SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
KONSEP KEPERAWATAN BATU SALURAN KEMIH
& RETENSI URINE
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Menurut Sjamsuhidrajat R, IW (2004) neprolitiasis adalah batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner)
adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal)
maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitiasis). Sedangkan menurut Purnomo BB (2003) nefrolitiasis suatu penyakit yang salah
satunya gejalanya adalah pembentukan batu dalam ginjal. Sedangkan yang dimaksud dengan resistensi urin
adalah Ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal
tersebut.
Batu saluran kemih sering dikaitkan dengan retensi urine. Pasien yang mengalami BSK sebagian besar akan
mengalami resistensi urine hal ini disebabkan apabila batu pada saluran kemih tersebut sudah menyebabkan
obtruksi pada saluran kemih sehingga terjadi penimbunan urine didalam vesika urinaria. Hal inilah yang
menyebabkan rasa ingin berkemih tapi tidak dapat terlaksana ( resistensi urine).
2. Insiden
Swedia 13,7% orang mengalami BSK
Semarang (Indonesia) 51,9/10.000 juga mengalami BSK
Laki-laki > ditemukan batu ureter dan buli-buli dan wanita ditemukan batu ginjal atau batu piala ginjal.
Dan semua itu biasanya diikuti dengan retensi urine
3. Etiologi
 Etiologi terjadinya retensi urine
a. Yang didapat
Disfungsi neurogenik kandung kemih
Refluks ureterovesikalis
b. Obstruksi fungsional
Atrofi otot detrusor
Cemas, seperti takut nyeri
Obat-obatan, seperti : anestesi, narkotika, sedatif dan antihistamin
c. Obstruksi mekanis
Struktur uretra
Malformasi saluran kemih
Malformasi sumsum tulang belakang
 Etiologi terjadinya batu ginjal
Menurut Suyono, S., et.al (2001) menyebutkan beberapa penyebab nefrolitiasis adalah
a. Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu
b. Air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari
kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.
c. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut batu infeksi karena batu ini
hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi.
Batu saluran kemih dan retensi urine memiliki hubuingan sebab akibat. Seperti dijelaskan diatas, bahwa
etiologi dari retensi urine disebabkan obstruksi fungsional, maupun mekanis. Dan obstruksi itu biasanya
disebabkan oleh sumbatan pada saluran kemih.
4. Gambaran Klinis
Menurut Smeltzer (2000) menjelaskan beberapa gambaran klinis nefrolitiasis retensi urine :
a.
Batu, terutama yang kecil (ureter), bisa tidak menimbulkan gejala.
b.
Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu
yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri
hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang
menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.
c.
Gejala lainnya adalah retensi urine akibat obstruksi saluran kemih yang meyebabkan
penimbunan cairan urin atau tertekanya saraf perkemihan sehingga terjadi retensi urine,
oligouria, anuria dan inkontenensia urine.
5. Patofisiologi
Berikut ini patofisiologi dari terbebtuknya batu saluran kemih
 Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansia organic sebagai inti. Substansia organic ini
terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi
substansi pembentukan batu.
 Teori Supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti sistin, santin, asam urat, kalsium
oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
Adapun mekanisme dari batu saluran kencing sehinnga menyebabkan terjadinya resistensi urine akan
digambarkan dalam diagram patway sebagai berikut:

