SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
1. INDIVIDU : standar 1-24 buat kerangka acuan meliputi persiapn alat dan tindakn yg
dilakukn bidan
2. Standar pelkeb: asuhan yg di berikn sesuai dgn protap
3. Jaikan
4. APN
PERATURAN PEMERINTAH NO 32 TAHUN 1996 Tentang TENAGA KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1butir 1
Dalam PP ini yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah; setiap orang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
BAB V
STANDAR PROFESI DAN PERLINDUNGAN HUKUM
Bagian kesatu Standar profesi
Pasal 21
1. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi
standar profesi tenaga kesehatan.
2. Standar profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri
Pasal 22
1. Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam menjalankan tugas profesinya berkewajiban
untuk
a. Menghormati hak pasien;
b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien;
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang dilakukan.
d. Diminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
e. Membuat dan memelihara rekam medis.
Bagian kedua
Perlindungan Hukum
Pasal 24
1. Perlindungan hukum diberikan bagi tenaga kesehatan yang melaksanakan tugasnya
sesuai standar profesi kesehatan
2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Menteri
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKIK
BIDAN
BAB III
Penyelenggaraan Praktik
Pasal 18
1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu.
c. Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan;
e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan;
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis;
g. Mematuhi standar; dan
h. Melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk
pelaporan kelahirana dan kematian.
3.PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONSIA NOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAN PRAKTIK
BIDAN
BAB II
Perizinan
Pasal 3
1. Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.
2. Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB
3. SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1
(satu) tempat.
BAB III
Penyelenggaraan Praktik
Pasal 17
1. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi:
a. meiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk menunjang pelayanan
kesehatan bayi, anak balta dan prasekola yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat.
b. Menyediakan maksimal 2(dua) tempat tidur untuk persalinan ,dan
c. memiliki sarana peralatan dan obat sesuai dengan ketentun yang berlaku.
2. Ketentuan persyaratan tempat praktik da peralatan sebagaimanan dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Kewajiban Bidan Tersirat
Kewajiban bidan tersirat terdapat dalam :
1. KEWAJIBAN PERAWAT DAN BIDAN DI RS (SK Dirjen Yanmed No. YM
00.03.2.6.956 Th 1997
a. Mematuhi semua peraturan RS dengan hubungan hukum antara perawat dan bidan
dengan pihak RS.
b. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit
c. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
d. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan atau kebidanan sesuai dengan standar
profesi dan batas kewenangannya atau otonomi profesi.
e. Menghormati hak-hak klien atau pasien.
f. Merujuk klien atau pasien kepada perawat lain atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik.
g. Memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau keyakinannya
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.
h. Bekerjasama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien/pasien.
i. Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan atau kebidanan
kepada klien/pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
j. Membuat dokumen asuhan keperawatan atau kebidanan secara akurat dan
berkesinambungan.
k. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan atau kebidanan sesuai standar profesi
keperawatan atau kebidanan dan kepuasan kklien/pasien.
l. Mengikuti IPTEK keperawatan atau kebidanan secara terus menerus.
m. Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.
n. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/pasien bahkan juga
setelah klien/pasien tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang
berwenang.
Kewajiban Bidan yang terdapat pada Kode Etik Bidan
Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam
prilaku. Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang
dalam mukadimah tujuan dan bab.
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab ini dapat dibedakan atas tujuh
bagian yaitu :
1. Kewajiban Bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban Bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3. Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4. Kewajiban Bidan terhadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban Bidan terhadap dia sendiri (3 butir)
6. Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
7. Penutup (1 butir)
D. Mengkaitkan Kewajiban Bidan dalam Kehidupan
Kewajiban bidan dalam kehidupan yang terdapat pada kode etik bidan :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga
dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
kelurga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam
mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan / rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahsiaan keterangan yang didapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
dengan kepentingan klien
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadp
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan dalam profesinya
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu citra profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi
6. Setiap bidan bertanggung jawab terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan
reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada
pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Balita
Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut
fungsi pada sistem tubuh bayi.
Pemeriksaan fisik pada bayi
Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter
untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam
setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan
pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang,
sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara
umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan
intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi.
Adapun petneriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai
berikut:
Hitung Frekuensi Napas
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata
pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru
lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi
dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir
kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan
terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik
secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal.
Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi
Pemeriksaan ini berfungsi untuk inengetahui apakah ada warna pucat, ikterus,
sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih
pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih
tebal.
Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop
Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan vang
menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak
normal, perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini
dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit, dalam
keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif
pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika
bayi mengalami distres.
Ukur Suhu Aksila
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam
keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36,5-37,5
derajat celcius.
Kaji Postur dan Gerakan
Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh
yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke
depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan
normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan
panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500
gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya dalam keadaan
sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan
mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi lutut ekstensi penuh,
sehingga kaki bisa mencapai mulut. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi
harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi
penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar.
Periksa Tonus atau Kesadaran Bayi
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan
kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya
tones otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan
sadar (tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini
dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar
penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam.
Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas
abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau
ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih
atau saling melekat.
Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit
atau pembengkakan, postula (kulit melepult), luka atau trauma, bercak atau tanda
abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak
merah terang dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila
tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan pusat putih kecil pada muka,
tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang
terkelupas pada hari pertama.
Pemeriksaan Tali Pusat
Pemeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau,
atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih
kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada
hari ke-7 hingga ke-10.
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:
1. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama
pada daerah bahu dan punggung.
2. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang
tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau
tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak
berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang
dalam beberapa hari). Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan
tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum,
konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak,
tidak menyeberangi sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami
fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan
jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk
kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan cara melakukan
palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel posterior dapat dilihat
proses penutupannya setelah usia 2 bulan, dan fontanel anterior menutup saat
usia 12-18 bulan.
3. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi
gerakan mata yang belum sem purna. Cara memeriksanya adalah dengan
menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka,
kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas
terhadap cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila
ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom
down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi
kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil
yang berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema
palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dan lain-lain.
4. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan
pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks
terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan
pendengaran.
5. Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan,
apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi
jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung
akan menujukkan gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak
mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya
penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.
6. Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada
mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan
refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat
adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut,
palatum, dan pipi bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu
diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan
pigmen yang tidak sempurna.
7. Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi
keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada
tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.
Pemeriksaan Abdomen dan Punggung
Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk
melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat
diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga
perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta
kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat
dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-
otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba
setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal
dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan
oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk menilai
daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan
meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk
mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal
(defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).
Pengukuran Antropometri
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat
badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila
ditemukan berat badan kurang Bari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi
memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bavi
dengan berat badan lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam
kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran
panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm,
pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada
normalnya adalah 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm
dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala
lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus.
Pemeriksaan Genitalia
Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup
oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun
apabila ditemukan sstu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila
ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon. Pada bayi
laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah
3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah
adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau
defek sepanjang penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsinn
penis.
Pemeriksaan Urine dan Tinja
Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare
serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi
mengeluarkan feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila
frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per
vaginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa hari pada minggu
pertama kehidupan.
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Oleh : Siti Haryani, S.Kep., Ns
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti
timbangan dan pita pengukur (meteran)
Ukuran antropometri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran disbanding dengan umur. Misalnya, BB
terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah
ukuran yang dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.
2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran
lainnya tanpa memperhatikan berapa umur anak yang diukur.
Misalnya berat badan terhadap umur.
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk
menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya
normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena
keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang
mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan
akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar
700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada
triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350
gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat
badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya
hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan.
Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun.
Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara
cepat ( growth spurt)
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
3. Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
4. Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 7 – 5
2
Cara pengukuran berat badan anak adalah :
1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu,
cukup pakaian dalam saja.
2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin,
masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan
injak tanpa dipegangi.
3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh
bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat
badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri
menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu
5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang
berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk
menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva
KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau,
kuning atau merah.
2. Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm.
Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang
badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai
usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada
peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun
pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan
rumus dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan
pita pengukur (meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai
menempel pada meja (posisi ekstensi)
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak
lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa
garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu
ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih
jelasnya. Lihat gambar 1
b. Usia 2 tahun atau lebih :
1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat,
sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam
satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan
dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan
skala yang tertera. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan
dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir,
ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah
sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan
pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih
dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita
bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan
hasilnya (lihat Gambar 1)
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
4. Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm.
Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot
yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai
keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan
bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri
tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar 3.
b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar (
dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur
saat pengukuran.
c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita
pengukur
d. Catat hasil pada KMS
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan
posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi
berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1
c. Catat hasil pengukuran pada KMS
* Masa bayi usia 0 ( baru lahir ) sampai 1 ( satu tahun atau 12 bulan )
* Masa toddler usia 1 ( satu tahun atau 12 bulan ) sampai 18 bulan
* Masa usia batita, bayi dibawah 3 ( tiga tahun )
* Masa usia balita, usia dibawah 5 ( lima tahun )
* Masa usia kanak – kanak usia 5 ( lima tahun ) sampai 7 ( tujuh tahun )
* Masa usia anak – anak, usia 7 ( tujuh tahun ) sampai 9 ( sembilan tahun )
* Masa usia pra- remaja , usia 9 ( sembilan tahun ) sampai usia 11 ( sebelas
tahun )
* Masa usia remaja , usia 11 ( sebelas tahun ) sampai 16 ( enam belas tahun )
* Masa usia dewasa , usia 17 ( tujuh belas tahun ) sampai 30 ( tiga puluh tahun
)
* Masa usia tua, usia 30 ( tiga puluh tahun ) sampai 60 ( enam puluh tahun )
* Masa lansia, usia 60 ( enam puluh tahun ) sampai seterusnya
Dari batasan – batasan tersebut masih juga ada kesulitan dalam penentuan
secara jelas, contohnya pada permata bunda tercinta usia remaja dan dewasa.
Dewasa mengandung beberapa pengertian tergantung dari sudut pandangnya.
Secara biologis bisa saja seseorang dianggap sudah dewasa, namun secara
social masih anak –anak. Sehingga dewasa masih dapat digolongkan dalam
beberapa katagori yaitu :
* Dewasa muda, usia 19 ( sembilan belas ) tahun sampai usia 40 ( empat puluh
) tahun. Karena pada usia ini masih sangat produktif dari segi seksual, social
dan ekonomi.
* Usia dewasa pertengahan dari usia 40 ( empat puluh ) tahun sampai 60 (
enam puluh ) tahun, namun sangat sulit untuk mendefinisikan dengan jelas
karena pada kenyataan di masyarakat masih cukup banyak secara biologis
masih produktif melampui usia tersebut.
* Usia lanjut, usia yang melampui usia rata – rata harapan hidup di masyarakat
yaitu pada usia 60 ( enam puluh ) tahun keatas.
Makanan dengangizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber
zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat
pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan
nutrien meningkat secara proporsional.
Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan selama hamil,
antara lain:
1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu
berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.
2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, kubis dan
lain-lain.
7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum
hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama
hamil.
Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi dalam sehari, antara lain:
Kelompok Bahan Makanan Porsi
Roti, serealia, nasi dan mie 6 piring/porsi
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Susu, yoghurt dan atau keju 2 gelas
Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan 3 potong
Lemak, minyak 5 sendok teh
Gula 2 sendok makan
Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan dan Zat Gizi
Indonesia)
Jenis Makanan Jumlah yang Dibutuhkan Jenis Zat Gizi
Sumber zat tenaga
(karbohidrat)
10 porsi nasi/pengganti
2 sdm gula
4 sdm minyak goreng
Karbohidrat
Sumber zat
pembangun dan
mineral
7 porsi terdiri dari:
2 ptg ikan/daging, @ 50 gr
3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr
1 porsi kacang hijau/merah
Protein, vitamin
Sumber zat pengatur 7 porsi terdiri dari :
4 porsi sayuran berwarna @ 100
gr
3 porsi buah2an @ 100 gr
Vitamin dan mineral
Susu 2-3 gelas Karbohidrat, lemak,
protein, vitamin dan
mineral
Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil
Bahan Makanan Porsi Hidangan
Sehari
Jenis Hidangan
Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150
Sayuran 3 mangkuk gram) dengan ikan/daging 1 potong
sedang (40 gram), tempe 2 potong
sedang (50 gram), sayur 1 mangkok
dan buah 1 potong sedang
Buah 4 potong
Tempe 3 potong Makan selingan: susu 1 gelas dan
buah 1 potong sedangDaging 3 potong
Susu 2 gelas Makan siang: nasi 3 porsi (300
gram), dengan lauk, sayur dan buah
sama dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250
gram) dengan lauk, sayur dan buah
sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Minyak 2 gelas
Gula 2 sendok makan
Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya, sebagai
berikut:
Jenis Bahan Makanan Pengganti
1 porsi nasi (100 gram) Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji
sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50
gram), mie basah 2 gelas (200 gram), singkong 1
potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring
(125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi
1 biji sedang (135 gram)
1 potong sedang ikan (40
gram)
1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok
makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang
ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati
ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji
bakso sedang (170 gram) dan lainnya
1 mangkuk (100 gram) sayuran Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel,
labu siam, sawi, terong dan lainnya.
1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang
(50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1
potong besar melon (190 gram), 1 potong besar
semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1
buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas
sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125
gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu
biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang
(110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah
sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram),
1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
2 potong sedang tempe (50
gram)
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom
kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20
gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25
gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20
gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram),
1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan
lainnya.
1 gelas susu sapi (20 cc) 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas
yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju
(35 gram), dan lainnya.
Minyak kelapa 1 sendok the (5
gram)
avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil
kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut
(15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan
lainnya.
Gula pasir 1 sendok makan (13
gram)
1 sendok makan madu (15 gram)
Artikel Terkait:
Makanan y ang Sehat Untuk Bay i Perkenalan
Makanan Setelah ASI Kepada Bay i Nutrisi Untuk Ibu Ham il
Kehamilan y ang Sehat Perlu Nutrisi y ang Baik
Faedah BuahNaga Bagi Ibu Hamil Kelompok Bahan Makanan atau Kom oditi
Pangan Hal Yang Mendorong Terjadiny a Gangguan Gizi
Cara Menggunakan Porsi Standar
SHARE!
 Click to print (Opens in new window)
 Click to email this to a friend (Opens in new window)
 36Share on Facebook (Opens in new window)
 Click to share on Twitter (Opens in new window)
 Click to share on Google+ (Opens in new window)
 Click to share on Pinterest (Opens in new window)
 Click to share on StumbleUpon (Opens in new window)
 Click to share on Pocket (Opens in new window)
 Click to share on Reddit (Opens in new window)
 Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
 Click to share on Tumblr (Opens in new window)

