Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan sebagian besar
mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir pada lamina asal folikel yang
menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid melalui pengaruh langsug
pada sel folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
11. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan oleh
produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi
hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita
penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastic,nafsu makan
meningkat,emosional,dsb.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup
yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui
seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada khususnya.
Sekian dan terimakasih
12. DAFTAR PUSTAKA
Susanne C.smeltZer dan Brenda G.Bare.2002.buku ajar keperawatan medical bedah
vol.2.jakarta:EGC
Soeparman .1991.ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi 2.jakarta : Balai penerbit FKUI
http://www.totalkesehatananda.com/hipertiroid2.html
Corwin,. J. Elizabeth. 2001. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Baradero SPC, MN,dkk.asuhan keperawatan klien gangguan endokrin.jakarta :EGC
Syaifuddin .anatomi tubuh manusia edisi 2. Jakarta: salemba medika
R. sjamsuhidajat, wim de jong. 2005.Buku ajar ilmu bedah edisi 2.jakarta : EGC
13. KMB : III
DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes
TUGAS : MAKALAH
“HIPERTIROINISME”
OLEH :
NAMA : SUSTINA
NIM : 11.11.938
TINGKAT : III A
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
TAHUN
2014
14. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
C. Manfaat Penulisan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian hipertiroidisme .................................................................. 2
B. Insidens ............................................................................................... 2
C. Etiologi ............................................................................................... 2
D. Patofisiologi ........................................................................................ 3
E. Manifestasi klinik ............................................................................... 4
F. Tes diagnostik ..................................................................................... 5
G. Dampak kdm ...................................................................................... 9
H. Anatomi fisiologi ................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 11
B. Saran-saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
15. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Hipertiroinisme”, yang mana makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Muna.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan saran.
Penulis menyadari bahwa, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan Mahasiswa /Mahasiswi
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna pada umumnya.
Raha, 19 Juli 2014
Penulis