6. Patologi
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap
di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, akan terjadi penimbunan cairan urine sehingga dapat terjadi retensi urine. Penimbunan
cairan juga dapat menimbulkan hidronefron yang pada akhirnya juga bisa menimbulkan kerusakan ginjal.
Selain itu batu pada saluran kemih juga bisa menyebabkan respon nyeri yang diakibatkan oleh pembesaran
dari saluran kemih tersebut. Pembesaran saluran kemih akan memicu pelepasan mediator kimia yang dapat
memyebabkan respon nyeri (Corwin, 2001)
7. Penatalaksanaan
Secara umum pasien yang mengalami retensi urine akibat BSK maka penanganan yang dilakukan adalah
penanganan terhadap masalah utamanya. Adapaun penanganan terhadap masalah BSK menurut
Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari :
a. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
b. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
c. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih,
diberikan kalium sitrat.
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan
akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica
dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
f. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan
vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap
penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.
g. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan
meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
i. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air
kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasi adalah :
a. Terapi Medis dan Simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Tetapi simtomatik berusaha untuk
menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui
sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling
sering dilakukan adaah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan
memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
c. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain adalah niprolithomy adalah
pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan di abdomen dan pemasangan alat, alat gelombang kejut,
atau bila cara non bedah tidak berhasil.
8. Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
a. Pemeriksaan diagnostik
Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu
ginjal sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Ultrasonografi (USG) dilakukan pada pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan.
IVP, yaitu pada keadaan-keadaan alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada
wanita yang sedang hamil.
Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.
b. Pemeriksaan laboratorium
Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.
Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau
diagnosisnya belum pasti.
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan
analisa air kemih rutin (urinalisis).
Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24
jam
Pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa
menyebabkan terjadinya batu.
9. Terapi
Terapik medik dan simtomatik
Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu dengan dikelurkannya batu pada
saluran kemih, maka retensi urine dapat teratasi juga
Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal yang terjadi menghilang
dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretikum
bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
Terapi mekanik
E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
Terapi pembedahan
Jika tidak tersedia alat litotriptor
10. Rehabilitasi
Untuk menghindari terbebtuknya kembali batu pada saaluran kemih maka perlu dilakukan upaya rehabilitasi
pada pasien, agar dapat segera pulih dan batu tidak kembali terbentuk. Upaya- upaya pemulihan tersebut
dapat berupa istirahat total guna memulihkan fungsi tubuh utamanya pada pasien post op, kolaborasi dengan
beberapa obat. Dan untuk mecegah terbentuknya kembali batu saluran ginjal, maka kontrol makanan atau
diet sangat diperlukan adapun diet yang dilakukan oleh pasien batu saluran kemih dapat dibedakan
berdasarkan jenis batu pada saluran kemihmeliputi:
Batu kalsium  diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau
Batu asam urat  diet rendah purin mis : daging berlemak, gandung
Batu strutive  diet rendah kalsium/pospat mis : jelly karbonat, aluminium

B.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan
Nyeri / rasa nyaman
Nyeri Kolik
Adanya riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
Mengkonsumsi obat antibiotik terlalu lama.
Riwayat Penyakit Keluarga Adanya riwayat Penyakit Ginjal, ISK.
Pengetahuan klien tentang penyebab, gambaran klinik, pengobatan dan perawatan, serta cara pencegahan
Kapan eliminasi terakhir dan berapa banyak jumlah urine
Apakah klien berkemih sedikit-sedikit tapi sering
Apakah urine keluar dengan menetes
Apakah ada massa bulat pada kandung kemih
Apakah ada bunyi pekak pada daerah supra pubik
Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan darah lengkap.
Radiologi / x-ray
IVP
CT. Scan
Retrograde Cystogram
2. Klasifikasi data
Berdasarkan data yang didapat melalui pengkajian data dapat diklasifikasikan menjadi fua bentuk yaitu:
a. Data subjektif
Merupakan data yang didapat dari hasil pengakuan atau keluhan pasien itu sendiri.
b. Data objektif
Merupakan data yang didapat dari hasil pengamatan perawat terhadap pasien.
3. Analisa data
a. Data : berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan
b. Etiologi : berisi tentang penyakit yang diderita pasien
c. Masalah : berisi masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan
keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll
DATA
ETIOLOGI
Ds : ekspresi wajah Penimbunan air kemih
meringis
Do : nyeri
Pembentukan batu
saluran kemih

MASALAH
Nyeri

Cedera jaringan
Nyeri
Batu saluran kemih
menyumbat aliran
kemih

Perubahan pola
eliminasi

Bakteri terperangkap
dalam air kemih
Terjadi infeksi
Retensi urine
Perubahan pola
eliminasi
Muntah