TinggalkanKomentar
Nama Anda *
Alamat Email *
Alamat Website
Komentar
Masukkan
Notify me of follow-up comments by email.
Notify me of new posts by email.
Larutan infus itu itu bermacam-macam ada yang berisi cairan yang mirip dengan komposisi
cairan tubuh seperti infus ringer laktat (RL), infus cairan dan elektrolit (NaCl), infus gula
(Dektrosa 5%) bahkan ada yang berisi makanan lengkap yang diberikan misalnya untuk
pasien yang tidak dapat memperoleh makanan melalui usus.
Dalam larutan infus juga sering ditambahkan obat-obatan untuk pasien tertentu.
Manfaat infus untuk sumber cairan, elektrolit, makanan dan sebagai sarana pemberian obat
intra vena.
Dengan diberikan intra vena (melalui vena) sehingga langsung bisa dimanfaatkan oleh
tubuh dan segera berefek.
Karena diberikan secara intravena sehingga larutan infus harus steril (bebas kuman) dan
memerlukan proses pembuatan sediaan steril.
Boleh tidak diminum, jawabnya tentu boleh tetapi ....
Kalau itu infus-infus dasar seperti RL mirip dengan air mineral, NaCl mirip dengan larutan
garam dapur dan Dektrosa mirip dengan sirup gula dengan kadar rendah.
Akan mubazir karena kalau diminum kan tidak perlu sediaan steril
Sediaan steril tentu harganya jauh lebih mahal daripada sediaan nonsteril
Kalau infus itu berisi obat mungkin kasiat akan hilang karena dirusak oleh asam lambung
atau tidak diabsorpsi oleh usus sehingga tidak berefek untuk pengobatan.
Hargailah pabrik pembuat infus yang sudah dengan bersusah payah menjaga sterilitas obat,
isotonis, isohidris dan seterusnya kok hanya digunakan untuk pamaikan per oral
Semoga bermanfaat
Benarkah Infus Bisa Buat Bobot Tubuh Bertambah?
 admin
 October 25, 2013
Ketika sedang sakit dan harus di opnam di rumah sakit, biasanya suster atau dokter akan memberikan
cairan infus. Sekalipun sering mendengar atau melihat benda medis yang satu ini, Anda mungkin
belum memahami tentang pengertian dan manfaat infus bagi tubuh.
Sebagian percaya bahwa infus dapat memperbaiki kondisi
tubuh sekaligus menambah bobot tubuh. Nah, agar lebih jelas, berikut akan diuraikan tentang
pengertian cairan infus.
Infus atau yang disebut juga infus intravena adalah cairan yang berfungsi menambah cairan tubuh,
elektrolit, dan memberikan nutrisi bagi tubuh. Infus intravena biasa diberikan sebagai cairan
pengganti cairan tubuh dan berfungsi memberi nutrisi tambahan.
Cairan infus juga berfungsi untuk mempertahankan fungsi normal tubuh, serta memberi asupan kalori
yang cukup, khusunya bagi pasien yang berada dalam masa penyembuhan dan setelah operasi. Selain
itu, cairan infus juga berfungsi sebagai pembawa obat-obatan.
Cairan infus intravena biasanya dikemas di dalam bentuk dosis tunggal, serta ditempatkan dalam
wadah plastik atau gelas. Sifatnya juga steril dan bebas pirogen serta partikel-partikel lain.
Dalam cairan infus tidak dibutuhkan cairan pengawet karena justru kemungkinan akan berbahaya bagi
cairan infus itu sendiri. Cairan infus biasanya mengandung berbagai zat-zat penting, seperti asam
amino, dekstrosa, elektrolit, dan vitamin.
Pemberian infus intravena bagi pasien akan berdampak positif, diantaranya memaksimalkan kerja
obat. Dengan infus, pemberian obat juga tidak akan sulit, maksutnya obat tidak harus diminum secara
oral atau bahkan mungkin dimuntahkan.
Nah, kemungkinan bahwa infus akan menambah berat badan adalah benar. Pasalnya, infus memang
berfungsi untuk memberikan asupan kalori, vitamin, dan zat-zat lain yang diperlukan tubuh pasien.
Namun, bukan berarti cairan infus dapat dikonsumsi sebagai penambah berat badan. Penggunaan
cairan infus tentu harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Infus diberikan kepada pasien ketika kondisi tubuh mereka sangat lemah sehingga makanan biasa
tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Dalam cairan infus juga terkandung berbagai zat yang sifatnya non alami. Jadi, walaupun zat-zat
tersebut memang dibutuhkan dan bermanfaat bagi tubuh, namun sumbernya bukanlah bahan-bahan
alami. Tentu akan lebih baik jika tubuh dapat secara alami mengolah makanan dan kemudian
menyerap nutrisinya. Apalagi, fungsi organ-organ tubuh, khususnya pencernaan memang harus
difungsikan sedemikian rupa agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
Sekalipun bobot tubuh pasien yang menggunakan infus akan bertambah, namun tambahan bobot
tersebut bukanlah berasal dari asupan alami. Dan seringkali, bobot tubuh akibat penggunaan infus
tersebut akan sedikit demi sedikit menyusut setelah pasien berhenti menggunakan infus. Artinya,
pasien tersebut telah sehat dan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh secara alami dan dengan
sendirinya, tanpa infus.
Jadi, ketika mendengar kemungkinan bobot tubuh bertambah tidak perlu panik atau khawatir. Jika
Anda memang harus menggunakan infus maka bersikaplah bijaksana.
Dokter atau suster yang memberikan infus tentu sudah mengamati kondisi tubuh anda. Bahwa
pemberian infus semata-mata demi kekuatan dan kesehatan tubuh. Tidak perlu ketakutan karena berat
badan akan meningkat dan tubuh tidak seperti sebelumnya.
Jangan pula berpikir bahwa Anda yang mengalami masalah berat badan dapat menggunakan infus
sebagai penambah berat badan. Hal tersebut tentu tidak disarankan secara medis. Jika tubuh Anda
terlalu kurus, maka usahakan untuk menambah berat badan secara alami dengan mengkonsumsi
makanan bergizi. Jangan pula melupakan olahraga rutin yang dapat menjaga tubuh tetap bugar.
(bil/jun)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Uu nomor 38 tahun 2014 keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 keperawatanUu nomor 38 tahun 2014 keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 keperawatanWinarto Winartoap
 
