Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Klasifikasi nilai
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Klasifikasi nilai perlu dilakukan karena nilai itu bermacam-macam dan dari sinilah
seorang yang proaktif mendasarkan pemilihan responnya.
Kesadaran diri akan membuat kita proaktif sementara proaktif berarti kita
bertanggungjawab untu dapat memilih responden. pemilihan responden perlu
didasarkan pada nilai sehingga pilihan tersebut merupakan hasil dari pertimbangan
yang matang, berdasarkan nilai dab bukan emosi sesaat. Seseorang bisa saja mampu
memilih respon tapi bila dia mempunyai nilai yang bersifat negatif seperti misalnya
“yang penting untung, tidak peduli dengan orang lain”, atau “menilai segala sesuatu
dengan uang “, maka pilihan respon yang dilakukannya akan berdasarkan pada nilai
semacam ini, dan anda akan bisa bayangkan pilihan respon seperti apa yang akan
dipiliholeh orang-orang dengan nilai-nilai seperti di atas.
Nilai/standar perilaku yang pantas tersebut bila ditetapkan sebagai prinsip maka nilai
itu akan menjasi pusat kehidupan seseorang. Pusat kehidupan ini akhirnya akan
mempengaruhi rasa aman, pedoman, kebijakan dan daya kita (covey, 1997).
Prinsip adalah suatu dasar pegangan bagi seseorang untuk mengambil keputusan dan
bertindak. Nilai seorang perawat profesional dadijabarkan dalam standar asuhan
keperawatan misalnya, atau kode etik.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui klarifikasi nilai pada hubungan perapeutik perawat dan ckien.
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah konsep dimana seseorang memiliki standar mengenai hal-hal yang pantas
dilakukan (stuart & sunden 1995). Kosep tersebut dibentuk sebagai hasil dari
pengalaman dengan keluarga, teman, budaya, pendidikan, kerja, relaksasi dan lain-
lain.
Misalnya disuatu daerah tertentu, pada acara resmi seseorang harus menggunakan
baju daerah, maka apabila ada orang yang tidak menggunakan baju daerah pada acara
resmi, maka dia dianggap melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan.
Nilai merupakan sebuah teori, penjelasan mengenai dimana segala sesuatu seperti
yang seharusnya. Sebagai orang tua anda seharusnya seperti apa, sebagai perawan
adan seharusnya bagaimana, sebagai mahasiswa anda seharusnya seperti apa, sebagai
pembantu rumah tangga anda seharusnya bagaimana, sebagai provokator anda
seharusnya bagaimana dan lain-lain.
Nilai yang telah kita miliki dapat berubah dan diubah, oleh karena itulah perlu bagi
kita untuk melakukan klasifikasi nilai.
Contoh : Seorang koruptor mengajarkan pada anaknya bahwa hal terpenting dalam
hidup ini adalah harta yang banyak , tidak peduli bagaimana mendapatkannya asal
tidak ketahuan oleh yang berwajib. Karena ajaran itu si anak akan dianggap tidak
pantas (oleh orang tua yang koruptor) bila tidak punya harta, atau tidak mau korupsi
untuk mendapatkan harta. Ini adalah nilai. Apabila si anak menerapkan nilai tersebut
sebagai prinsip maka, prinsip “yang penting kaya raya” tersebut akan menjasi pusat
kehidupannya. Si anak akan merasa tidak aman bila hartanya berkurang/menjadi
miskin. Pedoman dalam mengambil keputusan berasal dari prinsip keuntungan
pribadi, kebijaksanaan yang muncul adalah kebijaksanaan yang selalu berorientasi
dengan harta, dan dia baru bersemangat (daya) apabila kegiatan yang dilakukannya
berurusan dengan harta alias dia mendapatkan keuntungan.
3. 2. Pusat Kehidupan
Seperti telah dijelaskan diata pusat kehidupan akan mempengaruhi beberapa hal yaitu
: rasa aman, pedoman, kebijaksanaan dan daya (Covey, 1997).
Rasa aman menggambarkan perasaan diri berguna, identitas diri, emosional diri,
harga diri dan kuat atau tidaknya kekuatan pribadi yang mendasar.
Pedoman berarti sumber arah hidup. Pedoman ini akan mempengaruhi pengambilan
keputusan dan pelaksanaan saat demi saat.