Kekurangan volume
cairan

Kekurangan volume
cairan
4. Daftar masalah
Masalah-masalah yang dapat timbul pada pasien batu saluran kemih meliputi:
Nyeri
Perubahan pola eliminasi
Retensi urine
Kekurangan cairan akibat mual muntah dan gejala intestinal lain
5. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan prioritas masalah yaitu meliputi:
Nyeri b/d dengan cedera jaringan sekunder terhadap batu ginjal (Engram, 1998).
Perubahan pola eliminasi urine b/d dengan adanya resistensi urine (Doenges, 1999)
Resiko defisit cairan b/d neusea, muntah.
6. Intervensi
Diagnose
Nyeri b/d
dengan
cedera
jaringan
sekunder
terhadap
batu ginjal

Perubahan
pola
eliminasi
urine b/d
dengan
adanya
resistensi
urine

Tujuan
mendemonstrasikan
rasa nyeri hilang
Dengan Kriteria Hasil
:
tak ada nyeri,
ekspresi wajah rileks,
tak ada mengerang
dan perilaku
melindungi bagian
yang nyeri, frekwensi
nadi 60-100
kali/menit, frekwensi
nafas 12-24
kali/menit

Intervensi
1. Kaji dan catat lokasi,
intensitas (skala 0-10) dan
penyebarannya. Perhatikan
tanda-tanda verbal :
tekanan darah, nadi,
gelisah, merintih
2. Jelaskan penyebab
nyeri dan pentingnya
melaporkan ke staf
terhadap perubahan
kejadian/karakteristik
nyeri
3. Berikan tindakan untuk
meningkatkan
kenyamanan seperti
pijatan punggung,
lingkungan nyaman,
istirahat
4. Bantu atau dorong
penggunaan nafas
berfokus, bimbingan
imajinasi dan aktifitas
terapeutik
5. Dorong/bantu dengan
ambulasi sesuai indikasi
dan tingkatkan pemasukan
cairan sedikitnya 3-4 l/hari
dalam toleransi jantung
6. Kolaborasi, berikan
obat sesuai indikasi
7. Berikan kompres
hangat pada punggung
8. Pertahankan patensi
kateter bila digunakan

Rasional
Untuk
menentukan
intervensi
selanjutnya

klien
berkemih
dengan
jumlah
normal dan pola biasa
atau
tidak
ada
gangguan
Kriteria Hasil :
jumlah urine 1500
ml/24 jam dan pola

1.
Tentukan
pola
berkemih normal klien dan
perhatikan variasi
2. Dorong klien untuk
meningkatkan pemasukan
cairan
3. Periksa semua urine,
catat adanya keluaran batu

Menentukan
intervensi
selanjutnya
Untuk
mengganti cairan
yang hilang

Mengetahui
tingkat nyeri dan
intervensi
selanjutnya

Nafas dalam
dapat membantu
otot perut sehingga
memungkinkan otot
perut ke jaringan
Mengurangi rasa
nyeri
Resiko
defisit
cairan b/d
neusea,
muntah

biasa,
tidak
ada dan kirim ke laboratorium
distensi
kandung untuk analisa
kemih dan oedema
4.
Selidiki
keluhan
kandung kemih penuh :
palpasi untuk distensi
suprapubik.
Perhatikan
penurunan keluaran urine,
adanya
edema
periorbital/tergantung
5. Observasi perubahan
status mental, perilaku
atau tingkat kesadaran
6. Awasi pemeriksaan
laboratorium,
contoh
elektrolit, BUN kreatinin
7. Ambil urine untuk
kultur dan sensitivitas
8. Berikan obat sesuai
indikasi,
contoh
:
Perhatikan patensi kateter
tak
menetap,
bila
menggunakan
9. Irigasi dengan asam
atau larutan alkali sesuai
indikasi
1.
Amati dan catat
Mengetahui
Tidak terjadi defisit
kelainan spt muntah.
intervensi
cairan.
2. Monitor tanda vital.
selanjutnya
Dengan kriteria: TTV
3.
Beri diet sesuai
normal, tidak terjadi
program.
muntah, tugor kulit
4. Kolaborasi pemberian
baik.
cairan intra vena

7. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah
teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam
jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervens
Konsep keperawatan  batu saluran kemih

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (18)

3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
 
Husna 1
Husna 1Husna 1
Husna 1
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Batu saluran kemih
Batu saluran kemihBatu saluran kemih
Batu saluran kemih
 
Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013
 
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
 
146028713 ta-kolik-renal
146028713 ta-kolik-renal146028713 ta-kolik-renal
146028713 ta-kolik-renal
 