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANANRekha Zahari
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptElon Yunus
 
Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_
Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_
Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_Edi Kusmiadi
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidananaisyaahhh
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)asep nababan
 
Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.
Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.
Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.sendi24
 
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Suprijanto Rijadi
 
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Ahmad Faisal Idris
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehataniyandri tiluk wahyono
 
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatanUu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatanUlfah Hanum
 
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatanUu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatanArief Widjaya
 

Mais procurados (16)

Kode etik bidan bab i&ii.ppt
Kode etik bidan bab i&ii.pptKode etik bidan bab i&ii.ppt
Kode etik bidan bab i&ii.ppt
 
Kelompok 1 komite etik
Kelompok 1 komite etikKelompok 1 komite etik
Kelompok 1 komite etik
 
Uu nomor 38 tahun 2014 keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 keperawatanUu nomor 38 tahun 2014 keperawatan
Uu nomor 38 tahun 2014 keperawatan
 
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
 
Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_
Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_
Draf RUU Keperawatan Revisi 13 Januari 2011_
 
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan GadarEtika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
Etika Dan Hukum Dalam Keperawatan Gadar
 
Standar Profesi Kebidanan
Standar Profesi KebidananStandar Profesi Kebidanan
Standar Profesi Kebidanan
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)
 
1 Etik Legal Gawat Darurat
1 Etik Legal Gawat Darurat1 Etik Legal Gawat Darurat
1 Etik Legal Gawat Darurat
 
Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.
Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.
Ppt tangung jawab dan tanggung gugat kelompok 6.
 
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
Naskah UU Keperawatan Final Akan disahkan Oktober 2014
 
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatanUu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
 
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatanUu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
Uu no. 38 th 2014 ttg keperawatan
 

Semelhante a PEMERIKSAAN FISIK BAYI

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUMDiandr
 
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxTugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxlailatulhusni1
 
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.pptdownacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.pptRegita76
 
legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan endahtri2110
 
PERUNDANGAN KEBIDANAN.docx
PERUNDANGAN KEBIDANAN.docxPERUNDANGAN KEBIDANAN.docx
PERUNDANGAN KEBIDANAN.docxcandra_cun
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidanTuti Arly
 
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Aspek Hukum Dalam Praktik KebidananAspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Aspek Hukum Dalam Praktik KebidananUFDK
 
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatanSesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatanMuklis Bat'Rock
 
OBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptx
OBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptxOBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptx
OBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptxEchaaAlvheerans1
 
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....MiniTriyuliani1
 
Ppt hj sri kewajiban sebagai bidan
Ppt hj sri kewajiban sebagai bidanPpt hj sri kewajiban sebagai bidan
Ppt hj sri kewajiban sebagai bidanBidan Tini Purwati
 
Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_
Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_
Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_Ida Nur Wahyuni
 
UU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docx
UU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docxUU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docx
UU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docxRiskaaOktaviana
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxYuliamandaHarahap
 
etika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxetika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxAdidharmaHimawan1
 

Semelhante a PEMERIKSAAN FISIK BAYI (20)

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxTugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
 
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.pptdownacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt
 
legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan legal etik yang ada di keperawatan
legal etik yang ada di keperawatan
 
PERUNDANGAN KEBIDANAN.docx
PERUNDANGAN KEBIDANAN.docxPERUNDANGAN KEBIDANAN.docx
PERUNDANGAN KEBIDANAN.docx
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Aspek Hukum Dalam Praktik KebidananAspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
 
Etika dan Hukum Kesehatan
Etika dan Hukum KesehatanEtika dan Hukum Kesehatan
Etika dan Hukum Kesehatan
 
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatanSesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
 
OBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptx
OBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptxOBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptx
OBSERVASI PRAKTIK BIDAN MANDIRI DI PUSKESMAS PEGAMBIRAN.pptx
 
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
 
Ppt hj sri kewajiban sebagai bidan
Ppt hj sri kewajiban sebagai bidanPpt hj sri kewajiban sebagai bidan
Ppt hj sri kewajiban sebagai bidan
 
Konsep
KonsepKonsep
Konsep
 
Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_
Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_
Draf ruu keperawatan_rev_13januari2011_
 
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
 
UU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docx
UU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docxUU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docx
UU NO. 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN.docx
 
Permenkes 1464 bab 1,2
Permenkes 1464 bab 1,2Permenkes 1464 bab 1,2
Permenkes 1464 bab 1,2
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
 
etika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxetika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptx
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