Kebijaksanaan adalah perspektif hidup anda, rasa keseimbangan dan pengertian
tentang bagaimana berbagai bagian dari prinsip berlaku dan berhubungan satu sama
lainnya.
Daya adalah kemampuan atau kapasitas untuk bertindak kekuatan dan potensi untuk
mencapai sesuatu. Daya ini merupakan energi vital untuk membuat pilihan dan
keputusan serta melakukan tindakan.
Pusat kehidupan yang akan mempengaruhi seseorang ada bermacam-macam antara
lain (Covey, 1997).
a. Berpusat pada pasangan
Apabila rasa keberartian emosional tergantung pada perkawinan, maka kita akan
menjadi sangat bergantung pada hubungan tersebut,dan menjadi rentan terhadap
suasana hati dan perasaan serta perilaku pasangannya. Contoh: melihat pasangan
kita bingung, kita ikut bingung.
Rasa aman: akan tergantung dari bagaimana perasaan pasangan kita.
Pedoman: seseorang akan mengambil keputusan asalkan pasangannya merasa
senang, meskipun keputusan itu melanggar hukum, misalnya korupsi.
Kebijaksanaan: kebijaksanaan yang ditetapkan dalam mengatur keluarga
tergantung dengan apa yang dimaui atau diinginkan oleh pasangan.
Daya: Apa saja yang diusahakan atau yang dilakukan semuanya dilakukan untuk
pasangannya, kalau tidak ada pasagannya, orang seperti ini mungkin akan
menghentikan usahanya.
b. Berpusat pada keluarga
Seseorang yang berpusat pada keluarga akan mendapatkan rasa aman atau nilai
pribadi dari tradisi, budaya dan reputasi keluarga. Sehingga dia akan menjadi
rentan terhadap perubahan pada tradisi atau budaya dan terpengaruh pada apapun
yang akan mempengaruhi reputasi tersebut.
4. Contoh:
Rasa aman: seseorang akan merasa tidak aman jika nama keluarganya terancam
oleh aib yang dilakukan oleh salah seorang anggota keluarga.
Pedoman: seseorang akan mengambil keputusan berdasarkan tradisi yang ada
dikeluarganya, entah tradisi tersebut benar atau salah.
Kebijaksanaan: apa saja yang diusahakan selalu untuk keuntungan dan nama
keluarga, misalnya suatu keluarga yang tidak mengijinkan seorang anggota
keluarganya menikah melewati kakaknya yang lebih tua yang belum menikah,
maka keluarga tersebut akan berusaha agar pernikahan tersebut tidak boleh
terlaksana sesuai dengan tradisi keluarga.
Daya: Segala usaha daya upaya dilakukan untuk keuntungan keluarga, misalnya
menyumbang orang lain agar nama keluarga terangkat, tetapi tidak memberikan
sedekah kepada orang lain apabila nama keluarganya tidak menjadi terkenal.
c. Berpusat pada uang
Seseorang yang berpusat pada uang maka apapun yang mempengaruhi fondasi
ekonomi akan membuat dia menjadi cemas, gelisah, bahkan menjadi protektif dan
defensif.
Rasa aman: seseorang akan merasakan kegelisahan yang luar biasa dan bukan
kegelisahan yang sewajarnya apabila tidak mempunyai uang. Rasa aman pada diri
akan akan tergantung pada ada atau tidaknya uang.
Pedoman: orang tersebut akan berorientasi pada uang, dalam arti memutuskan
segala sesuatu berdasarkan pada uang.
Kebijaksanaan: kebijaksanaan yang dibuat berdasarkan prinsip ada uang atau
tidak.
Daya: usaha seseorang dilakukan untuk mendapatkan uang. Apabila tidak
mendapatkan uang, dia akan menjadi malas berusaha atau malas membantu orang
lain karena tidak ada imbalan berupa uang.
d. Berpusat pada kerja
Seseorang yang berpusat pada kerja, rasa amannya akan rentan terhadap apa saja
yang menghambat mereka untuk melakukan kerja.
Contoh:
Rasa aman: seseorang akan merasa tidak aman apabila kehilangan pekerjaan atau
pekerjaannya tidak beres.
5. Pedoman: seseorang memutuskan segala sesuatu berdasarkan hal-hal yang
menunjang pekerjaannya.
Kebijaksanaan: silahkan dipikirkan sendiri oleh pembaca!