Batu saluran kemih (bsk)
Batu saluran kemih (bsk)Batu saluran kemih (bsk)
Batu saluran kemih (bsk)
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Ureterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhimaUreterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhima
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemihAskep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemih
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
289520845 nefrolithiasis
289520845 nefrolithiasis289520845 nefrolithiasis
289520845 nefrolithiasis
 
Satpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemihSatpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemih
 

Semelhante a Konsep keperawatan batu saluran kemih

Leaflet ginjal
Leaflet ginjalLeaflet ginjal
Leaflet ginjal
askep33
 
all about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapiall about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapi
rizkiahmadsaleh
 
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisPenatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Miranti Nur Fitriana
 

Semelhante a Konsep keperawatan batu saluran kemih (20)

Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptxBATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
 
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
 
Renal kalkuli
Renal kalkuliRenal kalkuli
Renal kalkuli
 
Askep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemihAskep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemih
 
Danger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptxDanger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptx
 
Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptx
 
Leaflet ginjal
Leaflet ginjalLeaflet ginjal
Leaflet ginjal
 
Leaflet ginjal
Leaflet ginjalLeaflet ginjal
Leaflet ginjal
 
Urolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnexUrolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnex
 
batu saluran kemih.pdf
batu saluran kemih.pdfbatu saluran kemih.pdf
batu saluran kemih.pdf
 
Batu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOBatu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TO
 
all about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapiall about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapi
 
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisPenatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.pptGADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
 
PPT URO NYERI PINGGANG.pptx
PPT URO NYERI PINGGANG.pptxPPT URO NYERI PINGGANG.pptx
PPT URO NYERI PINGGANG.pptx
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
129849345 batu-saluran-kemih-1
129849345 batu-saluran-kemih-1129849345 batu-saluran-kemih-1
129849345 batu-saluran-kemih-1
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Konsep keperawatan batu saluran kemih