PEMERIKSAAN FISIK BAYI

  • 1. 1. INDIVIDU : standar 1-24 buat kerangka acuan meliputi persiapn alat dan tindakn yg dilakukn bidan 2. Standar pelkeb: asuhan yg di berikn sesuai dgn protap 3. Jaikan 4. APN PERATURAN PEMERINTAH NO 32 TAHUN 1996 Tentang TENAGA KESEHATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1butir 1 Dalam PP ini yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah; setiap orang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan BAB V STANDAR PROFESI DAN PERLINDUNGAN HUKUM Bagian kesatu Standar profesi Pasal 21 1. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi tenaga kesehatan. 2. Standar profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Pasal 22 1. Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam menjalankan tugas profesinya berkewajiban untuk a. Menghormati hak pasien; b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien; c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang dilakukan. d. Diminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan e. Membuat dan memelihara rekam medis. Bagian kedua Perlindungan Hukum Pasal 24 1. Perlindungan hukum diberikan bagi tenaga kesehatan yang melaksanakan tugasnya sesuai standar profesi kesehatan 2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri 2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKIK BIDAN BAB III Penyelenggaraan Praktik Pasal 18 1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk : a. Menghormati hak pasien b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu. c. Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
  • 2. pelayanan yang dibutuhkan; e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan; f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis; g. Mematuhi standar; dan h. Melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahirana dan kematian. 3.PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONSIA NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAN PRAKTIK BIDAN BAB II Perizinan Pasal 3 1. Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB. 2. Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB 3. SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat. BAB III Penyelenggaraan Praktik Pasal 17 1. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi: a. meiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balta dan prasekola yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat. b. Menyediakan maksimal 2(dua) tempat tidur untuk persalinan ,dan c. memiliki sarana peralatan dan obat sesuai dengan ketentun yang berlaku. 2. Ketentuan persyaratan tempat praktik da peralatan sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan ini. Kewajiban Bidan Tersirat Kewajiban bidan tersirat terdapat dalam : 1. KEWAJIBAN PERAWAT DAN BIDAN DI RS (SK Dirjen Yanmed No. YM 00.03.2.6.956 Th 1997 a. Mematuhi semua peraturan RS dengan hubungan hukum antara perawat dan bidan dengan pihak RS. b. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit c. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya. d. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan atau kebidanan sesuai dengan standar profesi dan batas kewenangannya atau otonomi profesi. e. Menghormati hak-hak klien atau pasien. f. Merujuk klien atau pasien kepada perawat lain atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik. g. Memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan. h. Bekerjasama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien/pasien. i. Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan atau kebidanan kepada klien/pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya. j. Membuat dokumen asuhan keperawatan atau kebidanan secara akurat dan berkesinambungan.
  • 3. k. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan atau kebidanan sesuai standar profesi keperawatan atau kebidanan dan kepuasan kklien/pasien. l. Mengikuti IPTEK keperawatan atau kebidanan secara terus menerus. m. Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya. n. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/pasien bahkan juga setelah klien/pasien tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang berwenang. Kewajiban Bidan yang terdapat pada Kode Etik Bidan Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku. Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab ini dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu : 1. Kewajiban Bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) 2. Kewajiban Bidan terhadap tugasnya (3 butir) 3. Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) 4. Kewajiban Bidan terhadap profesinya (3 butir) 5. Kewajiban Bidan terhadap dia sendiri (3 butir) 6. Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir) 7. Penutup (1 butir) D. Mengkaitkan Kewajiban Bidan dalam Kehidupan Kewajiban bidan dalam kehidupan yang terdapat pada kode etik bidan : 1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat 1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya 2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan 3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. 4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut. 5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya 6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal. 2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya 1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, kelurga dan masyarakat 2) Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan / rujukan
  • 4. 3) Setiap bidan harus menjamin kerahsiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien 3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya 1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi 2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadp sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. 4. Kewajiban bidan dalam profesinya 1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. 2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu citra profesinya 5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri 1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik 2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi 6. Setiap bidan bertanggung jawab terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air 1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan- ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga 2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
  • 5. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Balita Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut fungsi pada sistem tubuh bayi. Pemeriksaan fisik pada bayi Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Adapun petneriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut: Hitung Frekuensi Napas Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal. Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi Pemeriksaan ini berfungsi untuk inengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal. Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan vang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif
  • 6. pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres. Ukur Suhu Aksila Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36,5-37,5 derajat celcius. Kaji Postur dan Gerakan Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar. Periksa Tonus atau Kesadaran Bayi Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam. Pemeriksaan Ekstremitas Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat. Pemeriksaan Kulit Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepult), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan pusat putih kecil pada muka,