Daya: seseorang akan berdaya upaya agar selalu dapat bekerja.
e. Berpusat pada harta
Harta selain benda yang tampak juga adalah berupa benda yang abstrak seperti
kepandaian, kemashuran, ketenaran, dan menonjol secara sosial. Seseorang yang
mempunyai pusat kehidupan pada harta akan terancam kehidupannya bila hal-hal
di atas hilang. Orang yang berpusat pada harta akan merasa superior diantara
orang-orang yang miskin, atau sebaliknya, akan merasa minder diantara orang-
orang kaya karena merasa tidak lebih tinggi statusnya.
Contoh:
Seorang artis sangat merasa tidak aman kalau reputasinya menjadi buruk karena
memerankan peran yang antagonis.
Pedoman: seseorang memutuskan untuk memberikan sumbangan lebih banyak
dari yang lain pada panti asuhan agar menonjol secara sosial.
Kebijaksanaan: silahkan dipikirkan sendiri oleh pembaca!
Daya: seseorang akan berusaha mati-matian untuk memenangkan judi di kasino
agar semua orang tahu kepandaiannya.
f. Berpusat pada kesenangan
Kesenangan yang tidak merusak dan dilakukan sewajarnya merupakan hal yang
sehat. Namun bila terlalu banyak waktu senggang tanpa adanya disiplin , akan
mengakibatkan seseorang terus mengambil jalan yang paling sedikit rintangannya
sehingga bakat yang dimilikinya akan terhambat.
Contoh:
Rasa aman: seorang akan merasa tidak aman jika tempat bermain play station-
nya di gusur.
Pedoman: seseorang akan memutuskan untuk menjadi pengedar narkoba demi
mendpatkan kesenangan menggunakan narkoba.
Kebijaksanaan: silahkan dipikirkan sendiri oleh pembaca!
Daya: seseorang akan berusaha mati-matian untuk membeli motor agar bisa ikut
kebut-kebutan yang menjadi hobinya.
6. g. Berpusat pada musuh/teman
Jika seseorang merasa diperlakukan dengan tidak adil oleh orang lain, maka
secara emosional dan sosial dia akan mudah sekali menjadi asyik dengan
perlakuan tidak adil tersebut, dan menjadikan orang tersebut pusat dari
kehidupannya. Misalnya seseorang yang dimusuhi oleh rekan kantornya, sehingga
membuat orang yang dimusuhi tersebut menghindar dengan keluar dari
pekerjaannya tersebut.
Orang yang menjadikan teman/musuh sebagai pusat kehidupannya, maka dia tidak
memiliki rasa aman intrinsik dan nilai dirinya mudah berubah menjadi suatu
fungsi keadaan emosi/perilaku orang lain.
Rasa aman: seseorang yang merasa tidak aman bila ada orang lain yang dianggap
sebagai musuh berada didekatnya.
Kebijaksanaan: kebijaksanaan yang diambil selalu berdasarkan pada hal-hal
yang bertentangan dengan musuh.
Daya: setiap hari sibuk memikirkan cara untuk membuat musuhnya menderita.
h. Berpusat pada masjid/gereja/tempat ibadah lain
Pusat kehidupan disini akan mengakibatkan kemunafikan karena citra dan
penampilan akan menjadi dominan yang akan merusak rasa aman pribadi dan
nilai instrinsik dikarenakan masjid/gereja hanya merupakan sarana untuk
mencapai tujuan dan akan merusak kebijaksanaan dan keseimbangan orang
tersebut. Aktif di masjid/gereja belum tentu aktif dalam melaksanakan ajarannya.
i. Berpusat pada prinsip
Orang yang berpusat pada prinsip yang benar akan mempunyai rasa aman
instrinsik yaitu rasa aman yang berasal dari dirinya sendiri dikarenakan prinsip
yang benar tidak akan berubah, dan prinsip tersebut tidak bereaksi terhadap
apapun dan juga akan menempatkan pusat lain pada perspektifnya (Covey, 1997).
Berpusat pada prinsip akan mempengaruhi cara melihat segala sesuatu dalam
kehidupan dan seseorang tersebut dapat memisahkan diri dari emosi, situasi dan
dari faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi. Dia akan mampu berusaha
mengevaluasi pilihan-pilihan responnya.