  • 1. KONSEP KEPERAWATAN BATU SALURAN KEMIH & RETENSI URINE A. KONSEP MEDIS 1. Definisi Menurut Sjamsuhidrajat R, IW (2004) neprolitiasis adalah batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Sedangkan menurut Purnomo BB (2003) nefrolitiasis suatu penyakit yang salah satunya gejalanya adalah pembentukan batu dalam ginjal. Sedangkan yang dimaksud dengan resistensi urin adalah Ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. Batu saluran kemih sering dikaitkan dengan retensi urine. Pasien yang mengalami BSK sebagian besar akan mengalami resistensi urine hal ini disebabkan apabila batu pada saluran kemih tersebut sudah menyebabkan obtruksi pada saluran kemih sehingga terjadi penimbunan urine didalam vesika urinaria. Hal inilah yang menyebabkan rasa ingin berkemih tapi tidak dapat terlaksana ( resistensi urine). 2. Insiden Swedia 13,7% orang mengalami BSK Semarang (Indonesia) 51,9/10.000 juga mengalami BSK Laki-laki > ditemukan batu ureter dan buli-buli dan wanita ditemukan batu ginjal atau batu piala ginjal. Dan semua itu biasanya diikuti dengan retensi urine 3. Etiologi  Etiologi terjadinya retensi urine a. Yang didapat Disfungsi neurogenik kandung kemih Refluks ureterovesikalis b. Obstruksi fungsional Atrofi otot detrusor Cemas, seperti takut nyeri Obat-obatan, seperti : anestesi, narkotika, sedatif dan antihistamin c. Obstruksi mekanis Struktur uretra Malformasi saluran kemih Malformasi sumsum tulang belakang  Etiologi terjadinya batu ginjal Menurut Suyono, S., et.al (2001) menyebutkan beberapa penyebab nefrolitiasis adalah a. Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu b. Air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit. c. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut batu infeksi karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi. Batu saluran kemih dan retensi urine memiliki hubuingan sebab akibat. Seperti dijelaskan diatas, bahwa etiologi dari retensi urine disebabkan obstruksi fungsional, maupun mekanis. Dan obstruksi itu biasanya disebabkan oleh sumbatan pada saluran kemih. 4. Gambaran Klinis Menurut Smeltzer (2000) menjelaskan beberapa gambaran klinis nefrolitiasis retensi urine : a. Batu, terutama yang kecil (ureter), bisa tidak menimbulkan gejala. b. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. c. Gejala lainnya adalah retensi urine akibat obstruksi saluran kemih yang meyebabkan penimbunan cairan urin atau tertekanya saraf perkemihan sehingga terjadi retensi urine, oligouria, anuria dan inkontenensia urine. 5. Patofisiologi Berikut ini patofisiologi dari terbebtuknya batu saluran kemih  Teori inti matriks
  • 2. Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansia organic sebagai inti. Substansia organic ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.  Teori Supersaturasi Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu. Adapun mekanisme dari batu saluran kencing sehinnga menyebabkan terjadinya resistensi urine akan digambarkan dalam diagram patway sebagai berikut: 6. Patologi Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, akan terjadi penimbunan cairan urine sehingga dapat terjadi retensi urine. Penimbunan cairan juga dapat menimbulkan hidronefron yang pada akhirnya juga bisa menimbulkan kerusakan ginjal. Selain itu batu pada saluran kemih juga bisa menyebabkan respon nyeri yang diakibatkan oleh pembesaran dari saluran kemih tersebut. Pembesaran saluran kemih akan memicu pelepasan mediator kimia yang dapat memyebabkan respon nyeri (Corwin, 2001) 7. Penatalaksanaan Secara umum pasien yang mengalami retensi urine akibat BSK maka penanganan yang dilakukan adalah penanganan terhadap masalah utamanya. Adapaun penanganan terhadap masalah BSK menurut Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari : a. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru. b. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari). c. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat. d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. f. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat. g. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol. i. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat. Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasi adalah : a. Terapi Medis dan Simtomatik Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Tetapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik. b. Litotripsi Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adaah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut. c. Tindakan bedah Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain adalah niprolithomy adalah pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan di abdomen dan pemasangan alat, alat gelombang kejut, atau bila cara non bedah tidak berhasil. 8. Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium a. Pemeriksaan diagnostik Radiologi Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu ginjal sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Ultrasonografi (USG) dilakukan pada pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan. IVP, yaitu pada keadaan-keadaan alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