  • 7. tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama. Pemeriksaan Tali Pusat Pemeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari ke-7 hingga ke-10. Pemeriksaan Kepala dan Leher Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut: 1. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung. 2. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak menyeberangi sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2 bulan, dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan. 3. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi gerakan mata yang belum sem purna. Cara memeriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dan lain-lain.
  • 8. 4. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran. 5. Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain. 6. Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna. 7. Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain. Pemeriksaan Abdomen dan Punggung Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot- otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).
  • 9. Pengukuran Antropometri Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila ditemukan berat badan kurang Bari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bavi dengan berat badan lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada normalnya adalah 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus. Pemeriksaan Genitalia Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila ditemukan sstu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsinn penis. Pemeriksaan Urine dan Tinja Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per vaginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan. PENGUKURAN ANTROPOMETRI Oleh : Siti Haryani, S.Kep., Ns Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran) Ukuran antropometri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
  • 10. 1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran disbanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya. 2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa memperhatikan berapa umur anak yang diukur. Misalnya berat badan terhadap umur. Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah : 1. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt) Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu : 1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg 2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus : Umur (bulan) + 9 = n + 9 2 2 3. Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus : ( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
  • 11. Keterangan : n adalah usia anak 4. Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus : Umur (tahun) X 7 – 5 2 Cara pengukuran berat badan anak adalah : 1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja. 2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi. 3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang. 4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut : BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu 5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan. 6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah. 2. Tinggi Badan ( Panjang badan) Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
  • 12. Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu : a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992): a. Lahir : 50 cm b. Umur 1 tahun : 75 cm c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77 Cara pengukuran tinggi badan anak adalah : a. Usia kurang dari 2 tahun : 1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran) 2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi) 3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. 4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1 b. Usia 2 tahun atau lebih : 1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur. 2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2. 3. Lingkar kepala
  • 13. Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah : a. Siapkan pita pengukur (meteran) b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya (lihat Gambar 1) c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala 4. Lingkar Lengan Atas (Lila) Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun. Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut : a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3. b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran. c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur d. Catat hasil pada KMS 5. Lingkar Dada
  • 14. Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalah : a. Siapkan pita pengukur b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1 c. Catat hasil pengukuran pada KMS * Masa bayi usia 0 ( baru lahir ) sampai 1 ( satu tahun atau 12 bulan ) * Masa toddler usia 1 ( satu tahun atau 12 bulan ) sampai 18 bulan * Masa usia batita, bayi dibawah 3 ( tiga tahun ) * Masa usia balita, usia dibawah 5 ( lima tahun ) * Masa usia kanak – kanak usia 5 ( lima tahun ) sampai 7 ( tujuh tahun ) * Masa usia anak – anak, usia 7 ( tujuh tahun ) sampai 9 ( sembilan tahun ) * Masa usia pra- remaja , usia 9 ( sembilan tahun ) sampai usia 11 ( sebelas tahun ) * Masa usia remaja , usia 11 ( sebelas tahun ) sampai 16 ( enam belas tahun ) * Masa usia dewasa , usia 17 ( tujuh belas tahun ) sampai 30 ( tiga puluh tahun ) * Masa usia tua, usia 30 ( tiga puluh tahun ) sampai 60 ( enam puluh tahun ) * Masa lansia, usia 60 ( enam puluh tahun ) sampai seterusnya Dari batasan – batasan tersebut masih juga ada kesulitan dalam penentuan secara jelas, contohnya pada permata bunda tercinta usia remaja dan dewasa. Dewasa mengandung beberapa pengertian tergantung dari sudut pandangnya. Secara biologis bisa saja seseorang dianggap sudah dewasa, namun secara social masih anak –anak. Sehingga dewasa masih dapat digolongkan dalam beberapa katagori yaitu : * Dewasa muda, usia 19 ( sembilan belas ) tahun sampai usia 40 ( empat puluh ) tahun. Karena pada usia ini masih sangat produktif dari segi seksual, social dan ekonomi. * Usia dewasa pertengahan dari usia 40 ( empat puluh ) tahun sampai 60 ( enam puluh ) tahun, namun sangat sulit untuk mendefinisikan dengan jelas karena pada kenyataan di masyarakat masih cukup banyak secara biologis masih produktif melampui usia tersebut. * Usia lanjut, usia yang melampui usia rata – rata harapan hidup di masyarakat yaitu pada usia 60 ( enam puluh ) tahun keatas. Makanan dengangizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.
  • 15. Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan selama hamil, antara lain: 1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu berlemak dan makanan yang sudah tidak segar. 2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari. 3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi. 4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada. 5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar. 6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, kubis dan lain-lain. 7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental. 8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras. Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil. Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi dalam sehari, antara lain: Kelompok Bahan Makanan Porsi Roti, serealia, nasi dan mie 6 piring/porsi Sayuran 3 mangkuk Buah 4 potong Susu, yoghurt dan atau keju 2 gelas Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan 3 potong Lemak, minyak 5 sendok teh Gula 2 sendok makan Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan dan Zat Gizi Indonesia) Jenis Makanan Jumlah yang Dibutuhkan Jenis Zat Gizi Sumber zat tenaga (karbohidrat) 10 porsi nasi/pengganti 2 sdm gula 4 sdm minyak goreng Karbohidrat Sumber zat pembangun dan mineral 7 porsi terdiri dari: 2 ptg ikan/daging, @ 50 gr 3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr 1 porsi kacang hijau/merah Protein, vitamin Sumber zat pengatur 7 porsi terdiri dari : 4 porsi sayuran berwarna @ 100 gr 3 porsi buah2an @ 100 gr Vitamin dan mineral Susu 2-3 gelas Karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil Bahan Makanan Porsi Hidangan Sehari Jenis Hidangan Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150
  • 16. Sayuran 3 mangkuk gram) dengan ikan/daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang Buah 4 potong Tempe 3 potong Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedangDaging 3 potong Susu 2 gelas Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang Selingan: susu 1 gelas Minyak 2 gelas Gula 2 sendok makan Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya, sebagai berikut: Jenis Bahan Makanan Pengganti 1 porsi nasi (100 gram) Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mie basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram) 1 potong sedang ikan (40 gram) 1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya 1 mangkuk (100 gram) sayuran Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya. 1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya. 2 potong sedang tempe (50 gram) Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan
  • 17. lainnya. 1 gelas susu sapi (20 cc) 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya. Minyak kelapa 1 sendok the (5 gram) avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya. Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) 1 sendok makan madu (15 gram) Artikel Terkait: Makanan y ang Sehat Untuk Bay i Perkenalan Makanan Setelah ASI Kepada Bay i Nutrisi Untuk Ibu Ham il Kehamilan y ang Sehat Perlu Nutrisi y ang Baik Faedah BuahNaga Bagi Ibu Hamil Kelompok Bahan Makanan atau Kom oditi
  • 18. Pangan Hal Yang Mendorong Terjadiny a Gangguan Gizi Cara Menggunakan Porsi Standar SHARE!  Click to print (Opens in new window)  Click to email this to a friend (Opens in new window)  36Share on Facebook (Opens in new window)  Click to share on Twitter (Opens in new window)  Click to share on Google+ (Opens in new window)  Click to share on Pinterest (Opens in new window)  Click to share on StumbleUpon (Opens in new window)  Click to share on Pocket (Opens in new window)  Click to share on Reddit (Opens in new window)  Click to share on LinkedIn (Opens in new window)  Click to share on Tumblr (Opens in new window)  TinggalkanKomentar Nama Anda * Alamat Email * Alamat Website Komentar Masukkan Notify me of follow-up comments by email. Notify me of new posts by email. Larutan infus itu itu bermacam-macam ada yang berisi cairan yang mirip dengan komposisi cairan tubuh seperti infus ringer laktat (RL), infus cairan dan elektrolit (NaCl), infus gula
  • 19. (Dektrosa 5%) bahkan ada yang berisi makanan lengkap yang diberikan misalnya untuk pasien yang tidak dapat memperoleh makanan melalui usus. Dalam larutan infus juga sering ditambahkan obat-obatan untuk pasien tertentu. Manfaat infus untuk sumber cairan, elektrolit, makanan dan sebagai sarana pemberian obat intra vena. Dengan diberikan intra vena (melalui vena) sehingga langsung bisa dimanfaatkan oleh tubuh dan segera berefek. Karena diberikan secara intravena sehingga larutan infus harus steril (bebas kuman) dan memerlukan proses pembuatan sediaan steril. Boleh tidak diminum, jawabnya tentu boleh tetapi .... Kalau itu infus-infus dasar seperti RL mirip dengan air mineral, NaCl mirip dengan larutan garam dapur dan Dektrosa mirip dengan sirup gula dengan kadar rendah. Akan mubazir karena kalau diminum kan tidak perlu sediaan steril Sediaan steril tentu harganya jauh lebih mahal daripada sediaan nonsteril Kalau infus itu berisi obat mungkin kasiat akan hilang karena dirusak oleh asam lambung atau tidak diabsorpsi oleh usus sehingga tidak berefek untuk pengobatan. Hargailah pabrik pembuat infus yang sudah dengan bersusah payah menjaga sterilitas obat, isotonis, isohidris dan seterusnya kok hanya digunakan untuk pamaikan per oral Semoga bermanfaat Benarkah Infus Bisa Buat Bobot Tubuh Bertambah?  admin  October 25, 2013 Ketika sedang sakit dan harus di opnam di rumah sakit, biasanya suster atau dokter akan memberikan cairan infus. Sekalipun sering mendengar atau melihat benda medis yang satu ini, Anda mungkin belum memahami tentang pengertian dan manfaat infus bagi tubuh. Sebagian percaya bahwa infus dapat memperbaiki kondisi tubuh sekaligus menambah bobot tubuh. Nah, agar lebih jelas, berikut akan diuraikan tentang pengertian cairan infus. Infus atau yang disebut juga infus intravena adalah cairan yang berfungsi menambah cairan tubuh, elektrolit, dan memberikan nutrisi bagi tubuh. Infus intravena biasa diberikan sebagai cairan pengganti cairan tubuh dan berfungsi memberi nutrisi tambahan.
  • 20. Cairan infus juga berfungsi untuk mempertahankan fungsi normal tubuh, serta memberi asupan kalori yang cukup, khusunya bagi pasien yang berada dalam masa penyembuhan dan setelah operasi. Selain itu, cairan infus juga berfungsi sebagai pembawa obat-obatan. Cairan infus intravena biasanya dikemas di dalam bentuk dosis tunggal, serta ditempatkan dalam wadah plastik atau gelas. Sifatnya juga steril dan bebas pirogen serta partikel-partikel lain. Dalam cairan infus tidak dibutuhkan cairan pengawet karena justru kemungkinan akan berbahaya bagi cairan infus itu sendiri. Cairan infus biasanya mengandung berbagai zat-zat penting, seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit, dan vitamin. Pemberian infus intravena bagi pasien akan berdampak positif, diantaranya memaksimalkan kerja obat. Dengan infus, pemberian obat juga tidak akan sulit, maksutnya obat tidak harus diminum secara oral atau bahkan mungkin dimuntahkan. Nah, kemungkinan bahwa infus akan menambah berat badan adalah benar. Pasalnya, infus memang berfungsi untuk memberikan asupan kalori, vitamin, dan zat-zat lain yang diperlukan tubuh pasien. Namun, bukan berarti cairan infus dapat dikonsumsi sebagai penambah berat badan. Penggunaan cairan infus tentu harus sesuai dengan petunjuk dokter. Infus diberikan kepada pasien ketika kondisi tubuh mereka sangat lemah sehingga makanan biasa tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Dalam cairan infus juga terkandung berbagai zat yang sifatnya non alami. Jadi, walaupun zat-zat tersebut memang dibutuhkan dan bermanfaat bagi tubuh, namun sumbernya bukanlah bahan-bahan alami. Tentu akan lebih baik jika tubuh dapat secara alami mengolah makanan dan kemudian menyerap nutrisinya. Apalagi, fungsi organ-organ tubuh, khususnya pencernaan memang harus difungsikan sedemikian rupa agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Sekalipun bobot tubuh pasien yang menggunakan infus akan bertambah, namun tambahan bobot tersebut bukanlah berasal dari asupan alami. Dan seringkali, bobot tubuh akibat penggunaan infus tersebut akan sedikit demi sedikit menyusut setelah pasien berhenti menggunakan infus. Artinya, pasien tersebut telah sehat dan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh secara alami dan dengan sendirinya, tanpa infus. Jadi, ketika mendengar kemungkinan bobot tubuh bertambah tidak perlu panik atau khawatir. Jika Anda memang harus menggunakan infus maka bersikaplah bijaksana. Dokter atau suster yang memberikan infus tentu sudah mengamati kondisi tubuh anda. Bahwa pemberian infus semata-mata demi kekuatan dan kesehatan tubuh. Tidak perlu ketakutan karena berat badan akan meningkat dan tubuh tidak seperti sebelumnya. Jangan pula berpikir bahwa Anda yang mengalami masalah berat badan dapat menggunakan infus sebagai penambah berat badan. Hal tersebut tentu tidak disarankan secara medis. Jika tubuh Anda
  • 21. terlalu kurus, maka usahakan untuk menambah berat badan secara alami dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Jangan pula melupakan olahraga rutin yang dapat menjaga tubuh tetap bugar. (bil/jun)