7. 3. Klarifikasi Pusat Kehidupan
Seseorang perlu memahami pusat kehidupan yang dimilikinya. Ini perlu untuk
mengetahui selama ini hal-hal apa yang menjadi pedoman dalam mengambil
keputusan, serta kerja keras yang dilakukan selama ini untuk mencapai apa. Hal ini
dimaksudkan agar kita tidak terjebak pada pusat kehidupan tertentu yang ternyata
telah menyia-nyiakan waktu kita dalam hidup ini.
4. Proses Klarifikasi Nilai
Yang dimaksud dengan klarifikasi nilai adalah metode dimana seseorang menemukan
nilai-nilainya sendiri dengan mengkaji, mengeksplorasi dan menentukan nilai-nilai
pribadi dan bagaimana nilai-nilai tersebut digunakan sebagai acuan dalam mengambil
keputusan.
Pemahaman tentang nilai diri diklarifikasi oleh nilai individu dengan cara mengkaji,
eksplorasi, imajinasi, serta merujuk pada tujuan akhir (Covey, 1997). Merujuk pada
tujuan akhir dapat “apa tujuan akhir saya telah mati?”
Seseorang bisa mempunyai banyak nilai. Nilai yang paling kuat mempengaruhi
seseorang merupakan pusat kehidupannya. Nilai tersebut akan mempengaruhi cara
memandang dan kemudian berperilaku. Apabila nilai-nilai tersebut ditetapkan oleh
seseorang menjadi prinsip, maka prinsip tersebut dapat menjadi pusat kehidupannya.
Prinsip merupakan pedoman dalam berperilaku.Prinsip yang benar hanya ada satu dan
merupakan kebenaran yang hakiki dan mendasar yang memiliki aplikasi universal
(dapat berlaku bagi siapa saja). Prinsip yang benar ini sesuai dengan hukum alam.
Karena sesuai dengan hukum alam inilah maka prisip yang benar tidak akan berubah.
Prinsip yang benar selalu mempunyai konsekuensi wajar, yaitu konsekuensi positif
(+) jika kita hidup selaras dengan prinsip dan konsekuensi negatif (-) jika kita hidup
tidak selaras dengan prinsip yang benar tersebut (Covey, 1997)
Terkadang seseorang telah menetapkan suatu prinsip yang ternyata sebenarnya bukan
prinsip yang benar. Dia menganggap telah mendasarkan pusat kehidupannya pada
prinsip, padahal sebenarnya prinsip yang diambil adalah nilai yang dijadikan prinsip
(prinsip yang keliru) sementara nilai tersebut sangat berbeda dengn kebenaran hakiki
yang terdapat dalam prinsip. Orang yang telah mendasarkan pusat kehidupannya pada
prinsip yang benar, maka dia telah menempatkan pusat-pusat kehidupan lainnya ke
dalam perspektif prinsip yang benar.
8. Contoh:
Sebuah keluarga sedng mengalami krisis. Salah satu anggota keluarganya diam-diam
melakukan pembunuhan karena dendam. Keluarga tersebut akan memutuskan apa
yang harus mereka lakukan, untuk menjaga keutuhan keluarga, tentunya anggota
keluarga yang menjadi pembunuh itu tidak perlu dilaporkan sehingga tidak masuk
penjara. Apabila keluarga ini mendasarkan pusat kehidupannya pada keluarga maka
keluarga ini tidak akan menyerahkan anggota keluarganya pada polisi, tetapi apabila
pusat kehidupannya adalah prinsip, maka keluarga ini akan menyerahkan anggota
keluarganya untuk dihukum setimpal dengan perbuatannya.
Untuk mengetahui apakah selama ini kita telah mempunyai prinsip yang benar maka
seseorang perlu melakukan klarifikasi nilai. Dengan memahami nilai-nilai yang
dimiliki dan membandingkan dengan prinsip yang benar. Nilai yang dimiliki diri
tersebut sangar baik bila mirip dengan prinsip yang bersifat universal.
5. Cara Melakukan Klarifikasi Nilai
Klarifikasi nilai adalah suatu metode dimana seseorang menemukan nilai-nilainya
sendiri dengan mengkaji, mengeksplorasi dan menentukan nilai-nilai pribadi, serta
menentukan bagaimana menggunakan nilai-nila tersebut dalam mengambil keputusan.
Klarifikasi nilai dilakukan untuk mengetahui berapa banyak nilai yang kita miliki.
Apakah nilai-nilai tersebut kita angkat atau kita tetapkan menjadi prinsip, sehingga
kita akan mengetahui selama ini yang menjadi pusat kehidupan kita sebenarnya
adalah prinsip yang benar ataukah hanya nilai-nilai yang yang kita anggap sebuak
prinsip yang benar.
Pernahkah kita memikirkan, mengapa kita memutuskan untuk melakukan demonstrasi
menentang ketidakadilan? Alasan apa yang menyebabkan kita ingin berdemonstrasi?
Karena ada yang membayar kita? Agar kita terkenal, agar dianggap pahlawan? Malu
jika tidak ikut, atau benar-benar memperjuangkan aspirasi yang ada? Salah satu yang
menjadi alasan kita untuk melakukan demonstrasi adalah merupakan nilai yang telah
menjadi pusat kehidupan kita.
Manusia mempunyai keterbatasan dan pengetahuan tentang prinsip yang benar.
Pencarian terhadap prinsip yang benar tersebut haruslah dilakukan terus-menerus
sampai seseorang merasa mendapatkan prinsip yang benar. Di sini diperlukan
kesabaran hati dan kesabaran diri yang tinggi untuk mengakui bahwa prinsip yang
9. diambil selama ini (mungkin) adalah salah dan di sini diperlukan energi yang sangat
besar untuk mengganti prinsipnya dengan prinsip yang benar.
Perawat dapat melakukan klarifikasi nilai dengan beberapa tahap sebagai berikut
(Taylor et al, 1997):
a. Pemilihan
Kebebasan untuk memilih kepercayaan.
Mengenal dan mengakui bahwa seseorang mempunyai pilihan lain.
Kepercayaan bahwa menghargai setiap orang akan memberikan konsekuensi
terbaik bagi dirinya dan untuk semua masyarakat.
b. Penilaian
Merasa bebas dan bahagia dengan pilihannya.
Dapat mempertahanan nilai.
c. Tindakan
Mengaplikasikan nilai-nilai ini pada praktek.
Berusaha secara konsisten untuk menghargai orang lain dalam kehidupan
pribadi dan profesional.
6. Manfaat klarifikasi nilai
Klarifikasi nilai akan menjadikan seseorang selalu beradadalam keadaan dinamik,
selalu mencari nilai yang paling universal dan tepat sehingga seseorang tidak akan
menjadi terjebak pada satu nilai dan dapat mengetahui dengan pasti nilai-nilai apa saja
yang ada pada dirinya dan dapat dengan bijaksana memutuskan nilai apa yang akan
dijadikan prinsip sebagai pusat kehidupannya.
Keputusan (pemilihan respon) yang diambil berdasarkan prinsip yang benar akan
membuat seseorang merasa senang dan memfokskan diri serta menikmati apa yang
menjadi keputusannya, meskipun keputusan itu membuat dirinya berada dalam
keadaaan sengsara. Contoh yang paling mudah adalah seorang pejuang yang bersedia
di siksa untuk mempertahankan indonesia merdeka, tidak berkhianat dan lebih baik
mati daripada menyerah. Bayangkan, apa enaknya disiksa? Tentunya tidak ada
enaknya sama sekali, tetapi mengapa seseorang memilih hal itu daripada berkhianat.
Semakin selaras nilai-nilai yang kita miliki terhadap prinsip, maka semakin akurat
nilai kita digunakan sebagai landasan bagi kita dalam memilih respon.
10. Bagi perawat adalah sangat penting untuk melihat kembali nilai-nilai dalam profesi
keperawatan, menyelaraskan nilai-nilai tersebut dengan nilai-nilai universal.
Perawat yang mampu lebih sadar terhadap nilainya maka dia akan menjadi lebih
sensitif pada tindakan yang dilakukannya (Taylor et al, 1997).
11. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nilai adalah konsep dimana seseorang memiliki standar mengenai hal-hal yang pantas
dilakukan (stuart & sunden 1995). Kosep tersebut dibentuk sebagai hasil dari
pengalaman dengan keluarga, teman, budaya, pendidikan, kerja, relaksasi dan lain-
lain.
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan
12. DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Arifin, Anwar. 1988. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar Ringkas, Rajawali Press.
Jakarta.
dePorter, Bobbi, et.al.2000. Quantum Teaching, Kaifa. Bandung.
13. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas rahmat dan hidayah yang telah Tuhan yang maha
Esa berikan kepada Saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang “Klarifikasi Nilai Pada Hubungan Perapeutik Perawat
Dan Ckien”
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat membantu. mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Raha, Juli 2014
Penulis