  • 3. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd. b. Pemeriksaan laboratorium Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam Pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. 9. Terapi Terapik medik dan simtomatik Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu dengan dikelurkannya batu pada saluran kemih, maka retensi urine dapat teratasi juga Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr. Terapi mekanik E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy Terapi pembedahan Jika tidak tersedia alat litotriptor 10. Rehabilitasi Untuk menghindari terbebtuknya kembali batu pada saaluran kemih maka perlu dilakukan upaya rehabilitasi pada pasien, agar dapat segera pulih dan batu tidak kembali terbentuk. Upaya- upaya pemulihan tersebut dapat berupa istirahat total guna memulihkan fungsi tubuh utamanya pada pasien post op, kolaborasi dengan beberapa obat. Dan untuk mecegah terbentuknya kembali batu saluran ginjal, maka kontrol makanan atau diet sangat diperlukan adapun diet yang dilakukan oleh pasien batu saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan jenis batu pada saluran kemihmeliputi: Batu kalsium  diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau Batu asam urat  diet rendah purin mis : daging berlemak, gandung Batu strutive  diet rendah kalsium/pospat mis : jelly karbonat, aluminium B. 1. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. KONSEP KEPERAWATAN Pengkajian keperawatan Nyeri / rasa nyaman Nyeri Kolik Adanya riwayat mengkonsumsi obat-obatan. Mengkonsumsi obat antibiotik terlalu lama. Riwayat Penyakit Keluarga Adanya riwayat Penyakit Ginjal, ISK. Pengetahuan klien tentang penyebab, gambaran klinik, pengobatan dan perawatan, serta cara pencegahan Kapan eliminasi terakhir dan berapa banyak jumlah urine Apakah klien berkemih sedikit-sedikit tapi sering Apakah urine keluar dengan menetes Apakah ada massa bulat pada kandung kemih Apakah ada bunyi pekak pada daerah supra pubik Pemeriksaan Diagnostik. Pemeriksaan urin Pemeriksaan darah lengkap. Radiologi / x-ray IVP CT. Scan Retrograde Cystogram 2. Klasifikasi data Berdasarkan data yang didapat melalui pengkajian data dapat diklasifikasikan menjadi fua bentuk yaitu: a. Data subjektif Merupakan data yang didapat dari hasil pengakuan atau keluhan pasien itu sendiri. b. Data objektif
  • 4. Merupakan data yang didapat dari hasil pengamatan perawat terhadap pasien. 3. Analisa data a. Data : berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan b. Etiologi : berisi tentang penyakit yang diderita pasien c. Masalah : berisi masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll DATA ETIOLOGI Ds : ekspresi wajah Penimbunan air kemih meringis Do : nyeri Pembentukan batu saluran kemih MASALAH Nyeri Cedera jaringan Nyeri Batu saluran kemih menyumbat aliran kemih Perubahan pola eliminasi Bakteri terperangkap dalam air kemih Terjadi infeksi Retensi urine Perubahan pola eliminasi Muntah Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan 4. Daftar masalah Masalah-masalah yang dapat timbul pada pasien batu saluran kemih meliputi: Nyeri Perubahan pola eliminasi Retensi urine Kekurangan cairan akibat mual muntah dan gejala intestinal lain 5. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan prioritas masalah yaitu meliputi: Nyeri b/d dengan cedera jaringan sekunder terhadap batu ginjal (Engram, 1998). Perubahan pola eliminasi urine b/d dengan adanya resistensi urine (Doenges, 1999) Resiko defisit cairan b/d neusea, muntah.
  • 5. 6. Intervensi Diagnose Nyeri b/d dengan cedera jaringan sekunder terhadap batu ginjal Perubahan pola eliminasi urine b/d dengan adanya resistensi urine Tujuan mendemonstrasikan rasa nyeri hilang Dengan Kriteria Hasil : tak ada nyeri, ekspresi wajah rileks, tak ada mengerang dan perilaku melindungi bagian yang nyeri, frekwensi nadi 60-100 kali/menit, frekwensi nafas 12-24 kali/menit Intervensi 1. Kaji dan catat lokasi, intensitas (skala 0-10) dan penyebarannya. Perhatikan tanda-tanda verbal : tekanan darah, nadi, gelisah, merintih 2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staf terhadap perubahan kejadian/karakteristik nyeri 3. Berikan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan seperti pijatan punggung, lingkungan nyaman, istirahat 4. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus, bimbingan imajinasi dan aktifitas terapeutik 5. Dorong/bantu dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 l/hari dalam toleransi jantung 6. Kolaborasi, berikan obat sesuai indikasi 7. Berikan kompres hangat pada punggung 8. Pertahankan patensi kateter bila digunakan Rasional Untuk menentukan intervensi selanjutnya klien berkemih dengan jumlah normal dan pola biasa atau tidak ada gangguan Kriteria Hasil : jumlah urine 1500 ml/24 jam dan pola 1. Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi 2. Dorong klien untuk meningkatkan pemasukan cairan 3. Periksa semua urine, catat adanya keluaran batu Menentukan intervensi selanjutnya Untuk mengganti cairan yang hilang Mengetahui tingkat nyeri dan intervensi selanjutnya Nafas dalam dapat membantu otot perut sehingga memungkinkan otot perut ke jaringan Mengurangi rasa nyeri
  • 6. Resiko defisit cairan b/d neusea, muntah biasa, tidak ada dan kirim ke laboratorium distensi kandung untuk analisa kemih dan oedema 4. Selidiki keluhan kandung kemih penuh : palpasi untuk distensi suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran urine, adanya edema periorbital/tergantung 5. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran 6. Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN kreatinin 7. Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas 8. Berikan obat sesuai indikasi, contoh : Perhatikan patensi kateter tak menetap, bila menggunakan 9. Irigasi dengan asam atau larutan alkali sesuai indikasi 1. Amati dan catat Mengetahui Tidak terjadi defisit kelainan spt muntah. intervensi cairan. 2. Monitor tanda vital. selanjutnya Dengan kriteria: TTV 3. Beri diet sesuai normal, tidak terjadi program. muntah, tugor kulit 4. Kolaborasi pemberian baik. cairan intra vena 7. Evaluasi Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervens